implementasi qard dan manfaatnya. pdf
REVISI
MAKALAH
IMPLEMENTASI QARDH DALAM LKS DAN MANFAATNYA
Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Fiqih Mu’amalah
Dosen pengampu: Imam Mustafofa, S.H.I., M.SI.
Disusun oleh
NPM
: Tia Purnamasari
: 1502100224
Kelas A
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
2016
1
I.
PENDAHULUAN
Makalah ini membahas tentang implementasi Qardh dalam LKS dan manfaatnya.
Kajian dalam makalah ini berdasarkan dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah/2: 280 yang
artinya:
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia
berkelapangan......”
Dan dalam QS. Al-Maa’idah/5:1 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
Pembahasan dalam makalah ini dimulai dari Aplikasi Qardh dalam Perbankan. Akad
Qardh biasanya diterapakan sebagai berikut:
a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya, yang membutuhkan dan talangan segara untuk masa yang relatif
pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang
dipinjamkannya itu.
b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dan cepat, sedangkan ia tidak bisa
menaril dananya karena, misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito. Atau pinjaman
qardh biasanya diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman
talangan pada saat nasabah mengalami over draf. Fasilitas ini merupakan bagian
dari satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan nasabah bertransaksi.
c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor
sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produsi khusus yaitu
al-qardh al-hasan.1
1
Sebagaimana dikutip oleh Dr. MARDANI, Fiqih Mu’amalah: FIQIH Ekonomi Syariah,(Jakarta:Kencana,2012), hlm 336-337.
2
Dan membahas tentang Praktik Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Nasabah mengajukan pinjaman dana qardh kepada Lembaga Keuangan Syariah;
2. Nasabah dan pihak LKS menyepakati mengenai biaya adminitrasi dan waktu
pengembalian pinjaman;
3. LKS dapat meminta jaminan atas pinjaman aoabila diperlukan;
4. Nasabah menggunakan dana pinjaman tersebut untuk usaha;
5. Apabila mendapat keuntungan dari usahah tersebut, maka seluruhnya menjadi hak
nasabah, apabila terjadi kerugian, maka juga menjadi tanggung jawab nasabah;
6. Nasabah harus mengembalikan pinjaman sejumlah nominal yang dipinjam, tanpa
harus memberikan margin atau bunga.
7. Pasal
615
KHES
tambahan/sumbangan
menyebutkan
dengan
bahwa
sukarela
Nasabah
kepada
dapar
pemberi
memberikan
pinjaman
selama
tidakdiperjanjikan dalam transaksi.
8. Pasal 616 KHES menyebutkan bahwa jika nasabah tidak dapat mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakayti dan pemberi
pinjaman Lembaga Keuangan Syariah telah memastiakan ketidakmampuannya
dapat:
A. Meperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
B. Menghapus/write off sebagian atau seluruh kewajibannya.2
2
Imam Mustofa, FIQIH Mu’amalah Kontemporer, (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2016), hlm 174-176.
3
II. ISI
A. Implemntasi Qardh dalam LKS
Qardh dalam LKS dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pihak nasabah (muqtarid) mengajukan pinjaman kepada LKS (muqrid) dengan
menggunakan akad qardh.
2. Pinjaman tersebut adalah pinjaman untuk modal usaha yang dikelola oleh nasabah.
3. Nasabah (muqtarid) menjalankan modal tersebut untuk sebuah usaha.
4. Setelah mendapatkan keuntungan dari usaha, nasabah mengembalikan modal
usaha yang dipinjamkan.
5. Keuntungan yang diperoleh dari usaha nasabah 100% untuk nasabah sendiri.3
3
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.105. sebagaimana dikutip oleh Imam
Mustofa, S.H.I., M.SI. dalam buku FIQIH MU’AMALAH Kontemporer, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2016), h.177
4
Implementasi Qardh di perbankan syariah, secara teknik diatur dalam pasal18 PBI
No. 7/46/PBI/2005, dan SE BI No. 10/14DPb/2008, Bagian III 8. Keberadaan kedua
peraturan ini satu denngan yang lainnya saling melengkapi. Persyaratan pembiayaan
berdasarkan akad qardh di kedua peraturan ini, meliputi: ketentuan yang terkait dengan
bank; ketentuan yang terkait dengan nasabah; dan sumber dana pinjaman. Persyaratan
yang terkait dengan bankk adalah: (1) bank bertindak sebagai penyedia dana untuk
pinjamana qardh bagi kepentingan nasabah serta menjelaskan kepadannya karakteristik
produk pembiayaan atas dasar qardh disamping hak dan kewajiban nasabah; (2) bank
berkewajiban memeriksa dan menganilisis rencana pembiayaan atas dasar qardh kepada
nasabah. Namun, di sisi lain bankdilarang untuk meminta pengembalian melebihi jumlah
nominal sesuai akad serta dilarang pula membebankan biaya apa pun, kecuali biaya
administrasi dalam batas kewajaran. Ketentuan bagi bank selaku muqarridh dalam PBI dan
SE.BI ini bersinergi dengan yang tertuang dala fatwa DSN MUI No. 19 tahun 2000 yang
menjelaskan bahwa al-qardh adalah pinjamman yang diberikan kepada nasabah
(muqtaridh) semntara bank adalah pihak yang menyediakan dana.4
Praktik Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah, mengingat sifatnya bukan
transaksi komersial dan tanpa kopensasi, maka qardh menggunakan sumbel dana yang
berasal.
