Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi (32)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga
Dalam Pemberian Kredit
(Kasus Pada PD. BPR Sarimadu, Bangkinang)
HERISPON
Akademi Keuangan dan Perbankan Riau (AKBAR)
Jln. HR. Subrantas 57 Panam Pekanbaru 28293 Telp. (0761) 63237
E-mail : herispon@ymail.com

MISRIATY DWI CENDRA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau
Abstract: PD. Bank Perkreditan Rakyat is one of the rural banks in Riau Province belong
Kampar regency government serving the people in getting the services of deposits and loans
in the form of loans, as well as provide services such as money transfer banking and bill
payment. The presence of PD. BPR Sarimadu familiar to people Kampar district even other
areas such as Rokan Hulu regency and Pekanbaru city. As one of the banks that support
government programs to build local economies in Kampar district through lending programs
populist, BPR Sarimadu faced with making appropriate policies to address the competitive
struggle for markets through marketing strategies in the field of credit. Competition is striking
in determining the interest rate loan of concern and a major assessment of the prospective
customer or Bangkinang city communities surrounding the decision to borrow, because this
policy relies heavily on market forces and demand that banks should be more careful in

setting policy lending rates. At the time the policy was not in favor of the society, it is
possible the bank will lose customers, decrease profitability decline even loan disbursements.
Keywords: interest

rate, credit, rural

Bank sebagai salah satu lembaga
keuangan yang menghasilkan jasa keuangan
juga membutuhkan strategi untuk memasarkan
produknya.
Pengaruh
dari
perubahan
teknologi, informasi dan telekomunikasi
berdampak positif terhadap perkembangan
dunia perbankan. Produk yang ditawarkan
kepada nasabahnya menjadi lebih cepat dan
efisien, sehingga mendorong bank untuk
melakukan strategi merebut pangsa pasar.
Salah satu strategi pemasaran yang

menjadi perhatian masyarakat adalah strategi
penentuan harga, dalam hal ini harga dinyatakan sebagai suku bunga. Suku bunga di perbankan
memainkan
peranan
dalam
mengkomunikasikan kualitas dari produk dan
jasa bank. Namun sebagian masyarakat
menganggap bahwa harga yang rendah identik
dengan kualitas yang rendah. Dan pendapat ini
sangat tidak tepat dalam dunia perbankan, karena penentuan harga atau suku bunga yang
ditetapkan bank senantiasa berdasarkan permintaan pasar bukan semata-mata keuntungan
bank dengan memperhitungkan komponen
biaya, pendapatan dan laba bank.

PD. Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu adalah salah satu Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) yang ada di Propinsi Riau
merupakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar yang melayani masyarakat dalam mendapatkan jasa simpanan dan
memberikan pinjaman dalam bentuk
kredit, serta melayani jasa perbankan seperti transfer uang dan pembayaran tagihan-tagihan. Keberadaan PD. BPR Sarimadu sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat kabupaten Kampar bahkan

daerah lain seperti kabupaten Rokan Hulu
dan kota Pekanbaru.
Sebagai salah satu bank yang mendukung program pemerintah dalam membangun ekonomi daerah di kabupaten
Kampar melalui program penyaluran
kredit kerakyatan, BPR Sarimadu
dihadapkan pada pengambilan kebijakan
yang tepat guna menghadapi persaingan
perebutan pasar melalui strategi pemasaran di bidang kredit. Persaingan yang
mencolok adalah dalam penetapan tingkat
suku bunga kredit yang menjadi perhatian

33

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

dan penilaian utama dari calon nasabah atau
masyarakatkota Bangkinang sekitarnya dalam
mengambil keputusan untuk meminjam, karena kebijakan ini sangat bergantung kepada
kekuatan dan permintaan pasar sehingga bank
harus lebih hati-hati dalam menetapkan kebijakan suku bunga kredit. Pada saat kebijakan

