LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN I
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN TRIWULAN I
KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan bentuk kegiatan pemantauan perkembangan kinerja secara periodik yang bermanfaat dalam memberikan kepastian dan pengendalian keserasian pelaksanaan program yang sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana strategis Kementerian Perdagangan. Laporan Triwulanan sekaligus juga merupakan bagian dari amanat Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan No. 1011/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Pada dasarnya, Laporan Triwulananmemuat hasil dan capaian kontrak kinerja pada tahun anggaran berjalan yang terbagi kedalam 3 (tiga) periode yakni Triwulan I, II, dan III yang selanjutnya akan disusun menjadi LAKIP pada Triwulan terakhir. Sebagai penutup, segala hal yang termuat dalam laporan ini kiranya dapat memberi manfaat dalam pertimbangan dan keberlanjutan kebijakan pembangunan perdagangan nasional, bagi generasi kini dan generasi ke depan, menuju bangsa yang semakin berdaya saing dan sejahtera. Selain itu juga, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.
Jakarta, April 2013
KEPALA BIRO PERENCANAAN ARIEF FADILLAH
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Triwulanan Kementerian Perdagangan merupakan sarana pemantauan kinerja secara periodik berdasarkan dari realisasi indikator-indikator kontrak kinerja selama 3 (tiga) bulan tahun berjalan. Pada tahun 2013, secara keseluruhan terdapat 23Indikator Kinerja dari 12Sasaran Strategis Kementerian yang diukur (lihat Tabel 1). Dari keseluruhan 23 Indikator Kinerja tersebut, sebanyak 15 Indikator Kinerja dapat mencapai atau melampaui target yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja, sedangkan 8 Indikator Kinerja lainnya belum mencapai target. Dari 8 Indikator Kinerja yang belum mencapai target tersebut 3 Indikator Kinerja realisasi targetnya diatas 25 %, 1 Indikator Kinerja realisasi targetnya masih 0 %, dan 2 Indikator Kinerja tidak menargetkan realisasi pada Triwulan I ini. Sedangkan untuk Indikator Kinerja Pertumbungan Ekspor Non Migas masih terjadi defisit sehingga perlu ditingkatkan pada trimester selanjutnya. Untuk mencapai target indikator tersebut, kendala dan permasalahan perlu diselesaikan dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengoptimalkan kinerja bersangkutan agar diakhir tahun anggaran dapat sesuai target.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013
Realisasi Kinerja Triwulan I 2013 No
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
-3,3 -45 Pertumbuhan Ekspor
Pertumbuhan ekspor non mingas
45,4 US$ M 23,3 2 Diversifikasi Pasar
Total Ekspor
194,7 US$ M
51,52% 109,62 Tujuan Ekspor dan
Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor
terbesar (CR5)
diversifikasi produk
9,26% 61,73 ekspor
Pertumbuhan ekspor ke negara non-
tradisional Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama
53,35% 100,66 3 Perbaikan citra produk
45,73 97,30 ekspor Indonesia
Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt
Skor 47
Nation Brand Index (NBI)
50 Hasil 20,16 kemampuan diplomasi
4 Peningkatan peran dan
Jumlah hasil perundingan perdagangan
248 Hasil
Perundingan perdagangan
internasional
Perundingan
Persentase Peningkatan nilai perdagangan
internasional
Indonesia dengan negara mitra FTA
5 Penyederhanaan
Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang
12 Jenis 109 Perizinan Perdagangan
11 Jenis
dapat dilayani secara online (Jenis)
Dalam dan Luar Negeri
Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari)
4 Hari
3,5 hari 113
Perijinan ekspor dan impor yang dapat
75 Perijinan
76 perijinan 101,33
dilayani secara onlie Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor
2 Hari
dan impor
6 Peningkatan output
Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar
6,5% 100 sektor perdagangan
dan eceran) Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah
tangga Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK
1.500.000 Lot
Realisasi Kinerja Triwulan I 2013 No
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Target 2013
Capaian %
Rp. 6,9 M 6,9 7 Peningkatan
Nilai resi gudang yang diterbitkan
Rp. 100 M
Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap
84 Unit 129 Perlindungan Konsumen
65 Unit
tahun (Unit)
8 Pengembangan sarana
Persentase realisasi revitalisasi pasar
distribusi perdagangan
tradisional
0 0 dalam mendukung
100 %
kinerja logistik nasional 9 Stabilisasi Harga Bahan
Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok
10 Penurunan Disparitas
Rata-rata rasio variasi harga provinsi
Harga Bahan Pokok
2,8 72 Antar Propinsi 11 Peningkatan Kualitas
dibandingkan variasi harga nasional
Rasio 2,2
Opini BPK atas Laporan Keuangan
- - Laporan Keuangan dan
Opini WTP
Kementerian
Akuntabilitas
Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi)
Ranking Top 3 - - Kementerian
12 Peningkatan Kinerja
Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja
B 100 Organisasi
Kategori B
Dari capaian Indikator Kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja Kementerian Perdagangan pada kuartal pertama ini menunjukkan progres yang berkelanjutan sebagaimana yang tercantum dalam Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mewujudkan Kemendag Dalam mengemban visi misi pembangunan perdagangan
sebagai penggerak
nasional, Kementerian Perdagangan secara umum menetapkan
utama daya saing dan
dan mengeluarkan kebijakan di bidang perdagangan yang
kesejahteraan bangsa
mencakup dalam dan luar negeri. Sesuai dengan fungsinya, banyak kebijakan dan program Kementerian Perdagangan yang akan dilaksanakan selama tahun anggaran RPJMN yang meliputi: (1) menjaga perkembangan harga komoditas pokok dan penting di dalam negeri; (2) menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekspor dan neraca perdagangan; (3) upaya untuk menciptakan daya saing perdagangan nasional serta upaya perlindungan konsumen, dan (4) kebijakan lainnya yang menyangkut peningkatan kinerja organisasi Kementerian Perdagangan.
