Agam Rakhmad Ramadhan1 , Ellysa Nursanti, Thomas Priyasmanu
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Memenuhi
Permintaan Konsumen di Perusahaan Pengolahan Makanan
1 Agam Rakhmad Ramadhan , Ellysa Nursanti, Thomas Priyasmanu
Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Nasional Malang Jl. Raya Karanglo km.2 Malang Kode Pos : 65145
1)
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tingginya permintaan menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menigkatkan kapasitas produksi. Kapasitas produksi dapat dilakukan melui penambahan fasilitas kerja seperti penambahan jam lembur kerja atau penambahan tenaga kerja. Metode yang digunakan untuk menghitung penambahan jam lembur atau penambahan tenga kerja adalah time and motion
study yang digunakan untuk menentukan kapasitas produksi pada sebuah stasiun kerja,
peramalan yang digunakan untuk meramalkan permintaan diperiode mendatang. Dari penambahan jam lembur kerja atau penambahan tenaga kerja dianalisa kelayakannya melalui analisa Benefit/Cost Ratio dan Break Event Point. Hasil dari penelitian ini adalah hanya stasiun kerja memasak yang kekurangan kapasitas produksi. Dengan analisa Benefit/Cost Ratio dengan nilai 9.564, penambahan jam lembur lebih layak diterapkan daripada menambahakan tenaga kerja baru. Dari analisa Break Event Poin (BEP) penambahan jam lembur menghasilkan nilai
Break Event Point (BEP) yang lebih rendah dari pada penambahan tenaga kerja.
Kata kunci: Penambahan Jam Lembur, Penambahan Tenaga Kerja, Kapasitas Produksi, Time
and Motion Study, Analisis Kelayakan.
ABSTRACT
When demand in high level, the company get a challenge to increase their production capacity.
There are two ways to increase production capacity, adding work facilities such as overtime and
adding new employes. The method used to calculate adding over time or adding new employees is
time and motion study, this method used to determine production capacity on a work station,
forecast used to determine how many demand in next periode. Feasibility study from two option
used Benefit/Cost Ratio and Break Event Point. The result from this research is only in cooking
work centre that get lack of production capacity. Using the benefit/cost ratio analysis with value
9.564, adding overtime is more suitable to apply in the system than adding new employees. Using
the Break Event Point (BEP) analysis, adding overtime will get more lower Break Event Point
than adding new employees.
Keyword: Overtime, Adding New Employees, Production Capacity, Time and Motion Study,
Feasibility Study.
Pendahuluan
CV. Mulyono merupakan produsen permen yang telah memasarkan produknya ke seluruh wilayah Jawa Timur. Sebagian besar proses produksi di CV.Mulyono masih menggunakan tenaga manusia. Setiap hari CV. Mulyono hanya mampu memproduksi 60 karton permen, sehingga ada beberapa permintaan pelanggan tidak bisa dipenuhi secara maksimal. Jika perusahaan terus menerus tidak berbuat apa-apa, sementara pesaing mampu meningkatkan kapasitas produksinya, maka tidak menutup kemungkinan perusahaan dapat kehilangan pangsa pasarnya[1].
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suparjo, analisis peningkatan kapasitas produksi dilakukan dengan membandingkan antara penambahan shift dan kerja lembur, namun analisa yang digunakan hanya menggunakan Net Present Value saja[2]. Penelitian lainnya
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
dilakukan oleh Christine Susanti, yang hanya melakukan perhitungan perencanaan tenaga kerja, tanpa mempertimbangakan permintaan yang berfluktuasi serta kelayakan dalam penambahan tenaga kerja[3]. Dalam penelitian ini, dilakukan perencanaan peningkatan kapasitas dengan menambah fasilitas produksi yaitu jumlah tenaga kerja dan penambahan waktu kerja, yang kemudian dilakukan analisis kelayakan untuk membandingkan manakah yang layak dilakukan antara penambahan jumlah tenaga kerja atau penambahan waktu kerja, analisis kelayakan dilakukan dengan metode Benefit/Cost Ratio, dan Break Event Point.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, perlu melihat jumlah peramalan untuk kebutuhan yang akan datang, agar didapat suatu usulan terbaik untuk perusahaan supaya permintaan yang ada dapat terpenuhi secara maksimal. Dalam Tabel 1. disampaikan data permintaan dan jumlah produk yang di hasilkan setiap minggu oleh CV. Mulyono.
