Pengaruh Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

  2016 . The sampling technique used in this research is saturated sampling method

  and the sample used is 37 companies. The analysis technique used is Multiple Linear Regression, Correlation Coefficient, and Coefficient of Determination. Hypothesis Examination used F- test simultaneously and Hypothesis Examination used t-test partially. The Result of simultaneous test (F-test) indicate that independent variable that is NPM, ROA, ROE and EPS together have no significant effect on attached variable Stock Price on Manufacturing Company of Consumer goods Industry Sector Listed in BEI as of 31 December 2016 . The partial test (t test) of NPM ROA ROE variable has no significant effect on the Stock Price on Manufacturing Company of Consumer goods Industry Sector Listed in BEI as of 31 December 2016 . And the EPS variable has a significant effect on the Stock Price on Manufacturing Company of Consumer goods Industry Sector Listed in BEI as of 31 December 2016 .

  JURNAL PRODUKTIVITAS JurnalFakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Pontianak

  Pengaruh Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

  1 Andika Fahruzzi,

  2 Dedi Hariyanto,

  3 Heni Safitri Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia

  INFO ARTIKEL ABSTRACT Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Harga Saham

  This study aims to determine how much the effect of the company's financial performance focused on Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) and Earning Per Share (EPS) to Stock Price on Manufacturing Company of Consumer goods Industry Sector Listed in BEI as of 31 December

  r r o o

1. Pendahuluan

  Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan Indonesia semakin pesat dapat dilihat dari banyaknya pembangunan di berbagai bidang terutama sektor ekonomi. Salah satu badan usaha yang menjadi penggerak perekonomian nasional adalah pasar modal. Pasar modal merupakan tempat memperjualbelikan sekuritas. Dengan adanya pasar modal, pihak yang kelebihan dana (investor) dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya dengan harapan memperoleh keuntungan, sedangkan perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi. Kinerja keuangan yang baik merupakan suatu tantangan penting yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan go public, termasuk perusahaan-perusahaan manufaktur.

  Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, investor biasanya melihat prospek dan laporan keuangan perusahaan. Salah satu bentuk yang lazim digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur hasil bersih dari setiap satuan pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan dari pembagian laba dengan ekuitas selama tahun terakhir.

  Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan dari tap lembar saham.

  Industri Barang Konsumsi merupakan salah satu sektor industri yang di perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Sektor industri barang konsumsi terdiri dari 37 emiten perusahaan, merupakan salah satu sektor yang memberikan peluang yang cukup besar dalam berinvestasi. Kebutuhan masyarakat akan barang konsumsi semakin tinggi seiring berjalannya waktu.

  • *Kontak penulis

  Andikafahruzzi74@gmail.com http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/jp

  ISSN: 2355-1038 (Print) ISSN: 2621-5098 (Onl

2. Metode Penelitian

  2.1 Bentuk Penelitian

  Menurut Subana (2011:26): “Deskriptif kuantitatif yaitu penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan variabel, dan fenomena- fenomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan menyajikan apa adanya”.

  Berdasarkan karakteristik masalah dalam penelitian ini mempunyai hubungan kausal yaitu hubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat.

  2.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumenter yaitu pengamatan yang dilakukan

  tanpa melibatkan diri dan hanya sebagai pengamat. Data dikumpulkan dengan cara mengamati serta mencatat, dan mempelajari uraian-uraian dari buku, karya ilmiah berupa jurnal, skripsi, tesis, dokumen-dokumen yang terdapat dalam Indonesian Capital

  

Market Directory (ICMD) dan annual report pada periode pengamatan, serta mengambil data melalui internet yang terkait

dengan penelitian ini, seperti melalui website www.idx.co.id dan www.sahamok.co.id.

  2.3 Populasi dan Sampel

  Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk kedalam Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2016. Metode pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014:122):

  “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

  2.4 Teknik Analisis Data

  Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda dan uji hipotesis (Koefisien korelasi dan Koefisien determinasi, uji t, uji F). Perhitungan variabel-variabelnya melalui program SPSS.

