Pertemuan Ke 10 Peraturan dan Regulasi

Pertemuan Ke – 10
Peraturan dan Regulasi
Robin, S.Kom

STMIK TIME

Kompetensi Dasar
• Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan berbagai cyber law di
berbagai Negara.
• Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup UU tentang hak cipta
• Mahasiswa mengetahui prosedur pendaftaran HAKI di Depkumham.
• Mahasiswa mampu menjelaskan keterbatasan UU telekomunikasi
dalam mengatur penggunaan teknologi informasi.
• Mahasiswa mampu menjelaskan pokok-pokok pikiran dalam UU ITE.
• Mahasiswa mampu menjelaskan implikasi dari diberlakukannya UU
ITE.
Robin, S.Kom

Topik Pembahasan
Perbandingan Cyber law
Computer crime act (Malaysia)

Council of Europe convention on cyber crime
UU No 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.
UU No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik

Robin, S.Kom

Definisi Peraturan
Peraturan adalah
adalah ketentuan
ketentuan yang
yang
Peraturan
mengikat
warga
kelompok
mengikat
warga
kelompok

masyarakat,
dipakai
sebagai
masyarakat,
dipakai
sebagai
panduan, tatanan,
tatanan, dan
dan kendalikan
kendalikan
panduan,
tingkah laku
laku yang
yang sesuai
sesuai dan
dan
tingkah
diterima. Setiap
Setiap warga
warga masyarakat

masyarakat
diterima.
harus menaati
menaati aturan
aturan yang
yang berlaku,
berlaku,
harus
atau ukuran,
ukuran, kaidah
kaidah yang
yang dipakai
dipakai
atau
Robin, S.Kom

Definisi Regulasi
Regulasi adalah
adalah mengendalikan
mengendalikan

Regulasi
perilaku manusia
manusia atau
atau masyarakat
masyarakat
perilaku
denganaturan
aturanatau
ataupembatasan.
pembatasan.
dengan

Regulasi dapat
dapat dilakukan
dilakukan dengan
dengan
Regulasi
berbagai
bentuk,
misalnya

berbagai
bentuk,
misalnya
::
pembatasan
hukum
diumumkan
oleh
pembatasan hukum diumumkan oleh
otoritas
pemerintah,
regulasi
otoritas
pemerintah,
regulasi
pengaturan diri
diri Robin,
oleh
suatu industry
industry

S.Kom suatu
pengaturan
oleh

 Perbandingan Cyber law
Cyber law adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang umumnya
diasosiasikan dengan Internet. Cyber law dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari hukum
di banyak negara adalah “ruang dan waktu”. Sementara itu, Internet dan jaringan komputer
mendobrak batas ruang dan waktu ini.
Cyber law merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan masalah hukum terkait
penggunaan aspek komunikatif, transaksional, dan distributif, dari teknologi serta perangkat
informasi yang terhubung ke dalam sebuah jaringan.

Cybercrime merupakan suatu kegiatan yang dapat dihukum karena telah menggunakan
komputer dalam jaringan Internet yang merugikan dan menimbulkan kerusakan pada
jaringan komputer Internet, yaitu merusak properti, masuk tanpa izin, pencurian hak milik
intelektual, pornografi, pemalsuan data, pencurian, pengelapan dana masyarakat.
Cyber Law diasosiasikan dengan media internet yang merupakan aspek hukum dengan
ruang lingkup yang di setiap aspeknya berhubungan dengan manusia dengan
memanfaatkan tekhnologi internet

Robin, S.Kom

Cyber Law di Amerika
Secara lengkap Cyber Law di Amerika adalah sbb:
– Electronic Signatures in Global and National Commerce Act
– Uniform Electronic Transaction Act
– Uniform Computer Information Transaction Act
– Government Paperwork Elimination Act
– Electronic Communication Privacy Act
– Privacy Protection Act
– Fair Credit Reporting Act
– Right to Financial Privacy Act
– Computer Fraud and Abuse Act
– Anti-cyber squatting consumer protection Act
– Child online protection Act
– Children’s online privacy protection Act
– Economic espionage Act
– “No Electronic Theft” Act
Robin, S.Kom


Uniform Electronic Transaction Act (UETA)

o The Uniform Electronic Transactions Act (UETA) is one of several United States
Uniform Acts proposed by the national Conference of Commissioners on
Uniform State laws (NCCUSL).
o Forty-seven states, the District of Columbia, Puerto Rico, and the US Virgin Islands
have adopted the UETA. Its purpose is to harmonize state laws concerning
retention of paper records (especially checks) and the validity of electronic
signatures.

Robin, S.Kom

Cyber Law di Singapore
Cyber Law di Singapore,
antara lain:
- Electronic Transaction Act
- IPR Act
- Computer Misuse Act
- Broadcasting Authority Act
- Public Entertainment Act

- Banking Act
- Internet Code of Practice
- Evidence Act (Amendment)
- Unfair Contract Terms Act
Robin, S.Kom

The Electronic Transactions Act (ETA) 1998 (Singapura)

o ETA sebagai pengatur otoritas sertifikasi.
Singapore mempunyai misi untuk menjadi poros / pusat kegiatan perdagangan
elektronik internasional, di mana transaksi perdagangan elektronik dari daerah
dan di seluruh bumi diproses.
o The Electronic Transactions Act telah ditetapkan tgl. 10 Juli 1998 untuk
menciptakan kerangka yang sah tentang undang-undang untuk transaksi
perdagangan elektronik di Singapore yang memungkinkan bagi Menteri
Komunikasi Informasi dan Kesenian untuk membuat peraturan mengenai perijinan
dan peraturan otoritas sertifikasi di Singapura

Robin, S.Kom


Tujuan dibuatnya ETA
o Memudahkan komunikasi elektronik atas pertolongan arsip elektronik yang
dapat dipercaya;
o Memudahkan perdagangan elektronik, yaitu menghapuskan penghalang
perdagangan elektronik yang tidak sah atas penulisan dan persyaratan
tandatangan, dan untuk mempromosikan pengembangan dari undang-undang
dan infrastruktur bisnis diperlukan untuk menerapkan menjamin /
mengamankan perdagangan elektronik;
o Memudahkan penyimpanan secara elektronik tentang dokumen pemerintah
dan perusahaan menurut undang-undang, dan untuk mempromosikan
penyerahan yang efisien pada kantor pemerintah atas bantuan arsip elektronik
yang dapat dipercaya
o Meminimalkan timbulnya arsip alektronik yang sama (double), perubahan yang
tidak disengaja dan disengaja tentang arsip, dan penipuan dalam perdagangan
elektronik, dll;
o Membantu menuju keseragaman aturan, peraturan dan mengenai pengesahan
dan integritas dari arsip elektronik; dan
o Mempromosikan kepercayaan, integritas dan keandalan dari arsip elektronik
dan perdagangan elektronik, dan untuk membantu perkembangan dan
pengembangan dari perdagangan elektronik melalui penggunaan tandatangan

yang elektronik untuk menjamin keaslian dan integritas surat menyurat yang
menggunakan media elektronik
Robin, S.Kom

