Keterbatasan Dana dan Hubungan Antar Pro
1
BAB I
GAMBARAN UMUM KETERBATASAN DANA DAN HUBUNGAN ANTAR
PROYEK
Pada pembahasan kali ini hendak diperkenalkan cara pengambilan keputusan
investasi jika ternyata dijumpai sekumpulan proyek yang memiliki hubungan saling
meniadakan (mutually exclusive). Manajemen dihadapkan pada situasi yang tidak
memungkinkan untuk memilih kedua jenis proyek sekaligus dan dipaksa untuk memilih salah
satu saja. Dalam situasi demikian, metode NPV lebih menampakkan kecanggihannya. Namun
demikian, ini tidak harus diartikan bahwa dalam situasi tersebut metode IRR yang tidak dapat
digunakan sama sekali. Dengan sedikit melakukan modifikasi yakni dengan mengambil
keputusan investasi juga didapat.
Namun demikian, sebelumnya akan disampaikan secara singkat modifikasi analisa
jika ditemukan proyek yang memiliki sifat hubungan kontijensi. Dipilihnya suatu proyek
menyebabkan diikutsertakannya proyek yang lain, dengan kata lain manajemen dipaksa untk
melakukan investasi lebih dari satu proyek. Dalam situasi demikian, pada dasarnya semua
kriteria investasi yang tersedia – NPV,IRR,PI, Payback, Accounting Rate of Return – dapat
digunakan, setelah data-data tentang aliran kas keluar dan masuk dari dua pryek atau lebih
digabung.
Disamping itu, pada bab ini juga hendak dibahas tentang analisa pengambilan
keputusan jika terdapat persoalan keterbatasan dana. Dalam situasi yang demikian, pemerhati
studi kelayakan proyek diharapkan sekali lagi akan dapat dengan jelas mengetahui bahwa
metode NPV lebih superior dibanding metode lainnya. Ini terjadi karena metode yang disebut
terdahulu memberikankriteria yang bukan sekedar nilai relatif. Pada pembahasan kali ini juga
akan diperkenalkan tentang pendekatan waktu tunggal dan pendekatan waktu ganda.
2
BAB II
ANALISIS KETERBATASAN DANA DAN HUBUNGAN ANTAR PROYEK
1. Pengertian
Pada pembahasan sebelumnya, pembahasan kriteria investasi dilakukan dengan
aggapan bahwa manajemen sama sekali tidak memiliki persoalan dan tidak ada proyek yang
saling meniadakan. Dana yang tersedia tidak terbatas. Dalam situasi yang demikian,
penyusunan rangking dari berbagai usulan proyek yang tersedia dapat dengan mudah
dilakukan. Keputusan yang hendak diambil dengan menggunakan berbagai kriteria investasi
misalnya NPV, IRR, PI akan menghasilkan keputusan yang sama, sekalipun mungkin
memiliki perbedaan pada penyusunan rangking internalnya. Ini terjadi karena proyek yang
memiliki NPV lebih besar dari pada nol, juga akan memilih IRR yang lebih besar dari pada
biaya modalnya (k) dan sekaligus juga akan memiliki PI yang lebih besar daripada angka
satu. Dengan kata lain, proyek yang akan dipilih berdasarkan kriteria NPV juga akan dipilih
jika digunakan kriteria yang lain. Apalagi jika tidak ada persoalan proyek yang saling
meniadakan.
Dalam situasi nyata, keadaan yang seperti itu tidak harus selalu terjadi. Berbagai
situasi yang sebaliknya bahkan sering dijumpai. Proyek yang memiliki hubungan bebas
(independent) satu sama lain jarang dijumpai. Sementara proyek yang saling meniadakan
tidak sedikit dijumpai. Bahkan yang tidak kalah pentingnya, sering dijumpai bahwa dana
yang tersedia tidak cukup untuk membiayai keseluruhan proyek yang diinginkan, sementara
disisi lain sesungguhnya proyek – proyek tersebut menjanjikan keuntungan yang tidak kecil.
Jawaban atas pertanyaan ada atau tidaknya usulan proyek yang dapat ditunda menjadi relevan
dan signifikan. Dalam konteks ini pendekatan waktu tunggal dan waktu ganda menjadi
relevan.
2. Proyek Kontijensi
Proyek disebut memiliki hubungan kontijensi jika dipilihnya satu proyek
penyebabnya harus diikutsertakannya proyek yang lain. Dipilihnya, misalnya satu sistem
transportasi barang tertentu menyebabkan harus juga dipilihnya sistem transportasi pelengkap
lainnya.
3
Dalam situasi yang demikian, sesungguhnya tidak diperlukan modifikasi yang terlalu
canggih. Hal yang diperlukan yakni hanya menggabungkan data kas keluar dan kas masuk
dari kedua atau lebih dari proyek-proyek tersebut, sebelum menggunakan salah satu atau
beberapa kriteria investasi yang tersedia. Dengan kata lain, jika misalnya hendak digunakan
metode NPV, PI, IRR, maka perlu dihitung besarnya NPV, PI, IRR gabungan (integrasi).
Dengan demikian, nilai NPV,PI,dan IRR dari masing-masing proyek menjadi tidak relevan
untuk dasar pengambilan keputusan manajemen.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini yang mencoba menilai
kelayakan usulan proyek melalui kriteria investasi PI gabungan.
Jika misalnya dijumpai dua usulan proyek A dan B, masing-masing memiliki PI
sebesar 1,25 dan 0,90 serta memerlukan dana sebersar Rp.20juta dan Rp.10juta, maka jika
keduan proyek itu memiliki hubungan kontijensi maka data dari masing-masing proyek
tersebut tidak relevan untuk pengambilan keputusan. Dalam situasi demikian, manajemen
tidak dapat mengatakan bahwa proyek A lebih layak dibanding proyek B karena mempunyai
PI jauh lebih besar dari satu, sementara PI proyek B justru lebih kecil dibanding satu.
