Susilo Rahardjo Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus susilo.rahardjoumk.ac.id ABSTRACT - MENDESAIN PROFIL GURU BERKARAKTER CERDAS

MENDESAIN PROFIL GURU BERKARAKTER CERDAS

  

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  

Susilo Rahardjo

  Pr ogr am Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Univer sitas Mur i a Kudus

  

ABSTRACT

eacher is the main factor in education. The teacher quality improvement is compulsory to be done in the internalization of character building. This is only can be done if teacher as a model of the students can show the good characterized personality. This article aimed to explore about how important to design teacher training to enhance teacher with smart personality.

  Keywords: teacher, character, smart PENDAHULUAN

  Sejak aw al dibentuknya Negar a Kesatuan Republi k Indonesia (NKRI) ol eh par a founding fat her s adalah menj adi bangsa yang besar, kuat, di segani dan dihormati keber adaannya di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia. Setelah 72 tahun mer deka, pencapai an cita-cita ini belum menunjukkan tanda-tanda yang menggembir akan. Bahkan sejak er a r efor masi yang dimulai Mei 1998, di tengar ai kita mengalami kemer osotan dalam kehidupan ber masyarakat, ber bangsa dan bernegar a. Tanda-tanda ke ar ah itu nampak jelas di depan mata ki ta, seper ti kedaulatan NKRI yang ser ing “diobok-obok” oleh negar a tetangga, penegakan hukum dan HAM yang masih “tebang pilih”, kesej ahter aan r akyat makin menur un, di si si lain kor upsi yang melibatkan apar atur negar a dan elit politik makin meningkat kuantitas dan kualitasnya. Itu bar u sedikit contoh kasus di neger i ter cinta ini. Meski kita juga ti dak boleh menutup mata atas ber bagai pr est asi dan kemajuan yang ki ta capai selama i ni.

  Kondisi masih j auhnya bangsa ini dar i cita-cita yang digagas antar a lain ber sumber dar i kar akter yang di mili ki bangsa ini. Per ilaku dan tindakan yang kur ang atau bahkan tidak ber kar akter telah menjer at semua komponen bangsa mulai dar i lembaga legislati f, eksekutif, yudikatif, hi ngga masyar akat aw am. Pada masa sekar ang ini, sifat-sifat kepahlaw anan, per ilaku mengutamakan kepentingan masyar akat luas dan mempert ahankan keutuhan bangsa ser ingkali ber geser ke ar ah sifat-si fat yang mementingkan kepenti ngan individu dan kelompok. Akibatnya, ber langsung kekeli ruan or ientasi yang mer usak tatanan kehidupan ber bangsa di negar a ini.

  Fenomena mer osotnya kar akter bangsa di tanah ai r i ni dapat disebabkan lemahnya pendidikan kar akter dalam mener uskan ni lai-nilai kebangsaan pada saat alih gener asi . Di samping itu lemahnya implement asi nilai-nilai ber kar akter di lembaga-lembaga pemer intahan dan kemasyar akatan di tambah berbaurnya ar us globalisasi telah mengabur kan kaidah-kai dah mor al budaya bangsa yang sesungguhnya ber nilai tinggi . Akibatnya, per ilaku- per ilaku ti dak nor mati f semakin jauh mer asuk ke dalam dan ber akibat mer usak kehidupan ber bangsa. Pendidikan nasional sebagaimana di cantumkan dal am Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Si st em

  T

HASIL DAN PEMBAHASAN

  

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  Pendi dikan Nasional– “yang ber fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk w atak ser ta per adaban bangsa yang ber mar t abat dalam r angka mencerdaskan kehidupan bangsa, ber tujuan untuk ber kembangnya potensi peser ta didik agar menj adi manusi a yang ber iman dan bertaqw a kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber akhlak mulia, sehat, ber ilmu, cakap, kr eatif, mandir i, dan menj adi w arga negar a yang demokr atis ser ta ber tanggung jaw ab”, belum dapat ter w uj ud sebagaimana dihar apkan.

  “Gur u” mer upakan subyek yang menj adi fokus bahasan ini, kar ena siapapun sependapat bahw a gur u mer upakan unsur utama dalam keselur uhan pr oses pendidikan khususnya di tingkat insitusional dan instr uksi onal. Tanpa gur u, pendidikan hanya menjadi slogan mul uk kar ena segal a bentuk kebijakan dan progr am pada akhir nya akan di tentukan oleh ki ner ja pihak yang ber ada di garis terdepan yaitu gur u. “No t eacher no

  educat ion, no educat ion no economic and social development ”

  demikian pr insip dasar yang di ter apkan dalam pembangunan pendidi kan di Vietnam ber dasar kan amanat Bapak bangsanya yaitu Ho Chi Minh. Gur u menjadi ti tik sentr al dan aw al dar i semua pembangunan pendidi kan. Di Indonesi a gur u masih belum mendapatkan posisi yang sehar usnya dalam kebijakan dan pr ogr am-pr ogr am pendidikan. Saatnya ki ni membuat kebijakan dengan par adi gma baru yaitu membangun pendidikan dengan memulai nya dar i subyek “gur u”. Tanpa itu semua di khaw atir kan mutu pendidikan tidak sampai pada cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa mel alui pengembang- an sumber daya manusia (Sur ya, 2007).

