ANALISA KEPUTUSAN KONSUMEN WARUNG ANGKRINGAN YANG DIPENGARUHI LOKASI, FASILITAS KUALITAS PELAYANAN (Studi Kasus Pada Warga Kos di Kota Semarang)

ANALISA KEPUTUSAN KONSUMEN WARUNG ANGKRINGAN YANG DIPENGARUHI LOKASI, FASILITAS & KUALITAS PELAYANAN

(Studi Kasus Pada Warga Kos di Kota Semarang)

SB. Handayani** & M. Taufik**

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Lokasi, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan mempengaruhi Keputusan Konsumen atas pembeliannya di warung angkringan (Studi kasus pada warga kos di kota Semarang). Populasi penelitian ini adalah seluruh warga yang kos di Semarang khususnya mahasiswa/pekerja. Adapun sample 100 responden dengan tehnik purposive sampling. Kuesioner disusun menurut skala Likert .Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi korelasi berganda. Variasi variabel Keputusan Konsumen dapat dijelas oleh variabel-variabel seperti Lokasi, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan sebesar 93,5 %. Berdasarkan hasil uji hipotesis (H1), (H1) dan (H3) dapat diterima dan terbukti semua t hitung > t tabel = 1,658 dengan angka signifikansi < =

0,05 (signifikan). Sementara itu hasil dari analisa regresi korelasi di peroleh persamaan : Y = 0,337 X 1 + 0,240 X 2 + 0,418 X 3. Hal ini membuktikan adanya pengaruh yang positif dari variable Lokasi, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Konsumen warung angkringan di Semarang

Kata Kunci : Lokasi, Fasilitas, Kualitas Pelayanan dan Keputusan Konsumen

Abstract

This study aims to determine whether Location, Facilities and Service Quality Affects Consumer Decision on the purchase at the warung angkringan (Case study on boarding people in the city of Semarang). The population of this study is all citizens who board in Semarang, especially students / workers. The sample of 100 respondents with purposive sampling technique. Questionnaire is arranged according to Likert scale. The analysis method used is multiple correlation regression analysis. Variations in Consumer Decisions can be explained by variables such as Location, Facilities and Quality of Service of 93.5%. Based on result of hypothesis test (H1), (H1) and (H3) acceptable and proven all t arithmetic> t table = 1,658 with significance number < = 0,05 (significant). Meanwhile, the result of the correlation regression analysis obtained the equation: Y = 0.337 X1 + 0,240 X2 + 0,418 X3. This proves the positive influence of Location, Facilities and Quality of Service Quality to Consumer Decision of angkringan stalls in Semarang.

Keywords: Location, Facilities, Service Quality and Consumer Decision

PENDAHULUAN

bandeng menjadi menu tambahan. Warung Angkringan sangat akrab

Sedangkan untuk minuman, umumnya dikenal masyarakat, terutama di Jawa.

menjual wedang jahe, susu jahe, teh manis, Umumnya Angkringan berupa warung

air jeruk dan kopi.

tenda sederhana dengan waktu operasi sore Saat ini angkringan mewabah hingga dini hari. Menu paling digemari

kemana –mana tidak terkecuali di kota dari warung yang kerap dianggap warung

Semarang, tampaknya selain unsur wong cilik ini tentu saja adalah Nasi

romantisme, warung sederhana ini juga jadi Kucing (yang dalam bahasa Jawa disebut

alternatif tempat nongkrong saat malam, Sego Kucing). Biasanya lauk pauk seperti

makanannya relatif tempe sambal kering, teri goreng, sate telur

apalagi

harga

murah. Kata Angkring atau nangkring puyuh, sate usus, sate ceker, dan ikan

dalam bahasa Jawa mempunyai arti duduk

** Dosen STIE Dharmaputra Semarang ** Dosen STIE Dharmaputra Semarang

(consumer decision making) adalah proses demikianlah

pengintegrasian yang mengkombinasikan angkringan, dari arus bawah yang juga

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau ditujukan pada orang-orang rendahan.

lebih perilaku alternatif, dan memilih salah Namun seiring dengan berkembangnya

Hasil dari bisnis ini ternyata angkringan juga disukai

satu

diantaranya.

pengintegrasian ini adalah suatu pilihan oleh kalangan mahasiswa pendatang (anak

(Choice), yang disajikan secara kognitif. kos) yang ada di Semarang. Mereka

(Kotler,2009:221) memang menjadi target dari bisnis

Henry

Assael

memberikan 4 jenis perilaku konsumen angkringan ini. Oleh karena itu, tidak

berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli mengherankan jika di sekitar kos

dan tingkat perbedaan antar merek yaitu, mahasiswa tersebut bisnis angkringan ini

perilaku pembelian rumit, perilaku menjamur dan selalu ramai. Tumbuh

yang mengurangi berkembangnya bisnis angkringan tidak

pembelian

ketidaknyamanan, perilaku pembelian yang lepas dari kepiawaian pedagang dalam

mencari variasi, perilaku pembelian yang mengelola

rutin/biasa. Sementara Schiffman & konsumen tidak selalu mencari harga

menjelaskan bahwa murah atas makanan yang dijual namun

Kanuk,

keputusan konsumen bagi konsumen pemilihan lokasi pun

pengambilan

mempunyai tiga komponen utama yaitu: 1). menjadi pertimbangan dalam memilih

Input, 2). Procces (komponen ini warung angkringan, ditambah pelayanan

berhubungan dengan cara konsumen dalam yang

mengambil keputusan, yang meliputi tahap Sekarang bisnis angkringan sudah mulai

memuaskan dari

penjualnya.

pengenalan kebutuhan, penelitian sebelum dikelola

penilaian berbagai bermunculan warung angkringan yang

alternatif) dan 3) output Ketika konsumen sudah menyediakan fasilitas yang nyaman

mengambil keputusan untuk membeli suatu di warungnya. Hal ini mengingat sasaran

produk atau jasa maka keputusan tersebut dan target pasarnya pun juga ikut

tidak bisa dilepaskan dari perilaku berkembang ke segmen menengah ke atas.

konsumen tersebut. Keputusan konsumen Sering kita jumpai angkringan modern

adalah perilaku pembelian konsumen akhir, dengan menyediakan fasiltas parkir yang

baik individu maupun rumah tangga yang luas, KM, ada jaringan WiFi, Solo organ,

membeli produk untuk konsumsi personal pelayan, tempat duduk yang nyaman dan

(Kotler dan Amstrong, 2010:135). membuat pelanggan betah duduk berlama-

faktor yang bisa lama di sana. Sepertinya hal tersebut

Banyak

mempengaruhi perilaku dan keputusan menjadi inspirasi para pengelola bisnis

konsumen atas pembelian suatu produk angkringan untuk bisa mengembangkan

maupun jasa. Selain produk dan harga usahanya dengan lebih baik ke depan.

