NPWP dan Pengukuhan PKP

  Materi Kuliah

Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (KUP)

  

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007

  NPWP dan Pengukuhan PKP

  

NPWP dan NPPKP

Wajib

  

Pajak

Pengusa ha

  Bukan Pengusa ha NPWP dan NPPKP NPWP dan NPPKP

  NPWP NPWP

  

Siapakan yang Wajib Mendaftarkan

diri untuk Memperoleh NPWP?

  Pengusaha Orang Pribadi

  Badan Orang Pribadi Badan Dalam Kegiatan Usaha atau Pekerjaannya

  Menghasilkan barang Menghasilkan barang Mengimpor barang Mengimpor barang Mengekspor barang Mengekspor barang Melakukan Usaha Perdagangan Melakukan Usaha Perdagangan Melakukan Usaha Jasa Melakukan Usaha Jasa

  Siapa yang Wajib Dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak???????? Sebagai pengusaha yang Orang Pribadi Orang Pribadi menyerahkan BKP/JKP yang dikenakan PPN Badan Badan K e c u a l i

  Pengusaha Kecil

   Omsetnya < Rp600jt per tahun

  T E M PAT P E N D A F TA R A N WA J I B PA J A K T E M PAT P E N D A F TA R A N WA J I B PA J A K Wajib Pajak Orang Pribadi Badan

  

K A N T O R P E L A Y A N A N P A J A K

K A N T O R P E L A Y A N A N P A J A K Pengusaha Tertentu Tempat Tinggal Tempat Tinggal Tempat Kedudukan Tempat Kedudukan Struktur NPWP

  

Contoh Kepemilikan NPWP Wajib

Pajak Badan

PT Matahari Putra Prima, sebuah usaha retail kebutuhan sehari-hari, didirikan dan berkedudukan di Jl. Petai 12,

Menteng. Perusahaan tersebut memiliki cabang di Jl. Gejayan

100, Sleman; Jl. Kaliurang Km 5, Sleman, dan Jl. Malioboro 10, Yogyakarta. NPWP Pusat : 01.234.567.0. 025.000 NPWP Sleman 1 : 01.234.567.0. 542.001 NPWP Sleman 2 : 01.234.567.0. 542.002

  

Contoh Kepemilikan NPWP Wajib

Pajak Orang Pribadi

Bp. Gigih memiliki usaha pembuatan tas, yang tinggal di Serangan, Yogyakarta. Selain di rumahnya, produksi tas juga

dilakukan di Godean, Sleman. Untuk pemasaran, dia memiliki

outlet di Mal Menteng, Jakarta.

  NPWP Pusat : 08.123.456.7. 541.000 NPWP Sleman : 01.234.567.0. 542.001 NPWP Menteng : 01.234.567.0. 025.001

  

Penerbitan NPWP & Pengukuhan

PKP Secara Jabatan KPP dapat menerbitkan NPWP dan Pengukuhan PKP secara jabatan, apabila WP tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagi PKP.

  Sanksi Yang Berhubungan Dengan NPWP & Pengukuhan PKP Setiap orang yang dengan sengaja tidak

mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau

menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP, sehingga dapat merugikan pada pendapatan negara dipidana pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4

  

(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. Alasan Penghapusan NPWP

   Wajib Pajak orang pribadi yang meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan  pemberitahuan tertulis dari ahli waris,

  dilampiri fotokopi akte kematian;

   Wanita Kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan ,  fotokopi surat nikah atau akte perkawinan; Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek

  

Pajak sesudah selesai terbag i  surat pernyataan dari ahli waris;

Wajib Pajak Badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan

   ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku  akte pembubaran dan neraca likuidasi;

   sebagai bentuk usaha tetap ,  surat atau dokumen lain yang

  Bentuk Usaha Tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya

  mendukung hal tersebut;

  

Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak lagi memenuhi syarat  Alasan Pencabutan NPPKP

Pencabutan Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukan dalam

hal:  Pengusaha Kena Pajak pindah ke KPP lain.

   Pengusaha Kena Pajak bubar.  Pengusaha Kena Pajak tidak memenuhi syarat lagi sebagai PKP. 

