Menalar Hermeneutika Kitab Suci tugas Ma

PENDAHULUAN
Istilah Kitab Suci dan Alkitab sering kita dengan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi
apakah kitab Suci dan Alkitab sama? Kata Alkitab berasal dari bahasa Semit “ketib” yang
artinya menulis. Alkitab sering dipakai oleh orang-orang kristen Protestan. Kita pun demikian
biasa memakai kata itu. Tapi orang Katolik lebih senang memakai nama Kitab Suci. Sebab di
dalamnya mengandung ajaran-ajaran dari Tuhan. Dengan demikian ajaran itu disebut suci.
Kitab Suci mempunyai dua bagian yakni Perjajian Lama dan Perjajian Baru. Keduanya
berbicara tentang perjanjian antara Allah dan manusia. Tetapi dalam Perjanjian Lama lebih
mengungkapkan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Di mana Allah menjanjikan
keturunan kepada Abraham, terlebih Allah menjanjikan Tanah Kanaan yang kata dan subur
untuk bangsa Israel. Untuk memenuhi janji itu, Allah menuntun bangsa Israel dalam
perjalanan menuju ke tempat itu. Meskipun demikian, ada saja bangsa Israel yang selalu
memberontak terhadap Allah. Tapi Allah selalu setia kepada bangsa itu karena Dia adalah
Allah Yang Maha Pengasih.
Perjanjian Baru juga berbicara tentang perjanjian Antara Allah dan Manusia lewat Yesus
Kristus, Allah yang turun ke dunia. Dalam hal ini, Allah menjanjikan datangnya penyelamat
dunia. Itulah yang dipenuhi dalam Perjanjian Baru. Di mana Yesus Kristus Putera Allah turun
ke dunia untuk menebus dosa manusia dan menyelamatkan mannusia. Hal itu terjadi melalaui
kelahiran, karya, sengsara, wafat, dan berpuncak pada kebangkitan Kristus Putera Allah.
Dengan demikian Yesus lahir, berkarya, sengsara, dan bangkit untuk mannusia. Karena itu Ia
membuka jalan menuju pada Kanaan atau Yerusalem Baru yakni kerajaan Surga. Selain itu,

ketika Yesus naik ke surga Ia menjanjikan kepada para rasul bahwa Roh Kudus akan datang
menaungi mereka.
Jadi Perjanjian Lama memiliki kaitan erat dengan Perjajian Baru. Di mana dalam
Perjanjian Lama, Allah menjanjikan Juru Selamat yang akan datang ke dunia. Hal itulah yang
dinubuatkan oleh para nabi dalam perjanjian Lama. Perjanjian Baru yang memenuhi hal itu
dan memang terjadi bahwa Yesus Kristus yang adalah Allah turun ke dunia untuk hidup
bersama dengan manusia. Yang pada akhirnya Yesus bangkit dan menyelamatkan mannusia.
Dengan demikian, hal-hal itulah yang akan diterangkan dalah karya ilmiah ini.
Selain itu, dalam karya ini, terdapat beberapa pemahaman tentang hermeneutika. dalam
hal ini, dijelaskan tentang arti hermeneutika, metode dalam penafsiran Kitab Suci dn lain-lain.

1

intinya bahwa dalam karya ini ilmiah ini mengulas secara umum tentang seluk beluk yang
dipelajari dalam Kitab Suci. Catatan singkat kitab-kitab dari Kitab Kejadian sampai Wahyu
dicantumkan juga dalam karya ini. Semoga karya ini membantu pembaca untuk lebih
memahami seluk beluk yang termuat dalam Kitab Suci.

2


BAB I
MEMAHAMI HERMENEUTIKA
1.1. Pengertian Hermeneutika
Hermeneutika Alkitab adalah suatu usaha untuk menjelaskan, menginterpretasi dan
menerjemahkan teks-teks Alkitab.1 Dalam hal ini Kitab Suci perlu diterjemahkan dan
diartikan serta dijelaskan agar isinya dapat dipahami oleh umat. Lewat penafsiran itu, umat
dapat memahami pesan yang disampaikan dari teks Kitab Suci itu. Dengan kata lain
Hermeneutika adalah suatu bentuk enafsiran Kitab Suci.
Secara Etimologis, hermeneutika berasal dari bahasa Yunani “ερμηνευτική” yang
diambil dari nama dewa Hermes.2 Kata Yunani ερμηνευτική” (hermeneuin) memiliki arti
menafsirkan, mewartakan sesuai dengan nama dewa Hermes dalam mitologi Yunani.
Dengan demikian hermeneutika secara etimologis berarti suatu bentuk penafsiran atas
sesuatu yang belum diketahui makna sesungguhnya. Dalam artian, penafsiran itu
mengarah pada pencarian arti dan pesan pada apa yang hendak ditafsirkan.
1.1.1.

Hermeneutika dalam Perspektif Islam
Secara harafia, hermeneutika berarti tafsir. Secara etimologis, hermeneutika

berasal dari bahasa Yunani hermeneuin yang berarti menafsirkan. Istilah itu menunjuk

kepada seorang tokoh mitologis dalam mitologi Yunani yang bernama Kermes
(Mercurius). Bagi para pakar hermeneutika, Hermes dihubungkan dengan Nabi Idris.
Dimana dalam mitologi Yunani, Hermes dikenal sebagai dewa yang bertugas
menyampaikan pesan-pesan Dewa kepada manusia. Dari tradisi itu, hermeneutika
kemudian berkembang sebagai penafsiran Kitab Suci dan kemudian dipakai sebagai
penafsiran secara umum dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora.3
Hermeneutika bukan sekedar tafsir saja, tetapi satu metode tafsir atau dalam
filsafat dikatakan sebagai filsafat penafsiran. Dalam hal ini, penafsiran digunakan dalam
menafsirkan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab tanzil, lafzhan wa ma’nan (lafal dan
maknanya) dari Allah.4 Berbeda dengan Kitab Suci dalam gereja Katolik yang
1Lih.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab. diunduh tangga l 3 Mei 2014

2 Dewa Hermes

dikenal didalam metodologi Yunani sebagai dewa yang bertugas

mewartakan berita dari para dewa kepada manusia. Ia menjadi jembatan antara para
dewa dan mannusia.

3 Adian
4 Ibid.

Husani dkk., Hermeneutika dan Tafsir Al-Quran, Depok, 2006. Hal. 7-8

Hal.9
3

merupakan tulisan dari para Murid yang diinspirasikan dari Roh Kudus. Al-Qur’an
adalah Kitab yang diturunkan langsung dari Allah melalui Muhamad.
Penafsiran digunakan dalam Aal-Qur’an dengan tujuan agar orang mampu
memahami apa yang dikatakan dalam Al-Quran itu. Dengan memahami apa yang
dikatakan dalam Al-Qur’an, orang akan lebih memiliki iman kepada Allah dan mampu
membagikan pemahaman dan pengetahuan itu kepada jemaat lain.
1.1.2.

Hermeneutika dalam perspektif Katolik
Hermeneutika dalam perspektif Katolik deartikan juga sebagai penafsiran.

