FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE
FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Rowland_pasaribu@staff.gunadarma.ac.id
Angrit Kharisma
Jurusan Akuntansi FE Universitas Gunadarma
ABSTRACT
This research aims to obtain empirical evidence of the effectiveness of the fraud triangle in detecting fraudulent financial statement. The variables of the fraud triangle are used a proxy external pressure with LEV, financial stability pressure by ACHANGE, nature of industry by RECEIVABLE effective monitoring by BDOUT proxy and change in auditor by CPA. Detecting of fraudulent financial statement in this research uses a proxy earnings management. The population of this research is the manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2008 - 2016. Statistical data analysis method used is linear regression. The result of this research indicate that the nature of indutry influence the financial statement fraud. Meanwhile, the external pressure, financila stability, ineffective monitoring and change in auditor has no significant impact on financial statement fraud.
Keywords: Financial statement fraud, external pressure, nature of industry, financial stability, ineffective monitoring, change in auditor, earnings management.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai efektivitas dari fraud triangle dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Variabel-variabel dari fraud triangle adalah external pressure yang diproksikan dengan LEV, financial stability yang diproksikan dengan ACHANGE, nature of industry yang diproksikan dengan RECEIVABLE, ineffective monitoring yang diproksikan dengan BDOUT dan chabnge in auditor yang diproksikan dengan CPA. Pendeteksian kecurangan laporan keuangan dalam penelitian ini menggunakan manajemen laba. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2008- 2016. Metode analisis data statistik yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya nature of industry yang berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Sementara itu, external pressure, financial stabiliy, ineffective monitoring dan change in auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
Kata Kunci: Kecurangan laporan keuangan, external pressure, nature of industry, financial stability, ineffective monitoring, change in auditor, manajemen laba.
PENDAHULUAN
No.1 dalam Diany dan Ratmono (2014) mengenai tujuan dari pelaporan keuangan,
Berkembangnya industri manufaktur tidak salah satunya adalah menyediakan informasi terlepas dari peran penting suatu laporan
yang berguna untuk para investor dan kreditor keuangan dalam setiap perusahaan. Dimana
yang sudah ada maupun para investor dan laporan keuangan akan digunakan oleh pihak-
kreditor potensial dalam membuat suatu pihak berkepentingan untuk membuat suatu
keputusan yang rasional mengenai investasi, keputusan ekonomi. Tertuang dalam Statement
kredit, serta keputusan lain yang sejenis. Maka of Financial Accounting Concept (SFAC)
dari itu laporan keuangan haruslah disusun dengan baik berdasarkan Standar Akuntansi
JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018
Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh terdapat tiga kondisi yang selalu hadir saat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Serta
terjadi kecurangan laporan keuangan. Ketiga informasi yang disajikan dalam laporan
kondisi tersebut adalah tekanan (pressure), keuangan tersebut haruslah faktual, objektif
kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi dan tidak menyesatkan bagi para pemakainya.
(rationalization) yang kemudian dikenal Laporan keuangan yang tidak memberikan
dengan istilah fraud triangle. Tekanan adalah informasi dengan benar, maka akan
dorongan yang menyebabkan seseorang menyesatkan para pengguna laporan keuangan
melakukan kecurangan. Pada umumnya yang tersebut dalam membuat suatu keputusan.
mendorong terjadinya kecurangan adalah Disinilah terjadi celah bagi pihak manajemen
kebutuhan finansial tapi banyak juga yang untuk melakukan kecurangan, karena pihak
oleh keserakahan. manjemen ingin selalu berusaha menampilkan
hanya
terdorong
peluang yang kondisi perusahaan dalam keadaan sebaik
Kesempatan
adalah
memungkinkan kecurangan terjadi. Biasanya mungkin dimata para pengguna laporan
disebabkan karena pengendalian internal suatu keuangan tersebut.
lemah, kurangnya Tindakan pemanipulasian laporan keuangan
organisasi
yang
pengawasan, atau penyalahgunaan wewenang ini adalah salah satu bentuk tindakan
Gagola (2011) dalam Diany dan Ratmono kecurangan atau fraud. Dimana kecurangan
(2014). Rasionalisasi menjadi elemen penting pelaporan keuangan merupakan suatu usaha
dalam terjadinya kecurangan karena pelaku yang dilakukan dengan sengaja oleh
mencari pembenaran atas tindakannya. perusahaan untuk mengecoh dan menyesatkan
Pembenaran ini bisa terjadi saat pelaku ingin para pengguna laporan keuangan, terutama
membahagiakan keluarga dan orang-orang investor dan kreditor, dengan menyajikan dan
yang dicintainya, pelaku merasa berhak merekayasa nilai material dari laporan
mendapatkan sesuatu yang lebih (posisi, gaji, keuangan (Sihombing dan Rahardjo, 2014).
promosi) karena telah lama mengabdi pada Menurut Association of Certified Fraud
perusahaan, atau pelaku mengambil sebagian Examiners (ACFE), kecurangan adalah
perusahaan telah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat
keuntungan
karena
menghasilkan keuntungan yang besar. oleh seseorang atau badan yang mengetahui
Beberapa kasus mengenai kecurangan bahwa
laporan keuangan di BEI juga telah terjadi, mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak
seperti kasus kecurangan yang dilakukan oleh baik kepada individu atau entitas atau pihak
PT Kimia Farma Tbk. Kasus ini bermula dari lain. Statement of Auditing Standards No.99
bukti yang ditemukan oleh Ludovicus Semsi mendefinisikan fraud sebagai suatu Tindak
W selaku partner dari KAP HTM yang kesengajaan untuk menghasilkan salah saji
diberikan tugas untuk mengaudit laporan material dalam laporan keuangan yang
keuangan PT Kimia Farma Tbk untuk masa 5 merupakan subyek audit. Ada berbagai jenis
bulan yang berakhir pada 31 Mei 2002, kecurangan dan ada banyak cara untuk
menemukan dan melaporkan adanya kesalahan mengenalinya
dalam penilian persediaan barang jadi dan pengungkapan kecurangan sebelumnya. Para
lewat
pengalaman
kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun akuntan membedakan kecurangan dalam
yang berakhir per 31 Desember 2001. Dari beberapa kategori yaitu penyelewengan aset
hasil pemeriksaan Bapepam diperoleh bukti yang terdiri atas pencurian uang tunai atau
bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam persediaan, skimming (pencurian uang lewat
laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk. peng-captur-an nomor rekening orang lain),
kesalahan tersebut kecurangan dan penggelapan gaji. Adapun
Adapun
dampak
mengakibatkan overstated laba pada laba kecurangan dalam laporan keuangan yang
bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember ditandai dengan kesengajaan untuk membuat
2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan laporan keuangan menjadi salah saji atau
2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba kesalahan jumlah dalam pengungkapan
bersih PT Kimia Farma Tbk. Kesalahan pelaporan keuangan, dengan maksud menipu
tersebut timbul pada Unit Industri Bahan Baku pengguna laporan keuangan.