1. Untuk membantu dan talangan yang bersifat jangka pendek, digunakan modal bank.
2. Untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial, digunakan dana yang
bersumber dari zakat, infak dan sedekah.
Ketentuan lembaga keuangan, termaksud bank terkait dengan qardh adalah sebagai
beerikut:
1. Kontrak perjanjian qardh dilaksanakan antara bank dan nasabah
2. Nasabah menyediakan tenaga untuk mengelola usaha dan bank syariah
menyerahkan modall sebagai investasi. Modal yang diserahlan dalam qardh berasal
dari dana bank dan dana kebajikan yang dikumpulkan oleh
3. bank dari berbagai sumber antar lain : zakat, infak, sedekah, denda, bantuan darai
pihak lain, dan dana lainnya.
4. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan 100% dinikmati oleh nasabah, tidak
dibagihasilkan dengan bank syariah.
5. Pada saat pembayaran atau jatuh tempo, maka nasabah mengembalikan 100%
modal yang berasal dari bank syariah, tanpa ada hambatan.
4
Sebagaimana yang dikuti oleh Dr. H. Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah: Transformasi Fiqih Muamalah ke dalam
Peraturan Perundang-undangan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), cet.kesatu, hlm.269.
5
Menurut pengapllikasiannya, pinjaman Qardh biasanya diberikan oleh bank kepada
nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami overdraft.
Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan
nasabah bertransaksi. Aplikasi qardh dalam perbankan ada empat hal:
a.Sebagai pinjaman talangan haji
b.Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah
c.Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil
d Sebagai pinjaman kepada pengurus bank
Implementasi akad Qrdh dalam dana talangan haji di Bank Mandiri Syariah terdapat
produk pembiayaan yang diperuntukkan untuk mempermudah menunaikan ibadah haji yaitu
produk dana talangan haji. Produk dana talangan haji adalah pembiayaan dengan
menggunakan akad qardh wal ijarah yang diberikan kepada nasabah calon haji dalam
rangka untuk mempermudah memperoleh nomor porsi haji. Opini dari Dewan Pengurus
Syariah (DPS) mengenai dana talangan haji yaitu : “Pada prinsipnya kewajiban ibadah haji
hanya dibebankan kepada orang yang mampu, sehingga tidak diperkenankan berhaji
dengan cara berhutang apabila tidak sanggup membayar, tetapi apabila ia mampu untuk
melunasi hutangnya maka diperkenankan berhaji dengan cara berhutang”.5 Mengacu dari
penjelasan diatas, penerapan akad qardh sangat
cocok diterapkan pada produk pinjaman. Akad qardh yang diterapkan pada produk dana
talangan haji yaitu
berupa pinjaman dana dari pihak BSM kepada nasabah. Pinjaman tersebut berupa dana
talangan haji, namun Bank Mandiri Syariah hanya bisa memberikan talangan haji sebesar
Rp 22.500.000,00. Untuk mendapatkan nomor porsi haji, nasabah harus mempunyai saldo
direkeningnya sebesar Rp 25.000.000,00. Karena dari
pihak BSM hanya bisa memberikan dana talangan sebesar Rp 22.500.000,00, maka
kekurangannya
ditanggung
nasabah
sendiri
hingga
terpenuhi
sampai
Rp
25.000.000,00.Pinjaman dana tersebut digunakan
untukpendaftaran haji melalui on line dengan SISKOHAT dan mendapatkan nomor porsi
haji.
Jadi dalam produk dana talangan haji di BSM menggunakan perpaduan akad qardh
dengan ijarah, yaitu pinjaman atau talangan dana dari pihak Bank untuk bisa mendaftar haji
dengan biaya ujrah/sewa yang
5
Sebagaimana dikutip dari Brosur produk dana talangan haji BSM
6
dibebankan kepada nasabah berupa upah sewa sistem IT yang dimiliki BSM.6
Dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-MUI/VI/2002
tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah adalah sebagai berikut:
–
Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat
memperoleh
imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI no.
9/DSNMUI/IV/2000.
–
Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh
yang
diberikan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah.
–
Apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat membantu menalangi
pembayaran
BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai dengan Fatwa DSN-MUI
nomor
19/DSN-MUI/IV/2001.[1][3]
Keputusan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional ini didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
–
Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat
adalah
pengurusan haji dan talangan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).
–
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut
dalam
berbagai produknya.
6
Departemen Agama RI, Bunga RampaiPerhajian,Jakarta: Depag RI, 1998, hlm. 22-23
7
–
Agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syari’ah, maka Dewan
Syariah
Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang pengurusan dan pembiayaan
haji oleh
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) untuk dijadikan pedoman.
