Modernisasi dan Globalisasi dalam pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pernah suatu hari terdengar berita tentang polemik antara legislatif dan pemerintah
mengenai perlu tidaknya Indonesia mengimpor beras. Di satu sisi pemerintah beralasan demi
menjaga keamanan persediaan pangan dalam negeri, maka pemerintah harus mengimpor
beras. Di sisi lain, dengan argumen untuk membela kepentingan petani agar tidak rugi akibat
jatuhnya harga beras di pasaran, maka sebagian fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat menolak
rencana tersebut. Polemik tersebut ternyata tidak hanya berlangsung di tingkat pusat.
Kalangan petani di desa-desa pun ikut turun ke jalan, berdemonstrasi menentang rencana
pemerintah.
Perubahan di masyarakat adalah sesuatu yang tak terelakkan. Sekecil apapun
perubahan yang terjadi, tentu akan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari
warga masyarakat. Hal seperti ini, karena setiap unsur dalam masyakarat merupakan satu
kesatuan. Lebih-lebih kalau perubahan itu mencakup ruang lingkup yang luas, misal dalam
lingkup nasional. Kita mengalami perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi
desentralisasi (otonomi daerah), yang pada dasarnya merupakan bagian dari laju modernisasi
yang tak terbendung, sedangkan dalam ruang lingkup internasional kita harus memasuki era
modernisasi dan globalisasi. (Suhardi, dkk. 2009:44-45)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah

ini yaitu :
1. Apa pengertian dan ciri-ciri modernisasi dan globalisasi?
2. Apa syarat-syarat dan faktor-faktor dari modernisasi dan globalisasi?
3. Bagaimana pengaruhnya dengan terjadinya modernisasi?
4. Apa dampak positif dan negatif modernisasi dan globalisasi?
5. Bagaimana kritik yang ditimbulkan dari modernisasi?
6. Bagaimana bentuk-bentuk dan proses terjadinya globalisasi?
7. Bagaimana saluran proses globalisasi?
8. Bagaimana kelemahan dan kekuatan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi?

1

C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai sebagai
berikut :
1. Mengetahui perngertian dan ciri-ciri modernisasi dan globalisasi.
2. Mengetahui syarat-syarat dan faktor-faktor modernisasi dan globalisasi.
3. Memahami pengaruh dari modernisasi.
4. Mengetahui dampak positif dan negatif dari modernisasi dan globalisasi.
5. Mengetahui kritik yang ditimbulkan dari modernisasi.

6. Mengetahui bentuk-bentuk dan proses terjadinya globalisasi.
7. Mengetahui saluran proses globalisasi.
8. Mengetahui kelemahan dan kekuatan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.
D. Sistematika Penulisan
Kajian pustaka makalah ini diambil dari sumber bacaan dan informasi dari internet.
E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dan untuk memberikan manfaat
pengetahuan bagi mahasiswa/i tentang modernisasi dan globalisasi.
2. Dapat menunjang bahan mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan
Teknologi.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Modernisasi
1. Pengertian Modernisasi
Anapradhita. (2011). (http://anapradhita.blogspot.com/2011/05/modernisasi.html)
mengungkapkan bahwa secara etimologis modernisasi berasal bahasa latin yaitu “modo”

yang berarti akhir-akhir ini, dan “ernus” yang berarti periode waktu masa kini, serta
mendapatkan tambahan “isasi” yang mengandung arti proses. Jadi, modernisasi berarti proses
menuju masa kini atau akhir-akhir ini. Secara sederhana modernisasi berarti perubahan dari
masyarakat tradisional menuju ke masyarakat modern.
Suhardi, Sunarti, Sri. (2009:45) mengatakan bahwa masyarakat modern adalah
pencerminan dari kondisi sistem sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang, di Eropa
Barat (Inggris, Belanda, Perancis, Jerman) dan Amerika Utara pada abad ke-17 hingga abad
ke-19. Di sanalah permulaan modernisasi. Oleh karena itu, modernisasi dapat diartikan
sebagai suatu proses perubahan masyarakat secara total dari tradisional menuju masyarakat
modern seperti di Eropa Barat dan Amerika Utara yang telah dianggap stabil.
Tabel berikut ini, menunjukkan perbedaan masyarakat tradisional (pramodern) dengan
masyarakat modern menurut Max Weber.
Aspek
Pemilikan

Masyarakat Agraris Tradisonal
Terikat pada status sosial

Masyarakat Kapitalis (Modern)
Pemilikan pribadi semua alat


turun temurun

produksi dan pemusatan
kekayaan berada di bawah
kontrol pengusaha (tanah,
bangunan, mesin, bahan mentah
semuanya dikontrol oleh suatu
agen dan bebas diperjualbelikan
di pasar sebagai barang milik

Mekanisme

pribadi)
Mekanisasi pekerjaan dengan

Belum ada

Pekerjaan


memanfaatkan teknologi,
sehingga memungkinkan untuk
memperhitungkan kapital secara
3

tepat. Proses produksi
berdasarkan prinsip organisasi
yang efektif, produktif, dan
Ciri tenaga kerja

Tidak bebas (hubungan

rasional
Tenaga kerja bebas bergerak

perbudakan atau hamba

menanggapi permintaan dari satu

pengolah tanah)


cabang ke cabang perusahaan
lainnya atau dari satu wilayah ke
wilayah lain. Tenaga kerja bebas
menjual tenaganya sebagai
komoditi untuk mendapat upah

Pasar

Sangat dibatasi oleh rintangan

dari pasar terbuka
Pedagang di pasar bebas tidak

pajak, perampokan,

dibatasi oleh hambatan tradisional

terbatasnya lembaga keuangan, (monopoli kelas, terbatasnya
dan transportasi yang buruk


pemilikan, proteksionisme, dsb).
Pasar mengatur prinsip distribusi

Hukum yang berlaku Bersifat khusus, penerapannya

dan konsumsi
Penerapannya bersifat universal.

berbeda setiap kelompok sosial Hukum yang dapat

Motivasi utama

yang ada. Penerapan dan

diperhitungkan memungkinkan

keputusan hukum bersifat

untuk meramalkan untuk


patrimonial

meramalkan konsekuensi kontrak

Untuk memuaskan kebutuhan

dan pelaksanaan hukum
Untuk mencapai keuntungan

sehari-hari. Kesempatan untuk

maksimal. Motivasi perilaku

mendapatkan penghasilan yang ekonomi adalah untuk mencapai
besar masih kurang menarik
keuntungan tertinggi
(Sumber: Piotr Sztompka, 1993:83-84)
Sebelumnya, Auguste Comte juga telah menjelaskan bahwa tatanan masyarakat
modern ditandai oleh enam hal, yaitu konsentrasi tenaga kerja di pusat perkotaan,

pengorganisasian pekerjaan ditentukan berdasarkan efektivitas dan keuntungan, penerapan
ilmu dan teknologi dalam proses produksi, munculnya antagonisme terpendam atau nyata
antara pengusaha dan buruh, berkembangnya kesenjangan dan ketidakadilan sosial, dan
berlakunya sistem ekonomi bebas dan terbuka.
4

