SUKU ALOR gagal lebang (1)

TUGAS PPKN
KLIPING MENGENAL LEBIH DEKAT SUKU BANGSA

SUKU ALOR

Oleh :
1. ERLANGGA CANDRA PRAMOEDYA
2. SEPTY BETRISNA AGRARIANI

SMP NEGERI 02
KOTA BLITAR

SUKU ALOR
Suku Alor merupakan Suku terbesar yang mendiami Pulau alor, Kabupaten Alor, Nusa
Tenggara Timur. Tepatnya Alor merupakan kepulauan disebelah selatan pulau Alor adalah Timor
Leste dan Selat Ombay, dibagian Utara Alor berbatasan dengan Laut Flores, di bagian Barat
dengan Selat Lomblen dan Kabupaten Lembata, sedangkan di bagian Timur dengan kepulauan
Maluku Tenggara Barat. Alor termasuk salah satu dari 92 pulau terluar di Indonesia karena
berbatasan dengan Timor Leste dan Selat Ombay di sebelah selatan. Suku alor atau yang biasa
disebut Suku Abui merupakan suku pendiri kerajaan tertua di Alor yang dibangun di pedalaman
pegunungan Alor. Meski pada akhirnya riwayat kerajaan berakhir, namun Suku Alor masih tetap

eksis. Besar kemungkinan, orang-orang Suku Alor yang mendiami wilayah Takpala Sekarang
adalah keturunan dari penduduk Kerajaan Alor.
 Kepercayaan Suku Alor
Mayoritas kepercayaan penduduk alor adalah Kristen Katolik dan Kristen Protestan, tetapi
tidak sedikit pula dari masyarakat Alor yang menganut paham animism dan dinamisme yang
menyembah :
1. Larra/Lera yaitu Matahari
2. Wulang yaitu Bulan
3. Neda yaitu sungai yang disebut juga dewa air
4. Addi yaitu hutan yang bisa disebut juga dewa hutan
5. Hari yaitu laut yang bisa disebut juga dewa laut
 Kesenian dan Kebudayaan Suku Alor
Berbagai macam adat serta kebudayaan di kabupaten Alor, mulai dari tarian, koleksi
bersejarah, dan suku tradisional yang masih lekat dengan tradisinya. Salah satu tarian dari Alor
yang terkenal adalah tarian Lego-Lego yang merupakan tarian tradisional Alor yang mendiami
kampung Takpala. Tarian ini dilakukan secara massal di mana satu dengan lainnya saling
bergandengantangan membentuk melingkar sambil mengelilingi tiga batu bersusun yang
disebut mesbah dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adat. Biasanya tarian ini
dilakukan semalaman dengan diiringi gong dan moko.
 Alat Musik Tradisional Suku Alor

Alor mempunyai alat musik khas yang mirip gendang yang disebut dengan Moko. Alat musik
ini biasanya digunakan sebagai alat upacara. Dan merupakan hasil kebudayaan zaman
perunggu. Selain itu juga biasa moko dijadikan sebagai belis, mahar atau mas kawin.
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa moko berasal dari tanah dan hanya dimiliki para
bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu hampir bisa dipastikan tidak
ada masyarakat adat di Nusantara yang mengoleksi moko dalam jumlah banyak seperti sukusuku di Alor.
 Bahasa Suku Alor
Untuk Pulau Alor dan pulau-pulau disekitarnya, bahasanya menggunakan Tewo kedebang,
Blagar, Lamuan Abui, Adeng, Katola, Taangla, Pui, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule,
Aluru, Kayu Kaileso

 Mata Pencaharian Suku Alor
Mata pencaharian orang Alor pada dasarnya adalah perladangan berpindah dengan teknik
tebang dan bakar. Tanaman pokoknya adalah jagung, diikuti oleh tanaman padi, ubi kayu,
sorgum, dan kacang-kacangan. Selain itu mereka masih melakukan pekerjaan tambahan
tradisional lain, seperti berburu, menangkap ikan, meramu hasil hutan, dan membuat barangbarang anyaman untuk dibarter. Sama seperti berbagai kegiatan hidup penting lainnya,
kegiatan mata pencaharian ini juga mereka atur sesuai dengan hukum adat.
 Pernikahan Dalam Suku Alor
Prinsip hubungan keturunan suku Alor biasanya bersifat patrilineal. Keluarga ini disebut
kukkus. Gabungan dari beberapa kukkus menjadi klen kecil yang disebut bala. Gabungan dari

beberapa bala menjadi klen besar yang disebut laing. Dalam perkawinannya orang Alor
menganut adat eksogami klen. Pihak laki-laki wajib membayar sejumlah belis (maskawin)
secara kontan kepada pihak pemberi wanita. Belis tersebut dapat terdiri atas sejumlah uang,
gong, selimut (sejenis ikat pinggang) dan moko (sejenis genderang untuk mengiringi upacara).
Selain itu perkawinan dapat pula terjadi tanpa harus membayar belis secara kontan, untuk itu
si suami harus mengabdi beberapa lama untuk lingkungan asal isterinya. Ada pula yang
disebut perkawinan tukar gadis, dimana laki-laki yang tidak mampu membayar belis
menyerahkan saudara perempuannya untuk dikawini pula oleh laki-laki pihak keluarga asal
isterinya. Jalan pintas yang ditempuh seorang laki-laki untuk menghindari semua kewajiban
belis tersebut biasanya dengan melarikan si gadis. Namun tetap ada sanksinya.
 Rumah Suku Alor
Rumah adat wae rebo adalah rumah yang
terbentuk kerucut dan atapnya terbuat dari
daun lontar. Seointas, rumah ini mirip
dengan honai yang ada di Papua. Namun,
yang membedakan adalah atap rumahnya
lebih

kerucut,


dengan

atap

yang

memanjang sampai menyentuh tanah.

 Pakaian Adat Suku Alor
I’langga merupakan aksesoris dari pakaian adat tradisional untuk pria Rote, Nusa Tenggara
Timur. Untuk wanita, biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagain bawahnya
mengenakan kain tenun



Senjata Adat Suku Alor
Sundu adalah senjata semacam keris dari Nusa
Tenggara Timur, yang merupakan senjata tikam.