Berdasarkan pertimbangan di atas itulah, Dewan Syariah Nasional memberikan
ketetapan hukum boleh melakukan ibadah haji dengan bantuan talangan dari pihak
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS), dengan syarat ia harus mampu melunasinya dalam
waktu yang telah disepakati. Bahkan pendapat yang paling ketat mensyaratkan pihak
peminjam harus melunasinya sebelum pemberangkatan haji, sebab kalau tidak demikian
berarti ia termasuk orang yang tidak diwajibkan menunaikannya karena belum cukup syarat
(mampu). 7
7
Sebagaimana dikutip oleh Antonio Syafi’I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001
8
Pelaksanaan Qardh di Bank BRI Syariah Cabang Semarang
Qardh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang mulai dikenal pada tahun 2003
sebagaimana diatur dalam Buku Pedoman Fatwa Dewan Syariah Nasional. Secara umum,
tidak ada badan khusus yang mengawasi pelaksanaan qardh oleh Bank BRI Syariah
Cabang Semarang, namun secara internal, pelaksanaan qardh berada dibawah pembinaan
oleh Count Officer masing-masing bank pelaksana
termasuk Bank BRI Syariah Cabang Semarang. Tidak setiap orang dapat memperoleh
qardh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang, namun penerima qardh terbatas pada
nasabah Bank BRI Syariah Cabang Semarang yang memiliki usaha kecil yang kurang
mampu secara ekonomi, kurang
memiliki pengetahuan tentang bisnis namun ingin
mengembangkan usahanya. Misalnya : tukang pecel keliling, pedagang kelontong keliling.8
Untuk menjadi nasabah pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang, seseorang
dapat mengajukan permohonan untuk menjadi nasabah dengan mengisi formulir yang telah
disediakan
oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang agar pemohon dapat menjadi nasabah dengan
membuka tabungan Mudharabah dan menyetorkan tabungan perdana minimum sebesar
Rp. 25.000,- ( dua puluh lima ribu rupiah ) dan tabungan selanjutnya sebesar Rp. 10.000,- (
sepuluh ribu rupiah ). Formulir untuk menjadi nasabah Bank BRI Syariah Cabang Semarang
yang harus diisi oleh calon nasabah adalah
blanko yang disediakan oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang yang memuat data
pribadi calon nasabah antara lain : nama, alamat, nomor KTP atau identitas lain, pekerjaan,
besarnya pengasilan setiap bulan, jumlah keluarga yang ditanggung dan lain-lain informasi
tentang calon nasabah dan keadaan keuangan calon nasabah.
Secara lengkap, syarat-syarat yang wajib dipenuhi calon nasabah untuk membuka
tabungan Mudharabah pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang adalah :
a.Membawa identitas berupa KTP / SIM / Paspor asli dan foto copi.
b.Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening.
c.Setoran pertama Rp. 25.000,d.Setoran berikutnya minimum Rp. 10.000,e.Saldo minimum Rp. 10.000,f.Biaya penutupan rekening Rp. 10.000,g.Bebas biaya administrasi tiap bulan.
Umumnya permohonan menjadi nasabah pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang
dikabulkan seluruhnya oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang. Setelah menjadi nasabah
8
Andita Yuni Santosa, PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN QARDH PADA BANK BRI SYARIA (TESIS), tahun 2005, hlm.
51.
9
pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang, nasabah dapat mengajukan permohonan
mendapatkan qardh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang.9
Nasabah wajib menyebutkan kebutuhan penggunaan qardh yang dimohonkan pada saat
mengajukan permohonan
Qardh dan tidak boleh menyebutkan penggunaan qardh kemudian, karena
AO akan melakukan penilaian mengenai penggunaan qardh oleh nasabah sebelum qardh
diserahkan pada nasabah. Sehingga apabila nasabah menyebutkan penggunaan qardh
setelah permohonan diajukan, maka kemungkinan permohonan qardh akan ditolak oleh
bank.10
Untuk mendapatkan qardh, jaminan nasabah adalah usaha nasabah itu sendiri.
Misalnya apabila tukang pecel keliling mengajukan qardh
, maka yang menjadi jaminannya adalah bakul pecelnya yang selama qardh berlangsung
tetap dapat digunakan untuk berusaha. Demikian pula bila qardh diajukan oleh tukang
kelontong keliling, maka yang menjadi jaminan adalah dagangan kelontong milik pedagang
kelontong yang tetap dapat dikelola dan dijual selama qardh berlangsung.11
Nasabah yang tidak mempunyai usaha sama sekali, tidak dapat mengajukan
permohonan untuk mendapatkan qardh, demikian pula nasabah yang mempunyai usaha
besar atau mempunyai jaminan barang konsumtif ( seperti rumah atau
mobil ), namun nasabah demikian dapat mengajukan pembiayaan jenis lainnya pada Bank
BRI Syariah Cabang Semarang.
Setelah nasabah mengajukan permohonan untuk mendapatkan qardh, maka pihak
Bank BRI Syariah Cabang Semarang akan meneruskan permohonan pada Account Officer (
AO ) untuk memproses permohonan nasabah.
Proses penelitian oleh pegawai bank untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
mendapatkan qardh secara umum meliputi 5C ( Caracter, Capacity, Capital, Condition of
economy dan Collaterals ), namun khusus untuk qardh, penelitian terhadap nasabah
dilakukan secara sederhana melalui kunjungan ke rumah nasabah untuk menanyakan pada
tetangga, ketua RT dan Lurah dimana nasabah bertempat tinggal mengenai keadaan calon
nasabah dalam kesehariannya khususnya tentang keadaaan ekonomi nasabah.
Setelah melakukakan penelitian untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk
mengembalikan qardh, maka AO akan menyusun Memori Analisa Pembiayaan ( MAP ).
Apabila MAP telah ditanda tangani oleh Kepala Cabang, maka qardh yang diajukan oleh
nasabah dikabulkan untuk dicairkan.
9
Ibid....hlm. 52
10
Ibid....hlm. 55
11
Ibid....hlm. 56
10
Besarnya qardh yang dikabulkan oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang adalah
Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah ). Apabila nasabah menghendaki jumlah yang lebih besar,
maka nasabah dapat mengajukan permohonan pembiayaan jenis lainnya yang memberikan
pembiayaan lebih besar dari qardh. Kebutuhan yang dikabulkan untuk mendapatkan qardh
adalah untuk kepentingan produktif, namun tidak menutup kemungkinan untuk kebutuhan
konsumtif asalkan untuk menunjang usaha nasabah agar lebih maju.