The Electronic Transactions Act (ETA) 1998 (Singapura)

Langkah
yang
diambil
oleh
Singapore untuk membuat ETA
inilah yang menjadi pendukung
majunya bisnis e-commerce di
Singapore dan terlihat jelas alasan
mengapa di Indonesia bisnis ecommerce
tidak
berkembang
karena
belum
adanya
suatu
kekuatan
hukum
yang
dapat
meyakinkan masyarakat bahwa
bisnis e-commerce di Indonesia
Robin,
S.Kom
aman
seperi di negara Singapore.

Cyber Law di Indonesia :
UU No. 11 Tahun 2008 ttg Informasi & Transaksi Elektronik

o UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),
untuk mengatur orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam dunia
maya.
o Di berlakukannya UU ini, membuat oknum-oknum nakal ketakutan karena
denda yang diberikan apabila melanggarnya, tidak sedikit kira-kira Rp. 1
miliar karena melanggar pasal 27 ayat (1) tentang muatan yang melanggar
kesusilaan. Sebenarnya UU No. 11/2008 ttg ITE tidak hanya membahas situs
porno atau masalah asusila.
o Total ada 13 Bab dan 54 Pasal yang mengupas secara mendetail bagaimana
aturan hidup di dunia maya dan transaksi yang terjadi di dalamnya. Sebagian
orang menolak adanya UU ini, tapi tidak sedikit yang mendukung.
Robin, S.Kom

Cyber Law di Indonesia :
Dibandingkan dengan negara2 lainnya, Indonesia
termasuk negara yang tertinggal dalam hal pengaturan
UU ITE. Secara garis besar UU ITE mengatur hal-hal
sbb :
o Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang
sama dengan tanda tangan konvensional (tinta basah
dan bermaterai).Sesuai dengan e-ASEAN Framework
Guidelines (pengakuan tanda tangan digital lintas
batas).
o Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya
yang diatur dalam KUHP.
o UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum, baik yang berada di wilayah
Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki
akibat hukum di Indonesia.
Robin, S.Kom

Cyber Law di Indonesia :

o Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual.
o Perbuatan yg dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37) :
 Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
 Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)
 Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
 Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
 Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
 Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)
 Pasal 33 (Virus, Membuat Sistem Tidak Bekerja)
 Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik )

Robin, S.Kom

STUDI KASUS CYBER LAW
A.    Kasus Video Porno Ariel
A.    Kasus Video Porno Ariel
B.    Kasus Prita Mulyasari
B.    Kasus Prita Mulyasari
C.  Carding
C.  Carding
D.  Perjudian Online
D.  Perjudian Online
E.  Penggelapan Uang
E.  Penggelapan Uang
F.  Hacking
F.  Hacking
Robin, S.Kom

Robin, S.Kom

A.    Kasus Video Porno Ariel
A.    Kasus
Video
Porno
Kasus video
porno
Ariel Ariel
“PeterPan” dengan Luna Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di internet
Kasus
video
porno
Ariel
“PeterPan”
dengan
Lunakasus
Mayaini
dan
Cut Tari,
video
tersebut di
unggah
di internet
oleh seorang yang berinisial ‘RJ’ dan
sekarang
sedang
dalam
proses. Pada
kasus
tersebut,
modus
oleh
seorang
yang
berinisial
‘RJ’
dan
sekarang
kasus
ini
sedang
dalam
proses. Pada
kasus
tersebut,
modus
sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu
sasaran
ditujukan
kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu
sesuai serangannya
tujuan penyerangan
tersebut
sesuai tujuan penyerangan tersebut
Penyelesaian kasus ini pun dengan jalur hukum, penunggah dan orang yang terkait dalam video tersebut
Penyelesaian
kasuspasal-pasal
ini pun dengan
jalur
hukum, penunggah dan orang yang terkait dalam video tersebut
pun turut diseret
sebagai
berikut :
pun
turut diseret
sebagaiRIberikut :
a.      Pasal
29 pasal-pasal
Undang-undang
No.44 tahun 2008 tentang Pornografi :
a.      Pasal
29
Undang-undang
RI
No.44
tahun 2008
tentang Pornografi :
"Setiap orang yang memproduksi, membuat,
memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan,
"Setiap
orang
yang
memproduksi,
membuat,
memperbanyak,
menggandakan,
menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan,menyebarluaskan,
atau menyediakan
menyiarkan,
mengimpor,
mengekspor,
menawarkan,
memperjualbelikan,
menyewakan,
atau
menyediakan
pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6
pornografi
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
4
ayat
(1)
dipidana
dengan
pidana
penjara
paling
singkat
6
(enam) bulan dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00
(enam)
bulanlima
danpuluh
palingjuta
lama
12 (dua
dan/atau
pidana denda paling
Rp250.000.000,00
(dua ratus
rupiah)
danbelas)
palingtahun
banyak
Rp6.000.000.000,00
(enam sedikit
miliar rupiah)."
(dua
ratus lima27
puluh
juta rupiah) dan
(enam
miliar
rupiah)."Elektronik:
b.      Pasal
Undang-undang
RIpaling
No.11banyak
tahunRp6.000.000.000,00
2008 tentang Internet
dan
Transaksi
b.      Pasal
27 Undang-undang
No.11
tahun
tentang Internet
dan Transaksi
Elektronik:
"Setiap Orang
dengan sengajaRIdan
tanpa
hak2008
mendistribusikan
dan/atau
mentransmisikan
dan/atau
"Setiap
Orang
dengan
sengaja
dan
tanpa
hak
mendistribusikan
dan/atau
mentransmisikan
dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang
membuat
dapat
diaksesnya Informasi
Elektronikpidana
dan/atau
Dokumen
yang memiliki
yang 6
melanggar
kesusilaan." Menurut
ketentuan 
dapat
dijerat Elektronik
dengan pidana
penjara muatan
paling lama
melanggar
kesusilaan." Menurut
ketentuan 
dapat dijerat (satu
dengan
pidana
penjara paling lama 6
(enam) tahun
dan/atau denda paling
banyakpidana
Rp1.000.000.000,00
miliar
rupiah). 
(enam)
tahun dan/atau
paling
c.       Pasal
282 ayatdenda
1 KUHP
: banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 
c.       Pasal
282menyiarkan,
ayat 1 KUHP
:
"Barangsiapa
mempertunjukkan
atau menempelkan di muka umum tulisan, gambaran atau
"Barangsiapa
menyiarkan,
mempertunjukkan
atau
menempelkan
di muka umum
atau
benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan,
atau barangsiapa
dengantulisan,
maksudgambaran
untuk disiarkan,
benda
yang telah diketahui
isinya melanggar
atau barangsiapa
maksud
disiarkan,
dipertunjukkan
atau ditempelkan
di mukakesusilaan,
umum, membuat
tulisan, dengan
gambaran
atau untuk
benda
tersebut,
dipertunjukkan
atau
ditempelkan
di
muka
umum,
membuat
tulisan,
gambaran
atau
benda
tersebut,
memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya, mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki
memasukkannya
ke dalam
negeri,
meneruskannya,
mengeluarkannya
dari negeri,
atau
memiliki
persediaan, ataupun
barangsiapa
secara
terang-terangan
atau dengan mengedarkan
surat
tanpa
diminta,
persediaan,
ataupun
barangsiapa
secara sebagai
terang-terangan
atau dengan
mengedarkan
surat
tanpapaling
diminta,
menawarkannya
atau
menunjukkannya
bisa diperoleh,
diancam
dengan pidana
penjara
lama
Robin,
S.Kom
menawarkannya atau menunjukkannya sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama

