Bab 5 Kerangka Strategis Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 6c84fc37b0 BAB VBab 5 Kerangka Strategis Pendanaan
RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
KOTA SUKABUMI Tahun 2015-2019
Bab 5 Kerangka Strategis Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
5.1 Potensi Pendanaan APBD
Pada bagian ini akan dijelaskan struktur APBD Kota Sukabumi selama 5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realisasi APBD dalam
5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: a.Belanja Daerah yang meliputi Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b.
Pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
c.
Pembiayaan Daerah meliputi Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kota Sukabumi tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan
penerimaan pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah
melalui belanja tidak langsung dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan
belanja daerah selama tahun 2008-2012 telah menunjukkan efektivitas dan efisiensi yang menggembirakan. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan
keuangan daerah telah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan mampu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah.
Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya Penerimaan Daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya penghematan dari sisi
belanja.Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Sukabumi 9-1
Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang peranan penting dalam keuangan daerah, yaitu Pertama, sumber pembiayaan yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Daerah setiap tahunnya. Kedua,
sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat yang pelaksanaannya ditetapkan melalui
peraturan daerah setiap tahunnya. Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran dan Belanja Negara (APBN) yang di dalamnya terakomodasi
dana dekonsentrasi dan dana pinjaman luar negeri.Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah, selama kurun waktu 5 (lima) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode
pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai tindak lanjut reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan
keuangan daerah. Upaya ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi selama 5 (lima) tahun,
yaitu dari Tahun Angaran 2008-2012.Tabel 5.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008-2012PENDAPATAN DAERAH 2008 2009 2010 2011 2012 Ribu Rp % Ribu Rp % Ribu Rp % Ribu Rp % Ribu Rp %
Pendapatan Asli Daerah 65.263.021 14,58 66.190.681 13,07 91.472.357 16,19 115.351.808 18,28 148.387.666 20,26 Pajak Daerah 6.395.774 1,43 6.596.173 1,30 7.569.384 1,34 15.100.832 2,39 17.886.460 2,44 Retribusi Daerah 46.700.418 10,43 6.656.601 1,31 6.732.578 1,19 6.680.301 1,06 8.687.448 1,19 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
1.596.547 0,36 2.296.684 0,45 3.305.951 0,58 3.080.978 0,49 3.180.720 0,43 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
10.570.282 2,36 50.641.223 10,00 73.864.444 13,07 90.489.697 14,34 118.633.038 16,20 Dana Perimbangan 341.106.451 76,19 377.865.432 74,59 386.088.447 68,32 407.226.914 64,52 485.128.119 66,23
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
34.914.618 7,80 50.250.737 9,92 48.577.565 8,60 56.859.131 9,01 65.886.273 8,99 Dana Alokasi Umum 278.943.833 62,30 287.525.695 56,76 314.420.182 55,63 330.723.383 52,40 401.102.986 54,76 Dana Alokasi Khusus 27.248.000 6,09 40.089.000 7,91 23.090.700 4,09 19.644.400 3,11 18.138.860 2,48
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 41.345.806 9,23 62.512.113 12,34 87.589.065 15,50 108.615.835 17,21 98.988.004 13,51 Total Pendapatan 447.715.278 100,00 506.568.226 100,00 565.149.869 100,00 631.194.557 100,00 732.503.789 100,00
Sumber: Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2012-2013
Tabel 5.2 Perkembangan Belanja Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008-20122008 2009 2010 2011
BELANJA DAERAH Ribu Rp % Ribu Rp % Ribu Rp % Ribu Rp % Ribu R
Belanja Tidak Langsung 228.738.388 50,00 280.522.146 50,29 343.036.296 60,33 374.369.166 60,47 410.0 Belanja Pegawai 195.422.429 42,72 230.805.288 41,38 287.706.065 50,59 325.272.945 52,54 366.