Penafsiran itu ditujukan pada penafsiran Kitab Suci. Sumber utama hermeneutika

adalah Kitab Suci.5 Penafsiran Kitab Suci menjadi suatu bentuk pencarian arti dan
pesan dalam suatu teks dalam Kitab Suci. Dengan penafsiran kita dapat dibantu untuk
mencari pesan utama apa yang terkandung di dalam teksi. Dengan demikian kita tidak
mudah keliruh dan bahkan salah dalam menafsirkan teks.
Meskipun demikian, hermeneutika dapat membantu umat untuk mengetahui
pesan utamanya, “namun hermeneutika menjadi juga masalah dalam studi Alkitab masa
kini. Dimana hermeneutika tidak hanya menyita perhatian para ahli saja, melainkan
juga menimbulkansangat banyak kebingungan bagi publik pada umumnya. Dalam hal
ini dipaparkan contoh pertanyaan seperti, apa makna sesungguhnya Alkitab? Diantara
begitu banyak penafsiran yang saling bertentangan, mana yang benar? Jika dipandang
secara seksama, masalah yang paling kompleks dan kontrovesial ini, meskipun jelas
tidak akan menjawab semua pertanyaan secara memuaskan, mudah-mudahan dapat
memberikan sedikit kejelasan pada sumber-sumber dari beberapa kebingungan
mengenai makna dari teks Alkittab”6
1.2. Sejarah Hermeneutika
Pada tahun 1893 tepat pada tanggal 18 Novermber, dalam Ensiklik Providentissimus
Deus, Paus Leo XIII mengkritik secara keras liberanisme. 50 tahun kemudian Paus Pius
Ungkapan Kitab Suci sering disamakan dengan istilah Alkitab (Bdk. LAI.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Yayasan Komunikasi Bina Kasih 2008. Hal. 567). Jadi
“Alkitab adalah kumpulan semua kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang

ditulisa atas ilha Roh Kudus. Isi Akitab diyakini oleh kaum berman sebagai sabda
Allah. Alkitab adalah buku yang berisi wahyu Allah yang memuat kesaksian iman umat
Allah. Alkitab memuat sejarah keselamatan yang memuncak pada diri Yesus Kristus”
(Ernest Mariyanto. Kamus Liturgi Sederhana. Kanisius 2004. Hal.12 (Alkitab)). Dalam
Liturgi Alkitab memiliki tempat sentaral karena merupakan pusat dari seluruh ajaran
Gereja.
6 LBI. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: kanisius 2006. Hal. 21
5

4

XII dalam ensiklik Divino Afflante Spiritu, tanggal 30 September 1943 memberi dukungan
positif bagi metode-metode modern untuk memahami Kitab Suci. Penghargaan positif
memberikan hadiah bagi Konsili Vatikan II khususnya dalam Dei Verbum tanggal 18
November 1965 sebagai sintesis ditegaskan kembali pokok-pokok pemikiran yang
disampaikan Paus Pius XII juga wawasan abadi dari para teolog. Patristik memberikan
sumbangan bagi pemakai Firaman Allah yang tertulis dalam bahasa manusia dan
diwariskan bagi generasi zaman-kezaman.
Seratus tahun sesudah Providentisimus Deus dan 50 tahun Divino Afflantes Spiritu
dalam bentuknya yang baru sesudah Konsili Vatikan II, Komisi Kitab Suci kepausan

menerbitkan buku Penafsiran Alkitab dalam Gereja yaitu pada tahun 1993, sebagai bentuk
penghargaan dari berbagai metode penafsiran.
1.3. Tujuan Hermeneutika
Hermeneutika atau penafsiran Alkitab tentunya memiliki tujuan yang harus dicapai.
Adapun tujuan utama dari penafsiran ini adalah agar Sabda Allah bisa semakin menjadi
santapan rohani bagi segenap anggota Umat Allah untuk tersu-menerus menjadikan
sumber kehiduan iman, harap dan kasih. Dengan demikian menjadi terang bagi seluruh
imat manusia.
Dengan hermeneutika memberikan deskripsi singkat atas berbagai metode dan
pendekatan sambil menunjukan berbagai kemungkinan yang ditawarkan keterbatasannya.
Artinya bahwa, seringkali banyak orang untuk mengartikan atau menafsirkan keliru
tentang ungkapan yang tertulis dalam Kitab. Dengan penafsiran ini, kita dapat dibantu
untuk melihat arti sesungguhnya dalam menafsirkan teks Kitab Suci.

1.4. Metode Hermeneutika
Metode hermeneutika merupakan suatu bentuk pendekatan untuk mencari tahu
arti dan meksud dari isi kitab itu. Dengan metode yang dipakai dalam menafsirkan
Kitab Suci membantu kita untuk mampu menemukan pesan yang sesungguhnya dari
isi kitab itu. Adapun pada bagian ini terdapat beberapapa metode kritik dalam
hermeneutika, yakni sebagai berikut:

1.4.1.
Kritik Teks7
Kiritik teks adalah sebuah upaya menelusuri susunan naskah Alkitab dengan cara
membaca, mengamati bahasa asinya,membandingkan dengan bagian-bagian ayat
7 http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.

5

diunduh tanggal 3 Mei 2014

dalam Alkitab sendiri agar memperoleh kejelasan tentang teks itu sendiri. 8 Dengan
kritk teks, isi Kitab Suci yang ditafsirkan bisa lebih dipahami pesan apa yang
terkandung dalam isi teks itu.
Dalam kritik teks ini juga dapat berupa upaya untuk mencari teks-teks asli atau
bahasa asli dari teks itu, agar dengan demikian kita dapat memahami makna dan
maksud yang sesungguhnya dari apa yang dikatakan dari teks itu. Dari kritik teks ini
diharapkan agar penafsir lebih telliti agar tidak terjebak pada tafsir yang terlalu bebas
bebas pada zamannya.
1.4.2.
Kritik Sejarah9

Kritik sejarah adalah salah satu metode menafsir Alkitab dengan melihat sejarah
teks, baik dari teks maupun dalam teks. Sejarah dalam teks berarti mencari petunjukpetunjuk dengan sejarah yang teks itu ungkapkan, baik tokoh-tokoh, peristiwa,
keadaan sosial ataupun gagasan-gagasan. Sedangkan sejarah dari teks menunjuk pada
sesuatu yang tidak ada sangkutpautnya dengan apa yang teks itu kisahkan atau
gambarkan.
Fungsinya adalah agar penafsir mampu mencari makna dan menariknya keluar
sehingga relevan untuk zamannya, sejarah yang berbeda denga Alkitab. Untuk
melakukan kritik

sejarah dari teks penafsir dapat menggunakan sumber selain

Alkitab, seperti tullisan-tulisan kuno atau sumber-sumber lain yang memperjelas
ssejarah teks atau naskah itu.
1.4.3.
Kritik Bahasa10
Bahasa adalah suatu usaha untuk menafsir dengan menaruh perhatian pada
penentuan susunan akta dari teks, menganalisa sebuah teks melalui bahasanya.
Dengan memperhatikan susunan kata, kalimat, unit-unit yang bermakna, seorang
penafsir ditolong untuk dapat kembali mencari alasan pemikiran penulis teks Alkitab.
Hal itu dissebabkan adanya perbedaan-perbedaan penggunaan kata tertentu pada

zama-zaman yang berbeda.
1.4.4.
Kritik Sastra11
Kritik sastra adalah salah satu pendekatan menafsir terkait denga kerumitan dari
naskah yang diduga dirangkai dari beberapa sumber dan dokumen. Hal ini terkait
bahwa Alkitab juga merupakan bagian dari sastra. Kritik sastraini diperlukan karena
pertimbangan terdapat pada kritik sumber, dengan sumber-sumber yang berbeda
8 http://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika_Alkitab.
9 Ibid
10

