KARYA ILMIAH PELVIMETRIKU OK INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan pada dasarnya adalah suatu proses akomodasi janin terhadap jalan lahir yang
dibentuk oleh tulang panggul. Tulang panggul dewasa terdiri atas os sakrum, os koksigeus dan os
dua tulang inominata yang terdiri atas ilium, iskium dan pubis, dan dihubungkan dengan sakrum
lewat sendi sakroiliaka, dan dengan tulang pubis lainnya pada simfisis pubis. Oleh karena
persalinan merupakan daya akomodasi, maka adalah penting mengetahui daya akomodasi
panggul sebelum dilanjutkan proses persalinannya. Pengukuran daya akomodasi panggul ini
dapat dilakukan dengan melakukan pelvimetry.1
Pelvimetri terdiri atas dua kata, yaitu pelvis dari bahasa Latin yang artinya basin dan
metron yang berasal dari bahasa Yunani, dan berarti mengukur. Jadi pelvimetri artinya menukur
pelvis. Pengukuran pelvis dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara manual, dengan
pelvimetri eksternal menggunakan alat seperti jangka dan secara radiologis. Saat ini pelvimetri
radiologis dan pelvimetri eksternal sudah banyak ditinggalkan. Sementara pelvimetri klinis
menjadi fundamental. Akan tetapi dalam melakukan pelvimetri klinis, sangat penting untuk
menguasai teknik pengukuran dan anatomi pelvis. Akan tetapi, pemerikasaan ini terbatas pada
keterbatasan akibat adanya jaringan lunak dan ketidaknyamanan pasien yang seringkali membuat
pemeriksaan menjadi tidak lengkap.2
Pelvimetri klinis dan pelvimetri radiologi dapat digunakan sebagai alat untuk menegakkan
diagnosa panggul sempit dimana pelvimetri klinis kurang akurat dibandingkan dengan pelvimetri

radiologis. Akan tetapi tetapi pelvimetri klinis lebih sering digunakan untuk menegakkan
diagnosa panggul sempit tanpa konfirmasi dengan pelvimetri radiologis karena kekhawatiran
mengenai efek samping pada janin akibat pajanan radiasi sehingga perlu prediktor lain yang
menyokong kearah diagnosa panggul sempit yaitu diantaranya adalah tinggi badan dan ukuran
panjang telapak kaki dapat menjadi prediktor untuk panggul sempit walaupun ukuran telapak kaki
masih kontroversial untuk dapat digunakan sebagai prediktor panggul sempit.1,2

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
2.1.1 Alat Genetalia Eksterna 5,7-8

Gambar 1Alat Genetalia Eksterna
Sumber : Elaine N. Marrieb, 2001
a. Mons PubisAdalah bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan anterior simfisis
pubis. Mons pubis berfungsi sebagai bantalan pada waktu melakukan hubungan seks.
b. Labia Mayora (bibir besar)Labia mayora ialah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya

memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia monora, berakhir di
perineum pada garis tengah. Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan
introitus vagina (muara vagina).
c. Labia Minora (bibir kecil)Labia minora, terletak di antara dua labia mayora, merupakan
lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang ke arah bawah
dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior
labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan
mukosa vagina; merah muda dan basah. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat
labia berwarna merah kemurahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila ada
stimulus emosional atau stimulus fisik.
d. KlitorisKlitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak tepat
2

dibawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat adalah sekitar
6 x 6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris di namai glans dan lebih sensitif daripada
badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris membesar.
e. VulvaAdalah bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong, berukuran panjang
mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang dibatasi perineum.
f. VestibulumVestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara

utetra, kelenjar parauretra (vestibulum minus atau skene), vagina dan kelenjar paravagina
(vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholini). Permukaan vestibulum yang tipis dan
agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia (deodoran semprot, garam-garaman,
busa sabun), panas, rabas dan friksi (celana jins yang ketat).
g. FourchetteFourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah dibawah orifisium
vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
h. PerineumPerineum terletak diantara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan
yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan urogenital. Perineum terdiri dari
otot-otot yang dilapisi, dengan kulit dan menjadi penting karena perineum dapat robek
selama melahirkan.
2.1.2 Alat Genetalia Interna 5,7-8

