MATERI UNTUK PDI-P JATENG AGSTS 2012

IDA BUDHIATI, SH, MH

  Anggota KPU 2012 – 2017

Divisi Hukum & Pengawasan

CAKUPAN MATERI

  1. Sistem Pemilu

  2. Tahapan Pemilu

  

3. Pendaftaran dan Verifkasi Parpol

  4. Pemutakhiran Data Pemilih

  5. Penataan Daerah Pemilihan

  6. Pencalonan

  7. Kampanye

  8. Penetapan kursi

  9. Penetapan calon terpilih

  10.Sengketa Pemilu

  Sistem Pemilu 2014

  Elemen Strategis Pemilu 2009 Pemilu 2014

  Daerah Pemilihan DPR : provinsi, kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD prov : kabupaten/kota atau gabungan kab/kota DPRD kab/kota : kecamatan atau gabungan kecamatan

  DPR : provinsi, kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD provinsi: kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD kabupaten/kota : kecamatan atau gabungan kecamatan Alokasi Kursi DPR : 3 – 10

  DPRD provinsi : 3 – 12 DPRD kabupaten/kota : 3 – 12 DPR : 3 – 10 DPRD provinsi : 3 – 12 DPRD kabupaten/kota : 3 – 12 Metode Pencalonan Parpol ajukan calon paling banyak

  120% kursi dengan keterwakilan 30% perempuan per dapil. Daftar calon disusun berdasarkan nomor urut. Tiap tiga calon, satu perempuan Parpol ajukan calon paling banyak 100% kursi dengan keterwakilan 30% perempuan per dapil. Daftar calon disusun berdasarkan nomor urut. Tiap tiga calon, satu perempuan Metode Pemungutan

  Suara Memilih gambar parpol atau nama calon, atau gambar parpol dan nama calon

  Mencoblos nomor atau tanda gambar parpol, dan/atau nama calon Metode Penetapan Kursi DPR : Tiga tahap

  DPRD provinsi : Dua Tahap DPRD kabupaten/kota : Dua Tahap DPR : Dua tahap DPRD provinsi : Dua Tahap DPRD kabupaten/kota : Dua Tahap

  Metode Penetapan Calih BPP, bila tidak menembus BPP 30% BPP.

  Suara Terbanyak

  

Ambang Batas Parlemen

2009

  2014 Parpol harus Parpol harus

memenuhi ambang memenuhi ambang

batas perolehan batas perolehan suara 2,5 % dari suara 3,5 % dari suara sah nasional suara sah nasional untuk diikutkan untuk diikutkan dalam penetapan dalam penetapan kursi DPR kursi DPR, DPRD provinsi & DPRD kabupaten/kota

  

Hasil Pemilu 2009

  • • Partai Demokrat : 20,81

    %
  • PDIP : 14,01 %
  • Partai Golkar : 14,45 %
  • PKS : 7,89 %
  • PAN : 6,03 %
  • PPP : 5,33 % : 4,9 %
  • PKB
  • • Partai Gerindra : 4,4 %

  • Partai Hanura : 3,7 %

TAHAPAN PEMILU

  Tahapan Pemilu 2014 meliputi:  Tahapan persiapan;  Tahapan penyelenggaraan; dan  Tahapan penyelesaian.

TAHAPAN PERSIAPAN NO KEGIATAN

  JADWAL .

  1 Penataan organisasi

  9 Juni s/d 9 Des 2012 Agust 2012 s/d Maret

  2 Pendaftaran pemantau 2014 Pembentukan Badan

  3   Penyelenggara

   