Ibid

11

ibid
6

diunduh tanggal 3 Mei 2014


dalam penyalinan. Biasanya dalam penyalinan terdapat kesalahan kosakata, bahasa,
kesinambungan, penyatu naskah, pemahaman teologi dan lain-lain. Unsur penting
dalam kritik sastra ini adalah tata bahasa,intonasi baik dalam naskah maupun nada
ketika dalam penyampaian kotbah.
1.5. Tafsir teks
Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh teks-teks Alkitab yang ditafsir
berdasarkan metode Penafsiran Alkitab. Adapun contoh-contoh ayat itu antara lain:
1.5.1 Kejadian 27-28:9
27:1-46
: Berkat. Kisah penipuan Yakub, penipuan yang menyebabkan
penipuan yang menebabkan ia menerima berkat yang seharusnya untuk
Esau. hal itu merupakan panduan yang bagus antara sumber Yahwista12
dan sumber Elohis13. Kedua sumber itu kini tidak bisa dipisahkan lagi.
27:46-28:9 : Yakub pergi mencari istri. Bagian ini berasal dari tradisi Imam, yang
melanjutkan cerita tentang ketidakpuasan Ribka atas perkawinan Esau,
sebagai tema yang mulai pada 26:34-35. Yakub tidak melarikan diri
dari kemarahan Esau melainkan membawa berkat ayahnya untuk
mencari eorang istri yang sesuai. Permusuhan Esau dan Yakub sudah
berakhir.14
1.5.2. Kejadian 37:12-36 (Yusuf dijual sebagai budak di Mesir)
Ayat 12-13 : Yusuf dan saudara-saudaranya pergi menggembalakan kambing domba.
Bagian ini merupakan pendahuluan dari cerita ini.
Ayat 14-17 : Yusuf mencari saudaranya yang menggembalakan kambing domba.
Ayat 18-22 : saudara-saudara Yusuf bersepakat dan menyusun rencana untuk
membunuh Yusuf. Tapi dialihkan untuk menjatuhkan Yusuf kedalam
sumur.
Ayat23-24
: Yusuf dijatuhkan ke dalam sumur
Ayat 25-30 : Yusuf dijual kepada saudagar-saudagar Mesir
Ayat 31-32 : para saudara Yusuf menyusun rencana untuk membohongi ayah mereka
Yakub dengan cara menunjukan jubah Yususf yang dioleskan darah
domba. Mereka mengatakan bahwa Yusuf telah mati dimakan singa.

12 Tradisi sumber Yahwista adalah

cerita epos dari sejarah Israel kuno sekaligus juga
pembenaran dari monarki Daud (LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, hal. 5)
13 Tradisi Elohista adalah tradisi yang menceritakan kembali cerita yang diceritakan
tradisi Yahwista, tetapi keprihatinannya tidak sama dan perhatiannya juga berbeda
(LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, hal. 5)
14 LBI, Tafsir Alikitab Perjanjian Lama, Yogyakarta, Kanisius: 2002. Hal. 64

7

Ayat 33-35 : pemberitahun kepada Yakub bahwa Yusuf telah dimakan binatang
buas. Dengan demikian berkabunglah Yakub dan seluruh isi
Ayat 36

rumahnya
: penutup dari cerita ini dengan megulangi atau memberikan keterangan
bahwa Yusuf dijual lagi oeh orang Midian kepada Potifar seorang
pegawai istana Firaun.

1.5.2
Hakim-hakim 4 (Debora dan Barak)
Ayat 1-2
: keterangan bahwa Ehud telah mati dan orang Israel kembali
melakukan yang jahat di mata Tuhan. Bagian ini merupakan
Ayat 3

pendahuluan dari teks ini.
: seruan orang Israel kepada Tuhan agar dapat membantu

Ayat 4-5

menyelamtaken mereka dari tangan orang Yabin.
: orang Israel meminta bantuan kepada Debora seorang nabi sebagai

Ayat 6-10

hakim atas orang Israel
: perintah Debora kepada orang Israel untuk maju berperang melawan

Ayat 11-16

orang Yabin.
: penyerangan orang Israel kepada orang Yabin yang dipimpin oleh

Ayat 17-20
Ayat 23-24

Sisera.
: Sisera melarikan diri dan bersembunyi di rumah Yael istri Heber.
Ayat 21-22 : Sisera mati dibunuh Yael istri Heber.
: keterangan penutup, dengan mengatakan bahwa peperangan orang
Israel untuk mengalahkan Yabin raja Kanaan dengan bantuan Allah
sendiri.

1.5.4 Hakim-hakim 19 (Perbuatan noda di Gibea)
Ayat 1
: keterangan bahwa di Israel tidak ada seorang raja yang memimpin
bagsa itu dan keterangan bahwa seorang Lewi mengambil seorang
Ayat 2-3

gundik dari Betlehem.
: tuannya itu menjadikan gundik itu sebagi isteri lalu gundiknya itu

Ayat 4-9

pergi kapada rumah ayahnya di Betlehem-Yehuda.
: orang tua dari gundik itu tidak mengizinkan orang Lewi itu untuk

Ayat 10-15

pulang dan membawa perempuan itu sebagai gundiknya.
:orang Lewi itu dan gundiknya pergi dari rumah ayah gundik itu untuk
pulang ke tempatnya. Tetapi karena sudah malam akhirnya mereka

Ayat 16-21

bermalam di dekat Gibea kepunyaan suku Benyamin.
: Seorang tua yang berasal dari pegunungan Efraim dan tinggal di
Gibea sebagai pendatang, mengajak dua orang Lewi itu dan
gunduknya untuk menginap di rumahnya.

8

Ayat 22-26

: perbuatan noda terjadi di tempat itu. Orang-orang dursila membawa
gundik dari orang Lewi itu lalu gundik itu diperkosa. Dengan

Ayat 27-28

demikian perbuatan dosa terjadi di tempat itu.
: Wanita yang menjadi gundik orang Lewi itu mati lalu ia di bawa

Ayat 29
Ayat 30

pulang oleh tuannya itu.
: tubuh gundik itu dipotong-potong oleh tuannya menjadi 12 potong.
: Keterangan penutup bahwa kejadian itu belum pernah terjadi dan
belum pernah dilihat orang Israel semenjak mereka keluar dari tanah
Mesir.

1.5.5. 1 Samuel 9-10:16 (Saul diurapi menjadi raja)
Ayat 1-3
: Keterang tentang Saul dan keterangan mengenai hilangnya keledaiAyat 4-5
Ayat 6-10

keledai milik ayah saul Kish.
: Saul dan bujangnya mencari keledai-keledai itu yang hilang
: Saul mendapat informasi dari bujangnya bahwa di daerah (tanahh
Zuf) ada seorang abdi Allah yang tahu tentang apa saja yang terjadi
dan apa saja yang dikatakannya itu terjadi. Dengan mendenganr

Ayat 11-14

informasi itu, meraka pun pergi kepada abdi Allah itu.
: perjalanan Saul dan bujangnya menuju kepada Samuel abdi Allah itu

Ayat 15-16

dan mereka pun berpapasan denganya.
: Pemberitahuan Allah kepada Samuel bahwa ia akan mengurapi

Ayat 17-27

seoran graja yang berasal dari tanah Benyamin.
: Saul bertemu dengan Samuel dan Allah berseruh kepada Samuel

bahwa dialah yang akan menjadi raja.
Pasal 10:1-8 : Saul diurapi menjadi raja oleh Samuel dan pemberitahuan bahwa
keledainya akan ditemukan dengan adanya tanda-tanda lain sebelum
Ayat 9-12

mendapatkan keledai-keledai itu.
: Saul berjalan pulang ke rumahnya dan emua tanda-tanda yang

Ayat 13-16

disampaikan Samuel benar-benar terjadi dalam dirinya.
: Saul kemabli ke rumahnya dan memberitahukan peristiwa yang
terjadi kepadanya dan bujangnya kepada pamannya namun mengenai
peristiwa pengurapan menjadi raja tidak diberitahukannya.

1.5.6. 2 Samuel 3:6-21 (Abner memihak Daud)
Ayat 6
: keterangan bahwa Abner semakin mendapat pengaruh ketika terjadi
Ayat 7-11

peperang antara keluarga Saul dan keluarga Daud.
: Kemarahan Abner karena Isyobet bertanya kepada Abner, mengapa

Ayat 12-14

ia menghampiri gundik Saul.
: Abner mengirim utusan kepada Daud dan membuat perjajian
dengannya.

9

Ayat 15-16

: Daud mengirim utusan kepada Isyobet, anak Saul untuk mengabi
Mikhal isterinya yang diperoleh Daud dengan seratus kulit khatan

Ayat 17-19

orang Filistin.
: Abner berundung dengan para tua-tua Israel untuk menjadikan Daud

Ayat 20-21

sebagai raja orang Israel
: Daud mengadakan perjamuan dengan Abner dan Abner bersedia
mengumulkan semua orang Israel untuk mengadakan perjanjian
dengan Daud agar Daud menjadi raja atas orang Israel.

