Kata pengantar - Pertemuan Penduduk Bumi dengan Makhluk Angkasa Luar

  Seri Pengetahuan Alam Antara Ilmu dan Alquran No. 5

  Judul Asli : Liqa’ Ahlu Al-Ardli Bi Ahli As-

  Samaa’i

  Judul Terjemahan : Pertemuan Penduduk Bumi dengan Makhluk Angkasa Luar

  Pengarang : DR. Mansur Muhammad Hasbu An-nabi

  Guru besar fisika Universitas Ain Syams

  Penerbit : Dar al-fikri al-arabi Cetakan/Tahun : Pertama/1997 M. Penerjemah : M. Habiburrahim (Kuwais)

  

Kata pengantar

  Kami sangat berbahagia bisa mempersembahkan seri “pengetahuan alam antara sains dan Alquran” kepada khalayak umum, dengan mengungkapkan permasalahan alam semesta yang sangat menarik dan banyak menyita perhatian manusia semua walaupun berbeda keyakinannya, untuk menyatakan kepada umat manusia bahwa Islam adalah agama ilmu-pengetahuan, apa lagi jaman yang kita hadapi sekarang hanya percaya dengan bahasa ilmu-pengetahuan sebagai sarana komunikasi dan menarik simpati.

  Karena kedudukan Alquran sebagai kitab yang menggabungkan antara ilmu pengetahuan alam dan petunjuk manusia, maka Kami menulis buku seri pengetahuan alam ini dengan menggali kebenaran dalam alquran, semoga para pemuda bisa mendapatkan petunjuk kepada pencipta alam dengan berlandaskan ilmu-pengetahuan dan keyakinan melalui media baru yaitu i’jaz ilmy Alquran (kemukjizatan ilmiah dalam Alquran) sebagai jalan untuk membuktikan kebenaran kenabian Nabi Muhammad s.a.w bagi orang-orang yang mengingkarinya dengan berbagai macam alasan. Dan supaya pemuda Muslim mendapatkan jawaban ilmiah atas berbagai macam pertanyaaan mengenai ayat-ayat yang berhubungan dengan alam dalam Alquran yang memancarkan ilmu, petunjuk dan rahmat.

  Ayat-ayat ini semakin menampakkan maknanya setelah melewati beberapa masa sehingga tampak bagi manusia apa yang tadinya samar dan tidak diketahui oleh siapapun. Maha benar Allah yang telah memberikan sifat bagi Alquran dengan perkataan-Nya:

  

“Alquran tidak lain adalah peringatan bagi seluruh penghuni

alam. Dan Kamu akan tahu beritanya setelah ini.”

  Kami sangat berterima-kasih kepada Dar al-fikri al- karang ini sebagai bentuk tasbih kepada Allah pencipta alam, semoga Allah memberikan pahala dan balasan yang baik kepada Kami dan mereka yang turut serta mendukung dengan menyebarkan isinya kepada masyarakat luas.

  Kami ajak pembaca yang budiman untuk bersama-sama menyelami luasnya alam dan Alquran melalui buku seri ini dan bertasbih bersama dengan mengucapkan Allah al-Wahidu al-

  

Ahadu sebagai rasa syukur kepada-Nya sebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah: segala puji bagi Allah, Dia akan menampakkan

tanda-tanda kekuasaan-Nya maka kalian akan mengetahuinya”

  Allah selalu melihat usaha kita dan Dia menunjukkan jalan yang lurus.

  Penulis

Mukaddimah

  Dugaan adanya kehidupan di angkasa luar, yaitu adanya makhluk hidup berakal tidak di dunia kita tetapi di dunia lain masih terus menguasai akal manusia dan pemikirannya. Maka manusia mengerahkan segala usahanya untuk mengetahui pendapat agama dan sains tentang kemungkinan adanya makhluk hidup di sana, terutama sekali setelah kita memasuki masa penjelajahan angkasa luar dan semakin majunya alat-alat penginderaan jarak jauh dan komunikasi pada masa sekarang ini.

  Walaupun sampai sekarang belum ditemukan bukti-bukti petunjuk adanya kehidupan di dalam galaksi bima sakti (kecuali planet bumi), dan tidak mungkinnya melakukan kunjungan ke planet-planet lain yang masih dalam sistem tata surya kita atau galaksi-galaksi lain karena jarak yang sangat jauh yang memisahkan kita. Namun dengan mentadabburi ayat-ayat Alquran dengan akal yang sehat, logika yang benar dan ilmunya para ilmuwan disini kita bisa menyatakan adanya Sungguh tidak masuk akal jika Allah menciptakan milyaran bintang-bintang dengan tanpa tujuan, seakan-akan tidak ada manfaatnya sebagaimana diyakini oleh sebagian orang masa lalu bahwa bintang-bintang itu tidak lebih adalah lobang- lobang pada pakaian angkasa atau lentera bagi jalan jin dan malaikat, tempat tinggal para dewa, obat kedukaan atau paku- paku dari perak untuk menguatkan kubah langit.