  a. PPK dan PPS/PPLN Nov 2012 s/d Jan 2013   b. KPPS/KPPSLN

  9 Feb s/d 9 Maret 2014   c. Pantarlih

  Feb 2013 Seleksi Anggota KPU Prov &

  4 Jan s/d Des 2013 KPU Kab/Kota

  9 Juni 2013 s/d 8 April

  5 Pengadaan & distribusi logistik 2014

  TAHAPAN

NO. KEGIATAN

  JADWAL

PENYELENGGARAAN

  1 Perencanaan program & anggaran

  9 Juni 2012 s/d 31 Des 2013

  2 Penyusunan peraturan KPU

  9 Juni 2012 s/d 9 Juni 2013

  3 Pendaftaran , verifkasi & penetapan Peserta Pemilu

  9 Agust/d 15 Des 2012  

a. Pengundian & penetapan nomor urut 16 s/d 18 Des 2012

  17 Des 2012 s/d 21 Feb   b. Penyelesaian sengketa TUN

  2013 Pemutakhiran data Pemilih & penyusunan daftar

  4

  9 Nov 2012 s/d 23 Okt 2013 Pemilih

  10 Des 2012 s/d 9 Maret

  5 Penataan & penetapan daerah pemilihan 2013

  6 Pencalonan anggota DPR, DPD & DPRD

  6 April s/d 4 Agust 2013

  7 Kampanye Pemilu

  17 Des 2012 s/d 5 April 2014

  8 Masa Tenang 6 s/d 8 April 2014

  9 Pemungutan & penghitungan suara

  9 April 2014

  10 Rekapitulasi penghitungan suara     a. PPS/PPLN

  10 s/d 15 April 2014   b. PPK

  13 s/d 17 April 2014   c. KPU Kabupaten/Kota

  19 s/d 21 April 2012   d. KPU Provinsi

  22 s/d 24 April 2014   e. KPU

  26 April s/d 6 Mei 2014

11 Penetapan hasil Pemilu secara nasional 7 s/d 9 Mei 2014

  12 Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, & DPRD     a. DPRD Kabupaten/Kota

  Juli s/d Agust 2014   b. DPRD Provinsi

  Agust s/d Sept 2014   c. DPR & DPD

  1 Oktober 2014

  

TAHAPAN PENYELESAIAN

NO. KEGIATAN JADWAL

  

1 Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 12 s/d 14 Mei 2014

Penyusunan laporan

  2 Okt s/d Nov 2014 penyelenggaraan

  9 April s/d 31 Agust

  3 Penyusunan dokumentasi 2014

  1 Sept 2014 s/d 1 Okt

  4 Pengelolaan arsip 2019 Pembubaran Badan Penyelenggara

  5

  9 Juni 2014 Adhoc

  6 Penyusunan laporan keuangan

  1 Juli s/d 31 Des 2014

  PENDAFTARAN & VERIFIKASI PARPOL MENJADI PESERTA PEMILU 2014

SYARAT PARPOL

  • • Parpol peserta Pemilu pada Pemilu

    terakhir yang memenuhi ambang batas perolehan suara sah secara nasional;
  • • Parpol yang tidak memenuhi ambang

    batas perolehan suara pada Pemilu sebelumnya; atau
  • • Partai politik baru yaitu partai politik

    yang belum pernah mengikuti

SYARAT PARPOL PESERTA PEMILU

Pasal 17 ayat 1 UU No. 8/2012

  a. Berita Negara RI sebagai bukti terdaftar sebagai badan hukum; b. keputusan pengurus pusat parpol tentang pengurus di tingkat provinsi

  Pemilu atas nama parpol; dan

  e. surat keterangan tentang kantor & alamat tetap pengurus tingkat pusat, provinsi & kab/kota sampai tahapan terakhir Pemilu; f. penyertaan nama, lambang & tanda gambar parpol; g. nomor rekening dana kampanye

  d. bukti keanggotaan sekurang- kurangnya 1.000 orang atau 1/1.000 dari jumlah penduduk pada kepengurusan parpol di kab/kota dengan kepemilikan KTA

  c. surat keterangan penyertaan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan parpol Pusat, Prov? Kab/Kota;

  & kab/kota;

  parpol yang memenuhi PT melengkapi persyaratan: a. surat keterangan pemenuhan PT & perolehan kursi di DPR/DPRD provinsi/

  DPRD kab/kota dari KPU

  Pasal 15 UU No. 8/2012 parpol yang tidak memenuhi PT/parpol baru

  Pemilu atas nama parpol; dan h. salinan AD/ART parpol.

  e. surat keterangan tentang kantor & alamat tetap pengurus tingkat pusat, provinsi & kab/kota sampai tahapan terakhir Pemilu; f. penyertaan nama, lambang & tanda gambar parpol; g. nomor rekening dana kampanye

  d. surat keterangan penyertaan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan parpol Pusat, Prov & Kab/Kota;