  Mencer mati kondisi seper ti itulah, sekar ang ini per lu didisain pendidikan gur u yang berkar akter cerdas dir asakan sangat mendesak untuk dilaksanakan.

  1. Pendidikan Ber karakter -Cer das

  Menter i Pendidikan Nasional dalam sambutan at as t er bitnya buku

  Pendidikan Kar akter dalam Pembanguna n Bangsa

  yang dituli s/ diedit oleh Pr of. Prayitno dan Pr of. Belferi k Manul lang (2010), menegaskan pentingnya kita memper hatikan tiga per soal an utama pendidikan bagi gener asi muda, yaitu ber kenaan dengan visi, kompet ensi, dan kar akt er . “Kalau visi gener asi muda kita penuh optimism dan gai rah untuk maju, maka separuh per soalan bangsa bisa kita anggap selesai. Sebaliknya, bila visi mer eka tidak jelas, penuh rasa pesimisme dan curiga, maka bangsa ki ta menghadapi kendala luar biasa untuk bisa maj u”. Lebih jauh, Mendiknas juga menekankana pentingnya ber bagai jalur pendidi kan, infor mal maupun nonfor mal untuk mengembangkan penget ahuan, minat, sikap dan keter ampilan yang di per lukan agar gener asi muda ber hasil dalam hidupnya. Dalam hal semua i tu, kar akter menentukan kualitas moral dan ar ah dar i seti ap gener asi muda dal am mengambil keputusan dan ber tingkah laku.

  “Karakter merupakan bagian integr al yang harus dibangun, agar gener asi muda memiliki sikap dan pola pikir yang ber landaskan mor al yang kokoh dan benar”, tegas Mendiknas l agi. Untuk i tu, Mendiknas mengemukakan bahw a pendidikan kar akter harus ber pijak pada nilai- nilai seper ti ol ah piki r, olah hati, olah rasa dan olah raga ser t a olah kar sa. Pendidikan kar akter demiki an itu har us dilakukan secar a kompr ehensif

  J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  : kekuatan yang pengar uhnya sangat besar / dominan dan menyelur uh ter hadap hal-hal yang ter kait langsung dengan kekuatan yang dimaksud.

  jawab dan j ujur, membela kebenar an, kepat ut an, kesopanan

  dan ulet , bert anggung

  t aqwa , pengendal ian dir i, di siplin, ker ja ker as

  tercer min dal am peri laku sehar i- har i dengan i ndikator i man dan

  agama, ilmu dan t eknologi, hukum, adat , dan kebi asaan , yang

  d. St andar nilai/ nor ma : kondisi yang mengacu kepada kaidah-kaidah

  : aktivitas indivi du atau kelompok dalam bi dang dan w ilayah (set t i ng) kehidupan sebagaimana di sebutkan di atas.

  Penampilan per ilaku

  c.

  Landasan

  dan integr al baik di sekolah, di r umah, maupun di lingkungan sekitar .

  tidak bisa disembuhkan) b.

  or a ana tambane yang ber makna bat uk bisa diobat i, wat ak t i dak ada obat nya dengan kata lain w at ak

  Karakter adalah si fat pr ibadi yang relatif st abil pada dir i i ndividu yang menjadi l andasan bagi penampilaan per il aku dalam standar nilai dan nor ma yang ti nggi (Pr ayitno & Manull ang, 2010). Dar i penger tian ini, bisa dijelaskan sebagai berikut: a. Relat if st abil : suatu kondisi yang apabila telah ter bentuk akan tidak mudah diubah (Catatan bahasa Jaw a: wat uk bi sa dit ambani, watak

  2. Kehidupan Berkar ak ter -Cer das

  Pendi dikan kar akter yang dior ientasi kan kepada hal-hal ter sebut di atas menj adi suatu kew ajiban untuk diselenggar akan di semua jal ur , j enj ang dan jenis pendidi kan dengan sasar an peser ta didik yang menjal ani pendi dikan di dal amnya. Lebih jauh, kar ena per masal ahan kar akter menyangkut semua bidang dan w ilayah kehidupan, maka pendi dikan karakter itu per lu menyentuh segenap lapisan w ar ga masyar akat dan bangsa/ Negar a di selur uh tanah ai r . Pendidikan kar akter demikian itu ber ada di satuan-satuan pendidikan dan segenap j alur, jenjang dan jenisnya, ser ta pada segenap kelembagaan kedinasan dan nonkedinasan, ser ta kel embagaan for mal dan nonfor mal yang ada di masayarakat luas.