  Tentunya akan ada orang yang bertanya dengan heran: Baik kita tinggalkan semua khurafat dan hayalan orang-orang masa lalu, karena kita telah tahu lewat peralatan sains modern bahwa bintang-bintang adalah matahari, apakah mungkin hanya ada kita saja umat manusia di alam ini? Tidak adakah kehidupan yang serupa dan bumi yang semisal di dalam milyaran planet dari sekian bintang-bintang? Apa lagi akal telah menetapkan adanya bumi-bumi yang lain. Di setiap bumi ada langit dan airnya dan di atas setiap bumi ada kehidupannya sendiri. Semua orang bertanya tentang pendapat sains dan agama mengenai permasalahan ini?... untuk menjawab pertanyaan ini, maka sains masih belum bisa menentukan dengan pasti akan di temukannya sebagian makhluk hidup yang pandai di dunia lain? Adapun menurut agama, maka Alquran adalah satu-satunya kitab samawi yang menetapkan adanya bumi-bumi lain dengan langit-langitnya dan bahwa perintah ilahi turun disana sebagai petunjuk adanya kehidupan berakal yang menerima perintah ini, sebagaimana firman-Nya: “Allah

  

lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula

bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui

bahwasannya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan

sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala

sesuatu.” (QS. Ath-Thalak (65:12)

  Alquran juga menunjukkan bahwa penciptaan tidaklah sia- kesempurnaan, kesamaan, keserasian, sistem yang sempurna dan tujuan yang utama, sebagaimana perkatan-Nya:

  

”Dan tidaklah Kami ciptalan langit dan bumi dan segala yang

ada diantara keduanya dengan bermain-main.” (QS. Al-Anbiyaa’

  (21:16) Jadi penciptaan ini adalah bertujuan dan tujuannya terus berlangsung, angkasa luar tidaklah kosong-melompong, akan tetapi binatang-binatang dan semua bentuk kehidupan bertebaran di seluruh penjuru alam semesta, karena prasyarat kehidupan di sana tersedia dan banyak, oleh karena itu maka bumi-bumipun banyak. Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam. Dia berkata:

  

“Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah

menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata

yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa

mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.” (QS. Asy-

  Syuraa (42:29) Kesamaan bumi dan bertebarnya kehidupan adalah fakta penting yang di tetapkan oleh ilmu pengetahuan. Hidrogen memenuhi angkasa luar, bintang-bintang mirip susunannya, planet-planet dan meteor memiliki unsur yang sama, dengan menganalogikan hal itu maka kehidupan sebagaimana yang kita kenal bertebaran di alam dan asalnya adalah air, seperti perkataan-Nya:

  

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu,

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami

jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka

tidak juga beriman?” (QS. Al-Anbiyaa (21:30) Alam semesta tersusun dari unsur-unsur yang sama.

  Sebelum terjadi ledakan yang besar dulunya berupa kabut gas galaksi, bintang, planet dan bulan dan diantara planet- planet ini terdapat bumi-bumi yang cocok untuk kehidupan. karena Allah s.w.t mengeluarkan air sebagai asal bagi setiap makhluk hidup yang hidup di bumi-bumi itu.

  Sesuai dengan kemiripan ini maka Saya adalah termasuk yang percaya adanya kehidupan di bumi-bumi lain selain bumi kita. Maha suci Allah yang telah berkata:

  

"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan

Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati

dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu

yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-

lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan

Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk

  (67):1-3) Sungguh apa yang kita ketahui dalam pojokan kecil dari dunia yang kita hidup di dalamnya yaitu galaksi bima sakti tidak lain hanyalah bentuk yang terus berulang dan ada di seluruh penjuru alam yang sangat luas sejak dahulu kala, bahkan merupakan gambaran yang sama dalam pondasinya dan karakteristiknya bahkan unsur-unsurnya. Dan Arsy Allah yakni kekuasaan-Nya atas air akan senantiasa menjadi sumber kehidupan disini dan disana sejak dahulu, sekarang dan masa yang akan datang. Kekuasaan-Nya meliputi seluruh langit dan bumi di semua ruang dan waktu, sebagaimana perkataan-Nya:

  “Dan ‘Arsy-Nya diatas air” (QS. Huud (11):7)

  Kata kerja “kaana” disini memberikan makna kejadian dan keabadian selama alam tetap ada. Sedangkan ‘Arsy mempunyai arti kekuasaan dan kekuatan di seluruh penjuru alam untuk selalu menciptakan kehidupan dari air diatas tujuh bumi. Ketetapan Allah telah pasti dan ilmu-Nya meliputi segala

  Dengan ini Alquran telah mendahulu sains dalam memprediksikan adanya beberapa dunia dan penciptaan segala makhluk hidup dari air, bahkan menunjukkan kemungkinan bertemunya penduduk bumi dengan penghuni langit atau dengan kata lain pertemuan dengan penduduk tujuh bumi. Allah s.w.t mampu untuk mengumpulkan mereka di dunia dan di akhirat jika Dia menghendaki.

  Bagaimana, dimana dan kapan pertemuan ini akan terjadi? Dan apa itu fenomena piring terbang (UFO)? Apakah piring- piring terbang ini membawa pendatang yang berakal dari bumi- bumi lain? Kita berusaha akan menjawab semua pertanyaan ini menurut sains dan Alquran. Di atas setiap yang berilmu masih ada yang lebih pandai. Allah Maha Pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

