Chapter I Analisis Cerita Novel “ Oshin “ Karya Hashida Sugako Dilihat Dari Pendekatan Pragmatik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang

terdiri dari akar kata Cas atau sas dan –tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang
diturunkan memiliki arti mengarahkan, mengajar, memberikan suatu petunjuk
ataupun induksi. Akhiran –tra menunjukkan suatu sarana atau alat. Sastra secara
harfiah berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi ataupun pengajaran.
Sastra hakikinya merupakan sarana untuk menyampaikan

pendidikan dan

pengajaran. Dari segi pendidikan, sastra sebagai wahana untuk mewariskan budaya
bangsa dari generasi ke generasi, berupa gagasan dan pemikiran , bahasa, pengalaman
sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi. Dari segi pengajaran, peminat sastra dapat
mengambil manfaat (Mursini dalam Simanjuntak, 2011:2). Dalam arti sastra memberi
sesuatu atau nilai yang berguna bagi kehidupan.

Pada hakikatnya, sastra memiliki berbagai genre sastra yaitu puisi, drama dan
prosa. Genre sastra berbentuk prosa yang paling populer dan paling banyak beredar,
lantaran

daya

komunikasinya

yang

luas

pada

masyarakat

adalah

novel


(http://www.academia.edu/4497964/Artikel_Hoby_Prosa). Menurut Badudu dan Zain
dalam Aziez dan Abdul (2010:2), novel merupakan karangan dalam bentuk prosa
tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang
dalam kehidupan sehari-hari tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan
jiwa para tokoh. Para tokoh

diceritakan mulai dari waktu kecil hingga mejadi

1

dewasa. Cerita tersebut bergerak dari satu adegan ke adegan lain, dari suatu tempat ke
tempat lain dengan waktu yang cukup panjang dan di dalamnya tertanam nilai-nilai
kehidupan yang dikemas menjadi sebuah cerita menarik yang mendatangkan inspirasi
bagi para pembaca.
Novel sebagai salah satu cipta sastra yang bertujuan untuk memunculkan
nilai-nilai positif bagi penikmatnya karena di dalamnya terkandung nilai-nilai budaya
sosial, moral, agama dan pendidikan sehingga mereka peka terhadap masalahmasalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan dapat mendorong pembacanya
untuk berperilaku yang baik.
Seperti yang diutarakan oleh Horatius dalam Teeuw (1984:51), tujuan
sastrawan menciptakan sebuah karya sastra novel untuk docere, delektare dan movere

yaitu memberikan ajaran, kenikmatan dan menggerakan pembaca ke kegiatan yang
bertanggung jawab. Dengan kata lain, novel dihadirkan bukan hanya sebagai media
hiburan saja, melainkan sebagai media pendidikan dan pengajaran kepada
pembacanya. Dalam hal ini banyak novel Jepang yang memberikan nilai pendidikan
maupun moral yang baik karena di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan yang
mendatangkan inspirasi bagi penikmatnya. Salah satunya adalah Novel “OSHIN”
karya Hashida Sugako.
Novel “OSHIN” merupakan novel inspiratif yang menceritakan kisah hidup
dan perjuangan seorang wanita bernama Oshin yang lahir di sebuah keluarga
pedesaan yang sangat miskin di Yamagata, hingga akhirnya berkat tekat dan kerja
kerasnya menjadikannya seorang pengusaha sukses di Jepang. Perjalanan hidup
Oshin diceritakan mulai dia masih anak-anak sampai dewasa. Oshin adalah anak

2

petani miskin yang bekerja menggarap tanah milik orang lain di desa. Walaupun
miskin tetapi Oshin adalah anak yang sangat percaya diri, ceria, berpendirian yang
kuat, jujur, berani, rajin dan optimis. Dari kecil dia sudah merasakan kerasnya hidup,
membanting tulang demi membantu kebutuhan keluarganya. Pekerjaan apapun dia
lakukan mulai dari bekerja sebagai pengasuh anak, pembantu rumah tangga, penjahit