  & kab/kota;

  b. Berita Negara RI sebagai bukti terdaftar sebagai badan hukum; c. keputusan pengurus pusat parpol tentang pengurus di tingkat provinsi

  melengkapi persyaratan:

  

Pendaftaran

PARPOL PT

  (melengkapi

  • KPU menerima persyaratan

  PENDAFTARA pendaftaran, sebagaimana

  N oleh mencatat dalam

Pasal 17 ayat (1) PENGUMUMA PENGURUS

  register & memberi UU No. 8/2012) N PARPOL tanda bukti

  2 rangkap PARPOL NON 9 – 11 Agust PUSAT pada pendaftaran

PT/PARPOL BARU 2012 KPU

  • Parpol dapat (melengkapi

10 Agust – 7

  melengkapi persyaratan Sept 2012 persyaratan dalam sebagaimana masa pendaftaran Pasal 15 UU No.

  8/2012) 3 rangkap

  Pengurus parpol tingkat cabang menyerahkan daftar nama anggota & fotokopi KTA kepada KPU Kab/Kota

  VERIFIKASI

  

1.Verifkasi Administrasi: penelitian

terhadap dokumen tertulis berkenaan dengan pemenuhan syarat menjadi peserta Pemilu

  

2.Verifkasi Faktual: pencocokan & penelitian terhadap kebenaran dokumen tertulis berkenaan dengan pemenuhan syarat menjadi peserta Pemilu KPU/KPU Prov/KPU Kab/Kota Administrasi Faktual KPU Melaksanakan verifkasi administrasi pemenuhan syarat parpol menjadi peserta Pemilu sebagaimana Pasal 8 ayat (2) UU No. 8/2012 Melaksanakan verifkasi faktual kepengurusan, keterwakilan perempuan & kantor parpol tingkat pusat KPU Provinsi - Melaksanakan verifkasi faktual kepengurusan, keterwakilan perempuan & kantor parpol tingkat provinsi KPU

  • Melaksanakan verifkasi administrasi daftar nama parpol & fotokopi KTA
  • Menyampaikan hasil verifkasi pada KPU melalui KPU Provinsi • Melaksanakan verifkasi faktual kepengurusan, keterwakilan perempuan & kantor parpol tingkat kab/kota
  •   Kabupaten/Kota

      

    VERIFIKASI

    • Melaksanakan verifkasi faktual keanggotaan

    ALUR VERIFIKASI

      Melaksanakan verifkasi administrasi pemenuhan syarat parpol menjadi peserta Pemilu sebagaimana Pasal 15 & Pasal 17 ayat (1) UU No. 8/2012

      KPU melakukan verifkasi dan menetapkan parpol yang memenuhi syarat administrasi untuk ditindaklanjuti dengan verifkasi faktual.

      KPU KPU menyampaikan hasil verifkasi administrasi kepada parpol Parpol memperbaiki syarat administrasi

      KPU menyampaikan hasil verifkasi faktual Parpol memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual KPU melakukan verifkasi faktual KPU melakukan verifkasi faktual pengurus, keterw.perempuan & kantor parpol tingkat pusat

      KPU menyusun berita acara hasil verifkasi faktual & rekap nasional Parpol memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual

      KPU Prov melakukan verifkasi faktual KPU Prov melakukan verifkasi faktual pengurus, keterw.perempuan & kantor parpol tingkat prov

      KPU Prov menyusun berita acara hasil verifkasi faktual Parpol memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual KPU Kab/Kota melakukan:

      ~ verifkasi admin keanggotaan parpol ~ verifkasi faktual pengurus, keterw.perempuan & kantor parpol tingkat kab/kota ~ verifkasi faktual KTA

      KPU Kab/Kota menyusun berita acara hasil verifkasi faktual & menyampaikan pada KPU melalui KPU Provinsi

      KPU Prov menyampaikan hasil verifkasi faktual KPU Kab/Kota menyampaikan hasil verifkasi faktual

      

    Verifikasi Keanggotaan Parpol

    KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual dengan metode:  Metode Sensus digunakan untuk verifkasi faktual terhadap keanggotaan Parpol sampai dengan 100 orang.

       Metode Sampel Acak Sederhana digunakan untuk verifkasi faktual terhadap keanggotaan Parpol lebih dari 100 orang.