  Penulis Misteri pertemuan dengan penduduk langit

  Manusia memiliki keistimewaan, yaitu rasa ingin tahu dan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik. Filosof-filosof Yunani telah meyakini sejak hampir 600 tahun sebelum masehi adanya makhluk-makhluk hidup yang menghuni planet-planet dan bintang-bintang, kemudian para astrologi berhayal bahwa tidak ada kehidupan lain kecuali diatas bumi yang menurut mereka berada dalam pusat alam, sedangkan matahari, bulan, planet-planet dan bintang-bintang berputar mengelilinginya di dalam kubah angkasa dengan anggapan sentralisa bumi karena posisinya yang penting dan karena di alam semesta hanya di bumilah manusia berada. Pemikiran yang individual ini terus berlanjut dan tersebar sampai abad enam belas, ketika Kopernikus mengumumkan model dunia baru dengan menempatkan matahari sebagai pusat, sedangkan bumi, bulan mengitarinya. Indikasi dari pendapat ini adalah hilangnya konsep sentralisasi bumi, penduduknya dan keindividuannya dalam kehidupan, sampai-sampai seorang ilmuwan bernama Bruno pada tahun 1600 M. berani menantang gereja yang menentang pemikiran baru ini. Dia mengumumkan adanya matahari-matahari yang tak terhitung jumlahnya dikelilingi planet-planet yang sangat banyak, sebagiannya barangkali ada yang menghuninya dengan kehidupan mirip dengan kita. Maka gereja menghukum mati dia dengan di bakar hidup-hidup, karena pemikiran ini menurut mereka keluar dari teks agama, gereja dan dogma- dogmanya. Akhirnya Bruno mati dengan api kebodohan, sedangkan sains kepayahan mencari bumi-bumi yang lain. Oleh karena itu seorang astronom terkenal, Keppler, pada abad 16 menjelaskan dalam bukunya yang di beri judul “Impian” (untuk menghindari pertentangan dengan gereja), menyatakan bahwa bulan dihuni oleh makhluk-makhluk tertentu berbeda dengan makhluk-makhluk yang ada di bumi, (akhirnya di ketahui bahwa tidak ada kehidupan di atas bulan).

  Pertanyaan tentang adanya makhluk hidup di tempat lain di alam ini terus ada sampai sekarang di bidang sains terutama setelah kekuasan gereja dan penindasannya terhadap ilmuwan pada permulaan abad kebangkitan hilang. Akan tetapi jawaban terhadap pertanyaan yang penting ini memerlukan penelitian secara ilmiah dan logis, jika tidak kita akan terjebak dalam hayalan dan impian belaka. Seperti yang pernah dilakukan oleh harian News Week tahun 1835 ketika mengumumkan bahwa seorang ilmuwan Inggris bernama Harsell berhasil mengamati gerakan penduduk bulan lewat teropongnya dan menampilkan gambar-gambar palsu makhluk-makhluk itu dalam konperensi pers. Adapun misteri Mars pertama kali muncul ketika berhasil diungkap adanya jalur-jalur mirip bernama Wills dalam bukunya “Perang Angkasa” menggambarkan adanya serangan mendadak penduduk Mars yang lebih maju peradabannya terhadap Inggris. Sebagaimana penulis tersebut membuat program acara radio yang kontinyu dan sempat menimbulkan ketakutan penduduk kota-kota pantai di Amerika serikat, ketika orang-orang berlarian ke jalan-jalan dengan tanpa berpikir panjang hanya karena hayalan mereka bahwa sebagian penduduk Mars mendarat di kota New Jersey! Ditambah lagi tulisan-tulisan yang bermacam-macam dari para penulis yang berhayal bahwa makhluk-makhluk berakal dari planet- planet lain telah mengunjungi planet kita ribuan tahun yang lalu dan mempengaruhi perkembangannya. Hayalan-hayalan ilmiah ini terus berkembang hingga sekarang dan tersebarlah misteri piring terbang dan mulai masa penjelahan angkasa tahun 1985. Para ilmuwan mulai berpikir ilmiah tentang masalah ini dengan mengadakan riset tentang syarat-syarat yang cocok bagi adanya kehidupan dan kemungkinan tersedianya, pertama-tama di planet-planet dan satelit- satelit galaksi bima sakti, kemudian mengadakan eksplorasi di seluruh penjuru alam di luar tata-surya kita.

  Kehidupan adalah salah satu rahasia Allah, semua yang kita ketahui tentang kehidupan itu bahwa dia merupakan fenomena istimewa berbeda dari semua yang ada dalam keagungan dan keindahannya. Semua makhluk hidup memiliki keistimewaan yang sama, sebagai berikut:

  1. terdiri dari satuan-satuan kecil dengan bentuk yang sedemikian rupa, disebut dengan sel yang semuanya mengandung materi yang komplek dinamakan protoplasma. 2. cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan tidak bisa terpisah dari air yang menjadi asal

  3. mempunyai keistimewaan kemampuan bertumbuh dan berkembang, bisa merubah makanannya dan mengganti susunannya. 4. mempunyai keistimewaan berkembang-biak sebagai sifat dasarnya.

  Walaupun kita mengetahui keistimewaan karakteristik kehidupan, akan tetapi kita tidak akan bisa mengetahui rahasianya. Ruh adalah urusan Allah s.w.t dan menantang manusia untuk menciptakan lalat atau bahkan mengembalikan makanan yang telah di hisap di dalam perutnya, seperti perkataan-Nya:

  

“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-

kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun

mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu

merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat

merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang

menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka

tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya

Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hajj

  (22):73-74) kehidupan di muka bumi telah berkembang sejak 4,6 milyar tahun yang lalu. Setelah bumi terpisah dari matahari, kemudian keraknya mengeras, baru sekitar 1 milyar tahun sesudahnya keluarlah lapisan udara pertama yang beracun dari lobang-lobang gunung berapi yang dulu bertebaran di muka bumi sebagaimana keluar lapisan airnya. Pada waktu itu yang dominan adalah gas Hidrogen, Helium, Amonia dan sebagian campuran gas-gas hidrogen yang lain, seperti amonia dan methan yang merupakan lapisan udara yang paling lama bagi dunia kita serupa dengan lapisan udara planet Mars dan Saturnus sekarang... adapun Oksigen belum terbentuk dalam

  Hidrogen telah pergi sedangkan radiasi sinar ultraviolet merubah sisa-sisa gas lapisan udara waktu itu menjadi susunannya yang sekarang (Oksigen dan Nitrogen). Maka bagi sisa-sisa gas organik yang mengandung Karbon harus mengatur dirinya bergabung bersama air menjadi susunan yang kebanyakan unsurnya adalah Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Kandungan laut bumi akan unsur-unsur ini sangat tinggi sehingga membentuk seperti sop primitif yang mengandung lumpur dan air yang busuk karena adanya unsur- unsur tersbut dan dari situ keluar makhluk hidup bersel satu.