Dalam kasus yang demikan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencari PI
gabungan dari kedua proyek tersebut sama dengan 1,13 berasal dari jumlah keseluruhan
aliran kas masuk kedua proyek tersebut (Rp.34juta = Rp25juta + Rp.9juta) dibagi dengan
dana yang dibutuhkan oleh kedua proyek tersebut (Rp.30juta = Rp.20juta + Rp.10juta).
karena PI gabungan bernilai lebih besar daripada satu, maka kedua proyek tersebut dapat
dinyatakan sebagai proyek yang layak, sekalipun salah satu proyek tersebut memiliki nilai PI
lebih kecil dari satu (NPV Negatif).
Cara yang sama perlu juga diterapkan jika digunakan kriteria investasi yang lain.
3. Proyek yang Saling Meniadakan
Dua atau lebih proyek disebut memiliki hubungan saling meniadakan (mutually
exclusive) jika terpilihnya salah satu usulan proyek yang tersedia menyebabkan tidak dapat
dipilihnya sisa usulan proyek yang lain. Misalnya, manajemen dihadapkan pada pilihan untuk
memilih salah satu dari kedua usulan proyek yang lebih memberikan tekanan pada proyek
yang lebih melibatkan teknelogi canggih dan pada modal atau proyek yang lebih
4
menggunakan criteria padat karya. Dalam situasi yang seperti itu, manajemen dipaksa untuk
memilih salah satu. Memilih keduanya hanya berarti pemborosan dana.
Pada situasi seperti ini, jika tidak ada persoalan keterbatasan dana pada tingkat biaya
modal yang konstan, maka kriteria ini selalu mengarah pada proses maksimalisasi nilai
perusahaan, perusahaan yang memilki NPV terbesar merupakan proyek yang dipilih.
Namun demikian, ini tidak berarti bahwa metode IRR tidak dapat digunakan sebagai
alat analisa pengembalian keputusan. Dengan sedikit melakukan modifikasi, yakni dengan
menghitung besarnya marginal internal rate of return-nya (MIRR), keputusan akhir yang
sama juga akan diperoleh. Dan untuk keperluan tersebut dapat digunakan prosedur sebagai
berikut:
a. Hitung besarnya IRR untuk semua proyek. Pisahkan antara proyek mana yang
memiliki IRR yang lebiih besar disbanding biaya modal (cost of capital / k) dan
proyek yang memiliki IRR lebih kecil dibanding k. proyek yang memilki IRR yang
lebih kecil daripada k tidak relevan.
b. Urutkan proyek-proyek yang memilki IRR lebih besar dari k berdasarkan besarnya
dana yang dibutuhkan (capital outlays) dan berilah nomor urut 1, 2, 3, ….dan
seterusnya sampai dengan n.
c. Anggap, untuk sementara waktu, proyek yang bernomor satu, yakni proyek yang
memiliki kebutuhan dana yang terkecil, sebagai proyek pilihan yang paling layak.
d. Hitung besarnya IRR atas dasar besarnya kebutuhgan dana marginal untuk proyek ke2. jika MIRR ini lebih besar daripada k, maka anggaplah kemudian proyek ke-2 ini
menjadi proyek yang paling layak. Proyek nomor 1 tidak relevan lagi. Jika MIRR ini
lebih kecil disbanding k, maka proyek yang nomor 1 masih tetap merupakan pilihan
dan proyek nomor 1 masih relevan.
e. Hitung besarnya MIRR untuk proyek ke-3 atas dasar besarnya kebutuhan dana
marginal dibanding (vis-à-vis) proyek yang masih dianggap sebagai proyek yang
layak dari tahapan perhitungan sebelumnya. Terus lakukan analisa seperti ini sampai
akhirnya ditemukan proyek yang benar benar layak.
Untuk memperjelas prosedur yang telah diuraikan tersebut, lihatlah contoh
perhitungan dibawah ini. Tersedia empat usulan proyek yang memiliki hubungan saling
meniadakan dan diketahui bahwa besarnya k sama dengan 10%. Keempat usulan proyek
tersebut memilki karestristik sebagai berikut:
5
Proyek
Kebutuhan Dana
Kas Masuk
IRR
NPV
1
Rp 1.000
Rp 1.200
20 %
Rp 31
2
Rp 2.000
Rp 2.350
17,5 %
Rp 136
3
Rp 3.000
Rp 3.420
14 %
Rp 109
4
Rp 4.000
Rp 4.600
15 %
Rp 131
Sumber: Suad Husnan (2005:297)
Jika hendak digunakan metode NPV, maka dengan jelas dapat diketahui bahwa
proyek ke-4 merupakan proyek yang paling layak, karena memilki nilai NPV positif terbesar.
Namun demikian, jika digunakan metode IRR, manajemen tidak dapat begitu saja memilih
proyek 1, sekalipun proyek tersebut memiliki IRR terbesar. Pertama, karena semua proyek
tersebut memiliki IRR yang lebih besar daripada k. Dan kedua, proyek tersebut memerlukan
kebutuhan dana yang berbeda. Untuk itu, jika hendak digunakan metode IRR, maka
diperlukan menghitung besar MIRR nya dengan hasil perhitungan sebagai berikut.
Pertama, Bandingkan proyek 2 dan 1, maka akan didapat besarnya kebutuhan dana
marginal sebesar Rp 1.000,- (Rp 2.000 dikurangi Rp 1.000) dan akan didapat aliran ksa
masuk marginal sebesar Rp 1.150 untuk masa satu tahun pertama usia proyek (Rp2.350
dikurangi Rp 1.200) MIRR dari aliran kas marginal ini (kas keluar dank as masuk) sama
dengan 15% karena MIRR ini lebih besar daripada k (yang hanya10%), maka proyek 2 lebih
layak dibanding proyek 1, dan proyek 2 untuk sementara dianggap sebagai pilihan, peroyek
ini tidak relevan lagi.
Kedua, Bandingkan proyek 3 dan 2, maka akan didapat dana marginal sebesar Rp
1.000 dan aliran kas masuk marginal sebesar Rp 1.070 MIRR untuk aliran kas marginal ini
sebesar 7%. Karena MIRR lebih kecil dibanding k, maka proyek 2 masih dianggap lebih
layak disbanding proyek 3. proyek 2 masih relevan.