  Pengusaha Kena Pajak yang jumlah peredaran dalam 1 tahun pajak tidak melebihi batasan Pengusaha Kecil PPN, dengan ketentuan:

   Mengajukan permohonan pencabutan PKP. 

  Diajukan setelah lewat jangka waktu 3 bulan setelah akhir tahun pajak

  Catatan : DJP harus memberi keputusan dalam jangka waktu 3 bulan sejak permohonan diterima (dengan pemeriksaan). Jika lewat jangka waktu tersebut keputusan tidak diberikan maka permohonan dianggap dikabulkan dan surat pencabutan NPPKP harus diterbitkan

PEMBAYARAN PAJAK

  

Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP)

  Surat atau dokumen untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang.

   Untuk beberapa jenis pajak tertentu, SSP dapat berfungsi sebagai pengganti bukti potong,

bukti pungut atau pengganti SPT

Masa.

  SSP Standar yang berfungsi

sebagai bukti potong/bukti pungut

1.

  Pembayaran PPN Impor 2. Pembayaran PPN Bendaharawan 3. Pembayaran PPh Pasal 22 Impor 4. Pembayaran PPh Pasal 22 Bendaharawan

5. Pembayaran PPh Final atas Transaksi Pengalihan

  Hak atas Tanah dan/atau Bangunan 6. Pembayaran sendiri PPh Final atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

  7. Khusus untuk PPh Pasal 25 (angsuran PPh), SSP juga berfungsi sebagai SPT Masa.

TEMPAT PEMBAYARAN PAJAK

   Kantor pos

   Bank-bank yang ditunjuk oleh Dirjen Anggaran

   Untuk pembayaran fiskal Luar Negeri selain ditempat-tempat tersebut dapat dilakukan

pada loket-loket pembayaran yang telah

disediakan di Pelabuhan keberangkatan.

  Direktorat Jenderal Pajak tidak dibenarkan

  

BATAS WAKTU PEMBAYARAN

PAJAK

  SPT Masa paling lambat 15 hari setelah Masa Pajak berakhir (tanggal 15 bulan berikutnya).

   SPT Tahunan (PPh ps 29) paling lambat sebelum SPT disampaikan

   Sanksi keterlambatan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan

   STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, SK Banding 1 bulan sejak tanggal diterbitkan.

PELAPORAN PAJAK

FUNGSI SPT

  Melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang terutang

Melaporkan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang

telah dilaksanakan sendiri Melaporkan pembayaran dari pemotong pajak atau pemungut pajak tentang pemotongan/ pemungutan dan pembayaran yang telah dilakukan kepada orang atau badan lain

  Dari SPT tersebut akan dapat diketahui jumlah Pajak terutang, Dari SPT tersebut akan dapat diketahui jumlah Pajak terutang,

  

Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk

melaporkan penghitungan dan atau pembayaran

pajak, objek pajak, bukan objek pajak, harta dan

kewajiban,

  Masa Masa Tahunan Tahunan Untuk suatu masa pajak

  Untuk suatu tahun pajak atau bagian Karakteristik SPT PPh OP

SPT 1770 SPT 1770 S SPT 1770 SS

bagi Wajib Pajak yang bagi Wajib Pajak yang bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan: mempunyai penghasilan: mempunyai penghasilan: 1. dari usaha/pekerjaan 1. dari satu atau lebih 1. hanya dari satu pemberi bebas yang pemberi kerja; kerja dengan jumlah

menyelenggarakan 2. dari dalam negeri penghasilan bruto dari

pembukuan atau lainnya; dan/atau pekerjaan tidak lebih dari

NormaPenghitungan 3. yang dikenakan PPh Final Rp60.000.000 (enam

Penghasilan Neto; dan/atau Bersifat Final. puluh juta rupiah)

  2. dari satu atau lebih setahun dan pemberi kerja;

  2. tidak mempunyai 3. yang dikenakan PPh penghasilan lain kecuali Final dan/atau Bersifat penghasilan bunga bank Final; dan/atau dan/atau bunga koperasi 4. penghasilan lain.

