PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DM DISERTAI HIPERLIPIDEMIA

  PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DM DISERTAI HIPERLIPIDEMIA DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS

  Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu:

  1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal

  2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.

TARGET PENATALAKSANAAN DM

  Parameter Kadar Ideal Yang Diharapkan

  Kadar Glukosa Darah Puasa

  80

  • –120mg/dl Kadar Glukosa Plasma Puasa

  90

  • –130mg/dl Kadar Glukosa Darah Saat Tidur (Bedtime blood glucose) 100
  • –140mg/dl Kadar Glukosa Plasma Saat Tidur (Bedtime plasma glucose) 110
  • –150mg/dl Kadar Insulin <7 % Kadar HbA1c <7mg/dl

  

PENATALAKSANAAN

  TUJUAN

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah

meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes dengan komplikasi hyperlipidemia.

JANGKA PENDEK

  • Menghilangkan keluhan dan tanda DM
  • Mempertahankan rasa nyaman
  • Mencapai target pengendalian glukosa darah serta asam lemak bebas yang tinggi di dalam darah.

JANGKA PANJANG DAN TUJUAN AKHIR

  • Jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati.
  • Tujuan akhir pengelolaan: turunnya morbiditas dan mortalitas DM dengan komplikasi hiperlipidemia.

  

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan

pengendalian glukosa darah, tekanan darah,

berat badan, dan proil lipid, melalui pengelolaan

pasien secara holistik dengan mengajarkan

perawatan mandiri dan perubahan perilaku.

  pertama

  

LANGKAH-LANGKAH PENATALAKSANAAN

PENYANDANG DIABETES DISERTAI KOMPLIKASI

HIPERLIPIDEMIA

1. Evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan

  • Riwayat Penyakit
  • Pemeriksaan Fisik
  • Evaluasi laboratoris / penunjang lain

  

KEPATUHAN PASIEN DAN

DAMPAK KETIDAKPATUHAN

DEFINISI KEPATUHAN

  • Individu rela melakukan pengobatan dengan dukungan dari
  • keluarga atau kerabat
  • kebijakan petugas kesehatan seperti dokter, ahli gizi maupun ahli medis
  • kerelaan dari individu tersebut dalam menjalani

    pengobatan yang dilakukan.

  

Kesadaran

diri

Komponen

Kepatuhan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

  • Karakteristik individu
  • Persepsi dan pengharapan pasien
  • Komunikasi antara pasien dengan dokter
  • Dukungan sosial

CARA MENINGKATKAN KEPATUHAN

  Internal (pasien) Eksternal (tenaga medis)

  INTERNAL

  • Segi penderita
  • meningkatkan kontrol diri
  • meningkatkan efikasi diri
  • mencari informasi tentang DM
  • meningkatkan monitoring diri.

  EKSTERNAL

  • Segi tenaga medis
  • Meningkatkan keterampilan komunikasi para dokter

  • Memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya dan cara pengobatanya.
  • Memberikan dukungan sosial
  • Pendekatan perilaku
HAL YANG DAPAT DILAKUKAN TENAGA MEDIS AGAR DAPAT MENINGKATKAN KEPATUHAN PASIEN

  • Bersikap hangat dan empatik.
  • Memberi detil khusus pada perlakuan.
  • Mengajar pasien bagaimana menjalani prosedur yang kompleks.
  • Merancang sistem hadiah dan dukungan sosial.
  • Memberikan suasana kekeluargaan, memantau

DEFINISI KETIDAKPATUHAN

  • Individu tidak melaksanakan sebuah program pengobatan yang disarankan oleh tenaga medis.
  • Dalam hal ini tekanan sosial baik dari petugas kesehatan atau keluarga tidak memberikan efek pada perubahan individu dalam melaksanakan pengobatan atau terapi.

DAMPAK KETIDAKPATUHAN

  Tingginya angka ketidakpatuhan akan berpengaruh terhadap

  • Terjadinya komplikasi yang akut dan kronis
  • Lamanya perawatan
  • Produktifitas
  • Menurunkan sumber daya manusia
  • Komplikasi akut dan kronis akan mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit lain

  • Pasien sulit melakukan pekerjaan tepat waktu
  • Biaya perawatan
  • Menyita waktu untuk kontrol ke pelayanan medis
  • Kondisi tidak terkontrol seperti hipoglikemi atau

  

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT

MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN :

  • Kebingungan tentang petunjuk cara minum obat Regimen yang kompleks
  • Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya
  • Kurang keyakinan pasien terhadap terapi/obat
  • Biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien
  • Ada gangguan psikologi terutama depresi
  • Ada gangguan kognitif

  

CARA MENGURANGI

KETIDAKPATUHAN

  • Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri
  • Perilaku sehat
  • Dukungan sosial

  LANGKAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH APOTEKER:

  1. Libatkan pasien; ciptakan suasana dimana pasien menyadari apoteker tertarik dan peduli dan bersedia untuk membantu menangani masalah yang berhubungan dengan obat.

  

2. Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila pasien mendiskusikan

masalah obatnya. Misalnya, bila pasien meloncati jadwal minum obatnya, tanyakan apakah ini terjadi pada waktu tertentu setiap harinya atau untuk obat-obat tertentu saja.