       KPU Provinsi melakukan supervisi terhadap pengambilan sampel.

      

    Simulasi METODE SENSUS

    Parpol menyerahkan syarat keanggotaan sebanyak 100, KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual terhadap seluruh keanggotaan parpol tersebut. Contoh:

    100 orang keanggotaan parpol diverifkasi faktual, terdapat 15

    orang tidak memenuhi syarat. Parpol menyampaikan perbaikan keanggotaan sekurang- kurangnya 15 orang. KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual terhadap keanggotaan parpol hasil perbaikan. Dalam hal verifkasi faktual keanggotaan parpol hasil perbaikan jumlahnya kurang dari 100, dinyatakan tidak memenuhi syarat.

      

    Simulasi METODE Sampel

    Kasus I

      I. Jika Partai Politik menyerahkan 1500 Kartu Tanda Anggota (KTA) di suatu kabupaten/kota, maka jumlah sampel yang diverifkasi adalah 150 KTA. Setelah diverifkasi terdapat kesalahan sebanyak 25 sampel.

      A. Metode Proyeksi: Populasi : 1.500 Sampel 10% dari Populasi : 150 KTA tidak memenuhi syarat : 25 Syarat minimal KTA : 1.000 Hasil Verifkasi: Jumlah KTA memenuhi syarat = (Jumlah Sampel – KTA tidak memenuhi syarat) x 100/10

      = (150 – 25) x 100/10 = (125) x 100/10 = 1.250 KTA

      B. Kesimpulan: Memenuhi syarat

    Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu memenuhi bukti

    keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau

    1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kabupaten/kota.

      

    Lanjutan…

    II. Kasus II

      Jika Partai Politik menyerahkan 1.000 Kartu Tanda Anggota di sebuah

    kabupaten/kota dan setelah diverifkasi terdapat kesalahan sebanyak 15

    Kartu Tanda Anggota, maka jumlah populasi baru dari partai tersebut adalah :  A. Metode Proyeksi: Populasi : 1.000

      Sampel 10% dari Populasi: 100 KTA tidak memenuhi syarat: 15 Syarat minimal KTA: 1.000 Hasil Verifkasi: Jumlah KTA memenuhi syarat = (Jumlah Sampel – KTA tidak memenuhi syarat) x

      100/10 = (100 – 15) x 100/10 = (85) x 100/10 = 850 KTA

       B. Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu tidak/belum memenuhi bukti keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau

    1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota.

    Jadi, Partai Politik itu harus menyerahkan kembali KTA Perbaikan

      Lanjutan…

    III. Kasus III

      Jika partai politik menyerahkan 500 KTA di sebuah kabupaten. Jumlah penduduk di kabupaten itu adalah 400.000 orang. Ketika diverifkasi terdapat kesalahan KTA sebanyak 20.  

      A. Metode Proyeksi: Populasi : 500 Sampel 10% dari populasi : 50 KTA yang tidak memenuhi syarat : 20 Syarat minimal keanggotaan di kabupaten: 1.000 atau 400.000 x 1/1000 = 400 Hasil verifkasi: Jumlah KTA memenuhi syarat = (jumlah sampel – KTA tidak memenuhi syarat) x 100/10

      = (50 – 20) x 100/10 = (30) x 10 = 300

      B. Kesimpulan: Tidak memenuhi syarat Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu tidak/belum memenuhi bukti keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota. Jadi, partai politik itu harus menyerahkan kembali KTA perbaikan sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota.

      

    PENGAMBILAN/PENCUPLIKAN Sampel

      A. Jika Partai Politik menyerahkan 1.500 Kartu Tanda

    Anggota (KTA) di suatu kab/kota, maka jumlah sampel

    yang diverifkasi adalah 150 KTA. Cara pengambilan 150 sampel adalah sebagai berikut:

      

    1. Dari list daftar anggota ditentukan sampel pertama

    secara acak yang akan menentukan pengambilan

    sampel berikutnya.