1.5.7. 2 Samuel 24 (Pendaftaran dan Hukuman)
Ayat 1
: Keterangan bahwa murka Tuhan bangkit terhadap orang Israel lalu
Allah menghasut Daud untuk melawan mereka dengan menghitung
Ayat 2-4

jumlah orang Israel dan orang Yehuda.
: Percakapan dan perintah raja Daud kepada Yoab untuk mendaftar

Ayat 5-8

seua rakyat Israel.
: Yoab dan para panglima pergi untuk mendaftar seluruh umat Israel
dengan menjelajah seluruh negeri selama sembilan bulan dua puluh

Ayat 9

hari.
: Yoab memberitahukan hasil perhitungan itu kepada raja Daud
dengan jumlah sebanyak delapan ratus ribu orang perangnya yang

Ayat 10-12

dapat memegang pedang dan orang Yehuda ada lima ratus ribu.
: penyesalan Daud kepada Tuhan karena ia telah melakukan
perhitungan orang-orang bangsa Israel dan Firman Tuhan datang
kepada nabi Gad pelihat Daud untuk memberitahukan kepada Daud
bahwa ada tiga perkara namun Daud harus memilih salah satu agar

Ayat 13-14

ditimpahkan kepadanya.
: pilihan Daud atas perkara yang ditimpakan kepadanya. Daud
memilih supaya jatuh kepada tangan Tuhan dengan mendapat

Ayat 15-16

penyakit sampar dari pada jatuh ketangan manusia.
: perkara penyakit sampar pun didatangkan Tuhan kepada orang Israel
dari pagi sampai waktu yang ditetapkan Tuhan. Dengan demikian
matilah orang Israel sebanyak tujuh puluh ribu orang. Setelah itu

Ayat 17

menyesallah Allah karena perkara itu.
: Dengan pemusnahan yang diliahat Daud, maka ia menyesal karena
perbuatannya. Ia mengatakan bahwa ia yang bersalah dan bukan
umatnya. Dengan demikian, penyesalan Daud menjadi penutup teks
ini.

10

1.5.8. 1 Raja-raja 1 (Hari tua Daud dan soal penggantinya dan Daud diurapi
menjadi Raja)
Ayat 1-4
: keterangan bahwa Daud telah tua dan diberikannya seorang
Ayat 5-8

perawan yang cantik untuk menjadi pelayannya.
: keangkuhan Adonia anak Hagit untuk menjadi raja menggantikan
Daud namun imam Zadok, Benaya, nabi Natan dan orang-orang

Ayat 9-10

penting raja Daud ditak memihak kepada Adonia.
: Adonia mempersembahkan kurban di dekat batu Zohelet dan
mengundang

Ayat 11-15

seluruh

keluarganya

namun

nabi

Natan

tidak

diundangnya.
: perhatian nabi Natan kepada Betsyeba bahwa nyawannya dan nyawa
anaknya Salomo terancam ketika Adonia menjadi raja. Dengan
demikian Nabi Natan menyuruhnya mengahadap raja Daud atas

Ayat 16-21

perkara itu.
: Percakapan antara Betsyeba dengan Daud dan Daud bersumpah agar

Ayat 22-27

Salomo akan menjadi raja untuk menggantikannya.
: pemberitahuan Nabi Natan kepada Daud bahwa Adonia telah
mempersembahkan kurban namun ia tidak mengundang mereka dan
pertanyaan

Ayat 28-53

kepada

Daud,

bahwa

siapakan

yang

akan

menggantikannya menjadi raja.
: Salomoo diurapi menjadi raja orang Israel menggantikan Daud.
Dengan demikian takutlah Adonia kepada Salomo.

1.5.9. 1 Raja-raja 13 (Abdi Allah dari Yehuda)
Ayat 1-3
: keterangan tentang datangnya seorang abdi Allah ketika Yerobeam
sedang membakar korban kepada dewa-dewa. Abdi Allah itu hadir
untuk memberitahukan suatu tanda ajaib bahwa mesbah yang akan
Ayat 4-5

dipakai untuk mempersembahkan korban akan pecah.
: tanda ajaib itu pun terjadi ketika raja Yerobeam mengangkat
tangannya di atas mesbah untuk memerintahkan menangkap abdi

Ayat 6-10

Allah itu.
: Percakapan Yerobeam dan Abdi Allah itu bahwa ia memohon agar
meminta belaskasihan darinya serta mengajak abdi Allah itu datang

Ayat 11-19

kerumah Yerobeam.
: pemberitahaun tentang abdi Allah itu kepada seorang nabi tua di
Betel. Dengan demikian dicarinyalah abdi Allah itu untuk kembali ke
rumahnya untuk manakan roti.

11

Ayat 20-20

: firman Tuhan datang kepada nabi tua yang membawa abdi Allah itu
pulang dengan berkata karena ia melawan titah Tuhan, maka

Ayat 21-24

mayatnya tidak akan masuk ke dalam kubur nenek moyangnya.
: abdi Allah yang melawan titah Tuhan (dengan makan roti yang
dilarang Tuhan) itu mati diterkam singa dalam perjalannya untuk

Ayat 25-32

pergi dari rumah nabi tua di Betel.
: pemberitahuan orang-orang tentang mayat abdi Allah yang diterkam
singa kepada nabi tua di Betel. Ia pun mengambil mayat itu lalu

Ayat 33-34

menguburkannya.
: Yerobeam tidak berbalik kepada Tuhan meskipun peristiwa itu
terjadi. Dengan demikian, peristiwa itu menjadi dosa bagi keluarga
Yerobeam dan dimusnahkan dari muka bumi.

1.5.10. 2 Raja-raja 4:8-37 (Perempuan Sunem dengan anaknya)
Ayat 8
: Elisa pergi ke Sunem dan bertemu dengan seorang perempuan kaya
Ayat 9-10

mengundang ia untuk makan
: percakapan perempuan kaya itu dengan suaminya dan berencana

Ayat 11

untuk menyiapkan kamar untuk Elisa.
: Elisa datang ke rumah orang kaya itu dan masuk ke kamar serta tidur

Ayat 12-13
Ayat 14-15

di kamar itu yang disediahkan perempuan kaya itu.
: percakapan Elisan dengan bujangnya Gehaji.
: Percakapan Elisa dengan bujangnya dan bujangnya mengatakan
bahwa perempuan itu tidak mempunyai anak dan memeiliki seorang
suami yang sudah tua. Lalu Elisa menyuruh untuk memanggi wanita

Ayat 16-17

itu.
: pemberitahuan Elisa kepada wanita itu bahwa ia akan melahirkan

Ayat 18-21

seorang anak laki-laki dan perkataan itu memang terjadi.
: anak yang dilahirkan perempuan itu sudah besar dan mendapat

Ayat 22-23

perkara bahwa ia sakit dan akhirnya matilah ia.
: percakapan perempuan itu dan suaminya bahwa ia akan pergi kepada

Ayat 24-26
Ayat 27-30
Ayat 31

Elisa untuk memberitahukan perkara itu.
:Perempuan itu pergi menemui Elisa
: wanita itu meminta pertolongan kepada Elisa
: Gihaji bujang Elisa pergi dahulu untuk menaruh tongkat di atas anak

Ayat 32-35
Ayat 36-37

itu, tapi anak itu tidak bersuara.
: Elisa menghidupkan anak itu
: Elisa memanggil Gehaji abdinya menyuruh untuk memanggil
perempuan itu. Melihat anaknya yang sembuh, tersungkurlah wanita
itu di hadapan Elisa. Dengan demikian menjadi penutup dari teks ini.

