PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL Hubungan Internasional

PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
Menurut RENSTRA (Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Indonesia) adalah hubungan antar bangsa dalam segenap aspeknya yang dilakukan suatu
Negara yang meliputi aspek politik, ekonomi, social budaya dan hankam dalam rangka
mencapai tujuan nasional bangsa itu.
Hubungan Internasional merupakan kegiatan interaksi manusia antar bangsa baik secara
individual maupun kelompok, ahli hukum mengatakan bahwa hubungan internasional adalah
hubungan antara bangsa.
Selain itu ada pula pendapat dari para ahli adalah sebagai berikut :
1.

J.C. Johari
Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang berlansung diantara
negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara (non
states actors) yang prilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas Negara.

2.

Couloumbis dan Wolfe
Hubungan internasional adalah studi yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang
bisa diamati dan mencoba menemukan variabel-variabel dasar untuk menjelaskan prilaku

serta mengungkapkan karakteristik-Karakteristik atau tipe-tipe hubungan antar unit-unit
social.

3.

Mochtar Mas’oed
Hubungan internasional merupakan hubungan yang sangat kompleksitas karena didalamnya
terdapat atau terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat sehingga memerlukan
mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan antar kelompok.

4.

Tulus Warsito
Hubungan internasional adalah studi tentang interaksi dari politik luar negeri dari beberapa
negara.

5.

Drs.R.Soeprapto
Hubungan internasional adalah sebagai spesialisasi yang mengintegritaskan cabang-cabang

pengetahuan lain yang mempelajari segi-segi internasional kehidupan sosial umat manusia.

6.

Anonymous
Hubungan internasional adalah studi hubungan tentang unit-unit sebagai bentuk inter-relasi
bagian-bagian biasanya mengacu pada sistem intern negara-negara. Dalam hal ini diakui
adanya adanya peranan-peranan aktor-aktor non states seperti PBB, MNC, kelompok teroris
namun tidaklah sepenting state atau negara.

7.

Para Tradisionalis
Hubungan internasional serupa dengan diplomasi dan strategi serta kerjasama dan konflik
atau secara lebih sederhana hubungan internasional merupakan studi tentang perang dan
damai.

8.

Drs.R Soeprapto

Hubungan internasional studi yang orientasinya bersifat efektif (orientasi pasca perilaku )
yang sering mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan ilmiah dengan tujuan yang
jelasnilainya seperti mensubtitusikan perang dengan metode-metode perdamaian untuk
menyelesaikan pertikaian, pengendalian penduduk, perlindungan terhadap lingkungan,
pemberantasan penyakit, kemelaratan manusia.

9.

Trygive Mathisen
Hubungan internasional merupakan semua aspek internasional dari kehidupan sosial umat
manusia, dalam arti semua tingkah laku manusia yang terjadi atau berasal dari suatu negara
dapat mempengaruhi tingkah laku manusia di negara lain.

10. Kenneth W.Thompson
Hubungan internasional adalah studi tentang rivalitas amtar bangsa beserta kondisi-kondisi
dan institusi-institusi yang memperbaiki atau memperburuk rivalitas tersebut.

B.

WUJUD, SIFAT DAN POLA HUBUNGAN INTERNASIONAL


1.

Wujud Hubungan Internasional adalah sebagai berikut :

a.

Individual ( turis mahasiswa pedagang yang mengadakan kontak-kontak pribadi sehingga
timbul kepentingan timbal balik di antara mereka ).

b.

Antar kelompok (Lembaga social dan keagamaan dan perdagangan yang melakukan kontak
secara insidental, periodik atau permanen).

c.

Hubungan antar Negara ( negara yang satu dengan negara lainmengadakan kerjasama
dalam bidang ekonomi, kebudayaan, tekhnologi, dll ).


2.

3.
a.

Sifat Hubungan Inernasional adalah sebagai berikut :
a.

Persahabatan

b.

Persengketaan

c.

Permusuhan

d.


Peperangan

Pola Hubungan Internasional adalah sebagai berikut :
Penjajahan: bangsa yang satu menghisap bangsa lain yang disebabkan oleh
perkembangan kapitalisme. Kapitalisme membutuhkan bahan mentah bagi industri dalam
negeri, oleh karena bahan mentah itu banyak diluar negeri maka timbul kehendak untuk
menguasai wilayah bangsa lain untuk menghisap kekayaan bangsa lain itu.

b.