Tabel 1. Permintaan Dan Jumlah Produksi Bulan Minggu ke- Jumlah Permintaan
(karton) Jumlah Produksi (karton) Selisih
(Karton) Agustus 2014 1 421 395
26 2 400 388 12 3 425 393 32 4 405 383
22 September 2014 5 402 390
12 6 415 396 19 7 407 392 15 8 415 391
24 Oktober 2014 9 406 386
20 10 420 396 24 11 411 396 15 12 407 396
11 Sumber: Data Hasil Observasi di CV. Mulyono Gambar 1. Grafik Jumlah Permintaan dan Jumlah Produksi
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Metode Penelitian
Peramalan (Forecasting) Forcasting merupakan alat yang sangat penting dalam membuat estimasi berapa besarnya
permintaan (demand). Ada dua pendekatan yang dipakai dalam membuat peramalan (forecasting) suatu bisini, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan pendekatan model matematik dengan data yang bersifat historis dan kausal.
Sedangkan analisis kualitatif banyak menggunakan pendekatan yang bersifat subjektif yang berhubungan dengan pengambilan keputusan, misalnya emosi, pengalaman pribadi, serta system yang dianut [2]).
Stopwatch Time Study
Teknik yang dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor ini dikenal juga sebagai
stopwatch time study, teknik ini digunakan untuk mengembangkan standar waktu pekerjaan
berdasarkan pengamatan terhadap seorang pegawai dan diaplikasikan terhadap semua pegawai yang ada [4]
Waktu Kerja
Waktu kerja adalah waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pada suatu periode tertentu. Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja. Jam kerja bagi pekerja sudah diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003. Ketentuan jam kerja normal untuk selama 1 minggu sebanyak 40 jam. Pengukuran waktu kerja adalah untuk mengetahui waktu baku atau waktu standar yang dibutuhkan oleh seorang karyawan atau pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya [5].
Waktu Kerja Lembur
Setiap kelebihan jam kerja harus dihitung sebagai upah lembur kecuali bagi pekerja yang termasuk golongan jabatan tertentu tidak berhak atas upah kerja lembur (dengan ketentutan bahwa pekerja tersebut mendapatkan upah yang lebih tinggi). Pekerja yang termasuk golongan jabatan tertentu tersebut memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, pelaksana dan pengendali jalannya perusahaan yang waktu kerjanya tidak dapat dibatasi menurut waktu kerja yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berlaku [6]
Hasil dan Pembahasan
Waktu Kerja KaryawanAktivitas di CV. Mulyono di mulai dari hari Senin sampai Sabtu dari pukul 07.00
- – 16.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00
- – 13.00, khusus untuk hari Jum’at waktu istirahat mulai pukul 11.30 – 13.00.
Analisis Pengukuran Waktu Kerja
Pengamatan untuk pengambilan data dilakukan dengan dasar metode stop watch time
study, data yang terkumpul kemudian digunakan untuk menentukan waktu rata-rata tiap
proses, dari olah data waktu awal kemudian dilanjutkan untuk menentukan waktu normal dan waktu baku tiap-tiap proses yang ada.
Performance Rating dengan Sistem Westinghouse
Penilaian ini digunakan untuk menormalkan waktu yang ada dengan memberikan penilaian pada 4 faktor, yaitu: kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi (condition) dan keajegan (consistency). Tabel performance untuk CV. Mulyono bisa dilihat di Tabel 2.
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Skill
Skill
0.06 Good C1
1.13 Effort
0.05 Good C1 Condition
0.02 Good C Consistency
0 Average D Tali
Skill
0.08 Good B2
1.16 Effort
0.05 Good C1 Condition
0.02 Good C Consistency
0.01 Good C Pack Besar
0.06 Good C1
0.02 Good C Consistency
1.12 Effort
0.05 Good C1 Condition
0 Average D Consistency
0.01 Good C Seal Merk
Skill
0.08 Good B2
1.13 Effort
0.02 Good C2 Condition
0.02 Good C Consistency
0.01 Good C
Perhitungan Kapasitas Produksi
(1) 1. Masak Bahan Baku
Waktu Standar = 0.0222884375 jam/karton Kapasitas produksi = 179.4562496 karton/minggu/pekerja 2 pekerja = 358.9304993 karton/minggu
0 Average D Pack Kecil
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Tabel 2. Nilai Performa Tiap Proses
0 Average D Giling
Proses Factor Nilai Kelas Lambang Performance
Rating (Total +1)
Masak Skill
0.08 Good B2
1.15 Effort
0.05 Good C1 Condition
0.02 Good C Consistency
0 Average D Pendinginan
Skill
0.08 Good B2
1.12 Effort
0.02 Good C2 Condition
0.02 Good C Consistency
Skill
1.13 Effort
0.06 Good C1
1.11 Effort
0.02 Good C2 Condition
0.02 Good C Consistency
0.01 Good C Potong
Skill
0.08 Good B2
1.13 Effort
0.02 Good C2 Consdition
0.02 Good C Consistency
0.01 Good C Cetak
Skill
0.06 Good C1
0.05 Good C1 Condition
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534 2.