Berdasarkan uraian Max Weber dan Auguste Comte, maka masyarakat modern
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Individualisme
Dalam masyarakat modern, yang memegang peran sentral adalah individu, bukan
komunitas, kelompok, atau bangsa.Seseorang bebas dari tekanan ikatan kelompok, bebas
berpindah dari satu kelompok menuju kelompok lain, bebas memilih keanggotaan sosial,
bebas menentukan tindakannya dan bertanggung jawab secara pribadi atas keberhasilan
dan kegagalannya.
b. Deferensiasi
Dalam masyarakat modern, terjadi spesialisasi pekerjaan dan keahlian.Berbagai bidang
pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus berkembang di
masyarakat modern.Dalam bidang konsumsi juga terjadi deferensiasi. Akhirnya,
deferensiasi pekerjaan dan konsumsi memberi kesempatan kepada setiap orang untuk
memilih pekerjaan, pendidikan, dan gaya hidup masing-masing.

c. Rasionalitas
Birokrasi dan manajemen organisasi dalam masyarakat modern, didasarkan kepada
perhitungan (rasional) dan menganut prinsip efisiensi.
d. Ekonomisme
Seluruh aspek kehidupan masyarakat modern didominasi oleh kegiatan ekonomi, tujuan
ekonomi, kriteria ekonomi, dan prestasi ekonomi.Pusat perhatian masyarakat modern
adalah produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.Semua itu diukur dengan uang
sebagai alat tukar.Bahkan, hubungan kekeluargaan dikesampingan demi kepentingan
ekonomi.
e. Perkembangan
Modernitas cenderung berkembang meluas ke seluruh penjuru dunia, sehingga berubah
menjadi globalisasi. Selain meluas, modernitas juga menjangkau kehidupan paling
pribadi, sehingga memengaruhi kepercayaan keagamaan, perilaku sosial, selera konsumsi,
pola hiburan, dan sebagainya.
Setelah zaman penjajahan berakhir, negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
berusaha mengejar ketertinggalan mereka dengan melakukan modernisasi. Mereka
melakukan industrialisasi demi meningkatkan perekonomian dan mencapai tahap “tinggal
landas”. Tahap “tinggal landas” adalah suatu tahap yang dilalui masyarakat ketika
meninggalkan kondisi sosial ekonomi terbelakang menuju kondisi yang lebih baik.
Semua masyarakat yang menginginkan perkembangan ke arah lebih baik, pada

umumnya memilih jalan modernisasi, atau meniru suatu keadaan yang ada di masyarakat
Barat. Sementara itu, tidak semua negara mampu mencapai tahap tinggal landas atau mampu
menjadi negara industri baru. Perkembangan di negara-negara maju demikian cepat dan
5

seolah tidak terkejar. Akibatnya, kesenjangan selalu saja terjadi dan semakin lebar. Negaranegara maju mampu mengeksploitasi kekayaan alam negara-negara berkembang untuk
kepentingan mereka sendiri. Di sisi lain, negara-negara berkembang semakin tergantung
kepada negara-negara maju.
2. Ciri-ciri Modernisasi
Tim Dosen PLSBT. (2005:121-122) mengatakan bahwa modern merupakan salah satu
model kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri modern:
a. Naturitas kebutuhan material dan ajang persiapan kebutuhan manusia.
b. Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan
c.
d.
e.
f.

akulturasi.
Modern banyak memberikan kemudahan bagi kita.
Berkat jasanya, hamper semua keinginan manusia terpenuhi
Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru
Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi

kebendaan yang berlebihan.
g. kehidupan seorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk
kekayaaan.
3. Syarat-syarat Modernisasi
Tim Dosen PLSBT. (2005:121) mengatakan bahwa modernisasi tidak sama dengan
reformasi yang menekankan pada faktor rehabilitasi, modernisasi bersifat preventif, dan
kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan-angan. Modernisasi dapat
terwujud melalui beberapa syarat, yaitu:
a. Cara berpikir ilmiah yang institusionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
Hal ini menghendaki sistem pendidikan dana pengajaran yang terencana dengan baik.
b. Sistem administrasi negara yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c. Adanya system pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau
lembaga tertentu.
d. Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan
cara penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini patutnya dilakukan tahap demi tahap,
karena banyak sangkut pautnya dengan system kepercayaan.
e. Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak
pengurangan kepercayaan .
f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.

4. Faktor-faktor Modernisasi
6

Asnaafidatul. (2013). (https://asnaafidatul.wordpress.com/2013/05/19/globalisasi-danmodernisasi/) mengungkapkan bahwa faktor-faktor modernisasi sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Hasil kontak sosial dengan kebudayaan lain.
Adanya penemuan baru.
Perubahan cara berpikir masyarakat menjadi cara berpikir yang ilmiah.
Perubahan sistem pemerintahan suatu negara atau masyarakat.
Munculnya sentralisasi wewenang dalam kehidupan sosial.