Saling ketergantungan : hubungan ini terjadi antara negara-negara yang belum
berkembang (negara-negara dunia ke tiga ) dengan negara maju. Negara baru merdeka atau
negara berkembang ingin meningkatkan kesejahteraan rakyatnya mereka melakukan
hubungan ekonomi , mengembangkan industri dan bersaing dengan negara maju di pasar
global. Namun mereka tidak memiliki modal dan tekhnologi, maka negara tadi bergantung
kepada modal dan tekhnologi negara maju. Pola hubungan ini dekat dengan neokolonoalisme, yaitu usaha menguasai negara lain atas bidang ekonomi, kebudayaan, idiologi
atau kemiliteran negara atau kawasan tertentu tapi dengan cara mengindahkan proforma
kemerdekaan politis.

c.


Sama derajat anatar bangsa : hubungan ini dilakukan dalam rangka kerjasama dalam
rangka untuk mewujutkan kesejahteraan mereka. Pola hubungan ini sulit dilakukan terutama
oleh negara-negara atau bangsa-bangsa yang serba ketinggalan dalam kualitas sumber
dayanya, terutama sumber daya manusianya.

Terkait dengan hubungan sama derajat sila kedua Pancasila mengajarkan bahwa hubungan
antar negara atau antar bangsa harus bertolak pada kodrat manusia. Dalam Pancasila kodrat
manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan YME yang merdeka dan sama derajatnya. Oleh
karena itu hubungan antar bangsa harus diwarnai dengan penghormatan atas kodrat manusia
sebagai makhluk yang sederajat, tapa memandang idiologi, bentuk negara dan sistem
pemerintahan dari negara lain itu.
Oleh karena itu nasionalisme bangsa indonesia tidak jatuh kepaham Chauvinisme dan
kosmopolitisme. Chauvinisme adalah paham yang mengagung-agungkan bangsa sendiri
dengan memandang renfah bangsa lain. Kosmopolitisme adalah pandangan yang melihat
kosmos (seluruh Dunia ) sebagai polis (negeri sendiri ) sehingga cenderung melupakan
nasionalisme yang sehat dan mengabaikan tugas terhadap bangsanya sendiri.
Itulah sebabnya bangsa indonesia memilih politik luar negeri Bebas Aktif. Bebas berarti :
1. Banga Indonesia bebas bergaul denagn bangsa manapun.
2. Dalam pergaulan itu bangsa indonesia tidak Intervensi atau tidak mencampuri urusan dalam

negeri negara lain.
3. Dalam pergaulan itu terjadi saling memberi dan menerima bantuan dan pertolongan yang
tidak mengikat.
Aktif berarti :
1. Bangsa Indonesia aktif bekerjasama dengan bangsa lain untuk perdamaian dunia
2. Bangsa indonesia aktif membela bangsa yang terancam keberadaan dan kedaulatannya atas
dasar persamaan derajat tidak termasuk intervensi.
Dalam pelaksanaan kerjasama dan hubungan Internasional Presiden sebagai kepala
negara dibantu oleh Menteri dan Departemen Luar Negeri serta dibantu oleh para Duta dan
Konsul yang diangkat oleh Presiden dan dibantu oleh Duta dan Konsul Negara lain yang
diterimanya. Pengankatan Duta dan Konsul serta penerimaan Duta dan Konsulk negara lain
telah diatur dalam pasal 13 UUD 1945, yang berbunyi :
Ayat 1 Presiden mengangkat duta dan konsul
Ayat 2 Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
Ayat 3 Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan DPR.

C.

ARTI PENTING DAN SARANA-SARANA HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI

SUATU NEGARA

1.