B.    Kasus Prita Mulyasari
B.    Kasus
Kasus ini Prita
terjadiMulyasari
pada seorang ibu rumah tangga bernama Prita Mulyasari, mantan pasien Rumah Sakit
Kasus
ini
terjadi
pada
seorang
rumah tangga
bernama
Prita
Mulyasari,
mantan
pasien Rumah
Sakit
Omni Internasional Alam
Sutraibu
Tangerang.
Saat dirawat
Prita
Mulyasari
tidak
mendapatkan
kesembuhan,
Omni
Internasional
Alam
Sutra Tangerang.
Saat dirawat
tidak mendapatkan
kesembuhan,
malah
penyakitnya
bertambah
parah. Pihak
rumah Prita
sakit Mulyasari
tidak memberikan
keterangan
yang pasti
malah
penyakitnya
bertambah
parah.
Pihak
rumah
sakit
tidak
memberikan
keterangan
yang
mengenai penyakit serta rekam medis yang diperlukan pasien. Kemudian Prita Mulyasari Vila - wargapasti
Melati
mengenai
penyakit
serta
rekam
medis
yang
diperlukan
pasien.
Kemudian
Prita
Mulyasari
Vila
warga
Melati
Mas Residence Serpong ini - mengeluhkan pelayanan rumah sakit tersebut lewat surat elektronik yang
Mas
Residence
Serpong ke
ini berbagai
- mengeluhkan
pelayanan
rumahmaya.
sakit tersebut
lewat
surat
elektronik
kemudian
menyebar
mailing
list di dunia
Akibatnya,
pihak
Rumah
Sakityang
Omni
kemudian
menyebar
ke
berbagai
mailing
list
di
dunia
maya.
Akibatnya,
pihak
Rumah
Sakit
Omni
Internasional berang dan marah, dan merasa dicemarkan.
Internasional berang dan marah, dan merasa dicemarkan.
RS Omni International mengadukan Prita Mulyasari secara pidana. Sebelumnya Prita Mulyasari sudah
RSdiputus
Omni International
mengadukan
Mulyasari
secara
pidana.
Sebelumnya
Prita Mulyasari
sudah
bersalah dalam
pengadilan Prita
perdata.
Kejaksaan
Negeri
Tangerang
telah menahan
Prita Mulyasari
diputus
bersalah
dalam pengadilan
perdata.
Kejaksaan
Negeri
Tangerang
telah menahan
Pritapencemaran
Mulyasari
di Lembaga
Pemasyarakatan
Wanita
Tangerang
sejak
13 Mei
2009 karena
dijerat pasal
di nama
Lembaga
Pemasyarakatan
Wanita
Tangerang sejak
13 Meidan
2009
karenaElektronik
dijerat pasal
pencemaran
baik dengan
menggunakan
Undang-Undang
Informasi
Transaksi
(UU ITE).
nama
baikpihak
dengan
menggunakan
Undang-Undang
dan Transaksi
Elektronik
Banyak
yang
menyayangkan
penahanan Informasi
Prita Mulyasari
yang dijerat
pasal(UU
27 ITE).
ayat 3 UndangBanyak
pihak
yang
menyayangkan
penahanan
Prita
Mulyasari
yang
dijerat
pasal
27
ayat
3 UndangUndang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), karena
akan
Undang
nomor
11
tahun
2008
tentang
Informasi
dan
Transaksi
Elektronik
(UU
ITE),
karena
akan
mengancam kebebasan berekspresi. Pasal ini menyebutkan :
mengancam
kebebasan
Pasal
ini menyebutkan
:
"Setiap orang
denganberekspresi.
sengaja dan
tanpa
hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau
"Setiap
orang
dengan
sengajaInformasi
dan tanpa
hak mendistribusikan
dan/atau
mentransmisikan
dan/atau
membuat
dapat
diaksesnya
Elektronik
dan/atau Dokumen
Elektronik
yang memiliki
muatan
membuat
dapat
diaksesnya
Informasi
Elektronik
dan/atau
Dokumen
Elektronik
yang
memiliki
muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik."
penghinaan
pencemaran
nama
baik." pasal tersebut sangatlah lentur dan bersifat keranjang
Beberapa dan/atau
aliansi menilai
: bahwa
rumusan
Beberapa
aliansi
menilai
: bahwa
rumusan
pasal tidak
tersebut
sangatlah
lentur
dan bersifat
sampah dan
multi
intrepretasi.
Rumusan
tersebut
hanya
menjangkau
pembuat
muatankeranjang
tetapi juga
sampah
dan
multi
intrepretasi.
Rumusan
tersebut
tidak
hanya
menjangkau
pembuat
muatan
tetapi
penyebar dan para moderator milis, maupun individu yang melakukan forward ke alamat tertentu. juga
penyebar
para
moderator
milis,
maupun
individu
yang melakukan
forward
kemenyampaikan
alamat tertentu.
Kasus inidan
juga
akan
membawa
dampak
buruk
dan membuat
masyarakat
takut
pendapat
Kasus
ini
juga
akan
membawa
dampak
buruk
dan
membuat
masyarakat
takut
menyampaikan
pendapat
atau komentarnya di ranah dunia maya. Pasal 27 ayat 3 ini yang juga sering disebut pasal karet,
atau
komentarnya
di ranah
dunia
27 ayat
3 inienam
yang tahun.
juga sering disebut pasal karet,
memiliki
sanksi denda
hingga
Rp. 1maya.
miliar Pasal
dan penjara
hingga
memiliki sanksi denda hingga Rp. 1 miliar dan penjara hingga enam tahun.
Robin, S.Kom