3. Hasil dan Pembahasan

  3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari model regresi yang dibuat berdistribusi normal ataukah tidak. Umumnya regresi dengan residual yang berdistribusi normal diperoleh dari variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 1. Hasil Uji normalitas

  Hasil uji normalitas menunjukkan Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share dan Harga Saham semua data tidak terdistribusi normal dengan Sig 0,000 < 0,05. Dalam statistika, data yang tidak terdistribusi normal bisa dilakukan dengan transformasi data. Maka dari itu peneliti melakukan transformasi data agar data dapat terdistribusi secara normal. Adapun hasil uji normalitas setelah transformasi data dapat dilihat sebagai berikut.

  Tabel 2 Hasil Uji normalitas setelah transformasi

  Hasil uji normalitas menunjukkan Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share dan Harga Saham terdistribusi normal dengan Sig 0,083 > 0,05.

  3.2 Uji linearitas Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Dengan uji ini akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linier, kuadrat atau kubik. Berikut hasil yang diperoleh dari tabel:

  Tabel 3. Hasil Uji Linearitas

  Pada tabel linearitas diperoleh nilai sebesar R square 0,182 dan jumlah data 37. Jadi apabila kedua data tersebut dikalikan, hasilnya adalah 6,73 menghasilkan c2 hitung. Sedangkan nilai c2 tabel 52,19 dengan tingkat kesalahan 5%. Maka c2 hitung < c2 tabel yaitu dengan nilai 6,73 < 52,19 maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah model linear.

  3.3 Uji Auto korelasi Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem auto korelasi. Hasil uji auto korelasi dengan Uji Durbin-Watson (DW-test) dapat dilihat melalui tabel berikut

  Tabel 4. Hasil uji auto korelasi

  Pada tabel uji auto korelasi menunjukkan nilai DW sebesar 2,174 akan dibandingkan dengan nilai tabel yang memiliki signifikansi 5%, jumlah sampel 37 dan jumlah variabel bebas 4. Oleh karena nilai ini lebih besar dari batas atas (du) 1,723 dan kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan tidak terdapat auto korelasi.

  3.4 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk menganalisa korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Model regresi yang baik adalah bebas dari gejala multikolinier. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas

  Pada tabel uji multikolinieritas menunjukkan perhitungan nilai tolerance semua variabel independen memiliki nilai > 0,1 dan hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan semua variabel independen memiliki nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

  3.5 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians homogen. Jika suatu model regresi yang mengandung gejala heteroskedastisitas akan memberikan hasil prediksi yang menyimpang. Berikut ini hasil uji heteroskedastitas dengan grafik scatterplot:

  Gambar 1. Hasil Uji heteroskedastisitas

  Dari gambar grafik dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

  3.6 Analisis Regresi Linier Berganda Uji regresi linier berganda untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian Net Profit

  (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap kejadian lainnya Harga

  Margin

  Saham. Hasil perhitungan uji regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

  Dari tabel di atas dapat diketahui model regresi berganda antar variabel bebas dan terikat dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

  Y = 3862,943 + 12690,482X1 + 2053,494X2 - 511,988X3 + 0,675X4

  Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi adalah sebagai berikut:

  1. Nilai konstanta (α) sebesar 3862,943 menjelaskan bahwa apabila Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return

  on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) sama dengan nol, maka pengaruh terhadap Harga Saham adalah sebesar 3862.943.

  2. Apabila Net Profit Margin (NPM) meningkat sebesar satu satuan maka pengaruh terhadap Harga Saham akan naik sebesar 12690,482.

  3. Apabila Return on Asset (ROA) meningkat sebesar satu satuan maka pengaruh terhadap Harga Saham akan naik sebesar 2053,494.

  4. Apabila Return on Equity (ROE) meningkat sebesar satu satuan maka pengaruh terhadap Harga Saham akan turun sebesar 511,988.

  5. Apabila Earning per Share (EPS) meningkat sebesar satu satuan maka pengaruh terhadap Harga Saham akan naik sebesar 0,675.