  Pengembangan kondisi ber kar akter - cer das mer upakan pokok yang paling utama dalam upaya pendidikan yang hendak menjadikan kehidupan manusia berada di jal an lur us dan maju. Pendidikan yang ber or ientasi kar akter -cerdas ini lah yang akan mengi si r endahnya mutu pendidikan di Indonesia, dan sekali gus mengat asi ber bagai ker ancuan, penyimpangan, dan kecelakaan dalam kehidupan i ndividu, ber masyar akat dan ber bangsa.

  mar t abat manusia (HMM).

  Diyakini bahw a pendidikan kar akter mer upakan upaya utama untuk memper kembangkan kehidup- an manusia sesuai dengan har kat dan

  Kondisi berkar akter-cer das i tu, dal am keter bukaan di namik dimensi- dimensi kehidupan manusia tidak datang dengan sendir inya, melai nkan har us diupayakan, harus di per juang- kan oleh manusi a sendir i, ti dak jatuh begitu saja dari langi t, atau timbul dar i dalam per ut bumi. Apabila upaya atau per juangan mer aih kondisi ber kar akter -cer das itu kur ang memadai , tidak disangsikan kondisi yang ter cipta justr u mengar ah kepada kutub-kutub negatif yang dapat mencelakakan dan menjer umuskan dir i manusi a itu sendi ri ke jur ang antisejahter a dan anti bahagi a.

  dan kesant unan, ket aat an pada

  J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835 per at uran, loyal, demokrat is, sikap keber samaan, musyawarah, dan got ong royong, t ol er an, t er t ib, damai

  b. Mani pulasi adalah per ilaku aktif dan disengaja untuk mel ihat dan mengor ganisasikan hubungan antar unsur yang ada di dalam suatu kondisi c.

  ter sebut di atas diimplementasikan di dal am bidang dan w ilayah kehidupan sehari -har i. Secar a ideal, kondisi yang dihar aapkan adalah semua or ang ber kecer dasan tinggi sehingga kehidupan dalam ber bagai bidang dan wil ayahnya i tu diisi dengan kehidupan ber kecer dasan dalam t ar af yang tinggi.

  maju, ser ta mencar i solusi. Kecer dasan

  dan ant isipat if, ber pikir an t er buka dan

  objekt if, analit is, aspir at if, kreat i f dan inovat if, dinamis

  e. Sukses adalah kondisi yang unsur - unsur nya sesuai dengan kr iter ia yang diharapkan. Masing-masing i ndividu memili ki kecer dasan dalam t ar af ter tentu, dicer minkan dalam per ilaku dengan indikator : akt i f,

  d. Tujuan adalah kondi si yang di har apkan ter jadi melalui penampilan kemampuan dalam bentuk usaha.

  mer upakan hasil pemi lahan/ pemi sahan at as bagi an- bagi an dar i suatu kesatuan tertentu.

  Unsur -unsur

  a. Kemampuan adalah kar akter istik di ri/ indivi du atau kelompok yang dapat di tampilkan untuk memenuhi kebutuhan/ tuntutan tertentu

  dan ant i keker asan, hemat ,

  Kecer dasan adal ah kemampuan memanipulasi unsur -unsur kondisi yang dihadapi untuk sukses mencapai tujuan (Pr ayitno & Manullang, 2010). Dar i penger tian ter sebut dapat diidenti fikasi beber apa hal ter kait sebagai ber ikut:

  c. Panca daya kemanusiaan : meliputi lima potensi dasar yaitu daya taqw a, daya cipta, daya rasa, daya kar sa dan daya kar ya. Melal ui pengembangan seluruh unsur panca daya ini lah pr ibadi ber karakter dibangun.

  b. Dimensi kemanusiaan , meliputi lima dimensi, yaitu dimensi kefitr ahan (dengan kata kunci kebenaran dan keluhur an), dimensi keindivi dualan (dengan kata kunci potensi dan perbedaan), dimensi kesosial an (dengan kata kunci komunikasi dan keber samaan), dimensi kesusilaan (dengan kata kunci nil ai dan nor ma), dimensi keber agamaan (dengan kata kunci iman dan t aqw a). Penampilan kelima unsur dimensi kemanusi aan dalam kehidupan sehar i-har i mencer minkan kar akter individu yang ber sangkutan.

  a. Hakikat manusia , meli puti lima unsur, yaitu bahwa manusi a diciptakan sebagai makhluk yang ber iman dan ber taqwa, paling sempur na, pal ing tinggi der ajatnya, khali fah di muka bumi, dan penyandang HAM (hak asasi manusi a). Pembentukan kar akter sepenuhnya mengacu kepada kelima unsur hakikat manusia ini.

  .

  kemanusiaan, dan panca daya kemanusiaan

  Karakter di bentuk melalui unsur - unsur har kat dan mar tabat manusi a (HMM) yang secar a kesel ur uhan ber kesesuai an dengan ni lai -nilai luhur Pancasila. Harkat dan mar tabat manusia ini meliputi tiga komponen dasar yaitu hakikat manusia, dimensi

  konsist en .