itu tidak berpihak pada masyarakat, dimungkinkan bank akan kehilangan nasabah,
penurunanrealisasi kredit bahkanpenurunan
profitabilitasnya.
Keadaan tersebut dapat dilihat dari data
suku bunga kredit yang disalurkanselama 5
tahun terakhirdan perkembangan outstanding
pada PD. BPR Sarimadu tahun 2006 s/d 2010
bahwa suku bunga kredit yang dominan
diberikan adalah sebesar 18% untuk kredit
modal kerja, selanjutnya juga 18% untuk
kredit investasi, sedangkan untuk kredit konsumtif terjadi perubahan yakni pada tahun
2006 s/d tahun 2008 sebesar 11%, kemudian
mengalami kenaikan sebesar 1% menjadi 12%
pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 kembali
naik sebesar 3% menjadi 15%.
Keadaan ini mempengaruhi outstanding kredit yang berbanding lurus dengan perubahan suku bunga seperti pada tabel 1.2, yakni
outstanding kredit modal kerja pada tahun
2006 sampai tahun 2010 mengalami peningkatan, begitu pula dengan kredit investasi juga
mengalami peningkatan. Namun untuk kredit
konsumtif terjadi kejanggalan, dimana seiring

dengan naiknya suku bunga di tahun 2009 dan
tahun 2010, outstanding kredit menjadi
menurun. Penurunan mulai terjadi pada tahun
2009 disaat bunga kredit dinaikkan, kemudian
outstanding kredit kembali terjadi penurunan
pada tahun 2010 disaat bunga kredit kembali
dinaikkan ke 15%.
Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
Berdasarkan undang-undang tersebut

maka jenis bank berdasarkan fungsinya
dapat dibedakan menjadi:
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah
bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Perkreditan Rakyat berasal
dari bank desa, bank pasar, lumbung desa,
bank pegawai yang dilebur menjadi Bank
Perkreditan Rakyat (Kasmir, 2008: 13).
Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat pada
dasarnya sama dengan kegiatan bank
umum, hanya yang menjadi perbedaan
adalah jumlah jasa bank yang dilakukan
BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh

berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat
berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan
misi pendirian BPR itu sendiri (Kasmir,
2008:39).
Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
menurut Undang-undang No. 10 tahun
1998 adalah sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan berupa tabungan, deposito berjangka, dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu;
b. Memberikan Kredit;
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah;
d. Menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito
dan atau tabungan pada bank lain.
Sedangkan kegiatan usaha yang
tidak diperkenankan dilakukan oleh Bank
Perkreditan Rakyat, meliputi:


Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

a.

Menerima simpanan berupa giro dan ikut
serta dalam lalu lintas pembayaran;
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta
asing;
c. Melakukan penyertaan modal;
d. Melakukan usaha pengasuransian;
e. Melakukan usaha lain lain di luar kegiatan
utamanya.
“ Penyediaan uang atau tagihan-tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga
yang telah ditetapkan. “(Undang-undang Perbankan No. 14 / 1967)”
“Penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan. “(Undang- undang Perbankan No.
7 / 1992)”
“ Penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. “(Undang-undang Perbankan
No. 10 / 1998)”
Dari pengertian tersebut tampak bahwa
kepercayaan bank terhadap peminjam merupakan unsur paling penting dalam perkreditan,
karena kredit merupakan bagian dari kekayaan
(assets) bank yang diserahkan kuasa pengelolaannya bukan kuasa kepemilikannya oleh
bank kepada penerima kredit, sementara dana
kredit sebagian besar diperoleh dari dana
masyarakat, yang penyerahan/ pengeloaannya
didasarkan pada kepercayaan mereka kepada
bank.

Bagi perbankan konvensional, harga
adalah bunga dan biaya-biaya dari pemakaian
produk dan jasa perbankan. Penentuan harga
oleh suatu bank dimaksudkan untuk mencapai
berbagai tujuan seperti untuk bertahan hidup
(survival), untuk memaksimalkan laba, mem-

34

perbesar pangsa pasar, memberikan
penilaian bahwa produk dan jasa bank
yang ditawarkan memiliki kualitas yang
tinggi.
Bunga bank dapat diartikan
sebagai balas jasa yang diberikan oleh
bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga bank dapat
juga diartikan sebagai harga yang harus
dibayar kepada nasabah (yang memiliki
simpanan) dan harga yang harus dibayar