Ketiga, Bandingkan proyek 4 dan 2, maka akan didapat aliran kas keluar sebesar Rp
2.250 MIRR untuk aliran kas marginal ini ditemukan sebesar 11,5%. Karena MIRR ini lebih
besar daripada k, maka proyek 4 dapat ditetapkan sebagai proyek yang lebih layak dibanding
proyak 2. oleh karena itu, proyek 4 merupakan pilihan akhir. Proyek 4 merupakan proyek
yang paling layak dibanding usulan proyek yang lainnya.
6
4. Keterbatasan Dana
Keterbatasan dana muncul kepermukaan ketika manajemen perusahaan menjumpai
situasi bahwa tidak semua usulan proyek yang memiliki NPV positif, IRR lebih kecil
daripada k dapat diambil untuk dilaksanakan karena ketidak cukupan dana yang tersedia
(capital budget constrain).
Dalam situasi demikian, sesungguhnya manajemen tidak dihadapkan pada persoalan
yang teramat pelik. Pertama, pertimbangkan berbagai kombinasi yang mungkin dari proyek
yang ada sesuai dengan batasan dana yang tersedia dengan berpedoman pada prinsip modal
menganggur terkecil, kemudian criteria investasi NPV (atau yang lain, jika mungkin) untuk
memilih berbagai alternative kombinasi yang tersedia. Kombinasi usulan proyek yang
memilki NPV terbesar diperlikan sebagai kombinasi proyek yang paling layak.
Jika tersedia kemungkinan untuk menunda pelaksanaan proyek, maka tundalah usulan
proyek yang memilki penurunan PI terkecil. Proyek yang memilki selain antara PI tahun
sekarang dan PI tahun yang akan datang adalah proyek yang memiliki peluang terbesar untuk
ditunda. Jika diperlukan penundaan lebih dari satu proyek, maka selisih PI terbesar
berikutnya yang mendapat giliran. Demikianlah prosesnya, sampai dana yang tersedia cukup
untuk melaksanakan proyek yang hendak dikerjakan untuk tahun ini saja.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini. Contoh pertama merupakan
contoh pengambilan keputusan jika digunakan pendekatan waktu tunggal (single period
analisys), yakni ketika kesempatan menunda pelaksanaan proyek tidak tersedia sama sekali.
Contoh kedua membahas tentang pendekatan waktu ganda (multi period analisys) yakni
ketika manajemen memiliki kesempatan untuk menunda proyek pada tahun yang akan
datang.
a. Analisis Waktu Tunggal
Perusahaan Rainido memiliki dana sebesar Rp 1.000.000,- yang hendak diguanakan
untuk membiayai beberapa usulan proyek yang memiliki karakteristik berikut ini:
7
Proyek
1
Kebutuhan Dana
Rp 150.000,-
PI
0,97
2
Rp 175.000,-
1,16
3
Rp 125.000,-
1,14
4
Rp 400.000,-
1,125
5
Rp 100.000,-
1,05
6
Rp 200.000,-
1,09
7
Rp 100.000,1,19
Proyek 1 dan 4 merupakan proyek yang memiliki hubungan kontijensi, sementara
proyek 3 dan 7 memiliki hubungan yang saling meniadakan. Untuk semua usulan ini tidak
tersedia kesempatan untuk melakukan penundaan.
Jika hendak dilakukan pengambilan keputusan investasi tentang semua usulan proyek
tersebut, tahapan penyelesaian berikut ini perlu diikuti.
Langkah pertama yang perlu diambil adalah membandingkan jumlah dana yang
tersedia lebih besar, maka tidak ada persoalan. Tetapi ketika jumlah dana yang tersedia lebih
kecil, barulah persoalan dalam pengambilan keputusan manajemen muncul. Pada kasus
tersebut jumlah dana yang tersedia hanya Rp 1.000.000,-, sementara jumlah dana yang
dibutuhkan sebesar Rp 1.250.000,-. Karena dana yang dibutuhkan lebih besar dari pada
jumlah dana yang telah disediakan, maka persoalan penyusunan berbagai alternatif kombinasi
usulan proyek menjadi relevan.
Kedua, karena pada daftar usulan proyek ini terdapat proyek yang memiliki hubungan
tidak beres, maka persoalan tersebut perlu diselesaikan terlebih dahulu. Pertama, menghitung
terlebih dahulu PI integrasi dari proyek 1 dan 4 yang memiliki hubungan kontijensi,
kemudian juga perlu dipilih salah satu antara proyek 3 dan 7 yang memiliki hubungan saling
meniadakan. PI gabungan kombinasi 1 dan 4 adalah sebesar 1,17. Sedangkan untuk proyek
yang saling meniadakan, ususlan proyek bernomor 7 yang akan dipilih, karena memiliki PI
yang lebih besar dibanding proyek 3.
Dengan demikian karakteristik usulan proyek yang dihasdapi manajemen kini berubah
menjadi berikut:
Proyek
1+4
PI
1,17
Kebutuhan Dana
Rp 550.000,-
8
2
1,16
Rp 175.000,-
5
1,05
Rp 100.000,-
6
1,09
Rp 200.000,-
7
1,13 Rp 100.000,Jumlah
Rp 1.125.000,Karena dana yang dibutuhkan masih tetap lebih besar dibanding dana yang tersedia,
maka langkah berikutnya (ketiga) adalah membuat berbagai alternatif kombinasi dan
menentukan besarnya dana yang diperlukan untuk masing – masing kombinasi, sekaligus
meenegtahui adanya kemungkinan jumlah dana yang menganggur. Tahapan ini akhirnya
menghasilkan data baru berikut ini.
Kombinasi
A
Proyek
7,4 + 1,2,5
Kebutuhan Dana
Rp 325.000,-
Dana Menganggur
Rp 75.000,-
B
4 + 1,6,2,5
Rp 1.025.000,-
Rp 25.000,-
C
4 + 1,7,6,5
Rp 950.000,-
Rp 50.000,-
D
4 + 1,7,6,2
Rp 1.025.000,-
Rp 25.000,-
E
7,2,6,5
Rp 575.000,Rp 425.000,Dari data yang terbaru dapat dilihat bahwa kombinasi proyek B dan D tidak mungkin
dapat dilaksanakan, karena memerlukan dana yang lebih besar dari yang tersedia. Data
tersebut menjadi tidak relevan. Kombinasi C menunjukkan adanya jumlah dana menganggur
yang cukup besar dan oleh karena itu juga tidak relevan. Dengan kata lain, sampai dengan
tahap ini, data yang relevan hanyalah pada kombinasi A dan C. Secara sepintas, maka
alternatif C yang lebih layak, karena hanya menyisakan dana menganggur yang lebih kecil.