menjadi pertimbangan utama dalam Untuk itu mereka perlu memahami

keputusan konsumen. Lokasi, Fasilitas dan kebutuhan konsumen, motivasi perilaku

Kualitas Pelayanan pun menjadi faktor mereka, dan sekaligus mempelajari

yang urgen dalam pengambilan keputusan bagimana

konsumen. Bahkan ketiga faktor tersebut konsumennya.

pengambilan

keputusan

dapat menciptakan kepuasan konsumen dapat menciptakan kepuasan konsumen

memudahkan, memperlancar disebut sebagai tempat kegiatan pengusaha

dapat

pelaksanaan suatu usaha. Menurut Fandy melakukan kegiatan sehari-hari. Lokasi

Tjiptono (2012) pada sejumlah tipe jasa, usaha yang strategis akan memudahkan

persepsi yang terbentuk dari interaksi konsumen

antara pelanggan dengan fasilitas jasa kebutuhannya. Oleh karena itu, perusahaan

untuk

mendapatkan

berpengaruh signifikan terhadap kualitas harus benar-benar mempertimbangkan,

jasa bersangkutan di mata pelanggan. menyeleksi dan memilih lokasi yang

Apabila fasilitas jasa tersedia dengan baik strategis. Lokasi berpengaruh terhadap

dan memadai maka pelayanan yang dimensi strategi, seperti fleksibilitas,

diberikan pun dapat dilakukan secara competitive

optimal. Konsumen juga akan merasa permintaan,

positioning,

manajemen

terlayani dengan baik sehingga dengan (Fitzsimmons, 1994). Fleksibilitas sebuah

dengan ketersediaan fasilitas yang baik lokasi merupakan ukuran sejauh mana

dapat menimbulkan kepuasan konsumen. sebuah jasa mampu bereaksi terhadap

Lokasi baik dan Fasilitas yang memadai situasi perekonomian yang berubah.

belum jaminan untuk bisa menarik Keputusan pemilihan lokasi berkaitan

konsumen, kalau tidak dibarengi dengan dengan komitmen jangka panjang terhadap

pelayanan yang berkualitas. aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif,

Kualitas pelayanan adalah suatu karena

model yang dapat menggambarkan kondisi mempertimbangkan,

itu penyedia

jasa

harus

membandingkan memilih lokasi yang responsif terhadap

pelayanan yang mereka harapkan dengan kemungkinan

yang mereka terima dalam demografis, budaya, persaingan dan

mengevaluasi kualitas. Kualitas pelayanan peraturan di masa mendatang. Competitive

yang baik merupakan salah satu faktor Positioning adalah metode-metode yang

usaha menciptakan digunakan

penting

dalam

kepuasan pelanggan. Pelayanan juga mengembangkan

merupakan salah satu unsur yang penting dibandingkan dengan para pesaing. Jika

posisi

relatifnya

untuk menarik minat pembeli. Dengan kata perusahaan berhasil memperoleh dan

lain pelayanan merupakan salah satu hal mempertahankan lokasi yang strategis,

yang penting dalam pengembangan usaha maka itu dapat menjadi rintangan yang

apapun .

efektif bagi para pesaing untuk

mulanya, bisnis mendapatkan akses ke pasar (Tjiptono dan

Pada

awal

angkringan ini dibuat untuk membidik para Chandra, 2005).

mahasiswa yang sedang merantau untuk Sementara itu, hal lain yang juga

kuliah serta para buruh pabrik dengan upah penting dalam keputusan pembelian adalah

yang kecil. Namun, kini bisnis angkringan ketersediaan fasilitas pada setiap usaha.

selain menjadi tempat makan yang ngirit Sebagaimana Fandy Tjiptono (2012)

juga cocok untuk dijadikan sebagai tempat menyatakan bahwa fasilitas merupakan

tempat nongkrong dan jajanan wisata sesuatu yang dapat memudahkan dan

kuliner pada malam hari. Melihat target memperlancar pelaksanaan suatu usaha

pasarnya semakin luas dan berkembang dapat berupa benda maupun uang. Fasilitas

seperti sekarang ini, maka penting sekali seperti sekarang ini, maka penting sekali

terutama para mahasiswa. Keputusan mendukung, serta pelayanan yang semakin

pembelian konsumen pada makanan baik.

angkringan ini menjadi hal yang menarik Kota Semarang sebagai ibu kota

untuk dikaji lebih lanjut, hal tersebut Provinsi Jateng menjadi kota sasaran

menjadi fenomena persoalan dalam berbagai masyarakat di luar kota ini.

penelitian ini. Selanjutnya secara empiris Mereka

penelitian ini didorong pula adanya kepentingan seperti untuk menuntut ilmu

perbedaan hasil riset (gab risert) antara: dan bekerja di kota ini. Sebagai perantau

Mujiroh 2005 dengan Anis Salisa Syahbi, mereka berusaha untuk bisa memenuhi

2014. Yang pertama menemukan bahwa kebutuhan hidup sebaik mungkin, tentu hal

lokasi berpengaruh signifikan terhadap ini menjadikan mereka harus pandai dan

keputusan pembelian. Sementara dalam cerdas dalam mengatur keuangan mereka

penelitiannya Anis Salisa Syahbi 2014, terutama bagi para pelajar/mahasiswa.

ditemukan hasil penelitian bahwa secara Namun disisi ada satu tuntutan tentang

partial Lokasi dan Pelayanan tidak kepraktisan yang dibutuhkan sebagai anak

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan perantauan (kos). Misal tentang memenuhi

Konsumen.

kebutuhan utama seperti makan dan Untuk itu penelitian ini akan minum. Perilaku beli atau jajan menjadi

mengkaji sejauh mana pengaruh lokasi, satu pilihan yang praktis bagi mereka.

fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap Berikut ini penelitian pendahuluan yang di

keputusan konsumen lakukan terhadap 30 sampel acak terhadap

pengambilan

angkringan di Semarang. Adapun objek anak kos yang tinggal di Semarang untuk

sasaran yang diteliti adalah mahasiswa mengetahui peta perilaku dalam memenuhi

pendatang (kos) di kota Semarang. Metode kebutuhan makan.

yang digunakan dalam mengambil sample adalah purposive sampling. Dengan sampel

Tabel: 1 Tanggapan Anak Kos Dalam

sebanyak 100 orang.