oleh nasabah kepada bank atau nasabah
yang memperoleh pinjaman, serta harga
yang dibebankan kepada nasabah atas
biaya-biaya jasa bank lainnya (Kasmir,
2008 : 135-136).
Sunariyah
(2003;62)
mengemukakan bahwa “Suku bunga adalah
harga dari simpanan. Tingkat suku bunga
dinyatakan sebagai persentase uang pokok
per unit waktu. Bunga merupakan suatu
ukuran harga sumber daya yang
digunakan oleh debitur yang dibayarkan
kepada kreditur”. Tingkat bunga merupakan pembayaran penggunaan sebuah
sumber daya yang langka (uang). Tingkat
bunga adalah harga yang dikeluarkan
debitur untuk mendorong seorang kreditur
memindahkan sumber daya langka
tersebut, akan tetapi uang yang dikeluarkan debitur tersebut menerima
kemungkinan adanya kerugian berupa
resiko tidak diterimanya tingkat suku
bunga tertentu.
Menurut Karl dan Fair (2001:635)
suku bunga adalah pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam
bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima
tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Sedangkan Boediono (2001:75) mengemukakan bahwa “Tingkat bunga adalah
sebagai harga dari penggunaan uang untuk
jangka waktu tertentu”.
Teori dalam penentuan tingkat
suku bunga yang dikemukakan oleh
Sunariyah (2003:62), yaitu:
a. Teori Klasikal
Menurut ekonomi klasikal, permintaan

35

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

dan penawaran investasi pada pasar modal
menentukan tingkat bunga. Tingkat bunga
akan menentukan tingkat keseimbangan
antara jumlah tabungan dan permintaan investasi. Adapun tingkat bunga itu sendiri
ditentukan oleh dua kekuatan yaitu penawaran tabungan dan permintaan investasi
modal terutama dari sektor bisnis.
b. Teori Keyness
Keyness mengatakan bahwa tingkat bunga
merupakan pembayaran untuk pengguna
sumber daya yang langka (uang). Tingkat
bunga adalah harga yang dikeluarkan debitur untuk mendorong kreditur memindahkan sumber daya langka tersebut, akan
tetapi uang yang dikeluarkan oleh debitur
tersebut menerima kemungkinan adanya kerugian berupa resiko tidak diterimanya
tingkat bunga tertentu.
Menurut
Kasmir
(2008:138-140)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga kredit adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana (jumlah
simpanan sedikit), sementara permohonan
pinjaman meningkat, maka yang dilakukan
bank agar dana tersebut cepat terpenuhi
adalah dengan meningkatkan tingkat suku
bunga simpanan. Dengan meningkatnya
suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan dananya di bank.
Sebaliknya, apabila bank kelebihan dana
(simpanan banyak) akan tetapi permohonan
pinjaman sedikit, maka bank akan
menurunkan suku bunga pinjaman sehingga
meningkatkan permohonan kredit, atau
menurunkan tingkat suku bunga simpanan
untuk mengurangi minat nasabah menyimpan dana di bank.
2. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam kondisi tertentu, pemerintah
menetapkan batas maksimal atau minimal
suku bunga simpanan dan pinjaman. Sehingga baik bunga simpanan maupun pinjaman tidak boleh melebihi yang ditetapkan
oleh pemerintah.
3. Target laba yang diinginkan
Merupakan besarnya keuntungan yang
diinginkan oleh bank. Jika laba yang

4.

5.

6.

7.

8.

diinginkan besar maka bunga pinjaman
ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu pihak
perencanaan bank harus serius dalam
menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan.
Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika
pinjaman berjangka pendek maka bunganya relatif lebih rendah.
Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit
yang dibebankan dan sebaliknya.
Sebagai contoh, dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan
lebih rendah dibandingkan dengan jaminan sertifikat tanah. Alasannya adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah.
Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito akan lebih mudah
dicairkan jika dibandingkan dengan
jaminan tanah.
Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan atau bonafiditas
perusahaan yang akan memperoleh
kredit juga sangat menentukan tingkat
suku bunga yang akan dibebankan
nantinya, karena biasanya perusahaan
yang bonafid kemungkinan resiko
kredit macet di masa mendatang relatif
kecil dan sebaliknya.
Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang
dibiayai kredit tersebut laku dipasaran.
Untuk produk yang kometitif, bunga
kredit yang diberikan relatif rendah
dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan
tingkat pengembalian kredit terjamin
karena produk yang dibiayai laku di
pasaran.
Hubungan baik
Dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua yaitu