Namun demikian, karena pertimbangan utama pengambilan keputusan investasi
terletak pada usaha memaksimumkan nilai perusahaan, maka perlu dihitung terlebih dahulu
besarnya NPV untuk kedua kombinasi usulan tersebut, A dan C. Ini merupakan langkah akhir
untuk kedua kombinasi usulan tersebut. Kombinasi A memiliki NPV sebesar Rp 145.000,sementara kombinasi C memiliki nilai NPV sebesar Rp 135.500.
Oleh karena NPV kombinasi A lebih bear dibanding NPV kombinasi C, maka
manajemen seyogyanya menentukan bahwa kombinasi A merupakan pilihan yang paling
layak, sekalipun kombinasi ini menyisakan dana menganggur yang llebih besar dibanding
kombinasi C.
b. Analisis Waktu Ganda
9
Penadekatan waktu ganda dapat digunakan jika kesempatan untuk menunda
pelaksanaan proyek tersedia. Untuk keperluan ini diperlukan data tambahan berupa berapa
besarnya dana yang tersedia untuk tahun yang akan datang, dan besarnya PI untuk masing –
masing proyek pada periode tahun yang akan datang. Biasanya proyek yang tertunda adalah
proyek yang memiliki perubahan PI yang terkecil.
Untuk lebih jelasnya dapat diilihat pada kasus berikut ini. Sebuah perusahaan “Tiara”
menghadapi berbagai alternatif pemilihan usulan proyek yang memiliki karakterisitik berikut:
Proye
Kebutuhan Dana
PI Sekarang
PI Tahun Depan
Beda PI
k
1
Rp 150.000,-
1,15
1,13
0,02
2
Rp 150.000,-
1,13
1,10
0,03
3
Rp 150.000,-
1,11
1,04
0,06
4
Rp 150.000,1,08
1,04
0,04
Untuk tahun sekarang disediakan dana sebesar Rp 450.000,- sementara tambahan
dana yang tersedia untuk tahun depan sejumlah Rp 150.000,Untuk menganalisa kasus tersebut tersedia dua pendekatan, yakni pendekatan waktu
tunggal dan pendekatan waktu ganda. Kedua pendekatan ini sangat mungkin menghasilkan
keputusan manajemen yang berbeda. Jika digunakan analisis waktu tunggal, maka kombinasi
proyek yang ditinggalkan (proyek 4) memiliki nilai PI yang terkecil, sementara disaat yang
sama dana yang tersedia sekarang juga mencukupi untuk membiayainya.
Jika digunakan analisa waktu ganda, maka secara sepintas sesungguhnya dapat
diketahui bahwa seyogyanya proyek 1 yang ditunda, karena memiliki selisih PI yang terkecil
yakni hanya 0,02. Proyek ini dilaksanakan tahun depan.
Namun demikian, rasanya menghitung besarnya NPV yntyk masing – masing
kombinasi tetap diperlukan,yang terlihat sebagai berikut.
Tahun ini
1,2,3
Ditunda
4
NPV Tahun ini
Rp 58.500,-
NPV Total
Rp 64.500,-
1,3,4
2
Rp 61.000,-
Rp 66.000,-
1,2,4
3
Rp 54.000,-
Rp 61.500,-
10
2,3,4
1
Rp 48.000,Rp 67.500,Sehingga dapat disimpulkan, bahwa proyek yang memiliki beda PI terkecil yang
ditunda pelaksananya, sementara proyek 2,3, dan 4 diputuskan untuk dikerjakan sekarang.
Jika pilihan ini yang hendak diambil oleh manajemen, maka total NPV yang hendak
diperoleh adalah sebesar Rp 67.500,- yang merupakan jumlah NPV terbesar.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
11
Dapat disimpulkan tentang pembahasan berbagai situasi riil yang mungkin dijumpai
oelh manajemen dalam menggunakan kriteria investasi. Yang pertama tentang modifikasi
analisa yang diperlukan oleh manajemen jika dijumpai adanya proyek yang mempunyai
hubungan kontijensi. Untuk keperluan ini diperlukan data gabungan. Barulah kemudian
diterapkan kriteria investasi yang ada, baik NPV, PI, IRR, maupun payback.
Hubungan proyek ynag saling meniadakan, baik untuk proyek yang memiliki usia
sama maupun usia berbeda. Dalam situasi yang demikian, kriteria NPV lebih mudah
diterapkan. Namun demikian ini tidak berarti bahwa kriteria IRR tidak dapat digunakan.
Dalam membahas mengenai keterbatasan dana, didalamnya diperkenalkan dua
pendekatan, yakni pendekatan wktu tunggal (single period analisys) dan pendekatan waktu
ganda (multi period analisys). Kesemuanya menunjukkan bahwa kriteria NPV lebih luwes
dan canggih untuk diterapkan, dibanding dengan kriteria investasi yang lain.
2. Pendapat Kelompok
Menurut kelompok kami dalam menetukan keputusan ataupun kebijakan berkenaan
dengan proyek yang diusulkan maka sebaiknya pihak manajemen memperhitungkan dan
melaukan analisis dari hubungan antara proyek satu dan proyek lainnya yang diusulkan. Dan
dalam menentukan lanjut tidaknya suatu usulan proyek hendaknya pihak manajemen tidak
mengabaikan keputusan – keputusan Investasi khususnya NPV.
