STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII Kadipiro Banjarsari Surakarta ning71yahoo.com Abstrak - GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI
ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI
THE OVERVIEW OF THE PARENTS ANXIETY LEVEL OF CHILDREN
HOSPITALIZATION AT Dr. MOEWARDI HOSPITAL
Sugihartiningsih
STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Jl. Tulang Bawang Selatan No 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII
Kadipiro Banjarsari Surakarta
Abstrak
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang
anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis. Anak akan
mengalami stress akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya
dalam kebiasaan sehari-hari. Anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping
untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan. Reaksi anak dalam
mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya
terhadap proses sakit dan dirawat, sistem dukungan (support system) yang tersedia, serta
keterampilan koping dalam menangani stres. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran tingkat
kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi anak di RSUD Dr. Moewardi. MetodePenelitian
menggunakan deskriptif, dengan metode survai, sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, instrument kuesioner, analisa univariate. Tingkat kecemasan pada 30
responden, 14 orang perempuan (46,7%), laki-laki 16 orang (53,3%). Cemas sedang 6 orang
(20%),cemas berat 15 orang (50%) dan panik 9 orang (30%). SIMPULANnya adalah tingkat
kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi anak di RSUD Dr. Moewardi adalah cemas berat
sebesar 50%.Kata Kunci: Kecemasan, Hospitalisasi
Abstract
Pain and hospitalized are major crisis that appears in children. If a child is hospitalized, the child
will be susceptible to crisis. Children will experience stress as a result of changes to the status
health and the environment in daily habits. Children have a number of limitations in coping
mechanisms to overcome the issues and events that are repress. The reaction of the child in
overcoming the crisis is influenced by the level of development of age, previous experience against
the sick and hospitalized, the available system support, as well as coping skills in dealing with
stress. This aimof this research to get overview of parents anxiety level of children hospitalization
at Dr. Moewardi Hospital. This study used descriptive survey method, the sample in this study was
purposive sampling, the instrument was questionnaire and univariate analysis. The level of anxiety
on the 30 respondents, 14 women (46.7%), 16 men (53.3%). Anxiety was 6 (20%), severe anxiety
15 people (50%) and panic 9 people (30%). The anxiety level of parents of children hospitalization
at Dr. Moewardi Hospital is severe anxiety 50%.Keywords: Anxiety, Hospitalization
tersebut akan mudah mengalami krisis. Anak
PENDAHULUAN
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan akan mengalami stres akibat perubahan baik krisis utama yang tampak pada anak. Jika terhadap status kesehatannya maupun ling- seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak kungannya dalam kebiasaan sehari-hari. Anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam meka- nisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan.
Reaksi anak dalam mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap proses sakit dan dirawat, sistem dukungan (support
system) yang tersedia, serta keterampilan koping
dalam menangani stres. Peran perawat dalam meminimalkan stres akibat hospitalisasi pada anak dan bayi adalah sangat penting. Perawat perlu memahami konsep stres hospitalisasi dan prinsip-prinsip asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan (Nursalam, dkk, 2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial dari keluarga, kerabat, bahkan petugas kesehatan akan menunjukkan perasaan cemasnya ketika anaknya pertama kali meng- menunjukkan bahwa pada saat mendengarkan keputusan dokter tentang diagnosis penyakit anaknya merupakan kejadian yang sangat mem- buat stress orang tua.
14 Total 6 100 15 100 9 100
ponden berdasarkan umur, sebagian besar
30 Tabel diatas memperlihatkan distribusi res-
2 Total 6 100 15 100 9 100
11 30-39 tahun 3 50 12 80 2 22,2 17 40-49 tahun 2 33,3 - -
Berat Panik Frekuensi 20-29 tahun 1 16,7 3 20 7 77,8
Umur Cemas Sedang Cemas
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Umur
ponden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (16 responden) dan sebagian besar mengalami kecemasan berat (60%).
30 Tabel diatas memperlihatkan distribusi res-
40 8 88,9
Apabila anak stress selama dalam pera- watan, orang tua menjadi stress pula dan stress orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin meningkat. Anak adalah bagian dari kehidupan orang tuanya, sehingga apabila ada pengalaman yang mengganggu kehidupannya maka orang tua pun merasa sangat stress. Dengan demikian, asuhan keperawatan tidak bisa hanya berfokus pada anak, tetapi juga pada orang tuanya.