  Nilai-nil ai kar akter cer das diper lukan dalam kehidupan yang ber kar akter dan cer das dalam w ilayah

  

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  Bangkitnya Generasi Emas Indonesia dalam per ingatan

  2011" dengan tema Merekonstr uksi

  Dalam “Teacher Educat ion Summit

  4. Mendesain Pendidikan Guru yang Ber karakter Cer das

  "Maka kita har apkan sebelum 2045, minimal tidak ada lagi yang tidak lulus SMA. Setidaknya pada 2020, 97 per sen lulus SMA dengan pendidikan menengah univer sal." Mencer mati hal ini, sudah semestinya pendidikan sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa har us dilaksanakan sejalan dengan pembangunan bi dang-bidang lainnya. Gur u sebagai salah satu komponen penting dal am pendidi kan har us didisain dengan cer mat sejak mer eka mengi kuti pendidikan calon gur u.

  Investasi ini, tambahnya, ber upa peningkatan PAUD untuk anak di baw ah enam tahun, usia 6-12 tahun pendidikan SD, usia 12-18 tahun pada pendidikan SMP, dan pendidikan menengah univer sal . Sementar a untuk usia 20 tahun investasi t er sebut disiapkan melalui RUU Pendidikan Tinggi.

  Har diknas. Maka, sesuai tema ter sebut, tar uhan besar -besaran ter hadap gener asi muda ini akan mul ai dar i PAUD hingga Per gur uan Tinggi (PT).

  Ber angkat dari hal ter sebut, tahun ini Kemendikbud mengambil tema

  pr ibadi sampai w ilayah kehidupan ber bangsa. Walaupun basisnya sudah ada sejak seor ang bayi dil ahir kan, yai tu HMM, namun nilai-nilai kar akter -cerdas untuk ber kehidupan i tu tidak ter bentuk dengan sendi ri nya, melainkan har us di kembangkan dengan upaya yang sungguh-sungguh, bahkan dengan segenap daya dan pengorbanan (Pr ayitno & Manullang, 2010). Oleh kar ena itulah, pendidikan kar akter cer das dalam ber bagai setting per lu dilakukan secar a ter itegr asi dal am ber bagai bidang kegiatan.

  "Kalau ki ta bisa si apkan gener asi ini ibar at ger bong yang tidak per nah ber henti , mengalir terus. Inilah masa emasnya, ber ada di daer ah sini yang disebut bonus demogr afi. Kalau ki ta bisa siapkan anak-anak muda di baw ah 25 tahun untuk sukses, maka ke depan juga akan sukses," ujar bel iau menj elaskan.

3. Generasi Emas Indonesia 20 45

  . Untuk itu, aset ber har ga itu har us benar -benar di per si apkan sehingga pada 100 tahun Kebangkitan Nasional, Indonesia telah memili ki gener asi muda yang mampu ber saing secar a global.

  Demography Bonus atau Demography Deviden

  "Kita siapkan anak-anak usi a 0-9 tahun lew at paudisasi dan pendidikan dasar kar ena nanti pada 2045, mer eka ber usia 35-45 tahun sedangkan usia 10-20 tahun ber usia 45-54. Ini sesuai dengan usi a masyarakat yang seharusnya memegang per an di suatu negar a," Kondisi ini dinamakan

  mengatakan, ber dasar kan data, saat i ni jumlah penduduk Indonesia usi a muda lebi h banyak dibandingkan dengan usi a tua. Juml ah anak usia 0-9 tahun sebesar 45 j uta sement ar a anak usia 10-19 tahun berj uml ah 43 juta j iw a (Okezone.com, 2012).

  Generasi Emas Indonesia. Beliau

  Di depan telah penulis si nggung adanya fenomena merosotnya kar akter bangsa di tanah air ini dapat disebabkan lemahnya pendidikan kar akter dalam mener uskan nilai-nilai kebangsaan pada saat alih generasi. Mencer mati hal ter sebut Kementer ian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ter dor ong untuk mengemukakan gagasan Bangkitnya

  J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  yang mantap, stabil, dew asa, ar if, dan berw ibaw a.

  15.3 Ber peril aku sesuai dengan kode etik gur u. Selama pendidikan cal on gur u dan setel ah mel aksanakan tugasnya sebagai gur u, butir -butir kompetenesi kepr ibadian ter sebut semestinya

  15.2 Mener apkan kode etik pr ofesi gur u.

  15.1 Memahami kode etik profesi gur u.

  15. Menjunj ung ti nggi kode etik profesi gur u.

  14.3 Beker ja mandir i secar a pr ofesional .

  14.2 Bangga menjadi gur u dan per caya pada di r i sendi r i.

  14.1 Menunjukkan etos ker ja dan tanggung jaw ab yang ti nggi.

  tanggung jaw ab yang tinggi , r asa bangga menjadi gur u, dan r asa per caya dir i.