C.  Carding
Terjadi di Bandung sekitar tahun 2003.
Carding merupakan kejahatan yang
dilakukan untuk mencuri nomor kartu
kredit milik orang lain dan digunakan
dalam
transaksi
perdagangan
di
internet. Mereka biasa bertransaksi
dengan menggunakan nomor kartu
kredit yang mereka peroleh dari
beberapa situs.
Modus kejahatan  ini adalah pencurian,
karena pelaku memakai kartu kredit
orang lain untuk mencari barang yang
mereka inginkan di situs lelang barang.
Karena
kejahatan
yang
mereka
lakukan, mereka dikenakan Pasal 378
KUHP tentang penipuan, pasal 363
tentang pencurian dan pasal 263
tentang Pemalsuan identitas.
Robin, S.Kom

D.  Perjudian Online
D.  Perjudian Online
Pelaku menggunakan sarana internet untuk
Pelaku
menggunakan
sarana internet
melakukan
perjudian.
Seperti untuk
yang
melakukan
perjudian.
Seperti
yang
terjadi di Semarang, Desember 2006
terjadi
Semarang,
Desember
2006
silam. di
Para
pelaku melakukan
praktiknya
silam.
Paradengan
pelaku melakukan
praktiknya
dengan
menggunakan
system
dengan
dengan
menggunakan
system
member
yang
semua
anggotanya
member
yang
semua
anggotanya
mendaftar ke admin situs itu atau
mendaftar
ke no
admin
situs itu atau
menghubungi
HP 0811XXXXXXXX
dan
menghubungi
no
HP
0811XXXXXXXX
dan
024-356XXXX.
Mereka
melakukan
024-356XXXX.
Mereka
melakukan
transaksi secara online lewat internet
transaksi
secarauntuk
online mempertaruhkan
lewat internet
atau
HP
atau
HP
untuk
mempertaruhkan
pertarungan
bola.
pertarungan bola.
Modus para pelaku bermain judi online
Modus
para pelaku
bermain uang
judi online
adalah untuk
mendapatkan
secara
adalah
untuk
mendapatkan
uang
secara
instan. Dan sanksi yang menjerat para
instan.
yangpasal
menjerat
para
pelakuDan
yaknisanksi
dikenakan
303 tentang
pelaku
yaknidan
dikenakan
perjudian
UU 7/ pasal
1974 303
pasaltentang
8 yang
perjudian
dan
UU
7/
1974
pasal
8
yang
ancamannya lebih dari 5 tahun.

E.  Penggelapan Uang
Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang
di
bank
melalui
komputer
sebagaimana
diberitakan “Suara Pembaruan” edisi 10 Januari
1991 tentang 2 orang mahasiswa yang
membobol uang dari sebuah bank swasta di
Jakarta sebanyak Rp. 372,100,00.00 dengan
menggunakan sarana komputer. Perkembangan
lebih lanjut dari teknologi komputer adalah
berupa komputer network yang kemudian
melahirkan suatu ruang komunikasi dan
informasi global yang dikenal dengan internet.
Kejahatan  jenis ini biasanya menggunakan
internet hanya sebagai sarana kejahatan. Sesuai
dengan undang-undang yang ada di indonesia
maka, orang tersebut diancam dengan pasal 362
KUHP atau pasal 378 KUHP, tergantung dari
modus perbuatan yang di lakukannya.

Robin, S.Kom

F.  Hacking
Pada kasus Hacking ini biasanya
modus seorang hacker adalah
untuk menipu atau mengacakacak data sehingga pemilik
tersebut tidak dapat mengakses
web miliknya. Untuk kasus ini
pasal 406 KUHP dapat dikenakan
pada kasus Deface atau Hacking
yang membuat sistem milik orang
lain,
seperti
website
atau
program menjadi tidak berfungsi
atau
dapat
digunakan
sebagaimana mestinya.

 Computer crime Act
Sebagai negara pembanding terdekat secara sosiologis, Malaysia sejak tahun 1997 telah
mengesahkan dan mengimplementasikan beberapa perundang-undangan yang mengatur
berbagai aspek dalam cyber law seperti : The Computer Crime Act (Akta Kejahatan
Komputer) dan Digital Signature Act (Akta Tandatangan Digital) tahun 1997, Communication
and Multimedia Act (Akta Komunikasi dan Multimedia) tahun 1998, juga perlindungan hak
cipta dalam internet melalui amandemen UU Hak Ciptanya. Sementara, RUU Perlindungan
Data Personal kini masih digodok di parlemen Malaysia.
The Computer Crime Act itu sendiri mencakup kejahatan yang dilakukan melalui
komputer, jadi cybercrime yang dimaksud di negara Malaysia tidak hanya mencakup
aspek kejahatan/pelanggaran yang berhubungan dengan internet. Akses secara tak
terotorisasi pada material komputer, adalah termasuk cybercrime. Hal ini berarti, jika saya
memiliki komputer dan anda adalah orang yang tidak berhak untuk mengakses komputer
saya, karena saya memang tidak mengizinkan anda untuk mengaksesnya, tetapi anda
mengakses tanpa seizin saya, maka hal tersebut termasuk cybercrime, walaupun pada
kenyataannya komputer saya tidak terhubung dengan internet.
Robin, S.Kom

 Computer crime Act
Computer Crime Act mencakup :
o Mengakses material komputer tanpa ijin
o Menggunakan komputer untuk fungsi yang lain
o Memasuki program rahasia orang lain melalui komputernya
o Mengubah / menghapus program atau data orang lain
o Menyalahgunakan program / data orang lain demi kepentingan pribadi

Hukuman atas pelanggaran The computer Crime Act :
Denda sebesar lima puluh ribu ringgit (RM50,000) dan atau
hukuman kurungan/penjara dengan lama waktu tidak melebihi
lima tahun sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut
(Malaysia).