5. Pengaruh Modernisasi
Suhardi, Sunarti, Sri. (2009:49-57) mengatakan bahwa pengaruh modernisasi yaitu:
a. Pengaruh modernisasi dibidang ekonomi
1) Pertumbuhan ekonomi yang cepat
Suatu negara yang melakukan proses modernisasi, secara umum mengalami
pertumbuhan ekonomi sangat cepat dibandingkan dengan sebelum melakukan
modernisasi. Angka pertumbuhan nilai diukur dengan cara menjumlahkan semua
barang dan jasa yang dihasilkan dari suatu negara tahun selama periode tertentu
.jumlah yang diperoleh disebut groos domestic product (GDP). Apabila nialai
GDP dibagi dengan seluruh jumlah penduduk yang ada di negara tersebut maka
akan diperoleh angka standar hidup .
2) Pertumbuhan ekonomi dalam sistem modern
Pertumbuhan ekonomi dalam sistem modern mengandung resiko,yaitu semakin
melebarnya kesenjangan sosial-ekonomi. Hal seperti ini,karena GDP sebagai tolak
ukur pendapatan perkapaita didasarkan pada jumlah total dari nilai barang dan
jasa. Sementara itu diketahui oleh orang atau kelompok pemilik modal besar yang
berjumlah sedikit. Dengan demikian tinggi rendahnya angka GDP belum bisa
sepenuhnya menjadi tolak ukur tingkat kesejahteraan masyarkat.
3) Konsentrasi produksi dikota dan dikawasan urban
Masyarakat negara yang menerapkanmodernisasi,memusatkan kegiatan
ekonominya di daerah daerah perkotaan. Berbagai kegitan industri di bangun di
kota kota sehingga kota berkembang semakin pesat dan makin padat. Sementara
itu di desa desatetap tertinggal dan kekurangan sumber daya,dengan banyaknya
penduduk desa berimigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan.
4) Penggunaan mesin sebagai pengganti tenaga manusia dan hewan
Sebelum modernisasi terjadi kegiatan ekonomi di sektor pertaniaan banyak
menggunakan tenaga manusia dan hewan. Pembajakan,penanaman
benih,pemupukan,penyemprotan hama,penyaringan gulma hingga pemananen
dangan pengelolaan hasil panen juga dikerjakan dengan tangan manusia.Namun
setelah modernisasi segala sesuatu dikerjakan oleh mesin.
7

5) Terbukanya pasar tenaga kerja berkompetensi bebas dan berkurangnya
pengangguran
Tuntutan lapangan kerja yang membutuhkan keterampilan tinggi dan kecakapan
khusus,menuntut setiap orang yang memasuki dunia kerja untuk membekali
kecakapan khusus orang yang ingin memperoleh pekerjaan yang diinginkan harus
menyiapkan diri dengan persyaratan yang diminta,maka terjadi persaingan bebas
berdasarkan kemampuan.
6) Terkonsentrasinya tenaga kerja di pabrik dan di perusahan rakasa
Seperti hal ini,merupakan dampak langsung dari kosnsntari ekonomi didaerah
perkotaan dan urban,dengan didirikanya perusahaan perusahaan di kota maka para
pekerja akan konsentarsi disana.
7) Pentingnya peranan pengusaha dalam mengendalikan kegiatan ekonomi
Inti kegiatan industri adalah kegiatan ekonomi, dalam sistem ekonomi
modern,kegiatan ekonomi didorong untuk memberikan kesempatan yang luas
pada sektor suwasta. Sektor suwasta ini saling berkompetensi untuk memperoleh
keuntungan yang besar, supaya kompetensi berjalan sehat dan adil, maka negara
mengngambil peranan sebagai regulator dan fasilitator,hal tersebut menarik
perhatian individu atau kelompok untuk terjun dalam dunia bisnis.
b. Pengaruh modernisasi dibidang struktur sosial
1) Munculnya kelompok sosial baru
Pada masyarakat tradisonal setatus sosial seseorang dilihat dari usia
keturunan,jenis kelamin dan agama namun kelas kelas sosial pada masyarakat
yang mengalami moderenisasi melihat setatus sosial seseorang berdasarkan
ekonomi
2) Munculnya kemiskinan
Sebagain besar warga masyarakat mengalami proses proletarisasi dan kemiskinan,
tunutan hidup yang semakin tinggi membuat buruh teratih-tatih dalam mengikuti
tuntutan kehidupan
3) Munculnya kelas pemilik modal
Terdapat kelompok pemilik modal yang selalu menumpukan kekayaan yang
memperoleh dari keuntungan perushaan.Penumpukan kekayaan yang mereka
peroleh dari usaha yang sebenarnya merupakan hasil kerja buruh,mengakibatkan
terjadinya kesenjangan sosial antara buruh dengan para pengusaha.
4) Munculnya kelas sosial baru
Kelas sosial yang munculnya akibat modernisasi adalah kelas menengah.Karena
posisi sosial mereka berada di antara kaum prolentar yang miskin dan kaum
kapitalis.Jumlah kelompok sosial ini semakin lama semakin bertambah.
8

c. Pengaruh modernisasi di bidang politik
Pengaruh-pengaruh itu adalah sebagai berikut :
1) Peran negara semakin besar
Semakin berkembangnya kegiatan industri, negara memperoleh peran baru, yaitu
mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan produksi, distribusi kekayaan,
melindungi kegiatan ekonomi, dan merangsang pengembangan pasar luar negeri.
2) Mengembangkan pemerintahan yang berdasarkan hukum
Setiap warga negara berkedudukan sama dalam hukum. Hukum harus dapat
melindungi setiap warga negara, baik aparat pemerintah maupun warga sipil.
Setiap pelanggaran harus diproses secara hukum. Inilah yang seharusnya
dijalankan oleh negara.
3) Berkembangnya penggolongan warga negara
Proses modernisasi melahirkan industrialisasi di segala bidang. Di samping itu
industrialisasi juga melahirkan berbagai spesialisasi pekerjaan. Di posisi sosial
paling atas terbentuklah kaum sosial yang beranggotakan kaum pemilik modal
(kapitalis), dan ijenjang paling bawah terbentuk kelas kaum buruh yang
mengalami proletarisasi.
4) Berkembangnya organisasi birokrasi rasional
Organisasi ini bersifat impersonal, atau melaksanakan fungsinya seolah-olah
sebuah mesin yang sedang bekerja, tanpa unsur subjektivitas. Birokrasi
merupakan sekelompok orang yang mengerjakan fungsi menejemen (pengelolaan)
organisasi dan administrasi berdasarkan prosedur yang sudah baku.
d. Pengaruh modernisasi di bidang kebudayaan
Kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari keneradaan masyarakat. Sekelompok orang
dapat dikatakan masyarakat apabila memiliki kebudayaan sebagai suatu sistem yang
mengatur pola perilaku warganya. Dalam hal modernisasi pengaruh itu adalah sebagai
berikut :
1) Terjadinya sekulerisasi
Salah satu ciri masyarakat modern adalah rasionalitas. Orang-orang modern
mempercayai sesuatu berdasarkan pertimbangan akal. Pertimbangan akan
mendasarkan argumentasi kepada hal-hal yang bersifat manusiawi dan duniawi.
Hal seperti ini berdampak kepada merosotnya keyakinan bergagama, keyakinan
kekuatan ghaib, serta nilai dan norma tradisional yang dinilai tidak termasuk
terhadap akal.
2) Pentingnya peranan Ilmu Pegetahuan dan Teknologi
IPTEK berkembang pesat dalam masyarakat modern. Di samping itu, ilmu juga
dijadikan alat utama untuk memahami kehidupan. Melalui pemahaman tersebut
9