Nasabah yang permohonan qardh-nya dikabulkan dapat mencairkan qardh pada Bank BRI
Syariah Cabang Semarang dalam jangka waktu 1 ( satu ) hari setelah pemberitahuan
tentang dikabulkannya permohonan qardh diterima dari Bank BRI
Syariah Cabang Semarang dengan memenuhi syarat.
Qardh dapat mulai dikembalikan oleh nasabah pada bulan selanjutnya dari tanggal
pencairan qardh. Misalnya qardh cair pada tanggal 1 Januari 2005 dengan jangka waktu
pengembalian 12 ( dua belas ) bulan atau sampai dengan 1 Januari 2006, maka nasabah
dapat mulai mengembalikan qardh pada tanggal 1 Pebruari 2005 sampai tanggal 1 Januari
2006.
Batas pembayaran / pengembalian qardh setiap bulannya 10 ( sepuluh ) hari setelah
waktu jatuh tempo. Misalnya qardh jatuh tempo tanggal 1 setiap bulannya, maka batas
pengembalian tiap bulannya adalah tanggal 11. Apabila nasabah membayar melebihi
tanggal 11 maka nasabah sudah dikategorikan terlambat mengembalikan qardh pada Bank
BRI Syariah Cabang Semarang.
Apabila nasabah setelah 10 ( sepuluh ) hari melewati batas masa jatuh tempo belum
mengembalikan qardh, maka Bank BRI Syariah akan mengirim seorang pegawai untuk
melakukan penelitian langsung ke rumah nasabah. Pegawai BRI Syariah Cabang Semarang
yang ditunjuk tersebut akan meneliti tentang penyebab nasabah tidak dapat membayar
angsuran qardh tepat waktu. Wewenang pegawai terhadap nasabah adalah memberikan
toleransi pada nasabah untuk membayar angsuran dan memberikan solusi agar nasabah
dapat membayar angsuran tepat waktu. Sedangkan pegawai tidak berwenang memberikan
qardh baru kepada nasabah atau menutup qardh yang lama serta tidak berwenang untuk
memberikan qardh lama untuk menutup / membayar qardh yang sedang berjalan dan tidak
dapat diangsur.12
12
Ibid....hlm.57
11
B. Manfaat Qardh
Manfaat qardh dalam praktik perbankan syariah banyak sekali di antaranya sebagai
berikut :
1. Memungkinkan
nasabah
yang
sedang
dalam
kesulitan
mendesak
untuk
mendapatkan talangan jangka pendek.
2. Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah dan
bank konvensional yang di dalamnya terkandung misi sosial, di samping misi
komersial.
3. Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningaktkan citra baik dan
meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah. 13
Manfaat Qardh antara lain :
1. Membantu nasabah pada saat mendapat kesulitan dengan memberikan dana
talangan jangka pendek.
2. Pedagang kecil memperoleh bantuan dari bank syariah untuk mengembangkan
usahanya, sehingga merupakan misi sosial bagi bank syariah dalam membantu
masyarakat miskin.
3. Dapat
mengallihkakn pedagang
kecil
dari ikatan
utang
renternir,
dengan
mendapatkan utang dari bank syariah.
4. Meningkatkan loyalitas masyarakat kepada bank syariah, karena bank syariah dapat
memberikan manfaat kepada golongan miskin.14
III. PENUTUP
13
Sebagaimana dikutip oleh Dr. MARDANI, Fiqih Ekonom iIslam: Fiqih muamalah, (jakarta: kencana,2012) cet. Ke 1 Qardh
dalam Dunia Lembaga Keuangan Syariah (LKS), hlm.337.
14
Sebagaimana dikutip oleh Imam Mustofa, FIQIH MU’AMALAH Kontemporer, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, JAKARTA,
2016, hlm.177.
12
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
implementasi qardh adalah sebuah pelaksanaan atau praktik pembiayaan talangan haji
yang terdapat pada Lembaga Keuangan Syariah. Dan sudah terdapat dalam Al-Qur’an surat
al-Baqarah/2: 280 yang artinya:
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia
berkelapangan......”.
B. Saran
Sumber yang terbatas. Maka dari itu saya sebagai pemakalah mohon untuk
teman-teman semua bisa membahas lebih lanjut tentang apa itu implementasi qardh secara
lebbih lanjut. Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan, analisis di setiap materi yang saya sampaikan.
Maka itu saya mohon kritik dan saran yang membangun.
VI. DAFTAR PUSTAKA
13
Dr. MARDANI, Fiqih Mu’amalah: FIQIH Ekonomi Syariah,Jakarta:Kencana,2012.
Imam Mustofa, FIQIH Mu’amalah Kontemporer, Jakarta, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2016.
Dr. H. Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah: Transformasi Fiqih Muamalah ke
dalam Peraturan Perundang-undangan, Bandung: PT Refika Aditama, 2011.
Brosur produk dana talangan haji BSM
Departemen Agama RI, Bunga RampaiPerhajian,Jakarta: Depag RI, 1998.
Antonio Syafi’I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001
Andita Yuni Santosa, PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN QARDH PADA BANK BRI
SYARIA (TESIS), tahun 2005.
Dr. MARDANI, Fiqih Ekonom iIslam: Fiqih muamalah, Jakarta: kencana,2012, cet. Ke 1
Qardh dalam Dunia Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Imam Mustofa, FIQIH MU’AMALAH Kontemporer, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
JAKARTA, 2016.