yaitu kesalahan berupa overstated pada Skousen et al., (2009) dalam Diany dan
penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada Unit Ratmono (2014) mengajukan teori bahwa
Logistik Sentral yaitu kesalahan berupa
FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF ………………………………..…. (Pasaribu & Kharisma)
overstated pada persediaan barang sebesar Rp Syafruddin (2014), serta Rachmawati dan 23,9 miliar, dan pada Unit Pedagang Besar
Marsono (2014). Martantya dan Daljono Farmasi (PBF) yaitu berupa kesalahan berupa
(2013) meneliti mengenai pendeteksian overstated pada persediaan barang sebesar Rp
kecurangan laporan keuangan menggunakan 8,1 miliar dan kesalahan berupa overstated
segitiga kecurangan (fraud triangle) dengan pada penjualan sebesar Rp 10,7 miliar (Siaran
variabel tekanan dan peluang. Berdasarkan Pers Badan Pengawas Pasar Modal, 2002)
analisis yang telah dilakukan, dalam Rachmawati dan Marsono (2014)
hasil
bahwa variabel stabilitas Selain itu pada tahun 2005 PT Sari
disimpulkan
keuangan dengan proksi tingkat pertumbuhan Husada diduga telah melakukan pelanggaran
aset dan variabel target keuangan dengan pasal 91 dalam perdagangan saham. Pasal
proksi return on asset terbukti berpengaruh tersebut berisi tentang setiap pihak dilarang
secara signifikan terhadap kemungkinan melakukan tindakan, baik langsung maupun
terjadinya kecurangan laporan keuangan. tidak langsung, dengan tujuan menciptakan
Variabel tekanan eksternal dengan proksi rasio gambaran semu atau menyesatkan mengenai
leverage , variabel kepemilikan manajerial kegiatan pihak perdagangan, keadaan pasar
dengan proksi ada tidaknya kepemilikan atau harga efek di Bursa Efek. Selain itu
saham oleh orang dalam, dan variabel ditemukan pelanggaran Peraturan Bapepam
efektivitas pengawasan dengan proksi proporsi berkaitan dengan transaksi share buy back
independen terbukti tidak oleh manajemen dan orang dalam PT. Sari
komisaris
berpengaruh secara signifikan terhadap Husada Tbk. Akhirnya Bapepam melakukan
kemungkinan terjadinya kecurangan laporan tindakan tertentu berupa denda kepada
keuangan. Variabel ukuran perusahaan yang komisaris dan direksi PT. Sari Husada Tbk
dilihat dari total aset tidak dapat dijadikan (Annual report Bapepam, 2005). Pada tahun
kontrol dalam mendeteksi kemungkinan 2011 Bapepam menangani kasus investasi PT
adanya kecurangan laporan keuangan. Askrindo, secara garis besar kasus ini terkait
Sihombing dan Raharjo (2014) dalam dengan adanya rekayasa keuangan yang
mengenai analisis fraud dilakukan oleh PT Askrindo dengan cara
penelitiannya
diamond yang merupakan perkembangan dari melakukan investasi di pasar modal melalui
menyimpulkan hasil empat Manajer Investasi/ Perantara Pedagang
fraud
triangle
penelitiannya yaitu pressure yang diproksikan Efek, namun sebenarnya investasi tersebut
dengan leverage ratio, variabel nature of digunakan
industry yang diproksikan dengan rasio sebelumnya yang tidak terbayar. Pada
perubahan piutang dan variabel rationalization akhirnya rekayasa ini merugikan PT Askrindo.
yang diproksikan dengan rasio perubahan total Kasus ini melibatkan dua industri yaitu pasar
akrual terbukti berpengaruh terhadap financial modal dan perasuransian. Untuk itu, kasus ini
statement fraud . Namun, penelitianya tidak ditangani secara komprehensif dengan
membuktikan bahwa variabel financial target koordinasi yang intens antara pemeriksa di
yang diproksikan dengan ROA, variabel bidang pasar modal dan pemeriksa di bidang
innefective monitoring yang diproksikan perasuransian. Di samping itu, mengingat
dengan rasio dewan komisaris independen, kasus ini juga merupakan pelanggaran tindak
change in auditor , dan Capability yang pidana korupsi yang ditangani oleh penyidik
dengan perubahan direksi Polri, maka Bapepam-LK juga memberikan
diproksikan
terhadap financial bantuan penuh kepada penyidik, yang antara
memiliki
pengaruh
statement fraud.
lain adalah pemberian keterangan ahli, saksi, Fimanaya dan Syafruddin (2014) dalam maupun dokumen-dokumen dalam rangka
penelitiannya mencoba meneliti kecurangan membantu proses Penyidikan dimaksud
laporan keuangan dengan menggunakan (Annual Report Bapepam 2011).
segitiga kecurangan (fraud triangle). Hasil Penggunaan analisis fraud triangle
analisisnya menunjukkan bahwa variabel untuk mendeteksi adanya kecurangan dalam
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap laporan
kemungkinan kecurangan laporan keuangan. dilakukan oleh Martantya dan Daljono (2013),
Sedangkan variabel leverage keuangan, rasio Sihombing dan Raharjo (2014), Fimanaya dan
perputaran modal, transaksi pihak istimewa,
JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018
ukuran perusahaan audit, rasio persediaan per total aset, pergantian auditor, opini audit, dan kemampuan Going Concern tidak berpengaruh signifikan. Selain itu Rachmawati dan Marsono
menyimpulkan bahwa yang berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting ) adalah multijabatan dewan direksi dan pergantian auditor. Variabel lain yaitu kepemilikan asing, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannnya, target keuangan, efektivitas pengawasan, dan transaksi pihak istimewa terbukti
tidak berpengaruh
terhadap
kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting ).