  Ket: Formulir 1721-A1 dan/atau Formulir 1721-A2 merupakan bagian yang tidak

  Tahunan Masa Jenis SPT

   PPh pasal 21/26  PPh Badan (1771)  PPh pasal 21/26  PPh Badan (1771)  PPh pasal 22

   PPh Orang Pribadi  PPh pasal 22  PPh Orang Pribadi (1770/1770S/1770SS)

   PPh pasal 23/26  PPh pasal 23/26

  (1770/1770S/1770SS)  PPh pasal 25  PPh pasal 25  PPh pasal 4(2)  PPh pasal 4(2)  PPh pasal 15  PPh pasal 15  PPN dan PPnBM (1995)  PPN dan PPnBM (1995)  PPN Pemungut (1101 PUT)  PPN Pemungut (1101 PUT)

PIHAK YANG WAJIB MENGISI DAN MENYAMPAIKAN SPT

   Orang pribadi yang menerima penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas;

   Orang pribadi yang menerima penghasilan lebih dari satu pemberi kerja;

   Setiap badan

  

Apabila WP memperoleh penghasilan hanya dari satu pemberi

kerja dan atau tidak menerima penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas, maka WP tidak wajib mengisi dan menyampaikan SPT  kecuali ber-NPWP

CARA MEMPEROLEH SPT

   Kantor Pelayanan Pajak;

   Kantor Penyuluhan Pajak;

   Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan;

   Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;

   Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak; atau

   Melalui sistem komputer dengan alamat situs internet atau Homepage Direktorat Jenderal Pajak, yaitu: http://www.pajak.go.id atau mencetak/menggandakan/ fotokopi sendiri dengan bentuk dan isi yang sama dengan aslinya. Surat pemberitahuan yang didapatkan

melalui sistem komputer dan penggandaan memiliki

kekuatan hukum yang sama dengan Surat Pemberitahuan yang diambil dari tempat-tempat yang

  Ketentuan Pengisian SPT (ps 3 (1) UU KUP)

  Setiap wajib pajak harus mengambil sendiri SPT ke Kantor

Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh

Direktur Jenderal Pajak seperti diatas.

   SPT harus diisi dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah secara benar, jelas, dan lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, kemudian menandatangani dan menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.

  Ketentuan Pengisian SPT (ps 3 (1) UU KUP)

  Untuk Wajib Pajak badan, Surat Pemberitahuan harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi.

   Apabila Surat Pemberitahuan yang mengisi dan

menandatangani orang lain bukan Wajib Pajak, harus

melampirkan surat kuasa khusus.

   Surat Pemberitahuan Wajib dilengkapi dengan lampiran yang ditentukan menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku, termasuk neraca dan perhitungan rugi laba (bagi wajib pajak yang wajib melakukan pembukuan).

   Setelah Surat Pemberitahuan tersebut diatas telah diisi lengkap beserta lampiran-lampirannya, diserahkan

  Ketentuan Pengisian SPT (ps 3 (1) UU KUP)

  Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani atau tidak sepenuhnya dilampiri dengan keterangan atau dokumen yang harus dilampirkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.

   Kalau dikirim melalui pos, harus tercatat dan bukti tercatat tersebut adalah bukti penerimaan.

  

Tidak / terlambat menyampaikan SPT Masa dikenakan

denda

  

Angsuran PPh Pasal 25 nihil, tetap wajib menyampaikan

SPT Masa PPh.

   Kewajiban penyampaian SPT Tahunan tidak dipengaruhi

oleh kondisi ada atau tidaknya pajak yang harus dibayar.

  Batas Waktu Penyampaian SPT 

  > paling lama 20 hari setelah SPT Masa akhir masa pajak

   > paling lama

  SPT Tahunan WP Pribadi 3 bulan setelah akhir tahun pajak

   > paling lama 4

  SPT Tahunan WP Badan bulan setelah akhir tahun pajak Dokumen yang dilampirkan dalam

  Surat Pemberitahuan

  SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan

  

  Neraca dan Laporan laba rugi Tahun Pajak yang bersangkutan beserta rekonsiliasi laba rugi fiskal.

   Daftar penghitungan penyusutan dan atau amortisasi fiskal. 

  Penghitungan kompensasi kerugian dalam hal terdapat sisa kerugian tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasikan.