baju dan penata rambut. Tidak ada kata malas dalam hidupnya. Siang dan malam dia
bekerja tanpa mengenal rasa lelah. Semua itu semata-mata hanya untuk
membahagiakan keluarganya. Kehidupan yang dilaluinya penuh derita dan air mata
namun dia tak mau larut dalam kesedihan. Segala kesulitan mampu dihadapinya. Dia
tak pernah mengeluh atau pun menyerah pada keadaan. Pada akhirnya, berkat
keberanian, kerja keras yang tak kenal lelah dan pantang menyerah, dia berhasil
meraih impiannya tersebut. Kesuksesan yang telah dicapainya pun tidak
menjadikanya seorang yang tamak, sombong ataupun menjadi lupa diri bak kacang
lupa kulitnya. Ia selalu jujur dan tulus kepada semua orang termasuk dalam hal
membantu. Ia tak lupa membantu orang di sekitarnya apalagi orang tersebut sangat
membutuhkan pertolongannya.
Berdasarkan uraian di atas ternyata di dalam cerita novel “OSHIN” karya
Hashida Sugako mengandung nilai-nilai pendidikan dan pengajaran yang dapat
memberikan efek-efek positif kepada pembaca. Nilai-nilai yang disampaikan dalam
novel ini antara lain nilai keberanian, nilai kejujuran dan kemurahan hati yang
merupakan nilai moral yang dipedomani oleh masyarakat Jepang yang dikenal
dengan istilah nilai Moral Bushido. Nilai moral Bushido merupakan ajaran yang
sudah mendarah daging dan menjadikan karakteristik Bangsa Jepang. Ajaran ini

3


berpegang teguh pada nilai etika dan moralitas.Bushido artinya tata cara berprilaku
ksatria. Bushido mengandung keharusan seorang samurai untuk senantiasa
memperhatikan kejujuran, keberanian, kemurahan hati, kesopanan, kesungguhan,
kehormatan atau harga diri, kesetiaan dan pengendalian diri (Suryohadiprojo,
1982:49).
Setelah penulis membaca novel “OSHIN” karya Hashida Sugako ternyata
novel ini sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis dalam memahami dan
memaknai nilai keberanian, nilai kemurahan hati dan kejujuran yang diungkapkan
lewat cerita novel “OSHIN” karya Hashida Sugako.
Dengan alasan yang diuraikan di atas maka penulis merasa tertarik untuk
membahas nilai keberanian, nilai kejujuran dan nilai kemurahan hati berlandaskan
nilai moral Bushido yang terdapat dalam cerita novel “OSHIN” karya Hashida
Sugako yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca khususnya bagi
penulis. Untuk membahas novel yang dirasakan bermanfaat bagi pembacanya bisa
dikaji berdasarkan pendekatan pragmatik sehingga nilai-nilai keberanian, kejujuran
dan kemurahan hati yang diungkapkan oleh Hashida Sugako bisa dikatakan sebagai
nilai pragmatik. Akhirnya dalam skripsi ini, penulis memilih judul “Analisis Cerita
Novel ‘OSHIN’ Karya Hashida Sugako Dilihat Dari Pendekatan Pragmatik.”


4

1.2

Perumusan Masalah
Novel Oshin merupakan sebuah novel yang diadopsi dari kisah nyata

kehidupan seorang Katsu Wada. Katsu Wada sendiri merupakan seorang pengusaha
sukses di Jepang. Beliau berasal dari keluarga miskin yang dulunya mendirikan
sebuah grosir kecil yang hanya menjual sayur-sayuran kemudian berkembang
menjadi perusahaan Supermarket Yaohan yang telah memiliki cabang di berbagai
negara termasuk Indonesia namun saat ini Supermarket Yaohan telah ditutup karena
bangkrut

dan

cabangnya di

Singapura berganti


nama menjadi Best Denki

(http://www.Japantimes.co.jp/news/2009/07/national/yaohan/-chief-ekstracts successfrom-failure/#.VZnHF9_ZG25 tanggal 16 Maret 2015).
Kesuksesan yang diterima Katsu Wada sekarang ini merupakan hasil dari
kerja keras dan ketekunannya. Jatuh bangun merupakan hal yang sudah biasa
baginya. Gambaran dirinya dikisahkan lewat tokoh Oshin. Seorang gadis yang
pantang menyerah dalam menjalani kehidupan. Rintangan, cobaan semua dihadapi
dengan kesabaran. Terlahir dari anak orang miskin membuatnya harus bekerja keras
sejak belia. Setiap kemelut hidupnya dijalaninya dengan tabah dan sabar sehingga
membentuknya menjadi seorang wanita tangguh. Dalam setiap tahap kehidupannya
banyak terkandung nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik dan mampu memberikan
pendidikan dan ajaran bagi pembaca antara lain nilai keberanian, nilai kejujuran dan
nilai kemurahan hati yang mengacu pada nilai moral Bushido. Nilai keberanian
menurut moral Bushido adalah Yu yang berarti sifat samurai dalam berani
menghadapi kesulitan dan kegagalan. Seseorang yang batinnya memang pemberani
akan menunjukkan loyalitas dan kasih sayang kepada majikan dan orang tua juga