  3.7 Koefisien Korelasi Berganda Analisis korelasi dilakukan dalam rangka menguji hipotesis asosiatif, yaitu dugaan hubungan antar variabel dalam populasi melalui data hubungan variabel dalam sampel. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

  Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)

  Pada tabel dilihat nilai R (korelasi) diperoleh sebesar 0,426 hal ini berarti hubungan antara Net Profit Margin (X1), Return on Asset (X2), Return on Equity (X3), dan Earning Per Share (X4) terhadap Harga Saham memiliki hubungan yang sedang.

  2

  3.8 Koefisien Determinasi (R ) Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Uji ini untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan

  Earning Per Share (EPS) terhadap variabel Harga Saham. Berikut tabel hasil uji koefisien determinasi: Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi R²

  Pada tabel diketahui nilai koefisien determinasi (R2) atau R Square diperoleh 0,182 atau 18% pengaruh terhadap Harga Saham dijelaskan oleh variabel Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per

Share (EPS), sedangkan sisanya yaitu 0,818 atau 82% dipengaruhi variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

  3.9 Uji Pengaruh Simultan (Uji F) Uji pengaruh simultan (Uji F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA),

  hitung

  3.11 Pembahasan Hasil Penelitian

  sebesar 1,687 serta pada nilai Sig. sebesar 0,021 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2016.

  

tabel

  sebesar 2,421 lebih besar dari t

  hitung

  4. Hasil dari uji t (parsial) menunjukkan bahwa EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai t

  sebesar 1,687 serta pada nilai Sig. sebesar 0,787 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2016.

  

tabel

  sebesar -0,273 lebih kecil dari t

  hitung

  3. Hasil dari uji t (parsial) menunjukkan bahwa ROE tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai t

  sebesar 1,687 serta pada nilai Sig. sebesar 0,957 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2016.

  

tabel

  sebesar 0,055 lebih kecil dari t

  2. Hasil dari uji t (parsial) menunjukkan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai t

  

Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

  sebesar 1,687 serta pada nilai Sig. sebesar 0,804 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPM tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2016.

  

tabel

  sebesar 0,251 lebih kecil dari t

  hitung

  1. Hasil dari uji t (parsial) menunjukkan bahwa NPM tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai t

  Dari tabel menunjukkan hasil uji pengaruh parsial (Uji t) menghasilkan nilai Sig. yang akan diinterpretasikan sebagai berikut:

  Tabel 10. Hasil Uji t

  atau Harga Saham. Sementara itu secara parsial pengaruh dari kedua variabel bebas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

  

Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap variabel terikat

  3.10 Uji Pengaruh Parsial (Uji t) Uji pengaruh parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau secara parsial variabel bebas atau Net

  

Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) secara bersama-sama tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2016.

  Berdasarkan tabel Uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai Fhitung 1,775 lebih kecil dari Ftabel sebesar 2,66 serta pada nilai Sig. 0,158 > 0,05. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Net Profit

  Tabel 9. Hasil Uji F

  sama terhadap Harga Saham. Hasil perhitungan Uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  1. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham dalam Industri Barang Konsumsi Tahun 2016. Pengaruh yang tidak signifikan ini mengindikasikan bahwa jika NPM semakin rendah, maka belum tentu prediksi Harga Saham mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, jika NPM semakin tinggi, maka belum tentu prediksi Harga Saham mengalami kenaikan. Dalam hal ini manajemen mengalami kegagalan memperoleh laba dalam hal operasional (penjualan) pada akhirnya akan mengurangi kepercayaan investor untuk berinvestasi. Hasil penelitian ini didukung berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra, Zulkirom dan Rahayu (2014) menyatakan bahwa secara statistik NPM memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap harga penutupan saham perusahaan (Studi perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI periode 2010-2012) dengan nilai sig. 0,068 > 0,05. Berdasarkan pembahasan tersebut maka NPM dapat tidak digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham pada perusahaan Industri Barang Konsumsi.

  2. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham dalam Industri Barang Konsumsi Tahun 2016. ROA tidak berpengaruh terhadap Harga Saham karena investor lebih berorientasi dalam investasi dengan memperhatikan return yang diterima dibandingkan dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan aktiva. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalya (2018) bahwa secara parsial variabel ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Sektor Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014. Berdasarkan pembahasan tersebut maka ROA tidak dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham pada perusahaan Industri Barang Konsumsi.