dikembangkanlah teknologi untuk menguasai dan memanfaatkan segala sesuatu
yang ada di alam. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia modern
mampu melihat isi kedalaman samusdra dan menjelajah ruang angkasa. Dari
bangun tidur hingga tidur kembali, manusia modern selalu berhubungan dengan
teknologi.
3) Demokritasisasi pendidikan
Dalam masyarakat zaman dahulu, pendidikan hanya dinikmati oleh para
bangsawan. Akan tetapi, pada saat ini semua orang dari lapisan masyarakat berhak
mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
4) Munculnya kultur masa
Kultur masa adalah tersebarnya semua hasil kreasi estetika ke seluruh lapisan
masyarakat. Benda-benda hasil kreasi seni dijadikan komoditas ekonomi yang
dapat dibeli oleh siapapun.
e. Pengaruh modernisasi dalam kehidupan sehari-hari
1) Urusan pekerjaan terpisah dari kehidupan keluarga
Berbagai bidang pekerjaan dalam masyarakat modern, jumlahnya semakin banyak
seiring dengan deferensiasi pekerjaan. Setiap urusan pekerjaan tidak memiliki
hubungan langsung dengan urusan keluarga. Pekerjaan adalah hubungan
seseorang dengan instansi atau perusahan dengan memperjakannya. Hal ini
berneda dengan masyarakat tradisional yang tidak memisahkan urusan keluarga
dengan urusan pekerjaan.
2) Privatisasi keluarga
Semakin modern suatu masyarakat, kedudukan keluarga semakin mandiri.
Masyarakat tidak mencampuri urusan keluarga. Berbeda dengan masyarakat
tradisional, yang beranggapan bahwa urusan keluarga juga menjadi urusan
masyarakat adat.
3) Pemisahan antara waktu untuk bekerja dengan waktu untuk bersantai
Orang-orang zaman modern memiliki pemisahan yang tegas antara waktu untuk
bekerja dengan waktu untuk istirahat. Berbeda dengan petani atau nelayan
tradisional, waktu untuk bekerja tidak dibatasi secara tegas. Kapanpun datangnya
pekerjaan saat itu pula harus ditangani.
4) Peningkatan konsumenrisme
Kegiatan berbelanja bagi orang di zaman modern, merupakan bentuk pemuasan
diri. Kadang hal-hal yang tidak benar-benar dibutuhkanpun dibeli. Setiap orang
akan merasa puas dan bangga apabila dapat membeli segala sesuatu, baik
dibutuhkan atau tidak. Pada umumnya penghasilan mereka lebih banyak
dikeluarkan untuk berbelanja.
10

6. Dampak Positif dan Negatif Modernisasi
Anapradhita. (2011). (http://anapradhita.blogspot.com/2011/05/modernisasi.html)
mengatakan bahwa modernisasi yang terjadi dalam suatu wilayah akan memberikan dampak
positif maupun negatif. Dampak positif modernisasi:
a. Berubahnya pola pikir masyarakat
Modernisasi mengubah pola pikir dari yang sebelumnya irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya IPTEK.
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi memudahkan masyarakat dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikiran maju.
c. Tingkat pengangguran berkurang
Dengan adanya industri-industri baru yang memproduksi alat-alat komunikasi serta
transportasi akan membuka lapangan kerja tersendiri bagi pengangguran.
d. Meningkatnya produktivitas manusia karena proses produksi dikerjakan
menggunakan teknologi/ mesin.
e. Tersedinya berbagai barang konsumsi
Selain menimbulkan dampak positif, modernisasi juga membawa pengaruh
negatif bagi masyarakat antara lain:
a. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Hal ini terjadi karena kota
mengalami proses modernisasi lebih cepat sehingga menarik orang-orang desa untuk
ke kota. Seperti teknologai komunikasi dan transportasi yang lebih lengkap.
b. Berkurangnya areal hijau
Area pertanian, hutan-hutan, bukit-bukit yang seharusnya tetap hijau untuk menjaga
kelestarian lingkungan malah digunakan untuk mendirikan industri-industri baru,
sehingga dapat merusak ekosistem lingkungan.
c. Konsumerisme
Barang-barang konsumsi yang sangat banyak membuat sebagian besar masyarakat
hanya menjadi konsumen. Masyarakat menjadi hedonisme atau ingin enaknya saja,
jadi masyarakat tidak perlu tau menau bagaimana cara memproduksi tapi hanya
sekedar memanfaatkan barang-barang yang telah ada. Sebagai contoh semakin
banyaknya makanan dan bumbu-bumbu instant.
d. Kesenjangan sosial
Modernisasi membawa nilai-nilai baru yang tidak semua orang mampu mengikuti
gerak laju modernisasi. Jikalau seseorang mampu mengikuti arus modernisasi

11

sedangkan orang lain tidak, maka akan membuat semakin curamnya jurang pemisah
antara individu yang satu dengan individu yang lain.
e. Kenakalan remaja (seks bebas)
Beberapa kenakalan remaja terjadi karena semakin mudahnya akses ke dunia
luar.Misalnya dengan banyaknya internet memudahkan masyarakat dalam mengakses
informasi dari seluruh dunia.Di samping itu juga mudahnya akses membuka situssitus porno sehingga menimbulkan kenakalan-kenakalan remaja bahkan seks bebas.
f. Individualistik
Berkembangnya teknologi yang memudahkan manusia dalam beraktivitas membuat
sebagian masyarakat menjadi lupa akan kedudukan dirinya sebagai makhluk sosial.
g. Lunturnya jati diri suatu bangsa
Semakin derasnya arus modernisasi tanpa diimbangi dengan ideologi bangsa yang
kuat akan melunturkan jati diri negara tersebut.
7. Kritik Modernisasi
Suhardi, Sunarti, Sri. (2009:57) mengatakan bahwa dari semua pengaruh modernisasi
terutama yang bersifat negatif modernisasi mendapat kritik, kiritik itu berasal dari para pakar
yang mampu melihat sisi yang merugikan akibat modernisasi.
a. Modernisasi membuat manusia menjadi terasing.
Menurut Karl Marx manusia adalah makluk yang bersifat bebas dan suka
bergaul,modernisasi telah membuat masyarakat manusia menjadi berkelas-kelas, kelas
terbesar kaum buruh yang tertindas dan hanya dijadikan mesin ekonomi,akibatnya
mereka mengalami ketersaingan (alienasi).Alienasi berarti hilangnya untuk bergaul,
semua ini membuat manusia tidak berprikemanusiaan.
b. Modernisasi membuat masyarakat menjadi anomi
Menurut Emile Durkhem,sifat dasar manusia adalah buas, egoistis dan individualistis.
Manusia untuk siap tempur untuk memperjuangkan kepentingan tanpa menghiraukan
orang lain. Sifat seperti itu hanya dapat dikendalikan oleh nilai dan norma sosial
sehingga kehidupan manusia selaras. Apabila didalam masyarakat terjadi suatu
keadaan tanpa norma anomi maka berbagai penyimpngan prilaku akan menggangu
keselarasan masyarakat, kondisi kehidupan modern telah merusk kehidupan
tradisional yang seblumnya terjadi pengontorol kehidupan manusia.
c. Moderinitas menghancurkan kebersamaan
Menurut Ferdinand Tonnies masyarakat paguyuban yang didasari nilai nilai
tradisional lebih baik dari pada masyarakat patembayam .modernisasi yang di tandai
dengan industrialisasi, urbanisasi,demokratis telah membuat masyarakat mengalami
disentregasi sosial .manusia kehilangan kebersaaman dan ikatan pribadi. Mereka
12

