SOLUSI DARI HAMBATAN GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI PADA MATERI ALJABAR Rebeca Elva Rosalina

  JMP Online Vol 1, No. 10, 968-982.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) © 2017 Kresna BIP.

  

ISSN 2550-481

  1

  2 Rebeca Elva Rosalina , Tri Nova Hasti Yunianta

  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dik irim : 22 Dese mber 2017 Penelitian ini bertujuan mengetahui hambatan yang Revisi pertama :22 Desember 2017 dialami oleh guru matematik a SMP Negeri 1 Jambu dalam Diterima : 26 Desember 2017 menerapkan k urikulum 2013 edisi revisi pada materi aljabar Tersedia online : 27 Desember 2017 dan solusinya. Penelitian ini merupakan penelitian k ualitatif berupa fenomenologi. Pengumpulan data dilak ukan dengan pengisian k uesioner terbuk a, wawancara individual, dan

  Kata Kunci : Solusi, Hambatan Guru FGD (focus group discussion) untuk memperoleh data yang Matematik a, Kurikulum 2013 Edisi Revisi, Materi Aljabar k redibel. Hasil penelitian mengungkapk an beberapa sosialisasi belum menyeluruh namun teratasi melalui MGMP 2 trinova.yunianta@staff.uk sw.edu dan IHT; 2) pemahaman siswa dalam berperan mencari tahu dan pemahaman istilah pada materi aljabar dapat dik emas dalam k ehidupan sehari-hari; 3) mengorek si jawaban yang beragam diminimalisir dengan mak simal dua variasi soal saja; 4) implementasi RPP tidak sesuai karena menyesuaikan k arak teristik k elas 5) budaya menulis terlak sana melalui pembuatan rangk uman singkat di akhir pembelajaran; 6) pendesk ripsian penilaian dilakuk an dengan bantuan aplik asi; 7) latihan soal dilakuk an dengan memilih soal kembali dan mengemas sesederhana mungk in.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Pendidikan mempunyai peranan penting dalam aspek kehidupan dan bertujuan meningkatkan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan (Mulyasa, 2013: 4). Setiap jenjang pendidikan perlu mendapat perhatian oleh pemerintah. Pemerintah mengambil peran untuk memperbaiki kualitas pendidikan berupa sistemnya yaitu kurikulum. Perbaikan tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi yang cemerlang dalam dunia pendidikan dan menjawab tantangan perkembangan zaman.

  Tahun 2013, pemerintah Indonesia memberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan dari perubahan kurikulum yang baru. Kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 hanya menunjukkan 20% dari 25 responden yang diteliti (Yulianto dkk, 2014: 10). Fasilitas yang disediakan pemerintah berupa buku siswa mengalami ketidaksingkronan dengan buku guru (Ningsih, 2014: 11). Implementasi kurikulum ini belum efektif dan efisien karena masih banyak materi pelatihan yang belum disampaikan secara detail. Hal itu membawa dampak terhadap wawasan guru yang belum cukup memadai untuk bekal implementasiannya (Retnawati, 2016: 394). Pengembangan materi ajar juga tidak maksimal karena keterlambatan buku pegangan guru dan siswa dalam hal pendistribusiannya.

  Mastur (2017: 12) dalam penelitiannya mengatakan bahwa, guru kebingungan mengimplementasikan kurikulum ini. Tidak hanya itu, dalam penelitian Ika Krisdiana , dkk (2014: 1) menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman guru tentang tujuan kurikulum dan kurang mampu dalam pelaksanaan proses pembelajaran menuju keterampilan aplikatif. Kurikulum 2013 identik dengan penilaian autentik berupa penilaian sikap dan pengetahuan. Implementasi penilaiannya memiliki kendala pada indikator dalam sikap spiritual dan sikap sosial yang tidak terintegrasi pada mata pelajaran (Sutama dkk, 2017: 109).

  Berdasarkan hambatan tersebut, pemerintah menindaklanjuti khususnya bagian penataan kompetensi, koherensi KI-KD, ruang kreatif, dan taksonomi berpikir. Perbaikan kurikulum ini dilakukan dengan melakukan perbaikan pada dokumen KI dan KD, silabus serta buku teks pelajaran. Penataan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial hanya dinilai oleh dua guru mata pelajaran yaitu guru Agama dan guru PPKn. Pemberian ruang kreatif bagi guru lebih mengaarah pada penekanan bahwa pendekatan saintifik bukan satu-satunya pendekatan dalam pembelajaran. Kemampuan siswa dalam pembelajaran tidak dibatasi taksonomi proses berpikir. Kurikulum ini menyajikan bahwa penyusunan KD yang tidak dibatasi tingkatan taksonomi tersebut terlihat pada jenjang SD, siswa juga dapat membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi (Kemendikbud, 2016: 14).

  Perubahan tersebut membawa pengaruh pada semua mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Terdapat empat cakupan ruang lingkup materi matematika SMP yang diterapkan menggunakan kurikulum 2013 yaitu bilangan, aljabar, geometri dan penguk uran, statistika dan peluang.

  Cakupan pembelajaran tersebut tidak terlepas dari keberadaan guru matematika yang menjadi salah satu kunci keberhasilan saat penerapannya. Hal terkait diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Subroto (2011 : 169) yang menyatakan bahwa pemberdayaan kompetensi pendidik berpengaruh terhadap kinerja pendidik dan kualitas pendidikan.

