STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK JENIS PORTOFOLIO PADA KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK JENIS PORTOFOLIO PADA KURIKULUM 2013

MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2013/2014 Oleh

NINA WIDIYANTI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman guru dalam melaksanakan penilaian autentik pada kurikulum 2013 mata pelajaran PPKN Di SMP negeri 1 bandar lampung Tahun pelajaran 2013/2014.

Metode dalam penilitian ini adalah deskriptif dengan subjek penelitian guru PPKN yang berjumlah 4 orang yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Teknik pokok yang digunakan adalah angket, sedangkan wawancara dan dokumentasi sebagai teknik penunjang.

Hasil penelitian menunjukan pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio dengan indikator pemahaman konsep penilaian portofolio 2 orang atau 50% kategori memahami, 1 orang atau 25% katerogi kurang memahami dan 1 orang atau 25% kategori tidak memahami. Kemampuan merancang dan menerapkan portofolio 1 orang atau 25% kategori memahami, 2 orang atau 50% katerogi kurang memahami dan 1 orang atau 25% kategori tidak memahami. Kemampuan menilai hasil belajar portofolio 1 orang atau 25% kategori memahami, 1 orang atau 25% katerogi kurang memahami dan 2 orang atau 50% kategori tidak memahami. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 2 responden dari 4 responden kurang memahami terhadap penilaian autentik jenis portofolio.


(2)

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK JENIS PORTOFOLIO PADA KURIKULUM 2013

MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2013/2014 Oleh

NINA WIDIYANTI Skripsi

Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

1.5.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.5.2 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5.2.1Kegunaan Teoritis ... 10

1.5.2.2Kegunaan Praktis ... 10

1.6 Ruang Lingkup Penelitian... 11

1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu... 11

1.6.2 Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 11

1.6.3 Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 11

1.6.4 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 12

1.6.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori... 13


(7)

2.1.1.3Guru Profesional ... 15

2.1.2 Kurikulum ... 20

2.1.2.1Definisi Kurikulum ... 20

2.1.2.2Tujuan Kurikulum ... 21

2.1.3 Tinjauan Umum Kurikulum 2013 ... 22

2.1.3.1Pengembangan Kurikulum 2013 ... 22

2.1.3.2Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ... 24

2.1.3.3Tujuan Kurikulum 2013 ... 26

2.1.4 Definisi pembelajaran ... 27

2.1.5 Sistem Penilaian Pendidikan ... 28

2.1.6 Konsep Penilaian Autentik ... 30

2.1.6.1Definisi Dan Makna Asesmen Autentik ... 30

2.1.6.2Asesmen Autentik Dan Tuntutan Kurikulum 2013 ... 31

2.1.7 Konsep Penilaian Autentik Jenis Portofolio ... 33

2.1.7.1Definisi Penilaian Portofolio ... 33

2.1.7.2Pengembangan Portofolio Kelas ... 35

2.1.7.3Tahapan Pelaksanaan Penilaian Portofolio ... 50

2.2 Kerangka Pikir ... 66

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 67

3.2 Populasi ... 68

3.3 Variabel Penelitian ... 68

3.4 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel ... 68

3.4.1 Definisi Konseptual ... 68

3.4.2 Definisi Operasional ... 69

3.5 Rencana Pengukuran Variabel ... 71

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.6.1 Tekhnik Pokok... 72

3.6.2 Tekhnik Penunjang ... 72

3.7 Validitas dan Uji Reliabilitas ... 73

3.7.1 Uji Validitas ... 73

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 73

3.8 Teknik Analisis Data... 75

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-Langkah Penelitian ... 77

4.1.1 persiapan Pengajuan Judul ... 77

4.1.2 Penelitian Pendahuluan ... 78


(8)

4.1.5.1Analisis Validitas Angket ... 80

4.1.5.2 Analisis Reliabilitas Angket ... 81

4.2 Gambaran Lokasi Penelitian ... 85

4.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya SMP N 1 Bandar Lampung ... 85

4.2.2 Visi, Misi dan Tujuan SMP N 1 Bandar Lampung ... 87

4.2.3 Situasi dan Kondisi sekolah ... 89

4.2.4 Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa ... 91

4.2.5 Nama-Nama Guru Mata Pelajaran ... 92

4.3 Deskripsi Data ... 94

4.3.1 Pengumpulan Data ... 94

4.3.2 Penyajian Data ... 95

4.4 Pembahasan ... 107

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 114

5.2 Saran ... 114 DAFTAR PUSTAKA


(9)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pendidikan menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik.

Guru menurut Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 pasal 1 ayat 1 merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


(10)

Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Peran guru dalam proses pembelajaran di kelas sangat penting dalam mendidik, mengajar, membimbing siswa dengan menggunakan berbagai metode, teknik serta strategi yang menarik bagi siswa. Guru merupakan orang yang memfasilitator siswa agar dapat melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan penuh semangat dalam belajar.

“Dalam Pendidikan, tiga hal yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem penilaiannya” (Surapranata dan Hatta, 2006: 1), dan ketiganya harus dikuasai secara seimbang. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam pasal 1 ayat 19 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 adalah Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


(11)

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kemudian dikembangkan menjadi kurikulum 2013.

Secara umum, kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Penekanan Kurikulum 2013 lebih kepada lima aspek penting. Kelima aspek yang terdapat dalam Kurikulum 2013 adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar dan komunikasi. Kelima aspek ini lebih terperinci dan mudah


(12)

dipahami guru sehingga pelaksanaan pembelajaran pun semakin mengedepankan keaktifan siswa dalam proses belajar.

Proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Untuk mengetahui perkembangan siswa dalam belajar yaitu dengan Sistem penilaiannya.

Sistem penilaian merupakan suatu prosedur dan kriteria-kriteria penilaian yang diberlakukan disekolah untuk menetapkan tingkat ketuntasan belajar dan kenaikan kelas peserta didik. Dalam sistem penilaian untuk mengetahui data atau informasi dengan mengukur hasil belajar siswa melalui tes dan non tes yaitu dengan cara evaluasi.

Evaluasi dilakukan dengan evaluasi pembelajaran autentik, yaitu proses pengumpulan informasi oleh guru mengenai perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa kompetensi, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan telah benar-benar dicapai dan dikuasai.

Pada kegiatan evaluasi pembelajaran sebagaimana yang diruntut dalam kurikulum 2013, guru harus dapat merancang dan melaksanakan kegiatan


(13)

evaluasi pembelajaran dengan berbagai teknik, bukan hanya pada satu teknik saja, seperti tes tertulis saja yang lazim dirancang dan digunakan oleh guru. Tujuannya adalah agar evaluasi pembelajaran mencakup ketiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Diterapkannya evaluasi pembelajaran autentik diharapkan tidak akan ada lagi kegiatan evaluasi pembelajaran yang hanya fokus di domain kognitif maupun psikomotorik, tetapi juga fokus pada domain afektif. Ketiga domain tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Bahkan, dapat dikatakan bahwa keberhasilan pencapaian kompetensi pada domain kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh kondisi afektif peserta didik.

Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Dimana penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik, sehingga penilaian autentik


(14)

sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Sehingga keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.

Prosedur pembelajaran autentik mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan informasi dengan pendekatan ilmiah, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengkaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Dalam penilaian autentik ada beberapa jenis penilaian Salah satunya adalah penilaian autentik jenis portofolio. Dengan menggunakan penilaian portofolio, guru bisa mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar siswa.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang berdasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik. Fokus penilaian autentiknya adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu.


(15)

Proses pelaksanaan evaluasi dengan sistem penilaian portofolio, guru harus mengetahui pengembangan portofolio kelas yang harus diperhatikan yaitu spesifikasi portofolio dan kelompok portofolio. Dalam spesifikasi portofolio dikembangkan meliputi dua seksi, yaitu seksi penayangan dan seksi dokumentasi. Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat showcase. Adapun portofolio seksi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit (binder) yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio.

Tahapan Pelaksanaan penilaian portofolio yaitu menentukan tujuan portofolio, penentuan isi portofolio, menentukan portofolio dan format penilaian, pengamatan dan penentuan bahan portofolio serta menyusun dokumen portofolio. Begitu pentingnya tahapan pelaksanaan penilaian portofolio, sehingga setiap guru diharapkan mampu untuk melaksanakan penialaian portofolio ini dengan sebaik-baiknya demi kemajuan siswa dan tercapainya tujuan pendidikan secara optimal.

SMP N 1 Bandar Lampung adalah sekolah menengah pertama yang dipercayai untuk melaksanakan kurikulum 2013 di wilayah bandar lampung. Tidak semua SMP di bandar lampung sudah melaksanakan kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil obervasi di SMP N 1 Bandar Lampung diketahui pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013, bahwa guru-guru lebih banyak menggunakan cara-cara konfensional tidak mengarah kepada sistem penilaian yang disarankan dalam kurikulum


(16)

terbaru, misalnya kelemahan sistem penilaian kurikulum terbaru lebih mengutamakan ter tertulis dan kurang menggunakan sistem penilaian non tes. Seperti penilaian kinerja, projek dan sikap yang ada dalam kurikulum 2013 sekarang. Keragaman persepsi terhadap konsep penilaian hal ini menyebabkan keragaman di dalam pembuatan dan jenis tes yang digunakan.

Kemudian dalam hal guru kurang mengkombinasikan atau kurang lengkap di dalam merancang penilaian yang bersifat komperhensif integral artinya pembuatan alat tes secara lengkap meliputi tes (tertulis) dan non tes (kinerja, portofolio, projek, dan sikap) yang semuanya terkait dengan target pencapaian penilaian meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bahwa terdapat banyak guru yang kurang paham tentang jenis penilaian sehingga dalam penilaian autentik jenis portofolio pemahaman guru rendah. Hal ini disebabkan guru hanya tahu tentang penilaiannya saja, dan lebih cenderung guru tidak menerapkan jenis penilaian tersebut pada siswa.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkajinya dan menuangkan dalam judul penelitian pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :


(17)

1. Keberhasilan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan sistem evaluasi pendidikan.

2. Pemahaman konsep penilaian dalam kurikulum 2013 berkaitan dengan perancangan, penerapan dan evaluasi pembelajaran.

3. Kesesuaian dalam bentuk penilaian berkaitan dengan sistem autentik assesmen.

4. Model penilaian portofolio berkaitan dengan gambaran penilaian yang sebenarnya (autentik asessmen).

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan dalam identifikasi masalah maka penulis tidak membatasi masalah pada Pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013 mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013 mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(18)

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013 mata pelajaran PPKN di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.5.2 Kegunaan Penelitian 1.5.2.1Kegunaan Teoritis

Penelitian ini berguna secara teoritis untuk mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan, yang mengkaji Pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013 mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.5.2.2Kegunaan Praktis 1. Bagi guru

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru dalam memberikan materi kepada peserta didik di sekolah dengan menggunakan penilaian autentik jenis Portofolio supaya siswa lebih aktif dan keatifitas dalam belajar.

2. Bagi Peserta Didik

Secara praktis, penelitian ini berguna untuk peserta didik agar lebih teliti dan aktif sebagai pelajar dan dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melaksanakan pengembangan portofolio kelas.


(19)

3. Bagi sekolah

Dapat dijadikan masukan kepada sekolah, agar lebih cermat untuk mengawasi para peserta didik dalam belajar dengan mengunakan penilaian portofolio sehingga dapat mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai dengan yang diharapkan serta tujuan pembelajaran dapat dicapai.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitianya adalah sebagai berikut : 1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah mengkaji aspek-aspek metodelogi pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang membahas tentang Pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013.

1.6.2 Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah Guru SMP Negeri 1 Bandar Lampung.

1.6.3 Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah Studi tentang pemahaman guru terhadap Penilaian Autentik jenis Portofolio pada kurikulum 2013 mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(20)

1.6.4 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Bandar Lampung.

1.6.5 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu penelitian yaitu sesuai dengan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 11 Desember 2013 sampai dengan terselesainya penelitian ini pada tanggal 15 April 2014.


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Deskripsi Teori

2.1.1 Pemahaman Guru

2.1.1.1Definisi Pemahaman

Pemahaman merupakan proses pengetahuan seseorang dalam mencari makna atau memahami suatu hal yang belum diketahui oleh dirinya yang berkaitan dengan segala sesuatu yang ada, oleh karena itu pencapaian tingkat pemahaman seseorang akan berbeda pula sesuai dengan tingkat pengetahuan seseorang.

Menurut Daryanto (2008:106) :

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Menurut Bloom dalam Amelia (2012:11):

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah seuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.


(22)

Menurut Djamarah (2000:36) menjelaskan bahwa :

Pengertian guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa pemahaman guru adalah kemampuan dalam menyampaikan suatu materi atau bahan, kemampuan mendidik siswa, kemampuan untuk membentuk dan membangun kepribadian siswa menjadi seorang yang berguna bagi agama nusa, dan bangsa.

2.1.1.2Ukuran Pemahaman

Menurut Sridadi (26 januari 2014, http:// penelitian.tindakan.kelas. Blogspot.com /2014/01/26/ pengertian - evaluasi – pengertian - penilaian pengertian- pengukuran .html)

pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku”. Menurut Sudiono (2005:50) :

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan sesorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sudut. Seorang guru dikatakan memahami sesuatu apabila ia memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Menurut Sanjaya (2011:181):

pengukuran pada umumnya berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur. Oleh sebab itu dalam proses mengukur diperlukan alat bantu


(23)

tertentu. Misalnya untuk mengukur kemampuan atau prestasi seseorang dalam memahami bahan pelajaran diperlukan tes prestasi belajar, untuk mengukur IQ, digunakan tes IQ dan sebagainya.

