Monitoring dan Sampling non statistik

MONITORING DAN
SAMPLING
Mirshad Aldiansyah

(134160092)

Vira Putri Pramesti

(134160109)

Danny Maulana

(134160118)

A. MONITORING
Monitoring merupakan suatu komponen penting
dalam suatu program IPM (Integrated Pest
Management). Hasil monitoring akan memberikan
informasi tentang populasi hama, lokasi dan kondisi
yang mendukung pertumbuhan hama.


Monitoring digunakan untuk:
– Mendetaksi populasi hama pada tahap dini, pada saat lebih mudah
untuk dikontrol.
– Mendapatkan pusat populasi hama dan membatasi
penyebarannya.
– Menilai besarnya populasi hama dan kerusakan yang
ditimbulkannya.
– Menentukan layout bangunan dan mencatat kondisi yang
mendukung timbulnya masalah hama.
– Mengevaluasi keberhasilan program pengendalian hama.

B.  SAMPLING
Sampling adalah langkah yang pertama dalam metode
pengelolaan hama, sedang metode penarikan contoh
tersedia cukup banyak, yang pada dasarnya digolongkan
kedalam dua golongan, yaitu secara acak dan sistematis.
Pemilihan metode penarikan contoh yang sesuai untuk
menduga populasi hama tertentu ditentukan oleh jenis
hama dan pola sebaran populasi hama tersebut.


Sampling biasanya dikerjakan untuk menduga kepadatan populasi OPT, tanaman terserang
hama atau penyakit dan kondisi lingkungan. Sebagai contoh hasil pengamatan dapat berupa :
– Jumlah serangga penghisap daun
– Jumlah tungau atau kutu daun pertanaman
– Jumlah ulat pengulung daun per tanaman
– Jumlah laba-laba per meter persegi
– Jumlah tunas tanaman yang terpotong oleh ulat
– Jumlah rumpun terserang penyakit virus gramini per meter persegi
– Jumlah tanaman yang terserang virusn lain (lebih dari 50 % luas daun ) permeter persegi

C. METODE PENGAMBILAN SAMPEL

– metode mutlak (absolut)
– metode nisbi (relatif)
– indeks populasi.

D. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAMBILAN
SAMPEL UNTUK PENELITIAN DAN
PENGENDALIAN HAMA
Penentuan Unit Sampel

Penentuan Interval Pengambilan
Sampel
Penentuan Banyak dan Ukuran Sampel
Desain Atau Pola Pengambilan Sampel
Mekanik Pengambilan Sampel

1. Penentuan Unit Sampel
Unit contoh merupakan unit pengamatan terkecil. Sebelum
ditetapkan unit contoh perlu diketahui sifat sebaran spasial dan
temporal serangga yang diamati, dan sebaran serangga antar bagian
tanaman. Kriteria unit contoh:
– Setiap unit dalam universum harus mempunyai peluang yang
sama untuk terpilih sebagai contoh
– Ukuran harus stabil dan tidak dipengaruhi perubahan habitat
– Harus ada cara untuk mengubah unit contoh ke unit area
– Mudah dikerjakan di lapang
– Harus ada keseimbangan varians dan biaya pengambilan contoh

2. Penentuan Interval Pengambilan
Sampel

Interval pengambilan sampel adalah jarak waktu pengamatan
yang satu dengan waktu pengamatan berikutnya pada petak
pengamatan yang sama. Faktor yang perlu diperhatikan :
– Tingkat tumbuh tanaman
– Daur hidup serangga yang diamati
– Tujuan pengambilan sampel
– Cuaca

3. Penentuan Banyak dan Ukuran Sampel

Jumlah unit contoh dapat menentukan kualitas hasil
pengamatan dimana ukuran sampel optimal sama dengan
jumlah unit sampel yang harus diambil pada setiap kali
waktu pengamatan sehingga diperoleh kesimpulan benar
dan dapat dipercaya. Ukuran sampel dipengaruhi oleh 2
komponen:
– Varians, yang menjelaskan distribusi data sampel
– Biaya pengambilan data sampel

4. Desain atau Pola Pengambilan Sampel. 


- Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
- Acak Berlapis (Stratified Random Sampling)
- Sistematik Sampel

5. Mekanik Pengambilan
Sampel
Segala teknik atau cara untuk memperoleh dan mengumpulkan serta
menghitung individu serangga yang diamati atau bahan yang ditinggalkan
oleh serangga tersebut pada unit sampel yang telah ditentukan.
Penetapan mekanik sampling perlu mempertimbangkan:
– Instar yang ingin kita kumpulkan
– Biologi dan perilaku serangga
– Jenis Tanaman
– Tingkat Tumbuh Tanaman
– Faktor lingkungan fisik
– Ketersediaan biaya pengamatan

Langkah-langkah Mekanik
Pengambilan Contoh

a. Pengumpulan serangga
– Langsung dengan tangan, jaring ayun, perangkap serangga
– Tidak langsung dengan mengumpulkan contoh medium
b. Ekstraksi Serangga
– Mengambil langsung dengan tangan
– Metode mekanik (ayakan tanah, pengapungan, penyikatan rambut)
– Metode khemis (fumigant, repelen, anestetik)
– Metode perilaku (cahaya, panas)

c. Perhitungan Serangga
– Perhitungan langsung pada seluruh individu yang terkumpul dari
setiap unit sampel
– Menimbang atau mengukur volume serangga yang terkumpul
karena jumlahnya yang terlalu banyak dan ukuran yang kecil
(perlu ada rumus konversi dari unit volume menjadi unit
individu)

E. HUBUNGAN ANTARA
PENGAMBILAN SAMPEL DAN
PROGRAM PEMANTAUAN

Pengambila
n Keputusan

Tindakan
Aksi

Pemantauan

AgroEkosistem

Dalam pengamatan dan pengambilan sampel ada dua
syarat yang harus diperhatikan yaitu:
– Praktis (artinya mudah dikerjakan, tidak memerlukan alt
dan bahan yang mahal, dan tidak memakan waktu lama)
– Dapat depercaya (artinya dapat mewakili gambaran
populasi yang sebenarnya)

F. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KESALAHAN
PENGAMBILAN SAMPEL

1. Sifat dan Keterampilan Petugas Pengaman
2. Keadaan Lingkungan Setempat
3. Sifat Sebaran Spasial Serangga

-T ERIMAKASIH-