- Belanja Bunga
- Belanja Subsidi Belanja Hibah 13.434.114 2,94 32.181.495 5,77 36.527.940 6,42 38.359.805 6,20
27.3 Belanja Bantuan Sosial 16.305.108 3,56 16.533.463 2,96 18.021.353 3,17 10.671.379 1,72
13.8
- Belanja Bagi Hasil 428.737
- Belanja Bantuan Keuangan 3.107.500 0,68
5 - Pengeluaran Tidak Terduga 40.500 0,01 1.001.900 0,18 780.938 0,14 65.037 0,01
1.3 Belanja Langsung 228.757.695 50,00 277.299.372 49,71 225.609.041 39,67 244.774.712 39,53 264.8 Belanja Pegawai 49.024.156 10,72 50.985.791 9,14 64.795.981 11,39 39.666.306 6,41
39.7 Belanja Barang dan Jasa 97.667.712 21,35 105.887.798 18,98 120.412.970 21,18 154.249.166 24,91 203. Belanja Modal 82.065.827 17,94 120.425.783 21,59 40.400.090 7,10 50.859.240 8,21
21.9 Total Belanja 457.496.083 100,00 557.821.518 100,00 568.645.337 100,00 619.143.878 100,00 674.8
Sumber: Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2012-2013
Tabel 5.2 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 2008 2009 2010 2011 2012PEMBIAYAAN DAERAH Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Penerimaan Pembiayaan 91.270.136.623 100,00 76.723.497.694 100,00 21.226.893.239 100,00 15.869.280.571 100,00 19.327.797.143 100,00 Penggunaan Sisa Lebih
72.528.158.250 79,47 46.673.099.281 60,83 20.499.812.122 96,57 15.731.425.396 99,13 19.225.405.409 99,47 Perhitungan Anggaran (SLPA) Pencairan Dana Cadangan 18.500.000.000
- 20,27 30.050.398.413 39,17 727.081.117 3,43 Hasil Penjualan Kekayaan - - - -
- Daerah yang Dipisa>
- Penerimaan Kembali
- Penerimaan Pinjaman Daerah
137.855.175 0,87 61.641.734 0,32 - - - - - - Pemberian Pinjaman Daerah
2008 2009 2010 2011 2012 PEMBIAYAAN DAERAH
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
- Penerimaan Piutang Daerah 241.978.373 0,27
40.750.000 0,21 - Pengeluaraan Pembiayaan 33.835.883.726 100,00 4.970.381.762 100,00 2.000.000.000 100,00 3.462.500.000 100,00 2.700.000.000 100,00
Pembentukan Dana
- 29.585.183.000 87,44 220.381.762 4,43
- Cadangan Penyertaan Modal (Investasi)
4.250.000.000 12,56 4.750.000.000 95,57 2.000.000.000 100,00 500.000.000 14,44 1.500.000.000 55,56 Pemerintah Daerah
- SP2D TA 2007 500.000 0,00 Potongan Pajak SP2D
- 200.726 0,00
2.962.500.000 85,56 1.200.000.000 44,44 LS/Pinjaman Daerah
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 43.844.526.257 100,00 20.499.812.122 100,00 15.731.425.396 100,00 11.506.485.409 100,00 34.886.472.671 100,00
Tahun Berkenaan
Sumber : Laporan Realisasi APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 dalam RPJMD Kota Sukabumi Tahun 2013-2018
RENCANA PROGRAM INVESTASI DAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
KOTA SUKABUMI Tahun 2015-2019
Untuk pendapatan daerah Kota Sukabumi, perkembangan rata-rata pencapaian pendapatan daerah
selama kurun waktu tahun 2008-2012 berkisar antara 100.39 % sampai dengan 105.49 %. Hal ini
menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kota Sukabumi untuk merealisasikan target Pendapatan
Daerah cukup baik, namun demikian apabila melihat capaian per tahunnya relatif berfluktuatif paling
tinggi pada Tahun 2008 sebesar 105.49 %, dan paling rendah sebesar 100.78 % pada Tahun 2009.
Pertumbuhan target PAD dalam APBD Kota Sukabumi dalam kurun waktu 2008-2012 rata-rata
sebesar 26.34 % sedangkan realisasinya rata-rata mencapai 23.70 %. Hal ini menggambarkan kinerja
pencapaian PAD Kota Sukabumi selama 5 tahun terakhir masih harus ditingkatkan lagi pada tahun-
tahun yang akan datang sehingga Pendapatan Daerah dari komponen Pendapatan Asli Daerah
dapat lebih optimal.Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa ketergantungan Kota Sukabumi pada Pemerintah Pusat dan
Provinsi untuk APBD Kota Sukabumi cukup besar dalam membiayai pembangunan Kota Sukabumi.
