Appendix Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014

60
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA BIDAN YANG MEMILIKI PRAKTEK
MANDIRI/ CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera
Dengan Hormat,
Nama Saya Dwi Annisa Purba, sedang menjalani pendidikan di Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian
yang berjudul ” Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (Bpm)
Dalam Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (Apn) Di Wilayah
Kerjapuskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.”
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang
telah di tentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi ¾ resiko jumlah kematian ibu (Bappenas, 2009, hal 1).
Asuhan persalinan normal adalah dengan menerapkan asuhan persalinan yang
bersih, aman, tepat waktu dan alamiah serta melakukan bounding attachment (
Depkes 2010).Untuk itu di upayakan program pelatihan para bidan dan ibu- ibu
hamil. jika bidan kompeten di bidangnya, sedikitnya 50 persen perdarahan akibat
persalinan bisa di cegah. Pelatihan ini dengan adanya Asuhan Persalinan Normal

(APN) bagi para bidan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang
mempengaruhi bidan praktek mandiri (bpm) dalam menerapkan 58 langah asuhan
persalinan normal (apn) pada pertolongan persalinan.

Universitas Sumatera Utara

61
Parisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan.
Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan di rahasiakan dan digunakan untuk
kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini responden tidak akan dikenakan biaya
apapun. Bila responden membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:
Nama

: Dwi Annisa Purba

Alamat

: Jln.Dr.Mansyur No.80A Medan


No.Hp

: 082365807955
Terimakasih saya ucapkan kepada responden yang telah berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Medan, 2014

Peneliti

Universitas Sumatera Utara

62
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama


:

Umur

:

Alamat

:

Telp/HP

:

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang peneliti “Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (BPM) Dalam Menerapkan 58 Langkah
Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Siantar Marihat
Tahun 2014”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan
bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.


Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Pematangsiantar,

(

2013

)

Universitas Sumatera Utara

63
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Praktek Mandiri (Bpm) Dalam
Menerapkan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal (Apn) Di Wilayah
Kerjapuskesmas Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2014.”
No. responden: …………………..( Di isi oleh peneliti)
A.Petunjuk Pengisian:

1. Berikut adalah pertanyaan tentang pengetahuan bidan
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar menurut
saudari. Berilah tanda “” pada salah satu kolom dibawah ini
3. Apabila saudari mempunyai alternative pilihan pada kolom lain maka berikan
tanda “” yang baru dan berikan tanda “#” pada kolom yang salah.

No

Pertanyaan

1

Pengisian partograf dimulai pada
saat fase laten pembukaan 1 cm
Nyeri pinggang dan mules terus
menerus adalah tanda dan gejala
inpartu
Lima benang merah dalam asuhan
persalinan sangat perlu dilakukan
kepada klien yang ingin bersalin

Pemeriksaan dalam pada ibu
mau bersalin dilakukan setiap 3
jam sekali
Usaha yang paling efektif dalam
menolong
persalinan
adalah
mencuci tangan di air mengalir dan
mempersiapkan semua peralatan
yang telah disterilisasi
Penggunaan alat pelindung diri
adalah salah satu pencegahan
infeksi
Keluarnya lendir dan darah
merupakan tanda dan gejala kala II

2

3


4

5

6

7

Benar

salah

Skor

Universitas Sumatera Utara

64
8

9


10

11
12

13

14

15
16
17

18

19

20


Indikasi dilakukan amniotomi jika
pembukaan lengkap, kepala didasar
panggul dan tidak teraba bagian
terkecil janin
Penahanan perineum kurang kuat
dapat menyebabkan perineum
robek
Tarikan ringan pada kedua sisi
kepala bayi ke arah atas adalah
untuk melahirkan bahu posterior
Apabila terjadi gawat janin maka
episotomi tidak boleh dilakukan
Persalinan pada primigravida perlu
dirujuk jika tetap tidak lahir dalam
120 menit
Yang harus segera terjadi pada kala
III persalinan adalah pelepasan
plasenta
Mempalpasi abdomen dilakukan
pada kala III

persalinan guna memastikan bahwa
tidak adanya bayi kedua
Suntikan oksitosin diberikan untuk
merangsang kontraksi rahim
Plasenta yang terlepas dari dinding
uterus karena ibu meneran
Saat uterus berkontraksi, tali pusat
ditarik dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan
uterus kearah dorsokranial
Pada saat PTT, tali pusat terlihat
memendek dan tidak terasa adanya
pelepasan plasenta, ibu tidak perlu
meneran untuk melahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah
melakukan peregangan tali pusat
selama 15 menit, yang dilakukan
adalah menyuntikkan oksitosin ke 2
Uterus lembek bukanlah gejala
atonia uteri