Ukuran pemahaman merupakan ukuran yang berlandasan untuk membuat sistem penilaian yang benar terhadap siswa. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pemahaman misalnya : ketika seorang guru memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dan menguraikan jawaban pertanyaan secara lancar, jelas dan benar maka pemahamannya dapat dinyatakan tinggi, tetapi apabila siswa hanya memahami sebagian dari pertanyaan tersebut maka siswa dinyatakan tidak mengerti sama sekali atau tidak memahaminya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa ukuran pemahaman adalah memberikan penilaian terhadap siswa yang telah memahami apa yang sudah diajarkan oleh guru dan ketercapaian pada setiap indikator, kompetensi inti, kompetensi dasar per mata pelajar.

2.1.1.3Profesionalitas Guru

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (PP. No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, pasal 1 ayat 1).


(24)

Menurut Hamzah (2009:15) menjelaskan bahwa “Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik”. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Peran guru dalam proses pembelajaran di kelas sangat penting dalam mendidik, mengajar, membimbing siswa dengan menggunakan berbagai metode, teknik serta strategi yang menarik bagi siswa. Guru merupakan orang yang memfasilitator siswa agar dapat melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan penuh semangat dalam belajar. Pengertian di atas jelas bahwa guru itu memiliki peranan yang strategis dan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karena guru adalah pengelola kegiatan belajar mengajar bagi para siswanya. Kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila tersedia guru yang sesuai dengan kebutuhan sekolah baik jumlah, kualifikasi maupun bidang keahliannya.

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan pembelajaran


(25)

dengan melakukan untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.

Menurut Charles E. johson dalam Sanjaya (2011:145) :

kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.

Persfektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Keempat kompetensi ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

Bandar Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011:30) menjelaskna bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi :

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman tentang peserta didik

c. Pengembangan kurikulum/silabus d. Perancangan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Evaluasi hasil belajar


(26)

g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Menurut Badan Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011:43) menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang :

a. Berakhlak mulia

b. Mantap, stabil, dan dewasa c. Arief dan bijaksana

d. Menjadi telaadan

e. Mengevaluasi kinerja sendiri f. Mengembangkan diri dan g. Religius

3. Kompetensi Sosial

Guru guru diharapkan memberikan contoh baik terhadap lingkungannya, dengan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai dari masyarakat sekitarnya. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011:52) menjelaskan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat untuk :

a. Berkomunikasi lisan dan tulisan

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional


(27)

c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kepribadian, orang tua/wali peserta didik dan

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Menurut Sukmadinata dalam Musfah (2011:53) diantara kemampuan sosial dan personal yang paling mendasar yang harus dikuasai guru adalah idealism, yaitu cita-cita luhur yang ingin dicapai dengan pendidikan. Cita-cita semacam ini dapat diwujudkan dengan kesungguhannya mengajar dan mendidik para murid, pembelajaran masyarakat melalui interaksi atau komunikasi langsung dengan mereka di beberapa tempat seperti balai desa, dan lain-lain, guru menuangkan dan mengekspresikan pemikiran dan idenya melalui tulisan, baik dalam bentuk artikel, cerpen, novel, sajak maupun artikel ilmiah.

4. Kompetensi Profesional

Guru tidak sekedar mengetahui materi yang akan diajarkan, tetapi memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, siswa harus belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkait dengan setiap mata pelajaran. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah (2011:54) menjelaskan bahwa kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi :

a. Konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar


(28)

b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah c. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

d. Penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari e. Kompetisi secara professional dalam konteks global dengan

tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

2.1.2 Kurikulum

2.1.2.1Definisi Kurikulum

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam pasal 1 ayat (19) undang-undang Nomor 20 tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Menurut dakir (2010:2) kurikulum merupakan program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang direncanakan,


(29)

diprogramkan dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang.

Menurut nengky and evars dalam dakir (2010:6) kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.

Menurut Hamalik (2009:17) kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa kurikulum adalah suatu program pendidikan yang memberikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan dalam proses pembelajaran bagi guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.1.2.2Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendididkan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional.

Menurut hamalik (2009: 24) kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional


(30)

khususnya dan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya. Tujuan ini dikategorikan sebagai sebagai tujuan umum kurikulum.

Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi, dan suatu mata pelajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional.

Tujuan institusional merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tiap lembaga pendidikan memiliki tujuannya masing-masing, yang berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan karakteristik dari lembaga tersebut.

2.1.3 Tinjauan Tentang Kurikulum 2013 2.1.3.1Pengembangan Kurikulum 2013

Secara umum, kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.


(31)

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dan negara indonesia sepanjang jaman.

Sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan konstribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik, jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi :

1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;

2. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri

3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Menurut Abdul Majid dalam Novan (2013 : 204) mengungkap bahwa: Perubahan kurikulum 2013, termasuk perubahan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 harus dipahami tidak hanya sekedar penyesuaian substansi materi pembelajaran dan format kurikulum saja, tetapi juga harus dilakukan pergeseran paradigma (paradigma shift) dari pendekatan pendidikan yang berorientasi masukan (infut-oriented education) ke pendidikan yang berorientasi hasil atau setandar (countcome-based education) yang berimplikasi pada implementasi pembelajaranberbasis kompetensi. Sudah tentu implementasi pembelajaran berbasis kompetensi tersebut berimplikasi pula


(32)

pada evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif.

Menurut Kemdikbud (2013:65) “Pengembangan kurikulum merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa kurikulum 2013 merupakan perubahan dari kurikulum 2006 yang mencakup dalam kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

2.1.3.2Prinsip Pengembangan kurikulum 2013

Menurut Kemdikbud (2013:85) Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :

1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk ,mencapai kompetensi

2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai wajib belajar 12 tahun maka standar kompetensi lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.


(33)

3. Kurikulum idasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kompetensi dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta diddik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.


(34)

10.Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

2.1.3.3Tujuan Kurikulum 2013

Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana telah dirumuskan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab. Secara singkatnya, Undang-undang tersebut berharap pendidikan dapat membuat peserta didik menjadi kompeten dalam bidangnya. Di mana kompeten tersebut, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang telah disampaikan di atas, harus mencakup kompetensi dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan pasal 35 undang-undang tersebut.


(35)

Sejalan dengan arahan undang-undang tersebut, telah pula ditetapkan visi pendidikan tahun 2025 yaitu menciptakan isan indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang di maksud disini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan.

Menurut Kemdikbud (2013:80) menjelaskan bahwa:

Dengan demikian kurikulum 2013 adalah dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

2.1.4 Definisi Pembelajaran

Istilah pembelajaran menurut miarso (2007:457) “Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang pelaksanaannya terkendali”. Sedangkan Gagne dan Briggs dalam H. Djaali (2008:3) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi


(36)

serangkai peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal”.

Menurut Sudjana dalam Amri (2013:28) “Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar”. Sedangkan menurut nasution dalam amri (2013:28), bahwa:

Pembelajaran sebagai aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagai yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang sudah dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mendukung dalam proses belajar peserta didik.

