KEMAMPUAN GURU MELAKUKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PPKn DI SMP NEGERI 2 PALU BERDASARKAN KURIKULUM 2013

  

KEMAMPUAN GURU MELAKUKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PPKn

DI SMP NEGERI 2 PALU BERDASARKAN KURIKULUM 2013

1*

  

Indah Rukmana

2* 3*

  

Widayati Pujiastuti& Hasdin

1*

  Alumni Mahasiswa PPKn FKIP UNTAD

  2*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  3*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun kisi-

kisi penilaian pembelajaran PPKn, untuk mengetahui penilaian yang dilakukan guru

dalam pembelajaran PPKn, dan untuk mengetahui penetapan nilai yang dilakukan guru

dalam pembelajaran PPKn. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif.

  

Subyek penelitian adalah tiga orang guru PPKn SMP Negeri 2 Palu. Teknik

pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan

teknik analisis data yakni reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi

penilaian pembelajaran PPKn sudah berjalan dengan baik, hal itu dapat dilihat dari

upaya guru dalam proses memberikan kisi-kisi soal kepada peserta didik yang

disesuaikan dengan pedoman atau panduan penulisan kisi-kisi, materi dan tujuan

pembelajaran yang disesuaikan dengan isi silabus dan kurikulum. (2) Kemampuan guru

dalam melakukan penilaian pembelajaran PPKn sudah terlaksana cukup baik, hal ini

dapat dilihat dari guru yang melakukan penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan

penilaian keterampilan. Namun dari semua penilaian yang dilakukan belum sempurna

mungkin berdasarkan Kurikulum 2013. (3) Penetapan nilai pada pengolahan skor

penilaian sikap berupa predikat sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K),

dan penentuan nilai pengetahuan dan keterampilan menggunakan rentang nilai 0 s/d

100. Hasil penetapan nilai di atas bahwa kedua orang guru PPKn dalam menilai

peserta didik dikategorikan sudah terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat dilihat

dari hasil dokumentasi/data-data penilaian guru, sedangkan satu informan guru PPKn

dalam menetapkan nilai belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing

peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

  Kata Kunci: Kemampuan Guru; Penilaian Pembelajaran PPKn; Kurikulum 2013.

  PENDAHULUAN

  Guru memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru juga mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar, melatih, dan menilai peserta didik dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Guru diartikan sebagai orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Pendidikan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, akan bisa berjalan dengan lancar apabila dilandasi oleh dasar kurikulum. Dalam kurikulum tertuang pedoman pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan guna mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan bisa berjalan dengan baik ketika kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses pembelajaran dan proses pembelajaran dapat dicapai secara optimal bila didukung oleh guru yang profesional. Oleh karena itu, kurikulum dan guru tidak bisa dipisahkan dalam mendorong pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran di kelas.

  Tahun ajaran 2013/2014 pemerintah mengeluarkan kebijakan baru mengenai perubahan kurikulum yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman. Kurikulum 2013 ini, mengarahkan generasi muda Indonesai yang beradab, bermartabat, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

  Implementasi Kurikulum 2013 guru memegang peranan penting, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Untuk itu, kesiapan guru dalam menjalankan tugas diperlukan adanya kemampuan sebagai bagian dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Kompetensi juga diartikan sebagai seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Pada hakikatnya tugas yang berat dari seorang guru pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi yang tinggi. Guru yang memiliki kompetensi mampu menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik dengan berupaya tampil optimal, cerdas, kreatif, inovatif, menginspirasi, memotivasi, menggairahkan, dan menyenangkan.