  3. Identifikasi hambatan utama yang mempengaruhi kepatuhan pasien dalam meminum obatnya

  4. Simpulkan masalah pasien, Apoteker dapat membantu

  EDUKASI BAGI PASIEN DIABETES MELLITUS R I S A N T I K A R T I K A P U R N O M O

PILAR PENATALAKSANAAN

  • Edukasi
  • Manajemen Nutrisi
  • Latihan Jasmani
  • Intervensi Farmakologi
  • Terapi psikologis

  

PENDAHULUAN

  • Secara langsung, diabetes mellitus bukan jenis penyakit yang mematikan
  • Penatalaksanaan terapi yang tidak dikelola dengan benar dan disiplin dapat menimbulkan

  penurunan kualitas hidup pasien berupa timbulkan komplikasi hingga kematian (Binfar, 2005) edukasi dan konseling sangat penting sebagai upaya

  

pengawasan kepatuhan pasien atas jalannya terapi

  dan peningkatan kualitas hidup pasien

EDUKASI PASIEN

  

TUJUAN

  • Tujuan penyuluhan diabetes mellitus pada dasarnya adalah supaya meningkatkan pengetahuan pasien terhadap penyakit yang dideritanya sehingga pasien dapat mengendalikan penyakitnya dan mengontrol gula darah dalam keadaan mendekati normal dan dapat mencegah komplikasi.
  • Edukasi yang cukup akan menghasilkan kontrol diabetes yang baik dan mencegah atau mengurangi perawatan dirumah sakit.

  • Sebagai contoh adalah pemeliharaan kaki yang baik akan mengurangi jumlah amputasi.
  • Sebelum memulai penyuluhan, sebaiknya dilakukan analisis mengenai pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus, sikap dan ketrampilannya. Demikian juga dengan mengetahui latar belakang sosial, asal-usul etnik, keadaan keuangannya, cara hidup, kebiasaan makan,kepercayaan dan tingkat pendidikannya, edukasi akan lebih terarah dan lebih berhasil

EDUKASI DIABETES

  • suatu proses berkesinambungan dan perlu dilakukan beberapa pertemuan untuk menyegarkan dan mengingatkan kembali prinsip- prinsip penatalaksanaan diabetes

PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN

  

Berikanlah dukungan dan nasihat yang positif dan hindarilah

kecemasan Berikanlah informasi secara bertahap, jangan beberapa hal sekaligus Mulailah dengan hal yang sederhana baru kemudian yang kompleks

  Lakukanlah pendekatan dengan mengatasi permasalahan dan lakukanlah stimulasi Perbaikan ketaatan pasien dengan memberikan pengobatan sesederhana mungkin Lakukanlah kompromi dan negosiasi untuk mencapai tujuan yang dapat diterima pasien, dan jangan memaksakan tujuan kita pada pasien

DIABETES MELLITUS

  Pasien harus kenal penyakit yang dideritanya, rencana terapi, dan risiko komplikasi di masa mendatang HAL-HAL PENTING YANG HARUS TERSAMPAIKAN KEPADA PASIEN DIABETES

  • Definisi diabetes, proses penyakit, dan pilihan pengobatan
  • Managemen nutrisi dan diet
  • Aktivitas fisik
  • Penggunaan obat
  • Pemantauan kadar gula darah mandiri
  • Edukasi perawatan kaki
  • Mencegah, mendeteksi, dan mengobati komplikasi-komplikasi akut dan kronis

  • Motivasi mencapai hidup sehat
  • Penyesuaian rutinitas pengobatan dalam kehidupan sehari-hari
  • Penyesuaian psikososial dalam kehidupan sehari- hari

TAHAP EDUKASI

  • Segera dilaksanakan setelah diagnosa untuk mengatasi reaksi psikologis yang timbul
  • Sasaran: pasien memahami dan menerima hasil diagnosis

  I

  • Informasi lebih dalam seperti gejala yang telah terlihat, informasi cara mengatasi kegawatdaruratan diabetes,

    penggunaan dan cara pakai obat yang benar

  II

MATERI EDUKASI TINGKAT AWAL

  • Perjalanan penyakit DM
  • Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
  • Penyulit DM dan risikonya
  • Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta

    target perawatan
  • Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan
  • Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)

  • Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia
  • Pentingnya latihan jasmani yang teratur

  • Masalah khusus yang dihadapi (contoh: hiperglikemia pada kehamilan)
  • Pentingnya perawatan kaki
  • Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan

MATERI EDUKASI TINGKAT LANJUT

  • Mengenal dan mencegah penyulit akut DM
  • Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM
  • Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit

    lain
  • Makan di luar rumah
  • Rencana untuk kegiatan khusus
  • Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir tentang DM

ELEMEN KUNCI PERAWATAN KAKI

  • Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan air
  • Periksa kaki setiap hari dan laporkan ke dokter bila ada kulit yang terkelupas, kemerahan, atau luka
  • Periksa alas kaki dari benda asing sebelum dipakai
  • Selalu menjaga kaki dalam deadaan bersih dan mengoleskan kris pelembab ke kulit yang kering (kecuali di daerah sela-sela jari kaki hanya jika

YANG PERLU DILAKUKAN

  • Managemen diet  pengurangan asupan kolesterol, mengontrol asupan karbohidrat

   menjaga berat badan ideal

  • Peningkatan aktivitas fisik

BERAT BADAN IDEAL

  • Berat badan ideal = 90% x

  Kategori Berat badan

  (TB dalam cm - 100) x 1 kg

  • Berat badan ideal =

  Normal BB ideal ±

  (TB dalam cm - 100) x 1 kg;

  10%

  (pria dengan TB <160 cm dan

  • wanita dengan TB <150 cm)

  < BB ideal Kurus 10%

BODY MASS INDEX

  )

  2

  • BMI = BB(kg)/TB(m

  Klasifikasi BMI Berat badan Kurang <18,5 Normal 18,5 – 22,9 Lebih ≥23,0 PEMANTAUAN KADAR GULA DALAM DARAH MANDIRI

  • Diukur dengan alat glucometer yang mengandung reagen kering
  • Tujuan: pemantauan rutin pencapaian sasaran terapi
  • Waktu pemeriksaan:
  • sebelum makan
  • 2 jam setelah makan untuk menilai ekskursi maksimal glukosa
  • sebelum tidur untuk menilai risiko kejadian hipoglikemia
  • di antara siklus tidur

  

PROSEDUR MENGGUNAKAN

GLUCOMETER

  • Siapkan glucometer, kapas dan alkohol, jarum tusuk steril, alat penusuk dan test strip
  • Pastikan tangan dalam keadaan bersih
  • Pasang jarum tusuk steril pada alat penusuk. Jarum ini hanya boleh dipakai sekali. Pasang test strip pada glucometer.