  Hasil wawancara yang dilakukan oleh dua guru matematika yang telah menerapkan kurikulum 2013 edisi revisi di SMP Negeri 1 Jambu pada tanggal 13 Mei 2017 menunjukkan bahwa guru matematika masih mengalami kesulitan dalam penerapan pembelajaran pada materi aljabar. Adapun informasi tentang adanya hambatan tersebut yaitu: 1) guru masih kesulitan mengajak siswa supaya aktif dalam pembelajaran; 2) kesulitan mengajak siswa untuk belajar menggunakan pendekatan saintifik; 3) guru kurang kreatif dalam mengemas materi aljabar; 4) guru masih kesulitan menanamkan konsep aljabar pada siswa; 5) penyampaian pembelajaran masih terbatas dengan media buku saja karena guru belum menggunakan media eletronik; 6) menerapkan materi aljabar dengan memadukan pola pikir siswa, karakter, serta manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari. Melihat dari beberapa uraian di atas, sangat menarik apabila dikaji lebih mendalam mengenai hambatan yang dialami oleh guru. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul penelitian, “Solusi dari Hambatan Guru Matematika dalam Menerapkan Kurikulum 2013 edisi revisi pada Materi Aljabar”.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa saja hambatan yang dialami oleh guru matematika SMP Negeri 1 Jambu dalam menerapkan kurikulum 2013 edisi revisi pada materi aljabar?

  2. Apa saja solusi guru matematika SMP Negeri 1 Jambu dalam menerapkan materi kurikulum 2013 edisi revisi pada materi aljabar?

  Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apa saja hambatan yang dialami oleh guru matematika SMP Negeri 1 Jambu dalam menerapkan kurikulum 2013 edisi revisi pada materi aljabar.

2. Mengetahui apa saja solusi guru matematika SMP Negeri 1 Jambu dalam menerapkan materi kurikulum 2013 edisi revisi pada materi aljabar.

  KAJIAN PUSTAKA Kurikulum 2013 Edisi Revisi pada Mata Pelajaran Matematika

  Kurikulum adalah seperangkat pengaturan dan rencana tentang tujuan, isi, cara dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-Undang No 20, 2003: 3). Tahun 2013, pemerintah Indonesia memberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Perubahan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan daya saing bangsa. Kurikulum 2013 sudah 3 tahun terlaksana dan membuat peran pemeritah untuk menye mpurnakan berdasarkan hasil evaluasi yang sudah berjalan selama 3 tahun. Perubahan tersebut juga berdampak pada mata pelajaran matematika.

  Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun kreativitas, kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi atau bekerjasama dan keterampilan berkomunikasi. Selain itu, pengembangan kurikulum matematika juga menekankan kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan perhitungan teknis (komputasi) dan penyajian dalam bentuk gambar dan grafik (visualisasi).

  Pengertian Hambatan Hambatan adalah keadaaan yang menyebabkan pelaksanaan terganggu dan

  tidak terlaksana dengan baik. Setiap pekerjaan tidak akan terlaksana dengan baik apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Setiap manusia selalu memiliki hambatan dalam kehidupan sehari- hari, baik dari dalam diri manusia itu sendiri maupun dari luar diri manusia tersebut. Hambatan cenderung bersifat negatif karena memperlambat suatu hal yang dikerjakan oleh seseorang. Melaksanakan kegiatan juga seringkali terdapat beberapa hal yang menjadi penghambat dalam mencapai tujuannya. Hal tersebut dapat terjadi dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam hal mengembangkannya.

METODE PENILITIAN

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif berupa fenomenologi, yaitu berdasarkan pengalaman manusia sebagaimana adanya dari orang-orang yang menjadi subjek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif berupa gambar- gambar, kata-kata secara lisan maupun tertulis dan ekspresi subjek.

  Subjek dalam penelitian ini adalah 3 guru matematika di SMP Negeri 1 Jambu yang masing- masing mengampu kelas VII dan IX tahun ajaran 2016/2017. Pemilihan subjek diperoleh dari data kepala seko lah mengenai guru matematika yang sudah pernah mengikuti pelatihan kurikulum 2013 dan menerapkan pembelajaran matematika menggunakan kurikulum 2013. Perolehan data dilakukan di SMP Negeri 1 Jambu yang berlokasi di Dsn. Ngasemsari Desa Jambu, Kecamatan Jamb u, Kabupaten Semarang dan dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2017.

  Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh instrumen bantu berupa pedoman wawancara tidak terstruktur dan lembar kuesioner terbuka. Data mengenai hambatan dan usulan solusi tersebut diperoleh dari hasil pengisian kuesioner terbuka, wawancara, Focus Group Discussion (FGD), dan dokumentasi.

  Awalnya akan dilakukan pengisian kuesioner terbuka terlebih dahulu kemudian dianalisis hambatannya. Langkah selanjutnya adalah wawancara secara individual untuk mengklarifikasi hambatan dari hasil pengisian kuesioner. Pokok bahasan yang digunakan dalam wawancara yaitu: 1) persiapan pelaksanaan kurikulum 2013 edisi revisi (berupa pelatihan dan sosialisasi); 2) prinsip pembelajaran materi aljabar; 3) perencanaan pembelajaran materi aljabar; 4) proses pembelajaran materi aljabar; 5) pelaksanaan penilaian; 6) solusi dari hambatan-hambatan yang ditemukan. Setelah dilakukan wawancara individual maka dilanjutkan dengan FGD untuk memperoleh data yang kredibel.