  Dari sini sains menetapkan pentingnya tersedianya air dan senyawa organik bagi kehidupan yang sempurna. Susunan- susunan ini selalu ada dalam tubuh semua makhluk hidup, dan hal itu tidak berbeda antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain. Susunan ini terdapat pada bakteri, lumut, tumbuh- tumbuhan, binatang dan manusia. Maha benar Allah s.w.t yang telah berkata:

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” (QS.

Al-Anbiyaa (21):30)

  Firman Allah yang lain menunjukkan kepada tanah yang membusuk dengan materi-materi organik dengan sebutan al-

  hama’i al-masnun, yaitu dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam)

dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam

yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr (15):26)

  Walaupun sudah ada kemajuan ilmu genetika modern dalam mempelajari sel hidup, maka sesungguhnya para ilmuwan masih tidak mampu untuk mengetahui rahasia besar, yaitu rahasia kehidupan. Terakhir mereka melakukan pencahayaan campuran gas-gas yang menyerupai udara pertama di bumi (seperti pijaran listrik dan radiasi, maka muncul dalam tabung, residu ter dari partikel-partikel organik yang kebanyakan masuk dalam susunan partikel yang komplek dan khusus bagi kehidupan. Dengan ini mereka mengambil kesimpulan bahwa kehidupan muncul dari udara bumi dalam awal-awal sejarahnya ketika air lautan yang masih dangkal meleburkan sejumlah besar gas-gas ini sehingga menjadi cairan menyerupai sop yang busuk yang darinya muncul kehidupan di laut sekitar 1 milyar tahun setelah terciptanya planet bumi. Pada waktu itu makhluk-makhluk hidup tersebut masih sangat primitif dan hanya bisa hidup dalam air laut saja dalam bentuk bakteri dan ganggang sejak 3.400 juta tahun silam, sebagaimana di jelaskan dalam penemuan fosil-fosil. Kemudian lautan menjadi sempurna seperti bentuknya yang sekarang sejak 3000 juta tahun yang lalu. Dan terbentuklah Oksigen dari proses fotosintesis cahaya dengan klorofil melalui tumbuh-tumbuhan sejak 2000 juta tahun, setelah itu terbentuklah lapisan udara dengan susunannya yang sekarang sejak 1000 juta tahun. Setelah itu mulailah masa non-vertebrata (binatang tak bertulang belakang) sejak 570 juta tahun, kemudian masa ikan sejak 395 juta tahun, masa bintang melata sejak 250 juta tahun, kemudian Dinosaurus sejak 200 juta tahun, binatang mamalia sejak 65 juta tahun dan terakhir manusia. Maha benar Allah s.w.t yang telah berkata:

  

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,

sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat

disebut.” (QS. Al-Insan (76):1)

  Dengan ini para ilmuwan sepakat bahwa kehidupan telah muncul di planet kita setelah melewati rangkaian evolusi kimia yang lambat dan harus terjadi dengan tahapan tertentu sekitar 3,4 milyar tahun silam. Hipotesa ini membawa kepada bukanlah fenomena istimewa dan spesial. Jika kondisi yang diperlukan bagi munculnya kehidupan tersedia maka kehidupan akan muncul, atau hampir muncul atau benar-benar telah muncul di atas planet-planet yang tersedia prasyarat kehidupan berikut:

  1. Adanya air (dalam bentuk cair di atas planet-planet itu), karena air adalah dasar kehidupan.

  2. Suhu tertentu antara mendidihnya air dan membekunya.

  3. Adanya lapisan udara yang mengatur suhu tersebut.

  4. Tersedianya Oksigen dan Karbon. Atom-atom karbon memiliki kelebihan membentuk ikatan-ikatan kimia yang tetap dan kuat yang memungkinkannya memasuki reaksi-reaksi kimia dengan bentuk rantai yang panjang dan bercabang seperti susunan serat atau dalam bentuk rantai melingkar seperti susunan akar atau gabungan dari keduanya. Keberagaman ini memberikan kemampuan kepada atom Karbon untuk menyimpan informasi-informasi dan menganekaragamkan fungsi-fungsi sebagaimana halnya dalam sistem partikel hidup, semisal partikel DNA yang kita kenal.

  Telah berkembang pertanyaan di kalangan ilmuwan tentang seberapa besar kemungkinan atom unsur Silikon menggantikan tugas atom Karbon. Hasilnya terbukti bahwa tidak mungkin timbul kehidupan dalam unsur yang menyerupai Karbon ini, karena rangkiannya tidak mampu membikin cabang dan susunannya tidak tetap dan tidak mampu membentuk ikatan- ikatan rantai atau senyawa kimia dengan atom-atom Nitrogen dan Fosfor. Dan juga oksid Silikon tidak larut sama sekali dalam air berbeda dengan Karbon dioksida. Menurut Saya sebab terakhir ini cukup untuk menjauhkan unsur ini sebagai syarat kehidupan di atas planet-planet menggantikan Karbon. Disini tidak perlu menceritakan kisah-kisah makhluk silikon yang gambaran yang bertentangan dengan prinsip Alquran yang dinamis dan universal (yang telah menyatakan bahwa air adalah asal kehidupan) tidak bisa diterima sesuai dengan islamisasi ilmu-pengetahuan, maka tidak ada kehidupan tanpa adanya air sebagaimana perkataan-Nya:

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” (QS.