Berdasarkan beberapa penelitian diatas, terdapat beberapa perbedaan pendapat yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Sihombing dan Raharjo (2014) menunjukkan hasil bahwa beberapa proksi variabel dalam laporan keuangan seperti External Pressure (LEV) berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan pelaporan keuangan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fimanaya dan Syafruddin (2014), Martantya dan Daljono (2013), dan Rachmawati dan Marsono (2014) yang menyimpulkan bahwa variabel External Pressure (LEV) tidak berpengaruh
terhadap
kecenderungan
kecurangan pelaporan keuangan. Selanjutnya untuk variabel Change in Auditor (ΔCPA) dalam penelitian Rachmawati dan Marsono (2014) menunjukan hasil yang berbeda dengan Sihombing dan Raharjo (2014) serta Fimanaya dan Syafruddin (2014), dimana Rachmawati
menyimpulkan Change in Auditor (ΔCPA) berpengaruh
terhadap
kecenderungan
pelaporan keuangan. Berlatar belakang dari hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh financial stability, external pressure, nature of industry, ineffective monitoring, dan change in auditor terhadap
financial statement fraud pada emiten
manufaktur di bursa efek Indonesia periode 2008-2016
KAJIAN LITERATUR
Jensen dan Meckling (1976) dalam Racmawati
mendefinisikan teori agensi sebagai sebuah
kontrak di mana satu atau lebih pemegang saham (principal) melibatkan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama mereka. Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham dan agen akan selalu bertindak yang terbaik bagi kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu manajer harus bertanggungjawab kepada pemegang saham. Dengan adanya perbedaan kepentingan antara agen dan principal inilah yang menyebabkan adanya konflik yang dapat memicu terjadinya asimetri informasi diantara kedua belah pihak tersebut. Agen sebagai pihak internal yang memiliki informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan principal bisa memanfaatkan keadaan tersebut untuk mencari celah dalam melakukan kecurangan. Fraud triangle theory merupakan suatu gagasan yang meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali diciptakan oleh Donald R. Cressey (1953) yang dinamakan fraud triangle atau segitiga kecurangan. Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud yaitu:
Tekanan
(Pressure).
Pressure merupakan suatu dorongan orang untuk melakukan fraud. Dimana tekanan dapat diakibatkan oleh berbagai hal termasuk tekanan yang bersifat finansial dan non finansial. Faktor finansial muncul karena keinginan untuk memiliki gaya hidup yang berkecukupan secara materi. Sedangkan faktor non finansial bisa mendorong seseorang melakukan fraud, yaitu tindakan untuk menutupi kinerja yang buruk. Selain itu sifat dasar manusia yang serakah bisa jadi memberikan tekanan secara internal sehingga mendorong seseorang melakukan tindakan kecurangan Sukirman dan Sari (2013). Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan keuangan individu, dan target keuangan.
Peluang (Opportunity). Opportunity merupakan peluang atau kesempatan yang memungkinkan terjadinya fraud. Terbukanya kesempatan ini dikarenakan si pelaku percaya bahwa aktivitas mereka tidak akan terdeteksi. Bahkan andaikan aksi seseorang itu diketahui, maka tidak ada tindakan yang serius yang akan
FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF ………………………………..…. (Pasaribu & Kharisma)
diambil. Peluang ini terjadi biasanya terkait menghasilkan laporan keuangan tahunan yang dengan lingkungan dimana kecurangan
menyesatkan secara material”. memungkinkan untuk dilakukan. Sistem
SAS No.99 dalam pengendalian internal yang lemah, manajemen
Menurut
Kusumawardhani (2013) terdapat beberapa pengawasan yang kurang memadai serta
jenis kondisi yang umum terjadi pada tekanan, prosedur yang tidak jelas ikut andil dalam
peluang, dan rasionalisasi, yaitu: membuka peluang terjadinya kecurangan
External Pressure. Tekanan eksternal Sukirman dan Sari (2013). SAS No. 99
merupakan tekanan yang berlebihan bagi menyebutkan bahwa peluang pada kecurangan
manajemen untuk memenuhi persyaratan atau laporan keuangan dapat terjadi pada tiga
harapan dari pihak ketiga. Contoh faktor kategori. Kondisi tersebut adalah kondisi
risiko: ketika perusahaan menghadapi adanya industri, ketidakefektifan pengawasan, dan
tren tingkat ekspektasi para analis investasi, struktur organisasional.
tekanan untuk memberikan kinerja terbaik
bagi investor dan kreditor yang signifikan bagi Rationalization yaitu adanya sikap, karakter,
atau serangkaian nilai-nilai etis yang Financial Stability. Stabilitas keuangan membolehkan pihak-pihak tertentu untuk
merupakan keadaan yang menggambarkan melakukan tindakan kecurangan, atau orang-
kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi orang yang berada dalam lingkungan yang
stabil. Contoh faktor risiko: perusahaan cukup menekan yang membuat mereka
mungkin memanipulasi laba ketika stabilitas merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi
keuangan atau profitabilitasnya terancam oleh merupakan salah satu elemen penting
kondisi ekonomi.