      2. Untuk menentukan sampel yang akan dicuplik berikutnya ditentukan berdasarkan interval tertentu dengan rumus yaitu: interval sampel = jumlah populasi jumlah sampel contoh: interval sampel = 1500 = 10

      150

      

    B. Jika pada pencuplikan sampel pertama didapat anggota

    pada list nomor tertentu (misalnya 17) maka sampel berikutnya adalah kelipatan dari 10 yaitu nomor 27 dan

    DAERAH PEMILIHAN

      KPU provinsi menentukan jml kursi yg diperoleh setiap kabupaten/kota dg cara membagi jml penduduk kab/kota dg kuota setiap kursi DPRD provinsi KPU kabupaten/kota selanjutnya menentukan jml kursi yg diperoleh setiap kecamatan dg cara membagi jml penduduk kecamatan dg kuota setiap kursi DPRD kabupaten/kota. Bila hasil pembagian ini berupa pecahan, jangan langsung dibulatkan.

       Penetapan kuota kursi DPRD Provinsi dihitung dg cara sbb: JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KUOTA KURSI DPRD PROV=

    JUMLAH KURSI ANGG DPRD PROV.

    KUOTA KURSI DPRD PROVINSI

      KUOTA KURSI DPRD Provinsi = 32.114.306 100

      = 321.143

    CONTOH PENETAPAN KUOTA KURSI

      DPRD PROV JATENG DARI KOTA SEMARANG 1.392.739 KUOTA KURSI DPRD JATENG = = 4,3 DARI KOTA SEMARANG 321.143 KUOTA KURSI DPRD PROVINSI JAWA TENGAH DARI DAERAH PEMILIHAN KOTA SEMARANG ADALAH 4 (EMPAT) KURSI. MENGINGAT KOTA SEMARANG BERDIRI SENDIRI

    NENJADI DAERAH PEMILIHAN KARENA MENDAPATKAN 4

    KURSI YANG BERADA PADA RANGE 3 SAMPAI 12 KURSI.

    CONTOH PENETAPAN KUOTA KURSI DPRD KAB/KOTA

      KUOTA SETIAP KURSI = JUMLAH KURSI DPRD 1.050.843 =

    1 JML PENDUDUK KAB/KOTA

       50 = 21.017 KAB. KENDAL

    JML PDDK KECAMATAN PEROLEHAN SETIAP KURSI KUOTA (21.017)

      2

      

    Berdasarkan hasil pembagian tsb dlm langkah kedua,

    KPU Provinsi menyusun daerah pemilihan anggota DPRD

    Provinsi dg ketentuan :

    Kab/Kota yg memperoleh antara 3 sampai 12 kursi

    ditentukan sebagai suatu daerah pemilihan, sedangkan

    Kab/Kota yg tidak mencapai 3 digabung dg Kab/Kota lain

    dan bagi Kab/Kota yg memperoleh lebih dari 12 kursi

    ditentukan sbg satu daerah pemilihan; dan KPU

    Kab/Kota juga melakukan hal yg sama, yaitu menyusun

    daerah pemilihan angg DPRD Kab/Kota dg ketentuan:

    Kecamatan yg memperoleh antara 3 sampai 12 kursi

    dijadikan sbg suatu daerah pemilihan sedangkan

    Kecamatan yg memperoleh kurang dari 3 digabung dg

    Kecamatan lain dan kecamatan yg memperoleh lebih

      3 > DAPAT MENJADI DP dari 12 kursi dijadikan sbg satu daerah pemilihan. DAERAH PEMILIHAN < 3 TDK DAPAT MENJADI DP

      10 DAERAH PEMILIHAN PROVINSI JAWA TENGAH Yogyakarta Banyumas Cilacap

      10 Kebumen Bamjarnegara Purbalingga

      9 Purworejo Wonosobo Temanggung Kab Magelang Kot. Magelang

      11 Sragen Wonogiri Karanganyar

      8 Grobogan Blora Rembang

      12 Pati Kendal Semarang Salatiga Kot Semarang

      10 Pemalang Kab Pekalongan Kota Pekalongan Batang

      10 Brebes Tegal Kot. Tegal

      Boyolali Klaten Sukoharjo

      10 Jepara Kudus Demak

      9 DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA DPRD PROVINSI JAWA TENGAH

    11 Suraarta

    TAHUN 2003 KPU MEMBUAT KEBIJAKAN DAERAH

      PEMILIHAN BERKISAR ANTARA 6 SAMPAI 12 KURSI

    (MENENGAH BESAR) DENGAN ALASAN:

