Penatalaksanaan kesehatan gigi pada pasien kelainan darah
                                                                                Penatalaksanaan kesehatan gigi
pada pasien kelainan darah
Winarno Priyanto
LOGO
Pendahuluan
Darah dalam sirkulasi
berupa cairan
Keseimbangan yang dinamis antara sistem
pembekuan darah dan sistem penghancuran
bekuan darah
Mekanisme hemostasis
Hemostasis :
Adalah istilah umum untuk menyatakan seluruh
mekanisme yang digunakan oleh tubuh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan
atau kehilangan darah
Fase Hemostasis
1
Fase vaskuler ( terjadi reaksi lokal pembuluh darah)
2
Fase trombosit (timbul aktivitas trombosit)
3
Fase koagulasi ( terjadi interaksi beberapa faktor
koagulasi spesifik yang beredar di dalam darah)
4
Fase fibrinolisis (proses lisis bekuan darah sel)
Satu dari keempat proses ini terganggu
perdarahan
Mekanisme hemostasis
Langkah I : Hemostasis primer’
Yaitu pembentukan “primary platelet
plug”
Langkah II : Hemostasis sekunder,
Yaitu pembentukan “ stable
Hemostasis plug” ( platelet + fibrin plug)
Langkah III : Fibrinolisis, yang menyebabkan
Lisis dari fibrin setelah dinding vaskuler
Mengalami reparasi sempurna
Faal
hemostasis
berjalan
normal
Mekanisme hemostasis
Kaskade koagulasi
 Merupakan serangkaian pengubahan proenzim yang
inaktif menjadi enzim yang aktif.
 - Mencapai puncaknya pada saat terbentuknya
thrombin
 Thrombin lalu mengubah fibrinogen yang merupakan
protein plasma yang dapat larut, menjadi protein plasma
sukar larut dan berbentuk serat yaitu fibrin
Dua jalur dari kaskade koagulasi
 Intrinsik : Berawal di dalam plasma darah
 Extrinsik : Berawal dari terjadinya trauma pada dinding
pembuluh darah dan jaringan sekitar
Kaskade koagulasi
Pendekatan diagnostik perdarahan
Anamnesis :
 Onset perdarahan, usia
 Progresifitas perdarahan
 Manifestasi perdarahan : perdarahan kulit, gusi,
hidung
 Riwayat perdarahan sebelumnya
 Riwayat keluarga
 Riwayat pemberian obat-obatan
 Riwayat penyakit penyerta lain
 Riwayat trauma
Manifestasi perdarahan
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Petekie
Purpura
Ekimosis
Hematom
Hemartrosis
Perdarahan hidung (epistaksis)
Perdarahan gusi
Perdarahan susunan saraf pusat
Perdarahan subperiosteal
Hemoptisis
Gangguan penyembuhan luka
Menorrhagi
Perbedaan Klinis Gangguan Vaskuler atau Trombosit dengan Gangguan Koagulasi
Gambaran klinis
Petekhi
Hematom
Ekimosis superfsial
Hemartrosis
Perdarahan dengan
onset lambat
Perdarahan dari luka
superfsial/goresan
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Gangguan
Koagulasi
Jarang
Karakteristik ,
sering
Sering, biasanya
besar dan soliter
karakteristik
Sering
Gangguan
trombosit /
vaskuler (purpuric
disorders)
Karakteristik
Jarang
Karakteristik, biasanya kecil
dan multipel
Jarang
Jarang
Minimal 80 - 90 % Persisten, sering
perdarahan hebat
laki-laki
Relatif lebih sering pada
wanita
sering
Jarang
Tes penyaring
•
•
•
•
•
Tes untuk menilai pembentukan hemostatic plug:
Hitung trombosit (platelet count)
Apusan darah tepi
Waktu perdarahan (bleeding time)
Tes torniquet
Tes untuk menilai pembentukan thrombin:
aPTT (activating plasma thromboplastin time), menilai
jalur intrinsik
• PT (prothrombin time), menilai jalur ekstrinsik
 Tes untuk menilai reaksi thrombin-fibrinogen
• Thrombin time
 Tes khusus : test faal trombosit, tes ristocetin
Hasil pemeriksaan penyaring pada berbagai kelainan perdarahan
