EKONOMI ARAB SEBELUM ISLAM Makalah Untuk

EKONOMI ARAB SEBELUM ISLAM
Makalah
Untuk memenuhi tugas dalam
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Al Ustd Taqyuddin, M.ed.

Di susun oleh:
Nilam Suci Gilang Romadhona
NIM : 3720164181362
Nurul Anggesti Merdayanti
NIM : 3720164181365

PROGRAM STUDY EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
1438/2017

1

Daftar Isi
BAB I.................................................................................................................. 2

Pendahuluan.......................................................................................................... 2
A.

Latar Belakang.............................................................................................. 2

B.

Rumusan Masalah.......................................................................................... 3

C.

Tujuan........................................................................................................ 3

BAB II................................................................................................................. 4
Pembahasan........................................................................................................... 4
A.

Kondisi Geografis Arab................................................................................... 4

B.


Arab Jahiliyah dan keadaannya sebelum datangnya masa Islam..................................5

C.

Semenanjung Arab, “Tempat Terpilih” sebagai pusat dalam penyebaran agama Islam.......6

D.

Keadaan Ekonomi Arab sebelum kedatangan Islam...............................................10

BAB III.............................................................................................................. 12
Penutup.............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka...................................................................................................... 13

2

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Bukan menjadi suatu hal yang asing dalam mengkaji ilmu sejarah pemikiran
dan peradaban Islam diawali dengan negara Arab, di mana Islam pertama kali
muncul yaitu di negara Arab. Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita
mengkaji Arab pra-Islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah
masyarakat Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Mengenal Arab sebelum datangnya Islam bagi kita seorang
pelajar muslim yang sudah membaca buku sejarah bangsa Arab, bahwa masyarakat
Arab pada masa sebelum Islam adalah masyarakat yang tengah berada dalam krisis
aqidah, moral dan sebagainya. Mengenal Arab sebelum Islam menurut penulis
sangatlah penting, di mana hal ini akan dapat menambah keyakinan kita dalam
mendalami Islam dan menambah wawasan kita sebagai seorang muslim. Bangsa
Arab sebelum datangnya Islam berbentuk kabilah-kabilah, di mana banyak kabilahkabilah yang sering melakukan peperangan karena disebabkan kefanatikan dari
masing-masing kabilah, mereka mengikuti ajaran nenek moyang mereka yang
cenderung fanatik pula.
Selain itu, sejarah telah membuktikan bahwa kegemilangan peradaban islam
lahir dari bangsa yang memiliki jati diri dan berpegang teguh terhadap ajaran islam.
Kebudayaan dalam islam adalah suatu sikap pemikiran, dan pandangan hidup.
Arab merupakan salah satu negara yang mendapatkan pendidikan keislaman yang
cukup kuat. Yang mana dahulu Arab merupakan negara yang dikuasai oleh dua
negara yaitu Persia dan Romawi yang


merupakan tempat perselisiahan antar

agama.
Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan tentang bagaimana
perkembangan islam di Arab sehingga ia menjadi negara dengan perkembangan
agama islam yang cukup besar yanga mana dahulu negara Arab adalah negara yang
dikuasai oleh para pembesar yang buta huruf namun perkembangan agama islam
dapat berkembang pesat didalamnya.

3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi geografis bangsa Arab?
2. Bagaimana kehidupan dan adat arab jahiliyah sebelum islam?
3. Bagaimana Semenanjung Arab menjadi “Tempat Terpilih” sebagai pusat dalam
penyebaran agama Islam?
4. Bagaimana keadaan ekonomi sebelum islam datang?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana adat dan kebiasaan kaum arab jahiliyah

sebelum datangnya Islam, agama Rahmatan lil ‘alamiin dan untuk mengetahui
bagaimana perkembangan perekonomian pada zaman tersebut.