Robin, S.Kom

 Council of Europe Convention on Cybercrime
(COECCC)
o Councile Of Europe Convention On Cyber Crime (Dewan Eropa Konvensi Cyber Crime), yang
berlaku mulai pada bulan juli 2004, adalah dewan yang membuat perjanjian internasional untuk
mengatasi kejahatan computer dan kejahatan internet yang dapat menyelaraskan hukum
nasional, meningkatkan teknik investigasi dan meningkatkan kerjasama internasional.
o Berisi undang-undang pemanfaatan teknologi informasi (RUU-PTI) pada intinya memuat
perumusan tindak pidana.
o Councile Of Europe Convention On Cyber Crime ini juga terbuka untuk penandatanganan oleh
Negara-negara non-Eropa dan menyediakan kerangka kerja bagi kerjasama internasional dalam
bidang ini. Konvensi ini merupakan perjanjian internasional pertama pada kejahatan yang
dilakukan lewat internet dan jaringan computer lainnya, terutama yang berhubungan dengan
pelanggaran hak cipta, yang berhubungan dengan penipuan computer, pornografi anak dan
pelanggaran keamanan jaringan. Hal ini juga berisi serangkaian kekuatan dan prosedur seperti
pencarian jaringan computer dan intersepsi sah

Robin, S.Kom

Tujuan dibuatnya COECCC
o membuat kebijakan criminal umum yang ditujukan untuk perlindungan masyarakat
terhadap Cyber Crime melalui harmonisasi legalisasi nasional, peningkatan kemampuan
penegakan hukum dan peradilan, dan peningkatan kerjasama internasional.

o Harmonisasi unsur-unsur hukum domestik pidana substantif dari pelanggaran dan
ketentuan yang terhubung di bidang kejahatan cyber.
o Menyediakan form untuk kekuatan hukum domestik acara pidana yang diperlukan untuk
investigasi dan penuntutan tindak pidana tersebut, serta pelanggaran lainnya yang
dilakukan dengan menggunakan sistem komputer atau bukti dalam kaitannya dengan
bentuk elektornik.
o Mendirikan cepat dan efektif rezim kerjasama internasional.

Robin, S.Kom

Perbedaan Cyberlaw, Computer Crime Act dan COECCC

Cyberlaw merupakan seperangkat aturan yang dibuat oleh suatu Negara tertentu, dan peraturan
yang dibuat ini hanya berlaku kepada masyarakat Negara tersebut. Jadi, setiap Negara
mempunyai cyberlaw tersendiri. Sedangkan Computer Crime Act (CCA) merupakan Undangundang penyalahan penggunaan Information Technology di Malaysia. Dan Councile Of Europe
Convention On Cyber Crime merupakan Organisasi yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dari kejahatan di dunia Internasional. Organisasi ini dapat memantau semua
pelanggaran yang ada di seluruh dunia. Jadi perbedaan dari ketiga peraturan tersebut adalah
sampai di mana jarak aturan itu berlaku. Cyberlaw berlaku hanya di Negara masing-masing yang
memiliki Cyberlaw, Computer Crime Act (CCA) hanya berlaku kepada pelaku kejahatan cybercrime
yang berada di Negara Malaysia dan Councile Of Europe Convention On Cyber Crime berlaku
kepada pelaku kejahatan cybercrime yang ada di seluruh dunia.

Robin, S.Kom

Hak Kekayaan Intelektual
(HAKI)
Powerpoint Templates

Page 26

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
Ruang lingkup HAKI

DESAIN INDUSTRI
Rahasia
dagang

PATEN

Pemulia varietas
tanaman

HAK CIPTA

Desain Tata
Letak Sirkuit
Terpadu

Powerpoint Templates

MEREK

Indikasi
Geografis

Page 27

Peraturan Perundang-undangan

1. UU No. 30/2000 tentang
2. UU No. 31/2000 tentang
3. UU No. 32/2000 tentang
Sirkuit Terpadu
4. UU No. 14/2001 tentang
5. UU No. 15/2001 tentang
6. UU No. 19/2002 tentang

Rahasia Dagang
Desain Industri
Desain Tata Letak
Paten
Merek
Hak Cipta

Powerpoint Templates

Page 28

UU No 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.
o Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasanpembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
o Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersamasama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, ketrampilan, atau
keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat
pribadi.
o Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
Powerpoint
Templates
Robin, S.Kom

Page 29

UU No 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.

o Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik hak Cipta,
atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau pihak
lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak
tersebut.
o Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran suatu Ciptaan dengan menggunakan
alat apa pun, termasuk media internet, atau melakukan dengan
cara apapun sehingga suatu Ciptaan dapat dibaca, didengar, atau
dilihat orang lain.

Powerpoint
Templates
Robin, S.Kom

Page 30

UU No 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.
o Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu Ciptaan, baik
secara keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial
dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak
sama, termasuk mengalihwujudkan secara permanen atau
temporer.
o Potret adalah gambar dari wajah orang yang digambarkan, baik
bersama bagian tubuh lainnya ataupun tidak, yang diciptakan
dengan cara dan alat apa pun.
o Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang
diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk
lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca
dengan computer akan mampu membuat computer bekerja untuk
melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang
khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi
tersebut.
Powerpoint
Templates
Robin, S.Kom

Page 31

UU No 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.
o Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta, yaitu hak eksklusif bagi
Pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukkannya; bagi Produser
Rekaman Suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau
rekaman bunyinya; dan bagi Lembaga penyiaran untuk membuat, memperbanyak,
atau menyiarkan karya siarannya.
o Pelaku adalah actor, penyanyi, pemusik, penari, atau mereka yang menampilkan,
memperagakan, mempertunjukkan, menyanyikan, menyampaikan, mendeklamasikan,
atau memainkan suatu karya music, drama, tari, sastra, folklor, atau karya seni
lainnya.
• Folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara
turun temurun, tetapi tidak dibukukan. Merupakan folkor yang bentuknya murni
lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan
o Produser Rekaman Suara adalah orang atau badan hukum yang pertama kali
merekam dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perekaman suara atau
perekaman bunyi, baik perekaman dari suatu pertunjukan maupun perekaman suara
atau perekaman bunyi lainnya.
Powerpoint
Templates
Robin, S.Kom

Page 32

UU No 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.

o Lembaga Penyiaran adalah organisasi penyelenggara siaran yang berbentuk badan
hukum, yang melakukan penyiaran atas suatu karya siaran dengan menggunakan
transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui system elektromagnetik.
o Permohonan adalah Permohonan pendaftaran Ciptaan yang diajukan oleh pemohon
kepada Direktoral Jenderal.
o Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Cipta atau Pemegang hak
Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak Ciptaanya atau
produk Hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
o Kuasa adalah konsultan Hak Kekayaan Intelektual sebagaimana diatur dalam ketentuan
Undang-undang ini.
o Menteri adalah Menteri yang membawahkan departemen yang salah satu lingkup tugas
dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan di bidang Hak Kekayaan Intelektual,
termasuk Hak Cipta.
o Direktorat jenderal adalah Direktorat jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang berada di
bawah departemen yang dipimpin oleh Menteri.
Powerpoint
Templates
Robin, S.Kom