12

Elisa telah memberi keselamatan bagi anak serta memberi
kebahagiaan bagi perempuan itu.
1.5.11. 2 Raja-raja 4:1-7 (Minyak seorang janda)
Ayat 1
: keterangan pendahuluan bahwa terdapat masalah istri yang
mendesak.
Ayat 2
: merupakan dialog antara Elisan dengan wanita yang mnejadi janda
Ayat 3 dan 4 : Elisa memberi petunjuk kepada wanita
Ayat 5
: terdapat perjumpaan dan perpisahan. Juga pada bagian ini
perempuan melaksanakan bersama-sama apa yang diperintahkan Elisa
Ayat 6
Ayat 7
1.6.

kepadanya
: Dialog antara seorang ibu dan anak
: solosi terhadap masalah. Hal ini menjadi penutup dari teks ini.

Persoalan Hermeneutika
“Suatu masalah dalam studi Alkitab masa kini adalah interpretasi atau

hermeneutika. Hal itu tidak hanya menyita perhatian para ahli tapi juga menjadi
persoalan bagi masyarakat pada umumnya. Yang menjadi permasalahan yakni, apa
makna sesungguhnya Alkitab? Dari sekian banyak tafsiran yang bertentangan, manakah
yang paling benar? Aliran interpretasi atau tafsiran ahli mana yang harus diikuti?” 15
Dengan rupa-rupa persoalan yang berupa pertanyaan membuat bingung bagi umat.
Dalam menjawab persoalan tersebut, Alkitab harus dipandang sebagai sebuah karya
sastra yang disusun dengan tiga unsur hakiki, yakni pengirim atau pengarang, pesan atau
teks dan penerima atau pembaca. Secara historis, sepanjang komunikasi tercatat dalam
teks, Alkitab tetap tinggal di dalam jemaatnya yang asli. Semua umat menginginkan
bahwa apa yang kita maksudkan dalam teks merupakan maksud sesungguhnya dari
penulis. Tapi tak bisa dihindarkan bahwa, perbedaan pemahaman tetap ada, tergantung
kita untuk menaru perhatian besar, apakah pada pesan, pengarang atau pembaca. Barikut
ini akan dijelaskan unsur apakah yang paling besar untuk menaruh perhatian.
Pada abad-abad pertama kekristenan, perhatian besar untuk interpretasi adalah pada
unsur pesan atau teks. Jadi menjadi tugas besar dari interpretasi unuk menerjemahkan
teks itu kedalam dunia baru dan makna. 16 Pada abad pertengahan terbentuk beberapa cara
yang membantu dalam menafsirkan Teks. Cara-cara itu masi digunakan sampai sekarang
ini. Adapun cara itu yakni, cara sastrawi, aligoris, moral dan eskatalogis. Dengan cara itu
memudahkan dan membantu umat dalam menafsirkan teks.
Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta, Kanisius
2002, hal. 21
15

16

Ibid, hal.21
13

Selain pesan, ada juga pengirim dan penerima yang merupakan unsur dari karya
sastra dari Alkitab. Akan tetapi kedua unsur ini tidak terlalu menonjol dengan
permasalahan. Dengan demikian kurang adanya perhatian interpretasi yang diberikan
untuk kedua unsur ini. Para ahli Kitab hanya mencari hal-hal praktis untuk membantu
memudahakan akan pemahaman yang terkandung dalam Alkitab. Misalnya dilihat dari
lingkup budaya, latar historis yang dianggap penting. Dengan demikian, dengan bantuan
para ahli, umat dapat memahami akan wahyu dalam diri mereka sendiri seperti wahyu
yang tertuis dalam teks Alkitab.

1.7.

Perbedaan Kitab Suci Katolik, Protestan dan Ortodoks
1.7.1. Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen17
Berikut ini akan dituliskan seluruh daftar Kitab Suci Perjanjian Lama dalam

Alkitab Kristen. Dengan penulisan daftar tersebut akan terlihat perbedaan dan
persamaan antara Kitab Suci Perjanjian Lama Katolik, Ortodoks dan Protestan.
PROTESTAN
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10. 2 Samuel
11. 1 Raja-raja
12. 2 Raja-raja
13. 1 Tawarikh
14. 2 Tawarikh
15. Ezra
16. Nehemia
17. Ester
18. Ayub
19. Mazmur
20. Amsal
21. Pengkhotbah
22. Kidung Agung
23. Yesaya
24. Yeremia
17

KATOLIK
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10. 2 Samuel
11. 1 Raja-raja
12. 2 Raja-raja
13. 1 Tawarikh
14. 2 Tawarikh
15. Ezra
16. Nehemia
17. Tobit
(Deuterokanonika)
18. Yudit
(Deuterokanonika)
19. Ester (dengan
tambahan;

Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012, hal. 8-9
14

ORTODOKS
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Kerajan-kerajaan
10. 2 Kerajaan-kerajaan
11. 3 Kerajaan-kerajaan
12. 4 Kerajaan-kerajaan
13. 1 Tawarikh
14. 2 Tawarikh
15. 1 Esdras
16. 2 Esdras (Ezra +
Nehemia)
17. Ester (dengan
tambahan;
Deuterokanonika)
18. Yudit
19. Tobit

25. Ratapan
26. Yehezkiel
27. Daniel
28. Hosea
29. Yoel
30. Amos
31. Obaja
32. Yunus
33. Mikha
34. Nahum
35. Habakuk
36. Zefanya
37. Hagai
38. Zakharia
39. Maleakhi

Deuterokanonika)
20. 1 Makabe
(Deuterokanonika)
21. 2 Makabe
(Deuterokanonika)
22. Ayub
23. Mazmur
24. Amsal
25. Pengkhotbah
26. Kidung Agung
27. Kebijaksanaan
Salomo
(Deuterokanonika)
28. Sirakh
(Deuterokanonika)
29. Yesaya
30. Yeremia
31. Ratapan
32. Barukh (dengan
surat Yeremia;
Deuterokanonika)
33. Yehezkiel
34. Daniel (dengan
Tambahan;
Deuterokanonika)
35. Hosea
36. Yoel
37. Amos
38. Obaja
39. Yunus
40. Mikha
41. Nahum
42. Habakuk
43. Zefanya
44. Hagai
45. Zakharia
46. Maleakhi

20. 1 Makabe
21. 2 Makabe
22. 3 Makabe
23. Mazmur (perjanjian
Lamaus Mzm.115)
24. Doa Manasye
25. Ayub
26. Amsal
27. Pengkhotbah
28. Kidung Agung
29. Kebijaksanaan
Salomo
(Deuterokanonika)
30. Sirakh
31. Hosea
32. Amos
33. Mikha
34. Yoel
35. Obaja
36. Yunus
37. Nahum
38. Habakuk
39. Zefanya
40. Hagai
41. Zakharia
42. Maleakhi
43. Yesaya
44. Yeremia
45. Barukh
46. Ratapan
47. Surat Yeremia
48. Yehezkiel
49. Daniel (dengan
tambahan)
50. 4 Makabe (dalam
Apendiks)

Kitab-kitab yang terdaftar dalam Perjanjian Lama antara Gereja Katolik,
Protestan dan Ortodoks memiliki perbedaan cukup besar. Terutama antara Protestan
dan Katolik serta Protestan dan Ortodoks. Adapun perbedaan tersebut dapat dilihat
dalam bagan di atas.
Terlihat jelas bahwa dalam daftar kitab Perjanjian Lama gereja Protestan tidak
ada kitab Deuterokanonika. Gereja Protestan tidak mengakui kitab Deuterokanonika
15

dalam Kitab Perjanjian Lama. Tidak diakui oleh gereja Protestan karena kitab
Deuterokanonik dikatakan sebagai kitab apokrifa.
Terlihat pula bahwa dalam daftar kitab Perjanjian Lama Ortodoks memiliki lebih
banyak dari pada daftar Kitab Gereja Katolik dan Protestan. Dituliskan bahwa Kitab
Suci Ortodoks berjumlah 50 Kitab, Katolik 46 Kitab dan Protestan 39 Kitab, sesuai
dengan Kitab Ibrani.
1.8. Corak Sastra dalam Kitab Suci
1.8.1. Hukum dan Peraturan
Hukum dan peraturan merupakan corak sastra yang bertujuan untuk menegakan
ukum atau peraturan hidup beriman.