terjadinya fraud. Dimana pelaku mencari Nature of Industry. Nature of industry pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi
adalah berkaitan dengan munculnya risiko merupakan bagian dari fraud triangle yang
bagi perusahaan yang berkecimpung dalam paling sulit diukur Skousen et al., (2009)
industri yang melibatkan estimasi dan dalam Rachmanti dan Marsono (2014). Sikap
pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar. atau karakter adalah apa yang menyebabkan
Contoh faktor risiko: penilaian persediaan satu atau lebih individu untuk secara rasional
mengandung risiko salah saji yang lebih besar melakukan fraud.
bagi perusahaan yang persediaannya tersebar
di banyak lokasi. Risiko salah saji persediaan Association of Certified Fraud Examiners
ini semakin meningkat jika persediaan itu (ACFE) mendefinisikan kecurangan (fraud)
menjadi usang.
sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan Ineffective Monitoring. Ineffective yang dibuat oleh seseorang atau badan yang
monitoring adalah keadaan dimana perusahaan mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat
tidak memiliki unit pengawas yang efektif mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak
memantau kinerja perusahaan. Contoh faktor baik kepada individu atau entitas atau pihak
risiko: adanya dominasi manajemen oleh satu lain Ernst & Young LLP (2009) dalam
orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol Kusumawardhani (2013). Financial statement
kompensasi, tidak efektifnya pengawasan fraud sebagai salah saji yang disengaja atau
dewan direksi dan komite audit atas proses kelalaian dalam jumlah atau pengungkapan
pelaporan keuangan dan pengendalian internal dalam laporan keuangan yang didesain untuk
dan sejenisnya.
merugikan pengguna laporan keuangan. Change in Auditor. Change in Auditor Penelitian ini akan memproksikan financial
adalah penggantian kantor akuntan publik statement fraud dengan earning management
yang dilakukan perusahaan dan dapat didasarkan oleh pernyataan Razaee (2002)
mengakibatkan masa transisi bagi perusahaan. dalam Sihombing (2014) yang menyatakan
Studi yang dilakukan oleh Stice (1991) dan St bahwa: ”Suatu financial statement fraud sering
Pierre dan Anderson (1984) dalam Sihombing diawali dengan salah saji atau manajemen laba
dan Rahardjo (2014), menunjukkan bahwa dari laporan keuangan kuartal yang dianggap
perubahan auditor dapat terjadi karena alasan tidak material tetapi akhirnya berkembang
yang sah, risiko kegagalan audit dan litigasi menjadi fraud secara besar-besaran dan
berikutnya akan lebih tinggi dibandingkan
JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018
tahun-tahun berikutnya. Loebbecke et al. perusahaan maka probabilitas dilakukannya (1989) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014)
tindak kecurangan pada laporan keuangan menemukan bahwa sejumlah besar fraud
perusahaan tersebut semakin tinggi. Dalam dalam sampel mereka dilakukan dalam dua
Kusumawardhani (2013), tahun pertama masa jabatan auditor.
penelitian
Sihombing dan Rahardjo (2014), dan Molida dan Chariri (2011)menyimpulkan dalam
Pengaruh External Pressure terhadap
penelitian bahwa stabilitas keuangan dengan
Kecurangan Laporan Keuangan.
proksi rasio perubahan total aset berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan Tekanan eksternal (External Pressure) keuangan.
merupakan tekanan yang berlebihan bagi Dari uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis: manajemen untuk memenuhi persyaratan atau
H 2 : Financial Stability berpengaruh signifikan harapan dari pihak ketiga. Tekanan eksternal
terhadap kecurangan laporan keuangan. diproksi dengan menggunakan leverage ratio, yaitu rasio antara total hutang dan total aset.
Pengaruh Nature of Industry terhadap
Dimana kondisi financial leverage suatu
Kecurangan Laporan Keuangan.
perusahaan menjadi tekanan bagi pihak manajemen, ketika perusahaan memiliki rasio
Nature of industry berkaitan dengan leverage yang besar maka direksi dan
munculnya risiko bagi perusahaan yang manajemen perusahaan akan memilih untuk
berkecimpung dalam industri yang melibatkan menggunakan metode akuntansi yang akan
estimasi dan pertimbangan yang signifikan mengecilkan rasio leverage perusahaan dengan
jauh lebih besar. Summers dan Sweeney cara menggeser laba periode mendatang ke
(1998) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014) periode saat ini (Watts dan Zimmerman, 1986)
mencatat bahwa akun piutang dan persediaan dalam Ansar (2011). Beberapa studi yang
memerlukan penilaian subjektif dalam dilakukan oleh Fimanaya dan Syafruddin
memperkirakan tidak tertagihnya piutang dan (2014), Rachmawati dan Marsono (2014),
obsolete inventory . Mereka menyarankan Martantya dan Daljono (2013), dan Ansar
bahwa karena adanya penilaian subjektif (2011)
dalam menentukan nilai dari akun tersebut, eksternal
menyimpulkan bahwa
tekanan
manajemen dapat menggunakan akun tersebut kecurangan pelaporan keuangan. Sedangkan
tidak berpengaruh
terhadap
sebagai alat untuk manipulasi laporan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing dan
keuangan. Dalam penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014), dan Kurniawati dan Raharja
Rahardjo (2014) dan Hutomo dan Sudarno (2012) menyatakan pendapat sebaliknya
(2012) menyimpulkan bahwa nature of bahwa tekanan eksternal dalam proksi
industry dengan proksi rasio piutang terhadap leverage
penjualan adalah berpengaruh signifikan kecurangan laporan keuangan. Dari uraian
ratio berpengaruh
terhadap
terhadap kecurangan laporan keuangan. Dari diatas, maka dirumuskan hipotesis:
uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis :
H 1 : External Pressure tidak berpengaruh
H 3 : Nature of Industry berpengaruh signifikan signifikan terhadap kecurangan laporan
terhadap kecurangan laporan keuangan. keuangan.
Pengaruh Ineffective Monitoring terhadap Pengaruh Financial Stability terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan. Kecurangan Laporan Keuangan.