Page 33

• HAK CIPTA : hak eksklusif bagi Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• PATEN : hak esklusif yg diberikan oleh Negara
kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi,
yg
utk
selama
wkt
tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tsb atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain
utk melaksanakannya.
-Invensi : ide inventor yg dituangkan ke dalam
suatu kegiatan pemecahan masalah yg spesifik di
bidang teknologi dpt berupa produk atau proses,
Powerpoint Templates
atau penyempurnaan
& pengembangan produk

Page 34

• MEREK : tanda berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tsb yg memiliki daya
pembeda
dan
digunakan
dalam
kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
- HAK MEREK :hak eksklusif yg diberikan oleh
Negara kepada pemilik Merek yg terdaftar dlm
Daftar Umum Merek utk jangka wkt tertentu dg
menggunakan sendiri Merek tsb/memberikan izin
kepada pihak lain utk menggunakannya.

Powerpoint Templates

Page 35

Desain Industri :

suatu kreasi ttg bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna. Atau garis dan
warna, atau gabungan daripadanya yg berbentuk
3 dimensi yg mengandung nilai estetis dan dpt
diwujudkan dalam pola 3 dimensi atau 2 dimensi
serta dpt dipakai utk menghasilkan suatu produk,
barang atau komoditas industri dan kerajinan
tangan.

Powerpoint Templates

Page 36

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

- Sirkuit Terpadu : suatu produk dlm bentuk
jadi atau setengah jadi yg didalamnya terdpt
berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu
dr elemen tsb adalah elemen aktif, yg sebagian
atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk
secara terpadu di dalam sebuah bahan
semikonduktor
yg
dimaksudkan
utk
menghasilkan fungsi elektrik
- Desain Tata Letak : kreasi berupa rancangan
peletakan 3 dimensi dari berbagai elemen, sekurang2nya 1 dari elemen tsb adalah elemen
aktif serta sebagian atau semua interkoneksi dlm
suatu Sirkuit Terpadu & peletakan 3 dimensi tsb
dimaksudkan utk persiapan pembuatan Sirkiut
Powerpoint Templates
Terpadu.

Page 37

Posisi DI dan DTLST dlm HAKI
NODIA (HAK CIPTA)
SANG PENGHUBUNG
ANTARA AKU, KAU &
DIA
Rahasia
Dagang
(metode
produksi
DISAIN
TATA
/penjualan}
LETAK
SIRKUIT
TERPADU

MEREK
PATEN
DISAIN
INDUST
RI
PATEN
SEDERHAN
A
( SLIDING
OPEN)

Powerpoint Templates

Page 38

Hak Cipta terbagi atas :

Hak Ekonomi : hak untuk mendapatkan manfaat
ekonomi dari ciptaannya.
Hak Moral : hak untuk mendapatkan
penghargaan atas ciptaannya.

Powerpoint Templates

Page 39

Ciptaan yg dilindungi
 Buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan
(lay out) karya tulis yf diterbitkan & semua hasil
karya tulis lain;
 Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yg
sejenis dg itu;
 Alat peraga yg dibuat utk kep. Pendidikan &
Il.peng.
 Lagu & musik dg atau tanpa teks;
 Drama / drama musikal, tari, koreografo,
pewayangan, & pantomim;
 Seni rupa dlm segala bentuk seperti : seni lukis,
gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, dan
seni terapan;
 Arsitektur;
 Peta;
 Seni batik; Powerpoint Templates

Page 40

Tidak ada Hak Cipta atas :






Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;
Peraturan perundang-undangan;
Pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
Putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau
Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan
sejenis lainnya.

UU No. 11/2008
tentang
Informasi & Transaksi Elektronik

42

• Perluasan penafsiran asas dan norma di
dunia hukum telah lama berlangsung
ketika menghadapi persoalan kebendaan
yg tdk berwujud, misalnya dalam
pencurian listrik sebagai perbuatan
pidana.
• Dalam kenyataan kegiatan siber tidak lagi
sederhana karena kegiatannya tidak lagi
dibatasi oleh teritori suatu negara, yg
mudah diakses kapanpun dan dari mana
pun. Kerugian dpt terjadi pada pelaku
transaksi maupun pada org lain yg tdk
pernah melakukan transaksi, mis:
pencurian dana kartu kredit via
pembelanjaan di internet.

43akan

Latar belakang :
Globalisasi informasi telah menempatkan
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
informasi
dunia
sehingga
mengharuskan
dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan
informasi dan transaksi elektronik di tingkat
nasional.
Pemerintah perlu mendukung pengembangan
teknologi informasi melalui infrastruktur hukum
dan pengaturannya sehingga pemanfaatan
teknologi informasi dilakukan secara aman utk
mencegah
penyalahgunaannya
dengan
memperhatikan nilai2 agama dan sosial budaya
masayarakat Indonesia.
44

- Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yg
sangat penting, mengingat informasi elektronik
bukan saja belum terakomodasi dalam sistem
hukum acara Indonesia secara komprehensif,
melainkan ternyata sangat rentan utk diubah,
disadap, dipalsukan dan dikirim ke berbagai
penjuru dunia dalam wkt hitungan detik. Dengan
demikian dampak yg diakibatkannya pun bisa
demikian kompleks dan rumit.
-

Permasalahan yg lebih luas terjadi pada bidang
keperdataan karena transaksi elektronik utk
kegiatan perdagangan melalui sistem elektronik
(electronic commerce) telah menjadi bagian dari
perniagaan nasional dan internasional.
45

• Berkaitan dengan itu perlu diperhatikan sisi
keamanan dan kepastian hukum dalam
pemanfaatan teknologi informasi, media, dan
komunikasi agar dpt berkembang secara optimal.
• Oleh karena itu terdapat 3 pendekatan utk
menjaga keamanan di cyber space, yaitu :
1. Pendekatan aspek hukum,
2. Pendekatan aspek teknologi,
3. Pendekatan aspek sosial, budaya dan etika.