Al-Anbiyaa’ (21):30)

  Air adalah sesuatu yang vital karena kemampuannya sebagai pelarut dan perantara yang membawa susunan-susunan organik (Karbon). Sebagai contoh Karbon dioksida ada dalam bentuk gas yang tersebar di udara (berbeda dengan Silikon dioksida yaitu pasir) dan larut dalam air, oleh karena itu bisa bereaksi dengan mudah dengan unsur-unsur yang lain untuk membentuk ribuan susunan. Demikian juga sebagian makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan mampu untuk menghisapnya dari udara kemudian melarutkannya dalam air yang terdapat dalam sel-selnya, kemudian membuat apa yang di perlukannya, seperti makanannya. Oleh karena itu ada semacam kesepakatan diantara para ilmuan bahwa kehidupan yang kita kenal di muka bumi yang muncul diatas unsur Karbon dan partikel air, itu adalah satu-satunya corak kehidupan yang mungkin bisa kita prediksikan keberadaannya di planet mana saja di alam ini.

  Sebagaimana sudah dikenal dalam kajian spektrum atom matahari dan bintang dan dari hasil analisa tanah bulan dan Mars, bahwa tidak ditemukan unsur-unsur yang tetap di alam ini tidak seperti unsur-unsur yang kita kenal di muka bumi yang jumlahnya mencapai 92 unsur dengan susunan yang tetap... Ini adalah realita ilmiah, sebagaimana ditunjukkan Alquran dalam bingkai kesatuan langit dan bumi dalam materi dan gerak dalam firman-Nya:

  

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu,

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami

jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka

tidak juga beriman?” (QS. Al-Anbiyaa’ (21):30)

  Unsur-unsur bumi dan kehidupan adalah sama di seluruh penjuru alam yang tadinya adalah ratqan yaitu suatu yang padu, kemudian bercerai-berai menjadi galaksi-galaksi yang saling menjauh dan banyak sebagaimana bentuknya sekarang. Sains telah membuktikan bahwa unsur-unsur bumi adalah unsur yang sama yang ada dalam bintang-bintang, planet, bulan bahkan benda-benda langit pada umumnya. Dan sains juga membuktikan tersebarnya tiga intisari penting yang menyusun semua atom-atom alam di seluruh penjuru langit dan bumi, yaitu elektron, proton dan neotron. Jika alam dan isinya seperti benda gas, benda cair, benda padat dan juga makhluk hidup yang ada didalamnya terurai niscaya akan menghasilkan tumpukan sel-sel hidup (corpuscle) dan inti-inti yang penting. Adakah makna kesatuan yang lebih tepat dari ini?... Jika ini adalah sifat materi, maka demikian juga sifat energi dalam tingkatan alam semesta asalnya adalah satu, baik itu berupa sinar yang terlihat seperti pada cahaya matahari atau tidak terlihat seperti pada radiasi atom. Semuanya tersebar dengan kecepatan yang sama dan luar biasa yaitu kecepatan cahaya yang terlihat dan tidak terlihat, mencakup gelombang panas, gelombang radio, sinar ultra violet, sinar-X, sinar gama dan lainnya seperti foton energi yang mengambil bentuk materi atau sebaliknya. Dalam sebuah hukum yang paling bagus yang pernah dikenal oleh umat manusia, menyatukan materi dengan energi, yaitu hukum Einstein yang dihasilkan dari teori relativisme khusus sebagai hukum fisika yang paling besar yang pernah dikenal manusia pada abad 20:

  Energi = massa x kuadrat kecepatan cahaya

  Kita sebagai orang Islam wajib mengimani kesatuan penciptaan karena keesaan Sang Pencipta. Itu adalah kesatuan menyeluruh yang berlangsung di alam ini dengan berbagai bentuk. Kesatuan penciptaan ini berlangsung di bumi dan di langit karena itu adalah kesatuan wujud, kesatuan asal kehidupan dari air, keseluruhan berpasangan di alam dan kesamaan dalam struktur tubuh mulai dari cacing, belalang sampai manusia. Oleh karena itu Kami tidak bisa membayangkan adanya kehidupan di suatu planet tanpa adanya air dan karbon, sebagaimana Saya yakin terhadap adanya kehidupan seperti kita di atas planet-planet lain dan yakin akan kebangkitan kita semua kelak di akhirat, sebagaimana firman Alla s.w.t:

  

“Dan Tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu

berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah

hancur itu? Benar. Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencita

lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia

menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:"Jadilah!"

maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-

Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu

dikembalikan.” (QS. Yaasiin (36):83)

  Pendirian Saya terhadap pentingnya karbon dan air sebagai dasar kemunculan kehidupan di seluruh penjuru alam tidaklah merendahkan kekuasan Pencipta s.w.t, sama sekali tidak, akan tetapi Allah s.w.t mampu untuk menganekaragamkan asal penciptaan dan kehendak-Nya adalah kun fayakun (“jadilah” maka jadilah). Namun Allah memberitahu kita tentang pentingnya air, kemudian kita menemukan bahwa karbon kemampuannya untuk membentuk susunan organisme yang dinamis secara ilmiah. Oleh karena itu kita bisa mengambil konklusi pasti akan kesamaan dalam asal penciptaan di semua tempat sesuai kaidah-kaidah islamisasi ilmu-pengetahuan. Kesamaan corak kehidupan di seluruh penjuru alam dari susunan karbon dan air tidak berarti kita akan menemukan di angkasa luar gambar kehidupan yang serupa yang kita kenal di muka bumi, akan tetapi mungkin kita akan menemukan gambar-gambar yang berbeda dan bentuk-bentuk yang beraneka-ragam, kita tidak tahu sedikitpun tentang kehidupan itu walaupun terjadi kesepakatan dalam asal struktur dan airnya. Yang penting adalah kesatuan asal dan kesatuan Pencipta di langit dan di bumi. Maha benar Allah s.w.t yang telah berkata:

  

“Dan Dia-lah Ilah (Yang disembah) di langit dan Ilah (Yang

disembah) di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha

Mengetahui.” (QS. Az-Zuhruf (43):84)

  Dan firman-Nya:

  

“Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di

bumi. Semuanya hanya tunduk kepada-Nya.” (QS. Ar-Ruum

  (30):26)

  Semua orang bertanya: Apakah ada kondisi yang cocok bagi munculnya kehidupan di planet-planet lain dalam sistem tata surya kita? Jawaban atas pertanyan itu, bahwa ada beberapa planet yang berada dalam sabuk kehidupan dalam galaksi ini yang paling penting adalah planet bumi, karena hanya dia yang memiliki keistimewaan dengan adanya lapisan atmosfer di atasnya. Sebagaimana kita tahu bahwa kehidupan tidak pernah lepas dari air dalam bentuk cair dan temperatur yang sesuai bagi makhluk hidup antara nol derajat sampai 100 derajat, batasan temperatur ini menjadi sabuk kehidupan yaitu terletak antar orbit Venus dan Mars. Sabuk ini mencakup bumi dan bulannya dan karena bulan adalah tetangga yang paling dekat dengan bumi, namun tidak ada lapisan udara dan tidak ada kehidupan maka perhatian beralih kepada planet Venus dan Mars untuk berburu kehidupan disana. Adapun planet Merkurius adalah dunia yang terbakar karena terjilat lidah api matahari, oleh karena itu tidak mungkin ditemukan kehidupan di permukaannya ditambah lagi tidak adanya lapisan udara. Planet Venus yang terkenal dengan sebutan bintang kejora dan bintang sore karena cahayanya dan keindahannya, oleh karena itu orang-orang Romawi menyebutnya dewi cinta dan keindahan (Venus). Planet Venus menyerupai bumi, massanya 4/5 massa bumi, bobotnya 9/10 bobot bumi, diameternya hampir sama dengan diameter bumi, jarak dari matahari 108 juta km. mengitari matahari selama 225 hari dan berotasi dalam 243 hari.

  Telah dilakukan beberapa ekspedisi untuk mengeksplorasi planet Venus, lebih dari sekitar 17 pesawat tanpa awak, yaitu Venus (4 sampai 10) Marinir 2, Pioner 4,9,10,11,12,13,14,15,16. Sebagian telah mengitari planet Venus dan sebagian yang lain berhasil mendarat di permukaannya dan mengabarkan bahwa permukaannya di selimuti kabut tebal dengan warna agak kekuning-kuningan yang menjadikannya seperti cermin yang kuat (memantulkan sekitar 76% cahaya matahari, sedangkan bulan memantulkan 7%) oleh karena itu planet ini sangat jelas dan cemerlang di langit dan bisa dilihat begitu terbenamnya matahari sampai menjelang gelap.

  Gambar planet Venus telah berhasil diambil dan dikirim lewat radar dan telah pula berhasil menganalisa tanahnya dari jarak jauh, akhirnya bisa diketahui bahwa di batu basal, suhunya mencapai 480 derajat celcius. Ini adalah suhu yang sangat tinggi cukup untuk melelehkan metal. Suhu yang sangat tinggi ini disebabkan adanya kandungan karbon dioksida yang besar dalam lapisan udaranya, menjadikannya mirip kubah kaca, karena gas ini menghalangi lepasnya hawa panas permukaan planet keluar angkasa, sehingga menahan panas ini dalam lapisannya yang juga mengandung sedikit oksigen, hidrogen, nitrogen dan sebagian gas methan. Terakhir di ketahui adanya sedikit uap air dalam lapisan gas yang tebal ini, namun air tidak ditemukan dalam bentuk cair disebabkan penguapan. Tekanan udara di permukaannya mencapai 100 kali tekanan udara biasa di permukaan bumi, sehingga membahayakan bagi pesawat antariksa yang mendarat diatas permukaannya dan menghalangi gerak badan diatasnya dan gerak aliran lapisan ini.

  Secara umum planet Venus adalah planet yang menyeramkan, kegelapan tersebar diatas permukaannya walaupun tampak cemerlang di langit seperti cermin yang memantulkan cahaya matahari, tidak terdapat air sama sekali, ditambah lagi dengan permukaannya yang panas, tekanan udara yang kuat, menjadikannya kosong dari kehidupan bahkan kondisi yang semacam ini tidak memungkinkan munculnya kehidupan dimasa depan.

  Adapun mengenai planet Mars (gambar no. 4) jarak rata- rata dengan matahari 228 juta km. Dengan orbit yang lebih besar dari orbit bumi, dengan lama orbit sekitar 687 hari dengan perhitungan hari bumi, berotasi dalam 24 jam, 37 menit, 23 detik. Kita bisa melihatnya di langit dan tampak seperti benda bulat kemerahan di arah selatan. Mars lebih kecil dari bumi ukurannya 1/7 ukuran bumi, massanya 1/10 massa bumi, bobotnya 7/10 bobot bumi. porosnya agak miring dalam perbedaan musim, yaitu musim panas, gugur, dingin dan semi, setiap musim sekitar 6 bulan, ada dua bulan yang mengitarinya, yaitu Demos dan Phobos.