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

nasabah utama (primer) dan nasabah biasa
(sekunder). Penggolongan ini didasarkan
kepada keaktifan serta loyalitas nasabah
yang bersangkutan terhadap bank dan atau
pejabat bank. Nasabah utama biasanya
mempunyai hubungan yang baik dengan
pihak bank, sehingga dalam penentuan suku
bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan kekurangan
dana, sementara tingkat persaingan semakin
ketat, maka bank dituntut dapat bersaing
keras dengan bank lainnya. Dan untuk
merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai
target, harga dalam hal ini tingkat suku
bunga kredit merupakan faktor
yang
menentukan.
10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung
segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang
memberikan jaminan bonafide, baik dari
segi kemampuan membayar, nama baik,
maupun loyalitas terhadap bank, bunga
yang dibebankan pun juga berbeda.
Demikian sebaliknya, jika penjamin pihak
ketiganya kurang bonafide atau tidak dapat
dipercaya, maka mungkin tidak dapat
digunakan sebagai jaminan pihak ketiga
oleh pihak perbankan.
METODE
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah pegawai bank pada bagian kredit
di wilayah unit kerja kantor pusat Bangkinang
meliputi seksi analis, penagihan, administrasi
kredit, pelayanan kredit termasuk kepala kantor kas serta kepala bagian kredit yang berperan langsung dalam proses pemberian dan
rekomendasi kredit kredit.
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling
Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel dengan
semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Oleh karena jumlah populasi
berjumlah 21 orang maka seluruh anggota
populasi dijadikan sampel penelitian. Jadi

36

jumlah sampel yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah sebanyak 21 orang
pegawai bagian kredit di Perusahaan
Daerah BPR Sarimadu Bangkinang.
Metode analisis yang digunakan
adalah metode deskriptif dan kuantitatif,
yaitu suatu metode analisis dimana
peneliti mengumpulkan data yang
diperoleh
dari
tempat
penelitian,
kemudian data tersebut diuraikan, disusun
baik secara sendiri-sendiri maupun secara
kelompok, sehingga dapat diketahui
gambaran secara sistematis mengenai
datadan informasi yang faktual dan akurat
dari objek yang diteliti, selanjutnyadata
dijelaskan secara rinci dan dibandingkan
dengan teori-teori yang relevan untuk
diambil kesimpulan yang tepat.
Dalam penelitian ini digunakan
skala Likert (dalam Murti Sumarni,
Salamah Wahyuni ; 2006:60), dimana
skala Likert didesain untuk menilai sejauh
mana subjek setuju atau tidak setuju
dengan pernyataan yang diajukan yang
umumnya menggunakan lima kategori
yaitu: 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak
setuju), 3 (Netral), 4 (setuju), 5 (sangat
setuju).
HASIL
Penetapan suku bunga dalam pemberian kredit pada Bank Perkreditan
Rakyat Sarimadu di Bangkinang dianggap
dipengaruhi oleh faktor Kebutuhan Dana,
Kebijaksanaan Pemerintah, Target Laba
yang diinginkan, Jangka Waktu, Kualitas
Jaminan, Reputasi Perusahaan, Produk
yang Kompetitif, Hubungan Baik,
Persaingan, dan Jaminan Pihak Ketiga.
Untuk mengetahui sejauh mana faktorfaktor tersebut dapat mempengaruhi
penetapan suku bunga dalam pemberian
kredit oleh petugas kredit, maka berikut
ditampilkan hasil jawaban para responden
yakni petugas yang bekerja di bagian
kredit Bank PD. BPR Sarimadu
Bangkinang yang menjadi sampel dalam
penelitian ini.
Tabel 1. Penilaian Indikator Penetapan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

37
Suku Bunga
Variabel
Kebutuhan Dana
Kebijaksanaan Pemerintah
Target Laba Yang Diinginkan
Jangka Waktu
Kualitas Jaminan
Reputasi Perusahaan/Debitur
Produk Yang Kompetitif
Hubungan Baik
Persaingan
Jaminan Pihak Ketiga