Kelainan
Pemeriksaan
Jumlah
Waktu
APTT
Trombos Perdara
it
han
Trombositop Abnorm Abnorm Normal
enia
al
al
Trombastenia Normal
Abnorm Normal
al
Hemoflia
Normal
Normal
Abnor
mal
Defsiensi f
Normal
Normal
Normal
VII
Disfbrinoge
Normal
Normal
Normal
mi
Hipofbrinoge Normal
Normal
Normal
nemi
Penyaring
PT
Fibrinog
en
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Abnorm
al
Normal
Normal
Normal
Abnorm
al
Abnorm
al
 
 
 
 
 
 
 
KLASIFIKASI PENYAKIT DIATESA HEMORAGIK
I. KELAINAN PEMBULUH DARAH
* Didapat
* Diturunkan
: HSP, Scurvy
: Hereditary teleangiectasia
II.KELAINAN TROMBOSIT
A. Jumlah trombosit menurun
- Didapat
: ITP, ATP, Leukemia, A.Aplastik
- Diturunkan : Fancony anemia
B. Jumlah trombosit normal, fungsi menurun
III.KELAINAN PEMBEKUAN
* Diturunkan
: Hemofilia A, B dan C
* Didapat
: Def. vit K, DIC
Hemofilia
KLASIFIKASI
Klasifikasi
Kadar Faktor VIII dan Faktor IX
di dalam darah
Gejala
Normal
50-150 U/dl atau 50-150%
Ringan
5-30% dari jumlah normal
Tidak terdeteksi sampai
mengalami tindakan
(ekstraksi gigi atau
sirkumsisi)
Sedang
1-5% dari jumlah normal
Perdarahan terjadi akibat
trauma yang lebih berat
Berat
Kurang dari 1%
Perdarahan spontan atau
akibat trauma ringan
GEJALA KLINIS
 Gejala klinik Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan
 Hemofilia dijumpai pada anak laki-laki, sedangkan anak wanita
karier.
 Gejala biasanya terlihat setelah penderita mulai bisa merangkak
dan berjalan dimana pergerakan akan mudah menyebabkan
terjadinya lebam kebiruan, hematom intramuscular, dan
hemartrosis.
 Perdarahan dari laserasi trauma minor pada mulut akan terjadi
selama berjam-jam atau bahkan dapat berhari-hari.
 Walaupun perdarahan bisa terjadi pada semua bagian tubuh tetapi
tanda dari hemofilia paling sering adalah adanya hemartrosis.
 Perdarahan pada sendi bisa terjadi karena adanya trauma minor
atau spontan.
 Pada anak lebih besar dan remaja hamartrosis paling banyak
terjadi pada lutut dan siku.
.
GAMBARAN
LABORATORIUM
Gambaran laboratorium
KRITERIA DIAGNOSTIK
 Tendensi perdarahan yang sukar
berhenti/kebiru-biruan baik spontan maupun
sesudah trauma ringan/tindakan seperti
hematoma, perdarahan atau hemartrosis
 Riwayat keluarga
 Waktu pembekuan memanjang
 PT (masa trombin) normal, aPTT (masa
tromboplastin parsial) memanjang
 Thrombin generation test (TGT)/PTT substitution
test abnormal
PENANGANAN
Pengobatan khusus
 Hemofilia A
 Transfusi konsentrat faktor VIII atau kriopresipitat
Jenis perdarahan
Hemartrosis
Hematom atau
perdarahan otot
Pencabutan gigi
Epistaksis
Dosis Konsentrat Faktor VIII
20-40 U/kg atau 15 U/kg bila diberikan sejak awal. Pemberian
diulang setiap hari sampai fungsi sendi normal kembali.
20 U/kg. Dapat diberikan secara alternate sampai membaik.
20U/kg dan terapi antifibrinolitik.
Tekan selama 15-20 menit, pasang tampon oli, terapi
antifibrinolitik, konsentrat faktor VIII diberikan bila terapi tersebut
gagal.
Bedah mayor, perdarahan 50-75 U/kg, kemudian diteruskan infus kontinyu 2-4 U/kg/jam
yang mengancam jiwa
untuk mempertahankan kadar faktor VIII > 100U/dL selama 24
jam; kemudian diteruskan infus kontinyu 2-3 U/kg/jam selama 5-7
hari untuk mempertahankan kadarnya > 50 U/dL dan 5-7 hari
kemudian pada kadar >30U/dL.
Perdarahan iliopsoas
50 U/kg kemudian diteruskan dengan 25U/kg tiap 12 jam sampai
asimtomatik, dan diteruskan dengan 20 U/kg secara alternate
sampai total pemberian selama 10-14 hari.
