Sosiologi dan sosiologi sastra pak

HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
Oleh :
Faradina Lestari W P (12511691)
Ines Heriyanti (13511629)
Iqbal Yunus P (13511664)
Muhammad Rizki Osfaldo (14511961)
Muhammad Firmanudin (17511847)
Suari Adiwenawati (16511906)
Featuring : Ryo Mahyuda

Introduction

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan
terlepas dengan suatu proses yang dinamakan
interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial
manusia juga akan cenderung membentuk
kelompok-kelompok tertentu demi mencapai
tujuan yang diinginkan. Interaksi tidak hanya
terjadi antara individu yang satu dengan
individu yang lain, tetapi juga bisa terjadi
antara satu individu dengan kelompok individu,

atau
antara
kelompok
individu
dengan
kelompok individu lain.

Di dalam mempelajari hubungan antarkelompok,
terdapat beberapa dimensi hubungan. Dimensi itu
antara lain adalah dimensi sejarah, dimensi demografi,
dimensi sikap, dimensi institusi, dimensi gerakan sosial,
dan dimensi tipe utama hubungan antarkelompok.
Suatu hubungan antarkelompok yang paling sering
menjadi sorotan adalah hubungan mayoritas-minoritas.
Hubungan antara kelompok (Intergroup) sesungguhnya
memiliki peran dalam membentuk formasi, memelihara
dan membuat aktifitas dalam kelompok sosial. Namun
demikian Brewer menjelaskan bahwa secara umum
sebaiknya tidak hanya berbicara tentang kelompok saja
tetapi tentang hubungan antara anggota dalam

kategori sosial dalam skala yang lebih besar, seperti
Negara, ras, klas dan sex, agama, pekerjaan dan mukin
juga angkatan perang

Dimensi Hubungan Antarkelompok.
1). Dimensi sejarah
Dimensi ini mengarahkan kajian kepada masalah tumbuh
dan berkembangnya hubungan antarkelompok. Kapan dan
bagaimana terjadinya kontak pertama antara kelompok
satu dengan kelompok yang lain yang kemudian
berkembang menjadi hubungan dominasi kelompok
terseut terhadap kelompok lainnya. Menurut Noel (1968),
stratifikasi etnik dapat terjadi dengan tiga prasyarat:
etnosentrisme, persaingan, dan perbedaan kekuasaan.
Tiga prasyarat ini tidak bisa dipisahkan karena apabila
satu prasyarat saja tidak terpenuhi, stratifikasi tidak akan
terjadi. Kemudian stratifikasi jenis kelamin juga memilik
sejarahnya. Stratifikasi ini pada awalnya terjadi karena
perbedaan kekuatan fisik yang akhirnya memunculkan
dominasi dan eksploitasi kaum laki-laki terhadap

perempuan. (Kamanto Sunarto, 2004: 147-148)

2). Dimensi institusi
Institusi berfungsi sebagai pengendalian sosial, sikap dan
hubungan antarkelompok. Namun begitu, institusi juga bisa
menghilangkan pola hubungan tersebut. Contohnya adalah
kebijakan apartheid yang dicanangkan di Afrika Selatan
pada masa lampau, merupakan kebijakan yang ditegakkan
oleh institusi politik dan ekonomi.
3). Dimensi gerakan sosial
Kajian dalam sudut pandang ini memperhatikan berbagai
gerakan sosial yang sering terjadi karena dilakukan oleh
suatu kelompok tertentu karena pengaruh dominasi dan
kekuasaan. Kelompok-kelompok tertentu yang didominasi
oleh kelompok lain akan berusaha melakukan gerakan
pembebasan. Sebagai contoh adalah gerakan Black
Panthers di Amerika Serikat dan gerakan pembebasan
perempuan (Woman’s Liberation Movement).

4). Dimensi sikap

Hubungan antarkelompok akan menimbulkan perwujudan
sikap berupa prasangka (prejudice). Sikap ini merupakan istilah
yang mengacu kepada sikap bermusuhan karena kelompok lain
memiliki suatu ciri yang tidak menyenangkan, namun dugaan ini
tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman, atau bukti
yang cukup konkret.
Konsep yang erat kaitannya dengan konsep prejudice
adalah stereotip. Stereotip merupakan citra yang kaku terhadap
suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa
memperhatikan kebenaran dari citra tersebut. Dengan kata lain,
stereotip tidak mengindahkan fakta-fakta yang bersifat objektif.
Sebagai contoh adalah stereotip orang Amerika terhadap orang
Polandia, yang menganggap orang Polandia tersebut kotor,
bodoh, tidak berpendidikan. Hal ini disebabkan orang Polandia
yang bermigrasi pada abad ke-19 adalah petani yang tidak
berpendidikan.