Ineffective monitoring adalah keadaan Stabilitas keuangan (Financial Stability)
dimana perusahaan tidak memiliki unit adalah
pengawas yang efektif memantau kinerja menggambarkan kondisi keuangan dalam
perusahaan. Terjadinya praktik kecurangan kondisi stabil. Stabilitas keuangan diproksi
atau Fraud merupakan salah satu dampak dari dengan menggunakan persentase perubahan
pengawasan atau monitoring yang lemah total aset. Penelitian yang dilakukan oleh
sehingga memberi kesempatan kepada agen Skousen et al. (2009) dalam Sihombing dan
atau manajer untuk berperilaku menyimpang Rahardjo (2014) membuktikan bahwa semakin
dengan melakukan manajemen laba Andayani besar rasio perubahan total aset suatu
(2010) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014).
FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF ………………………………..…. (Pasaribu & Kharisma)
Praktik kecurangan atau Fraud dapat dengan tujuan yang sudah ada dan sudah diminimalkan
terencana sebelumnya.
mekanisme pengawasan
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam Kusumawardhani
penelitian sampel adalah:
bahwa Ineffective Monitoring dengan proksi
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di rasio
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama berpengaruh terhadap kecurangan laporan
dewan komisaris
independen
periode 2008-2016.
yang mempublikasikan dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo
keuangan, sedangkan
penelitian
yang
b. Perusahaan
laporan keuangan tahunan dalam website menyimpulkan sebaliknya. Dari uraian diatas,
BEI atau website perusahaan selama maka dirumuskan hipotesis:
periode 2008-2016 yang dinyatakan
H 4 : Ineffective monitoring berpengaruh
dalam rupiah (Rp).
signifikan terhadap kecurangan laporan
c. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan.
tahunannya dan memiliki data yang lengkap dalam website perusahaan atau
Pengaruh Change in Auditor terhadap
website BEI selama periode 2008-2016.
Kecurangan Laporan Keuangan.
d. Laporan keuangan perusahaan yang tidak mengalami kerugian dari tahun 2008-
Auditor adalah pengawas penting dalam
e. Laporan tahunan perusahaan memiliki melakukan fraud lebih sering melakukan
laporan keuangan.
Perusahaan
yang
data-data yang berkaitan dengan variabel pergantian auditor. Hal ini dikarenakan untuk
penelitian.
mengurangi kemungkinan pendeteksian tindak Berdasarkan kriteria tersebut, maka dipilih 20 kecurangan
perusahaan yang dijadikan sampel dengan perusahaan. (Rachmawati dan Marsono,
enam tahun pengamatan (2008-2016). 2014). Schewartz dan Menon (1985) dalam Fimanaya dan Syafruddin (2014) berpendapat
Teknik Pengumpulan Data. Pada bahwa perusahaan yang gagal dalam
penelitian ini, data-data yang diperlukan pengelolaannya, memiliki kecenderungan yang
adalah data sekunder berupa laporan keuangan lebih besar untuk mengganti auditor daripada
yang dikumpulkan dengan teknik browsing perusahaan yang lebih sehat. Lebih lanjut,
pada website emiten yang menjadi sampel Rachmawati dan Marsono (2014), serta
penelitian.
Kurniawati dan Raharja (2012) menyimpulkan bahwa variabel pengaruh pergantian audit
Definisi Operasional Variabel
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan, namun Fimanaya dan Syafruddin
Variabel Dependen. Variabel dependen (2014) dan Sihombing dan Rahardjo (2014)
dalam penelitian ini adalah kecurangan menyatakan sebaliknya. Dari uraian diatas,
laporan keuangan (financial statement fraud). maka dirumuskan hipotesis :
Kecurangan laporan keuangan disebabkan
H 5 : Change in Auditor berpengaruh signifikan karena adanya keinginan dari pembuat laporan terhadap kecurangan laporan keuangan.
keuangan untuk memanipulasi laporan keuangan sehingga mengandung salah saji
METODA PENELITIAN
material. Penelitian ini memproksikan Financial Statement Fraud dengan earnings
Populasi dan Sampel
management yaitu: Nilai Discretionary Accrual dari Modified Jones Model. Rezaee
Populasi dalam penelitian ini adalah (2002) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014) laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang menyatakan bahwa: ”Suatu Financial periode 2008-2016 di Bursa Efek Indonesia.
Statement Fraud sering kali diawali dengan Metode pengambilan sampel yang akan
salah saji atau manajemen laba dari laporan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
keuangan kuartal yang dianggap tidak material purposive
tetapi akhirnya tumbuh menjadi Fraud secara sampling, dilakukan pengambilan sampel
sampling . Dalam
purposive
JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018
besar-besaran dan menghasilkan laporan
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi
keuangan tahunan yang menyesatkan”.
perusahaan i pada periode ke- t Ait-1= Total aktiva perusahaan i pada periode ke t- Manajemen laba (DACC) diukur melalui
ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada
discretionary accrual yang dihitung dengan
periode ke t
cara menyelisihkan total accruals (TACC) dan
PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t
nondiscretionary accruals
(NDACC).
ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada
Discretionary accruals (DACC) merupakan
periode ke t
tingkat akrual yang tidak normal yang berasal
e = error
dari kebijakan manajemen untuk melakukan rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang
Variabel Independen.
mereka inginkan. Dalam menghitung DACC, digunakan Modified Jones Model. Alasan
Variabel independen merupakan variabel yang penggunaan model ini karena Modified Jones
menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Model dapat mendeteksi manajemen laba lebih
Variabel independen pada penelitian ini terdiri baik dibandingkan dengan model-model
dari External Pressure, Financial Stability, lainnya sejalan dengan hasil penelitian
Nature of Industry, Ineffective Monitoring dan Dechow et al. (1995) dalam Ujiyantho dan
Change in Auditor . Variabel External Pressure Pramuka
diproksi dengan rasio leverage (LEV), discretionary accruals , terlebih dahulu
financial stability diproksi dengan persentase menghitung total akrual tiap perusahaan i di
perubahan asset (ACHANGE), Nature of tahun t dengan metode modifikasi Jones yaitu:
Industry dengan proksi rasio perubahan piutang
(RECEIVABLE), Ineffective
TAC it = NIit – CFOit ……………….…(1)
Monitoring dengan proksi rasio jumlah dewan
Dimana,
komisaris independen (BDOUT) dan Change
TAC it = Total akrual
in Auditor ( △CPA). Pengukuran variabel
Niit = Laba Bersih
independen dalam penelitian ini menggunakan
CFOit = Arus kas Operasi
analisis regresi linear dengan metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik.