hanya bicara seperlunya urusan bisnis dan terkesan dingin tidak ada komunikasi yang
hangat untuk mencurahkan isi hati.
d. Modernisasi merusak ekosistem
Para pakar ilmu alam dan ilmu ekonomi sangat memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup (ekosistem), modernisasi yang ditandai dengan industri yang
menguras sumber daya alam merupakan merusak lingkungan hidup berbagai
pencemaran baik darat, di laut maupun diudara .
e. Modernisasi mengakibatkan kolonialisasi dan neokolonisasi
Lenin beranggapan bahwa para kapitalis selalu berusaha menggambil keuntungan
sebesar besarnya, hal tesebut menyababkan terjadinya kolonialisasi (negara maju
mendudukui negara lain secara militer) dan neokoloniasasi (penjajahan secara
ekonomi atau politik). Negara berkambang atau negara miskin dijadikan sumber
bahan mentah industri sekaligus pemasaran produk industri negara-negara maju
.posisi negra keterbelakangan dan yang bekembang lemah belum menguasai teknologi
dan tidak cukup mengalami modal untuk membangun industri
f. Modernisasi dapat menyulut peperangan
Zgmunt bauman (Suhardi, Sunarti, Sri. 2009: 57) bahwa selama proses modernisasi
di seluruh dunia telah terjadi peperangan yang mnyebabkan 100 orang tewas. Alas an
pertama industri yang mekankan peoleh keunntungan sebesar besarnya menimbulkan
konflik tajam dalam bidang ekonomi. Alasan kedua menurunya nilai kemanusiaan
kaum kapitalis tak segan segan mendanai perang untuk menyingkirkan hambatan
untuk memenangkan kompetensi .alasan ketiga perkembangan teknologi mebuat
teknologi perang semakin canggih.
g. Modernisasi mengakibatkan ketimpangan sosial
Industri sebagai ciri modernisasi melahirkan kelompok sosial baru yang didsarkan
kepada kepemilikan modal besar ,akibatnya kegitan ekonomi terpusat pada beberapa
orang saja sehingga peindustrian hasil juga tidak merata. Modernisasi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat justru berpotensi sebaliknya memiskin
kan masyarakat. Kondisi ini dapat diatasi apabila ada kebijakan kebijakan yang di
keluarkan pemerintah memihak orang miskin.
B. Hakikat Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Sardjiyo, dkk. (2008: 4.3) menjelaskan bahwa globalisasi ini katanya adalah global,
yang artinya bumi atau dunia. Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi di mana isu dan
masalah-masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh
dunia. Pengertian lain bisa berasal dari kata global yang bermakna keseluruhan (universal).
Menurut Tye dalam bukunya Global Education: Form Thought to Action, pemahaman
terhadap globalisasi merupakan proses belajar tentang masalah-masalah dan isu-isu yang
13

melintasi batas-batas negara dan tentang sistem keterhubungan dalam lingkungan, budaya,
ekonomi, politik, dan teknologi. Di samping itu, untuk dapat memahami lebih mendalam di
perlukan berbagai perspektif atau sudut pandang dan pendekatan terhadap kenyataan bahwa
sementara para individu dan kelompok-kelompok memiliki pandangan hidup yang berbeda,
tetapi mereka juga memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang sama Skeel
(Sardjiyo, dkk, 2008: 4.3).
Suhardi, Sunarti, Sri. (2009: 59-60) menjelaskan bahwa modernitas cenderung
berkembang meluas ke seluruh dunia. Negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia dan
negara-negara dunia kedua bekas Unisoviet berlomba-lomba membangun negaranya untuk
mengejar ketertinggalan mereka. Usaha modernisasi yang dilakukan banyak negara telah
melahirkan gejala baru sejak tahun 1980-an. Gejala itu disebut globalisasi.
Globalisasi pada dasarnya merupakan kelanjutan dari proses modernisasi yang kian
meluas, sekaligus merupakan akibat langsung dari proses modernisasi. Setelah banyak negara
berlomba-lomba memodernisasi diri, yang terjadi justru ketergantungan.Anthony Gidden
(Suhardi, Sunarti, Sri. 2009: 59-60) mengatakan bahwa semua masyarakat di dunia salaing
bergantung.Semakin lama, tingkat ketergantungannya semakin tinggi. Tidak ada satu
masyarakatpun yang tidak membutuhkan bantuan masyarakat lain. Ketergantungan ini
disebut dengan globalisasi.
Dalam hal sumber daya pangan misalnya, ada masyarakat (negara) yang mengalami
surplus bahan pangan, namun masyarakat lain justru kekurangan bahan pangan. Kenyataan
itu membuat masyarakat yang mengalami kekurangan membutuhkan pasokan bahan pangan
dari masyarakat yang berkelebihan.Sebaliknya, masyarakat yang berkelebihan membutuhkan
masyarakat yang berkekurangan untuk dijadikan pasar yang menyerap produk pangan.
Negara yang sudah memasuki era industrialisasi seperti Jepang, Eropa, dan Amerika
juga membutuhkan keberadaan negara-negara dunia ketiga (Asia, Afrika, dan Amerika
Latin).Ketergantungan itu dalam bentuk hubungan ekonomi. Negara-negara industri
membutuhkan pasokan bahan baku industri dari negara-negara berkembang, sebaliknya
negara-negara berkembang membutuhkan impor berbagai produk industri terutama mesinmesin dan alat-alat berat) dari negara-negara industri maju. Tanpa peran nagara-negara dunia
ketiga sebagai pasar yang menyerap berbagai produk industry mungkin keberlangsungan
kegiatan industry di negara-negara maju akan terhenti. Apabila industry mereka terhenti,
akibatnya bisa fatal. Antara lain, pemutusan hubungan kerja, pengangguran meningkat,
perekonomian negara merosot, kejahatan merebak, bahkan apabila ketidakpuasan itu
memuncak maka terjadilah kerusuhan.