      Agar administrasi pengadaan dan distribusi logistik Pemilu masih dalam batas yang dapat dikelola oleh KPU. Pertama :

      Sejalan dengan sistem Pemilu Proporsional, maka makin besar Daerah Pemilihan, makin tinggi derajat proporsionalitasnya sehingga menjamin keterwakilan penduduk. Kedua :

      Untuk membuka peluang yang lebih luas bagi perempuan dan kelompok minoritas lainnya dan bagi partai lama dan baru untuk berkompetisi mendapatkan kursi di setiap Daerah Pemilihan. Ketiga :

      

    Alur Pemutakhiran

    Data Pemilih

    Susun

      DP4 COKLIT

    bahan DPS

      DPS HP Tanggapan DPS Pemilih

    DPT

      Tanggapan tambahan Pemilih khusus

      Parpol melakukan penjaringan balon

      

    Parpol

    Susun

    daftar balon

    Daftar ke

      KPU Verifkasi Perbaikan Pengumuma n kuota perempuan

      DCS Tanggapan Klarifkasi DCT

      

    PENCALONAN

    Verifkasi

    MASA KAMPANYE

    • Kampanye dalam bentuk iklan

      media cetak dan elektronik serta

      rapat umum dilaksanakan selama 21 hari dan berakhir sampai

      dengan dimulainya masa tenang

    • Kampanye dalam bentuk lainnya dilaksanakan 3 hari setelah penetapan Peserta Pemilu sampai dimulainya masa tenang

    LAPORAN DANA KAMPANYE

      Pembukuan 3 H setelah penetapan sbg peserta pemilu

      Laporan dana kampanye tiap tingkat 14 H sebelum kampanye Serahkan KAP paling lama 15 H setelah terima laporan dana kampanye Audit selama 30 H

      Sampaikan hasil pada peserta pemilu Pengumuman

    PENETAPAN KURSI

      LEMBAGA PERWAKILA PEMILU 2009 UU PEMILU BARU N DPR

      1. Parpol tidak penuhi ambang batas

      1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada tidak diikutsertakan pada penghitungan kursi DPR penghitungan kursi DPR, DPRD provinsi & DPRD kabupaten/kota

      2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil

      2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh adalah jumlah suara sah seluruh parpol parpol dikurangi jumlah suara sah dikurangi jumlah suara sah parpol yang parpol peserta pemilu yang tidak tidak memenuhi ambang batas memenuhi ambang batas

      3. Hasil penghitungan angka 2

      3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara ditetapkan BPP dengan cara membagi membagi suara sah kursi pada satu suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil dapil

      4. Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan Tahap II dengan cara membagi sisa kursi yang belum terbagi pada parpol yang memperoleh suara sekurang- kurangnya 50% dari BPP

      5. Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan Tahap III dengan cara seluruh sisa suara parpol dikumpulkan di provinsi untuk

    PENETAPAN KURSI

      LEMBAGA PERWAKILA N PEMILU 2009 UU PEMILU BARU

      DPR D Provinsi

      1. Perolehan kursi parpol peserta Pemilu untuk Anggota DPRD provinsi ditetapkan dengan cara membagi perolehan suara sah yang ditetapkan KPU provinsi dengan angka BPP DPRD di masing-masing dapil

      1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada penghitungan kursi DPR, DPRD Provinsi & DPRD Kabupaten/Kota

      2. Dalam hal masih terdapat sisa kursi, maka perolehan kursi parpol dilakukan dengan membagi sisa kursi berdasarkan sisa suara terbanyak

      2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas

      3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil

    PENETAPAN KURSI

    LEMBAGA PERWAKI LAN PEMILU 2009 UU PEMILU BARU

      DPRD kabupaten /kota

      1. Perolehan kursi parpol peserta Pemilu untuk Anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan denagn cara membagi perolehan suara sah yang ditetapkan KPU kabupaten/kota dengan angka BPP DPRD di masing-masing dapil

      1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada penghitungan kursi DPR, DPRD Provinsi & DPRD Kabupaten/Kota

      2. Dalam hal masih terdapat sisa kursi, maka perolehan kursi parpol dilakukan dengan membagi sisa kursi berdasarkan susa suara terbanyak