  Adapun ruang lingkup atau cakupan penilaian proses dan hasil pembelajaran di dalam Kurikulum 2013 mengacu pada rumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap materi pembelajaran yang dibelajarkan. Di dalam Kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI) dirumuskan menjdai 4 bagian yaitu KI-1: kompetensi inti sikap spiritual, KI-2: kompetensi inti sikap sosial, KI-3: kompetensi inti pengetahuan, dan KI- 4: kompetensi inti keterampilan (Arif dan Indra, 2014:110)

  Berdasarkan observasi awal, guru PPKn di SMP Negeri 2 Palu dalam melakukan penilaian pembelajaran PPKn berdasarkan Kurikulum 2013 banyak mengalami kendala atau kesulitan karena Kurikulum 2013 sistem penilaiannya banyak dan sedikit rumit. Menurut Sudjana (2014:3) mendefinisikan penilaian diartikan sebagai proses penentuan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan nilai diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas. Sebab itu, kemampuan guru perlu dikembangkan agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Guru PPKn SMP Negeri 2 Palu dalam menilai peserta didik biasanya hanya melihat dari sikap yang terbaik dan terburuk sehingga penilaian hasil belajar peserta didik khususnya pengolahan skor menjadi nilai belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran. Dalam hal ini penilaian dilihat sejauh mana keefektifan pendidik khususnya guru PPKn di SMP Negeri 2 Palu dalam mencapai tujuan pembelajaran atau perubahan tingkah laku peserta didik agar nilai yang diperoleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai kemampuan guru, sehingga bagaimana guru melakukan penilaian pembelajaran PPKn terhadap peserta didik yang memiliki sikap yang berbeda-beda untuk mendapatkan ketuntasan dalam belajar. Hal ini disajikan dalam skripsi yang berjudul “Kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu berdasarkan Kurikulum 2013”.

  Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi penilaian pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu, Bagaimana guru melakukan penilaian pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu berdasarkan Kurikulum 2013, dan Bagaimana guru menetapkan nilai pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu?”.

  Penulis melakukan penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi penilaian pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu, Untuk mengetahui penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu berdasarkan Kurikulum 2013, dan Untuk mengetahui penetapan nilai yang dilakukan guru dalam pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu.

  Hasil penelitian dapat dimanfaatkan bagi: 1) Bagi Sekolah: Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk dapat mengembangkan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik khususnya dalam melakukan penilaian berdasarkan Kurikulum 2013. 2) Bagi Guru: Diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan dalam melakukan penilaian pembelajaran berdasarkan Kurikulum

  2013.

3) Bagi Peneliti: Dijadikan sebagai acuan untuk kedepan sebagai calon pengajar.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Nurul Zuriah (2007: 92) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Maksud dari penelitian ini yaitu memberikan gambaran secara jelas dan rinci tentang kemampuan guru dalam melakukan penilaian pembelajaran PPKn di SMP Negeri 2 Palu berdasarkan Kurikulum 2013. Adapun lokasi penelitian yang peneliti lakukan yaitu di SMP Negeri 2 Palu. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah tiga orang guru PPKn di SMP Negeri 2 Palu. Menurut Ulber Silalahi (2009: 250) subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang padanya melekat data tentang objek penelitian. Berdasarkan jenis penelitian, maka diketahui bahwa jenis data yang diperoleh merupakan data yang bersifat deskriptif kualitatif.

  Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari informan penelitian melalui wawancara dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan penilaian Kurikulum 2013, peraturan- peraturan, dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Teknik-teknik yang digunakan dalam menggali dan mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu

  

pertama, Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa pertanyaan-pertanyaan

  lisan yang ditujukan kepada tiga orang guru PPKn untuk mendapatkan keterangan- keterangan sehingga diperoleh data dan informasi kepada peneliti. Kedua, Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai penunjang untuk melengkapi metode wawancara. Dokumentasi ini berupa gambar, dokumen-dokumen, dan lain lain yang mendukung penelitian. Adapun instrument dalam penelitian merupakan suatu alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrument dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan dokumentasi. Menurut Nasution (Sugiyono, 2015: 306) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama.

  Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi.

  1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus salam pengumpulan data berlangsung.

  2. Penyajian Data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data yang disajikan kita melihat dan akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut sehingga dari penyajian data ini dapat disusun secara sistematis pada tahapan reduksi data, kemudian dapat memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan.