Universitas Sumatera Utara

65
B. Petunjuk Pengisian:
1. Berikut adalah kuesioner tentang sikap bidan
2. Jawablah pertanyaan dengan memilih pernyataan sesuai dengan sikap yang
saudari miliki berkaitan dengan 58 langkah asuhan persalinan normal. Berilah
tanda “”pada kolom dibawah ini. Keterangan:
a. S

= Sangat Setuju

b. KS

= Kurang Setuju

c. TS

= Tidak Setuju

3. Apabila anda mempunyai alternative pilihan pada kolom yang lain maka berikan
tanda “” yang baru dan berikan tanda “#” pada kolom yang salah

No

Pertanyaan

1

Bagi saya, penerapan 58 langkah
APN secara menyeluruh dan
berurutan pada saat menolong
persalinan adalah pekerjaan terlalu
mudah untuk diterapkan
Anda akan memberikan pertolongan
persalinan sesuai standar APN jika
imbalan sesuai
Menolong persalinan sesuai dengan
protab APN tidak akan mencegah
AKI dan AKB
Bagi saya, pemeriksaan dalam selalu
dilakukan setiap 4 jam sekali
Bagi saya, tidak perlu mengajarkan
cara mengedan dan melakukan
komunikasi setiap melakukan
tindakan
Bagi saya memisahkan sampah
kering dan basah dalam pencegahan
infeksi sangat perlu dilakukan
Bagi saya, jika pembukaan serviks
sudah lengkap tetapi ketuban belum
pecah sebaiknya ditunggu sampai
ketuban Pecah
Bagi saya, dilakukannya episiotomi
karena adanya gawat janin
Bagi saya, jika dikatakan bahwa
meneran dengan berlebihan dan
disertai dengan tenaga yang kuat
akan beresiko terhadap robeknya

2

3

4
5

6

7

8
9

S

KS

TS

Universitas Sumatera Utara

66
perineum
10

11

12

13

14

15

Bagi saya, saat menolong persalinan
bidan selalu menggunakan alat yang
steril (direbus selama 20 menit)
Bagi saya, memandikan bayi segera
setelah
lahir
tidak
akan
mengakibatkan hipotermi pada bayi
Bagi saya, setelah bayi lahir segera
dilakukan pengeringan pada seluruh
tubuh kecuali kedua tangan
Bagi saya, inisiasi dini melalui skin
to skin dilakukan minimal
30 menit segera setelah bayi lahir
Bagi saya, tetes/salep mata selalu
diberikan kepada bayi setelah 1 jam
kelahiran
Bagi saya, alkohol tidak perlu lagi
digunakan untuk disenfektan

Universitas Sumatera Utara

67
C. Petunjuk Pengisian
1.

Berikut adalah kuesioner tentang motivasi bidan

2.

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih pernyataan yang benar

menurut

saudari. Berilah salah satu tanda “” pada kolom dibawah ini.
3.

Apabila saudari mempunyai alternative pilihan pada kolom yang lain maka
berikan tanda “” yang baru dan berikan tanda “#” pada kolom yang salah
No
1