  LANJUTAN,

  • Pilih ujung jari yang akan ditusuk, usap ujung jari dengan alcohol, kemudian tusuk dengan jarum. Kenakan darah yang keluar pada ujung test strip
  • Biarkan alat bekerja. Sambil menunggu, bersihkan luka dengan alkohol.
  • Baca konsentrasi gula darah pada alat, bandingkan dengan patokan kadar normal.

  GLUCOMETER

  KONSELING

  

Konseling memiliki peranan penting dalam

tatalaksana diabetes karena diabetes merupakan

penyakit yang erat kaitannya dengan gaya hidup

  

Tujuan

Hasil penatalaksanaan diabetes yang maksimal melalui

pengendalian perilaku Kepatuhan penderita pada program penatalaksanaan diabetes bergantung pada pemahaman pasien tentang penyakit yang diderita.

TUJUAN JANGKA PANJANG

  • Pasien memiliki harapan hidup lebih lama dengan kualitas optimal.
  • Membantu pasien untuk sadar dan mampu merawat dirinya sendiri  minimalisasi komplikasi yang timbul dan menekan jumlah hari sakit
  • Pasien dapat berfungsi dan berperan optimal di masyarakat

  

CONTOH MATERI KONSELING

(OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL)

  

KONSELING INFORMASI OBAT

KOMBINASI DIABETES MELITUS

  • Kombinasi obat yang digunakan dalam terapi DM diantaranya adalah :
  • Metformin dengan GLP-1 RA,
  • Metformin dengan DPP-4i (American Association Of Clinical

  Endocrinologists

  , 2015),

  • Glimepirid dengan Metformin,
  • golongan Sulfonilurea dengan Insulin Isophane, dan
  • Metformin dengan Akarbose (IONI, 2015).

  Contoh obat dari GLP-1 RA adalah Eksenatid dan contoh obat golongan DPP-4i adalah Sitagliptin (American Diabetes

  Kombinasi Obat Bahan Konseling Metformin & Eksenatid  Informasikan gejala hipoglikemi dan penanganannya

   Informasikan cara penggunaan injeksi Eksenatid  Eksenatid diberikan satu jam sebelum makan dan tidak boleh diberikan setelah makan  Jika ada dosis terlewat maka dilanjutkan sesuai jadwal dosis selanjutnya  Terapi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan lebih dari 1,5 kg per minggu  Metformin diminum bersama makanan untuk menghindari gangguan pada perut (gastrointestinal upset)  Hindari konsumsi alkohol  Saat terapi dengan kombinasi obat ini mungkin pasien akan mengalami mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, sakit kepala, dan pusing yang merupakan efek samping dari obat tersebut Metformin & Sitagliptin  Informasikan gejala hipoglikemi dan penanganannya  Obat diminum dua kali sehari bersama makanan (dosis 100 mg

  Kombinasi Bahan Konseling Glimepirid & Metformin

   Informasikan gejala hipoglikemi dan penanganannya  Dosis diberikan satu atau dua kali perhari sebelum atau saat makan (dosis bersifat individual berdasarkan kadar glukosa darah pasien, disaat pengobatan menggunakan kombinasi glimepirid dan metformin sebagai tablet terpisah, maka harus diberikan berdasarkan dosis yang sedang digunakan)  Hindari konsumsi alkohol  Untuk konsumsi dalam tablet terpisah, Glimepirid diminum secepatnya sebelum atau suapan pertama makan.

   Metformin diminum bersama makanan untuk menghindari gangguan pada perut (gastrointestinal upset)  Saat terapi dengan kombinasi obat ini mungkin pasien akan mengalami hipoglikemi, gangguan penglihatan sementara, mual, muntah, diare, nyeri perut, flatulen dan anoreksia yang merupakan efek samping dari

  Kombinasi Konseling

Metformin &  Akarbose tablet dikunyah bersama satu suapan pertama

Akarbose makanan atau ditelan utuh dengan sedikit air segera

sebelum makan. Untuk mengantisipasi kemungkinan efek hipoglikemia, pasien yang mendapat insulin atau suatu sulfonilurea atau akarbosa harus selalu membawa glukosa (bukan sukrosa karena akarbosa mempengaruhi absorpsi sukrosa)

  

 Lewati satu dosis bila tidak makan

 Saat terapi dengan obat ini mungkin pasien akan mengalami flatulensi, tinja lunak, diare, perut kembung dan nyeri.

   Metformin diminum bersama makanan untuk

KONSELING INFORMASI KONSUMSI OBAT DI BULAN PUASA

  Berpuasa di bulan puasa bagi penderita DM memiliki faktor risiko utama seperti kondisi hipoglikemi, hiperglikemi, diabetes ketoasidosis, dehidrasi, ataupun thrombosis (Al-

  Arouj, et al., 2010). Oleh sebab itu, diperlukan manajemen khusus bagi penderita DM untuk dapat menjalankan aktivitas saat berpuasa. Konseling adalah hal yang dibutuhkan baik bagi penderita DM ataupun keluarga penderita.