Persiapan Menjelang
Khususnya di tahun 2013, Indonesia mendapatkan suatu
WTO, APEC, dan AEC
kesempatan terhormat untuk menjadi tuan rumah dalam
rangka penyelenggaraan Konferensi APEC pada bulan Oktober dan Konferensi Tingkat Menteri ke 9 WTO pada bulan Desember di Bali. Sedemikian besar acara tersebut, pemerintah c.q. Kementerian Perdagangan turut berperan penting, khususnya bidang perdagangan, dalam mensukseskan acara- acara tersebut, sehingga bermanfaat untuk memperkenalkan eksistensi Indonesia di kancah perekonomian internasional, yang harapannya dapat membuka akses pasar internasional bagi produk lokal Indonesia ataupun kerjasama strategis antar Indonesia dengan negara lain. Selanjutnya, sampai dengan tahun 2013 ini, persiapan Indonesia menjelang ASEAN Economic Community 2015 tersisa kurang lebih 2 (dua) tahun lagi dan ini juga telah menjadi agenda utama Kementerian Perdagangan untuk mendukung pelaku usaha dan konsumen lokal dapat memanfaatkan secara optimal tren global dalam pembentukan regionalisme masyarakat ekonomi. Oleh karena itu, agar tetap sesuai dengan Rencana Strategis dan mensukseskannya,
kinerja Kementerian Perdagangan dengan demikian perlu dipantau secara terpadu dan reguler.
keseluruhan
B. Maksud dan Tujuan
Pemantauan merupakan Proses pemantauan merupakan kegiatan pengumpulan data
keserasian pelaksanaan
dan pengukuran kemajuan atau progress atas program dan
program/kegiatan
kegiatan. Proses pemantauan pelaksanaan kinerja dari setiap
dengan perencanaan
unit kerja dilingkungan Kementerian Perdagangan bertujuan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan perencanaan tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Visi dan Misi Kementerian Perdagangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemantauan atas kinerja dan program dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkala secara periodik, misalnya triwulanan. Dengan demikian, proses pelaksanaan program dan kegiatan tetap dapat berjalan baik sesuai rencana ataupun dapat diambil suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi adanya penyimpangan yang terjadi terhadap capaian kinerja. Kegiatan pemantauan kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan diterapkan pada seluruh tingkatan unit kerja Eselon II, Eselon I, dan termasuk Kementerian dengan menyampaikan Laporan Triwulanan dan melampirkan formulir pengukuran kinerja yang terdiri dari Kontrak Kinerja, dan Formulir Pengukuran Pencapaian Kinerja.
BAB II AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Perdagangan pada Triwulan I Tahun 2013 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-masing Indikator Kinerja selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut akan diperoleh persentase pencapaian terget.
Sasaran Strategis 1: "Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Non-Migas"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Pertumbuhan ekspor non mingas
Total Ekspor
US$ 194,7 M
US$ 45,4M
IK-1: Pertumbuhan Ekspor Non-Migas
Perkembangan nilai dan Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa total ekspor Indonesia volume ekspor non migas selama Triwulan I 2013 adalah sebesar USD 45,4 miliar, turun Triwulan I
6,4% yoy. Nilai ekspor non migas Indonesia pada Triwulan I 2013 mencapai USD 37,3 miliar sementara volumenya
mencapai 158,5 juta ton. Volume ekspor nonmigas masih mengalami peningkatan sebesar 16,1% sementara nilainya mengalami penurunan sebesar 3,3%. Beberapa produk Indonesia yang mengalami fenomena serupa antara lain sawit, karet dan produknya, mesin, batubara, produk kimia, dan kertas.
Penyebab kenaikan Penurunan pertumbuhan ekspor non migas pada Triwulan I ataupun penurunan nilai
disebabkan penurunan ekspor pada komoditi elektronik, karet ekspor non-migas
dan produk karet, udang, kakao dan produk hasili hutan. Selain Triwulan I
itu, penurunan ekspor non migas juga disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditi seperti komoditi karet dan produk karet, komoditi sawit, udang dan kakao. Meskipun demikian, nilai ekspor beberapa komoditi mengalami kenaikan yaitu komoditi TPT, Sawit, Alas Kaki, Otomotif dan Kopi.
Pertumbuhan Ekspor Non Migas Trimester I
Growth Maret Growth Jan-Mar Uraian Maret 2013
Nilai (USD Juta)
2013 MoM (%) 2013 YoY (%) Ekspor
Impor Ekspor Impor
-4.0 -6.4 -0.6 Migas
12.9 1.7 -18.7 7.5 Minyk
5.3 65.6 -28.1 14.3 entah Hasil
10.2 -20.5 -10.8 3.2 Minyak Gas
18.2 49.6 -14.6 24.2 Nonmigas
-5.8 -3.3 -3.1
IK-2: Total Ekpor Nasional
Perkembangan nilai dan Total ekspor Indonesia pada Triwulan I 2013 adalah sebesar volume ekspor Triwulan I USD 45,4 Milyar, terdiri dari USD 8,12 Milyar ekspor migas dan USD 37,27 Milyar ekspor non migas. Total ekspor ini mengalami
penurunan sebesar 6,4% dibandingkan total ekspor Triwulan I 2011. Penurunan ekspor ini disebabkan penurunan ekspor migas dan non migas dimana ekspor migas mengalami penurunan sebesar -18,7% dan ekspor non migas mengalami penurunan sebesar – 3,3%.
Sasaran Strategis 2: "Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor dan Diversifikasi
Produk Ekspor"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Rasio konsentrasi 5 negara tujuan
- 109,62 ekspor terbesar (CR5)
Pertumbuhan ekspor ke negara non-
Kontribusi ekspor di luar 10 produk
Keterangan: ( *1 ) Data bulan Januari – Februari 2013 dari BPS ( *2 )
Data bulan Januari 2013 dari Pusdatin ( *3 )
Data bulan Januari 2013 dari Pusdatin
IK-3: Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar (CR5) Kegiatan Promosi di LN
Tingkat diversifikasi pasar tujuan ekspor non migas
(DJPEN, Atdag dan ITPC)
Indonesia dapat dilihat dari besarnya konsentrasi ekspor di
5 negara tujuan ekspor utama. Semakin kecil nilai CR5, menunjukkan bahwa pasar ekspor mengalami diversifikasi,
tidak hanya terpusat pada kelompok negara tertentu saja. Dalam upaya memenuhi target nilai CR5. Pada Triwulan I,
kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan telah mengumpulkan nilai transaksi dagang
sebesar US$ 26.476.533 yang dihasilkan dari 7 (tujuh) kegiatan promosi yang dilakukan di negara-negara yang merupakan pasar non tradisional indonesia. Kegiatan promosi tersebut antara lain Partisipasi pada pameran
MUBA, CIFF, Pasar Malam Indonesia, Misi Dagang Jerman, Nigeria, Saudi Arabia, dan Hungaria.