  3. Kesimpulan/Verifikasi Data Setelah data yang terkumpul dan telah didukung oleh data-data yang mentap melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat ditarik kesimpulan serta hasil data tersebut bisa diketahui sebenarnya.

  HASIL PENELITIAN Kemampuan Guru Menyusun Kisi-kisi Penilaian Pembelajaran PPKn

  Sebelum melakukan kisi-kisi penilaian terlebih dahulu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan isi silabus. Dalam merancang kisi-kisi penilaian pembelajaran tidak terlepas dari apa yang tertulis dalam penyusunan RPP. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. RPP sebagai pegangan guru dalam mengajar di dalam kelas karena RPP dibuat untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar agar tujuan pembelajaran tercapai oleh peserta didik.

  Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwan kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi penilaian pembelajaran PPKn sudah berjalan dengan baik, hal itu dapat dilihat saat peneliti melihat upaya guru dalam proses memberikan soal-soal kepada peserta didik yang disesuaikan dengan pedoman atau panduan penulisan kisi- kisi, materi dan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan isi silabus dan kurikulum. Berkaitan dengan penyusunan alat penilaian disesuaikan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, silabus, serta kurikulum.

  Kemampuan Guru Melakukan Penilaian Pembelajaran PPKn

  Penilaian Kurikulum 2013 mengacu pada rumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap materi pembelajaran yang dibelajarkan. Di dalam Kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI) dirumuskan menjdai 4 bagian yaitu KI-1: kompetensi inti sikap spiritual, KI-2: kompetensi inti sikap sosial, KI-3: kompetensi inti pengetahuan, dan KI-4: kompetensi inti keterampilan. Kemampuan guru berdasarkan hasil wawancara pada informan pertama dalam melakukan penilaian Kurikulum 2013 sudah terlaksana, namun masih perlu penyempurnaan dari beberapa cakupan indikator penilaian pengetahuan dan keterampilan yang berdasarkan Kurikulum 2013. Dari data dokumentasi bahwa penilaian sikap yang dilakukan hanya penilaian observasi yang akan dimasukkan dalam jurnal perkembangan sikap peserta didik, kemudian pada penilaian pengetahuan data guru yang diberikan hanya tes tulisan seperti soal pilihan ganda dan esai, sedangkan pada penilaian keterampilan guru tersebut memberikan tugas portofolio seperti mengerjakan tugas membuat cliping untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Kemudian data penilaian lainnya tidak diberikan kepada peneliti sehingga penilaian yang dilakukan belum sempurna mungkin berdasarkan Kurikulum 2013.

  Selanjutnya berdasarkan informan kedua bahwa kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 sudah terlaksana. Akan tetapi ketika peneliti meminta data penilaian yang dilakukan guru tersebut hanya penilaian sikap dengan teknik observasi saja yang diberikan kepada peneliti. Sehingga hasil wawancara dan data dokumentasi saling bertolak belakang. Kemudian data penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan lainnya guru tersebut hanya meminta peneliti melihat data dari kedua orang guru PPKn dikarenakan data yang dilakukan belum maksimal. Berdasarkan hal tersebut kemampuan yang dimiliki guru perlu dikembangkan agar tugasnya sebagai pendidik dapat berjalan sesuai dengan prosedur Kurikulum 2013.

  Kemudian berdasarkan informan ketiga dalam melakukan penilaian pada aspek penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan berdasarkan Kurikulum 2013 sudah terlaksana cukup baik. Kemudian data penilaian yang diberikan kepada peneliti dari aspek penilaian sikap berupa penilaian diri (peserta didik) dan penilaian antarpeserta didik, sedangkan bentuk penilaian aspek pengetahuan berupa soal pilihan ganda dan soal esai serta aspek penilaian keterampilan berupa tugas praktik dan portofolio.

  Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa kemampuan guru dalam melakukan penilaian pembelajaran PPKn sudah terlaksana cukup baik, hal ini dapat dilihat dari guru yang melakukan penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Akan tetapi dari ketiga informan di atas dapat disimpulkan bahwa dua orang guru PPKn dalam menilai peserta didik dikategorikan sudah terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil dokumentasi/data-data penilaian, kemudian satu informan guru PPKn dalam melakukan penilain dikategorikan cukup maksimal karena saat peneliti melihat data guru tersebut hanya meminta peneliti melihat data dari kedua orang guru PPKn dikarenakan data yang dilakukan belum maksimal.