4

BAB II
Pembahasan
A. Kondisi Geografis Arab
Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul, dan gersang yang
tiada air dan tanamannya. Sebutan dan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala
kepada bangsa Arab.1 Jazirah dalam bahasa Arab berarti pulau. Jadi Jazirah Arab
berarti pulau Arab. Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu dengan Shibhul
Jazirah yang dalam bahasa Indonesia berarti Semenanjung. Dilihat dari peta, Jazirah
Arab berbentuk persegi panjang yang sisi-sisinya tidak sejajar. Letaknya yang dekat
dengan persimpangan ketiga benua, semenanjung arab menjadi dunia yang paling
mudah dikenal di alam ini. Jazirah Arab dilihat dari topografinya dibagi menjadi dua
bagian, bagian tepi yang merupakan tempat penduduk kota yang sering hujan, dan
bagian tengah yang merupakan tempat penduduk gurun yang jarang didatangi hujan.
Di jazirah Arab kawasan gurunya lebih luas dibandingkan dengan kawasan tanah
suburnya. Kawasan tanah suburnya adalah Sabit di sebelah utara, Hijaz di sebelah

Barat, dan Yaman di sebelah barat daya. Di gurun penduduknya jarang, sedangkan di
kawasan subur penduduknya padat. Walaupun gurun gersang, di sana ada oasis yang
disekitarnya ada tumbuhan dan tanaman.2 Melihat Jazirah Arab saat itu, dengan
keadaan sebagian wilayah berkondisi gersang namun banyak sejarawan menyatakan
keadaan perekonomian negara Arab sangatlah baik, bahkan itu sebagai salah satu
faktor pendorong pesatnya perkembangan agama Islam.
Meski tak dipungkiri, seluruh manusia di Indonesia maupun di negara Arab,
masyarakatnya pasti lebih memilih tinggal di tempat yang subur untuk ditanami
buah-buahan agar dapat menghasilkan pemasukan negara yang lebih, hal ini
(menurut penulis) yang mendasari munculnya perekonomian bangsa Arab pra islam.

1 Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, Jakarta: Al Kautsar, 1997, Cet. Ke1, Hlm. 1
2 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1983), hlm.30

5

B. Arab Jahiliyah dan keadaannya sebelum datangnya masa Islam
Jahiliyah berasal dari bahasa Arab “Jahala” yang artinya jahil atau bodoh.
Dari segi syariat,


jahiliyah merujuk pada kejahilan dalam aspek akidah dan

hukum-hukum agama Allah SWT. Dalam arti lain, jahiliyah bukanlah orang yang
bodoh, sebenarnya mereka bodoh dalam hal agama, bukan bodoh dalam hal
keilmuan atau pengetahuannya. Zaman jahiliyah adalah zaman sebelum kedatangan
Islam. Zaman ini sudah ada kurang lebih sejak 150 tahun sebelum Islam datang.
Zaman ini juga dikenal sebagai zaman kegelapan. Masyarakat saat itu hidup dalam
kemunduran, jahil atau kebodohan dalam akidah, tidak berakhklak, tidak memiliki
nabi dan kitab suci sebagai pedoman serta petunjuk. 3
Di zaman jahiliyah telah ada kemajuan dalam bidang sosial, ekonomi,
politik, dan sastra. Karena itu, istilah jahiliyah lebih tepat disematkan kepada
manusia yang ingkar kepada peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan Allah
SWT.
Masyarakat jahiliyah di Semenajung Arab sebelum kedatangan Islam
terbagi menjadi dua, yaitu Arab Badui dan Arab Hadari. Masyarakat Badui tinggal
dikawasan gurun dan pedalaman, yaitu dibagian tengah semenanjung Arab.
Masyarakat ini hidup berpindah-pindah (nomaden) dalam beberapa kelompok.
Mereka terikat dalam satu bahasa, keturunan, adat, dan kepercayaan. Sementara,
masyarakat Haidari tinggal dikawasan pesisir pantai Semenanjung Arab. Mereka
ini tinggal menetap di pelabuhan atau kota-kota. Mereka lebih maju dan

berhubungan dengan masyarakat luar secara politik, ekonomi dan sosial. Mengenai
struktur masyarakatnya berdasarkan kelompok atau kabilah.4
Masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang tidak mempunyai pedoman
dan pegangan agama yang benar. Mereka telah meninggalkan agama yang telah
dibawa oleh nabi dan rasul yang terdahulu. Mereka menyembah berbagai bentuk
Tuhan seperti alam, hewan dan patung-patung. Mereka juga memiliki akhlak yang
buruk, yakni seperti mengingkari ajaran agama yang mereka warisi, berjudi,
minum arak, dan berzina.
Salah satu tabiat bangsa Arab, yang terkait dengan ikatan kesukuan adalah
kegemaran berperang. Peperangan antar suku seringkali terjadi, baik karena alasan
rebutan lahan pertanian, atau karena permusuhan yang disebabkan rebutan
3 Pustaka Oasis, Ensiklopedia anak-anak Muslim, Bandung : Grasindo, Hlm. 56
4 Ibid., Hlm. 57

