Makalah Genetika Ikan Sifat Seksual Prim

MAKALAH

AQUACULTURE ENGINEERING
SISTEM BUDIDAYA TERBUKA DAN TERTUTUP

Oleh: KELOMPOK II
Fara Balqisyah
(201310260311045)
Danial Arif
(201310260311052)
Rohmat Syaivudin M.S (201310260311069)
Ari Ahmad Kurniawan (201310260311073)
Ainul Yaqin Zain
(201310260311080)

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

1


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asal mula kegiatan akuakultur tidak diketahui secara pasti kapan dan oleh
siapa dimulai. Tetapi yang pasti, kegiatan akuakultur atau budidaya biota air kini
telah banyak diketahui dan dipraktekan oleh penduduk dunia, terutama yang
mendiami daerah dataran rendah, sekitar daerah aliran sungai, waduk, danau. dan
pantai. Bahkan pada era globalisasi saat ini, kegiatan pemeliharaan biota air telah
merambah ke masyarakat yang mendiami daerah perkotaan, di dalam rumah
sederhana sampai di rumah mewah, dari toko kelontong sampai ke pusat
perbelanjaan (mall). Kegiatan akuakultur tersebut dilakukan oleh masyarakat yang
sekedar ikut-ikutan dan tanpa pengetahuan yang memadai hingga oleh orangorang yang betul-betul mendalami, menekuni, dan mempunyai bekal pengetahuan
yang mendasar tentang akuakultur. Berbekal pengetahuan yang memadai itulah
biasanya pembudidaya biota air akan berhasil menikmati hasil kegiatan
budidayanya, baik sebagai pengembangan kegemaran (hobby), penghasil bahan
pangan untuk keluarga, maupun sebagai sumber penghasilan. Sebagai hobby
misalnya pemeliharaan biota air pada akuarium dan sebagai penghasil pangan
untuk keluarga misalnya budidaya skala keluarga pada ikan lele dan belut; dan
sebagai sumber penghasilan misalnya budidaya skala komersial pada ikan lele,

gurameh, bandeng, udang dan kerapu.
Produksi perikanan dunia dari sektor akuakultur cenderung terus
meningkat. Peningkatan produksi hasil usaha akuakultur tersebut sangat penting
artinya untuk kawasan Asia yang mayoritas padat penduduk dengan tingkat
penghasilan per kapita relatif rendah. Meskipun kegiatan budidaya biota air telah
banyak dipraktekan oleh masyarakat Indonesia, namun pengetahuan dasar tentang
budidaya biota air kadang-kadang belum banyak diketahui dan dipahami. Oleh
karena ltu, pada tulisan ini akan disajikan secara nngkas tentang pengetahuan
dasar akuakultur, khususnya terkait dengan sistem budidaya terbuka dan sistem
budidaya tertutup.

2

1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan sistem produksi terbuka dan sistem
produksi tertutup?
2) Bagaimana ciri-ciri sistem produksi terbuka dan sistem produksi
tertutup?
3) Bagaimana perbedaan antara sistem budidaya terbuka dan tertutup?
4) Bagaimana kelebihan dan kekurangan sistem budidaya terbuka dan

tertutup?
5) Apa saja yang termasuk sistem budi daya terbuka dan sistem budi daya
tertutup?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sistem produksi terbuka dan
sistem produksi tertutup.
2) Untuk mengetahui ciri-ciri sistem produksi terbuka dan sistem
produksi tertutup.
3) Untuk mengetahui perbedaan antara sistem budidaya terbuka dan
tertutup.
4) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem budidaya terbuka
dan tertutup.
5) Untuk mengetahui yang mana termasuk sistem budidaya terbuka dan
sistem budi daya tertutup.

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Budidaya Terbuka dan Tertutup

Sistem budidaya terbuka (open system) adalah sistem dimana interaksi
antara ikan unit budidaya dengan lingkungan perairan tersebut berlangsung
hampir tanpa pembatasan. Biasanya unit-unit budidaya ditempatkan di badan
perairan (sungai, saluran irigasi, danau, waduk dan laut). Sistem ini juga biasa
disebut Water-base aquaculture. (...,... ). Sistem akuakultur terbuka merupakan
sistem yang paling tua dan masih banyak dipakai sampai saat ini. Pada sistem ini
biota ditempatkan di alam terbuka seperti teluk dan danau. Arus air yang mengalir
secara alami akan membawa oksigen kelokasi budidaya, mengangkut dan
membuang kotoran keluar dari lokasi budidaya, bahkan juga membawa makanan
ke tempat dimana biota dipelihara. (...,...)
Sistem budidaya tertutup adalah satu sistem budidaya dimana unit-unit
budidaya berlokasi di daratan dengan pengambilan sumber air dari perairan
di dekatnya sehingga ada pembatasan antara unit budidaya dengan perairan
minimal oleh pematang. Sistem ini biasanya juga disebut land-base aquaculture
(...,..). Sistem ini merupakan sistem budidaya yang hampir tidak atau hanya
sedikit melakukan penggantian air. Air yang digunakan pada sistem ini mengalami
penanganan khusus untuk mempertahankan agar kualitasnya selalu terjaga baik
dan memenuhi syarat untuk budidaya. (...,..)