Arti Penting Hubungan Internasional bagi suatu negara
Suatu negara dapat mengadakan kerja sama antar negara atauhubungan internasional,
mana kala telah diakui kemerdekeaan dankedaulatannya baik secara de facto maupun de
jure oleh negara lain.Hubungan antar negara merupakan salah satu hubungan
kerjasamamutlak diperlukan, karena tidak ada satu negarapun di dunia yang
tidakbergantung kepada negara lain.Ketergantungan inilah yang menuntut diperlukannya
hubungan antarnegara. Dalam Pelaksanaan hubungan antar negara perlu dilandasidengan
prinsip persamaan derajat dan didasarkan pada kemauan bebasdalam melaksanakan
hubungan tersebut. Arti penting hubunganinternasional bagi suatu negara antara lain karena
faktor-faktor sebagaiberikut :

·

Faktor internal :
Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baikmelalui kudeta maupun
intervensi dari negara lain.


·

Faktor eksternal :
a.Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwasuatu negara tidak dapat
berdiri sendiri, tanpa bantuan dan kerjasama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut,
terutamadalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik,hukum, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan.
b.Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara gunamewujudkan kerja sama
yang produktif dalam memenuhi berbagaikebutuhan yang menyangkut kepentingan
nasional negara masing-masing.
c.Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikanmanfaat bagi kesejahteraan dan
perdamaian yang abadi bagiwarga masyarakat dunia.

Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukanguna memenuhi
kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatunegara dalam tata pergaulan internasional,
di samping demi terciptanyaperdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan
setiapmanusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah barang tentu memilikikelebihan,
kekurangan dan kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilahyang mendorong dilakukannya
hubungan dan kerjasama internasional.Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap

salingmenghormati dan saling menguntungkan. Kerjasama internasional antaralain
bertujuan untuk :

·

Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara.

·

Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian
dunia.

·

Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.
2.

Sarana-sarana Hubungan Internasional bagi Suatu Negara
Suatu hubungan antar bangsa dan negara (internasional) akan dapat berlangsung dengan
baik, manakala terdapat pedoman-pedoman yang dijadikan sebagai landasan berpijak.
Pedoman-pedoman internasional, harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang mengadakan
hubungan baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Beberapa sarana penting dalam
membangun hubungan internasional adalah sebagai berikut :
1)

Asas-asas hubungan internasional

Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat
merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua
negara. Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang menyatukan diri di
dalamnya. Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan pada

daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara
masing-masing.
Ada 3 (tiga) asas dalam hubungan internasional yang antara satu dengan lainnyan saling
mempengaruhi :
·

Asas teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi,
terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing
(internasional) sepenuhnya.

·

Asas kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap
warga negara di manapun ia berada, tetap menapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini
mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi
warga negaranya, walaupun berada di negara asing.

·

Asas kepentingan umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan
semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum
tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam hubungan
antar bangsa (internasional). Oleh sebab itu, antara satu negara dengan negara lain perlua ada
hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum internasional. Walaupun demikian,
kerapkali masih terdapat masalah dan pertikaian-pertikaian yang perlu dipecahkan. Misalnya
persoalan dwi-kewarganegaraan, batas-batas negara, wajib militer dan wajib pajak.
2)

Faktor-faktor penentu dalam hubungan internasional

Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik secara
bilateral maupun multilateral adalah sebagai berikut, 1) kekuatan nasional (national power),
2) jumlah penduduk, 3) sumber daya, dan 4) letak geografis. Berdasarkan faktor-faktor
tersebut maka dapat difahami bagaimana suatu negara dalam mengadakan hubungan
internasional.

Pertama : jika suatu negara telah memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut dengan baik,
mereka relatif lebih longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional.
Kedua : namun jika suatu negara yang memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut lemah,
mereka harus mengadakan hubungan internasional.
Dewasa ini, dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang cepat, hampir semua negara berkembang maupun negara maju telah mengadakan
hubungan kerja sama dengan negara lain (hubungan internasional). Ketiga kelompok negara
tersebut di atas (a, b, dan c) saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi (hubungan)
internasional. Mengingat yang melatar belakangi terjadinya hubungan internasional antar
negara itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya, maka terjadilah pengelompokan bentuk
hubungan internasional yang sekarang ini.
Adapun titik berat dalam hubungan internasional, ada yang menekankan pada : bidang
pertahanan dan keamanan (hankam), bidang ekonomi, sosial budaya dan bahkan ada negara
yang hanya menekankan di bidang idiologi saja. Bagi bangsa indonesia hubungan kerjasama
antar negara merupakan jalinan antar negara yang mengacu pada beberapa landasan hukum,
yaitu :
1.

