Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan dan P

Kurikulum
Pendidikan
Pengembangannya

Kewirausahaan

dan

Untuk jenjang pendidikan dasar hingga menengah, bahkan untuk PAUD dan jalur
pendidikan non formal. Sebagaimana kita ketahui bahwa Pendidikan Kewirausahaan
dapat dijadikan sebagai sarana untuk membangun karakter bangsa, sehingga perlu
dilakukan pembaruan kurikulum Pendidikan Kewirausahaan yang disesuaikan
dengan
kondisi
bangsa
Indonesia
saat
ini.

Hakekat Pendidikan Berbasis Kewirausahaan
Keunggulan suatu bangsa terkait dengan kemampuan daya saingnya dengan

bangsa-bangsa lain. Untuk dapat berkompetisi tentu diperlukan keunggulankeunggulan, baik keunggulan kompetitif (kemampuan SDM) dan komparatif (terkait
dengan
sumber
daya
alam
yang
tersedia).
Daya saing mengacu pada kemampuan bersaing seseorang, kelompok, masyarakat
atau bangsa terhadap individu, kelompok, masyarakat, atau bangsa lain yang
berkaitan dengan nilai berkompetisi terhadap pesaingnya.
Upaya Pemerintah dalam menyempurnakan sistem pendidikan antara lain dapat
dilihat dari disahkannya UU No: 20 tahun2003 tentang SISDIKNAS dan PP No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah memberikan banyak ruang
bagi lembaga pendidikan untuk membuat dan mengelola kurikulumnya sesuai
dengan tensi dan kompentensi wilayah/ lingkungan yang dimilikinya.
Kesempatan ini hendaknya dapat dimanfaatkan oleh setiap sekolah atau pihak
pemerintah setempat untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang lebih
terarah, cakap dan terampil. Hal ini berkaitan erat dengan kurikulum yang disusun
di sekolah guna menjawab masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui kurikulum berbasis wirausaha. Pendidikan berbasis kewirausahaan adalah

proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan
pemeliharaan perilaku dan sikap.
Kurikulum yang dibuat harus mengacu kepada kebutuhan daya saing bangsa, serta
visi dan misi sekolah dalam menghasilkan lulusan. Perubahan visi dan misi
diperlukan dalam rangka menghasilkan lulusan yang mampu meningkatkan daya
saing bangsa, yaitu lulusan-lulusan yang bukan sekedar mencari kerja tetapi lulusan
yang juga mampu menciptakan peluang kerja.
Memang tidak semua bidang ilmu saat ini dapat diaplikasikan di dunia nyata apalagi
dunia usaha, maka tantangannya ini adalah mendesain kurikulum yang berbasis
wirausaha. Kurikulum berbasis kewirausahaan diharapkan dapat menjadi kurikulum
kunci yang akan menjadi ukuran keberhasilan sekolah menciptakan lulusan yang
berdaya saing tinggi dipasar kerja.
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah khususnya
Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangun dan
mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovati, sportif dan wirausaha.
Program pendidikan kewirausahaan ini dikaitkan dan diintegrasikan dengan
program-program lain, seperti pendidikan karakter, pendidikan ekonomi kreatif dan

pendidikan
kewirausahaan

ke
dalam
kurikulum
sekolah.
Untuk membangun semangat kewirausahaan dan memperbanyak wirausahawan,
Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 tentang
Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Instruksi
ini mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk
mengembangkan
program-program
kewirausahaan.
Selanjutnya, dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif (PEK) tahun 20102014, yakni pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas,
keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta
individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Sistem pembelajaran saat ini belum sepenuhnya secara efektif membangun peserta
didik memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa termasuk karakter wirausaha. Hal
ini antara lain ditunjukkan dengan jumlah pengangguran yang relatif tinggi, jumlah
wirausaha yang masih relatif sedikit, dan terjadinya degradasi moral.
Kebijakan untuk menanggulangi masalah ini terutama masalah yang terkait dengan

kewirausahaan antara lain dapat dilakukan dengan cara menanamkan pendidikan
kewirausahaan ke dalam semua mata pelajaran, bahan ajar, ekstrakurikuler, dan
kegiatan pengembangan diri, mengembangkan kurikulum pendidikan yang
memberikan muatan pendidikan kewirausahaan yang mampu meningkatkan
pemahaman tentang kewirausahaan, menumbuhkan karakter dan keterampilan
berwirausaha, dan menumbuhkan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah.
Ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai yang
seharusnya dimiliki oleh peserta didik dan warga sekolah yang lain. Implementasi
dari nilai-nilai pokok kewirausahaan tersebut tidak secara langsung dilaksanakan
sekaligus oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama implementasi nilai-nilai kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok,
yaitu:
1. Mandiri, merupakan sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
2. Kreatif, merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atas hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada
3. Berani mengambil resiko, adalah kemampuan seseorang untuk menyukai
pekerjaan yangmenantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja
4. Berorientasi pada tindakan yaitu mengambil inisiatif untuk bertindak, dan

bukan menunggu, sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki terjadi.
5. Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka
terhadap saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama, dan mengarahkan
orang lain
6. Kerja keras, merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalammenyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai hambatan.
Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (internalisasi) kewirausahaan
tersebut kepada semua sekolah secara seragam, namun setiap jenjang satuan

pendidikan dapat menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan yang lain secara
mandiri sesuai dengan keperluan sekolah.
Kualitas pendidikan harus terus menerus ditingkatkan. Kualitas pendidikan terkait
dengan kualitas proses dan produk. Kualitas proses dapat dicapai apabila proses
pembelajaran berlangsung secara efektif dan peserta didik dapat menghayati dan
menjalani proses pembelajaran tersebut secara bermakna. Kualitas produk tercapai
apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap
tugastugas belajar sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan dan tuntutan
dunia
kerja.
Untuk itu perlu diterapkan pendidikan kewirausahaan di seluruh tingkatan/ jenjang

pendidikan. Adapun jenjang pendidikan yang menjadi sasaran program pendidikan
kewirausahaan adalah satuan pendidikan mulai dari pendidikan usia dini hingga
pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal (PAUD/TK, SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK, hingga PNF). Melalui program ini
diharapkan lulusan peserta didik pada semua jenis dan jenjang pendidikan, dan
warga sekolah yang lain memiliki jiwa dan spirit wirausaha.