2.1.5 Sistem Penilaian Pendidikan

Penilaian secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar, pertumbuhan serta perkembangan sikap dan prilaku yang dicapai siswa.

Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan


(37)

kompetensi dasar yang harus dikuasai. Teknik penilaian dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan perseorangan atau kelompok (PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 22 ayat 1 dan 2)

Penilaian merupakan rangkaian untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis. Menurut Zainul (2001:14), “ penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes”.

Menurut Wand dan Gerald W. Brown dalam Kusnandar (2009:377) : Suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Evaluasi juga dapat diartikan kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa penilaian merupakan suatu kegiatan terencana untuk menilai siswa yang ditujukan untuk menjamin tercapainya proses belajar serta kemampuan siswa yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.


(38)

2.1.6 Konsep Penilaian Autentik

2.1.6.1Definisi dan Makna Asesmen Autentik

Penilaian autentik merupakan usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes tertulis, kolokium, portofolio, unjuk kerja, unjuk tindak (berdiskusi, berargumentasi, dan lain-lain. (Peraturan Materi Pendidikan Nasional No.41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses, Glosarium).

Menurut Kemdikbud (2013:231) :

Asesmen autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.

Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan di bandingkan dengan tes pilihan ganda. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar siswa, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan pengetahuan, aktifitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Menurut Wiggins dalam Kemdikbud (2013:231) “

mendefinisikan asesmen autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi, dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.


(39)

Menurut Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan Nasional dalam Novan (2013 : 204) mengungkapkan bahwa :

Dalam kurikulum 2013, evaluasi pembelajaran dilakukan berbasis pencapaian kompetensi. Selain itu, guru juga diharapkan mau dan mampu menggeser paradigma lamanya, yaitu pergeseran dari evaluasi melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasilnya saja) menuju evaluasi pembelajaran Autentik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa penilaian autentik adalah penilaian hasil belajar siswa untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dan guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan sikap, keterampilan dan pengetahuan.

2.1.6.2Asesmen Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Karena, penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka observasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.

Kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan penilaian tertulis. penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu,


(40)

memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. penilaian autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.

Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan siswa, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan siswa berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.

Menurut Ormiston dalam Kemdikbud (2013:232) “Belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik dikaitkan dengar realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya”. penilaian ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi siswa, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang dimilikinya. Contoh penilaian autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.

penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan siswa yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja.


(41)

luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon siswa atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini.

1. Mengetahuan bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran.

2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.

3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dai dunia di luar tembok sekolah.

2.1.7 Konsep Penilaian Autentik Jenis Portofolio 2.1.7.1Definisi Penilaian Portofolio

Menurut Abdul Majid dalam Novan (2013:206) mengungkapkan bahwa “Portofolio merupakan suatu koleksi yang dikhususkan dari pekerjaan peserta didik yang mengalami perkembangan yang memungkinkan peserta didik dan guru menentukan kemajuan yang sudah dicapai oleh peserta didik”.


(42)

Menurut Kemdikbud (2013:237) “Penilaian Portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata”. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang berdasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian autentik adalah kumpulan karya siswa secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh siswa sendiri.

Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar siswa. Misalnya hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku, literatur, laporan penelitian, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan siswa dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini :


(43)

1. guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

2. Guru atau guru bersama siswa menentukan jenis portopolio yang akan dibuat.

3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. 5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. 6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

2.1.7.2Pengembangan Portofolio Kelas

Menurut Budimansyah (2002:49) Pengembangan portofolio kelas : 1. Spesifikasi Portofolio

Jika informasi telah dirasakan cukup, mulaikan mengembangkan portofolio kelas. Portofolio yang dikembangkan meliputi dua seksi, yaitu portofolio seksi penayangan dan seksi dokumentasi. Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show-care. Adapun portofolio seksi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit (binder) yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio.


(44)

a. Portofolio seksi penayangan

Bagian ini harus terdiri atas empat lembar papan poster atau papan busa, atau yang sejenisnya, dengan ukuran masing-masing dari keempat papan panel tersebut lebar sekitar 75 cm dan tinggi sekitar 90 cm. Karya dari masing-masing kelompok portofolio ditempatkan pada salah satu dari empat panel tayangan tersebut. Tayangan empat panel ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diletakkan di atas meja. Pada papan buletin, atau pada empat kuda-kuda. Bahan-bahan yang ditayangkan dapat meliputi pernyataan-pernyataan tertulis, daftar sumber informasi, peta grafik, foto, gambar, karikatur, karya seni asli dan sebagainya.

b. Portofolio seksi dokumentasi

Bagian ini merupakan kumpulan bahan-bahan terbaik sebagai dokumen atau bukti penelitian, misalnya berupa berita, artikel, gambar poto, grafik, dan lengkap hasil wawancara data hasil analisis bahan cetak, dan sebagainya. Bahan-bahan ini harus dilakukan dalam sebuah map jepit (binder) bercincin tiga. Bahan-bahan tersebut harus dipisahkan kedalam empat bab. Bab pertama, berisi tentang penjelasan masalah, bab kedua tentang kebijakan-kebijakan alternatif untuk memecahkan masalah, bab ketiga tentang usulan kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah, baba keempat berisi tentang rencana tindakan.


(45)

Gunakan pemisah berwarna beda untuk memisahkan keempat bab tersebut.

2. Kelompok Portofolio

Kelas dibagi kedalam empat kelompok portofolio. Masing-masing kelompok ditugasi untuk membuat salah satu bagian dari portofolio kelas. Setiap kelompok portofolio hendaknya memilih bahan-bahan yang dikumpulkan oleh semua tim peneliti sesuai dengan keperluannya. Berikut ini adalah tugas-tugas setiap kelompok portofolio.

1. Kelompok Portofolio Satu

Kelompok ini merupakan kelompok satu. Tugas kelompok ini adalah menjelaskan masalah. Kelompok portofolio satu ini mempersiapkan dua seksi, yaitu seksi penayangan dan untuk seksi dokumentasi dari portofolio kelas. Hasil pekerjaan kelompok portofolio satu untuk seksi penayangan dibuat pada panel pertama, yang harus memuat hal-hal sebagai berikut.

1. Rangkuman masalah secara tertulis

Tinjau ulang bahan yang telah dikumpulkan oleh tim peneliti. Buatlah penjelasan masalah tidak lebih dari dua halaman dengan tik dua spasi. Rangkumlah apa yang telah dipelajari dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.


(46)

b. Seberapa luas masalah tersebut tersebar pada bangsa dan negara kita

c. Mengapa masalah ini harus ditangani oleh pemerintah? d. Haruskah seseorang juga bertanggung jawab untuk

memecahkan masalah tersebut? Mengapa?

e. Manakah diantara pernyataan berikut yang dianggap benar?