Pendinginan Waktu Standar = 0,034545 jam/karton Kapasitas Produksi = 1157.909972 karton/minggu/pekerja 2 pekerja = 2315.819945 karton/minggu
3. Pengadukan Waktu Standar = 0.016268438 jam/karton Kapasitas Produksi = 2452.601856 karton/minggu/pekerja 2 pekerja = 4917,497455 karton/minggu
4. Pemotongan Waktu Satndar = 0.231697083 jam/karton Kapasitas Produksi = 345.2784077 karton/minggu/pekerja 4 pekerja = 690.5568154 karton/minggu
5. Pencetakan Waktu Standar = 0.470233021 jam/karton Kapasitas Produksi = 85.06420908 karton/minggu/pekerja 24 pekerja = 2041.541018 karton/minggu
6. Packing Kecil Waktu Standar = 0.522993819 jam/karton Kapasitas Produksi = 76.4827394 karton/minggu/pekerja 24 pekerja = 1835.585746 karton/minggu
7. Ikat Packing Kecil Waktu Standar = 0.593775 jam/karton Kapasitas Produksi = 67.36558461 karton/minggu/pekerja 8 pekerja = 538.9246769 karton/minggu
8. Packing Besar Waktu Standar = 0.199348333 jam/karton Kapasitas Produksi = 200.653797 karton/minggu/pekerja 8 pekerja = 1605.230376 karton/minggu
9. Seal Merk Waktu Standar = 0.030898438 jam/minggu Kapasitas Produksi = 1294.563843 karton/minggu/pekerja 8 pekerja = 10356.51075 karton/minggu
Peramalan
Untuk meramalkan permintaan pada periode yang akan datang, digunakan beberapa metode yaitu; Neive Method, Moving Averages, Exponential Smoothing, trend Project, dan
Multiplicative Decomposition (Seasonal). Hasil dari peramalan dari beberapa metode yang dipakai ditunjukkan pada Tabel.3.
Tabel 3. Hasil Peramalan
Metode Peramalan Hasil Peramalan MAD MSE MAPE Neive Method407 12,182 195,091 0,03
Moving Averages 412,667 6,81 47,568 0,015
Exponential Smoothing 410,347 8,839 103,456 0,022
Trend Project 409,939 6,667 58,214 0,016
Multiplicative Decomposition (Seasonal) 418,181 4,161 28,142 0,01
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Dari hasil peramalan yang diperoleh, kemudian dibandingkan dengan kapasitas produksi yang telah dihitung sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa proses pemasakan adalah tahapan yang kapasitasnya tidak bisa memenuhi permintaan.
Perhitungan Jam Lembur
Untuk menentukan jam lembur, terlebih dulu dilakukan perhitungan berapa kemampuan produksi per jam dengan rumus: (2)
Kemudian, kebutuhan jam lembur dihitung dengan: (3) Hasil perhitungan kebutuhan jam lembur ditunjukkan Tabel 4 berikut.
Tabel. 4 Kebutuhan Jam Lembur
Kapasitas Selisih (Produk yang Kapasitas Kebutuhan jam ForecastMasak Lembur) /jam lembur 418 359 59 8.975 5.259052925
Penambahan Tenaga Kerja
Dari perhitungan jam lembur, dapat digunakan sebagai penentu untuk menghitung penambahan tenaga kerja melalui rumus: (4) Hasil perhitungan penambahan tenaga kerja dapat dilihat di Tabel 5.