  Kemampuan Guru dalam Menetapkan Nilai Pembelajaran PPKn

  Menetapkan nilai pada pembelajaran PPKn melalui penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan berdasarkan Kurikulum 2013 bahwa penilaian sikap berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan sebab bentuk nilai capaian penilaian sikap berupa predikat sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Sedangkan penentuan nilai pengetahuan dan keterampilan menggunakan rentang nilai 0 s/d 100 dengan rumus skor perolehan per skor maksimal dikali seratus. Sehingga dari ketiga informan guru PPKn diketahui bahwa dalam menetapkan nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan sudah berdasarkan prosedur yang telah ditentukan. Akan tetapi hasil penetapan nilai di atas bahwa kedua orang guru PPKn dalam menilai peserta didik dikategorikan sudah terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil dokumentasi/data-data penilaian guru, sedangkan satu informan guru PPKn dalam menetapkan nilai belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

  PEMBAHASAN Kemampuan Guru Menyusun Kisi-kisi Penilaian Pembelajaran PPKn

  Penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan nilai diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas. Dengan demikian inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan kriteria peseta didik. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran atau perubahan tingkah laku peserta didik. Sebelum melakukan penilaian terlebih dahulu guru menyusun kisi-kisi soal yang telah terencana. Kisi-kisi merupakan format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu.

  Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi guru harus melakukan analisis silabus terlebih dahulu. Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: a) representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum yang akan dievaluasi; b) komponen-komponennya harus terurai/rinci, jelas, dan mudah dipahami; c) soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.

  Melihat penjelasan di atas bahwa dapat diketahui kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi penilaian pembelajaran sudah sesuai dengan materi yang diajarkan berdasarkan silabus Kurikulum 2013. Hal tersebut dapat dikatakan saat peneliti melihat guru saat memberikan kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan materi yang berdasarkan silabus dan RPP kurikulum 2013. Selanjutnya guru tersebut dalam menyusun alat penilaian sudah sesuai dengan indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Jelasnya dalam pembuatan soal atau kisi-kisi guru perlu melihat berbagai aspek yaitu tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan, kurikulum yang berlaku, silabus dan RPP. Guru PPKn juga tetap mengkondisikan dengan keadaan sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai dan memperhatikan kemampuan peserta didik.

  Kemampuan Guru Melakukan Penilaian Pembelajaran PPKn

  Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar berlangsung. Dalam belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar, melatih, dan menilai peserta didik dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Adapun ruang lingkup atau cakupan penilaian proses dan hasil pembelajaran di dalam Kurikulum 2013 mengacu pada rumusan Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti dirumuskan menjadi empat bagian yaitu KI-1: kompetensi inti sikap spiritual, KI-2: kompetensi inti sikap sosial. Penilaian sikap ini dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal; KI-3: kompetensi inti pengetahuan. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik diantaranya adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan; dan KI-4: kompetensi inti keterampilan. Penilaian keterampilan dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.

  Berdasarkan analisis penilaian Kurikulum 2013 di atas, bahwa jenis penilaian yang dilakukan guru baik dari penilaian sikap dengan teknik observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Sedangkan penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tertulis tes lisan dan penugasan dengan bentuk soal pengetahuan yang dibuat guru berupa pilihan ganda dan esai. Kemudian penilaian keterampilan dilakukan dengan berbagai teknik seperti penilaian praktik dan portofolio seperti pelaksanaan memberikan tugas diskusi kemudian di persentasikan dalam proses pembelajaran dan guru juga biasanya memberikan tugas cliping kepada peserta didik.