Gambar 2Alat Genetalia Interna
Sumber : Winkjosastro, 2007


OvariumOvarium merupakan organ yang berfungsi perkembangan dan pelepasan ovum,
3


serta sintesis dari sekresi hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 –
3 cm, dan tebal 0,6 – 1 cm. Normalnya, ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul
dan menempel pada lakukan dinding lateral pelvis di antara muka eksternal yang divergen
dan pembuluh darah hipogastrik Fossa ovarica waldeyer. Ovarium melekat pada
ligamentum latum melalui mesovarium. Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan
ovulasi dan memproduksi hormon. Ovarium juga merupakan tempat utama produksi
hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan untuk androgen) dalam jumlah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal.


Vagina
o Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rektum dan di belakang
kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di
vestibulum di antara labia minora vulva) sampai serviks (portio). Vagina
merupakan penghubung antara genetalia eksterna dan genetalia interna. Bagian
depan vagina berukuran 6,5 cm, sedangkan bagian belakang berukuran 9,5 cm.
Vagina mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai saluran keluar dari uterus dilalui
sekresi uterus dan kotoran menstruasi sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian
jalan lahir saat persalinan.
o Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu

meregang secara luas. Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol
tersebut disebut forniks: kanan, kiri, anterior dan posterior.
o Mukosa vagina berespons dengan cepat terhadap stimulasi estrogen dan
progesteron. Sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus menstruasi dan selama
masa hamil. Sel-sel yang diambil dari mukosa vagina dapat digunakan untuk
mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genitalia
atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina dan
glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi
vagina meningkat.



Uterus
o Uterus merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneum /
serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng. Uterus wanita nullipara
panjang 6-8 cm, dibandingkan dengan 9-10 cm pada wanita multipara. Berat
uterus wanita yang pernah melahirkan antara 50-70 gram. Sedangkan pada yang

4


belum pernah melahirkan beratnya 80 gram / lebih.
o Uterus terdiri dari : Fundus uteri, merupakan bagian uterus proksimal, kedua tuba
fallopi berinsensi ke uterus. Korpus uteri, merupakan bagian uterus yang terbesar.
Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri
terdiri dari 3 lapisan: serosa, muskula dan mukosa. Mempunyai fungsi utama
sebagai janin berkembang. Serviks, merupakan bagian uterus dengan fungsi
khusus, terletak dibawah isthmus. Serviks memiliki serabut otot polos, namun
terutama terdiri atas jaringan kolagen, ditambah jaringan elastin serta pembuluh
darah. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium, miometrium, dan
sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.


Tuba FalopiiTuba falopii merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine
hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus.
Panjang tuba fallopi antara 8-14 cm. Tuba falopii oleh peritoneum dan lumennya dilapisi
oleh membran mukosa. Tuba fallopi terdiri atas: pars interstialis : bagian tuba yang
terdapat di dinding uterus, pars ismika : bagian medial tuba yang sempit seluruhnya, pars
ampularis : bagian yang terbentuk agak lebar tempat konsepsi terjadi, pars infudibulum :
bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen mempunyai rumbai/umbul disebut
fimbria.




ServiksBagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Tempat perlekatan serviks
uteri dengan vagina, membagi serviks menjadi bagian supravagina yang panjang dan
bagian vagina yang lebih pendek. Panjang serviks sekitar 2,5 sampai 3 cm, 1 cm menonjol
ke dalam vagina pada wanita tidak hamil. Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat
fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis.