14
MAKALAH
IMPLEMENTASI QARDH DALAM LKS DAN MANFAATNYA
Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Fiqih Mu’amalah
Dosen pengampu: Imam Mustafofa, S.H.I., M.SI.
Disusun oleh
NPM
: Tia Purnamasari
: 1502100224
Kelas A
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
2016
1
I.
PENDAHULUAN
Makalah ini membahas tentang implementasi Qardh dalam LKS dan manfaatnya.
Kajian dalam makalah ini berdasarkan dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah/2: 280 yang
artinya:
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia
berkelapangan......”
Dan dalam QS. Al-Maa’idah/5:1 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
Pembahasan dalam makalah ini dimulai dari Aplikasi Qardh dalam Perbankan. Akad
Qardh biasanya diterapakan sebagai berikut:
a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya, yang membutuhkan dan talangan segara untuk masa yang relatif
pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang
dipinjamkannya itu.
b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dan cepat, sedangkan ia tidak bisa
menaril dananya karena, misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito. Atau pinjaman
qardh biasanya diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman
talangan pada saat nasabah mengalami over draf. Fasilitas ini merupakan bagian
dari satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan nasabah bertransaksi.
c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor
sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produsi khusus yaitu
al-qardh al-hasan.1
1
Sebagaimana dikutip oleh Dr. MARDANI, Fiqih Mu’amalah: FIQIH Ekonomi Syariah,(Jakarta:Kencana,2012), hlm 336-337.
2
Dan membahas tentang Praktik Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Nasabah mengajukan pinjaman dana qardh kepada Lembaga Keuangan Syariah;
2. Nasabah dan pihak LKS menyepakati mengenai biaya adminitrasi dan waktu
pengembalian pinjaman;
3. LKS dapat meminta jaminan atas pinjaman aoabila diperlukan;
4. Nasabah menggunakan dana pinjaman tersebut untuk usaha;
5. Apabila mendapat keuntungan dari usahah tersebut, maka seluruhnya menjadi hak
nasabah, apabila terjadi kerugian, maka juga menjadi tanggung jawab nasabah;
6. Nasabah harus mengembalikan pinjaman sejumlah nominal yang dipinjam, tanpa
harus memberikan margin atau bunga.
7. Pasal
615
KHES
tambahan/sumbangan
menyebutkan
dengan
bahwa
sukarela
Nasabah
kepada
dapar
pemberi
memberikan
pinjaman
selama
tidakdiperjanjikan dalam transaksi.
8. Pasal 616 KHES menyebutkan bahwa jika nasabah tidak dapat mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakayti dan pemberi
pinjaman Lembaga Keuangan Syariah telah memastiakan ketidakmampuannya
dapat:
A. Meperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
B. Menghapus/write off sebagian atau seluruh kewajibannya.2
2
Imam Mustofa, FIQIH Mu’amalah Kontemporer, (Jakarta, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2016), hlm 174-176.
3
II. ISI
A. Implemntasi Qardh dalam LKS
Qardh dalam LKS dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pihak nasabah (muqtarid) mengajukan pinjaman kepada LKS (muqrid) dengan
menggunakan akad qardh.
2. Pinjaman tersebut adalah pinjaman untuk modal usaha yang dikelola oleh nasabah.
3. Nasabah (muqtarid) menjalankan modal tersebut untuk sebuah usaha.
4. Setelah mendapatkan keuntungan dari usaha, nasabah mengembalikan modal
usaha yang dipinjamkan.
5. Keuntungan yang diperoleh dari usaha nasabah 100% untuk nasabah sendiri.3
3
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.105. sebagaimana dikutip oleh Imam
Mustofa, S.H.I., M.SI. dalam buku FIQIH MU’AMALAH Kontemporer, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2016), h.177
4
Implementasi Qardh di perbankan syariah, secara teknik diatur dalam pasal18 PBI
No. 7/46/PBI/2005, dan SE BI No. 10/14DPb/2008, Bagian III 8. Keberadaan kedua
peraturan ini satu denngan yang lainnya saling melengkapi. Persyaratan pembiayaan
berdasarkan akad qardh di kedua peraturan ini, meliputi: ketentuan yang terkait dengan
bank; ketentuan yang terkait dengan nasabah; dan sumber dana pinjaman. Persyaratan
yang terkait dengan bankk adalah: (1) bank bertindak sebagai penyedia dana untuk
pinjamana qardh bagi kepentingan nasabah serta menjelaskan kepadannya karakteristik
produk pembiayaan atas dasar qardh disamping hak dan kewajiban nasabah; (2) bank
berkewajiban memeriksa dan menganilisis rencana pembiayaan atas dasar qardh kepada
nasabah. Namun, di sisi lain bankdilarang untuk meminta pengembalian melebihi jumlah
nominal sesuai akad serta dilarang pula membebankan biaya apa pun, kecuali biaya
administrasi dalam batas kewajaran. Ketentuan bagi bank selaku muqarridh dalam PBI dan
SE.BI ini bersinergi dengan yang tertuang dala fatwa DSN MUI No. 19 tahun 2000 yang
menjelaskan bahwa al-qardh adalah pinjamman yang diberikan kepada nasabah
(muqtaridh) semntara bank adalah pihak yang menyediakan dana.4
Praktik Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah, mengingat sifatnya bukan
transaksi komersial dan tanpa kopensasi, maka qardh menggunakan sumbel dana yang
berasal.
1. Untuk membantu dan talangan yang bersifat jangka pendek, digunakan modal bank.
2. Untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial, digunakan dana yang
bersumber dari zakat, infak dan sedekah.