  3. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham dalam Industri Barang Konsumsi Tahun 2016. ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Atau dalam pengertian lain ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Variabel ROE dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Berarti hal ini mengindikasikan bahwa hasil pengembalian atas ekuitas yang diperoleh perusahaan tidak menyebabkan naiknya Harga Saham. Artinya naik atau turunnya pengembalian atas ekuitas secara parsial tidak mempengaruhi harga saham, sehingga pasar tidak terlalu merespon besar kecilnya ROE sebagai bahan pertimbangan investasi yang akan dilakukan investor. Hasil ini didukung oleh penelitian Perdana, Darminto, dan Sudjana (2013) menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.

  4. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham dalam Industri Barang Konsumsi Tahun 2016. EPS digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Dalam penelitian ini EPS memiliki pengaruh yang signifikan sehingga dapat disimpulkan EPS merupakan hal utama yang perlu diperhatikan investor dalam membuat keputusan investasinya. Nilai EPS yang meningkat menunjukkan bahwa jumlah laba yang dibagikan kepada investor semakin tinggi, sehingga dengan meningkatnya EPS ini akan menarik investor untuk membeli saham, dengan permintaan saham yang meningkat maka Harga Saham perusahaan juga akan ikut meningkat. Hasil penelitian ini didukung berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2013) menyatakan bahwa secara statistik EPS memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Harga Saham dalam kelompok JII Tahun 2008-2011 dengan nilai sig. 0,000 < 0,05. Berdasarkan pembahasan tersebut maka EPS dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham pada perusahaan Industri Barang Konsumsi.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

  Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, adapun hasilnya sebagai berikut:

  1. Hasil uji koefisien korelasi berganda dilihat nilai R (korelasi) yang diperoleh sebesar 0,426 hal ini berarti bahwa hubungan antara Net Profit Margin (X1), Return on Asset(X2), Return on Equity (X3), dan Earning Per Share(X4) terhadap Harga Saham sebesar 0,426 yang berarti memiliki hubungan yang sedang.

  2

  2. Hasil uji koefisien determinasi (R ) atau R Square yang diperoleh sebesar 0,182. Hal ini berarti bahwa 18% (1 x 0,182 x 100%) pengaruh terhadap Harga Saham dijelaskan oleh variabel Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return

  on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS), sedangkan sisanya yaitu sebesar 82% (1 - 0,560 x 100%) Harga Saham dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

  3. Hasil uji pengaruh simultan (Uji F) secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai f hitung < f tabel yaitu 1,775 > 2,66 serta memiliki nilai probabilitas (sig) sebesar 0,158 > 0,05.

  4. Hasil uji pengaruh parsial (Uji t) masing-masing variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap Harga Saham. Net Profit

  Margin (X1) nilai t hitung sebesar 0,251 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,687 pada nilai probabilitas (sig) sebesar 0,804 > 0,05

  berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y), Return on Asset (X2) nilai t sebesar 0,055 lebih kecil

  hitung

  dari t tabel sebesar 1,687 pada nilai probabilitas (sig) sebesar 0,957 > 0,05 berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y), Return on Equity (X3) nilai t sebesar -0,273 lebih kecil dari t sebesar 1,687 pada nilai probabilitas (sig)

  hitung tabel

  sebesar 0,787 > 0,05 berarti tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y), Earning per Share (X1) nilai t hitung sebesar 2,421 lebih besar dari t sebesar 1,687 pada nilai probabilitas (sig) sebesar 0,021 < 0,05 berarti mempunyai

  tabel pengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y).

4.2 Saran

  Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambah jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian atau menggunakan variabel yang lebih berpengaruh terhadap Harga Saham, sehingga dapat diketahui dengan pasti variabel apa saja yang dapat mempengaruhi Harga Saham.

  2. Bagi perusahaan, sebaiknya perusahaan semakin mengoptimalkan kinerjanya untuk meningkatkan nilai perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai dan memprediksi

  Harga Saham, karena dengan meningkatkan nilai perusahaan maka para investor tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan yang bersangkutan.