  Data yang sudah diperoleh kemudian direduksi dan dianalisis untuk mengelompokkan 6 pokok bahasan (tema). Pengelompokan tersebut lebih diperinci dalam beberapa bagian yang lebih detail lagi berupa hambatan dan pada tahap terakhir dilakukan analisis mengenai hubungan antarhambatan untuk mengetahui hambatan yang dialami guru.

  Hasil dari reduksi data tersebut disajikan dalam bentuk tabel sesuai pokok bahasan yang sudah dikelompokkan dan dilakukan langkah ketiga berupa penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan tersebut dapat dikatakan kredibel jika didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat dilakukan penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan baru dari penelitian sebelumnya yang belum pernah ada dan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang sudah dibuat peneliti.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Edisi Revisi

  Berdasarkan wawancara dari tiga orang guru yang menjadi subjek penelitian ini, ada dua orang guru yang sudah mengikuti pelatihan maupun sosialisasi pada bulan Juni 2016 sedangkan satu guru lainnya hanya mengikuti kegiatan serupa sebelum kurikulum ini direvisi. Guru yang pertama mengikuti kegiatan tersebut sebagai guru mata pelajaran matematika namun guru yang kedua mengikutinya tetapi sebagai kepala sekolah yang lebih fokus pada manajemen sekolah. Selama pelaksanaan persiapan Kurikulum 2013 edisi revisi tersebut, terdapat beberapa hambatan/kendala yang dapat diungkap melalui hasil penelitian ini. Data mengenai kegiatan tersebut disajikan pada Tabel 1.

  

Tabel 1. Hasil Reduksi Te rkait Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013

Edisi Revisi

  No Hambatan Hubungan antarhambatan

  1. Tutor pembimbing pelatihan kurang Pelatihan dan sosialisasi Kurikulum ramah dalam menyampaikan materi 2013 edisi revisi belum menyeluruh

  2. Alokasi waktu pelaksanaan pelatihan serta pemahaman materi dan dan sosialisasi masih kurang pelaksanaannya belum maksimal.

  3. Kurang memahami isi pelatihan pada materi analisis SKL dan analisis buku

  4. Belum mengikuti pelatihan dan sosialisasi mengenai kurikulum 2013 edisi revisi

  5. Mengikuti pelatihan dan sosialisasi tidak sebagai guru mata pelajaran tetapi sebagai kepala sekolah (manajemen)

  Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017) Penyampaian materi pelatihan dan diskusi tidak didukung oleh tutor yang ramah. Setelah dilakukan wawancara mendalam, guru memperjelas bahwa hal itu berlangsung saat proses tanya jawab, dimana jawaban guru cenderung selalu dikatakan sebagai jawaban yang salah. Pandangan guru terhadap respons tutor tersebut membuat penerimaan materi menjadi kurang nyaman.

  Pelaksanaan pelatihan maupun sosialisasi yang re latif singkat membuat pemahaman guru menjadi kurang maksimal. Akibatnya, terdapat materi yang kurang dipahami guru yaitu materi analisis SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan analisis buku. Proses penerimaan materipun membutuhkan waktu dan bimbingan yang lebih untuk memahami setiap isinya, sedangkan dalam pelaksanaannya tidak memandang usia maupun kemampuan daya tangkap guru. Permasalahan bertambah rumit ketika proses pemahaman materi harus dipadukan dengan kreativitas guru, karena faktanya kreativitas yang dimiliki berbeda-beda.

  Hambatan lain pada kegiatan ini yaitu terdapat satu orang guru yang mengikuti kegiatan pelatihan dan sosialisasi bukan sebagai guru mata pelajaran namun sebagai kepala sekolah. Implementasinya, guru tersebut mendapatkan informasi terkait dari guru yang sudah mengikuti kegiatan tersebut dan mempelajarinya secara otodidak. Satu orang guru lainnya belum mengikuti pelatihan maupun sosialisasi karena guru yang diutamakan adalah guru kelas 7, sedangkan beliau mengampu kelas 9. Informasi mengenai kegiatan tersebut diperoleh dengan memadukan sharing dengan guru yang sudah mengikuti dan bekal ilmu dari pelatihan sebelumnya. Penerapan Kurikulum 2013 edisi revisi di SMP Negeri 1 Jambu sudah dilakukan di kelas 7 sedangkan di kelas 8 akan diterapkan pada tahun ke 2 dan kelas 9 baru menerapkan pada tahun ke 3.

  Prinsip Pembelajaran Materi Aljabar

  Setiap pembelajaran memiliki prinsip yang dijadikan pedoman dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Prinsip tersebut dipadukan dengan kurikulum yang berlaku. Data mengenai hambatan pada prinsip pembelajaran materi aljabar disajikan dalam Tabel 2.

  

Tabel 2. Hasil Reduksi Prinsip Pe mbelajaran Materi Aljabar

No Hambatan Hubungan antarhambatan

  1. Waktu yang dimiliki sangat terbatas Guru mengalami kendala saat dan butuh penanganan khusus pada merancang dan menerapkan kelas tertentu saat menerapkan pembelajaran dengan penanaman pembelajaran penanaman konsep konsep

  2. Membimbing siswa yang belum Kesulitan membimbing siswa berperan terbiasa dalam menggunakan variabel mencari tahu pada materi pembagian

  3. Membimbing siswa berperan mencari aljabar dan penggunaan variabel tahu pada materi pembagian aljabar

  4. Menerapkan pembelajaran berbasis Guru kesulitan mengemas kompetensi pada bagian kontekstual pembelajaran aljabar yang berkaitan dan materi pembagian operasi aljabar dengan kontekstual