1.Tidak ada hukum atau kebijakan untuk mengatasi masalah

2.Hukum atau kebijakan untuk mengatasi masalah tidak memadai

3.Hukum atau kebijakan untuk mengatasi masalah memadai, namun tidak diselenggarakan dengan baik. f. Adakah silang pendapat di masyarakat kita berkenaan

dengan masalah ini? Jika ada silang pendapat macam apakah itu?

g. Siapakah individu, kelompok atau organisasi utama yang berpihak pada masalah ini?

1.Mengapa mereka menaruh perhatian terhadap masalah tersebut?

2.Posisi apakah yang mereka ambil?

3.Apakah keuntungan dan kerugian dari posisi mereka tersebut?


(47)

4.Bagaimana mereka berusaha mempengaruhi pemerintah untuk mengambil posisi mereka berkenaan dengan masalah tersebut?

h. Pada tingkat atau lembaga pemerintahan apa, jika ada, yang bertanggung jawab mengatasi masalah? Apa yang sedang mereka kerjakan untuk menangani masalah tersebut?

2. Menyajikan masalah secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik, karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi-ilustrasi lainnya yang dipandang dapat menjelaskan masalah. Ilustarsi-ilustrasi tersebut dapat saja berasal dari sumber-sumber cetakan, atau dapat juga dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan, hendaknya mencantumkan sumber resmi.

3. Identifikasi sumber informasi

Panel pertama yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio satu juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tulislah sumber-sumber-sumber-sumber informasi tersebut (orang, lembaga, atau bahan cetak) pada satu atau lebih halaman hasil pekerjaan kelompok portofolio satu untuk seksi dokumentasi diletakkan pada bab satu pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan yang digunakan untuk


(48)

menjelaskan masalah. Misalnya kelompok portofolio satu dapat memasukakan pilihan:

a. Klipping surat kabar dan majalah.

b. Laporan tertulis hasil wawancara dengan anggota masyarakat.

c. Laporan tertulis ulasan dan televisi tentang masalah yang dikaji.

d. Catatan dari komunikasi dengan kelompok-kelompok dalam masyarakat.

e. Petikan dari sejumlah publikasi pemerintah dan sebagainya.

Dokumentasi dan hasil laporan yang terlalu panjang, misalnya undang-undang, peraturan daerah, buku, atau makalah, dapat dilaporkan isi singkatnya saja, misalnya hanya halaman judul, daftar isi, dan rangkuman atau abtraksinya saja. Siapkan daftar isi untuk seksi ini.

2. Kelompok Portofolio Dua

Kelompok ini merupakan kelompok kedua. Tugas kelompok ini adalah mengkaji kebijakan-kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah. Kelompok portofolio dua ini mempersiapkan dua seksi, yaitu seksi penayangan dan untuk seksi dokumentasi dari portofolio kelas. Hasil pekerjaan kelompok portofolio dua untuk


(49)

seksi penayangan dibuat pada panel kedua, yang harus memuat hal-hal sebagai berikut.

1. Rangkuman tertulis tentang kebijakan alternatif

Tijau kembali hasil kerja tim peneliti. Tuliskanlah sejumlah kebijakan alternatif yang berhasil dihimpun, hasil dari berbagai sumber informasi yang dikumpulkan. Kajilah setiap kebijakan alternatif tersebut dengan menjawab dua pertanyaan berikut.

a. Kebijakan apakah yang diusulkan?

b. Apakah keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut?

Tiap-tiap kebijakan yang dikaji ditulis tidak lebih dari satu halaman tik dua spasi.

2. Menyajikan kebijakan alternatif secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik, karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi-ilustrasi lainnya berkenaan dengan berbagaikebijakan alternatif untuk mengatasi masalah. Ilustrasi-ilustrasi tersebut dapat saja berasal dari sumber-sumber cetakan, atau dapat juga dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan hendaknya mencantumkan sumber resmi.


(50)

3. Identifikasi sumber informasi.

Panel kedua yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio dua juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tuliskah sumbersumber informasi tersebut (orang, lembaga, atau bahan cetak) pada satu atau lebih halaman ketikan.

Hasil pekerjaan kelompok portofolio dua untuk seksi dokumentasi diletakkan pada bab dua pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan yang didokumentasikan kelompok ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah. Misalnya, kelompok portofolio dua dapat memasukkan pilihan seperti halnya kelompok portofolio satu, yaitu :

a. Klipping surat kabar dan majalah.

b. Laporan tertulis hasil wawancara dengan anggota masyarakat.

c. Laporan tertulis ulasan dan televisi tentang masalah yang dikaji.

d. Catatan dari komunikasi dengan kelompok-kelompok dalam masyarakat.

e. Petikan dari sejumlah publikasi pemerintah dan sebagainya.


(51)

Dokumentasi dan hasil laporan yang terlalu panjang, misalnya kertas kerja yang memuat kebijakan untuk mengatasi masalah dari satu lembaga pemerintah atau yang dibuat oleh satu kelompok kepentingan dimasyarakat, dapat dilaporkan isi singkatnya saja. misalnya hanya halaman judul, daftar isi, dan rangkuman atau abtraksinya saja. siapkan daftar isi untuk seksi ini.

3. Kelompok Portofolio Tiga

Kelompok ini merupakan kelompok tiga. Tugas kelompok ini adalah mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah. Kebijakan yang diusulkan harus disetujui oleh mayoritas anggota kelas. Kebijakan yang diusulkan juga hendaknya tidak bertentangan dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan negara. Sebab kebijakan yang diusulkan itu diharapkan menjadi kebijakan publik dari pemerintah. Maka dari itu kebijakan yang diusulkan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi dan perundang-undangan negara, karena kita tidak bisa meminta pemerintah melakukan sesuatu yang melanggar konstitusi atau perundang-undangan yang belaku. Kebijakan publik yang dipilih itu, dapat mendukung salah satu kebijakan alternatif yang diidentifikasi kelompok portofolio dua, memodifikasi salah satu kebijakan, atau membuat kebijkan kalian sendiri.


(52)

Kelompok portofolio tiga ini mempersiapkan dua seksi, yaitu seksi penayangan dan untuk seksi dokumentasi dari portofolio kelas. Hasil pekerjaan kelompok portofolio tiga untuk seksi penayangan dibuat pada panel ketiga, yang harus memuat hal-hal sebagai berikut.

1. Penjelasan dan jastifikasi tertulis untuk kebijakan yang diusulkan kelas.

Kelompok ini hendaknya menjelaskan kebijakan yang dipilih dan alasan mendukunnya. Deskripsikan dalam dua halaman tik dua spasi:

a. Kebijakan yang diyakini oleh kelas akan dapat mengatasi masalah;

b. Keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut;

c. Menurut pandangan kelas kalian, mengapa kebijakan tersebut tidak melanggar konstitusi dan peraturan perundang-undangan negara?

d. Tingkat atau lembaga pemerintahan mana yang harus bertanggung jawab unuk menjalankan kebijakan yang kalian usulkan itu? Mengapa?