Pembukaan uud 1945 alenia iv yang berbunyi “…ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.
2.

Pasal 1 piagam perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang menyatakan ketentuan-

ketentuan tentang hal-hal berikut :
a)

PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha mencegah

timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan.
b)

PBB mengembangkan persahabatan antar bangsa atas dasar persamaan dan hak

menentukan nasib sendiri dalam rangka perdamaian dunia.
c)

PBB mengembangkan kerjasama internasional dalam rangka memecahkan

persoalan-persoalan ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, serta menghormati hak-hak asasi
manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa dan agama.
d)

PBB menjadi pusat penyelesaian-penyelesaian masalah internasional.

3.

Perjanjian internasional (traktat = treaty) adalah suatu persetujuan (agreement) yang

dinyatakan secara formal antar dua negara atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan
tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kemudian, pihak-pihak tersebut terikat
oleh kesepakatan, baik masa damai maupun pada masa perang. Pada umumnya, traktat ditaati

oleh pihak-pihak yang berkepentingan karena adanya asas pacta sun servanda (persetujuan
antar negara harus dihormati).
4.

Secara khusus terdapat dalam deklarasi hukum laut internasional. Indonesia sejak 13

desember 1957 memperjuangkan deklarasi juanda yang di dalamnya menyatakan negara
kesatuan republik indonesia dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari garis pangkal
lurus yang ditarik dari titik terluar pulau-pulau terluar sebagai laut teritorial. Deklarasi ini
diakui pbb pada tanggal 10 desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah indonesia dengan
undang-undang no. 17 tahun 1985 tentang hukum laut.

D.
1)

FUNGSI PERWAKILAN DIPLOMATIK
Perwakilan Negara Di Luar Negeri

a. Perwakilan Diplomatik : adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam
membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan oleh perangkat
diplomatik yang meliputi duta besar, duta, kuasa usaha dan atase-atase.
Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
1. Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling
memberikan hubungan rutin antar negara tersebut.
2. Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB).
b.Tingkatan dan Kepangkatan Perwakilan Diplomatik :
Tingkatan dan kepangkatan perwakilan diplomatik menurut menurut Kongres di
Aachen tahun 1918 sbb :
1. Duta Besar ( Ambassador) adalah tingkatan tertinggi dalam perwakilan diplomatik.
Duta Besar memiliki kekuasaan penuh dan luar biasa dan ditempatkan pada negara yang
punya hubungan erat dan banyak hubungan timbal balik. Dalam beberapa hal seorang duta
besar dapat memutuskan sesuatu yang menyangkut negaranya tanpa berkonsultasi dengan
kepala negaranya terlebih dahulu.
2. Duta (Gerzant) adalah setingkat lebih rendah dari duta besar, biasanya ditempatkan pada
negara yang tidak banyak hubungan timbal balik dan derajat kereratan hubungan lebih rendah
dari pada negara yang mengirim duta besar. Segala persoalan. Segala persoalan yang