2.2 Macam-Macam Hermaprodit

2.2.1 Hermaprodit Sinkron
Hermaprodit sinkron/simultaneous, dalam gonad individu terdapat sel
kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap
untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit jenis ini ada yang dapat mengadakan
pembuahan sendiri dengan mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi
oleh sperma dari individu yang sama, ada juga yang tidak dapat mengadakan
pembuahan sendiri. Ikan ini dalam satu kali pemijahan dapat berlaku sebagai
jantan dengan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain,
dapat pula berlaku sebagai betina dengan mengeluarkan telur yang akan dibuahi
sperma dari individu lain. Di alam atau akuarium yang berisi dua ekor atau lebih
4

ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah. Ikan yang berfase betina
mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah berpijah hilang warnanya
dan berubah menjadi ikan jantan. Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu ikanikan dari Famili Serranidae. Ikan yang tidak mengadakan pembuahan sendiri,
dalam satu kali pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat pula
sebagai ikan betina. Contoh Serranus cabrilla dan Hepatus hepatus serta
Serranus subligerius, Serranus cabrilla.

2.2.2 Hermaprodit protandrous.

Ikan ini mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase
jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah
ovarium dan daerah testis, tetapi jaringan testis mengisi sebagian besar gonad
pada bagian lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan dapat
mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya membesar dan testis
mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis sudah tereduksi sekali sehingga
sebagian besar dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, sehingga
ikan berubah menjadi fase betina. Contoh ikan yang termasuk H. Protandri : Lates
carcariver, Sparus auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan Pagellus
mormyrus.

2.2.3 Hermaprodit Protoginynous.
Keadaan

yang

sebaliknya

dengan


hermaprodit

protandri.

Proses

diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke fase jantan. Pada beberapa ikan
yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan
ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testisnya berkembang. Salah satu
spesies ikan di Indonesia yang sudah dikenal termasuk ke dalam golongan
hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah (Monopterus albus) dan ikan kerapu
Lumpur (Epinephelus tauvina). Ikan ini memulai siklus reproduksinya sebagai
ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan jantan yang
5

berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa juvenile yang hermaprodit, masa
betina yang berfungsi, masa intersek dan masa terakhir masa jantan yang
berfungsi. Pada ikan-ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya
Halichieres sp. terdapat dua macam jantan yang berbeda. Ikan jantan pertama
terlihatnya seperti betina tetapi tetap jantan selama hidupnya, sedangkan jantan

yang kedua ialah jantan yang berasal dari perubahan ikan betina. Pada ikan-ikan
yang mempunyai dua fase dalam satu siklus hidupnya, pada tiap-tiap fasenya
sering didapatkan ada perbedaan baik dalam morfologi maupun warnanya.
Keadaan demikian menyebabkan terjadinya kesalahan dalam mendeterminasi ikan
itu menjadi dua nama, yang sebenarnya spesies ikan itu sama. Misalnya pada ikan
Larbus ossifagus ada dua individu yang berwarna merah dan ada yang berwarna
biru. Ternyata ikan yang berwarna merah adalah ikan betina, sedangkan yang
berwarna biru adalah ikan jantan.
Hermaprodit

protandri

dan hermaprodit

protogini

sering disebut

hermaprodit beriring. Pada waktu ikan itu masih muda mempunyai gonad yang
berorganisasi dua macam seks, dimana terdapat jaringan testes dan ovarium yang

belum berkembang dengan baik. Proses suksesi kelamin dari satu populasi
hermaprodit protandri atau protogini terjadi pada individu yang berbeda baik
menurut ukuran atau umur, tetapi merupakan suatu proses yang beriring. Pada
ikan Gobi didapatkan setelah suksesi itu satu proses yang kembali kepada keadaan
fase yang pertama.

2.3 Definisi Sifat Seksual Primer Dan Sekunder
2.3.1 Sifat Seksual Primer
Sifat seksual primer pada ikan di tandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya
pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan.
Ovarium memanjang dan kompak. Ovarium terdiri dari oogonia dan jaringan
penunjang atau stroma.