2.2 Anatomi Panggul 2,5,7-8
Rongga pelvis dibentuk dar konfigurasi tulang-tulang pelvis yang kemudian membentuk
silinder. Os. Pubis, os ischium dan os ilium menyatu, membentuk tulang panggul. Di bagian
anterior tulang pubis kanan dan kiri dihubungkan oleh simfisis pubis. Di bagian posterior tulang
panggul ini dihubungkan dengan sakrum oleh sendi sacroiliaca dan os koksigeus menempel di
bagian belakang sakrum. Secara fungsional panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis
mayor (false pelvis) dan pelvis minor (true pelvis). Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang
terletak di atas linea terminalis, disebut pula false pelvis. Bagian yang terletak di bawah linea
5

terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis yang digambarkan sebagai suatu silinder bengkok

yang terpotong secara oblik dengan tinggi terbesar di bagian posterior (5 cm di anterior dan 10
cm di posterior). Saat seorang wanita berdiri tegak, maka bagian atas dari canalis pelvis mengarah
ke bawahan belakang dengan bagian depan melengkung ke arah bawah dan depan membentuk
sumbu carus. Bidang atas saluran ini normal berbentuk hampir bulat, disebut pintu atas panggul
(pelvic inlet). Sementara bidang bawah saluran ini tidak merupakan suatu bidang seperti pintu
atas panggul, akan tetapi terdiri atas dua bidang, disebut pintu bawah panggul (pelvic outlet).
Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity). Ruang panggul mempunyai
ukuran yang paling luas dibawah pintu atas panggul, akan tetapi menyempit di panggul tengah
(mid pelvic), oleh adanya spina iskiadika yang kadang-kadang menonjol ke dalam ruang panggul
lalu kemudian menjadi luas lagi sedikit.
Pelvic inlet yang dibentuk oleh bidang yang sejajar dengan simfisis pubis ini berbentuk
oval dan dibatasi oleh simfisis pubis, os pubis ramus superior, linea terminalis, sakrum serta
promontorium dan dikenal dengan Hodge 1. Apabila ditarik garis sejajar dengan bidang tersebut
setinggi tepi bawah simfisis, maka didapatkan bidang Hodge 2, setinggi spina ischiadika disebut
bidang Hodge 3 dan setinggi os koksigeus disebut bidang Hodge 4. Bidang ini dipakai sebagai
acuan penurunan kepala dalam menilai kemajuan persalinan.
Pada true pelvis, dinding panggul dibentuk oleh tulang-tulan dan ligamen, dengan sakrum
di bagian posterior dan tulang panggul serta ligamen di bagian lateral. Umumnya pada wanita
normal, dinding samping panggul agak cekung, spina ischiadika menonjol dari pertengahan
margo posterior masing-masing iskium. Jarak antar spina ischiadika ini menyatakan diameter

lateral terpendek dari rongga panggul dan sebagai patokan penurunan bagian terbawah janin.
Sakrum membentuk dinding posterior rongga panggul. Bagian tepi atas dari korpus
vertebra sakralis pertama disebut promontorium dan dapat diraba pada pemeriksaan vagina
sebagai tanda penting pada pelvimetri klinis. Umumnya kelengkungan vertikal sakrum lebih jelas
dibandingkan kelengkungan horizontal. Apabila sebuah garis lurus ditarik dari promontorium ke
ujung sakrum, biasanya berukuran 10 cm sementara jarak sepanjang lengkungan rata-rata 12 cm.
Rami inferior descendens os pubis bersatu membentuk lengkungan bulat dengan sudut 90 sampai
100 derajat sehingga memungkinkan kepala bayi untuk melewatinya.
Pada kehamilan terdapat relaksasi dari sendi-sendi yang diakibatkan oleh adanya
perubahan hormonal. Abramson dkk melakukan observasi dan menemukan bahwa terdapat
relaksasi simfisis pubis pada wanita yang sedang hamil yang meningkat hingga 3 bulan terakhir
6

kehamilan. Mereka juga melihat bahwa perubahan ini segera kembali seperti semula setelah
persalinan dan kembali normal setelah 3-5 bulan persalinan. Simfisis pubis juga bertambah lebar
selama kehamilan dan kembali normal setelah persalinan. Melalui pemeriksaan radiografi, Borrel
dan Fernstrom (1957) mendemonstrasikan bahwa mobilitas panggul yang jelas pada wanita hamil
cukup bulan akibat menggeser sendi sakroiliaka. Pergeseran terbesar terjadi pada posisi litotomi
dorsal dapat menambah diameter pintu bawah sebesar 1,5 sampai 2 cm. Hal ini yang
memungkinkan keberhasilan dari manuver Mc Roberts.