Hematuria
Istirahat, cairan 1 ½ kali maintenance, bila perdarahan tidak
terkontrol beri konsentrat faktor VIII 20 U/kg, bila masih belum
terkontrol beri prednison (kecuali pada infeksi HIV).
ITP
 Immune thrombocytopenic purpura (ITP) adalah
suatu penyakit perdarahan akibat penghancuran
trombosit yang berlebihan ditandai :
Trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3)
Petekie/purpura/perdarahan mukosa
Masa hidup trombosit yang lebih pendek
Adanya antibodi antitrombosit dalam plasma
Peningkatan megakariosit dalam sumsum tulang
2 bentuk ITP
Insidensi
 80-90% kasus ITP akut, pulih dalam beberapa
hari atau minggu (6 bulan)
 Tidak ada perbedaan insidensi laki/perempuan
 Puncak pada usia 2 – 5 tahun
 Hampir selalu ada riwayat infeksi bakteri,virus
/imunisasi 1 -6 minggu sebelum timbul
 Perdarahan sering saat trombosit < 20.000/mm3.
Patofisiologi
 Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan
autoantibodi terhadap glikoprotein yang terdapat
pada membran trombosit.
 Penghancuran terjadi terhadap trombosit yang
diselimuti antibodi (antibody-coated platelets)
tersebut dilakukan oleh makrofag
Manifestasi Klinis
 Biasanya pasien sehat, tiba-tiba mengalami
perdarahan baik pada kulit, petekie, purpura
atau perdarahan pada mukosa hidung
(epistaksis).
 Lama terjadinya perdarahan  akut/kronis.
 Gejala sistemik (-)  bentuk sekunder dan
diagnosis lain dapat disingkirkan
 Riwayat penggunaan obat/bahan lain yg
menyebabkan trombositopenia perlu dicari
Manifestasi Klinis
 Pemeriksaan fisik:
 Bukti adanya perdarahan tipe trombosit (platelettype bleeding), yaitu petekie, purpura,
perdarahan konjungtiva, atau perdarahan
mukokutaneus lainnya.
 Jika ditemukan adanya pembesaran hati dan
atau limpa kemungkinan bukan ITP
 Pemeriksaan laboratorium sebaiknya dibatasi
terutama pada saat terjadinya perdarahan dan
klinis ditemukan kelainan yang khas.
Manifestasi Klinis
Diagnosis
 Diagnosis ITP  diagnosis klinis
 Diagnosis pasti : Bone Marrow Puncture
BMP invasif, lihat manifestasi klinis
• Manifestasi klinis: purpura, pemeriksaan fisik dapat
normal dengan atau tidak disertai splenomegali dan
tidak ditemukan limfadenopati.
 Hitung trombosit dan apus darah: hanya
trombositopenia, tanpa abnormalitas sel darah
merah atau sel darah putih
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan ITP: suportif dan terapi
farmakologis
 Tindakan suportif merupakan hal yang penting
dalam penatalaksanaan ITP pada anak,
diantaranya:
 membatasi aktifitas fisik yang melibatkan
kontak fisik kompetitif,
 mencegah perdarahan akibat trauma,
 menghindari obat yang dapat menekan
produksi trombosit atau merubah fungsinya,
 memberi pengertian pada pasien dan atau
orang tua tentang penyakitnya.
Penatalaksanaan
 Pengobatan yang biasa diberikan:
 kortikosteroid peroral : metil prednisolon 1-2 mg/kg/hari,
selama 14-21 hari
 imunoglobulin intravena (IVIG), dosis 0,8-1 gram/kg/hari
selama 1-2 hari
 Terapi untuk perdarahan berat dan mengancam jiwa:
 Transfusi trombosit
 Metilprednisolon 30 mg/kgbb/hari IV selama 3 hari
 IVIG 2 g/kgBB
 Splenektomi emergensi.
Untuk ITP kronis :
- Azatioprin, Vincristine, siklofosfamide
Prognosis
 Baik, 50% kasus pulih dalam waktu 1 bulan dan 7080% pulih dalam waktu 6 bulan.
 Remisi spontan setelah 1 tahun jarang, meskipun
baru dapat terjadi setelah beberapa tahun.
 Pada ITP yang didasari penyakit lain, prognosis
bergantung pada penyakit dasar.
 Usia >10 tahun, onset yang mendadak, dan jenis
kelamin perempuan berhubungan dengan ITP
kronis.