Kegiatan promosi dalam
Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia pada tahun ini akan
negeri (TEI)
diselenggarakan pada tanggal 16 – 20 Oktober 2013. Dari segi persiapannya, pada Triwulan I tahun 2013 telah dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain:
Perekrutan Peserta sedang dilakukan melalui email blast kepada 5.000 perusahaan calon peserta Trade Expo Indonesia 2013;
Penjajakan kerjasama dengan BRI mengenai Penanganan Business Matching pada TEI 2013.
IK-4: Pertumbuhan ekspor ke negara non-tradisional
Pada Triwulan I tahun 2013, nilai ekspor ke beberapa negara non-tradisional mengalami kenaikan yang signifikan. Nilai ekspor ke Brunei mengalami kenaikan terbesar, mencapai USD 55,8 juta atau tumbuh 222,3%. Disusul urutan berikutnya yaitu Myanmar, Ghana, Aljazair, Pakistan, Kamboja, Meksiko, Mesir, Nigeria, dan Selandia Baru yang mengalami kenaikan lebih dari 10%.
IK-5: Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama Market Brief (DJPEN,
Sebagai upaya pengembangan dan promosi ekspor,
Atdag dan ITPC)
Kementerian Perdagangan terus mengupayakan penajaman strategi penetrasi pasar. Hal tersebut bertujuan untuk terus
mengembangkan dan menjaga kesinambungan ekspor mengembangkan dan menjaga kesinambungan ekspor
meninggalkan dan tetap mengembangkan ekspor di pasar tradisional.
Dalam rangka
meningkatkan peran Kementerian Perdagangan sebagai penyedia informasi perdagangan bagi
para pelaku usaha terutama para eksportir maupun calon eksportir Indonesia, pada Triwulan I tahun 2013,
Kementerian Perdagangan dan perwakilan perdagangan di luar negeri telah membuat 52 (lima puluh dua) buah informasi pasar berupa Market Briefnegara tujuan ekspor
Indonesia.
Diklat Ekspor
Dalam upaya menciptakan serta meningkatkan kemampuan SDM yang bergerak di bidang perdagangan internasional,
maka Kementerian Perdagangan melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) menyelenggarakan pelatihan-pelatihan tentang seluk beluk perdagangan internasional. Pada Triwulan I tahun 2013, BBPPEI telah menyelenggarakan pelatihan sebanyak 16 pelatihan yang diselenggarakan di Jakarta maupun di daerah.
Kerjasama
Dalam mencapai tujuan peningkatan dan pengembangan
pengembangan ekspor
ekspor yang menjadi prioritas Kementerian Perdagangan, diperlukan keterlibatan peran dari pihak-pihak lain baik
dalam maupun luar negeri dalam bentuk kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta. Pada Triwulan I tahun 2013 Kementerian Perdagangan telah melaksanakan penandatanganan 1 (satu) naskah kesepakatan kerjasama dalam bidang pengembangan ekspor.
Penyusunan profil
Dalam upaya memberikan informasi ekspor kepada dunia
produk
melalui penyediaan landasan konseptual dan praktis bagi pengambilan keputusan strategis terkait pengembangan
daya saing produk unggulan sekaligus sebagai media mempromosikan
unggulan ekspor Indonesia, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, menyediakan layanan informasi produk ekspor. Selama Triwulan I tahun 2013, kegiatan penyusunan profil produk masih berada dalam tahap pengumpulan data.
produk-produk
Penyusunan katalog
Seperti halnya pada kegiatan penyusunan profil produk,
produk
pada Triwulan I tahun 2013, kegiatan penyusunan katalog produk masih berada dalam tahap pengumpulan data.
Dalam upaya meningkatkan daya saing produk ekspor
Adaptasi Produk
Indonesia, Kementerian Perdagangan memberikan fasilitasi adaptasi produk kepada pelaku usaha. Hal ini dimaksudkan
agar produk-produk ekspor Indonesia dapat menyesuaikan dengan pasar tujuan ekspor. Pada triwulan I tahun 2013 Kementerian Perdagangan telah memfasilitasi pelaku usaha yang mendapatkan informasi mengenai adaptasi produk sebanyak 90 orang pelaku usaha. Pada Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan kegiatan adaptasi produk sebanyak 4 kegiatan.
Pada Triwulan I, Kementerian Perdagangan belum
Penerimaan misi
memfasilitasi pengusaha Indonesia untuk bertemu dengan
pembelian
buyer melalui kegiatan misi pembelian. Hal ini terjadi karena selama triwulan I tidak ada delegasi dagang dari luar negeri
yang datang ke Indonesia.
Diseminasi hasil produk
Upaya lain yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan
intelligence 2012
untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global adalah melalui diseminasi informasi, terutama yang berkaitan dengan produk ekspor. Pada Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan diseminasi hasil product intelligent 2012 sebanyak 7 kegiatan. Hal ini melampaui dari target yang ditentukan yaitu sebanyak 3 kegiatan.
Sampai pada akhir Triwulan I tahun 2013, kegiatan
Pengembangan produk
pengembangan produk kerajinan masih dalam tahap
kerajinan
persiapan.
Selama Triwulan I tahun 2013, Kementerian Perdagangan
Program peningkatan
telah melaksanakan 2 (dua) kegiatan pendukung program
daya saing produk
peningkatan daya saing produk ekspor, yakni partisipasi
ekspor
pada Java Jazz Festival 2013 dan Indonesian Fashion Week 2013.
Selama Triwulan I tahun 2013, terkait program
Program pengembangan
pengembangan merek, Kementerian Perdagangan telah
merek
melaksanakan 1 (satu) kegiatan penjaringan peserta di Kota Semarang.