A. Mayoritas dan Minoritas
Kinloch berpendapat bahwa kelompok orang yang
disebut sebagai mayoritas adalah orang-orang yang memiliki

kekuasaan, menganggap dirinya normal dan memilik derajat
lebih tinggi. Sedangkan kelmpok lain yang dianggap sebagai
kelompok minoritas adalah mereka yang tidak memiliki
kekuasaan, dianggap lebih rendah karena memiliki ciri
tertentu: cacad secara fisik ataupun mental sehingga mereka
mengalami eksploitasi dan diskriminasi.
Konsep mayoritas disini didasarkan oleh dominasi
kekuasaan, bukan dominasi oleh jumlah anggota. Kelompok
mayoritas bisa saja berjumlah lebih kecil daripada minoritas.
Sebagai contoh adalah saat politik apartheid dicanangkan di
Afrika Selatan, jumlah orang berkulit putih lebih sedikit
daripada jumlah orang berkulit hitam. Akan tetapi kelompok
kulit putih memiliki kuasa terhadap kelompok kulit hitam.

Ciri-ciri Hubungan Antar Kelompok
1.Eksploitasi
Keunggulan
dalam
hal
ciri-ciri

fisik
pernah
mengakibatkan eksploitasikelompok orang kulit putih
terhadap orang kulit hitam di berbagai belahandunia.
Bentuk eksploitasi itu berupa perbudakan. Pada saat ini,
keunggulanekonomi
dan
budaya
yang
banyak
menyebabkan terjadinya dominasi kelompok mayoritas
terhadap minoritas.
Masyarakat maju yang kuat secara ekonomicenderung
menguasai masyarakat miskin. fenomena itu tampak
dengan jelaspada hubungan antara kelompok negaranegara maju dengan negara-negaraterbelakang. Apabila
secara
ekonomi
sudah
dominan,
pada

umumnya
aspek budaya pun akan dominan.

2.Diskriminasi
Diskriminasi adalah perlakuan yang berbeda yang dialami
seseorang atausekelompok orang mengenai hal-hal tertentu.
Misalnya, secara fisik kaum wanitadianggap lemah dan
emosional dibandingkan dengan kaum pria. Keadaan inimembuat
kaum wanita mengalami diskriminasi dalam hal memperoleh
pen-didikan dan pekerjaan atau jabatan. Diskriminasi tidak hanya
dialami kelompok  wanita, tetapi juga para penderita cacat,
penderita penyakit AIDS, penganutagama, atau etnik tertentu.
Diskriminasi dapat dialami oleh individu, dan dapat pula
dialami oleh ke-lompok sosial. Penderita AIDS yang dikucilkan
masyarakat atau dikeluarkandari pekerjaan adalah diskriminasi
terhadap individu, sedangkan kebijakan ke-lompok sosial
(organisasi
atau
negara)
yang

hanya
menguntungkan
kelompok tertentu dan merugikan kelompok lain adalah bentuk
diskriminasi kelompok terhadap kelompok sosial lain.

3. Segregasi
Segregasi merupakan pemisahan kelompok sosial
berdasarkan tradisi atauhukum. Kelompok yang mengalami
perlakuan ini biasanya berbeda dalam halasal-usul etnik,
agama, kesejahteraan, atau kebudayaan. Segregasi dapat
terjadi dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Misalnya,
dalam hal memperolehperumahan, pendidikan, pekerjaan, dan
penggunaan berbagai fasilitas umum(sarana transportasi,
rumah makan, dan lain-lain).Salah satu wujud segregasi
yangada di Indonesia adalah rintanganperkawinan antarsuku,
dan antar-kelompok sosial.
Beberapa
suku
diIndonesia
masih

melarang
terjadinyaperkawinan antarsuku, misalnyamasyarakat Batak
tradisional. Demikian juga halangan perkawinanantara kelas
sosial yang berbeda.Misalnya, orang kaya cenderung
menikahkan anaknya dengan sesamaorang kaya.  

4.Difusi
Tidak ada satu masyarakan pun yang benar-benar
terisolasi sehingga tidak pernah berhubungan dengan
masyarakat lain. Pada saat terjadi kontak itulahterjadi proses
saling meminjam unsur budaya. Dengan cara demikian,
akhirnyaunsur-unsur dan pola-pola budaya cenderung
menyebar dari suatu masyarakatke masyarakat lain. Proses
penyebaran unsur dan pola kebudayaan seperti inidisebut
difusi.
Ada dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat,
dan difusi antarmasyarakat. Difusi intramasyarakat terjadi
bila unsur kebudayaan yang tersebar berasal dari masyarakat
itu sendiri, sedangkan difusi antarmasyarakat terjadi bila ada
kontak antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Dinamika sosial pada umumnya terjadi akibat adanya difusi.

Difusi berlangsung secara dua arah, saling
memberi dan saling menerima. Namun,umumnya
masyarakat dengan teknologi lebih sederhanalah yang
lebih banyak menyerap unsur budaya dari masyarakat
yang lebih maju.
Demikian pula, kelompok sosial berstatus rendah
lebih banyak menyerap unsur budaya dari kelompok
sosial berstatus tinggi. Difusi disertai seleksi dan
modifikasi. Jadi unsur budaya yang diserap tidak selalu
sama persis dengan aslinya. Dengan bantuan teknologi
komunikasi dan sarana transportasi yang telah
berkembang maju seperti sekarang ini, proses difusi tidak
harus melalui kontak langsung dengan sumber aslinya.