Rumusan yang jelas dapat dilihat dalam

peristiwa penyembahan lembu emas, di mana ketika Israel dikisahkan hendak
memasuki tanah terjanji. Adapun dalam kisah itu terdapat penegasan hukum seperti: “
Jangan kau buat bagimu allah tuangan” “(Kel. 34:17). Seain itu, ada juga kisah lain
yang mengungkapkan tentang penetapan hukum seperti dalam peristiwa Kore, Datan
dan Ahiram yang dikisahkan dalam Bilangan 16-17 yang menegaskan pilihan keluarga
Harun sebagai keluarga imam.18
Corak sastra Hukum dan Peraturan, biasanya terdapat dalam kitab-kitab
Pentateuk yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Dalam kitab
Kejadian bentukna lebih pada sebuah kisah sedangkan Imamat berupa bentuk hukum.
Tetapi terdapat pula dalam Kitab Kejadian 17 yang mengungkapkan tentang hukum
sunat. Dengan demikain bahwa semua kitab-kitab Pentateuk mengungkapkan sebuah
corak hukum dan peraturan.
Selain kitab-kitab pentateuk terdapat juga dibanyak kitab lainnya yang
mngungkapkan tentang hukum dan peraturan. Hal itulah yang menjadi corak sastra
yang digunakan untuk merumuskan pengalaman hidup bersama Allah dan sesama.
Misalanya bentuk-bentuk peraturan lain seperti adat kebiasaan, ibadah menjadi suatu
dasar untuk mengungkapkan pengalaman hidup bersama Allah dalam situasi hidup
dalam ruang dan waktu. Terlebih dalam hubungan dengan sesama. Hukum bagi tradisi
tidak lapas dari sejarah kehidupan, sejarah dan hukum umat yang terpilih oleh Allah.
1.8.2. Sejarah
“19Dalam Perjanjian Lama, kitab-kitab sejarah mengisahkan sejarah Israel sejak
pendudukan Kanaan (1250 SM) hingga runtuhnya Yerusalem (587 SM). Kitab-kitab
ini menggambarkan karya para tokoh seperti Nabi Elia dan Elisa, dan raja-raja Israel
18 St.

Darmawijaya, Pr., Seluk Beluk Kitab Suci, Yogyakarta, Kanisius: 2009. Hal.59
19

Dikutip langsung dari Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 13-14
16

dan Yehuda, termasuk Raja Daud dan Salomo. Kitab-kitab ini juga memuat informasi
tentang peristiwa-peristiwa dalam kedua kerajaan Israel sesudah pecah (931 SM).
Contoh kitab-kitab sejarah dalam Perjanjian Lama adalah Yosua dan 1-2 Raja-Raja.
Dalam Perjajian Baru, Kisah Para Rasul meneritakan sejarah jemaat kristen perdana.”
1.8.3. Puisi dan Nyanyian
Kategori ini cukkup luas. Puisi dipakai terutama dalam kitab Mazmur, Ayub dan
Kidung Agung. Namun dalam Kitab Suci terdapat banyak bentuk ini. banyak dari
mazmur itu dimaksudkan untuk digunakan dalam ibadat dan doa. Nubuat para nabi
juga memakai bentuk-bentuk puisi. Selain dalam Kitab Mazmur, Ayub dan Kidang
Agung, terdapat juga contoh-cobtoh lain dalam Perjanjian Lama seperti: Kel. 15:1-8;
Yesaya 5:1-7; Yunus 2:2-9. Selain itu terdapat juga dalam Perjanjian Baru seperti :
Lukas 1:46-55; Fil. 2:6-11 dan Wahyu 15:3-4.20
1.8.4. Narasi
Jenis sastra ini meliputi puisi, mazmur-mazmur, cerita dan lain-lain. Kata-kata
hikmat dan Amsal memiliki gaya yang unik karena merupakan renungan-renungan
tentang duni, Allah dan manusia berdasarkan pengalaman dan pengamatan atas hidup
sehari-hari. Kata-kata hikmat biasa terdapat dalam kitab Amsal dan kitab-kitab
lainnya. kitab Pengkhotbah dan Ayub mengandung hikmat dengan renungan-renungan
bercorak filosofis. Selain kitab Amsal, Ayub dan Pengkhotbah ada juga kitb-kitab lain
yang memiliki kata-kata hikmat seperti terdapat dalam Mazmur 1 dan 37. Kata-kata
hikmat juga menjadi bagian penting dalam Perjanjian Baru sperti ditemukan dalam
Kotbah di Bukit dalam Matius 5-7 dan Yakobus 3:2-8; 4:13-1721
1.8.5. Injil
Kata Injil berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti kabar baik.22
Dalam hal ini Injil menjadi tempat tercantumnya kabar gembira yang di diwartakan
Yesus Putera Allah. Injil merupakan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru. Yang termasuk
dalam Injil adalah Matius, Markus, Lukas Yohanes.
1.8.6. Surat
Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 14
21 Ibid hal. 14
22 Kitab-kitab injil ditulis antara 30-60 tahun setelah penyaliban Yesus. Yesus sendiri
tidak meninggalkan tulisan. Tetapi Injil menjadi tempat tercatatnya kisah-kisah Yesus
dari para saksi yang selama bertahun-tahun disampaikan secara lisan. Yang penting
dalam Injil adalah catatan tentang karya, sengsara, wafat, kebngkitan dan naiknya
Yesus ke surga. (Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 1559).
20

17

“Surat-surat dalam Perjanjian Baru merupakan surat-surat yang ditulis oleh
Rasul Paulus dan penulis lainnya. Surat-surat ini ditulis dalam gaya formal surat
Yunani pada abad pertama masehi. Penulis pertama-tama memperkenalkkan dirinya
(Rm. 1:!-6), diikuti dengan nama penerima surat dan salam (Rm.1:7). Meskipun
demikian bagian terbesar dari surat adalah isinya “(Rm. 1:15-35). Kebanyakan surat
ditulis oleh Paulus dan dalam suratnya terdapat doa syukur menyusul sesudah salam
(Rm. 1:8-15) dan salam terakhir serta berkat menutup surat itu (Rm. 16:1-27). Dalam
setiap surat terdapat beberapa jenis sastra yang berbeda, sepreti doa, nsihat, ajaran,
hikmat, peringatan, himne atau nyanyian dan pesan pribadi.”23
1.8.7. Bahasa dalam Kitab Suci
Alkitab yang kita miliki ini adalah sebuah terjemahan yang dibuat atas dasar
Alkitab asli yang ditulis dalam bahasa-bahasa lain. Adapun bahasa asli itu terdiri dari
tiga bahasa yakni: bahasa Ibrani, bahasa Aram dan bahasa Yunani.
Kitab Suci Perjanjian Baru seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani. Sedangkan
Kitab Suci Perjanjian Lama sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. Bahasa itu
termasuk rumpun bahasa-bahasa yang disebut “bahasa semit” yang dipakai oleh
bangsa-bangasa bagian Timur Tengah (kecuali Turki).24 Bahasa yang digunakan dalam
Kitab Suci adalah bahasa Ibrani kuno.
Bahasa Aram juga dipakai dalam penulisan Perjanjian Lama, namun hanya
sebagian kecil, misalya pada sebagian Kitab Ezra (Ezra 4:8-6:18; 7:12-26) dan
sebagian kitab Daniel (Daniel 2:4b-7:28). Bahasa Aram serumpun dengan bahasa
Ibrani. Bahasa Aram ini umumnya tida dipakai lagi, kecuali oleh beberapa kelompok
kecil orang Kristen di Plestina. Bahas Aram asli berasal dari bangsa Aram yang
bertempat di kawasan sungai Efrat dan Tigris dan negeri Siria.
Pada tahun 800 SM bahasa Aram menjadi bahasa internasioanal yang dipakai
negara, para bangsawan, kaum sastrawan dan para sastrawan. Umat Israel
menggunakan bahasa Aram ketika berada dalam pembuangan. Pada saat itu, bahasa
Ibranai diganti dengan bahasa Aram sehingga kemudian bahasa itu menjadi bahasa
sehari-hari. Pada zaman Yesus, bahasa Aram digunakan oleh rakyat Palestina.
Dalam Perjanjian Lama, hanya terdapat dua Kitab yang ditulis dalam bahasa
Yunani yakni Kitab 2 Makabe dan Kitab Kebijaksanaan Salomo. Terdapat pula kitabkitab dalam Deoterokanonika yang terpelihara dalam terjemahan Yunani namun
23
24

Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 14-15.
P.DR.C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama, Yogyakarta,

Kanisius: 1990. Hal.17
18

bahasa aslinya adalah bahasa Ibrani atau Aram. Adapun kitab-kitab itu antara lain:
Kitab Yudit, Kitab 1 Makabe dan Kitab Tobit. Nanti pada masa Raja Aleksander
Agung (sekitar tahun 330 sM) merebut seluruh kawasan timur, barulah bahasa Yunani
menjadi bahasa internasioanal.
1.8.8.

Kitab Suci sebagai Sabda Allah
Kitab suci bukan sekedar dokumen kuno yang hasil sastra yang berisikan

tentang budaya, wawasan iman dan nilai-nilai kehidupan bangsa. Kitab Suci bukan
hanya kitab yang berbicara tentang Allah, tetapi mengajak orang untuk bertemu
dengan Allah.25 Di dalam Kitab Suci, Allah mau menyapa manusia dan menaawarkan
kasih kerahiman yang besar kepada manusia (Ulangan 32:47) yang menyatakan
“sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu, tetapi itulah hidupmu...”
Dalam Injil Yhanes 20:31 menyatakan “semua yang tercantum di sini telah dicatat,
supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh
imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” Pembaca Kitab Suci diajak untuk
menjalin hubungan pribadi dengan Allah dan menghayati hubungan itu secara nyata
dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, orang yang membaca Kitab Suci dapat
bertemu dengan Allah dan membangun hubungan intim dengan Allah dalam Yesus
Kristus.
Orang yang membaca KitabSuci dengan penuh iman dan rela memasuki
hubungan pribadi itu dengan serius dapat menerima kesaksian iman para penulis,
maka ia akan memperoleh kekuatan Sabda itu daam hidupnya. Kitab Suci dan iman
akan menyuburkan kehidupan manusia sendiri, karena Sabda yang ada menjadi
kekuatan Roh Kudus, Roh Allah yang menjadi isi dari sabda itu sendiri. Sebab, sabda
yang tertulis dalam Kitab Suci adalah sabda Allah bersama Yesus Kristus dalam Roh
Kudus. Dengan demikian Sabda Kitab Suci adalah Sabda Allah yang ditulis dengan
tuntunan Roh Kudus.
Para penulis Kitab Suci menghendaki agar, orang yang membaca dapat
memahami dan mengimani Sabda Allah itu dalam diri dan hidup. Dengna memahami
dan mengimani sabda itu, maka orang itu diajak agar dapat menjadi pewarta Sabda itu
ke seluruh bangsa sepanjang sejarah.

25

St. Darmawijaya, Pr, Seluk Beluk Kitab Suci, Yogyakarta, Kanisius :2009. Hal.28
19

BAB II
MENELUSURI KITAB PERJANJIAN LAMA
A. Sejarah Terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama
Kitab Suci terbentuk dengan jangka waktu yang panjang yakni dengan membutuhkan
lebih dari 1000 tahun, sampai lebih lama lagi untuk menyatukan semua bagian-bagian kitab
untuk menjadi satu.
Pembentukan Kitab Suci dimulai dengan menceritakan kisah-kisah tentang Allah yang
menjalin hubungan dengan manusia. Kisah-kisah tersebut di ceritakan secara turun temurun
melalui ungkapan lisan sebelum ditulisnya kisah tersebut. Penceriteraan kisah-kisah itu terjadi
bertahun-tahun dari generasi kegenerasi. Proses itu disebut “tradisi lisan.” Dalam Alkitab
Ibrani (Perjanjian Lama), sejumlah kisah diceriterakan secara lisan berabad-abad lamanya
sebelum akhirnya ditulis.
“Sekitar tahun 1800 SM, masyarakat-masyarakat di Timur dekat kuno mulai
mengembangkan dan menggunakan aksara yang mudah dipelajari. Perlahan-lahan orang
mulai menulis kisah-kisah nyanyian-nyanyian (mazmur), dan nubuat yang kelak menjadi
bagian dari Alkitab. Semuanya ditulis pada papirus (semacam kertas dari bahan sejenis
gelagah) atau pada perkamen (dari bahan kulit hewan yang dikeringkan).”26 Meskipun
demikian, kitab-kitab Perjanjian Lama tidak sekaligus dituliskan dan terbentuk menjadi
sebuah kitab. Sementara beberapa kitab ditulis dan dikumpulkan, kitab-kitab lainnya tetap
26

Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012, hal. 3
20

diceritakan dan dibacakan secara lisan. Proses penulisan dan pengumpulan Kitab Suci terjadi
berabad-abad lamanya.
Sekarang salinan-salinan yang ditulis pertama kali sudah tidak ada karena terus dipakai
sehingga sudah lapuk. Tetapi masih ada salinan-salinan lain yang masih tersimpan di
Sinagoga-sinagoga, gereja-gereja dan biara-biara. Sebelum salinan-salinan itu telah lapuk,
sudah dituliskan kembal sehngga menjadi salinan baru dan tulisan-tulisan yang masih tersisa
telah dismpan di museum-museum dan perpustakan-perpustakan.
Tak diketahui pasti kapan kitab itu terkumpul menjadi satu kitab. Dipastikan bahwa
beberapa kitab berasal dari tahun1300 SM, akan tetapi proses menyatukan kitab tersebut
dimulai sekitar tahun 400 SM. Sementara pengumpulan sedang berlanjut, penulisan kitabkitab baru pun terus dilaksanakan sampai sekitar abad kedua. Menjadi tugas dari para nabi
untuk memutuskan kitab-kitab mana saja yang akan menjadi Alkitab Ibrani. Unutk pemutusan
kitab-kitab yang terpilih dibuat dan terus berlanjut secara resmi sampai sekitar tahun 100 M.
Dalam perkembangan Kitab Ibrani yang telah terbentuk, diterjemahkan ke dalam
bahasa Yunani. Terjemahan ini disebut Septuaginta, yang berarti tujuh puluh (LXX dalam
angka Romawi). Dalam legenda Aristeas, ada 72 sarjana yang berkumpul bersama untuk
menerjemahkan kitab-kitab dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani. Proses penerjemahan itu
berlangsung selama 72 hari dengan hasil terjemahan yang persis sama. Dengan demikian
terjemahan tersebut tersebar di seluruh dunia Romawi. Salinan-salina yang tertua berasal dari
abad kedua SM, yakni lebih dari seratus tahan Yesus Lahir. Terjemahan Septuaginta pula
menrupakan Alkitab yang penting yang digunakan oleh jemaat-jemaat kristen perdana.
Tidak diketahui secara pasti bagaiman kitab tertentu diakui secara pasti. Akan tetapi
pada sekitar tahun 100 SM, di Yamia sebuah pusat studi Yahudi di sebelah barat Yerusalem,
sekelompok sarjana Yahudi berkumpul bersama untuk memperdebatkan kitab-kitab mana saja
yang dimasukan dalam Kitab Ibrani. Melalui diskusi itu, maka diputuskan bahwa terdapat 39
kitab yang diterima sebagai Kitab Suci (kanon). Terdapat pula tujuh kitab yang disebut
Deuterokanonika (daftar kedua) di dalam kitab Perjanjian Lama yang diakui oleh Gereja
Roma Katolik, gereja Ortodoks dan Anglikan sampai sekarang ini. Untuk gereja Protestan
hanya mengikuti daftar pertama (Protokanonika) yang terdiri atas 39 Kitab.
B. Pembagian Kitab-Kitab
1. Taurat dan Kitab-kitab Historis
1.1. Kitab Kejadian27
a.

