Petaka SDA Rahim Kekerasan dan Konflik S

Zamrud Khatulistiwa
Petaka SDA, Rahim Kekerasan,
dan Konflik Sosial Masyarakat

Negara Hijau
• Zamrud khatulistiwa
• Tanam kayu tumbuh pohon
• “Negara yang diberkati oleh Tuhan

Petaka Alam
• Sejak awal kedatangan Portugis, Spanyol,
Belanda, hingga Jepang, semua itu
soal kekayaan alam
• Kekayaan alam mendorong
“penemuan benua baru”:
berpangkal pada eksplorasi,
berakhir pada eksploitasi

Perebutan Alam
• Era VOC  pendirian wilayah dagang
• Pendirian kota atau kawasan seringkali

dimulai dengan eksploitasi alam
• Perebutan seringkali memicu
perang

Rahim Kekerasan
• Kekayaan alam bersifat terbatas
• Eksploitasi sumber daya alam
membutuhkan tenaga kerja
• Munculnya kelas sosial di
masyarakat tempat di mana alam
dieksploitasi

Rahim Kekerasan
• Amanat UUD: SDA “dikuasai oleh Negara”
• Memudahkan pengaturan:
homogenisasi masyarakat
• Menghilangnya peran dan kultur
masyarakat  masyarakat agraris
ke masyarakat industrial kapitalis


Gesekan Komunal
• 1998 menjungkirbalikkan sendi kehidupan
• Arus balik: demokratisasi dan
otonomi
• Tuntutan bottom-up policy
 dari masyarakat, oleh
masyarakat, untuk masyarakat

Gesekan Komunal
• Kembalinya “adat” ke “rumah”: gampong
di Aceh, nagari di Sumbar
• Perang saudara, perang suku,
perang siapa?
• Eskalasi konflik horizontal,
di mana Negara?

Menyoal Peran Negara
• Konflik sosial, pembiaran oleh negara?
• Negara lumpuh, SDA milik siapa?
• Mantra sakti otonomi daerah:

PUTERA DAERAH

Jalan Terjal
• Fakta lama, tantangan baru: heterogenitas
masyarakat
• Kebijakan SDA: siapa yg untung,
siapa buntung?
• Mengembalikan adat ke rumah,
benarkah menjadi solusi?