2. Menyajikan kebijakan publik secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik, karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi-ilustrasi lainnya berkenaan dengan kebijakan publik yang diusulkan kelas. Ilustrasi-ilustrasi


(53)

tersebut dapat saja berasal dari sumber-sumber cetakan, atau dapat juga dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan hendaknya mencantumkan sumber resmi.

3. Identifikasi sumber informasi.

Panel ketiga yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio tiga juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tuliskah sumber-sumber-sumber-sumber informasi tersebut (orang, lembaga, atau bahan cetak) pada satu atau lebih halaman ketikan.

Hasil pekerjaan kelompok portofolio tiga untuk seksi dokumentasi diletakkan pada bab tiga pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan yang didokumentasikan kelompok ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun kebijakan publik yang diusulkan kelas untuk dapat mengatasi masalah. Misalnya, kelompok portofolio tiga dapat memasukkan pilihan seperti halnya kelompok portofolionya, yaitu :

a. Klipping surat kabar dan majalah.

b. Laporan tertulis hasil wawancara dengan anggota masyarakat.

c. Laporan tertulis ulasan dan televisi tentang masalah yang dikaji.


(54)

d. Catatan dari komunikasi dengan kelompok-kelompok dalam masyarakat.

e. Petikan dari sejumlah publikasi pemerintah dan sebagainya.

Dokumentasi dan hasil laporan yang terlalu panjang dapat diwakili oleh foto kopy isi singkatnya saja, misalnya hanya halaman judul, daftar isi, dan rangkuman atau abtraksinya saja. siapkan daftar isi untuk seksi ini.

4. Kelompok Portofolio Empat

Kelompok ini merupakan kelompok empat. Tugas kelompok ini adalah membuat rencana tindakan. Rencana tindakan ini hendaknya mencakup langkah-langkah yang dapat diambil agar kebijakan yang diusulkan diterima dan dilaksanakan oleh pemerintah. Seluruh kelas hendaknya terlibat dalam membuat tencana tindakan ini, tetapi kelompok empat akan menjelaskan rencana tindakan dalam panel keempat seksi penayangan dan bab empat seksi dokumentasi.

Hasil pekerjaan kelompok portofolio empat untuk seksi penayangan yang ditayangkan pada panel keempat, harus memuat hal-hal sebagai berikut.


(55)

1. Penjelasan tertulis bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan pada individu dan kelompok dalam masyarakat terhadap rencana tindakan yang diusulkan.

Deskripsi gagasan-gagasan utama dari rencana tindakan tersebut ditulis sekitar satu halaman dengan tik dua spasi. Pastikan untuk melakukan hal-hal berikut.

a. Mendeskripsikan individu da kelompok yang berpengaruh dalam masyarakat yang mungkin hendak mendukung rencana tindakan kelas. Gambaran secara ringkas bagaimana kelas dapat memperoleh dukungan mereka; b. Mendeskripsikan kelompok di masyarakat yang mungkin

menetang rencana tindakan kelas. Jelaskan bagaimana kalian dapat meyakinkan mereka untuk mendukung rencana tindakan kelas.

2. Penjelasan tertulis bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan dari pemerintah terhadap rencana tindakan yang diusulkan.

Gambaran gagasan-gagasan utama dari rencana tindakan kelas pada satu halaman tik dua spasi. Pastikan memuat hal-hal berikut.

a. Mengidentifikasi pejabat dan lembaga pemerintah yang berpengaruh yang mungkin akan mendukung rencana tindakan kelas. Gambarkan dengan singkat bagaimana


(56)

kelas dapat memperoleh dukungan mereka terhadap rencana tindakan yang diusulkan.

b. Mngidentifikasi orang-orang dalam pemerintah yang mungkin menentang rencana tindakan kelas. Jelaskan bagaimana kalian dapat meyakinkan mereka untuk mendukung rencana tindakan kelas.

3. Menyajikan rencana tindakan secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik, karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi-ilustrasi lainnya berkenaan dengan rencana tindakan yang diajukan kelas. Ilustrasi-ilustrasi tersebut dapat saja berasal dari sumber-sumber cetakan, atau dapat juga dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan hendaknya mencantumkan sumber resmi.

4. Identifikasi sumber informasi.

Panel keempat yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio empat juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tuliskah sumber-sumber-sumber-sumber informasi tersebut (orang, lembaga, atau bahan cetak) pada satu atau lebih halaman ketikan.

Hasil pekerjaan kelompok portofolio empat untuk seksi dokumentasi diletakkan pada bab empat pada portofolio kelas


(57)

seksi dokumentasi. Bahan-bahan yang didokumentasikan kelompok ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun rencana tindakan yang diusulkan kelas. Misalnya, kelompok portofolio empat dapat memasukkan pilihan berupa:

a. Pernyatan dari orang-orang atau kelompok berpengaruh b. Pernyatan pejabat pemerintah yang berpengaruh

c. Klipping surat kabar dan majalah.

d. Laporan tertulis hasil wawancara dengan anggota masyarakat.

e. Laporan tertulis ulasan dan televisi tentang masalah yang dikaji.

f. Catatan dari komunikasi dengan kelompok-kelompok dalam masyarakat.

g. Petikan dari sejumlah publikasi pemerintah dan sebagainya.

Dokumentasi dan hasil laporan yang terlalu panjang, dapat diwakili oleh foto kopi isi singkatnya saja, misalnya hanya halaman judul, daftar isi, dan rangkuman atau abtraksi dari dokumen itu sendiri maupun dari salinan yang ditulis oleh kelompok. siapkan daftar isi untuk seksi ini.


(58)

2.1.7.3Tahapan Pelaksanaan Penilaian Portofolio

Menurut Sanjaya (2011:202) tahapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian portofolio. Setiap tahapan dijelaskan berikut ini:

1. Menentukan Tujuan Portofolio

Pembelajaran adalah suatu proses yang bertujuan. Apa yang dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan itu. Oleh karena itulah tahapan pertama dalam pelaksanaan penilaian portofolio adalah merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Dengan tujuan yang jelas dan terarah, akan memudahkan bagi guru untuk mengelola pembelajaran.

Beberapa hal yang sangat penting sehubungan dengan penetapan tujuan portofolio dijelaskan berikut ini :

a. Dengan menggunakan portofolio, apakah tujuannya untuk memantau proses pembelajaran atau untuk mengevaluasi hasil akhir atau mungkin keduanya.

b. Apakah tujuan penggunaan portofolio itu sebagai proses pembelajaran atau sebagai alat penialaian?

c. Apakah portofolio itu digunakan untuk memantau perkembangan dan perubahan setiap siswa atau hanya bermaksud untuk mengoleksi dan mendokumentasi hasil pekerjaan siswa.

d. Apakah portofolio digunakan untuk menunjukkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung kepada pihak tertentu,


(59)

misalnya kepada orang tua, atau komite sekolah, dan lain sebagainya.

Penentuan tujuan portofolio akan sangat membantu dalam menentukan bukti siswa dan proses bagaimana bukti itu diperoleh sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai suatu kompetensi sesuai dengan rumusan kurikulum.