Tabel. 5 Kebutuhan Tenaga Kerja
Selisih (Produk Kebutuhan jam Penambahan TK Kebutuhan TK
Jam Efektifyang Lembur) lembur yang diperlukan per minggu
59 40 5.259052925
5
1 Perhitungan Upah Lembur dan Upah Tambahan Tenga Kerja
Upah jam lembur dihitung dengan rumus: (5)
Diperoleh dari: Jumlah jam kerja dalam 1 minggu = 40 jam Jumlah minggu dalam 1 tahun = 52 minggu
1 Tahun = 12 bulan Jumlah minggu dalam 1 bulan = = 4 minggu Jam kerja dalam 1 bulan = 4 Jadi upah 1 jam lembur = Upah tenaga kerja proses memasak sebesar Rp. 1.200.000, upah lembur yang diterima tenaga kerja proses memasak ditunjukkan dalam Tabel 6.
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534 Tabel 6. Biaya Lembur Tenaga Kerja
Periode ke- Biaya Lembur (Rp)
13 46016.713
Total 878.997
Upah penambahan tenaga kerja ditunjukkan pada Tabel 7.Tabel 7. Upah Penambahan Tenaga Kerja Kebutuhan TK per Biaya TK per Periode Ke- minggu minggu (Rp)
13 1 600000 Total 1 600000
Benefit/Cost Ratio
Benefit/Cost Ratio digunakan untuk membandingkan pemasukan di masa yang akan datang dan investasi yang dilakukan dengan menggunakan rumus: (6)
Keuntungan jual permen per karton = Rp 7460,- Jumlah permintaan yang dilembur = 59 Total keuntungan = Rp 440140,- B/C Ratio penambahan jam lembur yaitu: B/C Ratio penambahan Tenaga Kerja yaitu: Dari analisa B/C Ratio, penerapan jam lembur dapat diterima atau diterapkan, karena memiliki nilai 9.564, disamping itu penerapan jam lembur tidak memakan biaya yang banyak.
Break Event Point (BEP)
Break Event Point atau lebih dikenal dengan titik impas, merupakan keadaan dimana
tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran pada suatu usaha, sehingga pada keadaan tersebut usaha tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Pada kasus ini titik impas dari usulan penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. BEP
Biaya Bahan baku Biaya gas Biaya Lembur Biaya Tenaga Harga Jual BEP Lembur BEP Tenaga
(Rp) (Rp) (Rp) Kerja (Rp) (Rp) (Rp) Kerja (Rp)4017900 123900 102172.7019 1200000 130000 123899.988 599999.97
Dari perhitungan BEP dapat diketahui bahwa untuk produksi tiap minggunya, titik impas dari penambahan jam lembur lebih rendah bila dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015
Institut Teknologi Nasional Malang
ISSN: 2407 – 7534
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan pada pengolahan data, nilai benefit/cost ratio untuk penambahan jam lembur yaitu sebesar 9,564 serta niali break event point untuk penambahan jam lembur yaitu sebesar 123.899,988 , sedangkan hasil perhitungan benefit/cost ratio untuk penambahan tenaga kerja adalah 1,673 dan hasil perhitugan break event point untuk penambahan tenaga kerja sebesar 599.999,97 Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa penambahan jam lembur untuk peningkatan kapasitas produksi layak digunakan.
Daftar Pustaka
1.Allen, Michael (2001). Bussines Portofolio Mangement valuasi, penilaian resiko, dan strategi- strategi EVA.Jakarta : Erlangga.
2. Suparjo, Rony Prabowo (2012). Analisis Peningkatan Kapasitas Produksi Dengan
Membandingkan Antara Penambahan Shift dan Kerja Lembur Pada UD.Barokah. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
3. Susanti, Christine dkk (2013). Perencanaan Tenaga Kerja di PT. Glory Packindo. Universitas Binus.
4. Rangkuti. Freddy (2000). Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5. Munir, Badri (2001). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta : Erlangga.
6. Wignjosoebroto, Sritomo (2000). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : Guna Widya.
7. Adisu, Edytus (2008). Hak Karyawan Atas Gaji dan Pedoman Menhitung: Gaji Pokok, Uang
Lembur, Gaji Sundulan, Insetif - Bonus - THR, Pajak Atas Gaji, Iuran Pensiun
- – Pesangon, Iuran Jamsostek/Dana Sehat. Jakarta : Forum Sahabat.