Untuk mengatasi gangguan keamanan dlm
penyelenggaraan sistem secara elektronik,
pendekatan hukum bersifat mutlak, karena
tanpa kepastian hukum persoalan pemanfaatan
teknologi informasi menjadi tidak optimal.
46

JANGKAUAN UU NO.11/2008 :
jangkauan yurisdiksi tdk semata –mata utk perbuatan hukum
yg berlaku di Indonesia dan/atau dilakukan oleh WNI, tetapi
juga berlaku utk perbuatan hukum yg dilakukan di luar
wilayah hukum (yurisdiksi) Indonesia baik oleh WNI maupun
WNA atau badan hukum Indonesia ma upun badan hukum
asing yang memiliki akibat hukum di Indonesia,
mengingat pemanfaatan teknologi informasi utk informasi
elektronik dan transaksi elektronik dapat bersifat lintas
teritorial atau universal.
Yg dimaksud “merugikan kepentingan Indonesia” adalah
meliputi tetapi tdk terbatas pada merugikan kepentingan
ekonomi nasional, perlindungan data strategis, harkat dan
martabat bangsa, pertahanan dan keamanan negara,
kedaulatan negara, warga negara, serta badan hukum
Indonesia.

47

Asas2 pemanfatan teknologi informasi & transaksi
elektronik
1. Asas kepastian hukum berarti landasan hukum bagi
pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik
serta segala sesuatu yg mendukung penyelenggaraannya yg
mendapatkan pengakuan hukum di dalam dan di luar
pengadilan.
2. Asas manfaat berarti asas bagi pemanfataan teknologi
informasi dan transaksi elektronik diupayakan utk
mendukung proses berinfromasi shg dpt meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
3. Asas kehati-hatian berarti landasan bagi pihak ybs hrs
memperhatikan segenap aspek yg berpotensi mendatangkan
kerugian baik bagi dirinya maupun bagi pihak lain dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik.

48

4. Asas itikad baik berarti asas yg digunakan para pihak
dlm melakukan transaksi elektronik tdk bertujuan utk
secara sengaja dan tanpa hak melawan hukum
mengakibatkan kerugian bagi pihak lain tanpa
sepengetahuan pihak lain tersebut.
5. Asas kebebasan memilih teknologi atau netral
teknologi berarti asas pemanfaatan teknologi informasi
dan transaksi elektronik tidak terfokus pada penggunaan
teknologi tertentu sehingga dapat mengikuti
perkembangan pada masa yg akan datang.

49

Ketentuan umum :
1. Informasi elektronik : adalah satu atau
sekumpulan data elekronik, termasuk tetapi tdk
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic-data-intercange
(EDI), surat elektronik (electronic-email),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti
atau dpt dipahami oleh orang yg mampu
memahaminya.
2. Transaksi Elektronik : adalah perbuatan
hukum yg dilakukan dg menggunakan
komputer, jaringan komputer, dan/atau media
elektronik lainnya.

50

3. Teknologi Informasi : adalah suatu teknik utk
mengumpulkan, menyiapkan, memproses,
mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan informasi.
4. Dokumen Elektronik : adalah setiap infromasi
elektronik yg dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dlm bentuk analog,
digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya
yg dpt dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar
melalui komputer atau sistem elektronik,
termasuk tetapi tdk terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, tanda, angka, kode akses, simbol
atau perforasi yg memiliki makna atau arti atau
dpt dipahami oleh org yg mampu memahaminya.
5. Sistem Elektronik : adalah serangkaian
perangkat dan prosedur elektronik yg berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,

51

6. Penyelenggaraan Sistem Elektronik :
adalah pemanfaatan sistem elektronik oleh
penyelenggara negara, orang, badan usaha,
dan/atau masyarakat.
7. Jaringan Sistem Elektronik : adalah
terhubungnya dua sistem informasi elektronik
atau lebih, yg bersifat tertutup ataupun
terbuka.
8. Agen Elektronik : adalah perangkat dari
suatu sistem elektronik yg dibuat utk
melakukan suatu tindakan thd suatu informasi
elektronik tertentu secara otomatis yg
diselenggarakan oleh orang.
9. Sertifikat Elektronik : adalah sertifikat yg
bersifat elektronik yg memuat tanda tangan
elektronik dan identitas yg menunjukkan status
subjek hukum para pihak dalam Transaksi
Elektronik yg dikeluarkan oleh penyelenggara
sertifikasi elektronik.

52

10. Penyelenggara Sertifikat Elektronik :
adalah badan hukum yg berfungsi sebagai
pihak yg layak dipercaya, yg memberikan dan
mengaudit Sertifikat Elektronik .
11.Lembaga Sertifikat Keandalan : adalah
lembaga independen yg dibentuk oleh
profesional yg diakui, disahkan, dan diawasi
oleh Pemerintah dengan kewenangan
mengaudit dan mengeluarkan sertifikat
keandalan dalam Transaksi Eklektronik.
12. Tanda Tangan Elektronik : adalah sertifikat
yg bersifat elektronik yg memuat tanda tangan
elektronik dan identitas yg menunjukkan status
subjek hukum para pihak dalam Transaksi
Elektronik yg dikeluarkan oleh penyelenggara
sertifikasi elektronik.
53

13. Penandatangan : adalah subjek hukum yg
terasosiasikan atau terkait dg tanda tangan
elektronik.
14. Komputer : adalah alat utk memperoses
data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yg
melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan
penyimpanan.
15. Akses : adalah kegiatan melakukan interaksi
dengan sistem elektronik yg berdiri sendiri atau
dalam jaringan.
16. Kode Akses : adalah angka, huruf, simbol,
karakter lainnya atau kombinasi di antaranya,
yg merupakan kunci utk dpt mengakses
komputer dan/atau sistem elektronik lainnya.
17. Kontrak Elektronik : adalah perjanjian para
pihak yg dibuat melalui sistem elektronik.

54

18. Pengirim : adalah subjek hukum yg
mengirimkan informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik.
19. Penerima : adalah subjek hukum yg
menerima informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik dari pengirim.
20. Nama Domain : adalah alamat internet
penyelenggara, negara, orang, badan usaha,
dan/atau masyarakat, yg dpt digunakan dlm
komunikasi melalui internet, yg berupa kode
atau susunan karakter yg bersifat unik utk
menunjukkan lokasi tertentu dlm internet.
21. Orang : adalah org perseorangan, baik WNI,
WNA, maupun badan hukum
55

22. Badan Usaha : adalah perusahaan
perseorangan, atau perusahaan persekutuan,
baik yg berbadan hukum maupun yg tdk
berbadan hukum.
23. Pemerintah : adalah Menteri atau Pejabat
lainnya yg ditunjuk oleh Presiden.

56

Psl 5 :
ayat (1) : Informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan
alat bukti hukum yg sah.
ayat (2) : Informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik
dan/atau
hasil
cetaknya
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
merupakan perluasan dari alat bukti yg sah
sesuai dengan Hukum Acara yg berlaku di
Indonesia.
ayat (3) : Informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik
dinyatakan
sah
apabila
menggunakan sistem elektronik sesuai dg
ketentuan yg diatur dlm UU ini.
57

ayat (4) : Ketentuan mengenai Informasi
elektronik
dan/atau
dokumen
elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku untuk :
a.
Surat yg menurut UU hrs dibuat dlm
bentuk tertulis.
b.
Surat beserta dokumennya yg menurut
UU hrs dibuat dlm bentuk akta notaril atau akta
yg dibuat oleh pejabat pembuat akta.