  • Konseling yang dapat diberikan pada penderita DM yang akan berpuasa di bulan puasa, diantaranya adalah (Al-Arouj, et al., 2010) :
  • Informasikan kepada penderita DM untuk pergi ke dokter dan melakukan penilaian pra-medis sebelum puasa
  • Pemantauan teratur kadar glukosa darah selama berpuasa. Penderita DM diminta untuk memeriksa kadar glukosa darahnya dalam 2 jam sesudah makan sahur
  • Nutrisi tidak boleh berbeda dari kebutuhan nutrisi harian
  • Olahraga tidak berlebihan
  • Anjuran untuk membatalkan puasa, yaitu bila terdapat gejala hipoglikemia (kadar glukosa darah < 60 mg/dL) atau hiperglikemia (jika kadar glukosa darah < 70 mg/dL).
  • Bagi penderita DM tipe I disarankan untuk menggunakan terapi insulin dalam

  Terapi Bahan Konseling Pasien dengan diet terkendali (Al-Arouj, et al., 2010)

   Informasikan kemungkinan terjadinya hiperglikemi post-prandial bila penderita mengkonsumsi makanan

satu porsi besar

 Informasikan untuk membagi asupan kalori dalam dua hingga tiga porsi lebih kecil  Kurangi waktu dan intensitas dalam melakukan aktivitas fisik, misalnya olahraga Metformin 500 mg (Al-Arouj, et al., 2010)  Dianjurkan mengubah waktu konsumsi obat dengan saran dua pertiga dosis (1000 mg) diberikan saat berbuka dan sepertiga dosis (500 mg) saat sahur Sulfonilurea (Al-Arouj, et al., 2010)  Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama bulan puasa karena memiliki risiko hipoglikemi yang cukup tinggi

  Terapi Bahan Konseling Terapi berbasis Inkretin (Al-Arouj, et al., 2010)

   Kelompok obat ini tidak dikaitkan dengan kejadian hipoglikemi sehingga aman digunakan selama puasa  Tidak dikombinasikan dengan golongan sulfonilurea karena memiliki risiko hipoglikemi  Eksenatid dapat dikonsumsi sebelum makan α-Glukosidase inhibitor (Al-Arouj, et al., 2010)  Kelompok obat ini tidak dikaitkan dengan kejadian hipoglikemi sehingga aman digunakan selama puasa  Adanya efek samping flatulen Insulin (Al-Arouj, et al., 2010)  Diganti dengan insulin kerja panjang atau kerja menengah untuk sore hari dan insulin kerja singkat atau kerja cepat dengan makanan.

   Gunakan dosis harian saat berbuka & setengah dosis

PERTANYAAN MENGGALI

  • Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan pengobatanAnda?
  • Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat Anda?
  • Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan Anda?

PRINSIP KONSELING

PRINSIP KONSELING

  • Bantu penderita untuk mendapatkan pemeriksaan

  

yang diperlukan untuk mengetahui tipe diabetes

yang diderita

  • Bantu penderita untuk mendapatkan perawatan

  rutin yang diperlukan

  • Ajarkan penderita untuk dapat mengontrol kondisi

  diabetesnya dengan baik

  • Ajarkan penderita untuk dapat memonitor kadar

  • Tingkatkan kepatuhan penderita terhadap terapi

  

yang dijalani dengan memberikan informasi yang

jelas tentang terapi yang dijalaninya dan akibat yang dapat timbul jika terapi tidak dijalankan dengan baik

  • Bantu penderita untuk mengantisipasi dan

    mencegah timbulnya masalah kesehatan jangka

  panjang yang disebabkan oleh keadaan diabetes

  • Mintalah penderita untuk segera memberi tahu

  anggota keluarga atau orang yang berada di

sekitarnya pada saat itu apabila penderita mulai

merasakan tanda-tanda awal serangan

hipoglikemia, dan bila gejala makin berat segera

laporkan pada dokter atau apoteker di apotik terdekat untuk segera mendapat pertolongan

LATIHAN JASMANI

LATIHAN JASMANI

  • Pasien DM tipe II : kurangnya respons reseptor terhadap insulin.
  • Olahraga dapat meningkatkan kepekaan reseptor terhadap insulin.
  • Peningkatan kepekaan terhadap insulin dapat menyebabkan penurunan gula darah dan kadar lemak darah.

MANFAAT LATIHAN JASMANI

  Penurunan kadar glukosa dalam darah Penurunan berat badan mencegah kegemukan Menurunkan tekanan darah Memperbaiki kadar lemak dalam darah

SENAM SEHAT DIABETES

  • Gerakan ditekankan pada gerakan ritmik otot, sendi , vaskular, dan saraf dalam bentuk peregangan dan relaksasi.
  • Konsep dari gerakan senam ini merupakan konsep ketahanan jantung paru (endurance) dan mempertahankan keseimbangan otot kanan dan kiri.