  14. Menunj ukkan etos ker ja,

  13.2 Menampilkan dir i sebagai pr ibadi yang dew asa, ar if, dan berw ibaw a

  13.1 Menampilkan dir i sebagai pr ibadi yang mantap dan stabil.

  13. Menampilkan dir i sebagai pr ibadi

  Pendidikan Gur u Indonesia yang diselenggar akan oleh Dir ektor at Pendidik dan Tenaga Kependidikan Di tjen Dikti, Menter i Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam sambutannya mengatakan ada empat kompetensi dasar sebagai syar at utama menjadi gur u, yaitu akademis, pedagogik, sosial dan profesional. Seor ang guru hendaknya memili ki keempat kompetensi dasar ter sebut, oleh kar ena itu tidak semua or ang bisa jadi gur u. Nuh ber har ap agar melalui per t emuan ini dapat dir umuskan str ategi pengembangan pendidi kan guru yang dapat meningkatkan per an dan kualitas gur u dal am penanaman pendidikan kar akter (Kementer ian Pendidikan Nasional, 2011).

  12.3 Ber peril aku yang dapat di teladani oleh peser ta di dik dan anggota masyar akat di sekitar nya.

  12.2 Ber peril aku yang mencer minkan ketakw aan dan akhlak muli a.

  12.1 Ber peril aku jujur , tegas, dan manusiaw i.

  yang jujur , ber akhl ak mulia, dan teladan bagi peser ta didi k dan masyar akat.

  12. Menampilkan dir i sebagai pr ibadi

  Indonesia yang ber agam.

  11.2 Ber sikap sesuai dengan nor ma agama yang di anut, hukum dan nor ma sosial yang ber laku dalam masyar akat, ser ta kebudayaan nasional

  11.1 Menghar gai peser t a didik tanpa membedakan keyaki nan yang di anut, suku, adat-i sti adat, daer ah asal, dan gender.

  agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

  mestinya menjadi bekal untuk menyiapkan Gener asi Emas Indonesi a yang Cer das. Kompetensi kepr ibadian ter sebut adal ah sebagai ber ikut:

  kompet ensi kepr ibadian yang

  Sejalan dengan hal ter sebut, mengacu pada Per aturan Menter i Pendidikan Nasi onal Nomor 16 Tahun 2007 tentang St andar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Gur u dijelaskan bahw a salah satu kompetensi gur u SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA, SMK/ MAK dar i empat kompetensi yang ada adalah

11. Ber tindak sesuai dengan nor ma

  J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  ter inter nal isasi dalam berpikir dan ber per ilaku.

  Sur ya (2007) menjelaskan bahw a per an ser ta gur u dalam kai tan dengan mutu pendidikan, sekur ang- kur angnya dapat di lihat dar i empat dimensi yaitu gur u sebagai pr ibadi, gur u sebagai unsur keluar ga, gur u sebagai unsur pendidikan, dan gur u sebagai unsur masyar akat.

  a. Gur u sebagai pr ibadi

  Ki nerja per an guru dalam kaitan dengan mutu pendidikan har us dimulai dengan dir inya sendir i. Sebagai pr ibadi, guru mer upakan per wujudan diri dengan selur uh keunikan kar akter istik yang sesuai dengan posi sinya sebagai pemangku profesi kegur uan. Kepr ibadian mer upakan landasan utama bagi per w ujudan dir i sebagai guru yang efektif baik dalam melaksanakan tugas pr ofesionalnya di lingkungan pendi dikan dan di l ingkungan kehidupan l ainnya. Hal i ni mengandung makna bahw a seorang guru har us mampu mew ujudkan pri badi yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung jaw abnya sebagai gur u. Untuk i tu, ia har us mengenal dir inya sendi ri dan mampu mengembangkannya ke arah ter w ujudnya pr ibadi yang sehat dan pari pur na (fully funct ioning per son ).

  b. Per an guru di k eluarga

  Dalam kaitan dengan keluar ga, gur u mer upakan unsur kel uar ga sebagai pengelola (suami atau ister i), sebagai anak, dan sebagai pendi dik dalam keluar ga. Hal ini mengandung makna bahw a gur u sebagai unsur keluar ga ber peran untuk membangun keluar ga yang kokoh sehi ngga menjadi fundasi bagi kinerj anya dalam melaksana- kan fungsi gur u sebagai unsur pendidikan. Untuk mew ujudkan kehidupan keluar ga yang kokoh per lu di topang antar a l ain oleh: landasan keagamaan yang kokoh, penyesuaian per nikahan yang sehat, suasana hubungan inter dan antar keluar ga yang har monis, kesejahter aan ekonomi yang memadai, dan pola-pol a pendidikan keluar ga yang efektif.

  c. Peran guru di sekolah

  Dalam keselur uhan kegiatan pendidikan di tingkat oper asional, gur u mer upakan penentu keber hasil an pendi dikan melalui ki ner janya pada tingkat institusi onal, instr uksi onal, dan eksperi ensial.. Sejalan dengan tugas utamanya sebagai pendidi k di sekolah, gur u melakukan tugas- tugas kiner ja pendidikan dalam bi mbi ngan, pengajar an, dan latihan. Semua kegiat an itu sangat ter kait dengan upaya pengembangan par a peser ta didik mel alui keteladanan, penciptaan l ingkungan pendi dikan yang kondusif, membimbing, mengajar , dan melati h peser ta di dik. Dengan per kembangan dan tuntutan yang ber kembang dew asa ini, per an-peran gur u mengalami per luasan yaitu sebagai: pelatih (coaches), konselor , manajer pembelajar an, par ti sipan, pemi mpi n, pembelajar , dan pengar ang. Sebagai pelatih (coaches), gur u member ikan peluang yang sebesar -besar nya bagi peser t a didik untuk mengembangkan car a-car a pembelajar annya sendir i sebagai latihan untuk mencapai hasil pembelajar an optimal.. Sebagai konsel or , gur u menci ptakan satu situasi inter aksi di mana peser ta