  5. Mengoreksi jawaban siswa yang Guru kesulitan mengoreksi jawaban beranekaragam yang beragam

  6. Menerapkan pembelajaran bagian Guru kesulitan menerapkan ssoftskill

  softskill pada pembelajaran aljabar

  Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

  Guru mengalami kendala saat merancang dan menerapkan pembelajaran aljabar dengan penanaman konsep karena waktu yang dimiliki satu orang guru (kepala sekolah) untuk merancang sangatlah terbatas dan implementasinya terkendala pada kelas yang membutuhkan penanganan khusus seperti kelas yang tidak bisa diajak cepat untuk memahami materi. Akibatnya, saat membimbing siswa dalam berperan mencari tahu pada materi pembagian aljabar dan variabel juga terkendala. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa sejumlah siswa belum terbiasa dalam penggunaan variabel, mereka masih membutuhkan penyesuaian dan penyederhanaan materi. Pelaksanaan dari hal tersebut membuat guru harus membimbing secara perlahan karena kebiasaan pola pikir SD yang masih terbawa khususnya di kelas 7. Selain itu, pemberian materi aljabar terdapat di awal semester sehingga untuk mengajarkan konsep kepada siswa membutuhkan waktu yang lama.

  Prinsip pembelajaran aljabar yang dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari (kontekstual) dalam prakteknya belum berjalan secara maksimal. Terdapat beberapa kendala, seperti halnya harus mengimplementasikan pembelajaran berbasis kompetensi pada materi pembagian aljabar. Guru mengeluhkan hal itu khususnya bagi siswa yang tidak tertarik pelajaran matematika. Komponen lain yang belum terlaksana secara maksimal yaitu penerapan keterampilan mental (softskill). Kondisi yang ada menunjukkan bahwa sebagian siswa merasa malu- malu mengkomunikasikan dan menanggapi saat siswa lainnya presentasi. Berbagai cara sudah dilakukan guru untuk mendorong dan memotivasi supaya siswa terbiasa, namun belum sepenuhnya berhasil.

  Prinsip pembelajaran dalam kurikulum ini mengajak guru supaya mengeksplore pemikiran siswa saat kegiatan penilaian. Akibatnya, terdapat satu orang guru yang merasa kesulitan saat mengoreksi jawaban siswa yang beragam.

  Perencanaan Pembelajaran Materi Aljabar

  Rencana pembelajaran materi aljabar memuat beberapa komponen, salah satunya adalah penyusunan RPP sesuai karakteristiknya. Penyusunan tersebut terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang didalamnya terdapat karakteristik sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum. Hasil observasi dan reduksi data menunjukkan beberapa hambatan yang disajikan pada Tabel 3.

  

Tabel 3. Hasil Reduksi Perencanaan Pe mbelajaran Materi Aljabar

  No. Hambatan Hubungan antarhambatan

  1. Memahami silabus dari pemerintah karena Pemahaman guru mengenai silabus belum mendapatkan pelatihan. belum secara keseluruhan

  2. Kekurangan sumber literatur tentang pembuatan silabus.

  3. Mempersiapkan RPP bagian komponen- Guru mengalami kesulitan saat komponen agar sesuai KD dan mengaitkan beberapa komponen yang mengembangkannya. terdapat di RPP sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013 edisi revisi

  4. Membuat RPP jika memperhatikan karakteristik siswa.

  5. Menghubungkan antar komponen dengan kompeteni siswa yang beragam.

  

Lanjutan Tabel 3. Hasil Reduksi Perencanaan Pembelajaran Materi Aljabar

  6. Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan Terdapat beberapa materi aljabar yang prosedur yang relevan pada beberapa tidak bisa memenuhi unsur secara materi aljabar lengkap

  7. Mengajak siswa berperan aktif dalam Guru kesulitan mengajak siswa pembelajaran berperan aktif

  8. Memilih media untuk materi aljabar Guru kesulitan memilih media untuk materi aljabar

  9. Membuat rangkuman pada materi Guru kesulitan menerapkan budaya aljabar menulis pada materi aljabar Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

  Perencanaan pembelajaran tidak terlepas dari penguasaan silabus. Pemahaman satu orang guru mengenai silabus kurikulum masih belum dan sumber literatur yang dimiliki guru belum sepenuhnya lengkap Setelah dilakukan wawancara lebih lanjut, guru tersebut tetap harus mempelajari silabus yang dibuat oleh pemerintah dan mengembangkannya dengan bantuan guru yang sudah mengikuti pelatihan.

  Hambatan lainnya berupa keterkaitan komponen RPP dengan ketentuan kurikulum. Beberapa guru membutuhkan penyesuaian lebih untuk mengaitkannya. Komponen tersebut meliputi pembuatan RPP dengan memperhatikan karakteristik siswa, menghubungkan antara kegiatan pembelajaran, indikator, dan kompetensi siswa. Selama proses merancangnya harus disesuaikan dan dikembangkan dari KD yang ada. Namun, melihat kondisi di lapangan menunjukkan bahwa kompetensi siswa yang berbeda-beda mengakibatkan guru hanya membuat satu RPP dan implementasinya berbeda-beda sesuai dengan karakteristik kelas.

  Rancangan pembelajaran aljabar berisi beberapa yang penerapannya tidak bisa memenuhi unsur secara lengkap. Hal ini terjadi karena mayoritas materi aljabar kelas 7 mendasar pada konsep. Sehingga beberapa bagian materi aljabar tidak mencakup unsur secara menyeluruh.