Nilai total accrual (TAC) diestimasi dengan
persaman regresi OLS sebagai berikut:
External Pressure.
External Pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi
TACit/Ait- 1=β1(1/Ait-1)+β2(ΔRevt/Ait-1-
ΔRect/Ait-1)+β3(PPEt/Ait-1)+e ...........(2) manajemen untuk memenuhi persyaratan atau
harapan dari pihak ketiga. Untuk mengatasi tekanan
kadangkala perusahaan Dengan menggunakan koefisien regresi diatas,
ini
mendapatkan tambahan utang atau sumber nilai non discretionary accrual
pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif (NDA) dapat dihitung dengan rumus :
Skousen et al., (2009) dalam Rachmawati dan Marsono (2014). Variabel kemampuan
NDAit=β1(1/Ait-1)+β2(ΔRevt/Ait-1- ΔRect/Ait-1)+β3(PPEt/Ait-1)…... …....…(3) perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
(LEV) ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar aktiva yang ada di perusahaan
Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat yang berasal dari hutang. Oleh karena itu dihitung sebagai berikut:
DAit = TACit/Ait-1- NDAit …….…….…(4)
external Pressure pada penelitian ini
diproksikan dengan rasio Leverage (LEV). Rasio Leverage dihitung dengan rumus:
Dimana, Dait= Discretionary Accruals perusahaan i pada
periode ke t
bLEV = Kewajiban / Total Aset
NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan
i pada periode ke t
Financial Stability. Financial Stability
TACit = Total akrual perusahaan i pada periode ke
merupakan keadaan yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan yang
Niit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t
berada dalam kondisi stabil. Kondisi keuangan perusahaan yang stabil dapat dilihat dari
FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF ………………………………..…. (Pasaribu & Kharisma)
keadaan asetnya. Dimana aset suatu fraud dapat diminalkan dengan adanya perusahaan akan menggambarkan kekayaan
mekanisme pengawasan yang baik. Oleh sebab yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Saat
itu, penelitian ini memproksikan ineffective stabilitas keuangan suatu perusahaan berada
monitoring pada rasio jumlah dewan komisaris dalam kondisi yang tidak baik maka pihak
independen (BDOUT).
manajemen akan berusaha untuk menjadikan stabilitas keuangan tersebut dalam kondisi
BDOUT = Jumlah Dewan Komisaris
yang baik kembali. Financial stability diproksi Independen / Jumlah total dewan komisaris dengan ACHANGE yang merupakan rasio perubahan aset selama dua tahun ACHANGE
Change in Auditor. Change in auditor dalam dihitung dengan rumus:
suatu perusahaan dapat dinilai sebagai cara suatu perusahaan untuk menghilangkan jejak
ACHANGE= (Total Aset t – Total Aset (t-1) )
dan mengurangi kemungkinan terdeteksinya / Total Aset (t-1) kecurangan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan oleh auditor sebelumnya. Semakin
Nature of Industry. Nature of Industry sering perusahaan melakukan pergantian merupakan keadaan ideal suatu perusahaan
auditor maka dugaan adanya praktik dalam industri. Kondisi piutang usaha
kecurangan semakin besar pula. Dalam merupakan suatu bentuk dari nature of
penelitian ini apabila perusahaan melakukan industry yang dapat direspon dengan reaksi
pergantian auditor maka dikodekan dengan 1, yang berbeda dari masing-masing manajer
sedangkan perusahaan yang tidak melakukan perusahaan. Perusahaan yang baik akan
pergantian auditor dikodekan dengan 0. berusaha untuk memperkecil jumlah piutang dan
Teknik Analisis Data. Teknik analisis data perusahaan. Summers dan Sweeney (1998)
yang digunakan adalah metode multiregresi. dalam Sihombing dan Rahardjo (2014)
Pada penelitian ini hubungan antara mencatat bahwa akun piutang dan persediaan
discretionary accruals dan proksi dari Fraud memerlukan penilaian subjektif dalam
Triangle diuji menggunakan model sesuai memperkirakan tidak tertagihnya piutang dan
dengan penelitian Skousen et al. (2009) dalam obsolete inventory . Mereka menyarankan
Sihombing dan Rahardjo (2014), dengan bahwa karena adanya penilaian subjektif
model regresi :
dalam menentukan nilai dari akun tersebut, manajemen dapat menggunakan akun tersebut
DACCit = ß0 + ß1LEV + ß2ACHANGE +
sebagai alat untuk manipulasi laporan
ß4RECEIVABLE + ß3BDOUT + ß5 ΔCPA
keuangan. Maka penelitian ini menggunakan
+ εi
Rasio Perubahan Piutang sabagai proksi dari
Keterangan:
Nature of Industry .
= Koefisien regresi konstanta ß1,2,3,4,5= Koefisien regresi masing-masing proksi
RECEIVABLE = (Receivable t / Sales t )-
DACCit = Discretionary accruals perusahaan i
(Receivable t-1 / Sales t-1 )
tahun t
LEV = Rasio total kewajiban per total aset
ACHANGE= Rasio perubahan total aset tahun
Ineffective Monitoring. Ineffective monitoring
merupakaan keadaan
dimana
dalam
BDOUT = rasio dewan komisaris independen
perusahaan tidak terdapat pengawasan yang
RECEIVABLE = Rasio perubahan piutang usaha
efektif memantau kinerja perusahaan. Hal
ΔCPA = Pergantian Auditor Independen
tersebut dapat terjadi terjadi karena adanya
= error
dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi
HASIL PENELTIAN
dan komite audit atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal dan
Hasil analisis uji multikolinearitas dan sejenisnya (SAS No.99) dalam Sihombing dan
autokorelasi disajikan dalam tabel 1. Rahardjo (2014) . Kasus kecurangan atau
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan tidak
JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018
terjadi multikolinearitas dan autokorelasi pada persamaan yang terbentuk.