  Karena letaknya yang jauh dari matahari, maka permukaannya hanya menerima panas matahari setengah dari yang diterima permukaan bumi. Oleh karena itu permukaan Mars lebih dingin dari permukaan bumi, dimana suhu permukaannya bisa turun sampai –80 derajat celcius. Ini adalah suhu yang sangat dingin bisa membekukan gas karbon dioksida dan merubahnya menjadi materi yang keras menyerupai es. Permukaan Mars hanya memantulkan 15% cahaya matahari yang jatuh diatasnya. Oleh karena itu Mars tidak sekemilau planet Venus.

  Mars telah menjadi pusat perhatian para astronomi dan banyak manusia, lewat teleskop Mars tampak seperti bulatan bundar yang berwarna merah, tampak dipermukaannya jalur- jalur dan tanda-tanda yang berubah-ubah dari musim ke musim. Perubahan ini telah mendorong hayalan banyak orang terutama setelah di temukannya dua gunung es di kedua kutub planet tersebut dan terdeteksinya gerakan awan-awan atau serupa dengan kabut dalam lapisan udaranya. Maka semua orang meyakini adanya kehidupan diatas permukaannya, bahkan menurut hayalan sebagian orang penduduk Mars lebih pandai daripada penduduk bumi.

  Oleh karena itu diluncurkanlah dua pesawat tanpa awak Viking 1 dan 2 pada tahun 1976 dan Marinir 9. pesawat- pesawat ini berhasil mengirimkan gambar-gambar photo permukaan Mars (gambar no. 5). Dari poto-poto tersebut diketahui bahwa permukaan Mars lebih kasar dari permukaan bumi, dipermukaannya banyak terdapat bukit-bukit, dataran tinggi, ngarai yang panjang dan dalam dan gunung-gunung dinamakan Olimphus mencapai 24 km. diatas permukaan tanahnya, 3 kali lebih tinggi dari puncak Everest dipegunungan Himalaya, panjang diameter kawahnya 70 km. Gambar-gambar tersebut menampakkan banyak sekali ngarai- ngarai dan celah, kedalaman salah satunya mencapai 1 ½ km. luasnya 240 km. patut diketahui bahwa ngarai terbesar dibumi “Grand Canyon” di Amerika dalamnya tidak lebih 1 ½ km. dan luasnya sekitar 28 km. Para ilmuwan membayangkan bahwa ngarai-ngarai di Mars adalah sungai yang penuh air mengalir, namun diketahui lewat gambar yang diambil pesawat Viking yang mendarat di permukaannya bahwa Mars di tutupi oleh debu halus berwarna oranye sebagiannya tersebar dalam bentuk kabut tipis yang membantu tercerai-berainya cahaya matahari di udara Mars dengan intensitas yang lebih besar dari pada udara bumi sehingga membuatnya lebih bercahaya dan langitnya tampak berwarna merah kekuning-kuningan di udara yang asalnya terbentuk dari karbon dioksida dengan perbandingan 95% dengan ketinggian 50 km. dari permukaannya, juga mengandung 3% nitrogen dan 1% oksigen. Permukaan Mars tidaklah kosong dari air akan tetapi sebagian besar masih membeku bercampur dengan debu-debu planet, tidak ditemukan air dalam bentuk cair, karena temperaturnya mencapai –86 derajat celcius pada pagi hari dan tidak lebih dari –31 derajat celcius pada siang hari. Karena itu kedua kutubnya diselimuti es dan begitu juga dibawah tanahnya banyak ditemukan lapisan es.

  Dari apa yang telah disebutkan diatas, diketahui bahwa kondisi umum planet Mars tidak cocok untuk adanya kehidupan. Karena air membeku, lapisan udaranya tipis tidak bisa melindungi permukaannya dari radiasi-radiasi berbahaya seperti radiasi sinar ultra violet, begitu juga hanya di biologi angkasa (Exobiology) meyakini bahwa bentuk-bentuk tertentu dari organisme pertama yang sangat kecil mungkin saja tahan menghadapi lingkungan yang sulit ini. Oleh karena itu sebagian ilmuwan mengadakan eksperimen untuk menguji seberapa besar daya tahan organisme-organisme ini terhadap kondisi yang serupa yang telah di persiapkan di ruang laboratorium di bumi. Diketahui bahwa sebagian besar organisme-organisme ini dan sebagian tumbuhan kelas pertama bisa bertahan dalam kondisi yang serupa dengan kondisi Mars. Sebagaimana para ilmuwan itu juga mengadakan percobaan- percobaan di laboratorium bumi untuk mencari petunjuk terhadap kemungkinan terbentuknya sebagian senyawa organik dalam kondisi yang serupa dengan kondisi planet Mars. Yaitu dengan mengadakan radiasi ultra violet terhadap campuran gas karbon monoksida, karbon dioksida dan uap air diatas tanah yang telah steril dari serbuk kaca dan benar-benar bersih dari sisa-sisa senyawa organik. Ketika diadakan analisa terhadap sampel itu di akhir eksperimen diketahui bahwa sampel itu mengandung campuran senyawa organik yang partikel-partikelnya tersusun dari karbon.

  (Halaman 17)

Gambar (1) matahari di pojok kanan bawah dan disekitarnya

planet-planet galaksi bima sakti mengelilinginya..

  

Gambar (2) manusia dengan teleskop mencari kehidupan berakal

  di angkasa dan mengarahkan pandangannya ke planet-planet galaksi bima sakti.