Sasaran Strategis 3: "Perbaikan Citra Produk Ekspor Indonesia"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Skor dimensi ekspor dalam Simon
45.73 97.30 Anholt Nation Brand Index (NBI)
Skor 47
Keterangan: ( *1 ) Data Januari 2012
IK-6: Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index (NBI)
Selama Triwulan I tahun 2013, terkait pembuatan TVC Nation
Branding, Implementasi Nation Branding Indonesian Night di Davos-Swiss, Pembuatan Video Klip APEC, WTO, dan TEI, serta Forum Bisnis APEC, hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut:
Melaksanakan proses pembuatan script untuk video APEC &
WTO; Melakukan proses pembuatan video TEI
Sasaran Strategis 4: "Peningkatan Peran dan Kemampuan Diplomasi
Perdagangan Internasional"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Jumlah hasil perundingan
248 Hasil
- 20,16% perdagangan internasional
Perundingan
hasil
Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan
- negara mitra FTA
IK-7: Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional
Untuk mencapai sebuah kesepakatan perdagangan internasional,
Indonesia khususnya Kementerian Perdagangan menjalankan proses-proses negosiasi di forum Multilateral, Regional, maupun Bilateral. Dalam perjalanan proses negosiasi tersebut Kementerian Perdagangan telah menetapkan target sebesar 248 hasil perundingan pada tahun 2013. Pada Triwulan I (Januari- Maret) Kementerian Perdagangan telah mencapai 50 hasil perundingan atau sebesar 20,16 % yang terdiri dari: Report
Pemerintah Pemerintah
MoU Promosi
MoU ini ditandatangi pada tanggal 25 Maret 2013,
Perdagangan RI-Liberia
bersamaan dengan kunjungan balasan Presiden Liberia ke Indonesia. MoU ini diharapkan dapat mengembangkan dan
memfasilitasi peningkatan hubungan perdagangan kedua negara. Dengan semangat kerja sama Selatan-Selatan diharapkan kedua negara dapat mengidentifikasi potensi kerja sama perdagangan dan mengeksplorasi bidang promosi perdagangan bilateral dengan berbagai kegiatan berupa pertukaran informasi secara berkelanjutan, seminar, simposium, pameran dagang, misi dagang, kunjungan lapangan, dan studi pemasaran.
Protocol to Amend
Sehubungan dengan telah ditandatanganinya Persetujuan
Certain ASEAN Economic
Protocol to Amend Certain ASEAN Economic Agreements
Agreements Related to
Related to Trade in Goods (Protokol untuk Mengubah
Trade in Goods
Perjanjian Ekonomi ASEAN Tertentu terkait Perdagangan Barang) di Hanoi pada tanggal 8 Maret 2013, maka seluruh
Negara ASEAN meyepakati agar Protokol ini dapat diberlakukan tiga bulan setelah penandatangan. Selanjutnya Kementerian Perdagangan akan mengajukan ratifikasi Protocol to Amend Certain ASEAN Economic Agreements Related to Trade in Goods tersebut di bulan berikutnya.
IK-8: Persentase Peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA
Indikator ini ditetapkan untuk melihat peningkatan nilai
perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA di forum ASEAN pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya, oleh sebab itu perhitungan tahun ini akan dilakukan pada awal tahun 2014.
Sasaran Strategis 5: "Penyederhanaan Perizinan Perdagangan Dalam dan
Luar Negeri”
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online
Rata-rata waktu penyelesaian
- 113 perizinan (Hari)
4 Hari
Perijinan ekspor dan impor yang
- 101,3 dapat dilayani secara online
75 Perijinan
Rata-rata waktu penyelesaian
- 35,4 perijinan ekspor dan impor
2 Hari
IK-9: Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis)
Saat ini, Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) Perdagangan Dalam Negeri telah memberikan layanan perizinan dengan prinsip ”Single Entry and Single Exit Point” sehingga proses perizinan khususnya perdagangan dalam negeri tidak lagi dilakukan secara tatap muka antara pemohon dengan pejabat pemroses.
Saat ini terdapat 12 jenis perizinan perdagangan dalam negeri yang dilayani oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, dengan semua jenis perizinan itu sudah dapat dilayani secara online. Jumlah perizinan ini lebih sedikit dibanding target yang tercantum dalam Kontrak Kinerja sebanyak 11 perizinan. Apabila mengacu kepada target Kontrak Kinerja maka pada Triwulan 1 tahun 2013 realisasi capaian yang diperoleh adalah sebesar 109 %. Alasan mengapa capaian yang diperoleh adalah sebesar angka tersebut di atas dikarenakan beberapa hal:
1. Tahun lalu, Kementerian Perdagangan mendelegasikan 3 (tiga) perizinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam rangka efisiensi kegiatan perijinan. Ketiga perizinan yang didelegasikan kepada BKPM yaitu: Surat Ijin Usaha Jasa Survei (SIUJS), Surat Permohonan Surat Izin Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIUP4) dan Surat Izin Usaha Perwakilan Perusahaan Perdagangan Asing (SIUP3A) .
2. Kemudian sehubungan dengan adanya perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian Perdagangan maka 3 (tiga) perizinan dilimpahkan dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri ke Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Ketiga perizinan yang dilimpahkan ke Ditjen Standardisasi yaitu: Pendaftaran Label untuk Produsen, Pendaftaran Label untuk Importir dan Pendaftaran Pembebasan Label.
3. Tidak adanya penambahan jenis izin baru yang dikeluarkan oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri selama Triwulan 1 tahun 2013.
IK-10: Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari)
Dalam hal penyelesaian pengurusan perizinan perdagangan dalam negeri, target Triwulan 1 tahun 2013 dapat dilampaui melebihi ekspektasi. Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) Perdagangan Dalam Negeri mampu meyelesaikan pelayanan perizinan dengan waktu 3,5 (tiga setengah) hari, lebih cepat dari target yang ditetapkan sebesar 4 (lima) hari. Sehingga capaian kinerja penyelesaian pelayanan perizinan perdagangan dalam negeri adalah sebesar 113%.