Memenuhi Kebutuhan Makan

Keputusan Konsumen Masak Sendiri

Keterangan Orang Prosentase

Seperti yang dikemukakan Kotler Beli di warung

dan Amstrong (2010) bahwa keputusan Cateringan

konsumen adalah perilaku pembelian Beli Go Food

konsumen akhir, baik individu maupun

rumah tangga yang membeli produk untuk Sumber : Data primer diolah , 2017 konsumsi personal. Sementara itu menurut

Handoko (2014) dilakukan terhadap 30 mahasiswa kos di

Berdasarkan hasil pra survey yang

Swastha

dan

mengemukakan bahwa perilaku konsumen Semarang diperoleh data bahwa sebagian

adalah kegiatan individu yang secara besar dari mereka sekitar 67% mempunyai

langsung terlibat dalam mendapatkan dan pola konsumsi makan dengan membeli di

mempergunakan barang atau jasa yang warung. Kebiasaan membeli makan di

didalamnya termasuk proses pengambilan warung menjadi peluang bagi para penjual

keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut Henry

Assael (Kotler,2009)

memuat sifat-sifat antara lain: pengalaman, keputusan konsumen (consumer decision

Pengambilan

kepribadian, sikap dan kepercayaan, making) adalah proses pengintegrasian

konsep diri. Alma menambahkan bahwa yang mengkombinasikan pengetahuan

pengambilan keputusan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

tahap-tahap

sebagai berikut: alternatif, dan memilih salah satu

konsumen

adalah

kebutuhan, identifikasi alternatif, menilai diantaranya. Hasil dari pengintegrasiannya

alternatif, keputusan membeli, perilaku ini adalah suatu pilihan (Choice), yang

Alma juga disajikan secara kognitif.

setelah

membeli.

mengemukakan bahwa hal-hal yang Alma (2008) mengemukakan bahwa

mendorong seseorang untuk memutuskan keputusan yang dilakukan konsumen

membeli adalah adanya:

dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Uang

tunai,

dimana memiliki

1. Kebudayaan (Culture), kebudayaan kemampuan untuk membayar barang sangat mempengaruhi terhadap nilai-

tersebut.

nilai dan pola perilaku seseorang

2. Adanya pengaruh dari teman, karena anggota kebudayaan tertentu, hal ini

nilai, tren, dan manfaat barang tersebut. yang diwariskan oleh nenek moyang

3. Adanya pengaruh dari iklan, reklame dahulu, misalnya makanan khas suku

atau alat promosi lain. bangsa.

4. Pengaruh lingkungan.

2. Kelas sosial (Social Class), kelas sosial Keempat faktor tersebut adalah juga turut mempengaruhi keputusan

bagian yang mempengaruhi pribadi orang tertentu, hal ini yang menjadi

untuk menetapkan atau memutuskan untuk pertimbangan adalah prestise jabatan,

melakukan pembelian atas produk tertentu. penampilan dalam kelompok sendiri, kepemilikannya, orientasi nilai-nilai

Tahap-tahap

Proses Pengambilan

yang dianutnya.

Keputusam Konsumen

3. Keluarga (Family), keluarga adalah Perusahaan yang cerdik akan lingkungan terdekat dengan individu

melibatkan diri mereka ke upaya dan sangat mempengaruhi nilai-nilai

keseluruhan pengalaman serta perilaku

memahami

tentang produk, mengkonsumsi barang tertentu, hal ini

seseorang dalam

belajar konsumen

membuat pilihan merek, menggunakan cukup memberikan pengaruh dalam

produk, bahkan membuangnya. Hal ini memutuskan sesuatu hal dalam

dimaksudkan untuk dapat mengetahui memenuhi kebutuhan.

bagaimana konsumen akan melakukan

4. Klub-klub (Referensi Group), hal ini pembelian atas barang/produk yang merupakan grup primer, sekunder

ditawarkan kepadanya. Tahap proses ataupun pemberi aspirasi. Grup ini

pengambilan keputusan bagi konsumen adalah para anggota yang saling

adalah :

berkomunikasi satu sama lain, sehingga

1. Pengenalan Masalah, para pemasar memiliki pengaruh kepada anggota

perlu mengidentifikasi keadaan yang grup untuk memutuskan sesuatu hal.

memicu kebutuhan tertentu, dengan Selanjutnya, pengaruh yang sangat

mengumpulkan informasi dari sejumlah kuat untuk mempengaruhi keputusan

konsumen, para pemasar dapat membeli adalah pengaruh psikologi yang

mengidentifikasi rangsangan yang mengidentifikasi rangsangan yang

faktor-faktor mempengaruhi keputusan pemasar kemudian dapat menyusun

pembelian adalah sebagai berikut: strategi pemasaran yang mampu

a. Faktor sikap orang lain, yakni memicu minat konsumen.

sejauh mana sikap orang lain

2. Pencarian Informasi, Konsumen yang

alternative yang terangsang

mengurangi

disukai seseorang akan tergantung terdorong untuk mencari informasi

kebutuhannya

akan

pada dua hal yaitu: yang lebih banyak. Kita dapat

1) Intensitas sikap negative orang membaginya kedalam dua level

terhadap alternatif yang disukai rangsangan yaitu penguatan perhatian

konsumen,

adalah pada level ini orang hanya

konsumen ntuk sekedar lebih peka terhdap informasi

2) Motivasi

menuruti keinginan orang lain. produk. Pencarian informasi secara

situasi yang tidak aktif yakni mencari bahan bacaan,

b. Faktor

terantisipasi, hal ini muncul dan menelepon teman, dan mengunjungi

akan mengubah niat pembelian toko untuk mempelajari produk

konsumen untuk tertentu. Yang menjadi perhatian utama

keputusan

menunda atau bagi pemasar adalah sumber-sumber

memodifikasi,

menghindari keputusan pembelian informasi utama yang menjadi acuan

sangat dipengaruhi oleh resiko yang konsumen. Melakukan pencarian dapat

dipikirkan. Oleh karena itu, para ditempuh dengan berbagai macam cara

pemasar harus memahami faktor- yakni sumber pribadi (teman, keluarga,

faktor yang menimbulkan perasaan kenalan, tetangga), sumber komersial

dalam diri konsumen akan adanya (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,

risiko dan memberikan informasi penjagaan di toko), sumber public

serta dukungan untuk mengurangi (media massa, organisasi penentu

yang dipikirkan. peringkat konsumen) dan sumber

5. Pasca Pembelian

pengalaman (penanganan, pengkajian,

membeli produk, dan pemakaian produk).