  

  SSP PPh pasal 29 yang seharusnya dalam hal terdapat kekurangan pajak yang terutang -Surat Kuasa Khusus, apabila SPT ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak.

  

  Lampiran-lampiran lainnya yang dianggap perlu untuk menjelaskan penghitungan besarnya PKP atau besarnya PPh Pasal 25.

  

  Khusus untuk WP Bank, wajib melampirkan daftar debitur yang kreditnya digolongkan kurang lancar, diragukan dan macet. (

   Dokumen yang dilampirkan dalam

  Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh wajib Pajak Orang Pribadi yang menyelenggarakan pembukuan

  Neraca dan Laporan Laba Rugi tahun yang bersangkutan beserta rekonsiliasi fiskal  Daftar penghitungan penyusutan dan atau amortisasi fiskal. 

  

Penghitungan kompensasi kerugian, dalam hal terdapat sisa kerugian tahun-tahun

sebelumnya yang masih dapat dikompensasikan.

   SSP PPh pasal 29 yang seharusnya dalam hal terdapat kekurangan pajak yang terutang, kecuali ada izin untuk mengangsur/menunda pembayaran PPh 29.

  

Surat Kuasa Khusus dalam hal SPT ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, atau

Surat Keterangan Kematian dari instansi yang berwenang dalam hal ditandatangani oleh Ahli Waris.

   Fotocopy formulir 1721- A1 dan atau 1721- A2, dalam hal wajib pajak menerima

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang sudah dipotong pajaknya oleh

pemberi kerja.

  

Penghitungan PPh terutang oleh masing-masing Wajib Pajak yang kawin dengan

perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.

   Daftar susunan keluarga yang menjadi tanggungan Wajib Pajak. 

  Bukti setoran zakat atas penghasilan yang dibayar WP orang pribadi pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah. Dokumen yang dilampirkan dalam

  Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh wajib Pajak Orang Pribadi yang menyelenggarakan pencatatan 

Jumlah peredaran atau penerimaan bruto setiap bulan selama setahun.

  SSP PPh pasal 29 yang seharusnya dalam hal terdapat kekurangan pajak yang terutang.

  

Fotocopy formulir 1721- A1 dan atau 1721 - A2, dalam hal wajib pajak

menerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang sudah dipotong pajaknya oleh pemberi kerja.

   Daftar susunan keluarga yang menjadi tanggungan Wajib Pajak.

  SPT Tahunan PPh pasal 21 

  SSP PPh pasal 29 yang seharusnya dalam hal terdapat kekurangan pajak yang terutang.

  

Laporan Keuangan atas kegiatan kerjasama operasi bagi Wajib Pajak

Kerjasama Operasi.

   Surat Kuasa Khusus dalam hal SPT Tahunnan ditandatangani oleh bukan WP, atau Surat Keterangan Kematian dari Instansi yang berwenang

dalam hal WP orang pribadi telah meninggal dunia dan SPT Tahunan

SANKSI TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

   Rp500.000 untuk SPT Masa PPN;

   Rp100.000 untuk SPT Masa Lainnya;

   Rp1.000.000 untuk SPT Tahunan WP Badan

  

Rp100.000 untuk SPT Tahunan

WP Pribadi

  PEMBETULAN SENDIRI SPT TAHUNAN PPh

Apabila SPT yang telah dilaporkan ternyata ada

kesalahan, WP dapat membetulkan sendiri

  SPT-nya dengan syarat: 

  Belum dilakukan tindakan pemeriksaan 

  

Bila terjadi rugi atau lebih bayar, WP menyampaikan pernyataan secara tertulis dalam jangka waktu dua tahun sebelum daluarsa penetapan Pembetulan Sendiri... lanjutan

  Atas kurang bayar akibat pembetulan, maka kekurangan pajak dilunasi dengan denda bunga 2% per bulan.

  

Walaupun sudah dilakukan pemeriksaan tetapi belum ada

SKP, WP diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketidakbenaran, tetapi terbatas pada:

  

Pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar

   Rugi menjadi lebih kecil

   Jumlah harta menjadi lebih besar

   Jumlah modal menjadi lebih besar

  

Untuk hal demikian WP tetap dikenakan sanksi 50% dari pajak

yang kurang bayar