Ketentuan lembaga keuangan, termaksud bank terkait dengan qardh adalah sebagai
beerikut:
1. Kontrak perjanjian qardh dilaksanakan antara bank dan nasabah
2. Nasabah menyediakan tenaga untuk mengelola usaha dan bank syariah
menyerahkan modall sebagai investasi. Modal yang diserahlan dalam qardh berasal
dari dana bank dan dana kebajikan yang dikumpulkan oleh
3. bank dari berbagai sumber antar lain : zakat, infak, sedekah, denda, bantuan darai
pihak lain, dan dana lainnya.
4. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan 100% dinikmati oleh nasabah, tidak
dibagihasilkan dengan bank syariah.
5. Pada saat pembayaran atau jatuh tempo, maka nasabah mengembalikan 100%
modal yang berasal dari bank syariah, tanpa ada hambatan.
4
Sebagaimana yang dikuti oleh Dr. H. Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah: Transformasi Fiqih Muamalah ke dalam
Peraturan Perundang-undangan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), cet.kesatu, hlm.269.
5
Menurut pengapllikasiannya, pinjaman Qardh biasanya diberikan oleh bank kepada
nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami overdraft.
Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan
nasabah bertransaksi. Aplikasi qardh dalam perbankan ada empat hal:
a.Sebagai pinjaman talangan haji
b.Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah
c.Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil
d Sebagai pinjaman kepada pengurus bank
Implementasi akad Qrdh dalam dana talangan haji di Bank Mandiri Syariah terdapat
produk pembiayaan yang diperuntukkan untuk mempermudah menunaikan ibadah haji yaitu
produk dana talangan haji. Produk dana talangan haji adalah pembiayaan dengan
menggunakan akad qardh wal ijarah yang diberikan kepada nasabah calon haji dalam
rangka untuk mempermudah memperoleh nomor porsi haji. Opini dari Dewan Pengurus
Syariah (DPS) mengenai dana talangan haji yaitu : “Pada prinsipnya kewajiban ibadah haji
hanya dibebankan kepada orang yang mampu, sehingga tidak diperkenankan berhaji
dengan cara berhutang apabila tidak sanggup membayar, tetapi apabila ia mampu untuk
melunasi hutangnya maka diperkenankan berhaji dengan cara berhutang”.5 Mengacu dari
penjelasan diatas, penerapan akad qardh sangat
cocok diterapkan pada produk pinjaman. Akad qardh yang diterapkan pada produk dana
talangan haji yaitu
berupa pinjaman dana dari pihak BSM kepada nasabah. Pinjaman tersebut berupa dana
talangan haji, namun Bank Mandiri Syariah hanya bisa memberikan talangan haji sebesar
Rp 22.500.000,00. Untuk mendapatkan nomor porsi haji, nasabah harus mempunyai saldo
direkeningnya sebesar Rp 25.000.000,00. Karena dari
pihak BSM hanya bisa memberikan dana talangan sebesar Rp 22.500.000,00, maka
kekurangannya
ditanggung
nasabah
sendiri
hingga
terpenuhi
sampai
Rp
25.000.000,00.Pinjaman dana tersebut digunakan
untukpendaftaran haji melalui on line dengan SISKOHAT dan mendapatkan nomor porsi
haji.
Jadi dalam produk dana talangan haji di BSM menggunakan perpaduan akad qardh
dengan ijarah, yaitu pinjaman atau talangan dana dari pihak Bank untuk bisa mendaftar haji
dengan biaya ujrah/sewa yang
5
Sebagaimana dikutip dari Brosur produk dana talangan haji BSM
6
dibebankan kepada nasabah berupa upah sewa sistem IT yang dimiliki BSM.6
Dalam fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-MUI/VI/2002
tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah adalah sebagai berikut:
–
Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat
memperoleh
imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI no.
9/DSNMUI/IV/2000.
–
Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh
yang
diberikan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah.
–
Apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat membantu menalangi
pembayaran
BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai dengan Fatwa DSN-MUI
nomor
19/DSN-MUI/IV/2001.[1][3]
Keputusan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional ini didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
–
Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat
adalah
pengurusan haji dan talangan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).
–
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut
dalam
berbagai produknya.
6
Departemen Agama RI, Bunga RampaiPerhajian,Jakarta: Depag RI, 1998, hlm. 22-23
7
–
Agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syari’ah, maka Dewan
Syariah
Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang pengurusan dan pembiayaan
haji oleh
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) untuk dijadikan pedoman.