5

memiliki kesabaran, sikap toleransi serta mampu mengahadapi apa saja (Agustian

dalam Capriella, 2014:21). Berdasarkan konsep nilai moral Bushido,penulis melihat
adanya indeksikal nilai keberanian yang diungkapkan lewat tokoh Oshin di dalam
novel “OSHIN” karya Hashida Sugako. Nilai keberanian yang ditunjukan Oshin
dalam novel “OSHIN” ini dapat terlihat melalui cerita tersebut dimana Oshin selalu
berani mencoba, berani gagal dan berani mengambil resiko dalam segala hal. Usaha
dan pekerjaan yang ditekuninya tak selalu berjalan mulus, bahkan sering mengalami
kegagalan bahkan kebangkrutan namun ia tetap terus berusaha untuk bangkit kembali
dan belajar dari kegagalan. Kegagalan yang dihadapinya tidak membuatnya bersedih
ataupun putus asa, namun menjadikan kegagalan itu menjadi sebuah pengalaman dan
batu lonjatan untuk mencapai kesuksesan. Hingga pada akhirnya, berkat keberanian
dan kegigihannya dia bisa mencapai impiannya. Berdasarkan konsep nilai moral
Bushido, penulis bisa memahami dan memaknai nilai keberanian menurut pandangan
masyarakat Jepang yang dikenal dengan moral Bushido sehingga nilai keberanian
yang terdapat dalam cerita novel Oshin ini mampu memberikan pembelajaran dan
inspirasi bagi pembaca maupun penulis. Nilai kejujuran menurut moral Bushido
adalah Makoto-Shin yang berarti sifat samurai yang berkata atau selalu memberikan
informasi sesuai dengan kenyataan dan kebenaran (Agustian dalam Capriella,
2014:21). Nilai kejujuran yang ditunjukan dalam cerita novel “OSHIN” ini terlihat
dimana Oshin digambarkan sebagai sosok yang selalu berani mengungkapkan segala
sesuatu sesuai dengan hati nuraninya dan kenyataan yang ada. Dia selalu jujur kepada

setiap orang dan tidak mau mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi
terutama dalam menjalani usahanya. Kejujuran dan komitmennya dalam menjaga

6

kepercayaan merupakan kunci kesuksesannya. Berdasarkan konsep moral Bushido,
penulis juga bisa memahami dan memaknai nilai kejujuran menurut pandangan
masyarakat Jepang yang dikenal dengan moral Bushido. Sehingga dapat
mempermudahkan penulis dalam menganalisis cerita novel “OSHIN” yang
didalamnya terdapat nilai kejujuran. Nilai kemurahan hati menurut moral Bushido
adalah Jin yang berarti sikap samurai yang murah hati, mencintai sesama dan
memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Jin merupakan perpaduan kasih sayang dan
welas asih. Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminim
(yang) yang berarti seorang samurai yang memiliki kemampuan tempur yang hebat,
dia juga harus memiliki sifat murah hati dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Kemurahan hati dalam moral bushido juga ditunjukkan dalam hal memaafkan
(Agustian dalam Capriella, 2014:22). Nilai kemurahan hati yang ditunjukan dalam
cerita novel “OSHIN” bahwa tokoh Oshin digambarkan sebagai sosok yang
dermawan. Hal itu dapat terlihat dimana ia selalu rela berkorban untuk kepentingan
orang lain dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Dia selalu membantu orang

yang berkesusahan meskipun ia sudah menjadi sosok yang sukses, ia tidak menjadi
pribadi yang sombong bahkan ia tak pernah melupakan kehidupan masa lalunya yang
kelam dimana ia terlahir dari seorang anak petani miskin yang serba kekurangan. Dia
selalu ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut karena dia pernah berada
dalam situasi tersulit tersebut sehingga siapapun yang membutuhkan pertolongan
akan dibantunya dengan hati yang tulus dan ikhlas termasuk orang-orang yang pernah
menzholiminya. Ilustrasi mengenai sosok Oshin yang diungkapkan di atas
menunjukkan adanya nilai keberanian, kejujuran dan kemurahan hati yang dilakukan

7

oleh tokoh Oshin dalam kehidupannya. Karakter Oshin yang selalu berani, jujur,
murah hati yang selalu menaburkan kebaikan-kebaikan pada semua orang ternyata
menggambarkan karakter seorang samurai. Banyak orang menganggap Oshin sebagai
figur simbolik dari kaum tersisihkan yang tetap tegar dalam menjalani hidup meski
didera penderitaan sehingga ia patut diteladani. Jadi dengan adanya novel “OSHIN”
karya Hashida Sugako ini, penulis bisa meneladani kehidupan seorang Oshin yang
selalu percaya diri, tegar, jujur dan berani serta mampu

menghadapi apapun.