  

PROGRAM LATIHAN

CRIPE

Continuous

Rhythmical Endurance

  PORSI LATIHAN FITTE

Frekuensi

  Intensitas Enjoyment

TAHAPAN LATIHAN

  

Pemanasan Latihan Inti Pendinginan Peregangan

  

CATATAN

  • Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai program olahraga :
  • Berkonsultasilah dengan dokter anda.
  • Sesuaikan obat-obatan yang digunakan dengan latihan yang dilakukan.
  • Bila menggunakan personal trainer, beritahu bawa anda pasien diabetes.
  • Bila perlu tambahkan asupan karbohidrat, guna mencegah

  OLAHRAGA UNTUK HIPERLIPIDEMIA

  OLAHRAGA

  • Umumnya aerobik yang dilakukan teratur selama 60 menit atau lebih
  • Perhatikan :
  • Usia
  • denyut nadi ketika melakukan olahraga
  • kelainan pada pasien
  • Pemanasan sebelum latihan (sekitar 10 menit atau lebih), mempertahankan zona sasaran (65-75% dari neyut nadi

MANAJEMEN GIZI

  • Manajemen Gizi berperan dalam memberikan rekomendasi dan intervensi makanan-makanan yang sebaiknya dikonsumsi atau tidak boleh dikonsumsi bagi pasien untuk menjaga berat badan dan kadar glukosa darah.
  • Beberapa penelitian klinis mengenai menajemen gizi menunjukkan terdapat penurunan HbA

  1C

  sebanyak 1% pada penderita diabetes mellitus tipe

TARGET MANAJEMEN GIZI

  • Kadar glukosa darah yang normal atau mendekati normal
  • Profil lipid dan lipoprotein yang mengurangi resiko penyakit vaskuler
  • Tekanan darah yang normal
  • Mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi kronis dari diabetes dengan memodifikasi asupan nutrisi dan gaya hidup
  • Mendata kebutuhan nutrisi bagi tiap penderita diabetes

FUNGSI MANAJEMEN GIZI

  Pencegahan Primer

Pencegahan Sekunder

  

KEBUTUHAN ZAT GIZI PENDERITA

DIABETES MELITUS

  • Karbohidrat Kebutuhan karbohidrat penderita diabetes di Indonesia yaitu 60%-70%. Faktor yang mempengaruhi kadar glukosa diantaranya adalah total karbohidrat yang dikonsumsi, jenis gula (fruktosa, glukosa, sukrosa, laktosa), bentuk pati dan cara memasak

  KEBUTUHAN ZAT GIZI PENDERITA DIABETES MELITUS

  • Protein Kebutuhan protein penderita diabetes di Indonesia yaitu 10%-15%. Mengkonsumsi protein > 20% dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan komplikasi nefropati sehingga tidak dianjurkan.

  

KEBUTUHAN ZAT GIZI PENDERITA

DIABETES MELITUS

  • Lemak Kebutuhan kolesterol penderita diabetes di Indonesia yaitu 20%-25%. Kolesterol tetap dibutuhkan namun tidak boleh lebih dari 300 g/hari.

  

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES

MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

  • Karbohidrat
  • Mengurangi konsumsi nasi putih, sebaiknya diganti dengan nasi putih
  • Mengkonsumsi makanan dan minuman rendah gula
  • Mengurangi konsumsi minuman bersoda
  • Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi
  • Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan

  

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES

MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

  • Protein
  • Meningkatkan konsumsi protein kedelai, untuk pengganti konsumsi daging

  

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES

MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

  • Lemak
  • Mengurangi konsumsi lemak jenuh sebanyak 7% dari total kalori
  • Konsumsi lemak trans harus diminimalisir
  • Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh
  • Penderita hyperlipidemia dengan LDL >100 mg/dl harus mengurangi konsumsi kolesterol hingga <200 mg/hari

  

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES

MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

  • Serat
  • Mengkonsumsi paling sedikit serat sebanyak 25 g/hari

  • Mengkonsumsi makanan dengan serat tinggi dapat

    menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes

    mellitus tipe 1

REKOMENDASI DAN INTERVENSI GIZI DIABETES MELLITUS DENGAN HIPERLIPIDEMIA

  • Menghindari memasak dengan cara menggoreng, sebaiknya diganti dengan cara dipanggang, direbus atau dikukus.
  • Mengupayakan untuk selalu sarapan
  • Makan teratur
  • Jumlah kalori harus selalu dijaga

  

(TAMBAHAN)

  • Apabila pasien merupakan pecandu alkohol, maka anjuran bagi pasien yang tidak dapat meninggalkan alkohol adalah sebagai berikut:
  • Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila:
  • Kadar glukosa darah belum terkendali
  • Kadar trigliserida darah meningkat
  • Menggunakan obat diabetes sulfonilurea generasi pertama karena dapat memberikan efek samping
  • Menderita penyakit gastritis, pankreatitis, tipe tertentu penyakit ginjal atau Sjantung. Alkohol memiliki kalori tinggi

PILIHAN MAKANAN DAN MINUMAN

  Dibatasi/ Tidak dikonsumsi Diganti dengan

Sayuran dengan mentega, krim, atau saus Sayuran segar tanpa garam (penyedap

yang di goreng rasa) Buah-buahan yang dikemas dengan sirup Buah-buahan segar tanpa pemanis, atau gula

  Keju, roti dengan telur Roti, Nasi merah Pasta dengan mentega, krim, keju, mie, Pasta gandum

PILIHAN MAKANAN DAN MINUMAN

  Dibatasi/ Tidak dikonsumsi Diganti dengan Ikan kaleng

  Ikan segar Ayam atau bebek yang digoreng, sayap ayam

  Ayam tanpa kulit Daging iga, sosis, jeroan Daging yang mengandung sedikit lemak/ CONTOH KARTU MENU MAKANAN UNTUK MANAJEMEN GIZI

PENGATURAN DIET PADA HIPERLIPIDEMIA

TUJUAN TERAPI DIET HIPERLIPIDEMIA:

  • Mengurangi asupan kalori apabila terlalu gemuk
  • Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fatty

  acids) dan menggantikannya dengan lemak tak

  jenuh (unsaturated fatty acids)

  • Mengurangi asupan kolesterol makanan
  • Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan serat, serta menurunkan asupan karbohidrat