58

Pasal 18 :
ayat (1) : transaksi elektronik yg dituangkan
ke dalam kontrak elektronik mengikat para
pihak.
ayat (2) : Para pihak memiliki kewenangan utk
memilih hukum yg berlaku dlm transaksi
elektronik internasional yg dibuatnya.
ayat (3) : Jika para pihak tidak melakukan
pilihan hukum dalam transaksi elektronik
internasional, hukum yg berlaku didasarkan
pada asas Hukum Perdata Internasional.
ayat (4) : Para pihak memiliki kewenangan utk
menetapkan forum pengadilan arbitrase atau
lembaga penyelesaian sengketa alternatif
lainnya yg berwenang menangani sengketa
yg mungkin timbul dari transaksi elektronik
internasional.
59

ayat (5) : Jika para pihak tidak melakukan
pilihan forum sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) penetapan kewenagan
pengadilan, arbitrase, atau lembaga
penyelesaian sengketa alternatif lainnya
yg berwenang menangani sengketa yg
mungkin
timbul
dri
transaksi
tsb,
didasarkan pada asas Hukum Perdata
Internasional.

60

Pasal 25 : Infromasi Elektronik dan/atau yg disusun
menjadi karya intelektual, situs internet, dan
karya intelektual yg ada di dalamnya dilindungi
sebagai Hak Kekayaan Intelektual
berdasarkan ketentuan Peratutan Perundanganundangan.
Pasal 26 :
Ayat (1) : kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Perundang-undangan, penggunaan setiap
infromasi melalui media elektronik yg
menyangkut data pribadi seseorang harus
dilakukan atas persetujuan orang ybs.
Ayat (2) : Setiap org yang dilanggar haknya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mengajukan gugatan atas kerugian yg
ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini.

61

PERBUATAN YG DILARANG DAN ANCAMAN
HUKUMANNYA
Pasal 27 :
Ayat (1) : Setiap org dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yg memiliki muatan yg
melanggar kesusilaan .
Ancaman hukuman : pidana penjara paling lama 6
th dan/atau denda paling banyak Rp. 1 miliar.
(Pasal 45)
utk tindakan kesusilaan yaitu Eksploitasi seksual
thd anak + 1/3 dari hukuman pokok.

62

Ayat (2) : Setiap org dengan sengaja dan tanpa
hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik yg
memiliki muatan perjudian .
Ancaman hukuman : pidana penjara paling
lama 6 th dan/atau denda paling banyak Rp.
1 miliar. (Pasal 45)
Ayat (3) : Setiap org dengan sengaja dan tanpa
hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik yg
memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik .
Ancaman hukuman : pidana penjara paling
lama 6 th dan/atau denda paling banyak Rp.
1 miliar. (Pasal 45)

63

Ayat (4) : Setiap org dengan sengaja dan tanpa
hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik yg
memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.
Ancaman hukuman : pidana penjara paling
lama 6 th dan/atau denda paling banyak Rp.
1 miliar. (Pasal 45)

64

Pasal 28 :
Ayat (1) : Setiap org dengan sengaja dan tanpa
hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yg mengakibatkan kerugian
konsumen dalam transaksi elektronik.
Ayat (2) : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa
hak menyebarkan informasi yang ditujukan utk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar
golongan (SARA).
Ancaman hukuman : pidana penjara paling
lama 6 th dan/atau denda paling banyak Rp.
1 miliar. (Pasal 45 ayat (2))
65

Pasal 29 :
Setiap org dengan sengaja dan tanpa hak
mengirimkan informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik yang berisi ancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan
secara pribadi.
Ancaman hukuman : pidana penjara paling
lama 12 th dan/atau denda paling banyak
Rp. 2 miliar.
(Pasal 45 ayat (3))

66

Pasal 30 :
Ayat (1) : Setiap org .dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau
sistem elektronik milik org lain dengan cara apapun.
Ancaman hukuman : pidana penjara paling lama 6
th dan/atau denda paling banyak Rp. 600 juta.
(Pasal 46 ayat (1))
Ayat (2) : Setiap org. dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau
sistem elektronik milik org lain dengan cara apapun
dgn. Tujuan utk memperoleh informasi elektronik
da/atau dokumen elektronik.
Ancaman hukuman : pidana penjara paling lama 7
th dan/atau denda paling banyak Rp. 700 juta.
(Pasal 46 ayat (2))
67

Pasal 30 :
Ayat (3) : Setiap org .dengan sengaja dan tanpa
hak atau melawan hukum mengakses komputer
dan/atau sistem elektronik milik org lain dengan
cara apapun dengan melanggar, menerobos,
melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Ancaman hukuman : pidana penjara paling
lama 8 th dan/atau denda paling banyak Rp.
800 juta. (Pasal 46 ayat (3))

68

Pasal 31 :
Ayat (1) : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan
atas infromasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
dalam suatu komputer dan/atau sistem elektronik tertentu
milik orang lain.
Ayat (2) : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi
infromasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yg tdk
bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu komputer
dan/atau sistem elektronik tertentu milik orang lain, baik yg
tdk menyebabkan perubahan apapun maupun yg
menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau
penghentian informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yg sedang ditansmisikan.
Ancaman hukuman (1) dan (2): pidana penjara paling
lama 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
800 juta. (Pasal 47)
69

Penjelasan :
Yg dimaksud dengan “intersepsi atau
penyadapan” adalah kegiatan utk
mendengarkan, merekam, membelokkan,
mengubah, menghambat, dan/atau mencatat
transmisi informasi elektronk dan/atau dokumen
elektronik yg tdk bersifat publik, baik
menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun
jaringan nirlaba, seperti pancaran elektromagnet
is dan atau radio frekuensi.

70

Pasal 31 :
Ayat (3) : Kecuali intersepsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2), intersepsi yg
dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas
permintaan kepolisian, kejaksaan, da/atau
institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan
berdasarkan undang-undang..
Ayat (4) : Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) diatur dengan peraturan pemerintah.

71

Pasal 32 :
Ayat (1) : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum dengan cara apapun menguah,
menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak,
menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik milik
orang lain atau milik publik.
Ancaman hukuman : pidana penjara paling lama 8
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 2 miliar.
(Pasal 48 ayat (1))
Ayat (2) : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau
mentransfer informa