PERKEMBANGAN ANAK YANG MENGIKUTI SENAM OTAK DI PAUD TARBIYATUSH SHIBYAN DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

PERKEMBANGAN ANAK YANG MENGIKUTI SENAM OTAK DI PAUD TARBIYATUSH SHIBYAN DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

  

NIKO ARISTIA

1212010028

Subject : Senam Otak, Perkembangan Anak

DESCRIPTION

  Usia pra sekolah identik dengan usia perkembangan sementara prinsip perkembangan terletak di dalam diri anak sendiri. Untuk itu dalam proses perkembangan anak membutuhkan stimulasi yang dapat membantu proses perkembangan, salah satunya adalah dengan memberikan stimulasi gerak tubuh dengan melakukan senam otak. Senam otak merupakan serangkaian latihan gerak tubuh sederhana yang dilakukan untuk merangsang otak kiri dan otak kanan, meringankan atau merelaksasikan bagian depan dan belakang otak, serta merangsang system yang terkait dengan perasaan atau emosi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perkembangan anak yang mengikuti senam otak di PAUD Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Rancangan atau desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian survei, variabel dalam penelitian adalah perkembangan anak yang mengikuti senam otak. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa PAUD di PAUD Tarbiyatush Sibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 30 anak.sampel sebanyak 21 responden dengan teknik sampling purposive sampling. Pada penelitian ini menggunakan lembar observasi beruypa KPSP. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan melalui tahapan, Editing, Coding, Scoring, Tabulating kemudian ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.

  Hasil penelitian tentang perkembangan anak yang mengikuti senam otak di PAUD tarbiyatush Shibyan disimpulkan bahwa perkembangan anak yang mengikuti senam otak sebagian besar normal sebanyak 13 anak (61,9%).

  Bagi orang tua dan guru serta anak hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikan stimulasi pada anak usia pra sekolah terutama dalam mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan usia.

  

ABSTRACT

  Pre-school age is identical with age development while the principle of the development lies within the chaild’s himself. Therefore, in the process of child development, they require the stimulation to help the process of child development, one of which is to provide kinestethetical stimulation by doing brain exercises. Brain exercises is a series of simple body movement exercises back of the brain, as well as stimulating system associated whit feelingbof emotion, This study aimed to determine the development of children who atted brain exercises seassion at PAUD Tarbiyatush Shibyan Gayaman village Mojoanyar Mojokerto.

  The type of research is descriptive research. The research design used in this study was survey research design, The variables in the study were children who attended brain exercise session. The population was all students of early childhood education at PAUD Tarbiyatush Sibyan Gayaman village, Mojoanyar Mojokerto as many as 30 children. The sampel was 21 respondents whit purposive sampling technique. In this study, the observation sheet was KPSP Afer collected, then data processing was carried through the stages, ex Editing, Coding, Scoring, Tabulating and the displayed in the from of frequency distribution.

  The results of the research of child development in early childhood attended brain exercise seassion suggest that the devolopmen of children who attended brain exercise are mostly normal as many as 13 children (61.9%).

  For parents and teachers of children, results of this study can be taken into consideration to deliver stimulation for pre-school age children, especially in devolepmen all aspects of age-appropriate development.