  Kurikulum ini mengajak siswa supaya berperan aktif dalam pembelajaran. Melihat materi aljabar yang abstrak membuat ketiga orang guru kepayahan saat menerapkannya, meskipun terdapat beberapa siswa yang tanggap saat penyampaian materi. Mengajak siswa supaya berperan aktif sudah terwujud melalui dua orang guru yang menggunakan metode diskusi kelompok. Walaupun pada prakteknya membutuhkan waktu lebih untuk mengkondisikan siswa supaya tetap fokus dalam konteks pembelajaran. Hanya satu orang guru yang lebih memilih melaksanakan pembelajaran tanpa membentuk diskusi kelompok karena meminimalisir pengkondisian siswa.

  Aktivitas lain yang disuguhkan dalam kurikulum ini adalah membiasakan siswa untuk menerapkan budaya menulis yang sudah terlaksana saat kegiatan penutup. Kegiatan tersebut sudah terwujud dengan mengajak siswa membuat rangkuman. Hanya saja, terkadang siswa belum bisa mand iri sehingga guru harus membimbing secara bertahap. Terkadang guru juga tidak melakukan kegiatan ini karena waktu pembelajaran habis dan tidak mencakup kegiatan penutup.

  Proses Pembelajaran Materi Aljabar

  Proses pembelajaran adalah bentuk praktek dari ra ncangan pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan tersebut terdiri dari 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing- masing tahap memiliki bagian yang lebih rinci terlebih jika menggunakan kurikulum 2013 edisi revisi yang menuntut guru mengkolaborasikan isi RPP dengan karakteristik yang ada di kurikulum tersebut. Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran materi aljabar dapat dilihat pada Tabel 4.

  

Tabel 4. Hasil Reduksi Proses Pembelajaran Materi Aljabar

  No. Hambatan Hubungan antarhambatan

  1. Guru kadang lupa menuliskan Guru kadang lupa tujuan pembelajaran pada menyampaikan tujuan kegiatan pendahuluan. pembelajaran

  2. Beberapa hal pada kegiatan Beberapa kegiatan inti tidak inti tidak sesuai dengan RPP, sesuai dengan RPP seperti pada materi prasyarat kadang banyak siswa yang lupa, memotivasi siswa yang terlalu lama, mengkomunikasikan materi, dan mengkondisikan siswa. Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017) Terdapat satu orang guru yang kadang lupa menuliskan tujuan pembelajaran saat kegiatan pendahuluan. Terkadang guru tersebut langsung mengawali kegiatan dengan berdoa, mengkondisikan siswa kemudian langsung masuk kepada materi.

  Ketika masuk kegiatan inti, beberapa kegiatan tersebut tidak sesuai dengan RPP yang sudah dirancang karena waktu yang molor. Kegiatan tersebut biasanya diawali dengan memotivasi siswa dan terkadang menjadi terlalu lama karena harus memasukkan pendidikan karakter terutama bagi siswa yang sulit dikondisikan saat pembelajaran. Sedangkan dalam penyampaian materi tidak bisa terlepas dari materi sebelumnya (materi prasyarat). Hal tersebut berdampak pada waktu pembelajaran kegiatan inti menjadi berkurang ketika sejumlah siswa lupa dengan materi prasyarat.

  Keadaan tersebut membuat guru harus mengulang lagi materi sebelumnya karena berhubungan dengan materi yang sedang dibahas. Selain itu, kegiatan mengkomunikasikan materi terkadang tidak terlaksana karena tidak semua pembelajaran harus dilakukan presentasi.

  Pelaksanaan Penilaian

  Penilaian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan proses yang sudah dilakukan selama pembelajaran. Implementasinya, terdapat hambatan yang dialami dua orang guru khususnya pada panduan penilaian dan penyusunan penilaian yang ditunjukkan pada Tabel 5.

  

Tabel 5. Hasil Reduksi Pelaksanaan Penilaian

  No Hambatan Hubungan antarhambatan

  1. Guru mengalami kesulitan Guru mengalami hambatan bagian penyusunan saat menyusun dan penilaian yaitu saat mendeskripsikan penilaian penyesuaian KD masih terdapat buku-buku panduan yang tidak lengkap.

  2. Kendala saat mendeskripsikan penilaian.

  3. Soal-soal yang ada di buku Soal yang ada di buku siswa siswa masih tergolong masih tergolong sedikit sedikit, kurang, dan lebih langsung ke tingkatan yang tinggi. Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017) Guru yang pertama menggunakan penilaian aljabar berupa tes tertulis, tugas di sekolah, tugas di rumah, dan kuis.Saat penyusunan penilaian tersebut, guru mengeluh pada bagian menyesuaikan dengan KD materi aljabar.Hal ini terjadi karena buku panduan guru kurang lengkap dan mengakibatkan penyusunan penilaian berupa soalpun menjadi terbatas juga. Keluhan lain mengenai soal-soal yang ada di buku siswa masi tergolong sedikit dan langsung mengarah pada tingkatan yang sulit. Bagi siswa yang belum terbiasa menghadapi latihan soal seperti itu akan membuatnya kesulitan dalam menyelesaikannya.