Daftar Pustaka
Kasmir, Jakfar, SE,MM, Studi kelayakan bisnis (edisi kedua), penerbit Kencana Prenada
Media Group, Jakarta. 2007
Suwarsono, Muhammad, Suad Husnan. Studi kelayakan proyek, penerbit UPP AMP YKPN
Jogjakarta, 2005
http://syaifulbahrizone.wordpress.com/2010/01/23/keterbatasan-dana-dan-hubungan-antarproyek/
13
BAB I
GAMBARAN UMUM KETERBATASAN DANA DAN HUBUNGAN ANTAR
PROYEK
Pada pembahasan kali ini hendak diperkenalkan cara pengambilan keputusan
investasi jika ternyata dijumpai sekumpulan proyek yang memiliki hubungan saling
meniadakan (mutually exclusive). Manajemen dihadapkan pada situasi yang tidak
memungkinkan untuk memilih kedua jenis proyek sekaligus dan dipaksa untuk memilih salah
satu saja. Dalam situasi demikian, metode NPV lebih menampakkan kecanggihannya. Namun
demikian, ini tidak harus diartikan bahwa dalam situasi tersebut metode IRR yang tidak dapat
digunakan sama sekali. Dengan sedikit melakukan modifikasi yakni dengan mengambil
keputusan investasi juga didapat.
Namun demikian, sebelumnya akan disampaikan secara singkat modifikasi analisa
jika ditemukan proyek yang memiliki sifat hubungan kontijensi. Dipilihnya suatu proyek
menyebabkan diikutsertakannya proyek yang lain, dengan kata lain manajemen dipaksa untk
melakukan investasi lebih dari satu proyek. Dalam situasi demikian, pada dasarnya semua
kriteria investasi yang tersedia – NPV,IRR,PI, Payback, Accounting Rate of Return – dapat
digunakan, setelah data-data tentang aliran kas keluar dan masuk dari dua pryek atau lebih
digabung.
Disamping itu, pada bab ini juga hendak dibahas tentang analisa pengambilan
keputusan jika terdapat persoalan keterbatasan dana. Dalam situasi yang demikian, pemerhati
studi kelayakan proyek diharapkan sekali lagi akan dapat dengan jelas mengetahui bahwa
metode NPV lebih superior dibanding metode lainnya. Ini terjadi karena metode yang disebut
terdahulu memberikankriteria yang bukan sekedar nilai relatif. Pada pembahasan kali ini juga
akan diperkenalkan tentang pendekatan waktu tunggal dan pendekatan waktu ganda.
2
BAB II
ANALISIS KETERBATASAN DANA DAN HUBUNGAN ANTAR PROYEK
1. Pengertian
Pada pembahasan sebelumnya, pembahasan kriteria investasi dilakukan dengan
aggapan bahwa manajemen sama sekali tidak memiliki persoalan dan tidak ada proyek yang
saling meniadakan. Dana yang tersedia tidak terbatas. Dalam situasi yang demikian,
penyusunan rangking dari berbagai usulan proyek yang tersedia dapat dengan mudah
dilakukan. Keputusan yang hendak diambil dengan menggunakan berbagai kriteria investasi
misalnya NPV, IRR, PI akan menghasilkan keputusan yang sama, sekalipun mungkin
memiliki perbedaan pada penyusunan rangking internalnya. Ini terjadi karena proyek yang
memiliki NPV lebih besar dari pada nol, juga akan memilih IRR yang lebih besar dari pada
biaya modalnya (k) dan sekaligus juga akan memiliki PI yang lebih besar daripada angka
satu. Dengan kata lain, proyek yang akan dipilih berdasarkan kriteria NPV juga akan dipilih
jika digunakan kriteria yang lain. Apalagi jika tidak ada persoalan proyek yang saling
meniadakan.
Dalam situasi nyata, keadaan yang seperti itu tidak harus selalu terjadi. Berbagai
situasi yang sebaliknya bahkan sering dijumpai. Proyek yang memiliki hubungan bebas
(independent) satu sama lain jarang dijumpai. Sementara proyek yang saling meniadakan
tidak sedikit dijumpai. Bahkan yang tidak kalah pentingnya, sering dijumpai bahwa dana
yang tersedia tidak cukup untuk membiayai keseluruhan proyek yang diinginkan, sementara
disisi lain sesungguhnya proyek – proyek tersebut menjanjikan keuntungan yang tidak kecil.
Jawaban atas pertanyaan ada atau tidaknya usulan proyek yang dapat ditunda menjadi relevan
dan signifikan. Dalam konteks ini pendekatan waktu tunggal dan waktu ganda menjadi
relevan.
2. Proyek Kontijensi
Proyek disebut memiliki hubungan kontijensi jika dipilihnya satu proyek
penyebabnya harus diikutsertakannya proyek yang lain. Dipilihnya, misalnya satu sistem
transportasi barang tertentu menyebabkan harus juga dipilihnya sistem transportasi pelengkap
lainnya.
3
Dalam situasi yang demikian, sesungguhnya tidak diperlukan modifikasi yang terlalu
canggih. Hal yang diperlukan yakni hanya menggabungkan data kas keluar dan kas masuk
dari kedua atau lebih dari proyek-proyek tersebut, sebelum menggunakan salah satu atau
beberapa kriteria investasi yang tersedia. Dengan kata lain, jika misalnya hendak digunakan
metode NPV, PI, IRR, maka perlu dihitung besarnya NPV, PI, IRR gabungan (integrasi).
Dengan demikian, nilai NPV,PI,dan IRR dari masing-masing proyek menjadi tidak relevan
untuk dasar pengambilan keputusan manajemen.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini yang mencoba menilai
kelayakan usulan proyek melalui kriteria investasi PI gabungan.
Jika misalnya dijumpai dua usulan proyek A dan B, masing-masing memiliki PI
sebesar 1,25 dan 0,90 serta memerlukan dana sebersar Rp.20juta dan Rp.10juta, maka jika
keduan proyek itu memiliki hubungan kontijensi maka data dari masing-masing proyek
tersebut tidak relevan untuk pengambilan keputusan. Dalam situasi demikian, manajemen
tidak dapat mengatakan bahwa proyek A lebih layak dibanding proyek B karena mempunyai
PI jauh lebih besar dari satu, sementara PI proyek B justru lebih kecil dibanding satu.