Nilai
3.15
3.46

Kategori
Setuju
Setuju

4.15
3.60
3.10
2.35
3.40
2.35
3.75
2.57

Setuju
Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju

PEMBAHASAN
Faktor Kebutuhan Dana
- Dapat diambil kesimpulan bahwa responden setuju bahwa penetapan suku
bunga kredit tergantung pada persediaan
dana di bank, dengan pertimbangan persediaan dana memudahkan komite kredit dalam memutuskan kredit dengan suku bunga
tertentu.
- Responden menyatakan setuju bahwa
jumlah dana yang tersedia yang akan
mempengaruhi penetapan suku bunga
kredit berasal dari persediaan fisik kas dan
realisasi simpanan pihak ketiga, karena
apabila persediaan fisik dan realisasi simpanan pihak ketiga yang ada di bank tidak
memungkinkan untuk melakukan pemberian kredit, maka bank akan berhati-hati
menentukan suku bunga kredit agar tidak
terjadi kelebihan penggunaan dana untuk
penyaluran kredit.
- Responden setuju dengan pernyataan bahwa
suku bunga yang ditetapkan dalam pemberian kredit tinggi apabila jumlah dana
yang tersedia sedikit, sementara permohonan pinjaman meningkat. Kebijakan ini
dilakukan agar dana yang tersedia mampu
menyeimbangkan penyaluran kredit karena
permohonan meningkat, dengan demikian
bank akan meningkatkan suku bunga kredit.
- Responden setuju dengan pernyataan bahwa
suku bunga yang ditetapkan dalam pemberian kredit rendah apabila jumlah dana
yang tersedia banyak, sementara permohonan pinjaman menurun, walaupun ada
yang menjawab tidak setuju. Hal ini ditujukan terhadap penggunaan dana yang

banyak di bank untuk produk yang
potensial seperti penyaluran kredit,
oleh karena itu pada saat dana banyak,
tapi permohonan kredit menunrun,
maka bank akan menurunkan suku
bunga kredit agar calon debitur tertarik
untuk meminjam.
Faktor Kebijaksanaan Pemerintah
- Responden setuju bahwa Bank Sarimadu memiliki kebijakan sendiri dalam
penetapan suku bunga kredit, dan tidak
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
- Responden setuju bahwa suku bunga
yang ditetapkan di Bank Sarimadu
tetap mengacu kepada rate yang ditentukan oleh Bank Indonesia meskipun
tingkat suku bunganya ditentukan oleh
Bank Sarimadu sendiri.
- Responden setuju bahwa kebijakan
pemerintah dapat mempengaruhi kebijakan bank dalam menetapkan suku
bunga kredit, karena kebijakan moneter
oleh pemerintah inilah yang turut
mempengaruhi dunia usaha yang secara
langsung berhubungan dengan uang
dan Bank.
- Responden setuju bahwa Bank Sarimadu melaporkan setiap ada perubahan
suku bunga kredit, hal ini dilihat dari
laporan kredit yang disampaikan ke
Bank Indonesia setiap bulannya.
Faktor Target Laba yang diinginkan
- Responden setuju bahwa target laba
sangatlah mempengaruhi penetapan
suku bunga kredit, karena semua responden setuju jika suku bunga yang
ditetapkan dalam pemberian kredit tergantung pada target laba yang ditetapkan dan diinginkan oleh Bank, dimana
jika laba yang ditargetkan bank besar,
maka bank akan memberikan suku
bunga yang tinggi dengan harapan
pengembalian pendapatan bunga sesuai
dengan yang diharapkan.
- Responden setuju bahwa target laba
yang diinginkan bank akan mudah
ditentukan dengan menghitung spread
keuntungan bunga sehingga bank akan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

mudah pula menentukan suku bunga kredit
yang akan diberikan
- Responden setuju bahwa untuk menargetkan keuntungan atau laba, bank harus
memperhatikan penggunaan dan jumlah
biaya, agar pendapatan bunga dari suku
bunga yang telah ditetapkan sesuai dengan
target yang telah direncanakan.
- Responden setuju bahwa jika laba ditargetkan besar, maka jumlah pinjaman juga harus besar, karena diharapkan dengan suku
bunga tinggi akan menghasilkan pendapatan bunga yang besar, begitupula sebaliknya dengan suku bunga rendah diikuti
oleh jumlah peminjam sedikit akan sulit
memperoleh pendapatan bunga sehingga
laba yang ditargetkan juga sulit tercapai.
Faktor Jangka Waktu
- Responden setuju bahwa jangka waktu turut
mempengaruhi penetapan suku bunga dalam pemberian kredit, dimana sebagian besar responden merespon setuju akan hal tersebut.
- Responden setuju bahwa suku bunga kredit
akan berbeda-beda sesuai dengan jangka
waktu tertentu.
- Responden setuju jika suku bunga kredit
semakin tinggi jika jangka waktu pinjaman
lama, disimpulkan bahwa suku bunga kredit
tidak harus tinggi jika jangka waktu panjang, karena calon debitur lebih tertarik
dengan pinjaman yang panjang dengan
suku bunga rendah.
- Responden setuju suku bunga kredit semakin rendah jika jangka waktu pinjaman
pendek, karena suku bunga kredit tidak harus rendah jika jangka waktu pendek, dimana jangka waktu yang pendek memberikan pendapatan bunga yang sedikit bagi
bank, oleh karena bank lebih banyak
menetapkan suku bunga kredit yang tinggi
jika jangka waktu pinjaman pendek begitupula sebaliknya.
Kualitas Jaminan
- Responden menjawab setuju bahwa kualitas
jaminan tidak harus mempengaruhi suku
bunga, karena dalam analisis kredit, kualitas jaminan lebih diperhitungkan dan telah