  Hambatan yang dialami satu orang guru lainnya terdapat pada tuntutan penilaian kurikulum yang berlakukarena kondisi di lapangan masih selalu berkembang dan berubah-ubah terutama pada klasifikasi angka. Salah satu orang guru berpendapat bahwa kurang setuju dengan penilaian menggunakan rentang karena apabila siswa memperoleh nilai 60 termasuk dalam kategori baik namun pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) tertera 75, nilai itu masuk dalam kategori di bawah KKM dan belum dapat dikatakan baik. Guru tersebut lebih menggunakan penilaian dengan cara mengurangkan angka 100 (nilai maksimal) dengan KKM yang berlaku, kemudian membaginya dengan 3 untuk mendapatkan rentang amat baik, baik, dan cukup.Selain penggunaan rentang, guru juga mengalami hambatan dalam mendeskripsikan penilaian karena belum semua penilaian dapat ditulis menggunakan deskripsi yang mendalam.

  Solusi dari Hambatan-Hambatan yang Ditemukan 1. Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Edisi Revisi

  Berdasarkan hasil diskusi mengenai solusi dari hambatan pelatihan dan sosialisasi dapat diatasi dan diminimalisir dengan beberapa cara diantaranya adalah: 1) diadakan sharing dengan guru yang sudah mengikuti kegiatan tersebut; 2) hal terkait sumber pembelajaran dan materi kurikulum dapat terpenuhi melalui browsing, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), serta sumber dari luar berupa radio dan televisi yang memungkinkan adanya pembahasan tentang kurikulum ini; 3) pihak kepala sekolah sudah mengagendakan kegiatan IHT (In House Training) dengan mendatangkan narasumber yaitu pengawas di tingkat sekolah dan diadakan oleh sekolah-sekolah yang sudah menerapkan kurikulum ini. Kegiatan tersebut dilaksanakan tanggal 26 Agustus 2017 yang terdiri dari 3 sekolah yaitu SMP Negeri 1 Ambarawa, SMP Negeri 1 Jambu, SMP Negeri 1 Sumowono.

2. Prinsip Pelaksanaan Materi Aljabar

  Setelah dilakukan diskusi, beberapa hambatan pada prinsip pelaksanaan memiliki solusi. Pemahaman siswa menge nai variabel, istilah matematika dan membimbing siswa mencari tahu dapat diatasi dengan mengandaikan ke dalam kehidupan sehari- hari meskipun aljabar merupakan salah satu materi yang abstrak. Guru mengupayakan bahwa matematika tidak sebatas dipelajari disekolah saja, namun siswa dapat merasakan manfaatnya dalam keseharian sehingga siswa merasa membutuhkannya.

  Prinsip dalam merancang keefektifan waktu belum bisa terlaksana dengan baik karena guru lebih mengutamakan pemahaman siswa sehingga membuat rancangan dalam pembelajaran (RPP) dapat berubah. Pemahaman siswa terkait keterampilan saat menemui soal dengan kalimat yang panjang dapat diatasi dengan cara menuntun siswa memahami soal kemudian mengajaknya mengubah kalimat bahasa indonesia kedalam kalimat matematika.

  Solusi untuk mengatasi kesulitan saat mengoreksi jawaban yang beranekaragampun dapat diminimalisir dengan membuat variasi soal maksimal 2 soal saja. Selain itu, kurikulum ini mengajak siswa untuk aktif berkomunikasi melalui presentasi maupun tanya jawab. Guru sudah mencoba mengimplementasikannya meskipun belum terlaksana secara maksimal karena siswa masuh belum bisa sekritis yang diharapkan.

3. Perencanaan Pembelajaran Materi Aljabar

  Kekurangan sumber literasi saat pembuatan silabus membuat guru memilih menggunakan silabus dari pemerintah dan mengembangkan bagian kegiatan pembelajarannya. Pengembangan ini dapat dipadukan dengan model pembelajaran, kemampuan guru, pengalaman, dan kreativitas guru yang didapat guru selama mengajar sehinggapenerapan rancanga n pembelajaran menjadi lebih mudah.

  Rancangan mengenai RPP yang sesuai dengan karakteristik siswa disepakati bahwa guru membuat RPP secara umum namun pelaksanaannya di setiap kelas dikemas berbeda sesuai karakteristik kelas. Karakteristik tersebut berhubungan dengan daya tangkap pemahaman siswa yang kemudian berdampak pada pembuatan soal. Ketiga guru memaparkan bahwa pemahaman siswa dapat dilihat melalui pemberian soal sesuai tahapan tingkatan soal dari yang mudah, sedang, dan sulit.

  Tingkat pemahaman siswa tentunya mempengaruhi pengkondisian siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan tersebut dapat diimpleme ntasikan dengan pemberian soal supaya waktu tidak terbuang sia-sia dan siswa dapat berlatih secara keseluruhan materi. Selama kegiatan berlangsung, guru berperan memonitor secara individu supaya perkembangan pekerjaan dan pemahaman siswa dapat terpantau. Pengkondisian juga tetap diimplementasikan walaupun selama diskusi kelompok dengan pemberian tugas yang dikerjakan secara kelompok, kemudian guru memberikan soal tambahan yang harus dikerjakan secara individu dengan maksud untuk mengecek kemampuan siswa saat bekerja dalam kelompok.

  Alternatif penyampaian pembelajaran menggunakan media sudah diterapkan pada materi penjumlahan dan pengurangan. Sedangkan materi perkalian dan pembagian belum menemukan media yang pas. Sejauh ini guru hanya menggunakan cara “poro gapit” karena sampai saat ini belum menemukan media yang tepat dan familiar.

  Selain itu, merancang pembelajaran dengan memperhatikan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan tidaklah mudah mengemasnya secara terspisah pada materi aljabar karena semua unsurnya saling terkait dan berhubungan. Beberapa guru lebih memilih mengemasnya dalam satu rangkaian pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan bukan secara definitif terpisah.