Ketegaran Oshin menghadapi setiap masalah menjadikan inspirasi banyak wanita
khususnya bagi penulis untuk tahan menghadapi cobaan. Walaupun penulis sebagai
orang Indonesia namun itu bukan menjadi masalah kalau segi baik karya sastra itu
memberikan pendidikan dan pengajaran, maka novel ini sangat berguna bagi penulis.
Sehubungan dengan kajian sastra dikaitkan dengan efek manfaat atau kegunaan bagi
pembaca bisa dikaji berdasarkan pendekatan pragmatik. Sehingga nilai-nilai
keberanian, kejujuran dan kemurahan hati yang diungkapkan dalam novel “ OSHIN”
tersebut merupakan nilai pragmatik.
Untuk memberikan arahan pada pembahasan skripsi ini, maka perlu dibuat
rumusan masalah. Berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan tersebut dan berkaitan
dengan pendekatan pragmatik. Maka permasalahan dalam bentuk pertanyaan adalah
sebagai berikut :
1.

Nilai-nilai pragmatik apa yang terkandung dalam novel “OSHIN” karya
Hashida Sugako?

8

2.

Bagaimana nilai-nilai pragmatik seperti keberanian, kejujuran dan
kemurahan hati yang diungkapkan di dalam cerita novel “OSHIN” yang
dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca?

1.3

Ruang Lingkup Pembahasan
Dari semua permasalahan yang diungkapkan dalam novel Oshin, perlu adanya

ruang lingkup dalam membatasi masalah. Hal ini bertujuan agar skripsi lebih terarah
pada masalah yang ingin diteliti. Penulis menggunakan novel “OSHIN” karya
Hashida dalam versi terjemahan bahasa Indonesia buku jilid pertama dan kedua yang
terdiri dari 674 halaman yang diterbitkan pada tahun 1988 oleh Metro Pos Jakarta.
Dalam novel “OSHIN” ini terdapat 29 cuplikan kalimat yang mengandung nilai-nilai
pragmatik yang berhubungan dengan nilai moral Bushido antara lain keberanian,
kemurahan hati, kejujuran, kesopanan, keadilan dan kesetiaan. Dari keseluruhan nilai
ini, penulis hanya membahas dan mendalami tiga nilai pragmatik saja yakni nilai
keberanian, kejujuran dan kemurahan hati yang berlandaskan dengan nilai moral
Bushido.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya fokus pada pembahasan nilai
pragmatik yang diungkapkan melalui tokoh “OSHIN” dalam novel “OSHIN” karya
Hashida Sugako

dengan

cara mengambil

cuplikan-cuplikan

kalimat

yang

mengandung nilai-nilai pragmatik yang berhubungan dengan nilai moral Bushido
antara lain keberanian, kejujuran dan kemurahan hati karena nyatanya nilai-nilai
inilah yang paling khas sehingga penulis semakin tertarik untuk lebih mendalami
cerita novel Oshin karya Hashida Sugako ini terlebih prilaku dari sang tokoh utama

9

yang memunculkan adanya nilai keberanian, kejujuran dan kemurahan hati. Dan
untuk menunjukan indeksikal nilai keberanian, kejujuran dan kemurahan hati yang
terdapat dalam novel “OSHIN” maka penulis menggunakan pendekatan semiotik.
Agar pembahasannya menjadi lebih jelas dan memiliki akurasi data yang jelas, maka
pada bab II penulis menjelaskan juga mengenai defenisi novel, resensi novel
“OSHIN”, studi pragmatik sastra, semiotik dan konsep nilai moral bushido serta
sekilas tentang biografi pengarang Hashida Sugako.