14

Semakin berkembang besar industrinya, negara-negara maju membutuhkan daerah
pemasaran yang luas.Karena itu mereka mengekspor hasil indusrtinya ke negara-negara dunia
kedua dan dunia ketiga.Sebaliknya negara-negara dunia kedua dan dunia ketiga hanya
bisamembeli produk-produk mereka (terutama barang-barang modal seperti mesin) karena
belum bisa membuat sendiri.Kecuali belum menguasai teknologinya, juga karena tidak cukup
memiliki modal untuk mengembangkannya.
Keadaan saling bergantung dan saling membutuhkan seperti itu terjadi hampi di
semua bidang kehidupan masyarakat, baik teknologi, perindustrian, pertanian, perdagangan,
dan lain-lain. Oleh karena itu, sesungguhnya tidak ada satu masyarakatpun yang mapu berdiri
sendiri tanpa bantuan masyarakat lain.
2. Ciri-ciri Globalisasi
Herimanto, dkk.(1966: 5) menjelaskan lebih rinci bahwa globalisasi digerakkan oleh
kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini
beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
a. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan
antarmanusia di seluruh dunia.
b. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi, satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi sedemikian cepatnya, sehingga memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
budaya yang berbeda.
c. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
d. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,
fim, musik, dan transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beranekaragam budaya, misalnya dalam bidang fashion dan makanan.
e. Meningkatknya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional dan lain-lain.
Globalisasi dimunculkan oleh negara-negara maju, karena mereka merasa telah lebih
maju dalam menguasai teknologi, telah merasa memperoleh kemajuan yang sangat pesat,
terutama di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi.
3. Proses Terjadinya Globalisasi
15

Omika, Hefri Asra. (http://infosos.wordpress.com/kelas-xii-ips/modernisasi-danglobalisasi/) mengungkapkan bahwa hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabadabad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai
mengenal perdagangan antarnegara sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu para pedagang
dari Cina dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat maupun jalan laut
untuk berdagang.
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan
Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan dan menyebarkan nilai-nilai
agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa
Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini
didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan
antarbangsa dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia, perusahaan Eropa
membuka berbagai cabangnya di Indonesia, Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat,
Unilever dari Belanda British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin
berakhir dan komunisme di dunia runtuh.Runtuhnya komunisme seakan memberi
pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan
dunia.Implikasinya, negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas.Hal ini
didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi.Hasilnya, sekatsekat antarnegara pun mulai kabur.
4. Syarat-syarat Globalisasi
Hafidz Izan. (2011). (http://notoasmoro.blogspot.com/2011/08/modernisasi-danglobalisasi.html) mengatakan bahwa syarat-syarat globalisasi yaitu:
a. Cara berpikir ilmiah (scientific thingking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat
dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat
b. Sistem administrasi negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
c. Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan berpusat pada suatu lembaga atau
badan tertentu.
d. Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama
media massa.
e. Tingkat organisasi tinggi, terutama disiplin diri.

16

f. Sentralisasi wewenang dan perencanaan sosial (social planning) yang tidak
mementingkan pribadi maupun golongan.
5. Bentuk-bentuk Globalisasi
a. Globalisasi di bidang politik
Suhardi, Sunarti, Sri. (2009: 59-63) menjelaskan lebih rinci masyarakat dunia
telah menyatu dengan adanya kesatuan politik dan militer lintas negara seperti NATO,
ASEAN, PBB, Parlemen Eropa, Mahkamah Internasional, dan Interpol.
1) North Atlantic Treaty Organization (NATO)
NATO adalah aliansi militer yang beranggotakan 16 negara (Belgia, Kanada,
Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Islandia, Italia, Luxemburg, Nederland,
Norwegia, Portugal, Spanyol, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat).Sejak
terbentuknya pada tahun 1949, NATO bertujuan untuk menghadapi kekuatan
komunis yang dipimpin oleh Uni Soviet dan untuk memelihara keamanan di bekas
musuh-musuhnya yang kemudian berabung dalam NATO.
Pada saat Uni Soviet masih ada, kekuatan NATO dihadapi dengan aliansi serupa
yang dibentuk Uni Soviet, yaitu Pakta Warsawa.
2) Association of Southeast Asean Nation (ASEAN)
ASEAN adalah organisasi yang beranggotakan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara. ada semSembilangara yang menjadi anggota ASEAN, diantaranya
Brunei, Burma, Indonesia, Laos, Malaysia, Pilipina, Singapura, Thailand, dan
Vietnam. Organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan kerjasama di bidang
ekonomi, kemudian, dan sosial, serta untuk menjaga stabilitas keamanan
wilayahnya. Bentuk kerjasama yang telah dilakukan antara lain mengurangi tarif
yang menghambat perdagangan antaranggota, program keluarga berencana,
pencegahan penyalahgunaan narkoba, program gizi dan kesehatan, bantuan
bencana alam, transportasi, program di bidang wanita dan kepemudaan, dan riset
sejarah. Di samping itu, juga membangun proyek bersama dalam bidang
kepariwisataan dan pertukaran guru, siswa, dan seniman.
3) Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bngsa-Bangsa di bentuk pada tanggal 24 Oktober 1945 yang
bertujuan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia serta untuk perbaikan
kemanusiaan.Hampir semua negara merdeka menjadi anggotanya.Negara-negara
itu mengirimkannya perwakilannya di markas PBB di New York.Disanalah para
wakil setiap anggota mengadakan sidang untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi dunia, apabila ada negara-negara yang terlibat peperangan.
4) Parlemen Eropa
17

Parlemen Eropa terdiri dari 626 anggota, mereka mengadakan pertemuan
beberapa bulan sekali di Starsbourg, Perancis.Sebenarnya, organisasi ini tidak
memiliki kekuatan seperti parlemen sebuah negara.Hanya Dewan Menteri yang
memiliki kekuasaan membuat peraturan yang mengikat negara-negara
anggota.Anggota yang duduk dalam Dewan Menteri mewakili pemerntah negara
masing-masing.
5) Interpol
Interpol (International Criminal Police Organization) adalah sebuah organisasi
polisi yang beranggotakan sekitar 175 negara.Interpol berdiri sejak tahun 1923
dan bermarkas di Lyon, Perancis.Organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan
kerjasama di antara anggota-anggotanya.Setiap anggota harus bertindak dalam
batas-batas hukum negara masing-masing.Interpol dilarang oleh undangundangnya sendiri untuk menyelidiki atau mencampuri urusan militer, politik,
rasial, atau agama.