 Pada penderita ITP kronis, 50-60% dapat menjadi
stabil tanpa terapi ataupun splenektomi.
LOGO
                                            
                pada pasien kelainan darah
Winarno Priyanto
LOGO
Pendahuluan
Darah dalam sirkulasi
berupa cairan
Keseimbangan yang dinamis antara sistem
pembekuan darah dan sistem penghancuran
bekuan darah
Mekanisme hemostasis
Hemostasis :
Adalah istilah umum untuk menyatakan seluruh
mekanisme yang digunakan oleh tubuh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan
atau kehilangan darah
Fase Hemostasis
1
Fase vaskuler ( terjadi reaksi lokal pembuluh darah)
2
Fase trombosit (timbul aktivitas trombosit)
3
Fase koagulasi ( terjadi interaksi beberapa faktor
koagulasi spesifik yang beredar di dalam darah)
4
Fase fibrinolisis (proses lisis bekuan darah sel)
Satu dari keempat proses ini terganggu
perdarahan
Mekanisme hemostasis
Langkah I : Hemostasis primer’
Yaitu pembentukan “primary platelet
plug”
Langkah II : Hemostasis sekunder,
Yaitu pembentukan “ stable
Hemostasis plug” ( platelet + fibrin plug)
Langkah III : Fibrinolisis, yang menyebabkan
Lisis dari fibrin setelah dinding vaskuler
Mengalami reparasi sempurna
Faal
hemostasis
berjalan
normal
Mekanisme hemostasis
Kaskade koagulasi
 Merupakan serangkaian pengubahan proenzim yang
inaktif menjadi enzim yang aktif.
 - Mencapai puncaknya pada saat terbentuknya
thrombin
 Thrombin lalu mengubah fibrinogen yang merupakan
protein plasma yang dapat larut, menjadi protein plasma
sukar larut dan berbentuk serat yaitu fibrin
Dua jalur dari kaskade koagulasi
 Intrinsik : Berawal di dalam plasma darah
 Extrinsik : Berawal dari terjadinya trauma pada dinding
pembuluh darah dan jaringan sekitar
Kaskade koagulasi
Pendekatan diagnostik perdarahan
Anamnesis :
 Onset perdarahan, usia
 Progresifitas perdarahan
 Manifestasi perdarahan : perdarahan kulit, gusi,
hidung
 Riwayat perdarahan sebelumnya
 Riwayat keluarga
 Riwayat pemberian obat-obatan
 Riwayat penyakit penyerta lain
 Riwayat trauma
Manifestasi perdarahan
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Petekie
Purpura
Ekimosis
Hematom
Hemartrosis
Perdarahan hidung (epistaksis)
Perdarahan gusi
Perdarahan susunan saraf pusat
Perdarahan subperiosteal
Hemoptisis
Gangguan penyembuhan luka
Menorrhagi
Perbedaan Klinis Gangguan Vaskuler atau Trombosit dengan Gangguan Koagulasi
Gambaran klinis
Petekhi
Hematom
Ekimosis superfsial
Hemartrosis
Perdarahan dengan
onset lambat
Perdarahan dari luka
superfsial/goresan
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Gangguan
Koagulasi
Jarang
Karakteristik ,
sering
Sering, biasanya
besar dan soliter
karakteristik
Sering
Gangguan
trombosit /
vaskuler (purpuric
disorders)
Karakteristik
Jarang
Karakteristik, biasanya kecil
dan multipel
Jarang
Jarang
Minimal 80 - 90 % Persisten, sering
perdarahan hebat
laki-laki
Relatif lebih sering pada
wanita
sering
Jarang
Tes penyaring
•
•
•
•
•
Tes untuk menilai pembentukan hemostatic plug:
Hitung trombosit (platelet count)
Apusan darah tepi
Waktu perdarahan (bleeding time)
Tes torniquet
Tes untuk menilai pembentukan thrombin:
aPTT (activating plasma thromboplastin time), menilai
jalur intrinsik
• PT (prothrombin time), menilai jalur ekstrinsik
 Tes untuk menilai reaksi thrombin-fibrinogen
• Thrombin time
 Tes khusus : test faal trombosit, tes ristocetin
Hasil pemeriksaan penyaring pada berbagai kelainan perdarahan