      2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas

      3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil

    SIMULASI PENETAPAN KURSI DPRD

      1. PARTAI PADI 3.000 6,38%

      2. PARTAI JAGUNG 4.500 9,57%

      3. PARTAI UBI 2.000 4,26%

      4. PARTAI LABU 7.500 15,96%

      5. PARTAI SEMANGKA 1.500 3,19%

      6. PARTAI DURIAN 9.000 19,15%

      7. PARTAI MANGGIS 8.000 17,02%

      8. PARTAI ANGGUR 500 1,06%

      9. PARTAI DUKU 10.000 21,28%

      10. PARTAI SALAK 1.000 2,13% JUMLAH

      47.000 100%

      Langkah 1 Penetapan Ambang Batas Parlemen

    NO. PARPOL PEROLEHAN SUARA PERSENTASE

      Langkah 2 Suara sah seluruh parpol DPRD Kabupaten/Kota – suara sah parpol

    yang tidak memenuhi ambang batas

    = 47.000 – 3.000 = 44.000 suara

      Langkah 3 = Hasil pengurangan pada langkah 2 Jumlah kursi di dapil 1 Kab.

      Kendal = 44.000 suara 10 kursi

      

    CONTOH PENETAPAN KURSI DPRD

    KABUPATEN KENDAL 1 – 10 kursi

    PENETAPAN KURSI PEROLEHA NO PARPOL

      BPP

      Sisa Tahap

      N SUARA

      Tahap I suara

      II

    • 1. PARTAI PADI 3.000 = Suara sah 3.000 1 kursi seluruh

      2. PARTAI 4.500

      1 kursi 100 - parpol DPRD JAGUNG

      Kabupaten

      2.000 Kendal – suara sah parpol

    • 3.
    • PARTAI UBI 2.000

      4. PARTAI LABU 7.500 1 kursi 3.100 1 kursi yang tidak

      6. PARTAI memenuhi 9.000

      2 kursi 200 - DURIAN ambang

      7. PARTAI batas / Jumlah 8.000

      1 kursi 3.600 1 kursi MANGGIS kursi di dapil 1

      PARTAI DUKU 2 kursi 1.200

    • 9. 10.000

      Kabupaten JUMLAH

      Kendal = 47.000 – 3.000 /

      47.000 7 kursi 13.200 3 kursi

      10 kursi = 4.400 suara

      PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI & DPRD KABUPATEN/KOTA Calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak

       Dalam hal terdapat calon memperoleh suara yang sama, calon terpilih ditentukan berdasarkan persebaran perolehan suara calon di dapil “yang sama” dengan memperhatikan keterwakilan perempuan.

    PENGGANTIAN CALON TERPILIH

      Dilakukan bila:

      1.Meninggal dunia

      2.Mengundurkan diri

      3.Tidak lagi memenuhi syarat

      4.Melakukan tindak pidana pemilu (politik uang, pemalsuan dokumen) berdasarkan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap Calon terpilih diganti dengan calon dari

    dapil yang sama berdasarkan urutan suara

    terbanyak berikutnya

    SENGKETA HUKUM PEMILU

      

    1. Untuk memastikan proses Pemilu

    dilaksanakan sesuai peraturan

    perundang-undangan;

    2. Menjamin hasil Pemilu berintegritas.

      JENIS SENGKETA HUKUM PEMILU PEMILU 2009 PEMILU 2014 Pelanggaran pidana Pidana Pemilu: Pemilu

      1. Pelanggaran

      2. Kejahatan Pelanggaran Pelanggaran

    administrasi Pemilu administrasi Pemilu

    Perselisihan hasil Sengketa Pemilu Pemilu

      Perselisihan hasil Pemilu

      

    PENEGAKAN HUKUM

    PEMILU

      

    1. Sengketa Tata Usaha Negara (obyek

    sengketa KPTS KPU tentang penetapan Parpol Peserta Pemilu atau penetapan DCT)

      

    2. Sengketa TUN dapat diajukan

    setelah upaya administratif di Bawaslu telah digunakan

    3. Sengketa TUN diajukan di PTUN

      

    4. Putusan PTUN hanya dapat diajukan

    kasasi ke MA

      

    S E K I A N

    &

    T E R I M A K A S I H