2
3

4

5
6

7

8

9

10

Pertanyaan
Melakukan asuhan persalinan sesuai
dengan protab APN merupakan tanggung
jawab seorang bidan
Menolong persalinan sesuai dengan protab
APN tidak akan mencegah AKI dan AKB
Anda akan memberikan pertolongan
persalinan sesuai standar APN jika imbalan
sesuai
Menjadi seorang bidan merupakan suatu
kebanggaan karena menolong 2 orang
nyawa oleh karena itu anda lebih disiplin
melaksanakan asuhan persalinan sesuai
dengan protab APN
Masyarakat lebih mengindahkan cara
persalinan dahulu daripada secara APN
Apabila masyarakat senang terhadap cara
kerja anda maka anda akan lebih
meningkatkan pelayanan sesuai dengan
standar APN
Fasilitas APN sangat susah dan mahal
untuk diperoleh dan tidak ada barang
substitusi yang sesuai
Pelayanan sesuai protab APN saya terapkan
apabila
masyarakat telah mampu untuk
menerimanya setelah saya beri penjelasan
Pekerjaan sebagai bidan tidak dapat
membina
hubungan
baik
dengan
masyarakat jika terus menerus cara
pelayanan mengikuti penemuan-penemuan
terbaru
Perkerjaan sebagai bidan memerlukan
pengetahuan yang up to date karena setiap
tahun ada penemuan-penemuan terbaru
contohnya perbaharuan protab APN

Benar

Salah

Skor

Universitas Sumatera Utara

68
D. Format 58 Langkah pada Pertolongan Persalinan Normal Berdasarkan
Standar Asuhan Persalinan Normal
Kriteria Penilaian:
Nilai 2 : Jika setiap langkah dikerjakan dengan benar dan tepat dan tanpa ragu-ragu
sesuai dengan urutan
Nilai 1 : Jika setiap langkah dikerjakan tetapi tidak sesuai dengan urutan
Nilai 0 : Jika setiap langkah tidak dikerjakan

No
1

Kegiatan
I.

Skor

Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua

2

Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vaginanya

Perineum menonjol
Vulva dan sfingter ani membuka

II.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan

3

Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan esensial untuk
persalinan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
Memakai celemek plastik

4

5
6

7

8

9

10

Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci
kedua tangan denga sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang
bersih.
Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan
untuk pemeriksaan dalam.
Menyedot oksitosin ke dalam tabung suntuk (dengan memakai sarung
tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali
dipartus set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi tabung
suntik.
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT,
jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, bersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke
belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam
wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi
(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar ke dalam
larutan dekontaminasi)
Dengan menggunakan teknik aseptik, untuk melakukan pemeriksaan
dalam guna memastikan pembukaan serviks sudah lengkap.

Bila pembukaan sudah lengkap sedangkan ketuban belum pecah
lakukan amniotomi.
Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan
(seperti di atas).
Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).

Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan DJJ dan semua
hasil-hasil asuhan yang diberikan pada partograf

Universitas Sumatera Utara

69
11

14

Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses
Pimpinan Meneran
Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman dan sesuai
keinginannya.

Menunggu ibu hingga ada keinginan untuk meneran

Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyaman ibu serta janin
sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan
temuan-temuan

Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberikan semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran.
Meminta keluarga untuk membantu ibu dalam menyiapkan posisi
untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia nyaman)
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran :

Membimbing ibu untuk meneran saat ibu ada keinginan utuk
meneran

Mendukung dan member semangat atas usaha ibu untuk meneran

Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
keinginannya (tidak meninta ibu untuk berbaring terlentang)

Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi

Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan dan
semangat pada ibu

Mengajurkan asupan cairan per oral

Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
meneran dalam 120 menit (2 jam) untuk primipara atau 60 menit
(1 jam) untuk multipara maka segera rujuk
V.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

15

Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
Meletakkan kain segi tiga dibawah bokong ibu

16

Membuka tutup partus set

17

Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

18

VI.

19

Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan lain
dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat kepala bayi. Membiarkan kepala lahir dengan perlahanlahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas
pendek-pendek.

Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan
hidung bayi dengan penghisap Dee Lee steril atau bola karet
penghisap yang baru dan bersih
Dengan lembut menyeka mulut, muka dan hidung bayi dengan kasa
atau kain bersih
Memeriksa ada lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran
bayi:
Jika tali pusat melilit janin dengan longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi

Jika tali pusat melilit janin dengan erat, mengklemnya du dua
tempat dan memotongnya
Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

12

13

20

21
22

23

IV.

Menolong Kelahiran Bayi

Setelah kepala bayi melakukan putar paksi luar, tempatkan kedua
tangan secara biparietal pada kepala bayi. Mengajurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah
dank e arah luar sehingga bahu anterior muncul dibawah arcus pubis
dan kemudian menarik lembut ke arah atas dan keluar untuk
melahirkan bahu posterior.
Setelah kedua bahu lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi

Universitas Sumatera Utara

70

24

25

26

27
28
29

30

31

32

33
34

yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan
tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang adadi atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung bayi dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan
dengan hati-hati membantu kelahiran kaki bayi.
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir
Menilai bayi dengan cepat, dengan menjawab 3 pertanyaan. Sambil
melakukan penilaian bayi diletakkan diatas perut ibu

Apakah bayi menangis kuat?