1. 4

Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. 4. 1 Tinjauan Pustaka
Sastra merupakan karya seni yang dikarang menurut standar bahasa
kesusasteraan. Standar bahasa kesusasteraan yang dimaksudkan adalah penggunaan
kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik. Sedangkan
kesusastraan adalah karya seni yang pengungkapannya diwujudkan dengan bahasa
yang indah (Fananie, 2000:12). Bahasa dalam karya sastra itu sendiri mempunyai
kedudukan yang penting, karena menentukan arti dari karya sastra tersebut. Bahasa
sastra berusaha mempengaruhi, membujuk, dan pada akhirnya mengubah sikap
pembacanya

(Wellek

dan

Warren,

1995:15).

Boulton

dalam

Aminuddin

(2000:37)mengungkapkan bahwa cipta sastra, selain menyajikan nilai-nilai keindahan
serta paparan peristiwa yang mampu memberikan kepuasan bathin bagi pembacanya,
juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat,
politik maupun berbagai macam problema yang berhubungan dengan kompleksitas
kehidupan ini.

10

Novel sebagai salah satu cipta sastra yang bertujuan untuk memunculkan
nilai-nilai positif bagi penikmatnya, sehingga mereka peka terhadap masalah-masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berperilaku yang baik.
Novel tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga mampu memberikan kesadaran kepada
pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup ini.

Dari padanya kita dapat

memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang manusia, dunia
dan kehidupannya (Sumardjo dan Saini, 1991:8).
Berdasarkan pendekatannnya terhadap karya sastra, Abrams dalam Teeuw
(1984:50) membagi kritik sastra ke dalam empat pendekatan antara lain;
1. Pendekatan yang menitikberatkan karya itu sendiri ; pendekatan ini
disebut objektif ;
2. Pendekatan yang menitikberatkan penulis, yang disebut ekspresif ;
3. Pendekatan yang menitikberatkatkan semesta , yang disebut ; mimetik
4. Pendekatan yang menitikberatkan pembaca , disebut pragmatik
Dalam menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam cerita novel “OSHIN”
karya Hashida Sugako, penulis menggunakan pendekatan pragmatik yang
diutarakan oleh Abrams, pendekatan yang menitikberatkan pembaca dalam melihat
nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

11

1.4.2

Kerangka Teori
Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan pragmatik

sastra, pendekatan semiotik dan konsep nilai moral bushido. Pragmatik sastra adalah
cabang penelitian ilmu sastra yang mengarah ke aspek kegunaan sastra sebagai sarana
untuk memberikan pendidikan, moral dan agama. Menurut Abrams dalam Teeuw
(1984:50), pendekatan pragmatik sastra adalah pendekatan yang menitikberatkan
sorotannya terhadap peranan pembaca. Pendekatan ini lebih mengkaji kepada respon
pembaca dalam melihat nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Sebuah
karya sastra dapat dikatakan bagus jika memiliki kandungan nilai dan seni di
dalamnya.
Pada kritik pragmatik ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang
dibangun untuk mencapai (mendapatkan) efek-efek tertentu pada audience
(pendengar, pembaca) baik berupa efek kesenangan estetik ataupun ajaran/
pendidikan, maupun efek yang lain. Kritik ini cenderung menilai karya sastra
menurut berhasilnya mencapai tujuan tersebut (Abrams dalam Pradopo,1994:26).
Berdasarkan pendekatan pragmatik sastra yang diuraikan di atas bahwa suatu
karya sastra dapat memberikan efek kegunaan bagi pembaca khususnya efek
kesenangan dan pendidikan. Maka penulis berdasarkaan pendekatan pragmatik akan
melihat segi efek kegunaan karya sastra novel yang berjudul “OSHIN” bagi pembaca
atau penulis khususnya pendidikan yang berkaitan dengan nilai moral bushido seperti
nilai keberanian, kejujuran dan kemurahan hati. Sehingga nilai-nilai keberanian,
kejujuran dan kemurahan hati dapat memberikan nilai guna dan efek yang positif bagi
pembaca atau penulis.