Mereka tergantung pada bagian atas rongga tubuh

dengan perantaraan mesovaria, di bawah atau di samping gelembung renang
(jika ada). Ukuran dan perkembangannya pada rongga tubuh bervariasi dengan
6


tingkat kematangannya. Pada keadaan matang , ovarium bisa mencapai 70 %
dari berat tubuhnya. Sebagian besar pada 98 waktu masih muda warna keputihputihan dan menjadi kekuning-kuningan pada saat matang.
Testes (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya longitudinal, pada
umumnya berpasangan.

Lamprey dan Hagfishes mempunyai testis tunggal.

Pada chodrichtyhes, sering kali gonad yang satu lebih besar dari pada yang
lainnya. Testes ini bergantung pada bagian atas

rongga

tubuh

dengan

perantaraan mesorchium, di bawah atau di samping gelembung gas (jika ada).
Mereka tersusun dari folikel-folikel tempat spermatozoa berkembang. Ukuran
dan warna gonad bervariasi tergantung pada tingkat kematangannya dengan
berat bisa mencapai 12% atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testes

berwarna putih kekuningan dan halus.
2.3.1 Sifat Seksual Sekunder
Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat
morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas,
maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila satu spesies ikan
dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu
bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna
yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina. Pada dasarnya sifat
seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a) Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu
musim pemijahan saja. Misalnya “ovipositor”, ikan Rhodeus amarus yaitu
alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam
jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat
dengan susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda
menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus
atromaculatus jantan.
b) Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap
ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan
hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis,
7

clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada
ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit
pada ikan betinanya dan sebagainya.
2.4 Ciri Seksual Primer Dan Sekunder Ikan Jantan Dan Betina
2.4.1 Ciri Seksual Primer
Merupakan organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi,
yaitu testis dan salurannya pada ikan jantan. Ovarium dan salurannya pada ikan
betina. Untuk melihat perbedaan perlu di lakukan pembedahan. Pada ikan muda
sukar diketahui ciri seksual primer.
2.4.2 Ciri seksual sekunder
Berguna untuk membedakan jenis ikan berdasarkan tanda tanda luar ikan.
Ciri seksual sekunder terdiri dari 2 jenis:
1) Yang tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan reproduksi secara
keseluruhan. Misalnya:
a. Bentuk morfologi (sifat dimorfisme seksual) pada Ceratias sp ikan jantan
lebih kecil.
b. Puncak pemijahan (nauptial tubercle) ikan jantan terdapat benjolan pada
sirip ekor tepat sebelum musim pemijahan dan hilang setelah pemijahan
pada ikan minnow (osmerus).
c. Sirip ekor. Sirip ekor bagian bawah memanjang pada ikan jantan Cinggir
putri (Xiphorus helleri).
d. Warna (sex dikromatisme) Ikan jantan memiliki warna lebih cemerlang
pada ikan Lepomis lumilis jantan terdapat bintik jingga yang lebih terang
dan banyak. Pinggiran
sirip ekor ikan mujair jantan warna merah.
2) Yg merupakan alat bantu/organ tambahan waktu pemijahan.
a. Gonopodium : ikan seribu
b. Myxopterygium (clasper) : modifikasi sirip perut
c. Ovipositor : berfungsi sebagai alat penyalur telur ke bivalvia : ikan
Rhodes amarus dan Careoroctus betina.

8

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ikan dikatakan hermaprodit apabila didalam tubuhnya terdapat jaringan
ovarium (penentu individu betina) dan jaringan testes (penentu individu
jantan).
2. Hermaprodit Sinkroni adalah apabila didalam gonad individu terdapat sel
sex betina dan sel sex jantan yang masak secara bersamaan. Hermaprodit
Protandri adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang
mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
Hermaprodit Protogini adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai
gonad yang mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke fase jantan.
3. Seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina.
Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ testis untuk penghasil
sperma dan ikan betina ialah ikan mempunyai organ ovarium untuk
penghasil telur.
4. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan
pembuluhnya pada ikan betina dan testis dengan pembuluhnya pada ikan
jantan. Sifat seksual sekunder pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat
dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina.
3.2 Saran
Sifat penulisan ini masuh jauh dari kesempurnaan, sehingga diharapkan pada
pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik supaya didapatkan data- data
dan penulisan yang lengkap.

9

Daftar Pustaka
Anonymous. 2006. http://www.blogger.com/ELearning/Iktologi/Textbook/Cover
%2520Buku%20ajar%20(ikhtiologi).htm
Asep, Thea. 2009. Seksualitas Ikan.
http://ismantaraaquaculture.wordpress.com/2009/03/23/seksualitas-ikan/
Effendie, I, M, 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara
Radit, 2008. Reproduksi Ikan.
http://shareaquaria.wordpress.com/2008/09/21/reproduksi-ikan/
Yudha, Indra Gumay.2009. Reproduksi. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.

10