Tulang panggul (os sakrum) terdiri atas kiri dan kanan yang melekat satu sama lain di
garis medianus persambungan tulang rawan disebut simpisis oseum pubis sehingga terbentuk
gelang panggul yang disebut singulum ekstremitas inferior. Os sakrum dibentuk oleh os ileum
(tulang usus), os pubis (tulang kemaluan), dan os iskii (tulang duduk). Di dalam os ileum terdapat
lekuk besar yang disebut fossa iliaka, di depan krisna iliaka terdapat tonjolan spina iliaka anterior
superior dan di belakang spina iliaka posterior superior. Os iskii terdiri atas korpus ossis iskii, di
belakang asetabulum korpus ossis iskii mempunyai taju yang tajam disebut spina iskiadika yang
terdapat insisura iskiadika mayor dan dibawahnya spina iskiadika minor. Os pubis terdiri dari
pubis kanan dan kiri yang terdapat tulang rawan disebut simpisis pubis.

Gambar 3 Anatomi Tulang Panggul
Sumber : Syaifuddin, 2007

7

2.2.1 Anatomi Konjugata Obstetrika 3

Gambar 4. Konjugata Obstetrika
Sumber : Harry, 2003
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium panjangnya lebih

kurang 11 cm. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul disebut diameter tranversa.
Bila ditarik garis dari artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa dan
konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata, disebut diameter oblikua. Konjugata vera
sama dengan konjugata diagonalis dikurangi 1,5 cm. Konjugata obstetrika merupakan konjugata
yang paling penting yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium.
2.3 Pelvimetri 2,3,5
2.3.1 Pelvimetri luar
Cara yang dapat menetentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran- ukuran
panggul apabila dilakukan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai antara lain :
jangkar-jangkar panggul Martin, Oseander, Collin, Boudeloque dan sebagainya, bagian
dari panggul yang diukur adalah :
o Distansia spinarum (± 24-26 cm), jarak anatar kedua spina iliaka anterior superior
sinistra dan dekstra.
o Distansia kristarum (± 28-30 cm), jarak yang terpanjang antara dua tempat yang
simetris pada krisna iliaka sinistra dan dekstra.
o Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar), jarak antara spina iliaka posterior
sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka posterior
dekstra dan spina iliaka anterior superior sinistra.

8

o Distansia intertrokanterika, jarak antara kedua trokanter mayor.
o Konjugata eksterna (Boudeloque) ± 18 cm, jarak antara bagian atas simfisis ke
profesus spinosus lumbal 5.
o Distansia tubernum (± 10,5 cm), jarak antara tuber iskii kanan dan kiri.
2.3.2 Pelvimetri Dalam
Cara pemeriksaan ini dengan memasukkan dua jari (telunjuk dan jari tengah) ke jalan lahir
hingga menyentuh bagian tulang belakang (promotorium). Hitung jarak dari tulang
kemaluan hingga promotorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu
tengah panggul. Pemeriksaan ini mendapatkan konjugata diagonal.
2.3.2 Pelvimetri Roentgenologik
Cara pemeriksaan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang bentuk
panggul dan ditemukan angka-angka mengenai ukuran-ukuran dalam ketiga bidang
panggul.
2.4 Pintu Atas Panggul (Pelvic inlet)1,3,4

Gambar 5. Bidang pintu atas panggul
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea
innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis. Konfihurasi pintu atas panggul wanita umunya
mendekati bulat. Caldwell dkk (1934) mengidentifikasi berdasarkan pemeriksaan radiologik,
bahwa 50 persen wanita dalam penelitiannya mempunyai bentuk panggul mendekati ginekoid.