Hal ini terlihat dari proporsi Dana Perimbangan terhadap APBD Kota Sukabumi yang rata-rata
mencapai 66.59%, Rata-rata target dalam APBD untuk dana perimbangan tumbuh sebesar 10.76%
selama kurun waktu 2008-2012 namun dilihat dari pertumbuhan realisasinya rata-rata baru mencapai
9.39%.Sumber penerimaan lainnya berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang sah yang terdiri atas
penerimaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan penerimaan dari Pemerintah Pusat.
Perkembangan Lain-Lain PAD Yang Sah selama kurun waktu Tahun 2008-2012 pertumbuhan realisasi
capaiannya rata-rata berada di atas target yang telah ditetapkan. Target dalam RPJMD Tahun 2008-
2013 rata-rata tumbuh sebesar 10% sedangkan target dalam APBD tumbuh rata-rata sebesar 27.64%,
namun apabila dilihat dari pertumbuhan realisasinya mencapai 29.41%. Hal ini menggambarkan
kinerja sektor pendapatan dari Pendapatan Lain-Lain PAD Yang Syah cukup baik, proporsi terbesar
diperoleh dari RSUD R. Syamsudin S.H. yang sudah berstatus BLUD.100%
9.23
12.34
13.51
15.50
17.21
90% 80% 70%
Lain-lain Pendapatan 60%
Daerah yang Sah
66.23
76.19
64.52
74.59
68.32
50% Dana Perimbangan
40% Pendapatan Asli Daerah
30% 20%
20.26
10%
18.28
16.19
14.58
13.07
0% 2008 2009 2010 2011 2012
Untuk belanja daerah Kota Sukabumi, Belanja daerah dalam RPJMD Tahun 2008-2013 diarahkan
pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik, di samping tetap menjaga
eksistensi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dalam penggunaannya, belanja daerah tetap
mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas serta diseimbangkan
dengan jumlah Pendapatan Daerah yang ada, yang diharapkan dapat memberikan dukungan pada
program-program strategis daerah. Capaian realisasi Belanja Daerah selama kurun waktu 2008-2012
masih di bawah 100 %. Dari Komponen Belanja Tidak Langsung dapat dilihat bahwa komponen
Belanja Pegawai realisasinya selalu di atas 100 %, dimana realisasi tertinggi terjadi pada tahun 2010.
Kondisi ini diakibatkan dari tidak seimbangnya pertumbuhan jumlah pegawai yang harus digaji
dengan kenaikan Dana Alokasi Umum.100% 90% 80% 70%
39.25
39.67
39.53
60%
49.71
50.00 Belanja Langsung
50% Belanja Tidak Langsung
40% 30% 20% 10%
50.00
50.29
60.33
60.47
60.75
0% 2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 5.2 Perkembangan Proporsi Belanja APBD Kota Sukabumi Tahun 2008-2012
Untuk pembiayaan daerah Kota Sukabumi, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 23 ayat
(3), pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus. Kondisi anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kota Sukabumi Tahun Anggaran 2008-2012, perbandingan antara pendapatan dan
belanja masih lebih besar belanja sehingga dalam pembiayaan digunakan untuk menutup defisit dari
selisih tersebut. Sumber-sumber penerimaan pembiayaan yang paling besar masih tetap dari pos Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya.
Pembiayaan daerah dalam kurun waktu 2009-2011, memperlihatkan bahwa penerimaan pembiayaan
selama ini hanya bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA). Besaran
SiLPA yang relatif besar ini, terutama disebabkan over target pendapatan dan efisiensi penggunaan
anggaran. Besaran SiLPA menunjukkan trend menurun, yang dapat diartikan bahwa, disparitas
antara perencanaan pendapatan dan belanja daerah dengan pelaksanaannya yang semakin
mengecil menunjukkan bahwa proses perencanaan dilaksanakan dengan lebih cermat sehingga
akan lebih baik pada tingkat pelaksanaannya.
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya.
Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya
perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5
tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional
dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Berikut ini adalah perkembangan alokasi APBD untuk
pembangunan bidang cipta karya di Kota Sukabumi Tahun 2009-2012.Tabel 5.4 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kota Sukabumi Tahun 2009- 2013 (Ribu Rupiah)Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Sektor
Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi %
Pengembangan
- 400.000 0,07 - - Air Minum Pengembangan 14.085.381 2,53 7.638.122 1,34 5.237.446 0,85 6.984.345 1,03 6.406.155 PPLP Pengembangan - - -
- Permukiman Penataan - - Bangunan dan - - - - - - Lingkungan Total Belanja APBD Bidang 14.085.381 2,53 8.038.122 1,41 5.237.446 0,85 6.984.345 1,03 6.406.155 Cipta Karya Total Belanja
557.821.518 100 568.645.337 100 619.143.878 100 674.879.856 100
ABPD
Sumber: Realisasi DDUB Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011, SSK Kota Sukabumi Tahun 2014-2018, Statistik Keuangan Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2012-2013Belanja Lainnya
98.97
1.03
1.03 PPLP
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa pada tahun 2010 terdapat alokasi APBD Kota Sukabumi untuk
pengembangan air minum. APBD tersebut bernilai 400 juta rupiah. Selain itu, pemerintah daerah juga
didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana
pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen
pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Dari data-data yang telah
dijabarkan sebelumnya, maka dapat diketahui alokasi APBN dan DDUB bidang Cipta Karya di Kota
Sukabumi sebagai berikut.Tabel 5.5 Perkembangan DDUB Kota Sukabumi Tahun 2009-2012Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sektor
Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi DDUB DDUB DDUB DDUB APBN APBN APBN APBN
Pengembangan 600.000 -
- 1.601.060 - - - 400.000 Air Minum - - - - Pengembangan - - - -
PPLP
- 900.000 - - - - - - Pengembangan Permukiman Penataan
- Bangunan dan Lingkungan
- Total Belanja 600.000 1.601.060 900.000 -
Sumber: Realisasi DDUB Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011
5.2 Potensi Pendanaan APBN
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus
bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN.
Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta
Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah aga dapat
memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke
daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni
Permen PU No. 14 Tahun 2011. Data dana yang dialokasikan pada Kota Sukabumi perlu dianalisis
untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di kabupaten tersebut.
Berikut ini adalah perkembangan investasi pembangunan cipta karya bersumber dari APBN Tahun
2009-2012.Tabel 5.6 APBN Cipta Karya di Kota Sukabumi Tahun 2008-2012 (Ribu Rupiah)Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun Alokasi Tahun Sektor 2009 2010 2011 2012
- Pengembangan Air 600.000 1.601.060 Minum Pengembangan - - - - PLP
- Pengembangan - 900.000 Permuk
- Penataan Bangunan &
Sumber: Realisasi DDUB Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011
Dari tabel tersebut diketahui dalam kurun waktu tahun 2009-2012, terdapat alokasi APBN untuk
sektor pengembangan air minum dan pengembangan permukiman di Kota Sukabumi. Alokasi APBN
untuk pengembangan air minum bernilai 600 juta rupiah pada tahun 2009 dan 1,6 miliar rupiah di
tahun berikutnya. Sementara itu, alokasi APBN untuk pengembangan permukiman di Kota Sukabumi
bernilai 900 juta rupiah di tahun 2012.
Selain APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung
pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana
Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Adapun prioritas nasional terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan
sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum
kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan, termasuk
daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Sementara itu, DAK sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitas (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyaakat berpenghasilan rendah di
perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan
oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana
DAK di Kota Sukabumi ini perlu dililhat alokasinya dalam 5 tahun terakhir agar dapat dianalisis
perkembangannya. Berikut ini perkembangan DAK infrastruktur cipta karya di Kota Sukabumi Tahun
2009-2012.Tabel 5.7 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Sukabumi Tahun 2009-2012 (Ribu Rupiah)Jenis DAK Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 DAK Air Minum 620.456 652.600 1.333.420
2.563.000 DAK Sanitasi 1.469.976 761.400 677.130
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa dalam kurun waktu tahun 2009-2012, terdapat Dana Alokasi
Khusus (DAK) dari APBN untuk air minum dan sanitasi di Kota Sukabumi. Terakhir pada tahun 2012
jumlah DAK air minum dan sanitasi di Kota Sukabumi bernilai sekitar 2 miliar rupiah.5.3 Alternatif Sumber Pendanaan A.
PERKEMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN DAERAH BIDANG CIPTA KARYA DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan
perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa
perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air
minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu
dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu
alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya. Dalam bagian ini disajikan kinerja
perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya di Kota Sukabumi, yaitu Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi berdasarkan aspek pelayanan dan aspek operasi.
Pengelolaan air bersih di Kota Sukabumi dikelola oleh PDAM Tirta Bumi Wibawa. PDAM Tirta Bumi
Wibawa Kota Sukabumi adalah sebuah perusahaan daerah air minum yang merupakan perusahaan
daerah millik pemerintah kota yang beroperasi sebagai badan semi otonomi. Kondisi fisiografi
wilayah Kota Sukabumi yang berada di daerah pegunungan, memiliki potensi sumber air baku untuk
air bersih. PDAM TBW Kota Sukabumi, berasal dari beberapa sumber mata air, diantaranya dari mata
air Batu Karut dan Cigadog, serta dari mata air permukaan WTP Cinumpang dengan sistem gravitasi,
termasuk dari beberapa titik Sumur Bor Dalam (SBD) dan sistem pompanisasi.Wilayah layanan PDAM meliputi seluruh Kota Sukabumi. PDAM Tirta Bumi Wibawa mengalirkan air
minum pada domestik, bisnis, komersial, industri dan konsumen lainnya. PDAM Tirta Bumi Wibawa
mempunyai kapasitas terpasang sebesar 590 Liter/detik dan kapasitas produksi sebesar 413
Liter/detik. Jumlah pelanggan sebanyak 17.686 sambungan rumah atau penduduk yang terlayani
sebanyak 128,508 jiwa dengan cakupan pelayanan sebesar 30,5%.Tabel 5.3 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan Kota SukabumiNo Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan
1 Pengelola PDAM Tirta Buana Wibawa
3 Kapasitas Produksi Lt/detik 413
4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 590
5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 17.686
- 6 Jumlah Kran Air Unit
7 Kehilangan Air (UFW) %
65.1
8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) /M3 (0-10M3) 1700 /M3 (11-20M3) 2600
9 Jumlah pelanggan per kecamatan Pelanggan 4051
- Pelanggan 380
Warudoyong
- Pelanggan 5413
Baros
- Pelanggan 2723
Cikole
- Pelanggan 4073
Citamiang
Gunung Puyuh
- Pelanggan 842
Cibeureum
- Sumber: Bappeda-Rekap Data Infrastruktur 2013 & Buku Kinerja PDAM Tahun 2012 – BPPSPAM
Lembursitu
B. PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI SWASTA
DALAM 5 TAHUN TERAKHIR Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi costrecovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Untuk air limbah domestik, berdasarkan hasil kajian SSA yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kota Sukabumi melalui Dinas Pengelolaan Sampah, Pemakaman, dan Pertamanan, sampai saat ini belum ada pihak swasta yang secara khusus menjadi provider penyedia layanan air limbah domestik di Kota Sukabumi. Namun partisipasi oleh dunia usaha telah dilakukan oleh salah satu mitra dalam kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan kelompok masyarakat. Sementara untuk persampahan, teridentifikasi ada perusahaan yang berinvestasi dalam pengelolaan sampah di Kota Sukabumi. Dari hasil survei penyedia layananan (SSA), partisipasi dunia usaha/swasta dalam kegiatan bidang cipta karya di Kota Sukabumi tercantum pada tabel berikut ini.Tabel 5.4 Penyedia Layanan Sanitasi Swasta di Kota SukabumiJenis Kegiatan/ Tahun Mulai
Nama Provider/Mitra Kontribusi Potensi No Operasi/
Potensial Terhadap Kerjasama Berkontribusi
Sanitasi Komponen : Air Limbah
1 BEST (Bina Ekonomi 2005 - 2012 Sosialisasi dan Pemberdayaan Sosial Terpadu) Pemberdayaan Masyarakat
Kelompok Masyarakat
Komponen : Persampahan
1. Perusahaan Pupuk Ujicoba Pengolahan Pemanfaatan Pusri Organik Sampah sampah organik
Organik sebagai bahan
Jenis Kegiatan/ Tahun Mulai
Nama Provider/Mitra Kontribusi Potensi No Operasi/
Potensial Terhadap Kerjasama Berkontribusi
Sanitasi pupuk kompos organik