  Contributor : 1. Siti Rachmah, SKM., M.MKes

  2. Mohammad Nur Firdaus, S.Kep. Ns Date : 3 agustus 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Summary :

  PENDAHULUAN

  Usia pra sekolah identik dengan usia perkembangan sementara prinsip perkembangan terletak di dalam diri anak sendiri. Perkembangan bukan proses yang selalu digerakkan oleh faktor atau pengaruh dari luar akan tetapi setiap gejala perkembangan dikendalikan dan diberi corak tertentu oleh pembawaan, bakat dan kemauan anak (Kartono, 2007). Untuk itu dalam proses perkembangan anak membutuhkan stimulasi yang dapat membantu proses perkembangan, salah satunya adalah dengan memberikan stimulasi gerak tubuh dengan melakukan senam otak, senam otak merupakan serangkaian latihan gerak tubuh sederhana yang dilakukan untuk merangsang otak kiri dan otak kanan, meringankan atau merelaksasikan bagian depan dan belakang otak, serta merangsang system yang terkait dengan perasaan atau emosi, yaitu otak tengah dan otak besar (Pasiak, 2009). Senam otak sudah marak dilakukan dikalangan sekolah dini baik PAUD maupun TK, terkait dengan hal itu pendidikan anak usia Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto telah memberikan kegiatan senam otak selama 3 bulan terakhir dan hasilnya sangat membantu perkembangan anak.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Fitria, 2011. Tentang para sekolah, diketahui bahwa motorik halus sebelum senam otak 3,6% (1 orang) kurang, 75% (21 orang ) cukup, dan 21,4% (6 orang) baik sedangkan setelah intervensi data menunjukkan 57,1% (16 orang) kategori motorik halus baik dan 42,9% (12 orang) memiliki motorik halus cukup. Hal ini menunjukkan bahwa senam otak sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus. Pada penelitian Nugroho, (2008) tentang pengaruh pelatihan Brain GYM terhadap perkembangan literacy didaptkan hasil bahwa pelatihan brain gym dapat meningkatkan kemampuan literacy pada anak kelas satu SDN, literasi maupun motorik halus anak merupakan perkembangan yang sama-sama dikendalikan oleh otak kanan, yang sangat efektif untuk dirangsang dan di latih dengan menggunakan senam otak, karena pada dasarnya senam otak dilakukan untuk melatih keseimbangan bagian kiri dan kanan tubuh dan mengembangkan otak kanan (Pasiak, 2009)

  Perkembangan fisik/motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak tubuh, ketrampilan motorik halus baru mulai

ber kembang, yang diawali dengan kegiatan yang amat sederhana seperti

  memegang sendok, memegang pensil, mengaduk. Ketrampilan motorik halus

  

lebih lama pencapaiannya dari pada ketrampilan motorik kasar karena ketrampilan

motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi,

lain.Perkembangan ketrampilan motorik merupakan factor yang sangat penting

bagi perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock

(2013) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi

konstelasi perkembangan individu, yaitu sebagai berikut :Melalui ketrampilan

motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti

anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar

dan menangkap bola atau memainkan alat-alat lainnya. Melalui ketrampilan

motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak berdaya) pada bulan-

bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence (bebas tidak

bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lainnya, dan

dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan

self confidence (rasa percaya diri).Melalui ketrampilan motorik, anak dapat

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia

TK atau pra sekolah, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai

dan lain-lain (Muawanah, 2012).

  Untuk menguasai keterampilan motorik halus maka anak harus mampu

  

mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara

bersamaan. Indik ator-indikator dari kemampuan motorik halus untuk anak usia

  dini yaitu kelenturan, kecermatan koordinasi mata dengan gerakan tangan, dan kekuatan pergelangan tangan. Seiring dengan hal tersebut perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu di dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik halusnya (Lestary, 2011). Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan perkembangan motorik halus anak pra sekolah melalui terapi senam otak dengan judul “Perkembangan anak yang mengikuti senam otak di PAUD Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

METODOLOGI ENELITIAN

  Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian survei,variabel dalam penelitian adalah perkembangan anak yang mengikuti senam otak. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa PAUD di PAUD Tarbiyatush Sibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 30 anak. Sampel penelitian ini adalah sebagian siswa PAUD di PAUD Tarbiyatush Shibyan Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 21 responden, sampling yang digunakan adalah non dengan teknik purposive sampling , Pada penelitian ini

  probability sampling

  menggunakan lembar observasi berupa KPSP. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan melalui tahapan editing, coding, scoring, tabulating, analisis data secara deskriptif.