9

Umumnya dikenal empat diameter yang biasa disebutkan pada pintu atas panggul, antara lain:
diameter anteroposterior,diameter trasversal, dan dua diameter oblik.
Diameter transversal tegak lurus dengan konjugata obstetrik dan memperlihatkan jarak
terbesar antara linea terminalis kiri dan kanan. Umumnya memotong konjugata obstetrik, 4 cm di
depan promontorium. Masing-masing diameter oblik berjalan dari sinkondrosis sakroiliaka
menuju eminensia ileopektinea disisi panggul yang lainnya. Berukuran rata-rata dibawah 13 cm.
Diameter anteroposterior pintu atas panggul, yang biasa dikenal sebagai konjugata vera tidak
mewakili jarak terpendek promontorium ke simfisis pubis. Jarak terpendeknya adalah konjugata
obstetrik, yang hanya dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konjugata diagonalis,
yaitu jarak antara promontorium dan tepi bawah simfisis.
Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium lebih kurang 11 cm disebut
konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul lebih kurang 12,5 – 13 cm,
disebut diameter transversa. Bila ditarik garis dari artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan
antara diameter transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata, ditemukan
diameter yang disebut diameter oblikua sepanjang lebih kurang 13 cm. Jarak bagian bawah
simfisis sampai ke promontorium dikenal sebagai konjugata diagonalis. Secara statistik diketahui
bahwa konjugata vera sama dengan konjugata diagonalis dipotong dengan 1,5 cm. Selain kedua
konjugata ini dikenal juga konjugata obstetrik, jarak dari bagian dalam tengah simfisis ke
promontorium.
Pintu atas panggul dicurigai sempit jika diameter anteroposterior kurang dari 10cm dan
diameter transversa kurang dari 12 cm. Umumnya diameter anteroposterior diukur dengan
mengukur diameter diagonalis yang 1,5cm lebih besar. Sebelum persalinan, daoat dilihat bahwa
rata-rata diameter biparietal janin berkisar antara 9,5-9,8cm. Itu sebabnya, akan sulit bagi kepala
janin untuk lewat pintu atas pangggul jika diameter anteroposterior kurang dari 10cm.

10

Gambar 6. Pintu atas panggul dengan konjugata vera, diameter transversa dan obliq

2.5 Pintu tengah panggul (Midpelvic) 1,3,4
Midpelvis merupakan bidang sejajar spina ischiadica merupakan bidang dimensi pelvik
terkecil yang menjadi bagian yang penting pada proses engagement kepala janin. Diameter
interspina ±10 cm atau lebih, dan merupakan diameter terkecil dari pelvis. Diameter
anteroposterior dari bagian bawah simfisis pubis melalui level spina ischiadica normalnya
berukuran sekurang-kurangnya 11.5 cm. Komponen posteriornya antara titik tengah diameter
interspinarum dengan sakrum disebut diameter sagitalis posterior yang sekurang-kurangnya
berukuran 4.5 cm. Midpelvis dicurigai sempit jika jumlah jarak interspinarum dan diameter
sagilat posterior dibawah 13,5cm, normal 15,5 cm. Chen dan Huang (1982) mengatakan bahwa
panggul tengah dicurigai sempit jika diameter interspina kurang dari 10cm dan dikatakan
sempit jika kurang dari 8cm. Penyempitan pada mid pelvis ini yang kemudian mengakibatkan
terjadinya putaran paksi dalam, sehingga pada pemeriksaan dalam didapatkan perputaran
sagitalis, yang pada saat memasuki pintu atas panggul diraba transversal, berputar ke arah
vertikal. Hal ini dapat dipakai sebagai acuran kemajuan persalinan, apakah bayi bisa lahir
pervaginam atau tidak.
Meskipun tidak ada metode yang secara pasti dapat mennilai dimensi dari midpelvis,
namun perkiraan akan kesempitan midpelvis dapat dilihat dari ketajaman spina, dinding pelvis
dan lengkung sakrosciatic. Eller dan Mengert menunjukkan adanya hubungan antara diameter
intertuberous dan interspinosus bersifat konstan. Memperkirakan kapasitas midpelvik secara
klinis (periksa dalam) dengan cara pengukuran langsung adalah tidak mungkin. Namun, bila
spina ischiadica begitu menonjol, dinding pelvis terasa cembung dan sacrum terasa datar ( tidak
cekung), maka kesempitan panggul tengah bisa dicurigai.
11