menyangkut ke dua negara, seorang duta harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
pemerintah negaranya.
3. Menteri Presiden (Minister President) adalah mereka yang tidak dianggab sebagai wakil
kepala negara, tetapi hanya ditempatkan untuk mengurus urusan-urusan negaranya.
4. Kuasa Usaha (Charge D’affair), kuasa usaha tidak diperbantukan kepada kepala negara,
tetapi kepada menteri luar negeri negara penerima. Berhubungan dengan kepala negara
negara penerima melalui menteri luar negeri negara penerima.
5. Atase-atase, adalah tenaga ahli kedutaan, ada atase militer. atase perekonomian, atase
pendidikan dan kebudayaan, dll.
c. Fungsi, Hak dan Kewajiban Perwakilan Diplomat menurut Konvensi Wina tahun
1961 :
1.Wakil negara pengirim di negara penerima
2. Melindungi kepentingan negara dan warga negara pengirim sesuai hukum
internasional.
3. Mengadakan perundinagn dan persetujuan dengan negara penerima.
4. Mengetahui keadan dan perkembangan di negara penerima dengan cara yang syah sesuai
dengan Undang-undang dan melaporkannya kepada negara pengirim.
5. Memelihara persahabatan serta membina hubungan ekonomi,
pendidikan dan kebudayaan, ilmu pengetahuan antara negara pengirim dan penerima.
d. Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan Diplomatik :
1. Sudah habis masa jabatan
2. Ia ditarik oleh pemerintah negaranya
3. Karena tidak disenangi (di persona non grata )
4. Negara penerima perang dengan negara pengirim.
e. Hak Kekebalan (immunitet) Korps Diplomatik :
a. Hak Ekstrateritorialitas, hak kekebalan dalam daerah perwakilan seperti daerah
kedutaan besar, daerah kedutaan termasuk halaman dan bangunannya dimana terpancang
bendera dan lambang negara itu. Berdasarkan hukum internasional daerah itu dipandang
sebagai daerah negara pengirim. Orang yang masuk tanpa izin bisa dikeluarkan. Gedung
perwakilan negara asing tidak boleh digeledah atau dimasuki oleh petugas kehakiman, polisi,
tanpa seizin kepala perwakilan diplomatik yang bersangkutan. Arsip-arsip, surat-surat
ataupun telegram tidak boleh dibuka oleh polisi, hakim tersebut. Warga negara yang mencari
perlindungan digedung perwakilan diplomatik tidak dapat ditanmgkap begitu saja melainkan

harus melalui perundingan dengan kepala perwakilan setempat. Kecuali pelaku kejahatan,
yang memang harus diserahkan pada polisi setempat.
b. Hak Kekebalan atau Kebebasan Korps Diplomatik, setiap anggota korps diplomatik
harus tunduk kepada hukum dan peraturan kepolisian setempat namun tidak dapat dituntut
dimuka pengadilan. Mereka dibebaskan dari pajak dan bea cukai, bebas pemeriksaan atas tas
diplomatik, bebas mendirikan tempat ibabad dilingkungan kedutaan.
f. Perwakilan Konsuler : adalah lembaga

kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam

membina hubungan non politik dengan negara lain. Ada konsuler yang bersifat
tetap ada konsuler kehormatan. Tugas pokok konsul kehormatan adalah menghubungkan
perdagangan ke dua negara. Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan mendapat
honoraruium atas jasa-jasanya itu.
1. Tingkatan kepangkatan perwakilan konsuler :
a. Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara tempat
ia bertugas.
b. Konsul , konsul mengepalai suatu kekonsulan yang

membawahi satu

daerah kekonsulan kadang-kadang diperbantukan konsulJenderal.
c. Konsul Muda, mengepalai kantor wakil konsulat yang ada didalam
satu daerah kekonsulan. Kadang diperbantukan kepada konsul jenderal
atau Konsul.
d. gen Konsul, diangkat oleh konsul jenderal atau oleh konsul untuk
engurus hal tertentu yang berhubungan dengan daerah kekonsulan,
biasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan.
g. Fungsi Perwakilan Knsuler menurut Konvensi Wina :
1. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya, badan
hukum sesuai dengan hukum internasional ( sesuai batas-batas yang
di izinkan).
2. Memajukan hubungan perdagangan, ekonomi,kebudayaan dan iptekkedua negara
3. Mengeluarkan paspor dan Visa atau dokumen perjalanan kepada warga
negara pengirim.
4. Bertindak sebagai notaris dan panitera sipil, melakukan fungsi administratif yang tidak
bertentangan dengan peraturang negara penerima.
h. Berakhirnya misi perwakilan konsuler :
1. Fungsi seorang pejabat konsuler telah berakhir

2. Penarikan dari negara pengirim
3.

Pemberitahuan bahwa ia bukan lagi sebagai anggota staf konsuler

2) Perbedaan Perwakilan Diplomatik Dengan Perwakilan Konsuler
A. Korps Diplomatik :
1.

Memelihara kepentingan negaranya dengan melakukan hubungan dengan
pejabat tingkat pusat.

2.

Berhak mengadakan hubungan bersifat politik.

3.

Satu negara hanya memiliki satu perwakilan diplomatik di negara penerima.

4.

Mempunyai hak ekstrateritorial (tidak tunduk pada kekuasaan peradilan)
B. Korps Konsuler :

1.