  Penjelasan di atas, dapat dikatakan guru melakukan penilaian sudah cukup baik, meskipun belum sempurna mungkin yang disesuaikan dengan penilaian Kurikulum 2013. Dalam melakukan penilaian guru selalu mendapatkan peserta didik yang memperoleh nilai tinggi dan nilai yang terendah karena dalam penyusunan penilaian yang menjadi dasar perhitungan skor menjadi nilai yang diperoleh peserta didik sesuai kemampuannya. Dengan demikian, nilai-nilai yang diperoleh siswa masing-masing menunjukkan status kepandaian atau kemampuan yang dimiliki sesuai kepribadiannya.

  Kemampuan Guru dalam Menetapkan Nilai Pembelajaran PPKn

  Penilaian pembelajaran PPKn berdasarkan Kurikulum 2013 dari aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam menetapkan nilai memiliki bentuk pengelolaan skor nilai yang berbeda. Dari aspek penilaian sikap berbeda dalam penilaian pengetahuan dan keterampilan, sebab bentuk nilai capaian penilaian sikap berupa predikat sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Sedangkan penentuan nilai pengetahuan dan keterampilan menggunakan rentang nilai 0 s/d 100 dengan rumus skor perolehan per skor maksimal dikali seratus. Berdasarkan perhitungan sesuai dengan rumusan di atas bahwa dua informan dalam pengolahan skor menjadi nilai sudah terlaksana dan menilai peserta didik sesuai kemampuan yang dimiliki dari masing-masing peserta didik, sedangkan satu informan menggunakan penskoran penilaian dalam memberikan nilai peserta didik belum sesuai dengan sikap dan kemampuan peserta didik.

  Mengenai hal tersebut, bahwa guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik selain mengajar, membimbing dan melatih peserta didik tentu akan memberikan penilaian dengan menetapkan nilai untuk dijadikan sebagai hasil kemajuan peserta didik kedepannya. Dengan demikian, nilai yang diperoleh masing-masing menunjukkan suatu hal kepribadian peserta didik, sehingga penskoran nilai yang diberikan guru kepada peserta didik ialah nilai yang diperoleh benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik, dan mencerminkan tingkat kepandaian, serta sikap dan perilaku dari masing-masing peserta didik yang bersangkutan. Hasil penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan dan kemajuan peserta didik dalam menerima ilmu dan sebagai bentuk mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:

1) Kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi penilaian pembelajaran PPKn di

  SMP Negeri 2 Palu sudah berjalan dengan baik, hal itu dapat dilihat dari upaya guru dalam proses memberikan kisi-kisi soal kepada peserta didik yang disesuaikan dengan pedoman atau panduan penulisan kisi-kisi, materi dan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan isi silabus dan kurikulum. 2) Kemampuan guru dalam melakukan penilaian pembelajaran PPKn sudah terlaksana cukup baik, hal ini dapat dilihat dari guru yang melakukan penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Namun dari semua penilaian yang dilakukan belum sempurna mungkin berdasarkan Kurikulum 2013. 3) Penetapan nilai pada pengolahan skor penilaian sikap berupa predikat sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K), dan penentuan nilai pengetahuan dan keterampilan menggunakan rentang nilai 0 s/d 100. Bahwa dua orang guru PPKn dalam menilai peserta didik dikategorikan sudah terlaksana dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil dokumentasi/data-data penilaian guru, sedangkan satu informan guru PPKn dalam menetapkan nilai belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.

  Saran

  Agar kiranya guru dapat mengembangkan kualitas potensinya agar tugasnya sebagai pendidik dapat berjalan dengan baik sesuai dengan Kurikulum yang ditetapkan di sekolah dan dapat dijadikan sebagai acuan perbaikan khususnya dalam melakukan penilaian pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

  Arif. M, Arifuddin dan Indra Emi. (2014). 5 Rukun Pembelajaran Kurikulum 2013. Palu Barat: EnDeCe Press.

  Miles, Matthew.B dan Hubberman.A, Michael. (1992). Analisis Data

  Kualitatif(Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia

  Sudjana, Nana. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

  Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Zuriah, Nurul (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perpektif Perubahan.

  Jakarta: Bumi Aksara