2.6 Pintu bawah panggul (Pelvic Outlet) 1,3,4
Pintu bawah panggul tersusun atas dua bidang datar berbentuk segi tiga, yaitu bidang yang
dibentuk oleh garis antara kedua buah tubera ossis iskii dengan ujung os sakrum dan bagian
bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut
(arkus pubis). Dalam keadaan normal besarnya sudut ini ± 900 atau lebih sedikit. Segitiga di
anterior dibentuk oleh area dibawah arkus pubis. Segitiga posterior tidak dibatasi oleh tulang,
namun oleh ujung tulang sakrum, bukan koksigeus. Tiga diameter pintu bawah panggul biasanya
disebutkan anteroposterior, transversal, dan sagital posterior.Floberg dan teman-teman (1987)
melaporkan bahwa panggul bawah yang sempit hanya didapatkan pada 1 persen dari 1400
nulipara dalam kondisi hamil aterm. Kesempitan panggul bawah tanpa disertai sempitnya panggul
tengah sangat jarang ditemui.
Diameter antero posterior (9,5-11,5) berjalan dari tepi bawah simfisis pubis ke ujung
sakrum. Diameter transversal (11cm) adalah jarak tepi-tepi dalam tuberositas iskium. Diameter
sagital posterior berjaan dari ujung sakrum ke perpotongan tegak lurus dengan suatu garis antara
kedua tuberositas iskium. Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika jarak antara kedua
tuberositas lebih kecil dari 8cm. Diameter sagital posterior pintu bawah yang biasanya lebih dari
7,5cm.
2.7 Jenis-jenis panggul 5,6
Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul menurut Caldwell-Molloy antara lain:4


Jenis gynaecoid
Panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas panggul hampir mirip
lingkaran.Diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis ini
ditemukan pada 45% wanita. Merupakan jenis panggul tipikal wanita (female type).



Jenis anthropoid
Bentuk pintu atas panggul seperti ellips membujur anteroposterior. Diameter
anteroposterior lebih besar dari diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 35% wanita.



Jenis android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Diameter transversal terbesar terletak di
posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin sempit
ke arah bawah. Jenis ini ditemukan pada 15% wanita. Merupakan jenis panggul tipikal
pria (male type).
12



Jenis platypelloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang.
Diameter transversa jauh lebih lebar dari diameter anteroposterior. Jenis ini ditemukan
pada 5% wanita.
Tidak jarang dijumpai kombinasi keempat jenis klasik ini. Di sinilah letak kegunaan

pelvimetri radiologis, untuk mengetahui jenis, bentuk dan ukuran-ukuran pelvis secara tepat.

Gambar 7. Female pelvis
2.8 Panggul Sempit 2,7,8
Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal.
Kesempitan panggul bisa pada pintu atas panggul, ruang tengah panggul, pintu bawah panggul
atau kombinasi dari ketiganya. Klasifikasi panggul sempit, antara lain :


Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet) :

13

Conjugata diagonal (CD) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Dikatakan sempit
bila CV kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 11,5 cm. Pembagian
tingkatan panggul sempit:
Tingkat I

: CV = 9-10 cm = borderline

Tingkat II

: CV = 8-9 cm = relatif

Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim
Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak


Kesempitan pintu tengah panggul (mid pelvis) :
Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior (AP) + 11.5 cm,
diameter sagitalis posterior 5 cm. Dikatakan sempit bila diameter interspinarum