  PEMBAHASAN

  Didapatkan bahwa sebagian besar anak usia 3 tahun perkembangannya dalam kategori normal sebanyak 4 responden (66.66%) dan hampir sebagian bahwa rerata perkembangan anak mencapai nilai 6.50 dengan nilai minimum 7 dan nilai maksimum 9

  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkunganya (Cahyaningsih, 2011). Perkembangan ialah perubahan- perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu, menuju kedewasaan. Perkembangan merupakan proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan, dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu (Kartono, 2007).Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2012).

  Perkembangan anak yang mengikuti senam otak di PAUD Tarbiaytush Shibyan dalam kategori normal, namun hanya beberapa yang terlihat lincah, dan terdapat 4 anak yang perkembangannya kurang sesuai dengan usia, hal ini dipengatuhi oleh banyak faktor diantaranya adalah usia dan jenis kelamin. sebagian besar responden adalah laki-laki. ditinjau dari segi jenis kelamin diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki lebih mendominasi dibandingkan responden yang mengalami perkembangan dalam kategori penyimpangan, hal ini diketahui melalui hasil KPSP, dimana responden kurang kooperatif dan tidak bisa melakukan intruksi dari peneliti. sehingga skor yang diperoleh mengindikasikan terjadinya perkembangan penyimpangan. perkembangan menyimpang yang terjadi pada responden diketahui karena anaknya memang kurang bersosialisasi, hal ini didaptkan informasi melalui hasil wawancara peneliti dengan orang tua responden. bahwa anaknya jarang keluar dan bermain dengan teman sebayanya.

  Didapatkan bahwa sebagian besar anak usia 4 tahun perkembangannya dalam kategori normal sebanyak 4 responden (66.7%) dan hampir sebagian meragukan sebanyak 2 responden (6.7%). Berdasarkan rerata nilai didapatkan bahwa rerata perkembangan anak mencapai nilai 8.87 dengan nilai minimum 6 dan nilai maksimum 10

  Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.Perkembangan (development)adalah bertambahnya kemampuan

  

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

  teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. prinsip besar tetapi mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren, dan berkesinambungan. Jadi antara satu tahap perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas, berdiri sendiri-sendiri. Perkembangan dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju yang khusus. Contohnya, seorang bayi mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu. Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi dan sosial. Perhatian yang berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi lain. Dimisalkan orang tua yang terlalu mengutamakan segi mental (misalnya kecerdasan) menyebabkan anak dibesarkan dalam suasana yang penuh dengan aturan-aturan, tuntutan-tuntutan atau kegiatan-kegiatan yang semaunya ditujukan untuk menunjang keberhasilan dibidang intelektual(Gunarsa, 2008).

  Perkembangan anak pada usia 4 tahun dalam penelitian ini diketahu sebagian besar normal. hal ini diketahui melalui lembar observasi berupa KPSP, sehingga peneliti hanya melakukan penelitian dan berdasarkan instrument saja. akurasi hasil dalam penelitian ini peneliti anggap sebagai acuan untuk mengetahui perkembangan anak sesuai dengan usianya.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan anak yang mengikuti senam OTAK di PAUD tarbiyatush Shibyan disimpulkan bahwa sebagian besar anak usia 3 tahun perkembangannya dalam kategori normal sebanyak 4 responden (66.66%), sebagian besar anak usia 4 tahun perkembangannya dalam kategori normal sebanyak 4 responden (66.7%)

  SARAN

  Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti berkaitan dengan perkembangan anak, dan bagaimana pelaksanaan senam otak yang diterapkan pada anak usia dini. Untuk tambahan referensi atau bahan ajar yang berhubungan dengan kegiatan senam sebagai upaya untuk pengembangan motorik anak usia pra sekolah Bagi orang tua dan guru serta anak hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikanstimulasi pada anak usia pra sekolah terutama dalam mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan usia. Dapat dijadikan tambahan referensi dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan senam otak dan perkembangan anak baik motorik kasar maupun halus serta perkembangan bahasa dan sosial.

  Alamat Correspondensi: Alamat : Dusun Rowogwmpol RT.03 RW.10 Desa Rowogwmpol Kec.

  Lekok Kab. Pasuruan Email No. HP : 085749802118