  (Halaman 18)

  Walaupun demikian penilitian-penelitian di bumi ini belum bisa memastikan adanya kehidupan di Mars, oleh karena itu para ilmuwan Exobiology beralih menggunakan cara langsung dengan mendaratkan laboratorium diatas permukaan pesawat tanpa awak Viking yang terkenal itu dan berhasil (dari jarak jauh) melakukan tiga percobaan diatas permukaan Mars, diantaranya percobaan pelepasan panas untuk mengetahui seberapa kemungkinan adanya organisme yang bisa menyerap karbon dioksida dari udara Mars sebagaimana yang dilakukan tumbuhan di bumi untuk membuat makanannya. Juga dilakukan percobaan pembebasan, yaitu apakah ada yang mengkonsumsi makanan di atas permukaan Mars dan terakhir percobaan pertukaran gas, yaitu memeriksa perubahan yang mungkin terjadi di udara karena adanya beberapa organisme hidup di atas Mars. Para ilmuwan mengoreksi hasil-hasil percobaan ini dan mengulanginya lagi beberapa kali di atas permukaan Mars, namun mereka tidak bisa memutuskan secara yakin adanya bentuk-bentuk kehidupan disana, bahkan tanah Mars benar- benar bersih dari sisa-sisa senyawa organisme.

  Para ilmuwan tidak berputus-asa, badan antariksa Amerika Serikat (NASA) sekarang ini sedang mempersiapkan pesawat ruang angkasa terbaru dan dilengkapi dengan peralatan yang canggih untuk mendarat di Mars. Bahkan badan inipun sedang mempersiapkan proyek untuk mengirim manusia ke Mars di permulaan abad yang akan datang untuk mencari kehidupan disana. Para ilmuwan mulai berpikir untuk mencairkan es yang ada di kedua kutubnya guna memenuhi kebutuhan air diatas permukaannya dan usaha menyebarkan benih tumbuh-tumbuhan disana agar bisa memanfaatkan karbon dioksida yang ada di atmosfer Mars.

  Apakah bumi telah sempit sehingga kita menanam di Mars, sedangkan disini kita melakukan sebaliknya, merusak bumi dengan menghancurkan padang gembalaan dan sawah, menebangi hutan, membakar jutaan ton bahan bakar yang berubah menjadi ratusan juta ton gas karbon dioksida yang beracun yang temperatur planet kita naik sekitar dua derajat dan akan membawa kerusakan alam yang menakutkan diatas planet bumi, Maha Benar Allah s.w.t yang telah berkata:

  

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan

kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,

agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum

  (30):41)

  (halaman 19)

Gambar (3) gambar planet Venus diambil dari pesawat Marinir

10 dengan menggunakan sinar ultra violet.

  

Gambar (4) gambar planet Mars diambil dari sebuah teleskop

  (ini adalah planet pertama yang akan dikunjungi manusia pada awal abad yang akan datang).

  

Gambar (5) gambar permukaan Mars yang dikirimkan oleh

pesawat antariksa Amerika tak berawak Viking (1976). (halaman 20)

  Apakah manusia akan berhenti dari berbuat kerusakan di bumi ini dan mencemari lingkungannya daripada mengalihkan perhatiannya ke Mars dengan menanami permukaannya dan merubah udaranya yang beracun?

  Apakah penduduk angkasa luar akan sampai kepada kita dengan piring-piring terbang sebelum kita sampai kepada mereka dalam ekspedisi manusia atau robot? Apakah hanya ada kita di alam ini?

  Dengan sangat yakin, Saya berpendapat bahwa di galaksi bima sakti ini hanya ada kita saja, karena Mars tidak cocok untuk kehidupan makhluk yang berakal demikian juga planet Yupiter, Saturnus, Uranus, Pluto dan satelit-satelitnya, yaitu bulan-bulan; karena rendahnya temperatur disana dan kondisi yang keras sehingga mustahil bisa muncul kehidupan

  

   oleh karena itu para ilmuwan mengalihkan pencarian kehidupan yang berakal keluar galaksi kita.

  Telah kita ketahui, setelah mempelajari bumi sebagai sebuah planet dan mempelajari delapan planet-planet lain yang mengitari matahari dalam galaksi bima sakti, mempelajari bintang-bintang yang jumlahnya bilyunan (gambar 6,7), mempelajari galaksi-galaksi yang mengumpulkan bintang- bintang dalam sebuah susunan, setelah kita mengetahui itu semua, misteri kehidupan masih belum terungkap dan pertanyan yang abadi masih tetap tak terjawab: Apakah di alam yang begini luas ada bumi seperti bumi kita, manusia seperti kita dan kehidupan seperti di bumi?

  Pertanyaan yang dilahirkan oleh kesamaan alam dan terdorong oleh fitrah. Oleh karena itu pertama-tama manusia meneliti planet- planet yang ada dalam galaksi bima sakti, namun kita tidak menemukan kehidupan disana walaupun terjadi kemajuan teknologi pada masa penjelajahan angkasa, cukup bagi kita dugaan bahwa ada kehidupan di Mars kemudian dugaan itu berubah menjadi keraguan.

  Kita telah berusaha untuk melihat permukaan Venus, dewi langit, dan planet yang paling dekat dengan kita, namun atmosfernya menghalangi kita untuk melihatnya karena kabutnya tebal menutupi, akhirnya kita mengirimkan pesawat angkasa luar namun tidak menemukan petunjuk adanya kehidupan disana. 1 (halaman 21)

  Lihat buku: “Najmu asy-syamsi fi as-sama’i ad-dunya” (“Bintang Matahari di langit bumi”) karangan penulis buku