IK-11: Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online Perijinan ekspor dan
Sampai dengan Triwulan I 2013, jumlah perijinan ekspor dan
impor secara online
impor yang dapat dilayani secara online adalah sejumlah 76 perijinan. Dari 76 perijinan tersebut, 57 adalah perijinan impor sementara 19 adalah perijinan ekspor. Terkait dengan perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online, Kementerian Perdagangan juga akan mendorong/mewajibkan pelaku usaha untuk mengajukan beberapa perijinan secara online. Hal ini merupakan suatu terobosan untuk memotong jalur birokrasi pada proses perijinan dengan menghindari tatap muka antara pemohon dan pejabat pemroses perijinan.
IK-12: Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan impor
Selama Triwulan I 2013, rata-rata waktu penyelesaian perijinan
Waktu Penyelesaian
ekspor dan impor adalah 5,65 hari. Kementerian Perdagangan
Perijinan Ekspor dan
terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan perijinan
Impor
ekspor dan impor. Salah satu upaya yang sedang dijajaki adalah ekspor dan impor. Salah satu upaya yang sedang dijajaki adalah
Sasaran Strategis 6: "Peningkatan Output Sektor Perdagangan"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan
Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap
- 102 pengeluaran konsumsi rumah
Jumlah transaksi multilateral di
- 18,43 bidang PBK
1.500.000 lot
lot
Nilai resi gudang yang
IK-13: Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan eceran)
Pertumbuhan Triwulan 1 PDB sektor perdagangan (besar dan eceran) berada diangka 6,5%yoy. PDB sektor perdagangan pada Triwulan 1 tahun 2012 bernilai Rp93.604 miliar sedangkan di Triwulan 1 tahun 2013 bernilai Rp99.776 miliar.
Capaian pertumbuhan PDB sektor tersebut pada Triwulan 1 tahun 2013 sesuai Indikator Kinerja pada Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan 2013. Sehingga pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan berhasil membukukan capaian 100% untuk Indikator Kinerja yang terkait PDB sektor perdagangan.
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Dalam Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Perdagangan besar dan
(Sumber: BPS, diunduh dari situs Bank Indonesia)
IK-14: Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga
Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga di Triwulan 1 tahun 2013 adalah sebesar 96,8 % lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis sebesar 95%. Berkaitan dengan besarnya rasio tersebut, maka capaian yang diperoleh adalah sebesar 102% dari target.
Faktor utama penyebab capaian melebihi target disebabkan karena pada triwulan 1 tahun 2013 pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah sebesar 1.194.291 milyar rupiah dan nilai impor barang konsumsi adalah sebesar 38.036 milyar rupiah.
IK-15: Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK
Keberhasilan transaksi di Bursa Berjangka itu dapat diukur dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mengetahui likuiditas transaksi yang terjadi di Bursa Berjangka.
Pada periode Triwulan 1 tahun 2013 jumlah transaksi multilateral di bidang PBK tercatat mencapai 276.449 lot atau sebesar 78,98% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 350.000 lot.
Belum tercapainya target jumlah transaksi multilateral di bidang PBK pada periode ini dikarenakan masyarakat masih lebih tertarik dengan transaksi bilateral (Sistem Perdagangan Alternatif/SPA) dimana saat ini PT BKDI juga sudah dapat memperdagangkan transaksi SPA.
IK-16: Nilai Resi Gudang yang diterbitkan
Salah satu tolok ukur keberhasilan implementasi dari Sistem Resi Gudang adalah jumlah nilai Resi Gudang yang diterbitkan, dimana hal ini berarti bahwa SRG sudah dapat dilaksanakan oleh masyarakat (kelompok tani, koperasi) dalam hal sarana pembiayaan.
Untuk periode Triuwlan 1 tahun 2013, Bappebti menetapkan jumlah nilai Resi Gudang sebesar Rp 25 Miliar, namun dalam pelaksanaannya hanya mencapai Rp 6,9 Miliar atau tingkat capaiannya hanya sebesar 27,60%.
Belum tercapainya target tersebut dikarenakan dari 81 (delapan puluh satu) gudang SRG yang telah selesai dibangun baru 30 (tiga puluh) gudang SRG yang telah melaksanakan implementasi SRG. Oleh karena itu Bappebti akan terus melakukan bimbingan teknis dan sosialisasi secara berkesinambungan ke pelaku dan masyarakat.
Sasaran Strategis 7: "Peningkatan Perlindungan Konsumen"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Akumulasi jumlah BPSK yang
- 129 % terbentuk setiap tahun (Unit)
65 Unit
Unit
IK-17: Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit)
Dalam rangka melaksanakan Misi Kementerian Perdagangan yaitu Menguatkan Pasar Dalam Negeri untuk mencapai tujuan Kementerian Perdagangan melalui Peningkatan pengawasan dan perlindungan konsumen, maka dalam rangka menunjang Sasaran Strategis Perlindungnan Konsumen dengan Indikator Kinerja Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit), hal ini dirumuskan melalui Kebijakan Umum Perlindungan Konsumen, yaitu:
1. Menyusun regulasi ‘pro konsumen’ dan menciptakan kepastian hukum, diantaranya regulasi berbasis standar, persyaratan teknis;
2. Mengintensifkan pengawasan barang beredar dan jasa berdasarkan 6 parameter (standar, label, iklan, cara 2. Mengintensifkan pengawasan barang beredar dan jasa berdasarkan 6 parameter (standar, label, iklan, cara
3. Meningkatkan edukasi konsumen agar cerdas, mandiri, berperan aktif dalam kegiatan perlindungan konsumen, serta untuk memupuk kesadaran akan hak dan kewajibannya;
4. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama kelembagaan standardisasi
konsumen, seperti pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK); mendorong pengembangan LPKSM dan LPK; Aktif dalam pertemuan Asean terkait Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.
perlindungan
Melalui kebijakan umum tersebut, capaian Indikator Kinerja Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun (Unit) Triwulan I target 65 telah tercapai 84 Unit BPSK atau mencapai 129%. Hal ini dalam menujang perkuatan dan peningkatan kerjasama kelembagaan standardisasi dan perlindungan konsumen, diantaranya pembentukan BPSK pada tahun 2013.
Sasaran Strategis 8: "Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dalam
Mendukung Kinerja Logistik Nasional"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Persentase realisasi revitalisasi pasar
- tradisional
IK-18: Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional
Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan melalui Tugas Pembantuan, melakukan revitalisasi Pasar di 111 pasar. Namun demikian, karena Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk revitalisasi pasar tersebut baru saja disahkan pada tanggal 18 April 2013, oleh karena itu pelaksanaan realisasi revitalisasi pasar tradisional untuk Triwulan 1 2013 masih nihil.