Kelainan
Pemeriksaan
Jumlah
Waktu
APTT
Trombos Perdara
it
han
Trombositop Abnorm Abnorm Normal
enia
al
al
Trombastenia Normal
Abnorm Normal
al
Hemoflia
Normal
Normal
Abnor
mal
Defsiensi f
Normal
Normal
Normal
VII
Disfbrinoge
Normal
Normal
Normal
mi
Hipofbrinoge Normal
Normal
Normal
nemi
Penyaring
PT
Fibrinog
en
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Abnorm
al
Normal
Normal
Normal
Abnorm
al
Abnorm
al
KLASIFIKASI PENYAKIT DIATESA HEMORAGIK
I. KELAINAN PEMBULUH DARAH
* Didapat
* Diturunkan
: HSP, Scurvy
: Hereditary teleangiectasia
II.KELAINAN TROMBOSIT
A. Jumlah trombosit menurun
- Didapat
: ITP, ATP, Leukemia, A.Aplastik
- Diturunkan : Fancony anemia
B. Jumlah trombosit normal, fungsi menurun
III.KELAINAN PEMBEKUAN
* Diturunkan
: Hemofilia A, B dan C
* Didapat
: Def. vit K, DIC
Hemofilia
KLASIFIKASI
Klasifikasi
Kadar Faktor VIII dan Faktor IX
di dalam darah
Gejala
Normal
50-150 U/dl atau 50-150%
Ringan
5-30% dari jumlah normal
Tidak terdeteksi sampai
mengalami tindakan
(ekstraksi gigi atau
sirkumsisi)
Sedang
1-5% dari jumlah normal
Perdarahan terjadi akibat
trauma yang lebih berat
Berat
Kurang dari 1%
Perdarahan spontan atau
akibat trauma ringan
GEJALA KLINIS
 Gejala klinik Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan
 Hemofilia dijumpai pada anak laki-laki, sedangkan anak wanita
karier.
 Gejala biasanya terlihat setelah penderita mulai bisa merangkak
dan berjalan dimana pergerakan akan mudah menyebabkan
terjadinya lebam kebiruan, hematom intramuscular, dan
hemartrosis.
 Perdarahan dari laserasi trauma minor pada mulut akan terjadi
selama berjam-jam atau bahkan dapat berhari-hari.
 Walaupun perdarahan bisa terjadi pada semua bagian tubuh tetapi
tanda dari hemofilia paling sering adalah adanya hemartrosis.
 Perdarahan pada sendi bisa terjadi karena adanya trauma minor
atau spontan.
 Pada anak lebih besar dan remaja hamartrosis paling banyak
terjadi pada lutut dan siku.
.
GAMBARAN
LABORATORIUM
Gambaran laboratorium
KRITERIA DIAGNOSTIK
 Tendensi perdarahan yang sukar
berhenti/kebiru-biruan baik spontan maupun
sesudah trauma ringan/tindakan seperti
hematoma, perdarahan atau hemartrosis
 Riwayat keluarga
 Waktu pembekuan memanjang
 PT (masa trombin) normal, aPTT (masa
tromboplastin parsial) memanjang
 Thrombin generation test (TGT)/PTT substitution
test abnormal
PENANGANAN
Pengobatan khusus
 Hemofilia A
 Transfusi konsentrat faktor VIII atau kriopresipitat
Jenis perdarahan
Hemartrosis
Hematom atau
perdarahan otot
Pencabutan gigi
Epistaksis
Dosis Konsentrat Faktor VIII
20-40 U/kg atau 15 U/kg bila diberikan sejak awal. Pemberian
diulang setiap hari sampai fungsi sendi normal kembali.
20 U/kg. Dapat diberikan secara alternate sampai membaik.
20U/kg dan terapi antifibrinolitik.
Tekan selama 15-20 menit, pasang tampon oli, terapi
antifibrinolitik, konsentrat faktor VIII diberikan bila terapi tersebut
gagal.
Bedah mayor, perdarahan 50-75 U/kg, kemudian diteruskan infus kontinyu 2-4 U/kg/jam
yang mengancam jiwa
untuk mempertahankan kadar faktor VIII > 100U/dL selama 24
jam; kemudian diteruskan infus kontinyu 2-3 U/kg/jam selama 5-7
hari untuk mempertahankan kadarnya > 50 U/dL dan 5-7 hari
kemudian pada kadar >30U/dL.
Perdarahan iliopsoas
50 U/kg kemudian diteruskan dengan 25U/kg tiap 12 jam sampai
asimtomatik, dan diteruskan dengan 20 U/kg secara alternate
sampai total pemberian selama 10-14 hari.