PENGATURAN DIET:

  • Energi disesuaikan menurut Berat Badan dan aktivitas fisik. Jumlah energi dibatasi pada pasien yang gemuk
  • Protein 10-20 % dari energi total
  • Lemak kurang dari 30 % energi total, diutamakan lemak tidak jenuh. Kolesterol 200-300 mg/hari
  • Karbohidrat 50-60 % energi total

  PENGATURAN DIET PADA HIPERLIPIDEMIA Kolesterol Kolesterol + Gemuk Kolesterol + Trigliserida Kolesterol + Trigliserida + Gemuk Lemak

1. Kurangi lemak sampai <30% kalori total

  2. Substitusi lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh, naikkan rasio lemak tidak jenuh/lemak jenuh sampai minimal 0,45% Karbo-

  Biasa Kurangi Hindari glukosa Kurangi karbohidrat, SUMBER BAHAN MAKANAN PADA PENDERITA HIPERLIPIDEMIA Bahan Makanan Dianjurkan

  Dibatasi Dihindari Sumber karbohidrat beras merah, roti gandum, havermout, makaroni, jagung, kentang, ubi dan talas, sereal (hidrat arang kompleks yang banyak mengandung serat). kue-kue, cake, biskuit, pastries, gula

  Sumber protein hewani ayam/bebek tanpa kulit, ikan segar, susu non fat. daging tanpa lemak, Daging berlemak, otak, limpa, ginjal, hati,

  Bahan Makanan Dianjurkan

  Dibata si Dihindari Sayuran

  Semua jenis sayuran Buah

  Semua jenis buah Lemak • Yang mengandung lemak tak jenuh dalam jumlah sesuai kebutuhan : minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan; minyak kacang tanah, minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedelai

  Yang mengandung lemak jenuh : Minyak yang berasal dari hewan: lemak sapi, babi, kambing, susu penuh (full cream), cream, keju, mentega.

  • minyak wijen, minyak biji bunga matahari, minyak zaitun dan margarine.
  • Makanan yang tidak berlemak dan menggunakan santan encer. Gunakan minyak untuk menumis.

CARA MENGATUR DIET:

  • Gunakan minyak kedelai, minyak kacang tanah atau

    minyak jagung dalam jumlah terbatas/tidak berlebihan
  • Penggunaan daging tidak berlemak.paling banyak 50

    gr tiap kali makan. Makanlah ikan sebagai pengganti

    daging.
  • Batasi penggunaan kuning telor maksimum 2 kali per minggu.
  • Makan banyak sayuran dan buah-buahan segar.
  • Sebagian dari sayur sebaiknya dimakan mentah atau

  

HAL-HAL YANG PERLU

DIPERHATIKAN:

  • Bila disertai dengan darah tinggi diberikan pula diet rendah garam.
  • Hati-hati dengan minuman atau suplemen berenergi (lebih baik konsultasi Dokter).
  • Untuk membuat variasi menu gunakan bahan makanan penukar

  PENGGUNAAN OBAT HERBAL

  • Pengobatan herbal memiliki potensi interaksi dengan obat lain baik yang menguntungkan maupun yang merugikan

ALLIUM SATIVUM

  • Allium sativum L biasa digunakan sebagai

  antidiabetes karena memiliki efek hipoglikemik, dipokolesterolemia, dan hipolipidemia.

  • Senyawa yang memberikan efek antidiabetik yaitu

  S-alilsisteinsulfoksida

  • Allium sativum lebih baik dalam menurunkan

  glukosa darah puasa dibandingkan metformin (Rizwan et al, 2011)

INTERAKSI OBAT

  

Obat Efek Keterangan

Borrelli, F., Capasso, R., Izzo, A.A. 2007.

  Antikoagula Meningkatkan efek effects and drug interactions in Garlic (Allium sativum L.): Adverse n (warfarin, antikoagulan humans. Molecular Nutrition &amp; Food Research: Volume 51, pages 1386 fluindione) Agarwal KC. 1996. Therapeutic actions 1397.

  • – AINS (aspirin) Meningkatkan potensi 16(!):111-124 of garlic constituents. Med Red Rev pendarahan Gwilt PR, et al. 1994. The effect of Parasetamol Mengubah beberapa acetaminophen. Cancer Epidemiol garlic extract on human metabolism of variabel farmakokinetik PCT Borrelli, F., Capasso, R., Izzo, A.A. 2007. Biomarkers Prev 3(@): 155-160 Antiretroviral Menurunkan efikasi Garlic (Allium sativum L.): Adverse
  • Pengobatan yang disertai dengan penggunaan obat herbal perlu dimonitoring secara berkala

  • Hindari penggunaan obat herbal secara bersamaan yang

    dapat mengakibatkan interaksi obat yang merugikan
  • Mengatur interval konsumsi obat herbal
  • Interaksi obat herbal dengan obat herbal lainnya atau dengan obat nonherbal yang sinergis perlu pemantauan kadar obat dalam plasma.
  • Apabila terjadi adverse reaction, perlu dilakukan peninjauan

  

PENATALAKSANAAN

MASALAH PSIKOLOGI

  TUJUAN Menjaga kondisi psikologis pasien

Memotivasi Pasien untuk tetap teratur mengontrol

kadar gula darah, meminum obat, mengatur pola

makan serta berprilaku hidup sehat

  

PENILAIAN DAN PERAWATAN

PSIKOSOSIAL

  Kebahagiaan emosi adalah bagian penting dalam pengobatan dan manajemen diabetes. Depresi dapat mempengaruhi 20

  • –25% orang-orang dengan diabetes dan meningkatkan risiko infark miokard hingga dapat menyebabkan kematian.