38

dihitung agar mampu menutupi resiko
kegagalan pengembalian kredit.
- Responden setuju kualitas jaminan
tidak cukup mempengaruhi secara
langsung penetapan suku bunga, karena
kebanyakan bank lebih memperhatikan
keuntungan yang akan diperoleh dari
pendapatan bunga, sehingga walaupun
jaminan debitur itu likuid bank juga
masih menetapkan suku bunga yang
tinggi.
- Responden setuju kualitas jaminan
tidak cukup mempengaruhi secara
langsung penetapan suku bunga, karena
likuid atau tidak likuidnya jaminan
yang diberikan debitur kepada bank
akan dianalisis lebih dahulu sebelum
keputusan pemberian kredit.
- Responden lebih banyak tidak setuju
jika jenis dan nilai jaminan juga
mempengaruhi penetapan suku bunga
kredit, dimana jika jenis dan nilai jaminan menjadi perhitungan suku bunga
maka kredit tersebut lebih tepat dinamakan kredit berdasarkan jaminan,
sementara pada Bank Sarimadu hanya
menyalurkan kredit dari segi kegunaan
dan sektor ekonomi.
Reputasi Perusahaan
- Bahwa besar kecilnya usaha tidak
mempengaruhi besar kecilnya suku
bunga, dimana belum tentu usaha yang
besar dengan suku bunga rendah berjalan lancar dibandingkan usaha yang
kecil tetapi memiliki kualitas pengembalian kredit yang baik.
- Bahwa penetapan suku bunga dalam
pemberian kredit tidak berdasarkan
nama baik debitur, karena nama baik
debitur tidak mengartikan karakter
debitur dalam meminjam kredit,
sehingga bank tidak menetapkan suku
bunga tertentu untuk debitur tertentu
sesuai nama baiknya.
- Bahwa sebagian besar responden tidak
setuju apabila suku bunga kredit
ditetapkan
berdasarkan
jumlah
kekayaan dan jabatan debitur, karena
jumlah kekayaan maupun jabatan

39

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

seseorang tidak menjamin bahwa resiko
kemacetan kredit dapat dihindarkan
meskipun seorang debitur itu memiliki
kekayaan banyak dan jabatan yang tinggi.
- Bahwa pada bank sarimadu, penetapan suku
bunga dalam pemberian kredit kepada calon
debiturnya tidak berdasarkan terkenal atau
tidak terkenalnya debitur dalam masyarakat, dengan kata lain status debitur tidak
menjadi dasar penetapan suku bunga kredit
yang diberikan kepadanya.
Produk yang Kompetitif
- Bahwa jenis produk atau skim kredit
mempengaruhi penetapan suku bunga
kredit yang diberikan, dimana pada Bank
Sarimadu jenis atau skim kredit satu dengan
yang lain berbeda-beda suku bunga yang
ditetapkan bank, karena setiap skim kredit
memiliki ketentuan masing-masing baik
dari ketentuan administrasi sampai besarnya
suku bunga yang ditetapkan.
- Bahwa sebagian besar responden setuju
bahwa suku bunga yang ditetapkan di Bank
Sarimadu juga tergantung pada keunggulan
kredit yang ditawarkan bank, dimana kredit
yang unggul yang mampu memberikan
kontribusi pendapatan besar biasanya
memiliki suku bunga khusus agar nasabah
selalu setia menggunakan produk kredit tersebut.
- Bahwa jenis produk atau skim kredit yang
banyak diminati masyarakat cukup bisa
diberikan suku bunga yang rendah, walaupun responden yang setuju dengan yang
netral menjawab tidak jauh berbeda.
- Bahwa kurang tepat memberikan suku
bunga tinggi untuk jenis produk atau skim
kredit yang kurang dan tidak diminati
masyarakat, karena semakin jenis kredit tersebut tidak dikenal masyarakat dan diberikan suku bunga yang tinggi pula, maka
jenis kredit tersebut tidak akan berkembang
dan semakin tidak diminati masyarakat,
oleh karena itu agar masyarakat tertarik
dengan jenis produk atau skim kredit yang
tidak diminati, bank harus benar-benar
menetapkan suku bunga yang tepat untuk
diberikan.