Dalam kasus yang demikan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencari PI
gabungan dari kedua proyek tersebut sama dengan 1,13 berasal dari jumlah keseluruhan
aliran kas masuk kedua proyek tersebut (Rp.34juta = Rp25juta + Rp.9juta) dibagi dengan
dana yang dibutuhkan oleh kedua proyek tersebut (Rp.30juta = Rp.20juta + Rp.10juta).
karena PI gabungan bernilai lebih besar daripada satu, maka kedua proyek tersebut dapat
dinyatakan sebagai proyek yang layak, sekalipun salah satu proyek tersebut memiliki nilai PI
lebih kecil dari satu (NPV Negatif).
Cara yang sama perlu juga diterapkan jika digunakan kriteria investasi yang lain.
3. Proyek yang Saling Meniadakan
Dua atau lebih proyek disebut memiliki hubungan saling meniadakan (mutually
exclusive) jika terpilihnya salah satu usulan proyek yang tersedia menyebabkan tidak dapat
dipilihnya sisa usulan proyek yang lain. Misalnya, manajemen dihadapkan pada pilihan untuk
memilih salah satu dari kedua usulan proyek yang lebih memberikan tekanan pada proyek
yang lebih melibatkan teknelogi canggih dan pada modal atau proyek yang lebih
4
menggunakan criteria padat karya. Dalam situasi yang seperti itu, manajemen dipaksa untuk
memilih salah satu. Memilih keduanya hanya berarti pemborosan dana.
Pada situasi seperti ini, jika tidak ada persoalan keterbatasan dana pada tingkat biaya
modal yang konstan, maka kriteria ini selalu mengarah pada proses maksimalisasi nilai
perusahaan, perusahaan yang memilki NPV terbesar merupakan proyek yang dipilih.
Namun demikian, ini tidak berarti bahwa metode IRR tidak dapat digunakan sebagai
alat analisa pengembalian keputusan. Dengan sedikit melakukan modifikasi, yakni dengan
menghitung besarnya marginal internal rate of return-nya (MIRR), keputusan akhir yang
sama juga akan diperoleh. Dan untuk keperluan tersebut dapat digunakan prosedur sebagai
berikut:
a. Hitung besarnya IRR untuk semua proyek. Pisahkan antara proyek mana yang
memiliki IRR yang lebiih besar disbanding biaya modal (cost of capital / k) dan
proyek yang memiliki IRR lebih kecil dibanding k. proyek yang memilki IRR yang
lebih kecil daripada k tidak relevan.
b. Urutkan proyek-proyek yang memilki IRR lebih besar dari k berdasarkan besarnya
dana yang dibutuhkan (capital outlays) dan berilah nomor urut 1, 2, 3, ….dan
seterusnya sampai dengan n.
c. Anggap, untuk sementara waktu, proyek yang bernomor satu, yakni proyek yang
memiliki kebutuhan dana yang terkecil, sebagai proyek pilihan yang paling layak.
d. Hitung besarnya IRR atas dasar besarnya kebutuhgan dana marginal untuk proyek ke2. jika MIRR ini lebih besar daripada k, maka anggaplah kemudian proyek ke-2 ini
menjadi proyek yang paling layak. Proyek nomor 1 tidak relevan lagi. Jika MIRR ini
lebih kecil disbanding k, maka proyek yang nomor 1 masih tetap merupakan pilihan
dan proyek nomor 1 masih relevan.
e. Hitung besarnya MIRR untuk proyek ke-3 atas dasar besarnya kebutuhan dana
marginal dibanding (vis-à-vis) proyek yang masih dianggap sebagai proyek yang
layak dari tahapan perhitungan sebelumnya. Terus lakukan analisa seperti ini sampai
akhirnya ditemukan proyek yang benar benar layak.
Untuk memperjelas prosedur yang telah diuraikan tersebut, lihatlah contoh
perhitungan dibawah ini. Tersedia empat usulan proyek yang memiliki hubungan saling
meniadakan dan diketahui bahwa besarnya k sama dengan 10%. Keempat usulan proyek
tersebut memilki karestristik sebagai berikut:
5
Proyek
Kebutuhan Dana
Kas Masuk
IRR
NPV
1
Rp 1.000
Rp 1.200
20 %
Rp 31
2
Rp 2.000
Rp 2.350
17,5 %
Rp 136
3
Rp 3.000
Rp 3.420
14 %
Rp 109
4
Rp 4.000
Rp 4.600
15 %
Rp 131
Sumber: Suad Husnan (2005:297)
Jika hendak digunakan metode NPV, maka dengan jelas dapat diketahui bahwa
proyek ke-4 merupakan proyek yang paling layak, karena memilki nilai NPV positif terbesar.
Namun demikian, jika digunakan metode IRR, manajemen tidak dapat begitu saja memilih
proyek 1, sekalipun proyek tersebut memiliki IRR terbesar. Pertama, karena semua proyek
tersebut memiliki IRR yang lebih besar daripada k. Dan kedua, proyek tersebut memerlukan
kebutuhan dana yang berbeda. Untuk itu, jika hendak digunakan metode IRR, maka
diperlukan menghitung besar MIRR nya dengan hasil perhitungan sebagai berikut.
Pertama, Bandingkan proyek 2 dan 1, maka akan didapat besarnya kebutuhan dana
marginal sebesar Rp 1.000,- (Rp 2.000 dikurangi Rp 1.000) dan akan didapat aliran ksa
masuk marginal sebesar Rp 1.150 untuk masa satu tahun pertama usia proyek (Rp2.350
dikurangi Rp 1.200) MIRR dari aliran kas marginal ini (kas keluar dank as masuk) sama
dengan 15% karena MIRR ini lebih besar daripada k (yang hanya10%), maka proyek 2 lebih
layak dibanding proyek 1, dan proyek 2 untuk sementara dianggap sebagai pilihan, peroyek
ini tidak relevan lagi.
Kedua, Bandingkan proyek 3 dan 2, maka akan didapat dana marginal sebesar Rp
1.000 dan aliran kas masuk marginal sebesar Rp 1.070 MIRR untuk aliran kas marginal ini
sebesar 7%. Karena MIRR lebih kecil dibanding k, maka proyek 2 masih dianggap lebih
layak disbanding proyek 3. proyek 2 masih relevan.