Memelihara kepentingan negaranya dengan melaksanakan hubungan dengan
pejabat tingkat daerah (setempat).

2.

Berhak mengadakan hubungan yang bersifat non politik

3.

Satu negara dapat mempunyai lebih dari satu perwakilan konsuler.

4.

Tidak mempunyai hak ekstrateritorial (tunduk pada pelaksanaan kekuasaan
peradilan).

E.

PERJANJIAN INTERNASIONAL

1)

Pengertian Perjanjian Internasional
a. Mochtar Kusumaatmaja, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan
anatara anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat
hukum tertentu. Dalam definisi ini subyek hukum internasional yang mengadakan perjanjian
adalah anggota masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga internasional dan negaranegara.
b. Definisi lain Perjanjian Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek
hukum internasional (lembaga internasional. negara) yang menurut hukum internasional
menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan.

2)

Macam-macam Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :
a. Jumlah pesertanya
b. Srtrukturnya
c. Objeknya
d. Cara berlakunya
e. Intrumen pembentuk perjanjiannya

ü ad.b. Dari segi strukturnya yaitu ada perjanjian yang bersifat Law Making Treaties adalah
perjanjian yang mengandung kaidah hukum yang berlaku bagi semua bangsa di dunia,
Seperti konvensi Jenewa, Wina, hukum laut. Sedangakan ada perjanjian yang bersifat treaty
contract adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban hanya bagi negara yang
mengadakan perjanjian saja, seperti Indonesia-Malaysia, Indonesia-Cina, dll
ü ad.c. Dari segi objeknya, perjanjian internasional dibedakan antara perjanjian yang berisi soalsoal politik, dengan perjanjian yang berisi soal-soal ekonomi, budaya, dll
ü ad. d. Dari segi cara berlakunya, yaitu perjanjian bersifat self-executing (berlaku dengan
sendirinya)yaitu perjanian itu langsung dapat berlaku setelah diratifikasi oleh negara peserta)
dan non self- executing, jika berlakunya perjanjian itu harus dilakukan perubahan undangundang di negara peserta terlebih dahulu.
ü ad. e. Dari segi intrumennya, perjanjian internasional itu ada dua,
yaitu tertulis dan lisan. Perjanjian internasional tertulis adalah perjanjian yang dituangkan
dalam instrumen-instrumen pembentuk perjanjian yang tertulis dan formal, seperti Treaty,
Comvention, Agreement, Charter, Covenant, Statute, Constitution, Protocol, Declaration,
Arrangement. Sedangkan perjanjian internasional lisan adalah setiap perjanjian internasional
yang doekspresikan melalui instrumen-instrumen tidak tertulis, seperti :
1.

Perjanjian internasional lisan ( international oral agreement), yang diperjanjikan adalah
hal-hal yang disepakati secara lisan, seperti the London Agreement (keanggotaan Dewan
Keamanan PBB).

2.

Deklarasi Unilateral atau deklarasi sepihak ( unilateral declaration), adalah pernyataan
suatu negara yang disampaikan oleh wakil negara itu dan ditujukan kepada negara lain.

3.

Perjanjian diam-diam (tacit consent atau tacit agreement), perjanjian yang dibuat tidak
tegas, artinya keberadaan perjanjian itu hanya dapat diketahui melalui penyimpulan suatu
tingkah laku baik aktif atau tidak aktif, dari Negara atau subyek hokum internasional lainnya.

3)

Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional
Menurut Mochtar Kusumaatmaja ada dua macam cara pembentukan perjanjian internasional :

a.

Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 3 tahap yaitu (perundingan,
penandatanganan, ratifikasi atau pengesahan), cara ini dupakai apabila materi atau yang
diperjanjikan itu dianggap sangat penting maka perlu persetujuan DPR.

b.

Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 2 tahap yaitu ( perundingan dan
penandatanganan) dipakai untuk perjanjian yang tidak begitu penting, penyelesaian cepat,
berjangka pendek, seperti Perjanjian perdagangan.
Menurut Hukum Positif Indonesia, pada pasal 11 ayat 1 UUD 1945 dosebutkan
bahwa Presiden dengan persetujuan DPR membuat perjanjian dengan Negara lain. Dalam
Undang-undang RI No. 24 tahun 2000 ditegaskan bahwa pembuatan perjanjian internasional
dilakukan melalui tahap ( penjajakan, perundingan, perumusan naskah, penerimaan dan
penandatanganan).
Menurut Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan
tahap pembuatan perjanjian internasional dilakuakn melalui tahap:

a.