6

pengaruh. Akibat dari kebiasaan berperang ini, nilai wanita menjadi sangat rendah.
Para ayah akan merasa malu apabila dikabari bahwa isterinya telah melahirkan bayi
perempuan. Karena itu bisa terjadi seorang ayah menguburkan bayi perempuannya
hidup-hidup. Kebiasaan lain dari orang-orang Arab Makkah pra Islam adalah

menikahi perempuan dalam jumlah yang tidak terbatas dan menceraikan isteriisteri mereka semaunya. Seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya bahkan
ditempatkan sebagai barang warisan. Akibatnya adalah terjadinya pewarisan isteri
ayahnya (ibunya) atau ibu tirinya kepada anak-anak mereka sendiri. Jadi, mereka
tidak menghargai perempuan. Mereka memandang perempuan sebagai barang
bergerak dan sangat meremehkannya. Laki-laki bebas mengawini perempuan
berapapun jumlahnya dan menceraikannya kapanpun diinginkan.5

C. Semenanjung Arab, “Tempat Terpilih” sebagai pusat dalam penyebaran agama
Islam6
Adalah suatu kebijaksanaan Allah Swt. bahwa terbitnya matahari yang
memusnahkan kegelapan dan memenuhi dunia dengan cahaya dan hidayah berawal
dari ufuk Jazirah Arab yang gelap gulita. Allah memilih bangsa Arab untuk
menerima dakwah pertama kali disebabkan lembaran hati mereka suci dan belum
terisi dengan tulisan-tulisan yang rinci dan dalam yang sulit dihapus dan
dihilangkan. Dalam hati mereka hanya ada catatan sederhana yang terkait dengan
kebodohan (jahiliah) mereka yang sangat mudah untuk dihapus dan dicuci serta
diisi dengan tulisan-tulisan baru. Sementara itu bangsa Romawi, India, Yunani, dan
bangsa-bangsa beradab lainnya sudah diliputi dengan kebodohan ganda yang sulit
diobati dan dihilangkan. Bangsa Arab terdiri dari orang-orang yang sederhana dan
dermawan, keras dan jujur. Mereka tidak akan menipu orang lain dan diri mereka

sendiri. Mereka biasa berkata yang benar, berkemauan keras. Banyak kejadian yang
membuktikan sifatsifat positif bangsa Arab ini, terutama setelah mereka memeluk
Islam, misalnya peristiwa Bai’atul Aqabah (sumpah setia di Aqabah) dan peristiwaperistiwa lainnya. Bangsa Arab tidak mengalami penyakit peradaban dan
kemewahan yang sulit disembuhkan. mereka tidak memiliki watak munafik dan
membuat persekongkolan jahat. Mereka adalah penyerang yang gagah berani di
5http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001803/pendidikan/Dr.+Marzuki,+M.Ag_.
+Buku+PAI+SMP+-+7+Sejarah-Bab+5.pdf
6 Op.Cit., Sirah Nabawiyyah, Hlm. 15-21

7

medan pertempuran, para penunggang kuda yang lihai, orang-orang yang ulet dan
sabar, serta orang-orang yang tidak mementingkan kemewahan dunia.Kekuatan
bekerja dan berpikir serta bakat-bakat alami tersimpan pada bangsa Arab. Kekuatan
dan bakat ini selamat dari pengaruh pikiran-pikiran yang dapat merusak keaslian
watak mereka, seperti perdebatan filsafat dan aliran-aliran kegamaan yang rumit.
Meskipun tak dipungkiri masih juga terdapat bangsa Arab yang kafir bahkan
mencela datangnya Islam di kemudian hari.
Dahulu arab dikuasai dan dikepalai oleh dua negara besar yaitu persi dan
romawi dan disenarai oleh dua negara pula yaitu Greek dan India. Pada saat itu,