Ketiga, Bandingkan proyek 4 dan 2, maka akan didapat aliran kas keluar sebesar Rp
2.250 MIRR untuk aliran kas marginal ini ditemukan sebesar 11,5%. Karena MIRR ini lebih
besar daripada k, maka proyek 4 dapat ditetapkan sebagai proyek yang lebih layak dibanding
proyak 2. oleh karena itu, proyek 4 merupakan pilihan akhir. Proyek 4 merupakan proyek
yang paling layak dibanding usulan proyek yang lainnya.
6
4. Keterbatasan Dana
Keterbatasan dana muncul kepermukaan ketika manajemen perusahaan menjumpai
situasi bahwa tidak semua usulan proyek yang memiliki NPV positif, IRR lebih kecil
daripada k dapat diambil untuk dilaksanakan karena ketidak cukupan dana yang tersedia
(capital budget constrain).
Dalam situasi demikian, sesungguhnya manajemen tidak dihadapkan pada persoalan
yang teramat pelik. Pertama, pertimbangkan berbagai kombinasi yang mungkin dari proyek
yang ada sesuai dengan batasan dana yang tersedia dengan berpedoman pada prinsip modal
menganggur terkecil, kemudian criteria investasi NPV (atau yang lain, jika mungkin) untuk
memilih berbagai alternative kombinasi yang tersedia. Kombinasi usulan proyek yang
memilki NPV terbesar diperlikan sebagai kombinasi proyek yang paling layak.
Jika tersedia kemungkinan untuk menunda pelaksanaan proyek, maka tundalah usulan
proyek yang memilki penurunan PI terkecil. Proyek yang memilki selain antara PI tahun
sekarang dan PI tahun yang akan datang adalah proyek yang memiliki peluang terbesar untuk
ditunda. Jika diperlukan penundaan lebih dari satu proyek, maka selisih PI terbesar
berikutnya yang mendapat giliran. Demikianlah prosesnya, sampai dana yang tersedia cukup
untuk melaksanakan proyek yang hendak dikerjakan untuk tahun ini saja.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kasus berikut ini. Contoh pertama merupakan
contoh pengambilan keputusan jika digunakan pendekatan waktu tunggal (single period
analisys), yakni ketika kesempatan menunda pelaksanaan proyek tidak tersedia sama sekali.
Contoh kedua membahas tentang pendekatan waktu ganda (multi period analisys) yakni
ketika manajemen memiliki kesempatan untuk menunda proyek pada tahun yang akan
datang.
a. Analisis Waktu Tunggal
Perusahaan Rainido memiliki dana sebesar Rp 1.000.000,- yang hendak diguanakan
untuk membiayai beberapa usulan proyek yang memiliki karakteristik berikut ini:
7
Proyek
1
Kebutuhan Dana
Rp 150.000,-
PI
0,97
2
Rp 175.000,-
1,16
3
Rp 125.000,-
1,14
4
Rp 400.000,-
1,125
5
Rp 100.000,-
1,05
6
Rp 200.000,-
1,09
7
Rp 100.000,1,19
Proyek 1 dan 4 merupakan proyek yang memiliki hubungan kontijensi, sementara
proyek 3 dan 7 memiliki hubungan yang saling meniadakan. Untuk semua usulan ini tidak
tersedia kesempatan untuk melakukan penundaan.
Jika hendak dilakukan pengambilan keputusan investasi tentang semua usulan proyek
tersebut, tahapan penyelesaian berikut ini perlu diikuti.
Langkah pertama yang perlu diambil adalah membandingkan jumlah dana yang
tersedia lebih besar, maka tidak ada persoalan. Tetapi ketika jumlah dana yang tersedia lebih
kecil, barulah persoalan dalam pengambilan keputusan manajemen muncul. Pada kasus
tersebut jumlah dana yang tersedia hanya Rp 1.000.000,-, sementara jumlah dana yang
dibutuhkan sebesar Rp 1.250.000,-. Karena dana yang dibutuhkan lebih besar dari pada
jumlah dana yang telah disediakan, maka persoalan penyusunan berbagai alternatif kombinasi
usulan proyek menjadi relevan.
Kedua, karena pada daftar usulan proyek ini terdapat proyek yang memiliki hubungan
tidak beres, maka persoalan tersebut perlu diselesaikan terlebih dahulu. Pertama, menghitung
terlebih dahulu PI integrasi dari proyek 1 dan 4 yang memiliki hubungan kontijensi,
kemudian juga perlu dipilih salah satu antara proyek 3 dan 7 yang memiliki hubungan saling
meniadakan. PI gabungan kombinasi 1 dan 4 adalah sebesar 1,17. Sedangkan untuk proyek
yang saling meniadakan, ususlan proyek bernomor 7 yang akan dipilih, karena memiliki PI
yang lebih besar dibanding proyek 3.
Dengan demikian karakteristik usulan proyek yang dihasdapi manajemen kini berubah
menjadi berikut:
Proyek
1+4
PI
1,17
Kebutuhan Dana
Rp 550.000,-
8
2
1,16
Rp 175.000,-
5
1,05
Rp 100.000,-
6
1,09
Rp 200.000,-
7
1,13 Rp 100.000,Jumlah
Rp 1.125.000,Karena dana yang dibutuhkan masih tetap lebih besar dibanding dana yang tersedia,
maka langkah berikutnya (ketiga) adalah membuat berbagai alternatif kombinasi dan
menentukan besarnya dana yang diperlukan untuk masing – masing kombinasi, sekaligus
meenegtahui adanya kemungkinan jumlah dana yang menganggur. Tahapan ini akhirnya
menghasilkan data baru berikut ini.
Kombinasi
A
Proyek
7,4 + 1,2,5
Kebutuhan Dana
Rp 325.000,-
Dana Menganggur
Rp 75.000,-
B
4 + 1,6,2,5
Rp 1.025.000,-
Rp 25.000,-
C
4 + 1,7,6,5
Rp 950.000,-
Rp 50.000,-
D
4 + 1,7,6,2
Rp 1.025.000,-
Rp 25.000,-
E
7,2,6,5
Rp 575.000,Rp 425.000,Dari data yang terbaru dapat dilihat bahwa kombinasi proyek B dan D tidak mungkin
dapat dilaksanakan, karena memerlukan dana yang lebih besar dari yang tersedia. Data
tersebut menjadi tidak relevan. Kombinasi C menunjukkan adanya jumlah dana menganggur
yang cukup besar dan oleh karena itu juga tidak relevan. Dengan kata lain, sampai dengan
tahap ini, data yang relevan hanyalah pada kombinasi A dan C. Secara sepintas, maka
alternatif C yang lebih layak, karena hanya menyisakan dana menganggur yang lebih kecil.
