ASKEP dan HIPERTENSI dan SANDRI.docx

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Seiring berubahnya gaya hidup mengikuti era globalisasi, kasus
hipertensi terus meningkat. Gaya hidup gemar makanan fast food yang
kaya lemak, asin, malas berolahraga dan mudah tertekan ikut berperan
dalam menambah jumlah pasien hipertensi (Pudiastuti, 2013).
Hipertensi merupakan masalah yang serius karena tingkat
keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian
mendadak.
(repository.upi.edu/6266/4/D3_KEP_1008866_Chapter1.pdf)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai the
silent killer (pembunuh diam-diam) karena penderita tidak tahu bahwa
dirinya menderita hipertensi (Widyanto, dkk, 2013).
Data WHO (2011) menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 972 juta
orang atau 26,4% mengidap hipertensi. Dari 972 juta pengidap hipertensi,
333 berada di Negara maju dan 639 sisanya berada di Negara
berkembang termasuk Indonesia.
http://repository.upi.edu/15513/4/Ta_JKR_1105298_Chapter1.pdf
Pada tahun 2013 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit

hipertensi. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa
maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Dengan
tertinggi terdapat di provinsi Bangka Belitung 30,9% atau sebanyak
426,655 jiwa.
1

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di
Indonesia. Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang paling sering
ditemukan pada pelayanan primer kesehatan.
(httpwww.depkes.go.iddownload.phpfile=downloadpusdatininfodatininfodat
inhipertensi.pdf)
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita,
namun pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.
https://stnj.wordpress.com/2012/.../asuhan-keperawatan-pada-ny-udengan-hipertensi/
Hipertensi sering disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat,
mengalami stress, mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok,
kebiasaan minum beralkohol dan kafein, pola makan yang tidak sehat
mengakibatkan timbunan lemak dan kelebihan berat badan dan adanya
faktor keturunan (Lalage, 2013)
Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderita, tetapi

melalui timbulnya berbagai penyakit serius. Dengan kata lain, komplikasi
dari hipertensi itulah yang mengakibatkan kematian para penderitanya
(Sunaryati, 2014).
Untuk mencegah munculnya hipertensi, kita sebaiknya melakukan
hal yang penting bagi tubuh seperti menjaga berat tubuh ideal dan atau
mengontrol pola atau gaya hidup sehat (Aizid, 2011)
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk mendapat
pengalaman secara nyata mengenai “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R
Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular Hipertensi di Ruang V
Kamar III Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2016”.
2

1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman secara nyata tentang
“Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular Hipertensi di Ruang V Kamar III Rumah Sakit
Umum KabanjaheTahun 2016”.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada Ny. R

dengan gangguan sistem kardiovaskular hipertensi.
b. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan
gangguan sistem kardiovaskular hipertensi
c. Mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny. R dengan
gangguan sistem kardiovaskular hipertensi
d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. R
dengan gangguan sistem kardiovaskular hipertensi
e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada Ny. R
dengan gangguan sistem kardiovaskular hipertensi.
1.3. Metode Penulisan
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini, penulis menggunakan
metode

deskriptif

yang

merupakan

suatu


metode

ilmiah

yang

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan cara pengumpulan
data :
a

Wawancara

: Melakukan tanya jawab langsung pada klien,
keluarga,

perawat,

dokter


yang

langsung

bertugas di Rumah Sakit dimana klien dirawat.
3

b. Observasi

: Mengadakan
dengan

pengawasan
pengawasan

terhadap

klien

perkembangan


kesehatan klien melalui proses keperawatan.
c. Studi kasus

: Mempelajari dan memperaktekkan langsung
sesuai dengan teori yang di pelajari

d

Studi kepustakaan : Pengambilan data dengan membaca bukubuku

yang

berhubungan

dengan

asuhan

keperawatan ini.