Setelah

konsumen akan mengalami level

3. Evaluasi alternative : kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.

a. Konsumen berusaha memenuhi Tugas pemasar tidak berakhir begitu kebutuhan konsumen

saja, akan tetapi harus memantau

b. Konsumen

kepuasan pasca pembelian, tindakan tertentu dari solusi produk

mencari

manfaat

pasca pembelian serta pemakaian

c. konsumen memandang masing- produk pasca pembelian. Hal ini masing produk sebagai sekumpulan

menjadi perhatian bagi pemasar yang atribut dengan kemampuan yang

turut mempengaruhi orang lain untuk berbeda-beda dalam memberikan

membeli barang yang ditawarkannya. manfaat yang digunakan untuk

Karena, jika konsumen merasa puas, memuaskan kebutuhan.

maka hal yang tidak mungkin akan

4. Keputusan Pembelian selalu termotivasi untuk membeli barang yang ditawarkan bahkan akan mempengaruhi orang lain untuk 4. Keputusan Pembelian selalu termotivasi untuk membeli barang yang ditawarkan bahkan akan mempengaruhi orang lain untuk

minati biasanya dinyatakan dari sudut sifat- kecewa dengan produk tersebut, maka

sifat produk yang penting, (c) Consumer kerugian besar bagi perusahaan

Desicion Rules, merupakan prosedur yang terhadap proses pemasaran barang. digunakan

konsumen untuk Schiffman

oleh

memudahkan pemilihan merk, (d) Gaya mengemukakan

Hidup sebagai Suatu Strategi Pengambilan keputusan konsumen terdiri dari 3 Keputusan Konsumen, berpengaruh pada

komponen: 1) input, Komponen input berbagai perilaku khusus konsumen sehari- terdapat pengaruh eksternal dimana

hari. (e) Incomplete Information and konsumen terhadap kebutuhan atas produk

Alternatives, dalam dan terdiri dari dua sumber informasi,

Noncomparable

berbagai situasi pilihan para konsumen yaitu:

menghadapi informasi yang tidak lengkap merupakan

Usaha aktivitas

pemasaran

sebagai dasar keputusan dan harus menjangkau,

menggunakan berbagai strategi alternative membujuk konsumen agar membeli dan

menginformasikan

dan

untuk mengatasi unsur-unsur yang hilang, menggunakan produk tertentu. Usaha

(f) Series of Decisions (Serangkaian tersebut meliputi bauran pemasaran, yaitu

Keputusan), dalam suatu pembelian dapat Product, Price, Place, Promotion. 2 ).

mencakup sejumlah keputusan. (g) Aturan Proses, komponen ini berhubungan dengan

Pengambilan Keputusan dan Strategi cara konsumen mengambil keputusan.

Pemasaran, pengertian mengenai kaidah Tindakan

keputusan mana yang akan digunakan konsumen terdiri dari tiga tahap yaitu: (a)

pengambilan

keputusan

konsumen dalam memilih produk atau jasa Pengenalan kebutuhan, (b) Penelitian

tertentu sangat berguna bagi pemasar yang sebelum pembelian, dan (c) Penilaian

untuk merumuskan berbagai alternatif. Faktor-faktor yang

berkepentingan

program promosi, (h) Visi Konsumsi, dapat meningkatkan pencarian informasi

sebagai gambaran pengambilan keputusan sebelum pembelian, yaitu: (a) Faktor-faktor

yang tidak ortodoks, tetapi mungkin sekali produk (lamanya waktu antar pembelian,

situasi kurangnya perubahan model produk, perubahan harga,

akurat

dalam

konsumen dan tidak jumlah pembelian, harga yang tinggi, merk

pengalaman

terstrukturnya masalah dengan baik, alternatif yang banyak, berbagai macam

maupun dalam situasi yang diliputi emosi keistimewaan),

yang dalam. 3). Keluaran (output), (pengalaman, dapat diterima secara sosial,

komponen ini menyangkut dua kegiatan pertimbangan yang berhubungan dengan

pasca pembelian yang berhubungan erat: nilai), dan (c) Faktor produk (karakteristik

perilaku pembelian dan penilaian pasca demografis

pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini Berbagai

konsumen,

kepribadian).

adalah untuk meningkatkan kepuasan alternative, yaitu: (a) Rangkaian merek

isu dalam

mengevaluasi

konsumen terhadap pembeliannya yang diminati, mengacu pada merk-merk khusus yang dipertimbangkan konsumen

LOKASI

dalam melakukan pembelian dalam

lokasi perusahaan kategori produk tertentu, (b) Kriteria yang

Memilih

merupakan keputusan penting untuk bisnis Dipakai untuk Mengevaluasi Merek,

yang harus membujuk pelanggan untuk yang harus membujuk pelanggan untuk

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang kebutuhannya.

mendukung jasa yang ditawarkan. mempunyai fungsi yang strategis karena

Pemilihan

lokasi

Misalnya warung makan yang dapat ikut menentukan tercapainya tujuan

berdekatan dengan daerah kost, asrama usaha. Lokasi dapat didefinisikan sebagai

mahasiswa, atau perkantoran. tempat, kedudukan secara fisik yang

7. Persaingan yaitu lokasi pesaing. mempunyai fungsi strategis karena dapat

Misalnya dalam menentukan lokasi ikut menentukan tercapainya tujuan badan

wartel perlu dipertimbangkan apakah usaha (Sriyadi,2011). Lokasi atau tempat

di jalan atau daerah yang sama, banyak atau letak adalah tempat dimana

pula terdapat wartel lain atau tidak. perusahaan itu didirikan (Manullang,

pemerintah, misalnya 2011). Jadi, lokasi di sini adalah tempat

8. Peraturan

ketentuan yang melarang tempat dimana suatu jenis usaha atau bidang usaha

reparasi (bengkel) kendaraan bermotor akan dilaksanakan.

berdekatan

dengan pemukiman penduduk (Fandy Tjiptono, 2012 : 41).

Pertimbangan-Pertimbangan

dalam

Penentuan Lokasi

FASILITAS

Fandy Tjiptono (2012) menyatakan dipertimbangkan di dalam mendirikan

bahwa fasilitas merupakan sesuatu yang perusahaan. Karena pemilihan lokasi

dapat memudahkan dan memperlancar merupakan faktor bersaing yang penting

pelaksanaan suatu usaha dapat berupa dalam usaha menarik konsumen atau

benda-benda maupun uang. Fasilitas dapat pelanggan.

Pertimbangan-pertimbangan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat yang cermat dalam menetukan lokasi

memudahkan, memperlancar pelaksanaan meliputi faktor-faktor:

suatu usaha. Ada beberapa pengertian

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mengenai fasilitas yaitu sebagai berikut: atau

Pembinaan dan transportasi umum.

Pengembangan Bahasa, fasilitas adalah

2. Visibilitas, misalnya lokasi dapat golongan aktiva yang terkoordinasi dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

seperti tanah, gedung, mesin-mesin dan

3. Lalu lintas (traffic) di mana ada 2 hal peralatan pabrik atau setiap barang yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

peralatan fisik yang membantu - Banyaknya orang yang lalu lalang

kelancaran usaha yang menyangkut bisa memberi peluang terjadinya

mesin produksi, gedung-gedung dan impulse buying.

lain-lain.