  3. Bagi investor saham, sebaiknya memperhatikan variabel EPS sebagai acuan investasi di Industri Barang Konsumsi. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2016.

  Daftar Pustaka

  Amalya, Neneng Tirta. 2018. Pengaruh Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, dan Debt Equity Ratio Terhadap Harga Saham. Jurnal Sekuritas. Vol. 1 (3), Universitas Pamulang. Azis. Musdalifah, Sri Mintarti, dan Maryam Nadir. 2015. Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Deepublish, Yogyakarta. Ginting, Suriani dan Suriany. 2013. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol. 03 (02), 61-65. Bursa Efek Indonesia 2016, Data Emiten Di Bursa Efek Indonesia (Online). Tersedia dalam diakses tanggal 16 Oktober 2017. . Hadi, Nor. 2013. Pasar Modal. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Harahap, sofyan safri. 2011. Analisis Kritis dan Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kesepuluh. PT RajaGrafindo, Jakarta. Kartika, Dyah Ayu, 2018, “Emiten Bank & Barang Konsumsi Kuasai 10 Market Cap Terbesar. Bisnis.com, dalam m.bisnis.com/amp/read/20180814/192/827951/emiten-bank-barang-konsumsi-kuasai-10-market-cap-terbesar, diakses tanggal 9 Oktober 2018. Kevin, Anthony, 2018, “Keyakinan Konsumen Naik, Saham Barang Konsumsi Menguat. CNBC Indonesia, dalam https://www.cnbcindonesia.com/market/20180710093346-17-22754/keyakinan-konsumen-naik-saham-barang-konsumsi- menguat. diakses tanggal 9 Oktober 2018. Kevin, Anthony 2018, “Saham barang konsumsi akan terpengaruh pelemahan penjualan, dalam diakses tanggal 9 Oktober 2018 Martalena dan Maya Marlinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Penerbit Andi, Yogyakarta.

  Nugraha, Rheza Dewangga dan Budi Sudaryanto. 2016. Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio

  (DER), Return on Equity (ROE), dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Industri

  Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. Journal of Management. Vol. 05 (04), 1- 12. Perdana, Rizky Agustine Putri, Darminto, Nengah Sudjana. 2013. Pengaruh Return on Investment, Return on Equity, Net Profit

  Margin

  , dan Earning Per Share terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan Makanan dan minuman yang Go Public di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011). Jurnal Administrasi dan Bisnis. Vol. 2 (1), Fakultas Imu Administrasi Malang.

  Priyatno, Dwi. 2012. Belajar Cepat Oleh Data Statistik Dengan SPSS. C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta. Putra, Yoga Pratama, Moch. Zulkirom AR, dan Sri Mangesti Rahayu. 2015. Pengaruh Return on Equity (ROE), Earning Per

  Share (EPS) , dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI periode 2010-2012). Jurnal Administrasi dan Bisnis. Vol. 8 (2), Universitas Brawijaya.

  Rahardjo, budi. 2007. Keuangan Dan Akuntansi Untuk Manajer Dan Non Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Safitri, Abied Luthfi. 2013. Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan

  Market Value Added Terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Management Analysis Journal Vol. 2 (2), 1-8. Universitas Negeri Semarang.

  Saham OK. 2016. Kapitalisasi Pasar Tahun 2016 (Online). Tersedia dalamdiakses tanggal 16 Oktober 2017. Santoso, Singgih. 2014. SPSS 22 From Essential to Expert Skill. Gremedia, Jakarta.

  Sirait, Pirmatua. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Ekuilibria, Yogyakarta. Subana, H.M. 2011. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. Graha Ilmu, Bandung. Subhan, Azis Muhamad dan Pardiman. 2016. Pengaruh Net Profit Margin, Return on Equity Dan Earning Per Share Terhadap

  Harga Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011. Jurnal

  Profita Edisi 3 Tahun 2016 Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

  Zulfikar. 2016. Pengantar Pasar Modal dengan Pendekatan Statistika. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Deepublish, Yogyakarta.