Persi merupakan tempat pertarungan agama dan falsafah yang memiliki banyak
macam. Para pembesar serta pemerintah negara meyoritas menganut agama majusi.
Yang mana agama tersebut merupakan agama yang memeperbolehkan anak lakilaki menikah dengan ibunya, anak perempuan, adik dan sepupu perempuan.
Salah satunya yaitu EmpayarbYazdajrid kedua yang memerintah di
pertengahan abad ke lima masehi yang telah menikah dengan anak perempuannya.
Bukan hanya itu, tata kesusilaan dan sopan santun pada saat itu juga sangat jauh
dari nilai-nilai kemanusiaan. Seperti yang ditegaskan oleh Al Imam al Shahras Tani
dalam kitabnya yang berjudul Al Milal Wa Al Nihal, terdapat dalam ajaram agama
Mazdak yang menyebutkan bahwa wanita tidak memiliki hak untuk bebas.
Kerajaan romawi juga memiliki jiwa dan semangat penjajahan dan bergelut
dalam persengketaan agama dengan pihak kristian negeri Syam dan Mesir. Ia
bergantung penuh kepada kekuatan tentaranya dan cita-cita penjajahannya yang
berkobar-kobar dalam rangka percobaan memodernisasikan agama Kristian untuk
disesuaikan dengan matlamat untuk mencapai cita-cita dan kemauannya. Negara
tersebut berada dalam keadaan hura-hura dari negara Persia yang hidup dengan
kemewahan yaitu kemewahan dalam kemororsotan rakyat jelata. Kenaikan bea
cukai yang meningkat merupakan suatu gejala yang biasa dan lumrah.
Menurut ahli sejarah Abdul Hasan al Nadwi yang menegaskan bahwasanya
pada permulaan abad ke enam masehi terjadi kemorosotan agama, ahlak dan
kemasyarakatan. Yang menyebabkan pada kerusakan dan perpecahan ialah
kemajuan dan tamaddun yang berasaskan kepada hal-hal yang mengandung unsur
material dan juga ketandusan fikiran. Maka tamaddun dan kemajuan yang terjadi

8

tersebut menyebabkan pada kefasikan. Namun, jika para ahli memiliki akal pikiran
yang waras dan pertimbangan yang seksama maka tamaddun dan kemajuan tadi
merupakan jalan-jalan yang indah serta mudah menuju ke arah kesenangan dalam
semua aspek kehidupan. Biasanya, perkara ini tidak akan lahir kecuali melalui
wahyu ilahi.
Kawasan arab pada saat itu merupakan suatu kawasan yang tenang, jauh
dan tetrpencil dari gejala hura-hura tersebut. Kawasan Arab saat itu tidak pernah
merasakan kemewahan dan kemajuan seperti negara persi yang telah membawa
mereka pada kerusakakn dan keruntuhan ahlak. Bangsa Arab pada saat itu memiliki
ahlak yang terpuji dan memiliki sifat-sifat seperti: amanah, pemurah, suka
menolong, dan benci akan ked jauzaliman. Yang mereka perlukan pada saat itu
adalah pengetahuan untuk memperbaiki kehidupan mereka dari kejahiliyahan.
Kebanyakan dari mereka telah tersesat dsn jauh dari kemanusiaan. Yang mana telah
diterangkan dalam Al-qur’an yang artinya:
“Dan sesungguhnya kamu sebelum hari ini adalah golongan orang yang
tersesat” 7
Ayat tersebut merupakan penegasan atas keudzuran dan kemaafan bagi
mereka daripada penghinaan atas mereka. Ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa
lain telah menggunakan tamaddun dan kemajuan mereka sebagai alat ke arah
kerusakan sedangkan mereka sadar atas kesalahan yang mereka perbuat. Selain itu,
jika dilihat dari letak geografis semenanjung Arab berada di pertengahan bangsabangsa tersebut (Persia dan Roma). Menurut pendapat Muhammad Al Mubarak
(profesor Mesir) mengungkapkan:
“Orang yang memerhatikan dan memandang kepada bangsa Arab akan
dapat melihat bagaimana bangsa Arab berdiri dimasa lalu di tengah-tengah
tamaddun yang ada di sekitarnya. Di sebelah kirinya Tamaddun barat dengan
alirannya kering pucat tak berhias dan tidak jelas pada hakikat kemanusiaan. Di
sebelah kanannya terdapat tamaddun kerohanian dan kejiwaan yang melambung ke
alam khayalan seperti yang terdapat di India, China dan sebagainya.”