  J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  didik melakukan per ilaku pembelajar an dalam suasana psikologis yang kondusif dengan memper hatikan kondisi setiap peser ta didi k dan membantunya ke arah per kembangan opti mal. Sebagai manajer pembelajar an, gur u mengelola kesel ur uhan kegi atan pembel ajar an dengan mendinami skan selur uh sumber - sumber penunjang pembelajar an. Sebagai par tisipan, gur u tidak hanya ber per ilaku mengaj ar akan tetapi juga ber peri laku belajar melalui inter aksinya dengan peser ta didi k. Sebagai pemi mpi n, gur u menjadi seseorang yang mengger akkan peser t a didik dan or ang lain untuk mew ujudkan per ilaku pembelajar an yang efektif.. Sebagai pembel ajar , gur u secar a terus menerus belajar dalam r angka menyegar kan kompetensi- nya sert a meningkatkan kualitas pr ofesionalnya. Sebagai pengarang, gur u secar a kr eatif dan inovatif menghasilkan ber bagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugasnya.

d. Per an guru di masyarakat

  Dalam kehidupan bermasya- r akat, ber bangsa, dan ber negar a secar a keselur uhan, gur u mer upakan unsur strat egi s sebagai anggota, agen, dan pendidik masyar akat. Sebagai anggota masyar akat gur u berper an sebagai teladan bagi bagi masyar akat di sekitar nya baik kehidupan pr ibadi nya maupun kehidupan keluar ganya. Sebagai agen masyar akat, gur u ber per an sebagai medi ator (penengah) antar a masyar akat dengan dunia pendi dikan khususnya di sekolah. Dalam kai tan ini, guru akan membaw a dan mengembangkan ber bagai upaya pendidikan di sekolah ke dalam kehidupan di masyar akat, dan juga membaw a kehidupan di masyar akat ke sekolah. Selanj utnya sebagai pendidik masyarakat, ber sama unsur masyar akat l ainnya gur u ber per an mengembangkan ber bagai upaya pendidikan yang dapat menunjang pencapai an hasil pendidikan yang ber mutu. Mencer mati demikian pentingnya per an gur u di semua lingkungan, sudah barang tentu pendidikan cal on gur u yang ber kar akter cer das har us didisain dengan lebih cer mat. Mulai dar i penyar ingan calon guru sudah dipil ih melal ui mekanisme seleksi yang ketat, tr anspar an dan ber mar tabat; kur ikulum ber basi s kompetensi dan soft skill ; pembelajar an yang mendidik dan memandir ikan mahasi sw a; penyediaan sar ana dan prasar ana – ter masuk dal am hal ini labor ator ium– yang menunjang pengembangan dir i mahasi sw a dan dosen; pr aktik lapangan yang mer angsang kr eativi tas.

  Pendi dikan calon gur u yang ber kar akter cer das di atas ber langsung dalam dinamika yang mengar ah, sebagai mana di kehendaki oleh Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa, kepada kedamaian, kesejahter aan, kebahagiaan, kejayaan dan maj u, dengan posisi manusia sebagai khalifah di muka bumi. Kehi dupan demikian itu (Pr ayitno, 2012) dapat ter selenggar a melalui dinami ka BMB3, yaitu berpikir ,

  mer asa, ber sikap, ber tinda k, dan ber tanggungjawab. Tanpa dinamika

  BMB3 i tu, dan lebih tegas l agi tanpa BMB3 positif yang ter hindar dar i ser ta mampu mengatasi godaan setan dan sebangsanya, kehidupan manusi a

  J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  Ber t indak,

  kondisinya semula kepada kondisi bar u melal ui pembahasan mater i pendidikan. Apabila hanya pr oses

  memindahkan atau mentr ansaksi- kan materi pendidikan, melai nkan mengubah atau mentr ans- for masikan dir i peserta didik dar i

  Melalui pr oses pendi dikan tugas pendidik ti dak sekedar

  apl ikasi teknologi tingkat tinggi (kewi yat aan) itu, pendidik menggunakan str ategi pendidikan yang ber sifat tr ansfor mative dengan mengakti fkan dinamika BMB3 pada dir i peserta didik. Dengan st r tegi ter sebut peser ta didik dihidupi dan dihidupkan dalam pengembangan potensinya secar a optimal.

  (kewi bawaan) antarper sonal dan

  Dalam pr oses pendi dikan dengan suasana sentuha n tingkat tinggi

  kewiyataan yang ada pada dir i pendidik.