1.4. Sistematika Penulisan
Penulisan asuhan keperawatan ini dari 5 bab dengan sistematika
sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB. I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Metode Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan

BAB. II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Dasar Medis
2.1.1. Pengertian
4


2.1.2. Anatomi dan Fisiologi
2.1.3. Etiologi
2.1.4. Phatofisiologi
2.1.5. Tanda dan Gejala
2.1.6. Klasifikasi
2.1.7. Pemeriksaan Diagnostik
2.1.8. Komplikasi
2.1.9. Penatalaksanaan
2.1.10. Pencegahan
2.2. Konsep Dasar Keperawatan
2.2.1. Pengkajian Keperawatan
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
2.2.3. Intervensi/Rasional
2.2.4. Evaluasi
BAB.III. TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
3.2. Analisa Data
3.3. Diagnosa Keperawatan
3.4. Prioritas Masalah
3.5. Asuhan Keperawatan

3.6. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi
BAB.IV. PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian
5

4.2. Diagnosa Keperawatan
4.3. Intervensi Keperawatan
4.4. Implementasi Keperawatan
4.5. Evaluasi
BAB.V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
FOTO DOKUMENTASI
DAFTAR KONSUL

6

BAB II
TINJAUAN TEORITIS


2.1. Konsep Dasar Medis
2.1.1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada alat pemeriksaan tensi
darah (Aizid,2011).
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana
menurut WHO tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolic >90
mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan tekanan sistolik > 160 mmHg dan atau
tekanan diastolic > 90 mmHg (untuk usia > 60 tahun )(Nugroho,2011).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal (Sunaryati,2014).

7

2.1.2. Anatomi Dan Fisiologi
1. Anatomi

(www.google.com/anatomi-jantung.html)

2. Fisiologi
a. Jantung
Jantung merupakan organ tubuh yang terletak di dalam rongga
dada pada mediastinum anterior, berupa segitiga dengan bentuk
terbalik dimana bagian puncak atau aspek dibawah dan basis atau
dasar diatas dengan berat kurang lebih 300 gran atau sebesar
kepalan tangan orang itu dan berupa otot.
8

b. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Epicardium atau lapisan luar
2. Myocardium atau lapisan tengah
3. Endocardium atau lapisan dalam
c. Jantung terdiri dari 4 ruangan yaitu :
1. Atrium kanan (right atrium)
Berupa rongga berotot berbatasan langsung dari muara vena
cava superior dan bekas dari foramen ovale. Atrium kanan
dindingnya sangat tipis berpungsi untuk pembawa darah venosa
yang berasal dari sirkulasi sistemik, kemudian dibawa ventrikel
kanan menuju paru-paru. Lebih kurang 80% darah yang berasal
dari vena masuk ke atrium kanan ini mengalir secara pasif ke
dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 20% darah
masuk ke ventrikel kanan ini terjadi selama kontraksi atrium.
Proses pengaliran secara aktif ini disebut atriol kick atau
dorongan.
2. Ventrikel kanan (right ventrikel)
Rongga berupa segitiga secara anatomis terbagi menjadi
bagian atas muara truncus pulmonalis dan bagian bawah katup
trikuspidalis yang mampu menghasilkan tekanan yang rendah
suatu kontraksi yang cukup besar untuk mengalirkan darah ke
dalam arteri pulmonalis menuju paru-paru. Sirkulasi pulmuner
merupakan system aliran ringan daripada beban kerja ventrikel
kiri, akibatnya tebal dinding ventrikel kanan lebih tipis dari
dinding vetrikel kiri.
9

3. Atrium kiri (left atrium)
Berupa rongga yang lebih tebal dari rongga atrium kanan
sebagai

penampung

darah

dari

vena

pulmonalis,

yang

merupakan darah sudah dioksigenasi dari paru-paru. Antara
vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati, akibatnya
jika terjadi peningkatan tekanan pada atrium kiri menyebabkan
penyumbatan atau hambatan daerah pulmuner atrium kiri.
4. Ventrikel kiri (left ventrikel)
Ventrikel kiri berbentuk seperti telor, dasarnya dibentuk oleh
cincin dari katup mitral, dasar ventrikel kiri lebih kurang 3-4 x
lebih tebal dari ventrikel kanan dan merupakan 75% berat
keseluruhan organ tersebut.
d. Katup jantung terdiri atas 4 yaitu :
1. Katup trikuspidalis
Merupakan katup yang memisahkan antara atrium kanan
dengan ventrikel kanan.
2. Katup bicuspidalis
Memisahkan antara atium kiri dengan ventrikel kiri.
3. Katup aortik
Memisahkan antara ventrikel kiri dengan aorta atau batang nadi.
4. Katup pulmonal
Memisahkan antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis.
(Sudarta, 2013)
10