Berdasarkan pertimbangan di atas itulah, Dewan Syariah Nasional memberikan
ketetapan hukum boleh melakukan ibadah haji dengan bantuan talangan dari pihak
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS), dengan syarat ia harus mampu melunasinya dalam
waktu yang telah disepakati. Bahkan pendapat yang paling ketat mensyaratkan pihak
peminjam harus melunasinya sebelum pemberangkatan haji, sebab kalau tidak demikian
berarti ia termasuk orang yang tidak diwajibkan menunaikannya karena belum cukup syarat
(mampu). 7
7
Sebagaimana dikutip oleh Antonio Syafi’I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001
8
Pelaksanaan Qardh di Bank BRI Syariah Cabang Semarang
Qardh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang mulai dikenal pada tahun 2003
sebagaimana diatur dalam Buku Pedoman Fatwa Dewan Syariah Nasional. Secara umum,
tidak ada badan khusus yang mengawasi pelaksanaan qardh oleh Bank BRI Syariah
Cabang Semarang, namun secara internal, pelaksanaan qardh berada dibawah pembinaan
oleh Count Officer masing-masing bank pelaksana
termasuk Bank BRI Syariah Cabang Semarang. Tidak setiap orang dapat memperoleh
qardh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang, namun penerima qardh terbatas pada
nasabah Bank BRI Syariah Cabang Semarang yang memiliki usaha kecil yang kurang
mampu secara ekonomi, kurang
memiliki pengetahuan tentang bisnis namun ingin
mengembangkan usahanya. Misalnya : tukang pecel keliling, pedagang kelontong keliling.8
Untuk menjadi nasabah pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang, seseorang
dapat mengajukan permohonan untuk menjadi nasabah dengan mengisi formulir yang telah
disediakan
oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang agar pemohon dapat menjadi nasabah dengan
membuka tabungan Mudharabah dan menyetorkan tabungan perdana minimum sebesar
Rp. 25.000,- ( dua puluh lima ribu rupiah ) dan tabungan selanjutnya sebesar Rp. 10.000,- (
sepuluh ribu rupiah ). Formulir untuk menjadi nasabah Bank BRI Syariah Cabang Semarang
yang harus diisi oleh calon nasabah adalah
blanko yang disediakan oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang yang memuat data
pribadi calon nasabah antara lain : nama, alamat, nomor KTP atau identitas lain, pekerjaan,
besarnya pengasilan setiap bulan, jumlah keluarga yang ditanggung dan lain-lain informasi
tentang calon nasabah dan keadaan keuangan calon nasabah.
Secara lengkap, syarat-syarat yang wajib dipenuhi calon nasabah untuk membuka
tabungan Mudharabah pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang adalah :
a.Membawa identitas berupa KTP / SIM / Paspor asli dan foto copi.
b.Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening.
c.Setoran pertama Rp. 25.000,d.Setoran berikutnya minimum Rp. 10.000,e.Saldo minimum Rp. 10.000,f.Biaya penutupan rekening Rp. 10.000,g.Bebas biaya administrasi tiap bulan.
Umumnya permohonan menjadi nasabah pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang
dikabulkan seluruhnya oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang. Setelah menjadi nasabah
8
Andita Yuni Santosa, PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN QARDH PADA BANK BRI SYARIA (TESIS), tahun 2005, hlm.
51.
9
pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang, nasabah dapat mengajukan permohonan
mendapatkan qardh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang.9
Nasabah wajib menyebutkan kebutuhan penggunaan qardh yang dimohonkan pada saat
mengajukan permohonan
Qardh dan tidak boleh menyebutkan penggunaan qardh kemudian, karena
AO akan melakukan penilaian mengenai penggunaan qardh oleh nasabah sebelum qardh
diserahkan pada nasabah. Sehingga apabila nasabah menyebutkan penggunaan qardh
setelah permohonan diajukan, maka kemungkinan permohonan qardh akan ditolak oleh
bank.10
Untuk mendapatkan qardh, jaminan nasabah adalah usaha nasabah itu sendiri.
Misalnya apabila tukang pecel keliling mengajukan qardh
, maka yang menjadi jaminannya adalah bakul pecelnya yang selama qardh berlangsung
tetap dapat digunakan untuk berusaha. Demikian pula bila qardh diajukan oleh tukang
kelontong keliling, maka yang menjadi jaminan adalah dagangan kelontong milik pedagang
kelontong yang tetap dapat dikelola dan dijual selama qardh berlangsung.11
Nasabah yang tidak mempunyai usaha sama sekali, tidak dapat mengajukan
permohonan untuk mendapatkan qardh, demikian pula nasabah yang mempunyai usaha
besar atau mempunyai jaminan barang konsumtif ( seperti rumah atau
mobil ), namun nasabah demikian dapat mengajukan pembiayaan jenis lainnya pada Bank
BRI Syariah Cabang Semarang.
Setelah nasabah mengajukan permohonan untuk mendapatkan qardh, maka pihak
Bank BRI Syariah Cabang Semarang akan meneruskan permohonan pada Account Officer (
AO ) untuk memproses permohonan nasabah.
Proses penelitian oleh pegawai bank untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
mendapatkan qardh secara umum meliputi 5C ( Caracter, Capacity, Capital, Condition of
economy dan Collaterals ), namun khusus untuk qardh, penelitian terhadap nasabah
dilakukan secara sederhana melalui kunjungan ke rumah nasabah untuk menanyakan pada
tetangga, ketua RT dan Lurah dimana nasabah bertempat tinggal mengenai keadaan calon
nasabah dalam kesehariannya khususnya tentang keadaaan ekonomi nasabah.
Setelah melakukakan penelitian untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk
mengembalikan qardh, maka AO akan menyusun Memori Analisa Pembiayaan ( MAP ).
Apabila MAP telah ditanda tangani oleh Kepala Cabang, maka qardh yang diajukan oleh
nasabah dikabulkan untuk dicairkan.
9
Ibid....hlm. 52
10
Ibid....hlm. 55
11
Ibid....hlm. 56
10
Besarnya qardh yang dikabulkan oleh Bank BRI Syariah Cabang Semarang adalah
Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah ). Apabila nasabah menghendaki jumlah yang lebih besar,
maka nasabah dapat mengajukan permohonan pembiayaan jenis lainnya yang memberikan
pembiayaan lebih besar dari qardh. Kebutuhan yang dikabulkan untuk mendapatkan qardh
adalah untuk kepentingan produktif, namun tidak menutup kemungkinan untuk kebutuhan
konsumtif asalkan untuk menunjang usaha nasabah agar lebih maju.