7 QS Al- Baqarah:198

9

Sebelum islam juga terdapat bangsa-bangsa lain yang mengelilingi Arab
dan semenanjungnya. Semenanjung Arab dan bangsa Arab merupakan golongan
pertama yang merintis dengan penyebaran dakwah islamiyah yang kini telah
banyak dianuti oleh manusia.
Sebagian orang berpendapat bahwasanya para pengikut agama yang sesat
adalah sukar untuk mengobati jiwa dan juga sulit untuk mendapatkan pembelajaran
yang baru karena mereka ta’sub atau fanatik dan membanggakan keburukan,
kehancuran dan kemusnahan yang merupakan hal-hal yang baik. Sedangkan untuk
mengubah dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang mencari tentang
kebenaran merupakan hal yang lebih mudah karena mereka tidak

mengakui

kejahilan dan tidak pula membanggakan dengan hasil tamaddun.
Ini merupakan hikmeh mengapa islam pada saat itu hany berkembang di
daerah Arab saja. Seandainya saja pancaran dakwah islamiyah ada dimana-mana
bahkan hingga ke daerah Persia dan Romawi, maka pasti Allah akan menyediakan
kemudahan dan cara-cra sehingga akan berjaya seperti yang terjadi di Semenanjung
Arab. Namun hukmah Allah menjadikan semenanjung Arab dan Rasul utusan itu
tadi (buta huruf, tidak dapat membaca dan menulis seperti yang telah Allah
terangkan dalam kitab sudNya) agar manusia tidak merasa berburuk sangka kepada
Nabi dan RasulNya. Hikmah tersebut juga telah diterangkann dalam kitab Allah
yang artinya:
“Dialah (Allah) yang telah mengutuskan di kelompok buta huruf seorang
utusan daripada kalangan mereka untuk menyampaikan kepada mereka ayatayatNya dan menjauhkan mereka daripada syirik dan mengajar mereka kitab-kitab
dan hikmat, dan sesungguhny mereka itu dahulunya dalam kesesatannyang sangat
amat”. (QS Al-Jumuah:2)8
Sudah menjadi kehendak Allah mengutuskan di kelompok buta huruf,
begitu juga bangsa yang akan timbul Rasul dikalangannyajuga merupakan suatu
bangsa yang buta huruf, agar mu’jizat kenabian dan syariat islam akan nampak dan
jelas diantara perbuatan dan sifat manusia lain yang beraneka ragam. Dan terdapat
hikmat lain diantaranya:

8 QS Al-Jumu’ah: 2

10

1.

Seperti yang kita ketahui bahwa Allah swt telah menjasikan Baitul

haram tumpuan dan kesejahteraan untuk umat manusia seluruhnya dan merupakan
rumah yang pertama untuk umat manusia seluruhnya dan merupakan rumah
pertama untuk manusia beribadat serta mempraktikan rukun-rukun agama.
Sesungguhnya lembah mekah ini telah menjalankan dan melaksanakan seruan para
nabi yaitu Nabi Ibrahim as. Tepat dan kena pada tempatnya dimana kawasan yang
mulia ini menjadi muara seruan agama islam yang lain dan juga menjadi tempat
pengutusan Naabi terakhir.
2. Jika dilihat dari segi geografis, semenanjung Arab ini telah dipilih
untuk tanggungan dakwah Islamiyah, karena situasi dan kedudukannya di tengahtengah berbagai bangsa. Ini menyebabkan penyebaran dakwah islamiyah dikalangn
bangsa-bangsa dan negara yang di sekelillingnya tersebar dengan mudah
3. Dan sebagai hikma ilahi juga menjadikan bahsa Arab sebagai media
dakwah Islamiyah dan bahasa pertama untuk menerangkan dan menafsirkan
percakapan atau kalam Allah ‘Azza wajalla untuk disampaikan kepada kita.
Jika kita perhatiakan tentang keistimewaan bahsa-bahsa diikuti dengan satu
perbandingan dengan bahasa Arab mempunyai banyak keistimewaan dibanding
dengan bahasa lain. Maka, bahsa Arab layak menjadi bahasa pertama dan utama
untuk umat islam dimana mereka berada.
D. Keadaan Ekonomi Arab sebelum kedatangan Islam
Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, meskipun bangsa
jahiliyah itu asalnya berarti bangsa yang berada dalam kebodohan, tetapi yang
dimaksudkan oleh islam bukan kebodohan yang berarti tidak memiliki pengetahuan
dan kepandaian atau tidak mempunyai kecerdasan berfikir dan kecakapan bekerja,
melainkan kebodohan yang berkaitan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa atau
dalam masalah akidah, dan kebodohan tentang hukum-hukum-Nya yang telah
diturunkan kepada umat manusia, yang seharusnya oleh mereka itu diikuti, ditaati,
dan dilaksanakan.
Bangsa Arab dilahirkan sebelum Al-Qur’an diturunkan di dunia ini. Mereka
telah mencapai kemajuan dalam segala hal dilapangan. Sebagian diantara mereka
telah mempunyai kepandaian dalam urusan perekonomian, seperti pertanian,
perusahaan, perniagaan, bahkan pada masa jahiliyah itu semangat perekonomian
mereka hidup dengan suburnya. Sebagian diantara mereka telah ada yang memiliki
kepandaian dalam teknik pertukangan, seperti membangun gedung, rumah besar,