Sasaran Strategis 9: “Stabilisasi Harga Bahan Pokok”
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Rata-rata koefisiensi variasi harga
- 166 bahan pokok utama
IK-19: Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama
Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama pada Triwulan 1 tahun 2013 mencapai angka 1,7. Capaian ini melebihi target yang ditentukan pada kontrak kinerja yang sebesar 5-9, sehingga capaian untuk Indikator Kinerja ini adalah 166%. Pencapaian Secara umum, beberapa harga komoditi di pasar domestik relatif stabil. Namun, ada beberapa komoditi yang fluktuasinya cukup tinggi yaitu telur dan daging ayam. Sedangkan harga daging sapi sudah mulai stabil.
Stabilisasi Harga Komoditi di Pasar Dometik (Jan – Mar 2013) Koef. Variasi
Gula Pasir
Tepung Terigu
Minyak Goreng
Susu kental Manis
Daging Ayam
Daging Sapi
Target Koefisien Variasi Harga Domestik 2010 - 2014 5-9
Sumber: BPS dan Ditjen PDN, diolah; * data bulanan dari Januari – Maret 2013
Sasaran Strategis 10: "Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok Antar Propinsi"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Rata-rata rasio variasi harga provinsi
- 72 dibandingkan variasi harga nasional
IK-20: Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional
Nilai rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional pada Triwulan 1 tahun 2013 adalah 2,8%. Nilai ini lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan yang sebesar. Artinya capaian Kemendag untuk
indikator ini hanya 72%. Tingginya nilai rasio yang melebihi target (seperti beras,
minyak goreng dan jagung) menunjukkan bahwa pergerakan harga antar daerah tidak simetris.
Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan variasi harga nasional
(Jan-Mar 2013)
Rasio Variasi Harga Provinsi/Nasional
2 Gula Pasir
5 Tepung Terigu
6 Minyak Goreng
7 Susu Bubuk
8 Daging Ayam
9 Daging Sapi
Target Disparitas Antarprovinsi 2010 - 2014
1,5 - 2,5
Sumber: BPS dan Ditjen PDN, diolah; * data bulanan dari Januari – Maret 2013
Sasaran Strategis 11: "Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan
Akuntabilitas Kementerian"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw I
Opini BPK atas Laporan Keuangan
- Kementerian
WTP
Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti
- Korupsi
Top 3
IK-21: Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Kemendag telah
Dalam rangka mendapatkan opini WTP atas Laporan Keuangan
memperoleh WTP pada
Kementerian Perdagangan Tahun 2012, telah dilakukan
Tahun 2012 dan
berbagai upaya baik melalui pengawasan, reviu atas Reviu
penilaian tahun 2013
Laporan Keuangan TA 2012 maupun Penilaian Wilayah Tertib
akan diterbitkan pada
Administrasi (WTA) Tahun 2012. Pada tahun 2012, Laporan
bulan Juni 2013
Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2011 mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.Sementara itu, opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan tahun 2012, baru akan diketahui pada bulan Juni 2013.
IK-22: Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi)
KPK sebagai Institusi Pemerintah yang melakukan penilaian PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi) pada tahun 2013 sedang melakukan penelitian lebih lanjut tentang metode penilaian PIAK tersebut. Inkubasi metode ini baru bisa dilaksanakan pada tahun 2014. Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan pada tahun 2013 belum mendapatkan penilaian PIAK tersebut.
Sasaran Strategis 12: "Peningkatan Kinerja Organisasi Kementerian"
Tahun 2013
Capaian (%) Indikator Kinerja
Realisasi
Target
s.d. Tw II
Penilaian terhadap akuntabilitas
- 100 % kinerja
IK-23: Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja
Penilaian oleh Kementerian PAN dan RB atas penyelenggaraan SAKIP di Kementerian Perdagangan semakin mendapatkan predikat lebih baik dari tahun ke tahun. Pada penilaian yang dilakukan tahun 2009, Kementerian Perdagangan memperoleh per ingkat 14 yang setara dengan “C” atas penyelenggaraan sistem AKIP Tahun 2008, selanjutnya pada tahun 2010, hasil penilaian atas penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2009 meningkat menjadi “CC”. Pada tahun 2011 penilaian atas penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2010 berhasil ditingkatkan, yaitu dari predikat “CC” menjadi “B”, sedangkan pada tahun 2012 Kementerian Perdagangan berhasil mempertahankan Penilaian oleh Kementerian PAN dan RB atas penyelenggaraan SAKIP di Kementerian Perdagangan semakin mendapatkan predikat lebih baik dari tahun ke tahun. Pada penilaian yang dilakukan tahun 2009, Kementerian Perdagangan memperoleh per ingkat 14 yang setara dengan “C” atas penyelenggaraan sistem AKIP Tahun 2008, selanjutnya pada tahun 2010, hasil penilaian atas penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2009 meningkat menjadi “CC”. Pada tahun 2011 penilaian atas penyelenggaraan sistem AKIP tahun 2010 berhasil ditingkatkan, yaitu dari predikat “CC” menjadi “B”, sedangkan pada tahun 2012 Kementerian Perdagangan berhasil mempertahankan
B. Akuntabilitas Keuangan
Pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan menerima pagu anggaran sebesar Rp. 3.105.723.944.000,-. Selama triwulan I, anggaran yang telah direalisasikan sebesar kurang lebih 140.405.887.127 atau sekitar 4,52%. Persentase tersebut hampir mendekati target realisasi anggaran Kementerian Perdagangan yang telah ditetapkan untuk triwulan I yaitu sebesar 5,22%. Selanjutnya, penggunaan anggaran berdasarkan unit organisasi eselon I dan program kementerian akan dijelaskan berikut ini.