Tabel 1 Hasil Uji Multikolinearitas dan Autokorelasi
External_pressure
Financial_stability
Nature_of_industry
Ineffective_monitoring
Change_in_auditor
Sumber : Hasil olah data
Hasil analisis data disajikan dalam tabel laporan keuangan. Secara simultan, External
2. Dari tabel 2 diperoleh persamaan regresi pressure, Financial stability, Nature of sebagai berikut:
industry, Ineffective monitoring, Change in DAcit = - 0,046 + 0,020 External pressure +
auditor berpengaruh signifikan terhadap 0,016 Financial stability + 0,662 Nature of
kecurangan laporan keuangan. Lebih lanjut, industry - 0,017 Ineffective monitoring - 0,001
model yang terbentuk ternyata hanya mampu Change in auditor menjelaskan financial fraud sebesar 37,1% sedangkan sisanya 62,9% dijelaskan oleh
Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil, bahwa variabel lainnya yang tidak digunakan dalam ternyata hanya Nature of industry yang
penelitian.
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis
Variabel
B Sig.t
External pressure
Financial stability
Nature of industry
Ineffective monitoring
Change in auditor
Sig.F
.000b
Adj.R2
Sumber : Hasil olah data
PEMBAHASAN
(2014), Jao dan Pagalung (2011), Husni (2013), Rosita dan Gudono (2014) dan
dan Sudarno (2012). yang tingkat signifikansi external pressure sebesar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hutomo
menyatakan bahwa external pressure tidak 0,476 yang lebih besar dari tingkat signifikan
memiliki pengaruh signifikan terhadap 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
financial statement fraud . Namun penelitian external pressure tidak berpengaruh signifikan
ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya terhadap financial statement fraud. Hasil
yang dilakukan oleh Nugraha dan Henny penelitian ini mendukung beberapa hasil
(2015), Sihombing dan Rahardjo (2014), penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Astuti (2007), Naftalia dan Marsono (2013), Fimanaya dan Syafruddin (2014), Martantya
Agustia (2013) dan Kurniawati dan Raharja dan Daljono (2013) Rachmawati dan Marsono
(2012). External pressure tidak berpengaruh
FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF ………………………………..…. (Pasaribu & Kharisma)
signifikan terhadap financial statement fraud Gudono (2014) dan Hutomo dan Sudarno dapat dikarenakan tekanan eksternal bukan
(2012). Hal tersebut dapat dikarenakan faktor kuat bagi seseorang untuk melakukan
peningkatan jumlah piutang perusahaan dari kecurangan pelaporan keuangan. Tidak
tahun sebelumnya dapat menjadi indikasi sepenuhnya manajemen mengalami tekanan
bahwa perputaran kas perusahaan tidak baik. eksternal ketika memenuhi kewajibannya.
Banyaknya piutang usaha yang dimiliki Mereka
perusahaan pasti akan mengurangi jumlah kas memenuhi hutangnya, namun manipulasi laba
yang dapat digunakan perusahaan untuk bukan satu-satunya cara untuk memenuhi
kegiatan operasionalnya. Terbatasnya kas kewajibannya tersebut. Mereka lebih berusaha
dapat menjadi dorongan bagi manajemen meningkatkan
untuk memanipulasi laporan keuangan. menghasilkan keuntungan yang baik untuk
Kenaikan piutang usaha yang signifikan dapat memenuhi kewajibannya Rachmawati dan
menjadi indikasi yang serius akan adanya Marsono (2014).
Financial Stability dalam suatu perusahaan. Dari table 2 diperoleh informasi bahwa
Apabila perusahaan ingin menarik minat tingkat signifikansi financial stability sebesar
investor, maka salah satu upaya dalam 0,462 yang lebih besar dari tingkat signifikan
mencapai tujuan tersebut yakni dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
jumlah piutang dagang financial stability
memanipulasi
Sihombing dan Rahardjo (2014). signifikan terhadap financial statement fraud.
tidak berpengaruh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini mendukung beberapa hasil
tingkat signifikansi ineffective monitoring penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
sebesar 0,728 yang lebih besar dari tingkat Nugraha dan Henny (2015) dan Molida dan
signifikan 0,05 dapat disimpulkan bahwa Chariri (2011) yang menyatakan bahwa
ineffective monitoring tidak berpengaruh financial stability tidak berpengaruh signifikan
signifikan terhadap Financial Statement terhadap financial statement fraud. Namun
Fraud . Hasil penelitian ini mendukung penelitian
beberapa hasil penelitian sebelumnya yang penelitiannya Martantya dan Daljono (2013),
ini tidak
sejalan
dengan
dilakukan oleh Martantya dan Daljono (2013), Kusumawardhani (2013), Sihombing dan
Nugraha dan Henny (2015), Sihombing dan Rahardjo (2014) dan Rosita dan Gudono
Rahardjo (2014) dan Rachmawati dan (2014). financial stability tidak memiliki
Marsono (2014) yang menyatakan bahwa pengaruh signifikan terhadap financial
ineffective monitoring tidak memiliki pengaruh statement fraud yang berarti persentase
signifikan terhadap Financial Statement perubahan total aset dapat megindikasikan
Fraud . Namun penelitian ini tidak sejalan terjadinya financial statement fraud pada
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan perusahaan dimana semakin tinggi persentase
oleh Rosita dan Gudono (2014), Farida et.al perubahan total aset maka semakin tinggi pula
Kusumawardhani (2013). kemungkinan terjadinya financial statement
dan
monitoring tidak memiliki fraud .