b. Globalisasi di bidang ekonomi
kerjasama di bidang ekonomi antar negara telah menyatukan negara-negara yang
terlibat dalam berbagai bentuk organisasi supranasional. Di Eropa terdapat European
Free Trade Assosiation (EFTA), dan European Community (EC). Di kalangan negaranegara pengeksplor minyak terdapat Organization of Petroleum Exporting Countries
(OPEC), sedangkan negara-negara yang lain bersatu membentuk Multinational
Corporation.
1) European Free Trade Assosiation (EFTA)
European Free Trade Assosiation beranggotakan empat negara Eropa Norwegia,
Swiss, Islandia, dan Lichtenstein.Komunitas ini berdiri sejak tahun 1996 dan
bermarkas di Genewa, Swiss.
2) Komunitas Eropa (European Community)
Organisasi ini beranggotakan 15 negara Eropa Barat, yaitu Austria, Belgia,
Denmark, Finladia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luxemburg, Belanda,
Portugal, Spanyol, Swedia, dan Inggris. Negara-negara itu bekerja sama dalam
bidang ekonomi dan politik. Salah satu bentuknya adalah dengan menciptakan
Pasar Tunggal Eropa yang menghapuskan sama sekali hambatan tarif investasi
dan perdagangan di antara mereka. Organisasi ini bermarkas di Brussel, Belgia
sejak pertama kali didirikan tahun 1993.
3) Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC)

18

Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) beranggotakan 12 negara
yang pendapatan utamanya sangat bergantung dari penjualan minyak bumi yang
mereka hasilkan.Tujuan utama dibentuknya organisasi ini adalah meningkatkan
pendapatan mereka dari penjualan minyak di pasaran internasional.Negara-negara
anggota OPEC secara keseluruhan mengusai sekitar 2/3 samapai 3/4 cadangan
minyak dunia. Organisasi yang didirikan pada tahun 1960 itu beranggotakan
Algeria, Gabon, Indonesia, Iran, Iraq, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Saudi
Arabia, Uni Emirat Arab, dan Venezuela.
4) Perusahaan Multinasional (Multinasional Corporation)
Organisasi bisnis ini berpusat di satu negara tertentu, namun memiliki cabangcabang dan proyek-proyek di banyak negara lain. Organisasi ini, bergerak dalam
bidang keuangan, produksi, perdagangan, riset, dan pengembangan.Sejak
berakhirnya Perang Dunia II, banyak Multinational Corporation (MNC) berdiri,
yang paling besar antara lain Exxon, Ford, General Motors, dan Royal Dutch atau
Shell. Tujuannya dibentuknya MNC adalah:
a) untuk menguasai suplai bahan mentah industri,
b) untuk memperoleh tenaga kerja dan bahan mentah yang murah,
c) untuk menghindari biaya impor barang, serta
d) untuk menghindari ongkos produksi yang tinggi di negerinya sendiri.
Selain keempat bentuk asosiasi ekonomi diatas, masih ada perusahaan-perusahaan
berskala Internasional seperti Pepsi Cola, McDonald, KFC, dan lain-lain.Semua itu
merupakan penguasa-penguasa baru di bidang ekonomi dunia.Pemasaran mereka tidak lagi di
satu negara, tetapi di seluruh dunia.Dengan dibukanya cabang-cabang di berbagai negara di
dunia, seolah-olah dunia telah menjadi satu pasar, tidak ada lagi batas-batas yang
menghambat operasi mereka.
c. Globalisasi di bidang kebudayaan
di bidang kebudayaan terjadi keseragaman, karena media televisi mampu
mengubah wajah dunia menjadi tanpa batas. Menurut Mc. Luhan, dunia menjadi satu
wilayah kecil yang disebut Dusun Global. Ada sebuah pepatah yang berbunyi ibarat
jarum jatuh di pojok selatan desa, suaranya akan terdengar ke seluruh penjuru desa.
Demikianlah yang terjadi pada era globalisasi ini.Berkat televisi sebagai media yang
mampu menyampaikan serita secara cepat dan langsung, suatu yang terjadi di slah
satu sudut dapat diketahui oleh orang-orang yang berada di mana pun di
dunia.Contohnya, pertandingan sepak bola dunia yang selalu disiarkan secara
19

langsung dari suatu stadion di negara tertentu. Berjuta-juta penggemar sepok bola
dapat menyaksikannya pada saat yang sama melalui pesawat televisi.
Dunia memang sudah benar-benar menjadi Dusun Global, karena tidak hanya
televisi yang menyatukan dunia.Koran yang terbit secara Internasional, pergerakan
penduduk antarnegara, muncul bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, dan teknologi
komputer, juga sudah menyeragamkan dunia menjadi satu kebudayaan global.
Inilah hakikat globalisasi.Paling tidak ada dua ciri era globalisasi, yaitu adanya
saling ketergantungan, dan semakin berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi.Perkembangan bidang telekomunikasi telah membuat hubungan
antarnegara semakin meningkat.Sarana komunikasi seolah-olah telah menghilangkan
jarak dan waktu. Dengan bantuan satelit, radio, televise, telepon, faksimili, dan
internet; orang-orang dipenjuru dunia dapat mengikuti peristiwa yang ada belahan
dunia lain yang jauh.
6. Faktor-faktor Globalisasi
Asnaafidatul. (2013). (https://asnaafidatul.wordpress.com/2013/05/19/globalisasi-danmodernisasi/) mengungkapkan bahwa faktor-faktor globalisasi adalah sebagai berikut:
a. Faktor Ekstern
Faktor Ekstern munculnya globalisasi berasal dari luar negeri dan perkembangan dunia.
Faktor tersebut sebagai berikut.
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknology (Iptek).
2) Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih.
3) Adanya kesepakatan internasional tentang pasar bebas.
4) Modernisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di
dunia mempengaruhi negara lain untuk mengadupsi atau meniru hal yang sama.
5) Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di beberapa negara di dunia sedikit banyak
memberi inspiransi bagi munculnya tuntutan tranparansi dan globalisasi di sebuah
negara.
6) Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional.
7) Perkembangan HAM
b. Faktor Intern
Faktor intern munculnya globalisasi berasal dalam negeri.Berikut faktor-faktor intern
tersebut.
1) Ketergantungan sebuah negara terhadap negara-negara lain di dunia.
2) Kebebasan pers.
3) Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan.
4) Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga awadaya masyarakat.
5) Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat.