5.Asimilasi
Kontak budaya juga terjadi melalui perpindahan
orang dari suatu masya-rakat ke masyarakat lain sehingga
menimbulkan proses asimilasi. Asimilasi terjadi bila

kebudayaan masyarakat yangdidatangi bersifat dominan.
Dalam keadaan seperti itu, cara-cara dan tradisi-tradisi yang
dibawa dari kelompok pendatang akan menjadi bagian dari
kebudayaan yang mendominasi.
Oleh karena itu, proses asimilasi membuat
kelompok minoritas menjadi lebur karena anggota-anggota
kelompok kehilangan beberapa ciri budayanya. Sementara
itu, masyarakat yang didatangi menerima unsur-unsur baru
dalam kebudayaannya. Unsur baru hanya memperkaya
variasi, namun dapat pula menjadi penyebab perubahan
yang cukup nyata di masyarakat.

6.Akulturasi
Pada saat pertama kali terjadi kontak antara dua
kelompok sosial yangmemiliki kebudayaan berbeda
dan kemudian terus-menerus berhubungan, ter-jadilah
pertukaran unsur-unsur kedua kebudayaan itu. Proses
ini disebut akulturasi. Akulturasi juga terjadi jika suatu
bangsa menjajah atau menaklukkan bangsa lain.
Hubungan
perdagangan
juga
mengakibatkan
akulturasi.
Dalam akulturasi, kecuali terjadi penyerapan unsurunsur budaya juga terjadi pencampuran unsur-unsur
budaya. Unsur yang sering bercampur antara lain
bahasa,cara dan model busana, tarian, musik, resep
makanan, dan berbagai peralatan.

Misalnya kita sebagai orang Indonesia telah lama
menyerap unsur budaya dalam
bentuk model
berpakaian ala dunia Islam dan ala Barat, begitu juga
dengan bahasa Indonesia yang banyak menyerap dari
berbagai bahasa lain (Sansekerta,Belanda, Arab, Cina,
Inggris, dan lain-lain).
Melalui akulturasi, bagian-bagian tertentu dari
salah satu atau kedua kebudayaan kelompok sosial yang
membaur terjadi perubahan. Akan tetapi,keberadaan
kelompok-kelompok sosial itu masih berbeda nyata.

7.Paternalisme
Paternalisasi terjadi pada saat Indonesia dijajah oleh
Belanda. Orang Belanda sebagai kelompok pendatang telah
menjajah Indonesia selama 350 tahun. Awal mulanya,mereka
mendirikan perusahaan dagang, lama-kelamaan mendirikan
benteng dan menaklukan raja-raja pribumi. Jumlahnya yang
sedikit (minoritas) tidak mungkin mampu mengontrol wilayah
yang demikian luas (jauh lebih luas dari negeri Belanda sendiri).
Raja-raja pribumi masih diberi kekuasaan terhadap
penduduk, akan tetapi raja-raja itu harus mengakui kedaulatan
Belanda sebagai penjajah. Paternalisme juga sering dijadikan
pola kerja sama antara pengusaha besar dengan pengusaha
kecil. Pengusaha besar memberi bantuan modal dan jaringan
pemasaran kepada pengusaha kecil. Dalam istilah hubungan
seperti itu pengusaha besar disebut bapak angkat sedangkan
industri kecil disebut anak asuh.

Kesimpulan
 Hubungan antarkelompok terwujud karena adanya
interaksi suatu kelompok dengan kelompok lain.
 Adanya kriteria persamaan jenis, ciri fisik, budaya,
dan kepentingan menjadikan suatu kelompok lebih
solid dan terikat
 Keterikatan seseorang terhadap aturan-aturan
kelompok yang mereka ikuti menimbulkan suatu
pandangan dan sikap terhadap kelompok lain, yang
mana aturan itu sendiri ada disebabkan oleh konsep
prasangka dan konsep stereotip
 Stereotip suatu kelompok terhadap kelompok lain
cenderung bersifat negatif.

Kesimpulan
 Pengaruh dari Luar Kelompok (Eksternal)
Tidak ada satu kelompok sosial pun yang terbebas dari
pengaruh kelompok lain. Ini berarti terjadi hubungan
dengan kelompok lain. Hubungan itu menimbul-kan
pengaruh terhadap masing-masing kelompok. Pengaruh
yang
terjadi
bersifatdua
arah
(saling
memengaruhi).Hubungan antarkelompok dapat bersifat
asosiatif atau justru disasosiatif.
Hubungan yang saling mendukung atau bekerja sama
akan menimbulkan semakinkokohnya struktur dan
keutuhan
kelompok,
sedangkan
konflik
dengan
kelompok lain dapat menyebabkan dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama akan ter- jadi kehancuran, dan
kemungkinan kedua justru akan membuat semakin
kokoh.

Terima Kasih