2. Petani dan pemilik operasi Pemanfaatan Penggunaan kebun pupuk sampah pupuk kompos perorangan/kelompok organik organik
3. CSR perusahaan Penyusunan Pengolahan Pembuatan swasta potensi sampah sampah organik kerjasama organik dan sebagai anorganik bioenergi
Peningkatan kegiatan produksi pengolahan sampah anorganik
4 Peternak/kelompok operasi Pembuatan Peningkatan peternak dan pakan ternak produksi dan pengusaha susu sampah kualitas pakan instan organik & ternak (sapi dan limbah susu ikan) yang berasal dari sampah organik dan limbah susu
Sumber: Buku Putih Sanitasi Kota Sukabumi, 2013
5.4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang
Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis
proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama
pemerintah dan swasta.1. PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN
Proyeksi APBD adalah merupakan perkiraan keuangan daerah yang meliputi Anggaran Pendapatan,
Anggaran Belanja dan Anggaran Pembiayaan pada tahun 2015-2019 sebagaimana yang diamanatkan
dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Proyeksi didasarkan pada perkembangan APBD Kota Sukabumi 2
tahun terakhir dengan melihat rata-rata pertumbuhan per tahunnya.Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun kedepan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya. Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut : 1.
Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: Y = Nilai tahun ini -1
Y = Nilai 1 tahun sebelumnya Y -2 = Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain pendapatan yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahun kedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi goematris sebagai berikut : Keterangan: Y n = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan
Y = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD sama dengan eksisting, maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.
Dokumen
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota
Tahun 2015 - 201923.090.700 19.644.400 18.138.860 -11,29 -596.469.794 -801.339.345 -1.006.208.896 -1.211.078.447 aerah 87.589.065 108.615.835 98.988.004 7,57 2.347.309.245 3.096.749.658 3.846.190.072 4.595.630.485 ndapatan 565.149.869 631.194.557 732.503.789 13,87 31.208.275.340 41.366.865.857 51.525.456.374 61.684.046.891
Aspek Keuangan: data penggunaan air bulanan (pencatatan meter), prosedur pembuatan tagihan (mekanisme penagihan) atau billing system, dan beberapa rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, rasio kas dan lain-lain.
b.
Aspek Administrasi: masalah-masalah pendataan meter air, penagihan, sistem pembukuan, dan up dating data pelanggan (resmi dan liar).
2. RENCANA PEMBIAYAAN PERUSAHAAN DAERAH Kota Sukabumi memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam pelayanan bidang Cipta Karya seperti Air Minum yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut sudah memiliki rencana dalam lima (5) tahun kedepan dalam bentuk business plan. Beberapa rencana pengembangan yang dapat dilakukan dan dibiayai oleh perusahaan daerah tersebut, sesuai dengan Masterplan Air Bersih Kota Sukabumi Tahun 2008-2020 yaitu:
Sumber: Hasil Analisis, 2014
48.577.565 56.859.131 65.886.273 16,46 3.319.790.904 4.404.425.781 5.489.060.658 6.573.695.535 mum 314.420.182 330.723.383 401.102.986 13,23 16.324.290.516 21.632.019.693 26.939.748.869 32.247.478.046 Alokasi
Tabel 5.5 Proyeksi Pendapatan APBD Kota Sukabumi Tahun 2015-2019 (Ribu Rupiah)Hasil Daya
3.305.951 3.080.978 3.180.720 -1,78 -13.841.268 -19.515.264 -25.189.260 -30.863.256 aerah 73.864.444 90.489.697 118.633.038 26,80 9.658.320.841 12.838.216.775 16.018.112.709 19.198.008.643 bangan 386.088.447 407.226.914 485.128.119 12,30 18.389.784.687 24.358.003.543 30.326.222.399 36.294.441.255
91.472.357 115.351.808 148.387.666 0,27 270.239.612 310.856.928 351.474.243 392.091.559 7.569.384 15.100.832 17.886.460 58,97 3.182.332.338 4.237.147.631 5.291.962.924 6.346.778.216 ah 6.732.578 6.680.301 8.687.448 14,63 390.100.453 517.238.122 644.375.790 771.513.459 ngelolaan aerah an