  Terkait budaya pada kurikulum ini harus membiasakan siswa menerapkan budaya menulis. Hal itu sudah diupayakan guru melalui pembuatan rangkuman singkat diakhir pembelajaran. Satu orang guru menambahkan apabila guru mengikuti langkah- langkah 5M secara runtut pada Kurikulum 2013 edisi revisi sudah mencakup kegiatan membaca dan menulis.

4. Proses Pembelajaran Materi Aljabar

  Hasil diskusi mengenai proses pembelajaran aljabar terdapat dua hambatan utama yang dialami ketiga guru. Hambatan yang pertama yaitu penyampaian tujuan pembelajaran di kegiatan pendahuluan kadang terlewatkan. Setelah didiskusikan lagi mengenai jalan keluarnya, guru tersebut mengklarifikasi bahwa tujuan pembelajaran tetap disampaikan, hanya saja lupa untuk menuliskannya di papan tulis.

  Hambatan yang kedua terjadi saat pelaksanaan kegiatan inti yang mengalami kemoloran karena beberapa siswa lupa dengan materi prasyarat. Akibatnya, guru harus mengulangi kembali materinya sehingga waktu pada rancangan kegiatan inti menjadi berkurang. Hal ini belum memiliki solusi dalam penerapannya.

5. Pelaksanaan Penilaian

  Terdapat tiga hambatan dalam pelaksanaan penilaian. Hambatan pertama lebih kepada penyusunan penilaian dengan menyesuaikan KD karena buku panduan yang dimiliki guru tidak lengkap. Setelah dilakukan diskusi, penyesuaian KD dapat diatasi dengan pandai-pandainya guru untuk menghubungkan antara buku dengan tuntutan KD pada kurikulum, mencari referensi buku lain dan menggunakan pengalaman mengajar.

  Selain penyusunan penilaian yang berkaitan dengan KD, dalam mendeskripsikan penilaian melalui latihan soal juga membuat guru harus kerja dua kali karena soal yang terdapat dibuku siswa masih tergolong sedikit dan langsung pada tingkatan sulit. Guru mengupayakan untuk memilah soal kembali sebelum diajarkan dan lebih memperhatikan kemampuan siswanya.

  Hambatan yang ketiga terdapat pada pendeskripsian penilaian. Deskripsi tersebut berupa rapor yang dikemas dalam bentuk penilaian kualitatif, kuantitatif, dan deskripsi. Apabila ditulis tangan secara manual tergolong kurang efektif dan harus mengetahui secara mendalam untuk setiap siswanya. Solusi yang sudah dilakukan di SMP Negeri 1 Jambu yaitu dengan bantuan aplikasi yang memungkinkan guru hanya menginput nilai dan akan muncul deskripsinya sehingga memudahkan guru menilai karena hanya menulis isi deskripsinya.

  Pembahasan

  Berdasarkan data yang telah dideskripsikan menunjukkan bahwa persiapan pelaksanaan kurikulum 2013 edisi revisi belum merata dan menyeluruh sehingga dalam implementasinya belum maksimal. Hal itu didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Heri Retnawati (2016: 394) yang menekankan bahwa pembekalan wawasan guru untuk pengimplementasian kurikulum sangatlah penting supaya terlaksana dengan efektif dan efisien. Solusi yang sudah dilaksanakan yaitu dengan pengadaan MGMP dan IHT di satu wilayah supaya kebutuhan guru dalam implementasinya dapat terpenuhi dengan baik.

  Implementasi dari kegiatan pelatihan dapat dijadikan sebagai acuan persiapan dan penerapan mengenai prinsip kurikulum yang dikemas menjadi beberapa komponen. Guru lebih mengutamakan pemahaman siswa dengan berbagai upaya, meskipun pada penerapannya mengalami beberapa permasalahan. Pemahaman tersebut memiliki dilema saat guru harus mengkonkretkan materi yang abstak ke dalam materi yang kontekstual. Hal itu dapat dilakukan dengan bantuan alat peraga sebagai media pemahaman siswa dapat menjadi solusi kegiatan tersebut.

  Upaya mengajak siswa agar berpartisipasi aktif dalam mengkomunikasikan materi aljabar sudah terlaksana. Kegiatan ini dilakukan melalui presentasi dan diskusi, hanya saja pelaksanaannya belum menyeluruh karena membutuhkan waktu untuk mengajak siswa aktif.

  Perencanaan pembelajaran berupa pembuatan RPP sudah memenuhi ketentuan pada kurikulum, namun belum sepenuhnya maksimal. Terdapat sejumlah hal yang terkendala dalam pembuatan RPP. Salah satunya yaitu dengan memperhatikan karakteristik siswa masih sulit direalisasikan karena pada umumnya karakter siswa berbeda-beda namun harus tertulis dalam rancangan tersebut. Hal ini didukung dengan penelitian Krisdiana dkk (2014: 8) yang mengungkap bahwa penyebab kesulitan guru dalam implementasi kurikulum salah satunya adalah keanekaragaman kemampuan siswa. Guru lebih memilih merancang pembelajaran bersifat umum, namun pelaksanaaannya bersifat khusus sesuai kebutuhan siswa.