Apakah bayi bernafas tanpa kesulitan?

Apakah bayi bergerak aktif?
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan membiarkan bayi
diatas perut ibu.
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
kedua dalam uterus.
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik
VIII. Penatalaksanaan Manajemen Aktif Kala III
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
IM (intra muscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin.
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali perut distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama.
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakkan pengguntingan tali pusat di antara dua klem
tersebut.
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
dikepala bayi.
IX. Peregangan Tali Pusat Terkendali
Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35

36

37

Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
Saat uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan.
Sementara tangan kiri menekan uterus dengan berhati-hati secara
dorsokranial. Jikan plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik hentikan
PTT dan tunggu hingga kontraksi berikutnya.
Jika uterus tidak berkontraksi meminta keluarga untuk

melakukan rangsangan puting susu
Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial)

Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem sejauh 10 dari
vulva

Jika plasenta tidak keluar setelah melakukan PTT selama 15
menit
Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
Mengosongkan kandung kemih
Memita keluara untuk melakukan rujukan
Mengulangi PTT selama 15 menit berikutnya
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit

Universitas Sumatera Utara

71
38

39

40

41
42

43
44

45
46
47
48
49

50
51

52
53

54
55

Jika plasenta terlihat pada introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan kedua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta searah
jarum jam hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT dan
memeriksa vagian dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau prosef steril untuk
melepaskan selaput ketuban yang tertinggal
Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan masase.
Meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan
melingkar denga lembut hingga uterus berkontraksi
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa kotiledon, selaput
ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di kantong plastik
atau ditempat khusus

Jika uterus tidak berkontraksi setelah dilakukan masase selama
15 detik segera lakukan tindakan yang sesuai
Mengevaluasi adanya laserasi vagina dan perineum yang
menyebabkan perdarahan aktif dan segera menjahitnya
X.
Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak tejadi
perdarahan
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi. Beri tetes mata
antibiotika profilaksis dan vitamin K1 1 mg intramuscular dipaha kiri
anterolateral
Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan Hepatitis B
dipaha kanan anterolateral
Melanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan
pervaginam
Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1
jam kedua pasca persalinan
Memeriksa kembali untuk memastikan bayi bernafas bayi bernafas
dengan baik
Menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin
,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
sesuai
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa
cairan ketuban, lender dan darah. Bantu ibu mmakai pakaian bersih
dan kering.
Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan 0,5%

56

Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalikdan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit

57

Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir

58

Melengkapi partograf

Universitas Sumatera Utara

72

Universitas Sumatera Utara

73

Universitas Sumatera Utara

74

Universitas Sumatera Utara

75

Universitas Sumatera Utara

76

Universitas Sumatera Utara

77

Universitas Sumatera Utara

78

Universitas Sumatera Utara

79
Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara

80
Lampiran 6

Universitas Sumatera Utara

81
Lampiran 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama
Tempat dan Tanggal Lahir
Agama / Suku
Nama Ayah
Nama ibu
Status
Alamat

: Dwi Annisa Purba
: Serbalawan, 19 juni 1991
: Islam / Batak Simalungun
: Alm.Hamdan Purba
: Aslina Tarigan
: Belum Menikah
: Huta Bandar Selamat Kecamatan Dolok Batu
Nanggar Kabupaten Simalungun

Pendidikan Formal
Tahun 2013 – 2014
Tahun 2009 – 2012

Tahun 2006 – 2009
Tahun 2003 – 2006
Tahun 1997 – 2003
Tahun 1996 – 1997

: Tamat Dari Pendidikan D IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
: Tamat Dari D III Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan Program Study Kebidanan
Pematangsiantar
: Tamat Dari SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar
: Tamat Dari SMP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar
: Tamat Dari SD Negeri No. 091590 Dolok Batu
Nanggar
: Tamat Dari TK Muhammadiyah Serbalawan

Universitas Sumatera Utara