- Kepadatan dan kemacetan lalu

2. Pengertian fasilitas menurut JS. lintas bisa pula menjadi hambatan,

Poerwodarminto (2006:245) adalah misalnya

segala sesuatu yang memudahkan kepolisian, pemadam kebakaran,

atau ambulan. Pada sejumlah tipe jasa, persepsi

4. Tempat parkir yang luas dan aman. yang terbentuk dari interaksi antara

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang

fasilitas jasa luas untuk perluasan usaha dikemudian

pelanggan

dengan

berpengaruh signifikan terhadap kualitas hari.

jasa bersangkutan di mata pelanggan

(Fandy Tjiptono, 2012). Apabila fasilitas hakekatnya bersifat tak teraba (intangible), jasa tersedia dengan baik dan memadai

yang merupakan pemenuhan kebutuhan, maka pelayanan yang diberikan dapat

dan tidak harus terikat penjualan produk optimal. Konsumen juga akan merasa

atau jasa lain. Pelayanan adalah merupakan terlayani dengan baik sehingga dengan

tindakan atau perbuatan yang dapat dengan ketersediaan fasilitas yang baik

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak dapat menimbulkan kepuasan konsumen.

lain, yang pada dasarnya bersifat intangible Dari pengertian di atas menurut para

(tidak berwujud fisik) dan tidak ahli dapat disimpulkan satu pengertian dari

menghasilkan sesuatu. Produksi jasa bisa fasilitas adalah segala sesuatu baik benda

berhubungan dengan produk fisik maupun berwujud maupun tidak berwujud yang

tidak.

Philip Kotler (2005) menyatakan kelancaran tugas dan sebagainya. Jadi

dapat memudahkan

perkara

atau

bahwa pelayanan adalah setiap tindakan fasilitas berfungsi untuk menyediakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh segala kebutuhan pelanggan yang bersifat

suatu pihak kepada pihak lain, yang pada fisik untuk memenuhi keinginan yang

dasarnya tidak berwujud dan tidak berkaitan dengan penggunaan jasa,

kepemilikan apapun. sehingga apabila kebutuhan fasilitas

mengakibatkan

Produksinya dapat dikaitkan atau tidak terpenuhi konsumen akan merasa puas.

dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan Untuk menunjang pelayanan di atas

merupakan perilaku produsen dalam maka organisasi perlu menyediakan

rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan fasilitas dalam upaya untuk memberi

konsumen demi tercapainya kepuasan pada kemudahan kepada konsumen maka

konsumen itu sendiri. Kotler juga fasilitas yang harus disediakan yaitu

mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat (Fandy Tjiptono, 2012)

terjadi pada saat, sebelum dan sesudah

1. Fasilitas untuk kenyamanan dan

terjadinya transaksi.

keamanan yaitu penataan eksterior dan Pada umumnya pelayanan yang interior kantor sedemikian rupa

tinggi akan menghasilkan sehingga tidak terjadi antrean yang

bertaraf

kepuasan yang tinggi serta pembelian panjang dan melelahkan.

ulang yang lebih sering. Lovelock (dalam

2. Fasilitas key box untuk melancarkan Fandy Tjiptono, 2012:58) mengemukakan berbagai transaksi.

bahwa kualitas pelayanan merupakan

3. Fasilitas penunjang misalnya air minum tingkatan kondisi baik buruknya sajian gratis, toilet, mushola, dll.

yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan konsumen dengan cara

KUALITAS PELAYANAN

memberikan atau menyampaikan jasa yang Fandy Tjiptono (2012) menyatakan

melebihi harapan konsumen. Jadi penilaian bahwa kualitas merupakan suatu kondisi

konsumen terhadap kualitas pelayanan dinamis yang berhubungan dengan produk

merupakan refleksi persepsi evaluatif jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

terhadap pelayanan yang diterimanya pada memenuhi

atau melebihi

harapan.

waktu tertentu.

Sedangkan menurut Stanton (2011), Kualitas pelayanan menurut Wyckof pelayanan adalah kegiatan yang dapat

dalam Fandy Tjiptono (2012 : 59) adalah didefinisikan secara tersendiri yang pada

tingkat keunggulan yang diharapkan dan tingkat keunggulan yang diharapkan dan

b. Kualitas pemasaran dan pelayanan tersebut untuk memenuhi keinginan

purna jual

pelanggan/konsumen.

Berkaitan dengan tingkat sejauh mana Fandy Tjiptono (2012:7) mendefinisikan

Deming dalam

penggunaan produk itu kualitas menurut konteks, persepsi

dalam

memenuhi ketentuan dasar tentang customer dan kebutuhan serta kemauan

pemeliharaan dan customer, yaitu :

pemasaran,

pelayanan purna jual.

a. Kualitas bergantung pada apa yang

c. Kualitas Desain

dikehendaki dan dibutuhkan oleh Pada dasarnya mengacu kepada customer.

aktivitas-aktivitas yang menjamin

b. Kualitas adalah penilaian subyektif bahwa produk baru atau produk customer. Penilaian ini ditentukan oleh

dimodifikasi didesain sedemikian rupa persepsi customer dalam melihat serta

untuk memenuhi keinginan dan merasakan apa yang sudah didapat

harapan-harapan pelanggan serta secara terhadap produk atau jasa. Jadi yang

ekonomis layak untuk di produksi atau penting adalah bagaimana produk atau

dikerjakan. Dengan demikian kualitas jasa dipersepsikan oleh customer dan

kualitas yang kapan persepsi customer berubah.

desain

adalah

direncanakan. Kualitas desain itu akan

c. Kualitas tidak dapat didefinisikan menentukan spesifikasi produk dan apabila tidak dikaitkan dengan suatu

merupakan dasar pembuatan keputusan konteks tertentu. Kualitas adalah suatu

yang berkaitan dengan segmen pasar, karakteristik atau atribut dari sesuatu.

spesfikasi penggunaan, serta pelayanan Jadi untuk mendefinisikan kualitas

purna jual. Kualitas desain pada terlebih dahulu harus menentukan

umumnya merupakan tanggung jawab sesuatu.

dari bagian riset dan pengembangan Sistem kualitas modern dibagi ke

(R&D), rekayasa proses, riset pasar dalam 3 bagian : Gazpers (1997) dalam

(marketing research) dan bagian-bagian Fandy Tjiptono (2012 : 98)

lain yang berkaitan.