Namun demikian, karena pertimbangan utama pengambilan keputusan investasi
terletak pada usaha memaksimumkan nilai perusahaan, maka perlu dihitung terlebih dahulu
besarnya NPV untuk kedua kombinasi usulan tersebut, A dan C. Ini merupakan langkah akhir
untuk kedua kombinasi usulan tersebut. Kombinasi A memiliki NPV sebesar Rp 145.000,sementara kombinasi C memiliki nilai NPV sebesar Rp 135.500.
Oleh karena NPV kombinasi A lebih bear dibanding NPV kombinasi C, maka
manajemen seyogyanya menentukan bahwa kombinasi A merupakan pilihan yang paling
layak, sekalipun kombinasi ini menyisakan dana menganggur yang llebih besar dibanding
kombinasi C.
b. Analisis Waktu Ganda
9
Penadekatan waktu ganda dapat digunakan jika kesempatan untuk menunda
pelaksanaan proyek tersedia. Untuk keperluan ini diperlukan data tambahan berupa berapa
besarnya dana yang tersedia untuk tahun yang akan datang, dan besarnya PI untuk masing –
masing proyek pada periode tahun yang akan datang. Biasanya proyek yang tertunda adalah
proyek yang memiliki perubahan PI yang terkecil.
Untuk lebih jelasnya dapat diilihat pada kasus berikut ini. Sebuah perusahaan “Tiara”
menghadapi berbagai alternatif pemilihan usulan proyek yang memiliki karakterisitik berikut:
Proye
Kebutuhan Dana
PI Sekarang
PI Tahun Depan
Beda PI
k
1
Rp 150.000,-
1,15
1,13
0,02
2
Rp 150.000,-
1,13
1,10
0,03
3
Rp 150.000,-
1,11
1,04
0,06
4
Rp 150.000,1,08
1,04
0,04
Untuk tahun sekarang disediakan dana sebesar Rp 450.000,- sementara tambahan
dana yang tersedia untuk tahun depan sejumlah Rp 150.000,Untuk menganalisa kasus tersebut tersedia dua pendekatan, yakni pendekatan waktu
tunggal dan pendekatan waktu ganda. Kedua pendekatan ini sangat mungkin menghasilkan
keputusan manajemen yang berbeda. Jika digunakan analisis waktu tunggal, maka kombinasi
proyek yang ditinggalkan (proyek 4) memiliki nilai PI yang terkecil, sementara disaat yang
sama dana yang tersedia sekarang juga mencukupi untuk membiayainya.
Jika digunakan analisa waktu ganda, maka secara sepintas sesungguhnya dapat
diketahui bahwa seyogyanya proyek 1 yang ditunda, karena memiliki selisih PI yang terkecil
yakni hanya 0,02. Proyek ini dilaksanakan tahun depan.
Namun demikian, rasanya menghitung besarnya NPV yntyk masing – masing
kombinasi tetap diperlukan,yang terlihat sebagai berikut.
Tahun ini
1,2,3
Ditunda
4
NPV Tahun ini
Rp 58.500,-
NPV Total
Rp 64.500,-
1,3,4
2
Rp 61.000,-
Rp 66.000,-
1,2,4
3
Rp 54.000,-
Rp 61.500,-
10
2,3,4
1
Rp 48.000,Rp 67.500,Sehingga dapat disimpulkan, bahwa proyek yang memiliki beda PI terkecil yang
ditunda pelaksananya, sementara proyek 2,3, dan 4 diputuskan untuk dikerjakan sekarang.
Jika pilihan ini yang hendak diambil oleh manajemen, maka total NPV yang hendak
diperoleh adalah sebesar Rp 67.500,- yang merupakan jumlah NPV terbesar.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
11
Dapat disimpulkan tentang pembahasan berbagai situasi riil yang mungkin dijumpai
oelh manajemen dalam menggunakan kriteria investasi. Yang pertama tentang modifikasi
analisa yang diperlukan oleh manajemen jika dijumpai adanya proyek yang mempunyai
hubungan kontijensi. Untuk keperluan ini diperlukan data gabungan. Barulah kemudian
diterapkan kriteria investasi yang ada, baik NPV, PI, IRR, maupun payback.
Hubungan proyek ynag saling meniadakan, baik untuk proyek yang memiliki usia
sama maupun usia berbeda. Dalam situasi yang demikian, kriteria NPV lebih mudah
diterapkan. Namun demikian ini tidak berarti bahwa kriteria IRR tidak dapat digunakan.
Dalam membahas mengenai keterbatasan dana, didalamnya diperkenalkan dua
pendekatan, yakni pendekatan wktu tunggal (single period analisys) dan pendekatan waktu
ganda (multi period analisys). Kesemuanya menunjukkan bahwa kriteria NPV lebih luwes
dan canggih untuk diterapkan, dibanding dengan kriteria investasi yang lain.
2. Pendapat Kelompok
Menurut kelompok kami dalam menetukan keputusan ataupun kebijakan berkenaan
dengan proyek yang diusulkan maka sebaiknya pihak manajemen memperhitungkan dan
melaukan analisis dari hubungan antara proyek satu dan proyek lainnya yang diusulkan. Dan
dalam menentukan lanjut tidaknya suatu usulan proyek hendaknya pihak manajemen tidak
mengabaikan keputusan – keputusan Investasi khususnya NPV.
Daftar Pustaka
Kasmir, Jakfar, SE,MM, Studi kelayakan bisnis (edisi kedua), penerbit Kencana Prenada
Media Group, Jakarta. 2007
Suwarsono, Muhammad, Suad Husnan. Studi kelayakan proyek, penerbit UPP AMP YKPN
Jogjakarta, 2005
http://syaifulbahrizone.wordpress.com/2010/01/23/keterbatasan-dana-dan-hubungan-antarproyek/
13