27

Isi Pokok Kitab

Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 33-34
21

Kitab ini menceritakan tentang penciptaan alam semesta, asal-usul umat manusia,
pangkal dosa dan penderitaan di dunia, serta bagaimana Allah berhubungan dengan manusia.
Kitab ini derdiri dalam dua bagian yang penting:
a. Pasal 1-11. Penciptaan alam semesta dan asal-usul umat manusia. Dalam bagian ini juga
diceritakan tentang Adam dan Hawa, Kain dan Habel, Nuh dan banjir besar, serta Menara
Babel.
b. Pasal 12-50. Asal-usul nenek moyang bangsa Israel. Nenek moyang pertama ialah
Abraham. Ia terkenal karena iman dan ketaatannya kepada Allah. Lalu menyusul sejarah
Ishak anak Abraham, dan Yakub anak Ishak (Yakub disebut juga Israel). Kemudian
sejarah kedua belas anak laki-laki Yakub. Merekalah yang menjadi pendiri kedua belas
suku Israel. Penulis memberi perhatian khusus kepada salah seorang anak Yakub yang
bernama Yusuf dan peristiwa-peristiwa yang pada akhirnya menyebabkan Yakub bersama
anak-anaknya dan keluarga mereka masing-masing pindah ke Mesir.
Meskipun demikian, namun yang mendapat tekanan khusus ialah kisah tentang
perbuatan-perbuatan Allah. Kitab ini dimulai dengan penegasan bahwa Allah telah
menciptakan alam semesta, dan diakhiri dengan janji bahwa Allah akan tetap memperhatikan
umat-Nya. Yang memegang peranan utama dalam kitab ini adalah Allah yang menghakimi
dan menghukum barangsiapa yang berbuat salah. Dia pula yang membimbing dan menolong
umat-Nya serta membentuk sejarah mereka. Kitab ini ditulis untuk mencatat kisah tentang
iman suatu bangsa dan juga untuk membantu agar iman itu tetap hidup.
b. Maksud Penulisan Kitab
Kitan ini ditulis untuk mencatat segala sesuatu yang dibuat Allah, yang dimulai dari
penciptaan alam semesta dan manusia. Para leluhur bangsa Israel pada awalnya tidak menulis
riwayat keluarga mereka. Yang dilakukan hanyalah menceritakan peristiwa hidup mereka.
Selain itu, kitab ini juga menggambarkan bagaimana manusia pertama memutuskan hubungan
yang sempurna dengan Allah di taman Eden. Meskipun demikian, Allah tidak menyerah pada
manusia. Ia bahkan memilih Abram dan Sarah. Ia menyuruh mereka meninggalkan rumah
mereka di Mesopotamia Utara dan pergi ke Kanaan, tanah yang di janjikan Allah kepada
Abram dan keturunannya. Dengan demikian mereka memperoleh keselamatan dan
mengalami kehidupan yang bahagia bersama dengan keturunan-keturunannya.
c.

Latar belakang penulisan kitab

22

Menurut tradis, Musa adalah orang yang dianggap sebagai pengarang dan penyusun
kelima kitab pertama dalam Alkitab, termasuk kitab Kejadian. Hal itu Sulit dikatakan dengan
pasti kapan Musa hidup, tetapi Alkitab 1Raja2 6:1 dan dokumen-dokumen kuno lain
tampaknya menujuk pada masa antara 1400 dan 1250 SM. Dengan begitu, usia kitab
Kejadian sudah lebih dari 3300 tahun! Akan tetapi, dalam dua abad terakhir, sejumlah ahli
kitab berpendapat bahwa bagian-bagian kitab kejadian dalam bentuknya yang kita kenal
sekarang sebenarnya ditulis ulang jauh setelah masa hidup Musa, mungkin pada masa
pembuangan di Babel (587-538 SM).

d. Susunan Kitab
Gambaran susunan Kitab Kejadian dapat dilihat sebagai berikut:
 Penciptaan alam semesta dan manusia 1:1--2:25
 Pangkal dosa dan penderitaan 3:1-24
 Dari Adam sampai Nuh 4:1--5:32
 Nuh dan banjir besar 6:1--10:32
 Menara Babel 11:1-9
 Dari Sem sampai Abram 11:10-32
 Para Kepala Keluarga: Abraham, Ishak, Yakub 12:1--35:29
 Keturunan Esau 36:1-43
 Yusuf dan saudara-saudaranya 37:1--45:28
 Orang Israel di Mesir 46:1-50:26
1.2. KITAB KELUARAN28
a.

Isi pokok kitab
Keluaran diambil dari peristiwa pokok yang diceritakan dalam kitab ini, yaitu keluarnya

bangsa Israel dari Mesir, tempat mereka diperbudak. Dalam kitab ini terdapat tiga bagian
penting yakni:
a. Pembebasan orang Ibrani dari perbudakan dan perjalanan mereka ke Gunung Sinai.
b. Perjanjian Allah dengan umat-Nya di Sinai. Kepada bangsa Israel diberikan hukum-hukum
moral, sipil dan keagamaan untuk pedoman hidup.

28

Allkitab Edisi Studi, LAI. Jakarta 2012. Hal. 107-108
23

c. Pembuatan tempat beribadat dengan segala peralatannya untuk bangsa Israel; peraturanperaturan untuk para imam dan cara beribadat kepada Allah.
Utamanya kitab ini mengisahkan apa yang dilakukan Allah pada waktu Ia
membebaskan umat-Nya yang diperbudak, lalu membina mereka menjadi suatu bangsa yang
mempunyai harapan dalam masa depan.
Tokoh utama dalam kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih Allah untuk memimpin umatNya keluar dari Mesir. Bagian yang paling terkenal dari kitab ini ialah daftar Sepuluh hukum
atau Perintah Tuhan. Itu dapat dilihat dalam kitab Keluaran Pasal 20.

b.

Maksud penulisan kitab
Kitab Keluaran mengisahkan dua peristiwa penting dalam sejarah umat Israel. adapun

peristiwa pertama, mengisahkan keluarnya umat dari Mesir yang diawali dengan kelahiran
Musa. Dikisahkan bahwa ia akan menjadi seorang pangeran Mesir, namum kemudian ia
melaksanakan perintah Allah untuk membebaskan orang Ibrani dari perbudakan di Mesir.
Peristiwa penting kedua adalah kejadian di gunung Sinai. Di situ Allah memberi sepuluh
Firman dan hukum-hukum lainnya kepada Musa dan umat yang dimaksudkan untuk
membimbing umat mengenai bagaimana beribadah kepada Allah dan hidup bersama sebagai
umat Allah
c.

Latar belakang penulisan kitab
Bangsa Israel keluar dari Mesir terjadi pada tahun 480 sebelum tahun keempat (1Raja2

6:1) pemerintahan Salomo (± 970-931 SM) atau sekitar tahun 1446 SM. Namun, angka 480
mungkin simbolis untuk 12 generasi. Dari bukti sejarah yang ada (misalnya nama Raamses
dalam Kel 1:1) tampaknya yang ditunjuk adalah Seti I dan Raamses II sebagai raja-raja Mesir
semasa perbudakan di Mesir dan keluarnya Israel dari tanah itu. Secara historis, peristiwaa
keluaran ini terjadi tidak lama sesudah tahun 1300 SM.
d.

Susunan kitab


Bangsa Israel dibebaskan dari Mesir 1:1--15:21
Perbudakan di Mesir 1:1-22
Kelahir