  

STRES EMOSIONAL PADA

PENYANDANG DM

1. Sikap menyangkal

  

Cara mengatasi hal ini adalah dengan mengubah

rasa ketidakberdayaan dalam menghadapi penyakit dengan rasa percaya diri. Ada 3 faktor penting untuk membangun rasa percaya diri :

  • Pengetahuan/pengertian mengenai diabetes yang dialami.

  Keterampilan/kemampuan mengenai diabetes - Kemampuan untuk mengendalikan emosi -

  3. Marah , karena hidupnya terganggu atau tertekan Namun, sebenarnya emosi dapat dikendalikan dan mencari cara lain sesuai keinginan penderita untuk mengurangi rasa marah

4. Frustasi

  5. Takut, seperti takut akan kematian, disuntik insulin dan

  6. Depresi Penyandang diabetes terutamayang mengalami komplikasi mempunyai risiko depresi tiga kali lipat. Cara untuk mengobati depresi diantaranya :

  • Membuat daftar kegiatan seperti jadwal untuk minum obat antidiabetes atau insulin selama tiga

    hari mendatang agar tepat waktu.

  7. Anxietas/kecemasan Cara untuk mengatas I anxietas antara lain : Cobalah mengidentifikasi apa penyebab kecemasan - yang anda alami Carilah cara jalan keluar untuk mengatasi kecemasan - tersebut

  8. Gangguan makan Anorekasia nervosa - Bulimia nervosa -

  PERAN KELUARGA TERKAIT KONDISI PSIKOLOGIS

  • Kesehatan emosional (status emosi) merupakan hal yang penting dalam manajemen penatalaksanaan DM.
  • Permasalahan terkait psikologis dan sosial dapat merusak

    kemampuan penderita DM dalam menjalankan terapi (American

  Diabetes Association , 2015).

  • DM merupakan ‘penyakit keluarga’ karena DM mempengaruhi

    orang-orang yang mencintai, yang tinggal bersama atapun yang

    peduli terhadap keadaan penderita.
  • Perasaan tidak didukung merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan stres penderita DM.

  • Hal yang tepat dilakukan oleh keluarga penderita sebagai orang terdekat adalah (Snoek &amp; Skinner, 2005) :
  • Memberikan dukungan dan motivasi bagi penderita
  • Jika keluarga merasa belum memiliki pengetahuan terkait

    DM, maka mencari referensi yang bersumber dari buku-

    buku, bertanya pada orang yang memiliki keluarga dengan kondisi DM ataupun meminta saran kepada tenaga ahli

  

PENATALAKSANAAN

KEGAWATDARURATAN AKIBAT DM HIPOGLIKEMIA Kegawatdaruratan akibat hipoglikemia dapat disebabkan beberapa hal diantaranya :

  • Memakan makanan terlalu sedikit, melewatkan makan sementara terus menggunakan obat diabetes atau insulin
  • Melakukan olahraga tambahan tanpa memakan

    makanan tambahan
  • Menggunakan insulin terlalu banyak
  • Penyakit, seperti muntah-muntah dan diare,

  Penderita diabetes yang mengalami hipoglikemia mungkin pada mulanya hanya merasa lapar, tapi dapat berlanjut ke keadaan bingung dan akhirnya hilang kesadaran atau tidak sadarkan diri. Hal yang perlu dilakukan pada kondisi hipoglikemia ini diantaranya :

  1. Lakukan pemeriksaan glukosa darah. Jika glukosa darah rendah,segera makan makanan sumber energi yang cepat (tablet gula, kembang gula, kismis) dan

  2 . Jika penderita tidak sadarkan diri, segera bawa ke rumah sakit dan dipasang infus glukosa atau menginjeksi hormon khusus seperti glukagon HIPERGLIKEMIA

  Penyebab terjadinya hiperglikemia diantaranya :

  1. Lupa menggunakan insulin atau obat-obatan

  diabetes lain

  2. Memakan terlalu banyak makanan

  3. Apabila seseorang sedang mengalami infeksi,

  tubuh memerlukan lebih banyak insulin

  

4. Tubuh membutuhkan lebih banyak insulin saat KETOASIDOSIS Penyebab ketoasidosis diantaranya :

  1. Kurangnya insulin seperti lupa menyuntikkan insulin atau menggunakan insulin dengan dosis sangat rendah

  

2. Tidak memakan cukup makanan sehingga memaksa

tubuh membakar lemah

  

3. Awalnya penderita mengalami hipoglikemia lalu tidur

=&gt; tubuh membakar lemak untuk mendapatkan energii yang diperlukan

  Jika penderita tidak mengenali gejala dari ketoasidosis itu sendiri maka dapat berkembang hingga keadaan tidak sadarkan diri atau koma.

  Memeriksa keton di dalam urin secara teratur dan mengenali gejala awal ketoasidosis dapat mencegah ketoasidosis dan mencegah ketoasidosis menjadi gawat. Selain itu, penderita

KOMA DIABETIKA

  Penyebab :

  

1. Penderita diabetes membiarkan kadar gulanya

  tak terkendalikan terlalu lama

  

2. Stres fisik atau mental yang berlebihan,

  kecelakaan, stroke, sakit berat, atau infeksi yang tak diobati Jika koma hiperglikemiia terjadi, penderita harus dirawat di rumah sakit dan dokter perlu sering- sering mengubahh dosis pemberian insulin hingga kadar gula darah kembali terkendalikan.