  Ibar at sebuah bangunan, tegaknya pr oses pendidi kan (tentu saja di dal amnya ada upaya “pembel ajar an”) ditentukan ol eh kondisi pilar -pilar ter tentu. Apabil a pilar -pilar i tu kuat, maka bangunan pr oses pendi dikan akan kokoh dan efektif mencapai ditegakkannya bangunan itu. Dua pilar pokok tegaknya pr oses pendidikan adalah kewibawaan dan

  ber sumberkan pancadaya dengan or ientasi hakikat manusia dalam bingkai di mensi kehidupan. Dengan BMB3 kehidupan manusi a ter selenggar a, dan dengan pengembangan BMB3 kehidupan itu dikembangkan untuk lebi h maju menuju der ajat kemanusiaan yang pal ing tinggi dal am lingkup dunia dan akhir at.

  ibunya kehidupan yang

  BMB3 itu mer upakan “nafas” kehidupan manusia sehar i-har i, yang oleh kar enanya dalam hal i ni dapat dikatakan bahwa: BMB3 adalah

  kepada dir i sendir i, l ingkungan (sosial dan lainnya), atasan, ilmu/ pr ofesi, dan Tuhan Yang Maha Esa Lebih jauh, ener gisasi pancadaya yang mengal ir melalui di namika

  Ber t anggungj awab,

  dengan tujuan/ sasar an, kompetensi, w aktu/ tempat / suasana, bentuk/ isi kegi atan, dan pr oduktivitas yag posi tif, tepat dan tinggi e.

  d.

  akan menjadi “tanpa bentuk” dan/ atau ter jerumus kedalam kenistaan duni a dan akhir at.

  mer upakan pancaran dar i Daya Kar sa

  Dinamika BMB3 i tu sepenuhnya sejaj ar dengan ener gisasi pancadaya dal am pengembangan/ kehidupan manusia/ individu, sebagaimana arah bolak-balik ber ikut:

  BMB3 Pancadaya Ber piki r

  merupakan pancaran dar i Daya Cipt a

   Mer asa mer upakan pancaran

  dar i Daya Rasa

   Ber sikap

   Ber t indak mer upakan

  secar a postif, konstr ukti f, ber pr akar sa, mandi ri , dan mengendalikan dir i.

  pancar an dar i Daya Karya

   Ber t anggung j awab mer upakan

  pancar an dar i Daya Takwa Penjabar an per ilaku dal am bingkai

  BMB3 (Pr ayitno, 2012) adal ah sebagai ber ikut: a. Ber pikir , secara obyektif-defeni tif, logis-sistematis, dinamis- teknologis, kr itis-evaluatif, dan kr eatif-i novatif b. Mer asa, secar a l embut, kasih sayang, tenggang rasa, eti s, dan ikhlas.

  c.

  Ber sikap,

  t ransaksional (pemindahan) yang Dari gener asi ke genar asi ber ikutnya upaya-upaya pendidikan menuju ke pencapai aan yang lebi h baik selalu di lakukan pendi dik. Ol eh kar ena itu pendidikan di Fakultas Kegur uan dan Ilmu Pendidikan Univer sitas Mur ia Kudus yang menaungi pr ogr am sstudi Bimbingan dan Konseli ng, Pendidikan Bahasa Inggr is, dan Pendidikan Gur u Sekolah Dasar (keti ganya pada jenjang S1) har us selalu berubah, dinamis dan di transfor masikan ke kondisi-kondisi terkini.

  • . 2011. Mer ekonst r uksi Pendidikan Gur u Indonesia. Ter sedia on line di yanan-infor masi&catid=143:ber ita-har ian. Di rektorat Jender al Pendidikan Tinggi. Diunduh 14 Juni 2012.

  

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

  digunakan, mater i pendidikan mungkin sampai ke peser ta didik, namun dikhaw atir kan kur ang ber guna bagi mereka, atau hanya sekedar menjadi bahan hafalan tanpa makna.

  Sebaliknya, melalui pr oses

  t r ansfor masional (pengubahan)

  pendidi k sengaj a mengubah dir i peserta di dik sesuai dengan tujuan pendidi kan/ pembelaj ar an dengan menggunakan mater i yang sudah dir ancang. Mat er i pendidikan/ pembelaj ar an tidak hanya disampaikan pada “per mukaan” peserta didik, namun benar -benar “dimasukkan” ke dalam dir i dan pr ibadi mer eka. Dengan menet apkan dinami ka BMB3, setiap di ri peser ta didik ditr ansfor masikan dar i kondisi aw al ke kondi si yang bar u.

  PENUTUP

  Pr oses pendidi kan tidak per nah ber henti selama manusia masih ada di muka bumi, dan sel ama bumi ber putar .

  Dosen dan mahasi sw a adalah dua unsur utama pendidikan calon gur u. Oleh kar ena itu berbagai upaya, sar ana dan pr asar ana diar ahkan secar a cer das dengan landasan kar akter bangsa untuk mencapai kompetensi lulusan yang ber kar akter cerdas. Sehi ngga ke depan, par a gur u lul usan Fakul tas Kegur uan dan Ilmu Pendidikan Univer sitas Mur ia Kudus ber kar akter cer das sebagaimana tag line Univer sitas Muria Kudus Cer das

  dan Sant un .