2. Penentuan Isi Portofolio

Isi dan bahan portofolio merupakan tahapan berikutnya setelah menetukan tujuan. Isi dalam portofolio harus dapat menggambarkan perkembangan kemampuan siswa yang sesuai dengan standar kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Misalnya apabila tujuan penggunaan portofolio adalah kemampuan anak dalam membuat sebuah karangan, maka isi portofolio adalah perkembangan kemampuan anak dari mulai mengembangkan ide atau gagasan, menetukan tema, menyusun kalimat, menyusun paragraf, dan seterusnya sehingga penyusunan karangan secara utuh.

Untuk menghasilkan kompetensi tersebut, tentu saja proses pembelajaran yang dilakukan guru harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Siswa didorong untuk menghasilkan karya, bukan hanya berperan sebagai penerima informasi dari guru. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan isi portofolio diantaranya :


(60)

a. Apakah portofolio itu berisikan seluruh bukti siswa sesuai dengan pengalaman belajar yang telah dilakukannya, atau hanya berisi sebagian saja yang dianggap penting ?

b. Apakah isi portofolio itu relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan kurikulum ?

c. Apakah portofolio itu berisi bukti siswa yang dikerjakannya sendiri atau hasil kerja kelompok ?

3. Menentukan Portofolio dan Format Penilaian

Kriteria penilaian ditentukan dalam dua aspek pokok, yaitu kriteria untuk proses belajar dan kriteria untuk hasil belajar. Proses belajar misalnya ditentukan kriteria penilaian dari aspek kesungguhan menyelesaikan tugas, motivsi belajar, ketepatan waktu penyelesaian, dan lain sebagainya; sedangkan kriteria dilihat dari hasil belajar disesuaikan dengan isi yang menggambarkan kompetensi.

Menurut Budimansyah (2002:72) “Portofolio yang dibuat oleh kelas hendaknya memenuhi sejumlah kriteria tertentu, baik untuk tiap-tiap kelompok portofolio maupun untuk portofolio keseluruhan”. Semakin sesuai dengan kriteria yang diminta, portofolio yang dibuat kelas tentunya akan semakin baik. Sebaliknya semakin tidak sesuai dengan kriteria tadi portofolio tersebut semakin tidak baik. Kriteria untuk tiap-tiap kelompok portofolio tersebut adalah sebagai berikut.


(61)

1. Kelengkapan

a. Apakah setiap bagian memuat bahan sesuai dengan tugas kelompok masing-masing?

b. Apakah para siswa telah memasukkan lebih dari yang diperlukan?

2. Kejelasan

a. Apakah portofolio disusun dengan baik?

b. Apakah portofolio ditulis dengan jelas, sesuai dengan kaidah tata bahasa, dan menurut ejaan yang benar?

c. Apakah hal-hal pokok dan argumen-argumen mudah untuk dipahami?

3. Informasi

a. Apakah informasi akurat?

b. Apakah informasi mencakup fakta utama dan konsep-konsep penting?

c. Apakah informasi yang dimasukkan penting untuk memahami masalah kajian kelas?

4. Dukungan

a. Apakah portofolio memuat contoh-contoh untuk menjelaskan atau mendukung hal-hal pokok?

b. Apakah portofolio memuat penjelasan yang mendalam untuk hal-hal pokok?


(62)

5. Data grafis

a. Apakah data grafis yang ditayangkan berkaitan dengan isi dari bagian portofolio?

b. Apakah data grafis dimaksud memberikan informasi? c. Apakah data grafis yang ditayangkan itu diberi judul? d. Apakah data grafis yang ditayangkan membantu orang lain

memahami portofolio dengan baik? 6. Dokumentasi

a. Apakah hal-hal pokok dari setiap bagian portofolio didokumentasikan?

b. Apakah portofolio disusun berdasarkan sumber-sumber yang beragam dan terpercaya?

c. Apabila para siswa mengutip ata menyadur karya orang lain, apakah menyebutkan sumbernya?

d. Apakah dokumentasi yang disusun berkaitan dengan portofolio yang ditayangkan?

e. Apakah sumber informasi yang dipilih adalah sumber terbaik dan terpenting?

7. Argumen kekonstitusionalan

a. Apakah ada penjelasan bahwa kebijakan publik yang diusulkan kelas tidak melanggar konstitusi?

b. Apakah ada penjelasan bahwa kebijakan publik yang diusulkan kelas tidak melanggar peraturan peundang-undangan lainnya?


(63)

Disamping porofolio untuk tiap kelompok, portofolio keseluruhan pun hendaknya memenuhi sejumlah kriteria tertentu. Adapun kriteria dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Persuasif

a. Apakah portofolio yang disusun memberikan bukti yang cukup bahwa masalah yang dipilih itu penting?

b. Apakah kebijakan publik yang diusulkan secara langsung mengarah pada masalah?

c. Apakah portofolio yang disusun menjelaskan bagaimana para siswa dapat memperoleh dukungan publik untuk kebijakan yang diusulkan?

2. Kegunaan

a. Apakah usulan kebijakan publik kelas praktis dan realistis? b. Apakah rencana kelas untuk memperoleh dukungan bagi

kebijakan yang diusulkan realistis? 3. Koordinasi

a. Apakah setiap bagian dari empat bagian portofolio seksi penayangan berkaitan dengan bagian-bagian yang lainnya tanpa mengulang informasi?

b. Apakah portofolio seksi dokumentasi memberikan bukti untuk mendukung portofolio seksi penayangan?


(64)

4. Refleksi

a. Apakah bagian refleksi dan evaluasi pembuatan portofolio menunjukkan bahwa para siswa telah memikirkan secara cermat tentang pengalaman belajaarnya?

b. Apakah para siswa memperlihatkan bahwa dirinya telah belajar dari pengalaman membuat portofolio?

Format penilaian portofolio dikembangkan dengan mengacu pada kriteria portofolio. Format penilaian portofolio terdiri atas penilaian tiap bagian dan tiap seksi portofolio. Tiap bagian portofolio maksudnya adalah tiap panel portofolio, yaitu panel pertama yang dibuat oleh kelompok portofolio satu. Panel kedua yang dibuat oleh kelompok portofolio dua, Panel ketiga yang dibuat oleh kelompok portofolio tiga, Panel keempat yang dibuat oleh kelompok portofolio empat. Tiap seksi portofolio maksudnya adalah portofolio seksi penayangan dan seksi dokumentasi.

a. Lembar penilaian portofolio : panel satu Menjelaskan masalah

Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertingi dan 1 adalah skor terendah.

1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = di atas rata-rata; 5 = istimewa


(65)

No KRITERIA SKOR CATATAN

1. KELENGKAPAN

Memuat deksripsi tentang:  Tingkat keseriusan dan ketersebaran masalah di masyarakat, negara, dan bangsa.

 Siapa yang bertanggung jawab untuk menangani masalah.

 Memadai tidaknya kebijakan publik saat ini untuk mengatasi masalah.  Ketidaksepakatan dalam

masyarakat, jika ada, tentang masalah.  Individu dan kelompok

utama yang berpihak pada masalah dan analisis posisinya.