  KAKI DIABETES (FOOT ULCER)

  

ETIOLOGI

  • 15% penderita DM menderita kaki diabetik
  • 12-24% penderita kaki diabetik harus diamputasi
  • Kaki diabetik bisa terjadi pada semua pasien DM, terjadi pada kaki bagian bawah atau telapak kaki
  • Pasien DM perlu mendapat edukasi mengenai kaki diabetik dan dampaknya jika tidak diobati dengan benar

  

PENYEBAB

  • Penyempitan pembuluh arteri  mengurangi aliran darah ke kaki  kaki lemah, mudah luka, sulit untuk sembuh

   saraf sensorik menghantarkan impuls rasa sakit dari kaki ke otak tidak berfungsi dan hilangnya koordinasi otot kaki  kerusakan/luka pada kaki tanpa dirasakan

  • Penurunan fungsi saraf (neuropati)
  • Kaki tertusuk, pemakaian sepatu ketat, luka, lecet dan memar dapat berkembang menjadi kaki diabetik jika tidak diobati

  PENCEGAHAN

  • Mencuci kaki dengan sabun dan air hangat
  • Gunakan pelembap kaki, gunakan cermin kaki
  • Rajin menggunting kuku kaki
  • Gunakan alas kaki yang nyaman, baik di luar maupun di dalam rumah
  • Periksakan kaki ke dokter saat melakukan pemeriksaan rutin

  PEMERIKSAAN KONDISI PASIEN

PEMANTAUAN KONDISI PASIEN

  • Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
  • Pemeriksaan A1C
  • Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM)
  • Pemeriksaan glukosa urin
  • Pemantauan benda keton

  PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH

  • Untuk mengetahui apakah sasaran terapi sudah tercapai
  • Untuk melakukan penyesuaian dosis obat
  • Pemeriksaan berupa pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, glukosa 2 jam post prandial atau glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan kebutuhan

PEMERIKSAAN A1C

  • cara untuk menilai efek terapi 8-12 minggu sebelumnya
  • pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek
  • Pemeriksaan A1C dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan minimal 2 kali dalam setahun.

  

PDGM

  • Menggunakan reagen kering, alatnya telah banyak beredar di pasaran
  • Hasil analisis dengan PDGM dapat dipercaya selama alatnya terkaliberasi dengan benar, namun hasil PDGM tetap harus dibandingkan dengan hasil analisis konvensional secara berkala
  • Waktu yang dianjurkan untuk pemeriksaan bervariasi tergantung kondisi pasien.

  • Pasien dengan kendali buruk atau tidak stabil dilakukan tes setiap hari
  • Pasien dengan kendali baik atau stabil dilakukan tes secara rutin.
  • Pemantauan dapat lebih jarang (satu minggu

PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

  • penilaian tidak langsung karena dipengaruhi fungsi ginjal sehingga pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk menilai keberhasilan terapi.
  • Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat memeriksa kadar glukosa darahnya.

PEMANTAUAN BENDA KETON

  • Pemantauan benda keton dalam darah dan urin perlu dilakukan terutama pada pasien DM yang terkendali buruk (kadar glukosa darah &gt;300 mg/dl) dan pada pasien yang sedang hamil.
  • Pemantauan benda keton ini dapat dilakukan secara mandiri untuk mencegah KAD.

SENAM KAKI DIABETIK

  • Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
  • Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan juga memperkuat otot-otot kecil kaki

GERAKAN SENAM KAKI DIABETIK

  LIFESTYLE

  

INTERVENSI GAYA HIDUP UNTUK MEMPERBAIKI

PROFIL LIPID PADA PENDERITA DISLIPIDEMIA

  • Pentingnya konseling intervensi gaya hidup terutama pada

    penderita dislipemia berhubungan dengan perubahan positif terhadap perilaku untuk mengontrol profil lipid. Tujuan intervensi gaya hidup adalah untuk mengurangi kolesterol LDL, mengurangi konsentrasi TG, dan meningkatkan kolesterol HDL. Intervensi gaya hidup dilakukan pada semua orang, dengan atau tanpa tambahan obat penurun lipid, kecuali

    pada pasien risiko rendah dengan kolesterol LDL awal &lt;100

    mg/dL.
  • Pasien risiko rendah ini hanya perlu diyakinkan agar tetap

    dalam keadaan risiko rendah. Usaha yang dapat dilakukan

    antara lain mengurangi asupan asam lemak jenuh,

  

DIET

  • Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet asam lemak

    tidak jenuh seperti MUFA dan PUFA karena faktor diet yang paling berpengaruh

    terhadap peningkatan konsentrasi kolesterol LDL adalah asam lemak jenuh. Penurunan kolesterol LDL yang diakibatkan oleh diet PUFA lebih besar

    dibandingkan dengan diet MUFA atau diet rendah karbohidrat. PUFA omega-3

    tidak mempunyai efek hipokolesterolemik langsung, tetapi kebiasaan

    mengonsumsi ikan (mengandung banyak PUFA omega-3) berhubungan dengan

    reduksi risiko kardiovaskular independen terhadap efek pada lipid plasma.

    Konsumsi PUFA omega-3 pada dosis farmakologis (&gt;2 gram/hari) mempunyai efek

    netral terhadap konsentrasi kolesterol LDL dan mengurangi konsentrasi TG.
  • Data dari penelitian klinis acak, kasus kelola dan kohor menunjukkan bahwa konsumsi PUFA omega-6 setidaknya 5% hingga 10% daritotal energi mereduksi risiko

    PJK. Konsumsi PUFA omega-3, PUFA omega-6 dan MUFA berhubungan dengan

    peningkatan konsentrasi kolesterol HDL sampai 5% dan penurunan TG sebesar 10-

    15%. Asam lemak trans diproduksi dari minyak nabati dengan cara hidrogenasi,