6
Dari data yang diketahui di salah satu rumah sakit di Indonesia tepatnya di Ruang Cempaka BRSD RAA Soewondo Pati bahwa sebanyak 1057 anak yang dirawat pada bulan Januari 2008, ditemukan 30 kasus pulang paksa atau sebesar 3% dari jumlah seluruhnya dengan rata-rata durasi perawatan 3x24 jam. Sebanyak 945 anak yang dirawat sejak bulan Agustus sampai Desember 2007, 17 diantaranya pulang dengan kondisi meninggal dunia (94% meninggal kurang dari 48 jam perawatan). Kondisi semacam ini yang dianggap sebagai pemicu meningkatnya tingkat kecemasan orang tua (Kusumawati, 2008).
60 1 11,1
9
Laki-laki 6 100
Cemas Berat Panik Freku ensi
Jenis Kelamin Cemas Sedang
Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Penelitian dilakukan pada orang tua pasien yang baru pertama kali dirawat di Rumah Sakit. Sampel yang diperoleh selama penelitian adalah sebanyak 30 pasien. Variabel yang dikumpulkan meliputi karak-teristik responden (nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan) dan kece- masan. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin disajikan dalam tabel berikut:
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada saat itu. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua pasien di RSUD Dr. Moewardi dengan 30 orang pada bulan Mei 2014. Kriteria inklusi: Orang tua dari anak yang belum pernah dirawat inap di RS sebelumnya dan bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian meng-gunakan kuesioner untuk tingkat kecemasan orang tua dengan skala ukur ordinal.
16 Perempuan - responden berumur 30-39 tahun (17 responden) Tabel 5. Distribusi berdasarkan Penyakit Yang dan sebagian besar mengalami kecemasan berat Diderita Anak (80%).
Nama Cemas Cemas Freku Panik Penyakit Sedang Berat ensi
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Febris 5 83,3 7 46,6 -
12 Pendidikan disajikan dalam tabel berikut: Diare 3 - 20 6 66,7
9
- Febris DHF 3 20 2 22,2
5 Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan
Tingkat Pendidikan Terakhir
Post ORIF 1 6,7 1 11,1 2 - Vomitus 1 16,7 1 6,7 -
2 Tingkat Cemas Cemas Freku Panik Pendidikan Sedang Berat ensi Total
6 100 15 100 9 100
30
- SD 3 33,3
3
- SLTP
3
20 6 66,7
9 Tabel diatas memperlihatkan distribusi berdasar-
kan penyakit yamg diderita anak, sebagian besar
- SLTA 5 83,3 12 80
17
pasien mengalami sakit febris (12 pasien) dan
- S1 1 16,7
1
sebagian besar responden mengalami kecemasan
Total 6 100 15 100 9 100
30 berat (46,6%).
Tabel diatas memperlihatkan distribusi responden Tingkat Kecemasan Orang Tua Yang Anaknya berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, sebagian Baru Pertama Kali Dirawat Inap di Rumah Sakit besar responden tingkat pendidikan terakhirnya
SLTA (17 responden) dan sebagian besar Tabel 6. Distribusi Responden berdasarkan mengalami kecemasan berat (80%).
Tingkat Kecemasan Orang Tua yang Anaknya Baru Pertama Kali Dirawat Inap
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit disajikan dalam tabel berikut:
Kecemasan Frekuensi Prosentase (%)
Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan
Panik
9
30 Pekerjaan Berat
15
50 Sedang
6
20 Cemas Cemas Pekerjaan Panik Frekuensi Jumlah 30 100 Sedang Berat
80 - Swasta 6 100 12
18 13,3 5 55,6
berdasarkan tingkat kecemasan orang tua yang
6,7
IRT 1 3 33,3 4 -
anaknya baru pertama kali dirawat inap di rumah
- Petani 1 11,1 -
1
sakit, sebagian besar responden dikategorikan
Total 6 100 15 100 9 100
30 mengalami kecemasan berat (50%).
Tabel diatas memperlihatkan distribusi responden
Pembahasan
berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden Karakteristik Responden sebagian besar bekerja sebagai swasta (18 responden) dan adalah laki-laki (16 responden) dan sebagian sebagian besar mengalami kecemasan berat besar mengalami kecemasan berat (60%). Menu- (80%). rut Stuart dan Sundeen (2007), perempuan akan lebih mudah mengalami kecemasan daripada
Penyakit Yang Diderita Anak disajikan dalam laki-laki jika anaknya sakit karena tingkat tabel berikut: emosional perempuan lebih tinggi dibanding laki- laki. Hal ini didukung oleh penelitian Selvia (2011), dari 25 responden (15 responden perem- puan dan 10 responden laki-laki), hasil yang didapat 13 responden perempuan (86,7%) mengalami kecemasan berat, sedangkan 9 responden laki-laki (90%) mengalami kecemasan sedang. Jadi disimpulkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami kecemasan daripada laki-laki.
Karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar antara 30-39 tahun (17 responden) dan sebagian besar mengalami kecemasan berat (80%). Penelitian Lasti (2012), dari 30 responden (20 responden berusia 20-29 tingkat kecemasan dikate-gorikan tahun) didapatkan hasil yang menun-jukkan berat banyak terjadi pada usia 20- 29 tahun (90%). Menurut Stuart dan Sundeen (2007), orang yang mempunyai umur lebih muda akan lebih mudah mengalami kece-masan daripada yang lebih tua.
REFERENSI
Keperawatan Bayi dan Anak . Jakarta:
2012 Nursalam, Susilaningrum dan Utami. Asuhan
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche Di SMP Negeri 1 Jaten. KTI:
Lasti, Destya Swastika. Gambaran Tingkat
watan Jiwa . Jakarta: Salemba Medika; 2008.
Kusumawati dan Hartono. Buku Ajar Kepera-
2. Tingkat kecemasan responden paling banyak dapat dikategorikan cemas berat 15 responden (50%) dari 30 responden.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar adalah SLTA (17 res- ponden) dan sebagian besar mengalami kecemasan berat (80%). Penelitian Lasti (2012), dari 30 responden (17 responden dengan pen- didikan SLTA) didapatkan hasil yang menun- jukkan tingkat kecemasan dikategorikan berat banyak terjadi pada responden yang tingkat pendidikan terakhirnya SLTA (88%). Menurut Stuart dan Sundeen (2007), status pengetahuan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut mengalami kecemasan, karena semakin tinggi tingkat pengetahuan akan semakin mudah berfikir rasional dalam menguraikan masalah.
1. Responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki (16 responden), berumur 30-39 tahun (17 responden), dengan tingkat pendidikan swasta (18 responden).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada orang tua pasien yang anaknya baru pertama kali dirawat di rumah sakit, dapat disimpulkan beberapa simpulan sebagai berikut:
SIMPULAN
Tingkat Kecemasan sebagian besar tingkat kecemasannya dikategorikan berat (50%). Menurut penelitian Wahyuningsih (2008), dari 50 responden didapatkan hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian kecil (6%) respon- den tidak mengalami kecemasan, hampir setengahnya (32%) responden mengalami cemas ringan, sebagian besar (62%) responden mengalami cemas sedang, dan tidak ada (0%) responden mengalami cemas berat. Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat di- observasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup (Suliswati, dkk, 2005).
Penyakit Yang Diderita Anak sebagian besar adalah febris (12 pasien) dan sebagian besar responden mengalami kecemasan berat (46,6%). Menurut penelitian Selvia (2011), hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi tingkat kecemasan orang tua antara keadaan anak yang kurang baik dengan keadaan anak yang baik yang berarti ada hubungan yang signifikan antara keadaan anak dengan tingkat kecemasan orang tua. Hasil analisa diperoleh pula nilai OR = 7,238 artinya keadaan anak yang kurang baik mempunyai peluang 7,238 kali untuk dapat terjadinya kecemasan sedang dibanding dengan keadaan anak yang baik.
Karakteristik responden berdasarkan peker- jaan sebagian besar adalah swasta (18 responden) dan sebagian besar mengalami kecemasan berat (80%). Penelitian Lasti (2012), dari 30 responden (15 responden bekerja sebagai buruh) didapatkan terjadi pada responden yang bekerja sebagai buruh (100%). Menurut Stuart dan Sundeen (2007), pekerjaan memang akan mempengaruhi status sosial ekonominya, status sosial ekonomi yang rendah akan menyebabkan kecemasan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki status ekonomi tinggi.
Salemba Medika; 2005 Selvia, Ayu. Gambaran Tingkat Kecemasan
Orang Tua Terhadap Karakteristik Penya- kit Yang Diderita Anak di Ruang Flam- boyan RSUD Serang . (http:// www.
keaslianpenelitian.go.id/download) diakses tanggal 17 Januari 2014. Stuart, G. W. dan Sundden. 2007. Buku Saku
Keperawatan Jiwa . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suliswati, Payabo dan sianturi. Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta: EGC; 2005.
Wahyuningsih, Pujiastutik. Tingkat Kece-masan
Orang Tua Terhadap Anak Yang Meng- alami Hospitalisasi di Ruang Mawar RSI Gondanglegi Malang. (http://www.
keaslianpenelitian.go.id/download) diakses tanggal 16 Februari 2014.