  Membiasakan siswa dalam budaya menulis di jenjang SMP tidaklah mudah karena masa transisi dari SD masih mendominasi. Kegiatan tersebut dapat terpenuhi melalui pembuatan rangkuman singkat di awal maupun akhir pembelajaran supaya kebutuhan siswa tetap terpenuhi. Implementasinya, pembelajaran aljabar tidak lepas dengan materi prasyarat. Siswa harus mempelajari topik pengantarnya supaya tidak kesulitan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan kesimpulan yang baik (Mastur, 2017: 11). Sedangkan pada praktek penilaian pembelajaranpun memiliki permasalahan khususnya dalam pendeskripsian penilaian yang kemudian dapat diminimalisir dengan bantuan aplikas i yang mampu menjawab permasalahan guru. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maisyaroh dkk (2014: 213) bahwa guru masih kesulitan untuk menyusun standar penilaian berupa penilaian deskriptif. Penggunaan aplikasi penilaian sudah dilaksanakan di SMP ini dan itu mempermudah saat melakukan penilaian deskripsi.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Kurikulum 2013 edisi revisi yang diterapkan pada materi aljabar di SMP Negeri 1 Jambu mengalami beberapa hambatan dan solusi sebagai jalan kelua rnya. Beberapa hambatan dan solusi tersebut diantaranya: 1) pelatihan dan sosialisasi belum menyeluruh serta pemahaman materi dan pelaksanaannya belum maksimal yang sudah diupayakan dengan diadakan diskusi dalam MGMP dan IHT di setiap wilayah; 2) prinsip pembelajaran ketika mengajak siswa belajar istilah dalam materi aljabar seperti variabel dan mengajak siswa berperan mencari tahu dapat diatasi dengan mengemas materi dalam kehidupan sehari- hari. Selain itu, mengoreksi jawaban yang beragam dapat dimudahkan dengan membuat maksimal dua variasi soal saja.; 3) perencanaan pembelajaran dengan mengaitkan beberapa komponen yang terdapat di RPP sesuai dengan ketentuan kurikulum tetap dirancang walaupun penerapannya menyesuaikan karakteristik kelas, beberapa bagian materi belum memenuhi unsur secara lengkap sudah guru upayakan untuk dikemas dalam rangkaian pembelajaran dan bukan secara definitif., pemilihan media materi aljabar belum memiliki solusi khususnya untuk materi pembagian dan perkalian aljabar karena guru belum menemukan media yang familiar dan tepat, membiasakan siswa dalam budaya menulispun sudah terlaksana melalui pembuatan rangkuman yang singkat di akhir pembelajaran; 4) proses pembelajaran pada kegiatan inti tidak sesuai dengan RPP yang sudah dibuat karena pada manajemen waktu saat guru harus menyampaikan materi prasyarat dan guru belum memiliki solusi yang tepat; 5) pelaksanaan penilaian materi aljabar mengalami kendala saat menyusun dan mendeskripsikan penilaian yang sudah teratasi dengan bantuan aplikasi untuk menginput nilai kemudian secara otomatis akan muncul deskripsi penilaian yang dibutuhkan, latihan soal yang ada di buku siswa masih tergolong sedikit dan langsung mengarah pada tingkatan yang sulit. Sehingga guru memiliki jalan keluar dengan memilih soal kembali sebelum disajikan ke siswa dan mengemasnya secara sederhana supaya mudah dipahami.

  Saran

  Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan bagi: 1) kepala sekolah, perlunya pengadaan pelatihan dan sosialisasi lagi khususnya untuk mengimplementasian kurikulum bagi guru matematika; 2) guru, perlu mencari sumber yang variatif dan menyeluruh supaya memudahkan saat merancang dan menerapkan RPP; dan 3) peneliti selanjutnya, mengkaji lebih mendalam pada materi yang lainnya atau mata pelajaran yang lain.

  DAFTAR PUSTAKA Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial.

  Jakarta: Salemba Humanika. Kemendikbud. (2016).

  Jendela pendidikan dan kebudayaan “empat perbaikan kurikulum 2013”. Jakarta: Majalah Media Komunikasi dan Inspirasi, No.

  III/Juni 2016. Krisdiana, Ika., Apriandi, D., & Setiyansyah, R. K. (2014). Analisis kesulitan yang dihadapi oleh guru dan peserta didik sekolah menengah pertama dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika. Jurnal. IKIP PGRI Madiun. 1-10.

  Maisyaroh., Zulkarnaen, W., Setyowati, A, J., & Mahanal, S. (2014). Masalah guru dalam implementasi kurikulum 2013 dan kerangka model supervisi pengajaran.

  Jurnal Manajemen Pendidikan . 24 (3), 213-220.

  Mastur. (2017). Implementasi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan. 4 (1), 50-64. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung: PT.

  Remaja Rosdakarya. Ningsih, Utami. (2014). analisis kesulitan guru matematika kelas VII dalam menerapkan kurikulum 2013 di SMP N 12 Surakarta. Skripsi. 1-12.

  Perpres. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

  Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Lembaga Studio dan Advokasi Masyarakat.

  Retnawati, Heri. (2016). Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama Dalam Menerapkan Kurikulum Baru. Jurnal Cakrawala Pendidikan.

  Universitas Negeri Yogyakarta. (3), 390-403. TH. XXXIV, NO. 3. Subroto, W. T. (2011). Analisis pengaruh pemberdayaan pendidik terhadap

  kinerjanya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar kota surabaya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

  Sutama, Sandy, G. A., & Fuadi, D. (2017). Pengelolaan penilaian autentik kurikulum 2013 mata pelajaran matematika di SMA. Jurnal Manajemen Pendidikan.

  12(1), 105-114. Yulianto, A., Hasyim. A., & Nurmalisa, Y. (2014). Analisis kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Jurnal, 1-11.