Hubungan Baik
- bahwa status nasabah atau debitur tidak
cukup mempengaruhi penetapan suku
bunga dalam memberikan kredit, dimana lebih dari setengah jumlah responden lebih menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju.
- bahwa penggolongan nasabah tidak
mempengaruhi penetapan suku bunga
dalam pemberian kredit, dimana
penggolongan nasabah dalam bentuk
primer ataupun sekunder membuat
kesenjangan antar nasabah, terutama
nasabah kredit yang sama-sama tujuan
mereka membutuhkan dana dari bank.
Apabila terjadi kesenjangan bahkan
perbedaan antar nasabah satu dengan
yang lain, bank akan dirugikan dalam
hal menjaga hubungan baik dengan nasabah.
- bahwa besar kecilnya suku bunga
kredit tidak tergantung pada hubungan
kedekatan nasabah dengan petugas
bank, dimana hubungan kedekatan antara nasabah dengan petugas tidak
boleh dijadikan faktor penentuan kebijakan suatu pemberian kredit karena
dapat menimbulkan kecemburuan antara nasabah.
- bahwa nasabah lama dengan nasabah
baru tidak mutlak diberikan suku bunga
yang sama, dimana kebijakan penetapan suku bunga oleh Bank Sarimadu
dapat berubah pada suatu waktu sesuai
dengan keputusan Direksi, dengan
demikian bisa jadi nasabah yang lama
dapat diberikan spesial rate suku bunga
dibandingkan nasabah baru.
Persaingan
- bahwa dalam menetapkan suku bunga
kredit, bank mengacu kepada tingkat
suku bunga bank lain ditandai dengan
sebagian besar pegawai menjawab setuju, karena calon nasabah selalu
mencari tahu terlebih dahulu tingkat
suku bunga bank yang rendah dengan
persyaratan yang mudah, sehingga
bank berlomba-lomba menarik perhatian nasabah dengan suku bunga ber-

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

saing.
- bahwa penetapan suku bunga yang jauh
berbeda dengan bank lain dapat menjadi
ancaman misalnya bank menetapkan suku
bunga yang jauh lebih tinggi dari bank lain
maka nasabah akan memilih bank lain tersebut yang menetapkan suku bunga yang
rendah, oleh karena itu masing-masing
bank saling bersaing dalam memperebutkan
konsumen,
sehingga
apabila
salah
menetapkan kebijakan memberikan ancaman kehilangan konsumen.
- bahwa penetapan suku bunga yang tepat
diterima pasar akan menjadi kekuatan dalam persaingan, dimana untuk suatu produk
dan jasa yang sama biasanya diproduksi
oleh banyak perusahaan dalam kelompok
usaha yang sama sehingga persaingan
memperebutkan konsumen akan besar, dan
suku bunga kredit inilah merupakan salah
satu sarana bank untuk memenangkan persaingan di pasar.
- bahwa persaingan pasar sangat ketat di
dunia perbankan, sehingga bank harus
benar-benar memperhitungkan suku bunga
yang ditetapkan agar bisa bersaing dengan
bank lain dan tetap bertahan ditengah-tengah menjamurnya pendirian bank karena
bunga kredit merupakan pendapatan
terbesar bank serta mempunyai peranan
penting dalam penentuan profitabilitas.
Jaminan Pihak Ketiga
- bahwa penjamin kredit dari pihak selain
debitur tidak cukup mempengaruhi penetapan suku bunga, dimana pihak ketiga belum
tentu sepenuhnya mau bertanggung jawab
menjamin hingga kredit debitur itu lunas,
tetapi hanya menjamin pada saat awal
penentuan pemberian kredit.
- bahwa pihak ketiga yang berperan menjamin kredit merupakan orang-orang atau badan yang mau dan mampu menanggung
resiko kredit seperti resiko kemacetan
pengembalian kredit. Akan tetapi bank
lebih memiliki resiko apabila hanya
mengharapkan orang atau badan sebagai
penjamin, karena pada prinsip kredit usaha
yang sehat dilihat dari usaha debitur dan
bukan dari penjamin kredit.