a. Kualitas Konformans Kualitas, dalam organisasi jasa Kualitas

tertentu bukanlah sesuatu yang mudah pembuatan produk atau pemberian jasa

didefinisikan, karena hal tersebut sangat pelayanan yang memenuhi spesifikasi

berhubungan erat dengan pandangan yang telah ditentukan sebelumnya pada

konsumen. Secara umum dikatakan bahwa tahap desain itu. Dengan demikian

kualitas adalah karakteristik produk/jasa, kualitas konformans menunjukkan

yang ditentukan oleh pemakai dan tingkat sejauh mana produk yang

diperoleh melalui pengukuran proses serta dibuat memenuhi atau sesuai dengan

melalui perbaikan yang berkelanjutan. spesifikasi produk. Pada umumnya bagian-bagian produksi, perencanaan

Faktor-faktor Kualitas Pelayanan

dan pengendalian produksi, pembelian Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dan pengiriman memiliki tanggung

(dalam Fandy Tjiptono 2012:70), untuk jawab utama untuk kualitas konformans

mengevaluasi kualitas jasa pelanggan itu.

umumnya menggunakan 5 dimensi adalah sebagai berikut

1. Tangibles merupakan bukti nyata dari karyawan dalam melayani pelanggan, kepedulian dan perhatian yang diberikan

kecepatan karyawan dalam melayani oleh penyedia jasa kepada konsumen.

pelanggan, dan penanganan keluhan Pentingnya dimensi tangibles ini akan

pelanggan. 4) Assurance atau jaminan menumbuhkan image penyedia jasa

merupakan pengetahuan dan perilaku terutama bagi konsumen baru dalam

karyawan (employee) untuk membangun mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan

kepercayaan dan keyakinan pada diri yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya

konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang akan menumbuhkan kebingungan atau

ditawarkan. Dimensi ini sangat penting bahkan merusak image perusahaan. 2)

karena melibatkan persepsi konsumen Reliability atau kehandalan merupakan

terhadap resiko ketidak pastian yang tinggi kemampuan

terhadap kemampauan penyedia jasa. melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang

perusahaan

untuk

Perusahaan membangun kepercayaan dan telah dijanjikan secara tepat waktu.

kesetiaan konsumen melalui karyawan Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan

langsung menangani konsumen akan menurun bila jasa yang

yang

terlibat

konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini diberikan tidak sesuai dengan yang

terdiri dari kompetensi karyawan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur

meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimensi

dimiliki karyawan untuk melakukan kemampuan

pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang menyampaikan jasa secara tepat dan

perusahaan

dalam

meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pembebanan biaya secara tepat. 3)

kepercayaan konsumen kepada perusahaan Responsiveness

seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan merupakan kemampuan perusahaan yang

atau daya

tanggap

Emphaty merupakan dilakukan langsung oleh karyawan untuk

lain-lain

kemampuan perusahaan yang dilakukan memberikan pelayanan dengan cepat dan

langsung oleh karyawan untuk memberikan tanggap.

perhatian kepada konsumen secara menumbuhkan persepsi yang positif

individu, termasuk juga kepekaan akan terhadap kualitas jasa yang diberikan.

kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari Termasuk

dimensi ini merupakan gabungan dari kegagalan atau keterlambatan dalam

akses (acces) yaitu kemudahan untuk penyampaian jasa, pihak penyedia jasa

memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh berusaha memperbaiki atau meminimalkan

komunikasi merupakan kerugian konsumen dengan segera.Dimensi

perusahaan,

melakukan untuk ini menekankan pada perhatian dan

kemampuan

informasi kepada kecepatan karyawan yang terlibat untuk

menyampaikan

konsumen atau memperoleh masukan dari menanggapi permintaan, pertanyaan, dan

konsumen dan pemahaman merupakan keluhan konsumen. Jadi komponen atau

usaha untuk mengetahui dan memahami unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Penelitian terdahulu

Hasil Anis Salisa Syahbi, Pengaruh Harga ,Produk ,Pelayanan, Lokasi, Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 2014

Peneliti

Judul

dan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan Secara partial Harga, Produk, Konsumen Untuk Berbelanja Busana Muslim Pelayanan , Lokasi dan Promosi tidak (Studi Kasus Karita Square Yogyakarta)

signifikan terhadap keputusan Konsumen Budiono,S,

berpengaruh

Pengaruh kualitas pelayanan, fasilitas dan Bahwa Lokasi, Fsilitas & Kualitas 2010

lokasi terhadap keputusan menginap (hotel Pelayanan berpengaruh signifikan srondol indah Semarang),

terhadap keputusan konsumen Mujiroh,2005

“Pengaruh Produk,Pelayanan dan Lokasi Bahwa Produk, Kualitas Pelayanan dan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen lokasi berpengaruh signifikan terhadap

Pada Pasar Swalayan Indorizki Purbalingga keputusan pembelian konsumen

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Pikir

lokasi

Fasilitas Keputusan konsumen

Pelayanan

Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan

bahwa Lokasi berpengaruh signifikan

Konsumen

terhadap Keputusan Pembelian. Memilih

H1: Ada pengaruh lokasi terhadap merupakan keputusan penting untuk bisnis

lokasi

perusahaan

keputusan konsumen warung angkringan di yang harus membujuk pelanggan untuk

Semarang

datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya.

Pemilihan

lokasi

Pengaruh Fasilitas Terhadap Keputusan

mempunyai fungsi yang strategis karena

Konsumen

dapat ikut menentukan tercapainya tujuan Pada sejumlah tipe jasa, persepsi usaha. Secara empiris telah dibuktikan

yang terbentuk dari interaksi antara bahwa bahwa lokasi dapat mempengaruhi

fasilitas jasa keputusan pembelian konsumen, seperti

pelanggan

dengan

berpengaruh signifikan terhadap kualitas penelitiannya Mujiroh, 2014 yang berjudul

jasa bersangkutan di mata Pelanggan “Pengaruh Produk, Pelayanan dan Lokasi

(Fandy Tjiptono, 2012 ). Apabila fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

jasa tersedia dengan baik dan memadai Pada Pasar Swalayan Indorizki Purbalingga

pelayanan yang diberikan dapat optimal. Dan hasil penelitian nya membuktikan

Konsumen juga akan merasa terlayani dengan baik sehingga dengan dengan Konsumen juga akan merasa terlayani dengan baik sehingga dengan dengan