e. Pembuluh darah
Pembuluh darah terdiri atas 2 yaitu:
1. Pambuluh darah nadi (arteri) yang mengalirkan darah dari
jantung ke seluruh tubuh.
2. Pembuluh darah balik (vena) yang mengalirkan darah darah
dari sel-sel tubuh ke jantung.
f. Mekanisme peredaran darah
Darah yang terdapat di dalam jantung selalu dipompa keluar
secara terus menerus dan setelah melalui sistem vaskular, darah
kembali ke jantung. Pada orang normal, darah yang masuk ke
dalam jantung melalui vena cava, kemudian akan dipompa ke
sistem sirkulasi paru. Dan setelah mengalami oksigenisasi di dalam
jaringan sel-sel paru, kemudian darah kembali ke jantung melalui
pembuluh balik (vena pulmonalis). Selanjutnya darah dipompa
keluar dari jantung melalui bilik kiri ke sistem sirkulasi umum
menuju ke seluruh jaringan sel-sel tubuh.
Sistem kardiovaskular mengalirkan darah ke seluruh bagian
tubuh dan menyalurkan kembali ke jantung. Dengan jantung
berkontraksi dan berelaksasi, maka ia mampu mengalirkan darah di
dalam sistem tersebut menyebabkan perubahan tekanan dan
mengakibatkan terjadinya peristiwa aliran darah didalamnya.
Dan darah dapat kembali ke jantung, karena adanya
perbedaan tekanan darah antara jantung kiri dengan atrium kanan,
11

dengan atrium kanan mendekati nol, sedangkan tekanan kapiler di
jaringan tetap lebih tinggi, sehingga memungkinkan darah dan
jaringan sel tubuh melalui vena kembali ke jantung.
Darah dipompa dari jantung kanan menuju jaringan paru
untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida,
kemudian kembali ke jantung melalui atrium kiri. Darah yang telah
mengalami oksigenasi tersebut, selanjutnya dipompa jantung ke
sistem sirkulasi umum melalui aorta. Kemudian aorta membagikan
darah menuju ke cabang-cabang arteri dan subarteri yang terdapat
di jaringan sel dan organ.
(Masud, 2013).
2.1.3. Etiologi
Menurut penyebabnya ada 2 jenis yaitu:
1. Hipertensi primer (esensial) yaitu:
a. Keturunan
b. Umur
c. Psikis
2. Hipertensi sekunder yaitu:
a. Penyakit ginjal (glumerulus nephitis akuta/kronika)
b. Tumor dalam rongga kepala
c. Penyakit saraf
(Murwani, 2011)

12

Selain hal di atas hipertensi juga dapat disebabkan oleh :
a. Banyak mengkonsumsi makanan cepat saji.
b. Stress akibat tekanan pekerjaan dan tekanan hidup yang
lain
c. Jarang berolahraga dan hanya duduk di meja kerja
d. Gemar meminum minuman beralkohol dan mengandung
kafein
e. Senang merokok
f. Kurang tidur
g. Faktor keturunan
h. Gangguan pada ginjal seperti adanya tumor ginjal
i. Terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan
faktor pengatur tekanan darah
j. Pemakaian kontrasepsi
k. Penggunaan obat-obatan jenis kortikosteroid.
(Aizid, 2011).

13

2.1.4. Patofisiologis
Intake Sodium
meningkat

Gangguan
nefron

Retensi
sodium di
renal

Peningkatan
filtrasi renal

Peningkatan
volume cairan

Stres

Peningkatan
aktifitas
Saraf
Simpatik

Genetik

Peningkatan
rennin
angiotensin

Obesitas

Faktor
pencetus

Perubahan
membran
sel

Hiper
insulinemia

Vasokonstriksi vena

Preload

Peningkatan
Kontraktilitas

Konstriksi
fungsional

Hipertropi

Peningkatan tahanan perifer

Peningkatan cardiac output

Peningkatan tekanan darah

(Nugroho, 2011)
2.1.5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis.
(Nanda, 2015).
14

Namun demikian, ada beberapa hal yang setidaknya dapat dijadikan
indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik, misalnya :
a. Pusing atau sakit kepala
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Susah tidur
h. Sesak napas
i. Mudah lelah
j. Mata berkunang-kunang
k. Dan mimisan.
(Sunaryati, 2014).
2.1.6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi hipertensi menurut WHO adalah sebagai berikut :
Klasifikasi

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

< 130