11

benteng, dan lain sebagainya. Sebagian telah ada yang memiliki keahlian dalam
bidang industri, seperti membuat obat-obatandan sebagainya. 9
Kondisi Jazirah arab yang bergurun sangat cocok digunakan untuk
berdagang sebagai penunjang kemapanan ekonomi. Orang-orang quraisy
berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka mengirim khalifah dagang ke
Yaman, sementara di musim panas kalifah dagang menuju ke Syam. Perdagangan
yang paling ramai di Makkah adalah pada bulan Zulqaidah, Zulhijjah, dan
Muharram yang mana itu merukan musim “Pasar Ukaz.” Begitu pula di bulan
Rajab, karena di bulan Rajab banyak dikerjakan Umrah. Bulan-bulan tersebut tadi
mereka namai dengan “Asyhuru’I Hurum” atau bulan-bulan yang terlarang.
Termasuk di dalamnya adalah larangan melakukan peperangan di bulan tersebut.
Faktor yang menjadikan Makkah memiliki peranan dalam perdagangan
adalah ketika negeri Yaman di Selatan berpindah ke Makkah karena negerinya
dijajah oleh bangsa Habsyi dan Persia sehingga perniagaan laut dikuasai oleh
penjajah. Perpindahan bangsa Yaman Ke Makkah sangat menguntungkan penduduk
Makkah, karena bangsa Yaman sangat piawai dan berpengalaman luas dalam
bidang perdagangan. Bangsa Arab yang yang nomaden umumnya bekerja sebagai
penggembala. Mereka ini juga kadangkala menjadi pengawal para kafilah dagang
yang umumnya dari penduduk perkotaan. Sementara Arab bagian selatan, pesisir
atau

perkotaanumumnya

mereka lebih

banyak

bergerak

di

bidang

perdagangan (niaga). Perdagangan ini mereka lakukan sampai ke negeri India,
Indonesia dan Cina.10

9 Moenawwar Khalil, Kelengkapan Tarikh, 2001, Jakarta : Gema Insani, Hlm. 114-115
10 Op.Cit., A. Syalabi, Hlm. 47- 53

12

BAB III
Penutup
Bangsa Arab adalah bangsa yang sudah maju dari sebelum islam datang, dari
segi politik, sosial, bahkan ekonominya. Meskipun tak dipungkiri bahwa kedatangan
Islam membawa banyak perubahan dan kedamaian dari masa kejahiliyahan bangsa
Arab sebelumnya. Dari kondisi geografisnya yang strategis, arab sangatlah pas menjadi
bangsa yang strategis dalam politik dan perekonomiannya. Allah memilih bangsa Arab
sebagai bangsa yang dimana islam turun didalamnya karena bangsa arab memiliki
banyak kelebihan yang pada masa itu tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa disekitarnya.
Keadaan ekonomi bangsa Arab khususnya, telah memiliki banyak kemajuan
dalam berbagai bidang, perindustrian, pertanian, perkebunan, dan sebagainya, yang
dimana hasil dari sektor-sektor tersebut kemudian menjadi pemasukan negara. Hal ini
dikarenakan sifat positif dari bangsa Arab yang rajin bekerja dan tak kenal lelah dalam
berusaha.

13

Daftar Pustaka

A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1983), hlm.30
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001803/pendidikan/Dr.+Marzuki,+M.Ag_.
+Buku+PAI+SMP+-+7+Sejarah-Bab+5.pdf
Moenawwar Khalil, Kelengkapan Tarikh, 2001, Jakarta : Gema Insani, Hlm. 114-115
Pustaka Oasis, Ensiklopedia anak-anak Muslim, Bandung : Grasindo, Hlm. 56
QS Al- Baqarah:198
QS Al-Jumu’ah: 2
Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, Jakarta: Al Kautsar, 1997, Cet. Ke-1,
Hlm. 1