mudah dijumpai diseluruh wilayah jika konsumen puas maka keputusan

Semarang dan sekitarnya. pembeliannya akan terjadi berulang ulang

Populasi yang digunakan adalah Re Buying). Dan secara empiris sudah

seluruh masyarakat yang tinggal di dapat dibuktikan bahwa fasilitas dapat

Semarang dan sekitarnya dan berstatus mempengaruhi

sebagai mahasiswa maupun pekerja dengan sebagaimana dalam penelitiannya Budiono

keputusan

konsumen

status belum menikah, sampel yang S Ari, 2010 yang berjudul Pengaruh

diambil 100 responden dengan metode kualitas pelayanan, fasilitas dan lokasi

purposive sampling,

terhadap keputusan menginap (hotel srondol indah Semarang

Jenis dan Sumber Data

H 2 : Ada pengaruh fasilitas Jenis data yang dibutuhkan dalam terhadap keputusan konsumen warung

studi ini berdasarkan sumbernya adalah angkringan di Semarang

data: (1) primer; dan (2) sekunder. Data primer biasanya diperoleh dengan survey

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

langsung lapangan. Data primer dapat

Keputusan Konsumen

sebagai data yang Pelayanan

didefinisikan

dikumpulkan dari sumber-sumber asli produsen dalam rangka memenuhi

merupakan

perilaku

(Kuncoro,2009). Dalam riset ini data kebutuhan dan keinginan konsumen demi

primer dikumpulkan dari hasil wawancara tercapainya kepuasan pada konsumen itu

dengan warga kos –kosan yang tinggal di sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa

Semarang. Riset pendahuluan mengambil perilaku tersebut dapat terjadi pada saat,

30 responden dan pada riset lanjutannya sebelum dan sesudah terjadinya transaksi.

adalah 100 responden. Pra riset (riset Mujiroh (2004) dan Budiono, Sari (2010)

pendahuluan) dilakukan untuk mengetahui telah membuktikan bahwa pelayanan

fenomena kecenderungan pola konsumsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan

warga kos-kosan di Semarang ini .Riset ini konsumen

juga menggunakan data sekunder yaitu Sebagaimana di jelaskan sebelumnya.

dalam

pembeliannya.

data yang telah dikumpulkan oleh pihak

H 3 : Ada pengaruh pelayanan lain (Kuncoro,2009). Adapun data terhadap keputusan konsumen angkringan

sekunder yang yang digunakan adalah di Semarang

literatur, jurnal jurnal dan tulisan yang tidak dipublikasikan .

METODOLOGI PENELITIAN

Studi ini merupakan penelitian Indikator

perilaku konsumen tentang pengambilan Variabel Independent (Bebas): a) keputusan konsumen. Obyek penelitian ini

Lokasi (X 3 ) Adapun indikator lokasi dalam adalah konsumen warung angkringan yang

penelitian ini meliputi (Mc Carthy dalam kebanyakan pendatang (kos) di Kota

2010: 125): 1) Semarang. Mereka

Basu

Swastha,

Keterjangkauan, 2) Kelancaran arus lalu mahasiswa dan sebagian lagi adalah para

sebagian besar

lintas 3) Lingkungan sekitar yang nyaman pekerja yang tinggal di Semarang. Warung

dan 4) Dekat dengan fasilitas umum. b) angkringan menjadi favorit dikalangan

Fasilitas indikator yang digunakan Fasilitas indikator yang digunakan

Metode analisis data

Fasilitas untuk kenyamanan dan keamanan

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

2. Uji Kelayakan Model berbagai transaksi dan 3) Fasilitas

2) Fasilitas key box untuk melancarkan

3. Uji Hipotesis

penunjang. Selanjutrnya untuk indikator

4. Analisis regresi linier berganda variable pelayanan Fandy Tjiptono

Y= b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +e (2012:51) menyatakan kualitas pelayanan

Keterangan :

merupakan suatu kondisi dinamis yang

Nilai variabel keputusan berhubungan dengan produk jasa,

konsumen

b 1 , b 2 , b 3 = Koefisien regresi linier memenuhi atau melebihi harapan. c)

manusia, proses dan lingkungan yang

berganda

Kualitas pelayanan indikator meliputi

X 1 = Variabel lokasi (Fandy Tjiptono 2012:70) : 1) Bukti Fisik

X 2 = Variabel fasilitas (Tangibles), 2) Kehandalan (Realibility), 3)

X 3 = Variabel kualitas pelayanan Ketanggapan (Responsiveness), 4) Jaminan

E = Error

dan Kepastian (Assurance), 5) Perhatian Individual (Empaty) Sementara variable

HASIL & PEMBAHASAN

terikatnya yaitu Keputusan Konsumen

Uji Validitas dan Reliabilitas

adalah perilaku pembelian konsumen akhir,

hasil perhitungan baik individu maupun rumah tangga yang

Berdasarkan

menunjukkan semua variabel kuesioner membeli produk untuk konsumsi personal

masing-masing item (Kotler dan Amstrong, 2010: 135). Dan

valid,

karena

memenuhi syarat yaitu nilai corrected item indikator keputusan konsumen dalam

total correlation atau r hitung > r tabel = penelitian ini menurut (Kotler dan Susanto,

0,195 (N = 100,  = 0,05 ). Demikian juga 2010).

dengan nilai cronbach alpha atau r hitung mempengaruhi, 2) Peran dan status, 3)

1) Kebudayaan

dapat

untuk keempat variabel yaitu Lokasi (X 1 ), Kepribadian,

Fasilitas (X 2 ), dan Kualitas Pelayanan (X 3 ) berdasarkan kebutuhan

serta Keputusan Konsumen (Y) semuanya lebih besar dari 0,70 (r standar) maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian kuesioner reliabel.

Uji Kelayakan Model

Model Summary

Adjusted R

Std. Error of

Model

R Square

Square

the Estimate

a. Predictors: (Constant), Lokasi, Fasilitas, Kualitas pelayanan

Hasil pengujian koefisien determinasi Kualitas Pelayanan dapat menjelaskan dapat dijelaskan bahwa nilai Adjusted R

variasi dari variabel terikat Keputusan Square sebesar 0,935. Hal ini berarti bahwa

Konsumen sebesar 93,5 % , sedangkan yang variabel bebas yaitu Lokasi, Fasilitas dan

6,5 % dijelaskan variabel / faktor lain di luar 6,5 % dijelaskan variabel / faktor lain di luar

(signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted Hasil uji F dapat dijelaskan bahwa nilai F

R 2 dan F di atas dapat disimpulkan model hitung = 473.146 > F tabel = 2,70, dengan

persamaan regresi layak untuk digunakan

ANOVA b

Df Square

F Sig.

a. Predictors: (Constant), Lokasi, Fasilitas, Kualitas pelayanan b. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Pengujian Hipotesis ( t-test )