Berdasarkan Eselon I
Pada triwulan I, persentase realisasi anggaran Kementerian Perdagangan adalah sebesar 4,52% atau hampir mendekati target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5,22%. Dari 9 Unit Eselon I Kementerian Perdagangan, 8 Unit Eselon I telah melampaui target yang telah ditetapkan. Beberapa Unit Eselon I menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah ditargetkan dan masih ada Unit Eselon I yang realisasi anggarannya kurang dari target yang diharapkan. Realisasi anggaran berdasarkan urutan terbesar adalah Inspektorat Jenderal yaitu sebesar 11,17%; Bappebti 8,23%; Sekretariat Jenderal 8,08%; Ditjen Daglu 7,10%; Ditjen SPK 7,08%; BPPKP 6,74%; Ditjen KPI 5,82%; dan Ditjen PEN sebesar 5,12%. Sedangkan, Unit Eselon I yang masih kurang pencapaian target realisasinya adalah Ditjen PDN yaitu hanya sebesar 0,66%.
Berdasarkan Program
Dari 10 program yang ada pada Kementerian Perdagangan,
Kementerian
sebanyak 7 program telah melebihi target realisasi anggaran yang telah ditetapkan. Realisasi anggaran berdasarkan program Kementerian Perdagangan yang penyerapannya di atas target yang telah ditetapkan adalah:
1. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perdagangan, sebesar 11,17%
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan, sebesar 8,75%
3. Program Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi, sebesar
4. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri, sebesar
5. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen, sebesar
6. Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Perdagangan, sebesar 6,74%
7. Program
Peningkatan
Kerjasama Perdagangan
Internasional, sebesar 5,82% Sedangkan, program Kementerian Perdagangan yang realisasi
penyerapan anggarannya perlu ditingkatkan lagi pada triwulan selanjutnya adalah:
1. Program Pengembangan Ekspor Nasional, sebesar
5,12%
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan, sebesar 3,96%
3. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, sebesar 0,66%
BAB III PENUTUP
Secara umum, pencapaian target Rencana Aksi Kementerian Perdagangan pada Triwulan I Tahun 2013 telah sesuai dengan yang ditetapkan. Namun demikian, terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal baik dalam persiapan maupun pelaksanaannya. Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan rencana aksi belum dapat terlaksana pada Triwulan ini danakan dilaksanakan pada periode selanjutnya ataupun akan direvisi sesuai dengan perkembangan prioritas kinerja unit organisasi.
Terdapat beberapa kegiatan relatif menggunakan anggaran lebih besar dari yang telah ditargetkan dan sebagian lainnya kurang dari yang ditargetkan. Sementara itu, secara total anggaran Kementerian Perdagangan pada Triwulan I yang sebesar Rp. 162,13 miliar dan telah terealisasi sebesar kurang lebih Rp. 140,405,887,127 atau 86,6%.
Adapun beberapa kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan rencana aksi selama Triwulan adalah sebagai berikut: (1) Prosedur administrasi pencairan anggaran yang terkendala oleh penetapan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kasus seperti ini banyak dijumpai pada realisasi anggaran dana dekonsentrasi; (2) adanya kendala eksternal khususnya kerjasama atau hubungan dengan institusi pemerintah terkait lainnya dalam mendukung penyelesaian rencana aksi Kemendag. Contohnya lembaga KPK yang menyelenggarakan penilaian PIAK pada tahun ini sedang melakukan pembaharuan metode penilaian sehingga kegiatan penilaian ini belum dapat terlaksana pada tahun ini, dan (3) kendala Sumber Daya Manusia dan pembagian tugas yang sedang mengalami proses evaluasi terutama masa reformasi birokrasi dan percobaan masa remunerasi Kementerian Perdagangan. Hal ini berdampak pada masa resistensi tugas dan fungsi pekerjaan yang baru.
Kerjasama antar unit organisasi dilingkungan internal Kementerian Perdagangan dan antar instansi pemerintah lainnya adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menyelenggarakan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi nilai- nilai organisasi yang bertumbuh dan berkembang. Demikian Laporan Triwulanan I ini disusun sebagai instrumen monitoring kinerja dan harapannya dapat dipergunakan dengan baik untuk evaluasi dan perbaikan kinerja pada periode-periode mendatang.
LAMPIRAN
a. Kontrak Kinerja
Realisasi Kinerja Triwulan I SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
-3,3 -45,0 Peningkatan Pertumbuhan Ekspor
Pertumbuhan ekspor non mingas
Total Ekspor
Rasio konsentrasi 5 negara tujuan ekspor terbesar
109,62 dan diversifikasi produk ekspor
Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor
(CR5)
Pertumbuhan ekspor ke negara non-tradisional
53 53,35 100,66 Perbaikan citra produk ekspor
Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama
Skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand
Indonesia
Index (NBI)
50 20,16 kemampuan diplomasi perdagangan internasional
Peningkatan peran dan
Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional
Perundingan
Persentase peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA
10 - -
Pelayanan perizinan sub sektor PDN yang dapat dilayani secara online (Jenis)
11 12 109 Penyederhanaan Perizinan
Jenis
4 3,5 113 Perdagangan Dalam dan Luar
Rata-rata waktu penyelesaian perizinan (Hari)
Hari
75 76 101,33 Negeri
Perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara
Perijinan
onlie Rata-rata waktu penyelesaian perijinan ekspor dan
Hari
impor Pertumbuhan PDB sektor perdagangan (besar dan
Peningkatan output sektor
95 96,8 102 perdagangan
Rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap
pengeluaran konsumsi rumah tangga Jumlah transaksi multilateral di bidang PBK
6,9 6,9 Peningkatan Perlindungan
Nilai resi gudang yang diterbitkan
Rupiah
100 Miliar
Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk setiap tahun
Konsumen