Y-2 Y-1 Y0 2015 2016 2017 2018 Asli
Pertumbuhan Proyeksi
APBD Realisasi
1. Penekanan Kebocoran (Kehilangan Air) dan Perbaikan Jaringan Distribusi a.
c. Aspek Teknis: kondisi sistem produksi, kondisi peralatan unit produksi, kondisi jaringan sistem distribusi dan masalah teknis lainnya.
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Tahun 2015 - 2019
d. Perbaikan Hidrolis Pengaliran: Kegiatan ini sejalan dengan kegiatan penekanan kehilangan air. Letak sumber air baku tersebar di beberapa titik (terutama sumur bor) dan jaringan pipa distribusi belum tertata dengan baik. sehingga kelebihan kapasitas (idle capacity) di satu lokasi tidak dapat didistribusikan ke lokasi lain.
2. Pembuatan Gambar Nyata Laksana (As Built Drawing) As built drawing berrfungsi sebagai alat manajemen. Pembuatan gambar nyata laksana diperlukan sebagai alat untuk mengevaluasi dan merencanakan pengembangan ke depan. Pembuatan gambar nyata antara lain meliputi : asessment unit sistem mulai dari unit produksi sampai dengan pelanggan, plotting hasil asessment ke dalam peta. Kemudian data-data terolah tersebut disimpan dalam format SIG.
3. Sumber Air Baku a.
Optimalisasi Sumber Air: recovery sumur Bhayangkara dan Pasar Seni b.
Sumber Air Baru: pembuatan sumur bor Jl. Tipar, Cibeureum, Babakan Bandung, Gudang Cisaat, dan Graha Taman Sukabumi.
c.
Studi Air Baku: studi ini meliputi pemanfaatan air permukaan, mataair dan air tanah dalam baik yang berada di wilayah kota dan yang terletak di wilayah kabupaten dengan pertimbangan kelayakan dari segi teknis, ekonomi dan lingkungan.
4. Pengembangan Sistem Setelah tahap optimalisasi sistem maka dilanjutkan dengan pengembangan sistem. Berdasarkan identifikasi sumber air dan studi sumber air. Kemudian dilanjutkan dengan perencanaan rinci. Pengembangan sistem didentifikasikan meliputi a.
Pengembangan Sistem Goal para (50 liter/detik) b.
Pengembangan Sistem Cipelang (70 liter/detik) c. Pengembangan Sistem Cimangkok (60 liter/detik)
5. RENCANA KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA BIDANG CIPTA KARYA
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan financial dari program tersebut. Rencana kerjasama pemerintah dan swastabidang Cipta karya di Kota Sukabumi terangkum dalam tabel di bawah ini.