20

7. Dampak positif dan negatif globalisasi
Globalisasi akan menimbulkan gejala perubahan terhadap kelompok sosial yang
bersangkutan. Pada setiap gejala perubahan akan menimbulkan konflik atau perbedaan sudut
pandang yang terjadi antar kelompok ada yang menerima dan yang menolak arus globalisasi
tersebut.
Dampak globalisasi terhadap budaya Indonesia:
a. Dampak positif globalisasi
1. Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui sarana telekomunikasi
seperti radio, televisi, film, dan sarana elektronik lainnya.
2. Di bidang sumber daya manusia, globalisasi menumbuhkankinerja yang
berwawasan luas dan beretos kerja tinggi.
3. Di bidang sosial budaya, globalisasi dapat menumbuhkan dinamika yang
terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan.
b. Dampak negatif globalisasi
1. Guncangan budaya
Menurut Soeryono Soekanto, guncangan budaya terjadi apabila warga
masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi. Hal ini berlangsung apabila
ada anggota masyarakat yang tidak siap menerima kenyataan perubahanperubahan akibat globalisasi.
2. Ketimpangan budaya
Ketimpangan budaya adalah suatu kenyataan bahwa masuknya unsur-unsur
globalisasi tidak terjadi secara serempak.Unsur-unsur yang terkait dengan
teknologi masuk sedemikian cepatnya, sedangkan unsur-unsur sosial budaya,
katakanlah di bidang pendidikan sedemikian lambatnya. Di pihak lain ada
sekelompok masyarakat yang begitu cepat menyerap dan menerima unsurunsur globalisasi. Akan tetapi, ada juga sekelompok masyarakat yang begitu
tertinggal untuk menerima unsur-unsur globalisasi tersebut.akibat situasi
tersebut, perubahan unsur-unsur sosial budaya yang terjadi dalam
masyarakatnya juga tidak terjadi secara serempak. Ketidakserempakan inilah
yang dapat dikenal dengan ketimpangan budaya.
3. Pergeseran nilai-nilai budaya yang menimbulkan anomie
Masuknya unsur-unsur globalisasi yang gencar dalam waktu yang relatif
singkat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial budaya
secara menyusul. Itu, system nilai dan norma yang ada dalam kehidupan
masyarakat yang tidak siap mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan
itu. Akibatnya, masyarakat menjadi kebingungan (anomie). Nilai dan norma

21

sosial budaya mana yang paling cocok untuk mengantisipasi arus globalisasi
yang sedang berlangsung.
Diantara kelompok masyarakat yang paling kebingungan adalah kelompok
remaja yang secara sosial belum memiliki identitas yang mantap.Kelompok
masyarakat lainnya adalah mereka yang secara tiba-tiba “ketiban rezeki
nomplok” menjadi orang kaya baru, karena berbagai “keberuntungan”.
Contoh akibat adanya anomie, yaitu:
1. Pergaulan bebas, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkotik yang
melanda para remaja.
2. “aji mumpung” dan “konsumerisme” di kalangan orang kaya baru.
Dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia pada abad 21 tidak akan terlepas
dari teknologi canggih, seperti: internet, yang sejak diluncurkan telah menjadi
big bang disetiap wilayah di seluruh dunia. Dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa globalisasi tidak dapat dihindari lagi, karena telah menjadi bagian yang
penting bagi sebagian kelompok orang.Melalui internet pencampuran
kebudayaan sangat mudah terjadi, namun sebagian dari suatu kelompok sosial,
kita harus dapat menentukan bagian mana yang harus diadopsi, dan bagian
mana dari kebudayaan itu yang harus kita hindari.Karena globalisasi dapat
membawa efek positif dan negatif tergantung dari bagaimana kita berhadapan
dengan kebudayaan tersebut.
8. Saluran Proses Globalisasi
a. Lembaga-lembaga internasional yang mengatur peraturan-peraturan internasional
b. Lembaga-lembaga kenegaraan, baik dalam hubungan diplomatic secara bilateral
c.
d.
e.
f.
g.

maupun regional
Lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan
Lembaga-lembaga keagamaan
Lembaga-lembaga perniagaan dan industri internasional
Saluran-saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional
Wisata mancanegara.

9. Kelemahan dan Kekuatan Indonesia dalam Menghadapi Era Globalisasi
Amin, Zainal Ittihad. (2007: 4.42-4.45). menjelaskan bahwa untuk menghadapi
globalisasi kita harus tahu kekuatan dan kelemahan yang kita miliki dalam segenap aspek
kehidupan bangsa (astagatra) sebagai berikut:
1. Geografi
22

Potensi wilayah darat, laut, udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup sangat baik
dan strategis, namun di sisi lain terdapat kelemahan dalam pendayahgunaan wilayah
darat, laut, dirgantara dan pengaturan tata ruangnya.
2. Sumber kekayaan alam
Potensi sumber kekayaan alam di daratan, lautan, dan dirgantara, baik yang bersifat
hayati maupun nonhayati, serta yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat
diperbaharui sangat besar.Hal ini merupakan modal dan kekuatan dalam
pembangunan.Namun kelemahannya belum sepenuhnya potensi sumber kekayaan
alam tersebut dimanfatkan secara optimal.Kalaupun ada yang telah dimanfaatkan
masih ada diantaranya dalam pemanfaatannya kurang memperhatikan kelestarian dan
distribusi hasilnya.Hal ini tidak sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan
dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan
alam yang ada tidak seluruhnya dapat dijaga keamanannya dengan baik atau dengan
kata lain rawan pencurian.
3. Demografi
Jumlah penduduk Indonesia termasuk nomor 4 di dunia.Pertumbuhannya dapat di
tekan akibat makin meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat melalui program
KB.Begitu juga tingkat kesehatan harapan hidup, dan kualitas fisik semakin
meningkat. Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau daerah
atau antarpulau tidak proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero growth dan
kualitas nonfisik yang masih rendah.
4. Ideologi
Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat kita berpegang pada
ideologi pancasila.Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.Pembudayaan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari telah dan sedang digalakkan.Kelemahannya, pengamalan dan
pembudayaan pancasila tersebut belum sepenuhnya terwujud. Ini adalah tantangan
bagi seluruh bangsa Indonesia dan jika ideologi pancasila tersebut tidak dapat
memberikan harapan hidup lebih baik bukan tidak mungkin akan ditinggalkan oleh
masyarakat.
5. Politik
Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan system politik
demokrasi pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik dan mekanismenya.
Kendatipun demikian, hal ini perlu dikaji dan disempurnakan sesuai dengan aspirasi
dan perkembangan masyarakat dem