65 84 129 Pengembangan sarana distribusi
(Unit)
Unit
perdagangan dalam mendukung
0 0 kinerja logistik nasional
Persentase realisasi revitalisasi pasar tradisional
Realisasi Kinerja Triwulan I SASARAN STRATEGIS
% Stabilisasi Harga Bahan Pokok
INDIKATOR KINERJA
382% Penurunan Disparitas Harga Bahan
Rata-rata koefisien variasi harga bahan pokok utama
Rata-rata rasio variasi harga provinsi dibandingkan
127 Pokok Antar Propinsi
variasi harga nasional
Peningkatan Kualitas Laporan
Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian
Opini
WTP
Keuangan dan Akuntabilitas Kementerian
Ranking PIAK (Program Inisiatif Anti Korupsi
Ranking
Top 3
Peningkatan Kinerja Organisasi
Penilaian terhadap akuntabilitas kinerja
Kategori
B B 100
c. Lembar Pengukuran Kegiatan Menurut Rencana Aksi Pelaksanaan Kontrak Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013
Realisasi Triwulan I SASARAN STRATEGIS
Target Triwulan I
Anggaran Peningkatan pertumbuhan
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
Survey HPE 41.352.150 ekspor
Pertumbuhan ekspor nonmigas
Penyusunan dan penerbitan kebijakan
3 peraturan
penetapan harga patokan ekspor produk
CPO ke 4 daerah dan 3 peraturan HPE Produk Pertambangan (Feb. s/d Apr)
Total ekspor
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan ekspor
monitoring
Verifikasi penerbitan dokumen produk
ekspor Verifikasi dalam rangka penerbitan LS
ekspor produk industri kehutanan Identifikasi peningkatan ekspor produk
pertanian dan kehutanan serta industri dan pertambangan
Realisasi Triwulan I SASARAN STRATEGIS
Target Triwulan I
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
Output
Anggaran
Output Anggaran
Focus group discussion dengan
stakeholder mengenai produk ekspor Partisipasi pada forum kerjasama
komoditas ekspor
1 laporan
Bantuan peralatan penunjang ekspor
produk pertanian dan kehutanan Penyediaan dan pemutakhiran data dan
3 kali cetak 58.044.000
informasi produk ekspor dan eksportir
buku statistik & 1 laporan
Sosialisasi dan bimbingan teknis ekspor
1 Kegiatan 18.100.000
produk industri dan pertambangan Koordinasi dengan stakeholder untuk
2 kegiatan
mendorong penetapan KEK
koordinasi untuk mendorong KEK
Penyusunan kebijakan Permendag
pendelegasian penerbitan perijinan kepada administrator di KEK Penerbitan SKA dengan sistem otomasi
Verifikasi keasalan barang ekspor
Indonesia Penyusunan submisi tuduhan dumping,
subsidi dan safeguards Dengan pendapat / konsultasi
informal/teknis di negara mitra dagang Monitoring dan evaluasi hambatan
perdagangan Pembuatan dan pengelolaan database
hambatan perdagangan Penyusunan/penyempurnaan kebijakan
penyiapan 267.100.000
impor barang modal, bahan baku dan
dokumen dan
penolong
pengumpulan bahan-bahan
Realisasi Triwulan I SASARAN STRATEGIS
Target Triwulan I
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
Koordinasi penanganan permasalahan
penyiapan
impor barang modal, bahan baku dan
dokumen dan
penolong
pengumpulan bahan-bahan
Monitoring dan evaluasi importasi
penyiapan
barang modal, bahan baku dan penolong
dokumen dan pengumpulan bahan-bahan
Penyusunan/penyempurnaan kebijakan
penyiapan
impor barang konsumsi
dokumen dan pengumpulan bahan-bahan
Koordinasi penanganan permasalahan
penyiapan
impor barang konsumsi
dokumen dan pengumpulan bahan-bahan
Monitoring dan evaluasi impor barang
dokumen dan pengumpulan bahan-bahan
Diversifikasi pasar tujuan
- ekspor dan diversifikasi
Rasio konsentrasi penguasaan pangsa
Kegiatan promosi di LN (DJPEN, Atdag
pasar di 5 negara tujuan ekspor
dan ITPC)
produk ekspor
terbesar (CR5)
Kegiatan promosi dalam negeri (TEI)
Tahap
persiapan
Pertumbuhan ekspor non migas ke
Market intelligence (DJPEN, Atdag dan
negara non tradisional
ITPC)
Kontribusi ekspor di luar 10 produk
Market brief (DJPEN, Atdag dan ITPC)
utama
Diklat ekspor PPEI (angkatan)
Kerjasama pengembangan ekspor
Penyusunan profil produk
Penyusunan katalog produk
Pengumpulan -
data
Realisasi Triwulan I SASARAN STRATEGIS
Target Triwulan I
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
Output
Anggaran
Output Anggaran
Adaptasi produk
Penerimaan misi pembelian
Diseminasi hasil produk intelligent 2012
Pengembangan produk kerajinan
Program peningkatan daya saing produk
2 kegiatan -
ekspor Program pengembangan merek
peserta di Semarang
Indonesian - ekspor Indonesia
Perbaikan citra produk
Skor dimensi ekspor dalam Simon
Pembuatan TVC NB, implementasi ND
Anholt Nation Brang Index (NBI)
ndonesian Night di Davos, Pembuatan
Night
Video Klip APEC, WTO dan TEI, forum
Proses
bisnis APEC
pembuatan script video APEC & WTO
Proses pembuatan
video TEI Peningkatan peran dan
50 hasil 11.875.260.090 kemampuan Kementerian
Jumlah hasil perundingan
Program peningkatan kerjasama
56 hasil
perundingan Perdagangan dalam
perdagangan internasional
perdagangan internasional
perundingan
9 hasil 8.296.466.215 diplomasi perdagangan
Persentase peningkatan nilai
Peningkatan peran dan kemampuan
9 hasil
perundingan internasional
perdagangan Indonesia dengan
diplomasi perdagangan internasional
perundingan
negara mitra FTA
Partisipasi aktif pada perundingan perdagangan/konferensi/workshop internasional Peningkatan peran Indonesia melalui penyelenggaraan sidang internasional di dalam negeri Penguatan persiapan perundingan dan posisi runding Penyelenggaraan sosialisasi hasil dan proses diplomasi perdagangan internasional didaerah
Realisasi Triwulan I SASARAN STRATEGIS
Target Triwulan I
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN PENDUKUNG
Publikasi perkembangan dan hasil perundingan kerjasama perdagangan internasional Peningkatan kerjasama di bidang
perdagangan jasa
perundingan
perundingan
Partisipasi dalam perundingan perdagangan jasa Penyusunan proposal/posisi perundingan/rekomendasi dan laporan perundingan perdagangan jasa Peningkatan pemahaman hasil perundingan perdagangan jasa Peningkatan kerjasama dan perundingan