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Tahun 2015 - 2019
Tabel 5.6 Proyek Potensial Kota Sukabumi yang Dapat Dibiayai dengan KPS Tahun 2015-2018
Deskripsi Kegiatan Biaya Kegiatan (Juta Rp) Kelayakan Nama Kegiatan (Volume) Keterangan Finansial 2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018 SEKTOR AIR MINUM
Studi Air Baku Studi ini meliputi pemanfaatan air permukaan, mataair dan air tanah dengan pertimbangan kelayakan dari segi teknis, ekonomi dan lingkungan
SEKTOR PPLP SUB – SEKTOR AIR LIMBAH Infrastruktur Air Limbah Sistem Setempat Dan Sistem Komunal MCK++
Pembentukan
3
3
3 3 4,5 4,5 4,5 4,5 Kota Sukabumi Kelompok paket paket paket paket Swadaya Masyarakat (KSM- SLBM) Pembebasan
3
3
3
3
75
75
75
75 Kota Sukabumi Lahan/Tanah paket paket paket paket Sosialisasi kepada
3
3
3
3
3
3
3
3 Kota Sukabumi masyarakat oleh paket paket paket paket pengurus KSM
(SLBM) Biaya Operasi dan 3 unit 3 unit 3 unit 3 unit 7,5 7,5 7,5 7,5 Kota Sukabumi Pemeliharaan MCK++
IPAL Komunal/Tangki Septik Komunal Pembentukan
1
1
1 1 1,5 1,5 1,5 1,5 Kota Sukabumi Kelompok paket paket paket paket Swadaya Masyarakat (KSM- SLBM) Pembebasan
1
1
1
1
25
25
25
25 Kota Sukabumi Lahan/Tanah paket paket paket paket Sosialisasi kepada
1
1
1
1
1
1
1
1 Kota Sukabumi masyarakat oleh paket paket paket paket pengurus KSM
(SLBM) Biaya Operasi dan
1
1
1 1 2,5 2,5 2,5 2,5 Kota Sukabumi Pemeliharaan paket paket paket paket MCK++
SUB – SEKTOR PERSAMPAHAN Pengelolaan Sampah Dari Sumbernya
Pengadaan Mobil Kota Sukabumi
- Pick Up Sampah
- 1 unit 3 unit 4 unit 150 450 600
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Tahun 2015 - 2019 Nama Kegiatan Deskripsi Kegiatan (Volume) Biaya Kegiatan (Juta Rp) Kelayakan Finansial Keterangan 2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018 SUB – SEKTOR DRAINASE Saluran dan Gorong-Gorong Drainase Tersier /Lingkungan
Pemeliharaan Saluran Drainase Tersier/ Lingkungan
Pemeliharaan Saluran Drainase Lingkungan 500 m 500 m 500 m 500 m
50
50
50
50 Kota Sukabumi
PHBS DAN PROMOSI HIGIENE
ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN
INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Perkiraan kemampuan ABPD Kota Sukabumi dalam menadanai program/kegiatan bidang cipta karya telah tercantum dalam Strategi Sanitasi Kota Sukabumi Tahun 2014-2018 seperti yang terdapat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.7 Perkiraan Kemampuan APBD Kota Sukabumi dalam Mendanai Program/KegiatanSSK
No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total Pendanaan 2015 2016 2017 2018
1 Perkiraan Belanja Langsung
506.697.641.502 562.819.746.140 625.157.965.422 694.400.799.565 2.845.247.958.370
Sumber: SSK Kota Sukabumi Tahun 2014-2018 6.
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Tahun 2015 - 2019
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 3.064.284.595 2.270.401.305 1.682.194.302 1.246.377.750 12.399.020.232
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
5.841.620.041 5.975.977.302 6.113.424.780 6.254.033.550 29.895.339.192
Sumber: SSK Kota Sukabumi Tahun 2014-2018 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk
memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada
dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Adapun
strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya meliputi:
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi, terdiri atas:
meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan Dana Perimbangan
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran,
terdiri atas: membenahi manajemen data penerimaan PAD meningkatkan penerimaan pendapatan non-konvensional melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan daerah pajak dan retribusi yang perlu disesuaikan menetapkan target penerimaan berdasarkan potensi penerimaan mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis terhadap perkembangan basis pungutannya dan less distortive terhadap perekonomian melakukan optimalisasi sumber pendapatan asli daerah lainnya Penataan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah Peningkatan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi
Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan SKPD PenghasilDokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Tahun 2015 - 2019
Meningkatkan kemitraan Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Lembaga Keuangan lainnya dalam rangka meningkatkan PAD Meningkatkan pelayanan serta pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat sebagai upaya mewujudkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi pajak Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah 3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, terdiri atas:
Meningkatkan manajemen keuangan berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat dan rasional 4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya, terdiri atas:
Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi di Kota Sukabumi Kerjasama investasi antara Pemerintah Daerah Kota Sukabumi dengan pihak swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan perjanjian yang disepakati Mendorong peningkatan investasi langsung oleh masyarakat lokal Penyelenggaraan Perijinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang merupakan wujud pelayanan publik dalam tata pemerintahan Meningkatkan koordinasi program melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor pertanian, sektor industri berbasis pertanian, industri pengolahan, dan industri manufaktur.