12

Untuk mengetahui nilai-nilai pragmatik yang ada dalam cuplikan novel
“OSHIN” maka penulis menggunakan pendekatan semiotik. Menurut Paul Cobley
dan Litza Jans dalam Ratna (2004:97), semiotik adalah studi sistematis mengenai
produksi dan interpretasi tanda, bagaimana kerjanya, apa manfaatnya terhadap
kehidupan manusia. Kehidupan manusia dipenuhi oleh tanda, dengan perantara tandatanda manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya sekaligus mengadakan
pemahaman yang lebih baik terhadap dunia. Semiotik mempelajari sistem-sistem,
aturan-aturan yang memungkingkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Dengan
pendekatan semiotik ini penulis dapat menginterpretasikan segala tanda yang merujuk
adanya indeksikal nilai keberanian, kejujuran dan kemurahan hati dalam novel
“OSHIN” yang dirasakan menjadi cerminan yang baik bagi pembaca khususnya
penulis.
Untuk menganalisis nilai-nilai keberanian, kejujuran dan kemurahan hati yang
terdapat dalam novel “OSHIN” ini, penulis juga menggunakan konsep nilai moral
Bushido. Moral Bushido merupakan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Jepang yang
telah ditanamkan sejak jaman dahulu sampai di jaman modern sekarang ini dan
bahkan sudah menjadi karakteristik Bangsa Jepang. Bushido artinya tata cara
berprilaku samurai yang berpegang teguh pada nilai etika dan moralitas. Nilai moral
yang terkandung dalam moral Bushido menurut (Suryohadiprojo, 1982:49)
meliputikejujuran, keberanian, kemurahan hati, kesopanan, kesungguhan, kehormatan
atau harga diri, kesetiaan dan pengendalian diri. Hal ini didukung oleh Agustian
dalam Capriella (2014: 10), nilai moral bushido meliputi integritas, keberanian,
kemurahan hati (mencintai sesama dan kasih sayang), kejujuran (tulus dan ikhlas),

13

menjaga kehormatan dan kesetiaan. Dalam menganalisis nilai keberanian, nilai
kejujuran dan nilai kemurahan hati yang diungkapkan dalam cerita novel “OSHIN”
ini, penulis menggunakan konsep nilai moral Bushido. Dengan menggunakan konsep
nilai moral Bushido, penulis lebih memahami bagaimana nilai keberanian, kejujuran
dan kemurahan hati yang berlandaskan moral Bushido yang diungkapkan melalui
tokoh Oshin dalam cerita novel “OSHIN” karya Hashida Sugako. Sehingga nilai
keberanian, kejujuran dan kemurahan hati yang berlandaskan moral Bushido
diharapkan bisa memberi pendidikan dan pengajaran kepada pembaca khususnya
penulis.

1. 5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
merangkum tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.

Untuk

mendeskripsikan

nilai-nilai

pragmatik

apa

yang

terkandung dalam novel “OSHIN” karya Hashida Sugako.
2.

Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pragmatik seperti nilai keberanian,
kejujuran dan kemurahan hati yang diungkapkan dalam cerita novel
“OSHIN” karya Hashida Sugako yang dapat dijadikan cerminan yang
baik bagi pembaca.

14

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1.

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai
pragmatik yang terkandung dalam novel “OSHIN” karya Hashida
Sugako.

2.

Untuk mengetahui nilai keberanian, nilai kejujuran dan nilaikemurahan
hati yang diungkapkan dalam cerita novel “OSHIN” karya Hashida
Sugako yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca.

1.6

Metode Penelitian
Untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan serta manfaat penelitian

yang telah dijelaskan, maka diperlukan metode dalam penelitian ini. Metode yang
digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu
metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dengan maksud untuk
menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis bahkan juga diperbandingkan
(Ratna, 2004:53). Metode ini juga berfungsi untuk memecahkan masalah dengan cara
mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan
data. Metode ini tidak hanya menjelaskan, tetapi juga memberikan pemahaman yang
jelas terhadap data yang kita analisis. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan
metode kepustakaan (Library research).
Menurut Nazir (1988:111), studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur catatancatatan, laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

15

Kemudian buku-buku tersebut dibaca dan dicari teori yang berhubungan dengan
penelitian mengenai analisis cerita novel “OSHIN” berdasarkan pendekatan
pragmatik sastra. Maka berdasarkan hal yang telah penulis jelaskan di atas, langkahlangkah yang dilakukan penulis dalam menyusun penelitian ini antara lain:
1.

Membaca novel “OSHIN” karya Hashida Sugako

2.

Mencari data yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu mencari
data tentang kajian pendekatan pragmatik sastra, semiotik, konsep moral
Bushidodan teori-teori lain yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.

Mengumpulkan

data-data

tersebut

kemudian

menganalisis

data

berdasarkan pendekatan pragmatik sastra dan mengungkapkan nilainilai yang terkandung di dalam novel “OSHIN” yang berlandaskan
dengan nilai moral Bushido.
4.

Menyusun seluruh data tersebut menjadi sebuah laporan berbentuk
skripsi.

16