40

- bahwa status dan jabatan seorang penjamin tidak mempengaruhi penetapan
suku bunga, karena status maupun jabatan seseorang tidak bersifat permanen
tetapi sementara dan dapat berubahubah, disamping itu status dan jabatan
seseorang hanya akan mempengaruhi
kepentingan pihak-pihak tertentu saja.
- bahwa kekayaan orang yang menjadi
penjamin tidak mempengaruhi penetapan suku bunga kredit oleh petugas
bank, karena kekayaan seseorang juga
bersifat sementara dan besarnya
kekayaan tidak dapat ditentukan
dengan hanya melihat dari fisik luar
saja, dan pengukuran kekayaan ini
tidak dapat dilakukan oleh petugas
Bank Sarimadu.
SIMPULAN
Sesuai dengan teori yang ada dan
kesimpulan terhadap tanggapan responden
yang rata-rata memberikan jawaban
setuju, maka penetapan suku bunga dalam
pemberian kredit pada Bank Sarimadu
Bangkinang dipengaruhi oleh faktor
Kebutuhan Dana, faktor Kebijaksanaan
Pemerintah, faktor Target Laba yang
Diinginkan, faktor Jangka Waktu, faktor
Kualitas Jaminan, faktor Produk yang
Kompetitif, dan faktor Persaingan.
Bahwa tiga faktor dari sepuluh
faktor yang penulis lakukan penelitian
dapat dilihat terdapat faktor yang tidak
mempengaruhi penetapan suku bunga
dalam pemberian kredit pada Bank
Sarimadu Bangkinang, yakni faktor
Reputasi Perusahaan, faktor Hubungan
Baik, dan faktor Jaminan dari Pihak
Ketiga, dimana dominan responden
menjawab tidak setuju.
Bank Sarimadu sebagai satusatunya Bank Perkreditan Rakyat di Bangkinang Kabupaten Kampar diharapkan
mampu bersaing dengan Bank lainnya
dalam mengelola produk jasa yang
ditawarkan, terutama produk pinjaman
dengan selalu memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan

41

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Suku Bunga (Herispon)

penetapan suku bunga dalam pemberian kredit.
Untuk mempertahankan debitur bahkan
menarik debitur baru, maka Bank Sarimadu
harus menetapkan ketentuan yang fleksibel
terhadap proses keputusan pemberian kredit
seperti penetapan suku bunga dan administrasi
permohonan kredit, karena hal tersebut sangat
rentan dengan persaingan pasar.

Panda F, Ompusunggun ES, Abror A,
2005, Lembaga Keuangan, PT
Rineka Cipta, Jakarta.

DAFTAR RUJUKAN

Siamat Dahlan, 1995, Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia, Jakarta.

Ahadi, Nopri, 2004, Pengantar Manajemen,
UIR Press, Pekanbaru
Dendawijaya Lukman, 2005, Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, Ghalia Indonesia, Jakarta
Kasmir, 2002, Manajemen Perbankan, PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
……...,, 2008, Pemasaran Bank, Edisi Revisi,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
……...,, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, Edisi Revisi, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset untuk
Bisnis & Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Lupiyoadi Rambat, A. Hamdani, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2,
Salemba Empat, Jakarta.
Manurung, Mandala dan Prathama R,2004,
Uang, Perbankan dan Ekonomi
Moneter, Kajian Kontekstual Indonesia, FEUI, Jakarta.
Melayu Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan,
2004, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Muljono, Teguh Pudjo, 2001, Manajemen
Perkreditan bagi Bank Komersil,
Edisi 4, Cetakan Pertama, BPFE,
Yogyakarta.
Murti Sumarni, Salamah Wahyuni, 2006,
Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi I,
Andi Ofset, Yogyakarta.

Puspopranoto Sawaldjo, 2004, Keuangan
Perbankan dan Pasar Keuangan,
Cetakan
Pertama,
Pustaka
LP3ES Indonesia, Jakarta.

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian
Bisnis, Cetakan Pertama. CV
Alpha Betha, Bandung.
Umar, Husein, 2003, Riset Pemasaran dan
Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Internet
http://www.bi.go.id
Http://harisahmad.blogspot.com/2011/01/
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi besar kecilnya
penetapan suku bunga.html,
didownload tanggal 23 Februari
2011.
Http://metablog.dj.blogspot.com/2010/01/
Suku-Bunga-Kredit.html
didownload tanggal 28 Maret
2011.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121