2. KEJELASAN

 Tersusun dengan baik  Tertulis dengan baik

 Mudah dipahami.

3. INFORMASI

 Akurat

 Cukup memadai

 Penting

4. DUKUNGAN

 memuat contoh untuk hal-hal utama.

 Memuat alasan yang baik.

5. DATA GRAFIS

 Berkaitan dengan tiap bagian

 Diberikan judul dengan tepat

 Memberikan informasi

 Meningkatkan pemahaman

6. BAGIAN DOKUMENTASI

 Cukup memadai

 Dapat dipercaya

 Berkaitan dengan tayangan  Selektif

JUMLAH


(66)

b. Lembar penilaian portofolio : panel dua

Mengkaji kebijkan alternatif untuk mengatasi masalah Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertingi dan 1 adalah skor terendah.

1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = di atas rata-rata; 5 = istimewa

No KRITERIA SKOR CATATAN

1. KELENGKAPAN

Deksripsi tentang kebijakan alternatif yang meliputi:

 keuntungan  kerugian

 pendukung

 penentang

2. KEJELASAN

 Tersusun dengan baik  Tertulis dengan baik

 Mudah dipahami.

3. INFORMASI

 Akurat

 Cukup memadai

 Penting

4. DUKUNGAN

 memuat contoh untuk hal-hal utama.

 Memuat alasan yang baik.

5. DATA GRAFIS

 Berkaitan dengan tiap bagian

 Diberikan judul dengan tepat

 Memberikan informasi

 Meningkatkan pemahaman

6. BAGIAN DOKUMENTASI

 Cukup memadai

 Dapat dipercaya

 Berkaitan dengan tayangan  Selektif

JUMLAH


(67)

c. Lembar penilaian portofolio : panel tiga

Mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertingi dan 1 adalah skor terendah.

1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = di atas rata-rata; 5 = istimewa

No KRITERIA SKOR CATATAN

1. KELENGKAPAN

Memuat deksripsi tentang:  Kebijakan yang dianjurkan

oleh kelas

 Keuntungan dan kerugian

 Argumentasi

kekonstitusionalan

 Lembaga pemerintah mana

yang seharusnya

melaksanakan kebijakan yang diusulkan dan mengapa

2. KEJELASAN

 Tersusun dengan baik  Tertulis dengan baik

 Mudah dipahami.

3. INFORMASI

 Akurat

 Cukup memadai

 Penting

4. DUKUNGAN

 memuat contoh untuk hal-hal utama.

 Memuat alasan yang baik.

5. DATA GRAFIS

 Berkaitan dengan tiap bagian

 Diberikan judul dengan tepat

 Memberikan informasi

 Meningkatkan pemahaman

6. BAGIAN DOKUMENTASI

 Cukup memadai

 Dapat dipercaya

 Berkaitan dengan tayangan  Selektif


(1)

3.8 Teknik analisis data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan mengidentifikasi data, menyeleksi dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data kemudian menyusun data. Adapun tekniknya sebagai berikut:

Menurut Sudjana (2005:47) menentukan klasifikasi skor menggunakan rumus interval yaitu :

Keterangan :

I = Interval

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori

Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase (Suharsimi Arikunto 1998 : 196) digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah alternatif seluruh item


(2)

76

Untuk menafsirkan banyaknya presentase (Suharsimi Arikunto 2002:196) yang diperoleh di gunakan kriteria sebagai berikut :

76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Studi tentang pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013 mata pelajaran PPKN yang mengukur pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio (X), yang indikatornya pemahaman konsep penilaian portofolio, kemampuan merancang dan menerapkan portofolio, kemampuan menilai hasil belajar portofolio, maka diperoleh ukuran pemahaman guru terhadap penilaian autentik jenis portofolio (Y) yaitu kategori kurang memahami sebanyak 2 responden (50%) dari 4 responden.

5.2Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut :


(4)

115

1. Kepala dinas pendidikan sebagai pengambil kebijakan dibidang pendidikan hendaknya selalu melakukan sosialisasi melalui seminar pendidikan dan sebagainya kepada guru-guru. Khususnya dalam hal konsep penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013.

2. Kepada kepala sekolah hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan pelaksanaan proses pembelajaran khususnya dalam konsep penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013. Dengan cara memberikan petunjuk teknis (juknis) yang jelas dan baku tentang konsep penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013.

3. Kepada pada guru atau pendidik untuk lebih aktif dalam forum MGMP mata pelajaran sejenis, diklat, seminar, workshop dan pelatihan–pelatihan lainnya untuk lebih memudahkan guru dalam penyampaian konsep penilaian autentik jenis portofolio pada kurikulum 2013


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1984. Penelitian prosedur dan strategis. Bandung: Angkasa. Amelia, ayu rachmatami. 2012. Persepsi orang tua terhadap muatan ranah

kognitif, afektif, psikomotorik pada laporan hasil belajar (LHB) siswa di SMK Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2011/2012. Universitas Lampung Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum

2013. jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur suatu penelitian pendekatan praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---. 2002. Prosedur suatu penelitian pendekatan praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung: PT. Genesindo

Dakir. 2010. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto. 2008. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Djaali, H. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara

Djamarah, S.B., 2000. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. jakarta. PT Rineka Cipta

Fajar, Arnie. 2002. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hamalik, Oemar. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara ---. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru


(6)

Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kemenrtian Pendidikan Nasional. 2010. Pelaksanaan Penilaian Dalam

Implementasi KTSP di SMA. Lampung: Dikmenti Dinas Pendidikan Propinsi Lampung.

Kusnandar. 2009. Guru Profesional Implementasi KTSP dan sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Miarso, Y. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: kencana.

Sanjaya, Wina. 2011. Pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: kencana.

Sridadi. 26 januari 2014. Pengertian Evaluasi, Pengertian Penilaian, Pengertian Pengukuran.(http://penelitian.tindakan.kelas.Blogspot.com/2014/01/26/pengerti an-evaluasi-pengertian-penilaian-pengertian pengukuran .html)

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Surapranata,S. dan hatta,M. 2006. Penilaian Portofolio. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Uno, Hamzah. 2009. Profesi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Zainul, Hasmawi dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 2 JOMBANG

0 8 27

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO PADA GURU MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A DI SMP NEGERI 6 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 18

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO PADA GURU MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A DI SMP NEGERI 6 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 1

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO PADA GURU MATA PELAJARAN IPS KELAS VIIIA DI SMP NEGERI 6 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

0 4 18

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, LINGKUNGAN KERJA DAN PEMAHAMAN GURU TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP KINERJA GURU PADA GURU SMP NEGERI 1 KATIBUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 12

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK JENIS PORTOFOLIO PADA KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PPKN DI SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 88

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 11 73

PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU PKN DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 73

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 87

PERSEPSI GURU TERHADAP PERMENDIKBUD NOMOR 160 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 7 57