Hematuria
Istirahat, cairan 1 ½ kali maintenance, bila perdarahan tidak
terkontrol beri konsentrat faktor VIII 20 U/kg, bila masih belum
terkontrol beri prednison (kecuali pada infeksi HIV).
ITP
 Immune thrombocytopenic purpura (ITP) adalah
suatu penyakit perdarahan akibat penghancuran
trombosit yang berlebihan ditandai :
Trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3)
Petekie/purpura/perdarahan mukosa
Masa hidup trombosit yang lebih pendek
Adanya antibodi antitrombosit dalam plasma
Peningkatan megakariosit dalam sumsum tulang
2 bentuk ITP
Insidensi
 80-90% kasus ITP akut, pulih dalam beberapa
hari atau minggu (6 bulan)
 Tidak ada perbedaan insidensi laki/perempuan
 Puncak pada usia 2 – 5 tahun
 Hampir selalu ada riwayat infeksi bakteri,virus
/imunisasi 1 -6 minggu sebelum timbul
 Perdarahan sering saat trombosit < 20.000/mm3.
Patofisiologi
 Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan
autoantibodi terhadap glikoprotein yang terdapat
pada membran trombosit.
 Penghancuran terjadi terhadap trombosit yang
diselimuti antibodi (antibody-coated platelets)
tersebut dilakukan oleh makrofag
Manifestasi Klinis
 Biasanya pasien sehat, tiba-tiba mengalami
perdarahan baik pada kulit, petekie, purpura
atau perdarahan pada mukosa hidung
(epistaksis).
 Lama terjadinya perdarahan  akut/kronis.
 Gejala sistemik (-)  bentuk sekunder dan
diagnosis lain dapat disingkirkan
 Riwayat penggunaan obat/bahan lain yg
menyebabkan trombositopenia perlu dicari
Manifestasi Klinis
 Pemeriksaan fisik:
 Bukti adanya perdarahan tipe trombosit (platelettype bleeding), yaitu petekie, purpura,
perdarahan konjungtiva, atau perdarahan
mukokutaneus lainnya.
 Jika ditemukan adanya pembesaran hati dan
atau limpa kemungkinan bukan ITP
 Pemeriksaan laboratorium sebaiknya dibatasi
terutama pada saat terjadinya perdarahan dan
klinis ditemukan kelainan yang khas.
Manifestasi Klinis
Diagnosis
 Diagnosis ITP  diagnosis klinis
 Diagnosis pasti : Bone Marrow Puncture
BMP invasif, lihat manifestasi klinis
• Manifestasi klinis: purpura, pemeriksaan fisik dapat
normal dengan atau tidak disertai splenomegali dan
tidak ditemukan limfadenopati.
 Hitung trombosit dan apus darah: hanya
trombositopenia, tanpa abnormalitas sel darah
merah atau sel darah putih
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan ITP: suportif dan terapi
farmakologis
 Tindakan suportif merupakan hal yang penting
dalam penatalaksanaan ITP pada anak,
diantaranya:
 membatasi aktifitas fisik yang melibatkan
kontak fisik kompetitif,
 mencegah perdarahan akibat trauma,
 menghindari obat yang dapat menekan
produksi trombosit atau merubah fungsinya,
 memberi pengertian pada pasien dan atau
orang tua tentang penyakitnya.
Penatalaksanaan
 Pengobatan yang biasa diberikan:
 kortikosteroid peroral : metil prednisolon 1-2 mg/kg/hari,
selama 14-21 hari
 imunoglobulin intravena (IVIG), dosis 0,8-1 gram/kg/hari
selama 1-2 hari
 Terapi untuk perdarahan berat dan mengancam jiwa:
 Transfusi trombosit
 Metilprednisolon 30 mg/kgbb/hari IV selama 3 hari
 IVIG 2 g/kgBB
 Splenektomi emergensi.
Untuk ITP kronis :
- Azatioprin, Vincristine, siklofosfamide
Prognosis
 Baik, 50% kasus pulih dalam waktu 1 bulan dan 7080% pulih dalam waktu 6 bulan.
 Remisi spontan setelah 1 tahun jarang, meskipun
baru dapat terjadi setelah beberapa tahun.
 Pada ITP yang didasari penyakit lain, prognosis
bergantung pada penyakit dasar.
 Usia >10 tahun, onset yang mendadak, dan jenis
kelamin perempuan berhubungan dengan ITP
kronis.
 Pada penderita ITP kronis, 50-60% dapat menjadi
stabil tanpa terapi ataupun splenektomi.
LOGO