Perundingan (Negotiation), perundingan tahap pertama tentang objek tertentu, diwakili
oleh kepla negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri atau duta besar dengan
menunjukkan Surat Kuasa Penuh (full powers)

b.

Penandatanganan (Signature), biasanya dilakukan oleh menteri luar negeri atau kepala
pemerintahan. Tapi perjanjian belum dapat diberlakukan sebelum diratifikasi oleh masingmasing negara.

c.

Pengesahan (Ratification), Penandatanganan hanya bersifat sementara dan harus dikuatkan
dengan pengesahan atau penguatan yang disebut ratifikasi. Ratifikasi perjanjian
internasional dapat dibedakan sbb:

§ Ratifikasi oleh badan eksekutif, biasanya dilakukan oleh raja absolut dan pemerintahan
otoriter.
§ Ratifikasi oleh badan Legislatif atau DPR,Parlemen tapi jarang digunakan.
§ Ratifikasi campuran antara DPR (legislatif) dengan Pemerintah (Eksekutif).
4)

Manfaat Kerja sama dan Perjanjian Internasional bagi Indonesia

a.

Manfaat keraja sama Internasional:

1.

Dewan Keamanan PBB menghentikan Agresi Militer Belanda I atas usul India dan
Australia.

2.

Perundingan Indonesia Belanda melalui Jasa baik KTN (komisi Tiga Negara) untuk
menghentikan pendudukan belanda di Indonesia.

3.

PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan Agresi Militer belanda IIyang berisi :

-

Hentikan saling menyerang

-

Membebaskan segala tawanan

-

Berunding atas dasar Perjanjian Lingarjati dan Renville

-

Pemerintaha RI dikembalikan ke Yogyakarta.

4.

Pengembalian Irian barat oleh PBB dari tangan belanda ke RI tahun 1962

5.

Pengakuan kedaulatan RI oleh belanda melalui KMB tanggal 27 Desember 1949.

b.

Manfaat Perjanjian Internasional

1.

Diterimanya konsep Negara kepulauan (archipelagic state) Wawasan Nusantara.

2.

Penentuan Batas Wilayah laut RI melalui Konvensi Hukum Laut Inmternasional tahun
1982, yaitu :

a.

Indonesia – Malaysia : lndas kontinen selat malaka daan lau natuna.

b.

Indonesia- Thailand : Landas kontinen selat malaka danm laut Andaman.

c.

ndonesia – Australia : Laut arafuru dan utara irian jaya dengan papua nugini

d.

Indonesia- Singapura :garis batas laut territorial.

e.

Indonesia – India : Lands kontinen laut Andaman.
Berdasarkan pengakuan tersebut maka luas wilayah Indonesia menjadi sekitar 8.4 juta km
persegi :

1. daratan/Kepulauan

: 2.027.087 km

2. Laut territorial

: 3.166.163 km

3. Landas Kontinen

: 800.000 km

4. ZEE

: 2.500.000 km

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
bahwa hubungandan kerja sama internasional penting untuk menumbuhkan rasa persahabatan dan
saling pengertian di dunia, memlihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil dengan
bangsa lain, mencegah dan menyelesaikan konflik, perselisihan, permusuhan, atau sengketa
yangmengancam perdamaian dunia, mengembangkan cara-cara penyelesaian masalah secara
damai melalui perundingan dan diplomasi, membangun partisipasi dalam rangka ikut melaksanakan
ketertiban dunia, serta menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara di tengah bangsabangsa lain

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, “Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XI” , Jakatra, Penerbit Erlangga, 2007
http://halil-materipkn.blogspot.com/2010/03/bab-4-hubungan-internasional-dan.html
http://www.terpopuler.net/pengertian-definisi-arti-hubungan-internasional-menurut-para-ahli
http://www.scribd.com/doc/34624720/Kelas-XI-KD-IV-Hubungan-Internasional