Nasabah yang permohonan qardh-nya dikabulkan dapat mencairkan qardh pada Bank BRI
Syariah Cabang Semarang dalam jangka waktu 1 ( satu ) hari setelah pemberitahuan
tentang dikabulkannya permohonan qardh diterima dari Bank BRI
Syariah Cabang Semarang dengan memenuhi syarat.
Qardh dapat mulai dikembalikan oleh nasabah pada bulan selanjutnya dari tanggal
pencairan qardh. Misalnya qardh cair pada tanggal 1 Januari 2005 dengan jangka waktu
pengembalian 12 ( dua belas ) bulan atau sampai dengan 1 Januari 2006, maka nasabah
dapat mulai mengembalikan qardh pada tanggal 1 Pebruari 2005 sampai tanggal 1 Januari
2006.
Batas pembayaran / pengembalian qardh setiap bulannya 10 ( sepuluh ) hari setelah
waktu jatuh tempo. Misalnya qardh jatuh tempo tanggal 1 setiap bulannya, maka batas
pengembalian tiap bulannya adalah tanggal 11. Apabila nasabah membayar melebihi
tanggal 11 maka nasabah sudah dikategorikan terlambat mengembalikan qardh pada Bank
BRI Syariah Cabang Semarang.
Apabila nasabah setelah 10 ( sepuluh ) hari melewati batas masa jatuh tempo belum
mengembalikan qardh, maka Bank BRI Syariah akan mengirim seorang pegawai untuk
melakukan penelitian langsung ke rumah nasabah. Pegawai BRI Syariah Cabang Semarang
yang ditunjuk tersebut akan meneliti tentang penyebab nasabah tidak dapat membayar
angsuran qardh tepat waktu. Wewenang pegawai terhadap nasabah adalah memberikan
toleransi pada nasabah untuk membayar angsuran dan memberikan solusi agar nasabah
dapat membayar angsuran tepat waktu. Sedangkan pegawai tidak berwenang memberikan
qardh baru kepada nasabah atau menutup qardh yang lama serta tidak berwenang untuk
memberikan qardh lama untuk menutup / membayar qardh yang sedang berjalan dan tidak
dapat diangsur.12
12
Ibid....hlm.57
11
B. Manfaat Qardh
Manfaat qardh dalam praktik perbankan syariah banyak sekali di antaranya sebagai
berikut :
1. Memungkinkan
nasabah
yang
sedang
dalam
kesulitan
mendesak
untuk
mendapatkan talangan jangka pendek.
2. Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah dan
bank konvensional yang di dalamnya terkandung misi sosial, di samping misi
komersial.
3. Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningaktkan citra baik dan
meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah. 13
Manfaat Qardh antara lain :
1. Membantu nasabah pada saat mendapat kesulitan dengan memberikan dana
talangan jangka pendek.
2. Pedagang kecil memperoleh bantuan dari bank syariah untuk mengembangkan
usahanya, sehingga merupakan misi sosial bagi bank syariah dalam membantu
masyarakat miskin.
3. Dapat
mengallihkakn pedagang
kecil
dari ikatan
utang
renternir,
dengan
mendapatkan utang dari bank syariah.
4. Meningkatkan loyalitas masyarakat kepada bank syariah, karena bank syariah dapat
memberikan manfaat kepada golongan miskin.14
III. PENUTUP
13
Sebagaimana dikutip oleh Dr. MARDANI, Fiqih Ekonom iIslam: Fiqih muamalah, (jakarta: kencana,2012) cet. Ke 1 Qardh
dalam Dunia Lembaga Keuangan Syariah (LKS), hlm.337.
14
Sebagaimana dikutip oleh Imam Mustofa, FIQIH MU’AMALAH Kontemporer, PT RAJAGRAFINDO PERSADA, JAKARTA,
2016, hlm.177.
12
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
implementasi qardh adalah sebuah pelaksanaan atau praktik pembiayaan talangan haji
yang terdapat pada Lembaga Keuangan Syariah. Dan sudah terdapat dalam Al-Qur’an surat
al-Baqarah/2: 280 yang artinya:
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia
berkelapangan......”.
B. Saran
Sumber yang terbatas. Maka dari itu saya sebagai pemakalah mohon untuk
teman-teman semua bisa membahas lebih lanjut tentang apa itu implementasi qardh secara
lebbih lanjut. Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan, analisis di setiap materi yang saya sampaikan.
Maka itu saya mohon kritik dan saran yang membangun.
VI. DAFTAR PUSTAKA
13
Dr. MARDANI, Fiqih Mu’amalah: FIQIH Ekonomi Syariah,Jakarta:Kencana,2012.
Imam Mustofa, FIQIH Mu’amalah Kontemporer, Jakarta, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2016.
Dr. H. Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah: Transformasi Fiqih Muamalah ke
dalam Peraturan Perundang-undangan, Bandung: PT Refika Aditama, 2011.
Brosur produk dana talangan haji BSM
Departemen Agama RI, Bunga RampaiPerhajian,Jakarta: Depag RI, 1998.
Antonio Syafi’I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001
Andita Yuni Santosa, PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN QARDH PADA BANK BRI
SYARIA (TESIS), tahun 2005.
Dr. MARDANI, Fiqih Ekonom iIslam: Fiqih muamalah, Jakarta: kencana,2012, cet. Ke 1
Qardh dalam Dunia Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Imam Mustofa, FIQIH MU’AMALAH Kontemporer, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
JAKARTA, 2016.
14