DAFTAR PUSTAKA

  Kementeri an Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan

  Karakt er Bangsa Pedoman Sekolah . Jakar ta: Badan Penelitian dan Pengembangan.

  Pusat Kuri kulum.

  Mur ni r amli. 2007. Pendidikan Guru Yang Semaki n Tak Mengar ah Kepada Kegur uan.

  Ter sedia on line di gur u-yang-semakin-tak-mengar ah-kepada-keguruan/ . Diunduh 14 Juni 2012. Okezone.com. 2012. Kemendi kbud Siapkan Gener asi Emas Indonesia. Tersedia on line siapkan-gener asi-emas-i ndonesia. diunduh 14 Juni 2012. Pikir an Rakyat Onli ne. 2012. Hardiknas 2012, Bangkit nya Generasi Emas Indonesia.

  Ter sedia on line di diunduh 14 Juni 2012. Pr ayitno & Manunlang, B. 2010. Pendidikan Karakt er dalam Pembangunan Bangsa.

  Medan: Pascasar jana Univer sitas Neger i Medan. Pr ayitno & Khaidir , A. 2010a. Penyelenggaraan Pendidikan Kar akt er -Cer das Wujud

  Penghayatan dan Pengamalan Nilai-Nilai Karakt er-Cer das For mat Pembel ajaran Klasikal . Padang: Univer sitas Neger i Padang.

  • . 2010b. Penyelenggar aan Kelompok Pengamalan But ir -but ir Karakt er -Cer das

  Wujud Penghayatan dan Pengamalan Nilai-Nilai Karakt er -Cer das For mat . Padang: Univer sit as Neger i Padang. Pembelajaran Non-Klasikal

  Pr ayitno. 2012. Konseling Pancawaski t a. Makalah dipr esentasikan Sabtu 19 Mei 2012 dalam Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dengan tema “Per psektif Konsl eing dal am Bingkai Budaya” yang di selenggar akan oleh Pr ogr am Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univer sitas Mur ia Kudus.

  Sur ya, Mohamad. 2007. Mendidik Guru Ber kualitas unt uk Pendidikan Ber kuali t as.

  Ter sedia on line di ber kualitas-untuk-pendi dikan-ber kual itas.php. di unduh 14 Juni 2012. Uni versitas Gajah Mada. 2012. Hardiknas 2012, Bangkit nya Gener asi Emas Indonesia.

  Ter sedia on line di Diunduh 14 Juni 2012. angkitnya-gener asi-emas-indonesia&cati d=13:pemer intahan&It emid=853. Diunduh 14 Juni 2012.

  

J urna l Pe ndidik a n I lm u Sosia l, Vol 27, No.1, Juni 2017, ISSN:1412-3835

Dokumen yang terkait

ABSTRACT The purposes of this study in SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro are 1) to describe

0 0 13

PERAN SELF AWARENESS DALAM MEMEDIASI PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU

1 0 9

PENGARUH GOOD PUBLIC GOVERNANCE (GPG) TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI SMAMA NEGERI DI KOTA SALATIGA, KABUPATEN SEMARANG, DAN KOTA SEMARANG DENGAN TEACHER’S WORK ENGAGEMENT (TWE) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 8

PROFIL MODEL PEMBELAJARAN SOFT-SKILL PADA SMK BIDANG EKONOMI DI SURAKARTA ( kajian aspek Apa; Mengapa; dan Bagaimana ) Budi Sutrisno Staf Pengajar pada Prodi Pendidikan Akuntansi – FKIP – UMS bs197ums.ac.id ABSTRACT - PROFIL MODEL PEMBELAJARAN SOFT-SKILL

0 1 21

Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara dan Implementasinya Dalam Pembangunan Karater Bangsa

0 4 9

Keywords: business center, production unit, PSG and reform PENDAHULUAN - Pendayagunaan Kewirausahaan Siswa Kompetensi Keahlian Pemasaran (Studi Kasus di SMK Sudirman 1 Wonogiri).

0 0 11

Keywords: Jigsaw, demographic, academic achievement PENDAHULUAN - PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI KEPENDUDUKAN MELALUI PEMBELAJARAN JIGSAW

0 0 14

Keywords: Learning Outcome, Activity, Jigsaw PENDAHULUAN - PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER II S M P NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

0 0 11

Miftahul Ulum Guru SMK Negeri 1 Sayung e-mail: ulum036u2gmail.com Bambang Ismanto Dosen Universitas Kristen Satya Wacana e-mail: bambang.ismantostaff.uksw.edu ABSTRACT - STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PASCA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN

0 2 23

Muhammad Japar Universitas Negeri Jakarta E-mail: mjaparunj.ac.id ABSTRACT - Jurisprudential Inquiry sebagai Model Pembelajaran Alternatif untuk Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Menengah Atas

0 2 11