Ineffective
pengaruh signifikan terhadap Financial Hasil penelitian juga menunjukkan
Statement Fraud dapat menjelaskan bahwa bahwa tingkat signifikansi nature of industry
dewan komisaris sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat
jumlah
banyaknya
independen dalam suatu perusahaan bukan signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan
menjadi faktor yang signifikan dalam bahwa nature of industry berpengaruh
pengawasan operasional perusahaan. Hal signifikan terhadap Financial Statement
tersebut dapat disebabkan karena fungsi Fraud . Hasil penelitian ini mendukung
komisaris independen sebagai fungsi kontrol beberapa hasil penelitian sebelumnya yang
terhadap tindakan manajemen yang belum dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo
optimal. Dimana jika terjadi suatu intervensi (2014) yang menyatakan bahwa nature of
kepada dewan komisaris independen maka industry memiliki pengaruh signifikan
akan menyebabkan pengawasan menjadi tidak terhadap Financial Statement Fraud. Namun
independen dan objektif. penelitian ini tidaksejalan dengan penelitian
Berdasarkan hasil olah data juga sebelumnya yang dilakukan oleh Rosita dan
diperoleh informasi bahwa tingkat signifikansi
JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018
change in auditor sebesar 0,940 yang lebih
Kesimpulan
besar dari tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa change in auditor
bertujuan untuk tidak berpengaruh
Penelitian
ini
menganalisis dan menguji secara empiris Financial Statement Fraud . Hasil penelitian
signifikan terhadap
pengaruh terhadap Financial Statement Fraud ini mendukung beberapa hasil penelitian
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar sebelumnya yang dilakukan oleh Fimanaya
pada Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2016. dan Syafruddin (2014), Sihombing dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya Rahardjo (2014) dan Kurniawati dan Raharja
nature of industry yang berpengaruh signifikan (2012) yang menyatakan bahwa change in
terhadap financial statement fraud sedangkan auditor tidak memiliki pengaruh signifikan
external pressure external pressure, financial terhadap Financial Statement Fraud. Namun
stability , ineffective monitoring, dan change in penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
auditor tidak berpengaruh signifikan. sebelumnya yang dilakukan oleh Rachmawati dan Marsono (2014). Change in auditor tidak
Saran
memiliki pengaruh signifikan terhadap Financial Statement Fraud dapat menjelaskan
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut pergantian auditor belum sepenuhnya bisa
beberapa saran untuk dapat dijadikan sebagai mengindikasikan
masukan atau rekomendasi: a) Penelitian statement fraud dapat dikarenakan perusahaan
terjadinya
financial
selanjutnya diharapkan dapat memperluas area yang memiliki motivasinya positif akan
populasi penelitian yakni menggunakan menggunakan auditor independen yang benar-
keseluruhan perusahaan baik manufaktur benar independen dan objektif dalam
maupun non manufaktur dan menggunakan melakukan audit untuk kepentingan perbaikan
rentang waktu yang lebih lama agar hasil kinerja perusahaan di masa depan. Namun
pengujian lebih akurat; b) Penelitian apabila suatu perusahaan mulai tidak puas
selanjutnya diharapkan dapat menambah dengan kinerja auditor yang tidak dapat
variabel proksi dari fraud triangle agar diintervensi atau dipengaruhi perusahaan agar
cakupan variabel penelitian menjadi lebih luas; memanipulasi
c) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat kecenderungan fraud akan semakin tinggi
pengukuran yang lain (Stice, 1991) dalam Sihombing dan Rahardjo
menggunakan
disamping discretionary accrual untuk (2014).
Financial Statement Fraud agar dapat memberi alternatif serta perbandingan untuk
KESIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya.
DAFTAR REFERENSI
Farida, Yusriati Nur, Prasetyo, Y. dan Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good
Herwiyanti, E. 2010. Pengaruh Penerapan Corporate Governance , Free Cash Flow,
Governance Terhadap dan Leverage Terhadap Manajemen Laba.
Corporate
Timbulnya Earnings Management Dalam Jurnal
Keuangan Pada Universitas Airlangga , 15(1).
Perusahaan Perbankan Di Indonesia. Astuti, Dewi Saptantinah Puji. 2007. Analisis
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Universitas Faktor-Faktor
Jendral Soedirman , 12(2). Motivasi Manajemen Laba Di Seputar
Yang
Mempengaruhi
Fimanaya, Fira dan Muchamad Syafruddin. Right Issue . Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
2014. Analisis Faktor-faktor Yang Bisnis
Mempengaruhi Kecurangan Laporan Surakarta . 2(2).
Universitas
Slamet Riyadi
Keuangan (Studi empiris pada Perusahaan Diany, Yuvita Avrie dan Dwi Ratmono. 2014.
Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Determinasi
Efek Indonesia Tahun 2008-2011). Keuangan: Pengujian Teori Fraud
Kecurangan
Laporan
Diponegoro Journal of Accounting . Triangle .
Diponegoro
Journal
of
Volume, 3(3).
Accounting , 3(2).
FRAUD LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSPEKTIF ………………………………..…. (Pasaribu & Kharisma)
Husni, Raudhatul. 2013. Pengaruh Mekanisme Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle. Good Corporate Governance , Leverage
Diponegoro Journal of Accounting . dan Profitabilitas Terhadap Manajemen
Naftalia, Veliandina Chivan dan Marsono. Laba (Studi Empiris Perusahaan Property
2013. Pengaruh Leverage terhadap dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa
Manajemen Laba dengan Corporate Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Jurnal
Governance sebagai Variabel Ekonomi Universitas Andalas , 1(1).
Pemoderasi. Diponegoro Journal of Hutomo, Oki Suryo dan Sudarno. 2012. Cara
Accounting , 2(3).
Mendeteksi Fraudulent
Nugraha, Noval Dwi Aditya dan Deliza Reporting Dengan Menggunakan Rasio-
Financial
Henny. 2015. Pendeteksian Laporan rasio Financial (Studi Kasus Perusahaan
Keuangan Melalui Faktor Risiko, Yang terdaftar di Annual Report
Tekanan dan Peluang (Berdasarkan Press BAPEPAM). Diponegoro Journal of
Release OJK 2008-2011). e-Jurnal Accounting .