Coefficients a Unstandardized Standardized

Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

.001 Kualitas pelayanan

.000 a. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terhadap keputusan konsumen = 5.787 > t bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel

tabel = 1,658 , dengan angka signifikansi Lokasi terhadap keputusan konsumen =

= 0,000 <  = 0,05 (signifikan). Dengan 4.203 > t tabel = 1,658 , dengan angka

demikian maka hipotesis (H3) bahwa signifikansi = 0,000 <

kualitas pelayanan berpengaruh positif (signifikan). Dengan demikian maka

terhadap keputusan konsumen terbukti. hipotesis (H1) bahwa lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen

Hasil Analisis Regresi

terbukti. Diketahui pula bahwa nilai t hitung Berdasarkan tabel diatas koefisien dari pengaruh variabel fasilitas terhadap

regresi ( beta) atau β 1 = 0,337, β 2 = 0,240 keputusan konsumen = 3,530 > t tabel =

dan β 3 = 0,418 , sehingga dapat disusun 1,658 dengan angka signifikansi = 0,001< 

persamaan regresi korelasi berganda = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka

sebagai berikut :

hipotesis (H2) bahwa fasilitas berpengaruh Y = 0,337 X 1 + 0,240 X 2 + 0,418 X 3. terhadap keputusan konsumen terbukti. Demikian juga dengan variabel kualitas

Persamaan regresi di atas artinya koefisien pelayanan,berdasarkan tabel di atas dapat

regresi lokasi (X 1 ) sebesar 0,337 positif, diketahui bahwa nilai t hitung dari

hal ini berarti bahwa jika lokasinya pengaruh variabel kualitas pelayanan

semakin

strategis maka keputusan strategis maka keputusan

3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan berpengaruh 0,240 positif, hal ini berarti jika fasilitas

koefisien regresi fasilitas (X 2 ) sebesar

positif terhadap keputusan konsumen semakin mendukung maka keputusan

dalam membeli produk warung konsumen semakin meningkat. Sedangkan

angkringan. Hal ini berimplikasi pada

perlunya menciptakan pelayanan yang sebesar 0,418 positif, hal ini berarti jika

koefisien regresi kualitas pelayanan (X 3 )

semakin baik. Adanya keramahan kualitas pelayanan semakin baik maka

dalam berjualan, memberi pelayanan keputusan konsumen semakin meningkat.

yang cepat dan tepat. Pedagang mampu berkomunikasi dengan lancar

KESIMPULAN & IMPLIKASI

dengan para konsumennya, Juga

1. Hasil penelitian ini telah membuktikan senantiasa membangun hubugan baik bahwa lokasi yang strategis penting

dengan para pelanggannya yang sudah bagi keputusan konsumen angkringan

menjadi asset di bisnis ini . di Semarang

2. Hasil penelitian ini telah membuktikan

DAFTAR PUSTAKA

bahwa fasilitas yang mendukung Alma Buchari, 2008, Maanjemen penting bagi pertimbangan keputusan

Pemasaran dan Pemasaran Jasa, konsumen angkringan di Semarang

Bandung: Alfabeta,

3. Hasil penelitian ini telah membuktikan Anis Salis Syahbi, 2014 ,” Pengaruh bahwa kualitas pelayanan penting

Harga, Produk, Pelayanan, Lokasi bagi

dan Promosi Terhadap Keputusan konsumen angkringan di Semarang

pertimbangan

keputusan

Konsumen Untuk Berbelanja Busana Muslim“ (Studi Kasus Karita Square

Implikasi

Yogyakarta)(http://digilib.uinsuka.ac.

1. Hasil penelitiani ini juga menunjukkan id/13742/1/BAB%20I%2C%20V%2 bahwa lokasi berpengaruh positif

C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf) terhadap keputusan konsumen dalam

Basu Swastha, 2010, Azas-Azas Marketing, membeli produk warung angkringan di

Yogyakarta: Liberty,

Semarang. Hal ini berimplikasi pada Budi Sulistiono Ari, 2010, Pengaruh perlu mendekatkan lokasi bisnis ke

kualitas pelayanan, fasilitas dan sasaran/targetnya

lokasi terhadap keputusan menginap strategis yaitu mendekat pada sasaran

sehingga

lebih

(hotel srondol indah Semarang), (targetnya)

Jurnal

pendidikan,

2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan http://eprints.undip.ac.id/22627/1/full bahwa fasilitas berpengaruh positif

_skripsi.pdf di akses 20 Oktober terhadap keputusan konsumen dalam

membeli produk warung angkringan. Christoper & Lauren K Wright, 2007, Hal ini berimplikasi pada perlunya

Pemasaran Jasa, menciptakan suasana yang kondusif,

Manajemen

Jakarta: Indeks Indonesia nyaman dan semenarik mungkin. Dan

Ghozali Imam,2011, Aplikasi analisis bila ingin mengembangkan bisnis ini

multivariate dengan program SPSS, kedepan perlu di kelola dengan lebih

Semarang: Badan Penerbit Undip modern.

J.Supranto,2012, Metode Penelitian Hukum Sudjana, Statistik untuk Ekonomi dan dan Statistik, Jakarta: Rineka Cipta,

Niaga II, Bandung:Tarsito, 2008. JS Poerwodarminto, 2006, Kamus Umum

Hadi, Metode Bahasa

Sutrisno

Research,Yogyakarta: Yayasan Angkasa.

Indonesia,

Bandung:

Fakultas Psikologi UGM, 2004. Kotler Philip dan Gary Armstrong, 2011,

Swastha & Handoko, Manajemen Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid

Analisa Perilaku I,Jakarta: Erlangga.

pemasaran,

Yogyakarta: BPFE, Kotler Philip dan Susanto. AB, 2009,

Konsumen,

Sugiyono, Manajemen Pemasaran di Indonesia,

2014.

Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Analisis, Perencanaan Implementasi

Alfabeta, 2012

dan Pengendalian, Jakarta: Salemba

Fandy, Manajemen Jasa, Empat

Tjiptono

Yogyakarta: Andi offset, 2012 Kasmir dan Jakfar, 2013, Studi Kelayakian

Zethmal dan Bitner, Services Marketing : Bisnis. Jakarta : Penerbit Kencana

Integrating Customer Focus Across Lupiyoadi Rambat 2011, Manajemen

the Firm, New Yor: McGraw, 2009 Pemasaran Jasa, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, Manullang, 2011, Manajemen Personalia, Medan: Ghalia Indonesia

Masri Singarimbun dan Sofyan, 2007, Metodelogi

Pemilihan

Survey,

Yogyakarta: Liberty, Mujiroh ,2005,

“Pengarunh

Produk,

Pelayanan, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pasar Swalayan Indo Rizky Purbalingga

(http://

idtesis.com/tesis-ekonomi-pengaruh- produk-pelayanan-dan

lokasi

terhadap keputusan

konsumen,

diakses 25 Oktober 2017) Prawirosentono,

2002,

Manajemen