PT Equator Securities Laporan Keuangan 30 Sept 2012 (BEI)

PT EQUATOR SECURITIES LAPORAN KEUANGAN

TRIWULANAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL­TANGGAL 30 SEPTEMBER 2012 DAN 2011

(UNAUDITED)

ASET

LIABILITAS

KAS DAN SETARA KAS

UTANG NASABAH

2 Rp 44,277,618,416 Rp 1,102,875,950

DEPOSITO PADA LEMBAGA KLIRING

UTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

DAN PENJAMINAN

UTANG PAJAK

PIUTANG NASABAH

UTANG SUBORDINASI

PIUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

UTANG LAIN-LAIN

PIUTANG PIHAK BERELASI

BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

PORTOFOLIO EFEK - Bersih

UTANG SEWA PEMBIAYAAN

PIUTANG LAIN-LAIN

LIABILITAS IMBALAN KERJA

PAJAK DIBAYAR DI MUKA

JUMLAH LIABILITAS

BIAYA DIBAYAR DI MUKA

PENYERTAAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA

Modal saham ­ nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar ­ 50.000.000 saham

ASET TETAP ­ Setelah dikurangi akumulasi penyusutan

Modal ditempatkan dan disetor penuh ­ 50.000.000 saham

Saldo Laba

Laba (Rugi) Periode Berjalan

ASET PAJAK TANGGUHAN

ASET LAIN-LAIN

Jumlah Ekuitas

JUMLAH ASET

Rp

153,236,679,093 Rp

62,752,964,766 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan Bagian Tidak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan.

2011 PENDAPATAN USAHA

Catatan

Laba atas efek hutang yang terealisasi

49.100.000 Jasa penjaminan emisi efek

2 Rp

14.399.639.005 Rp

­ Komisi dari transaksi perantara pedagang efek

91.113.634 Laba atas reksadana belum

174.822.926 Laba (rugi) atas efek ekuitas belum terealisasi

terealisasi

(889.157.500) Pendapatan lain­lain transaksi efek

­ Laba (rugi) atas efek ekuitas yang

286.994.430 Jasa kustodian

Laba atas reksadana yang terealisasi ­

23.376.500 Jumlah Pendapatan (Rugi) Usaha

BEBAN USAHA

2 Gaji dan tunjangan karyawan

270.051.070 Biaya pemeliharaan sistem

­ Jamuan dan representasi

­ Informasi dan teknologi

249.584.331 Umum dan administrasi

222.674.009 Jasa kustodian

30.853.049 Alat tulis kantor dan cetak

­ Pelatihan dan pendidikan

40.383.126 Iklan dan promosi

7.684.289 Honorarium tenaga ahli

68.497.541 Biaya peralatan kantor

­ Pos dan kurir

5.853.694 Renovasi kantor

110.560.216 Lainnya

8.044.626 Jumlah Beban Usaha

LABA (RUGI) USAHA

Catatan 2012

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan bunga dan jasa giro Rp

1.353.721.520 Rp 415.296.853 Beban bunga (1.399.722.247) ­

Laba (rugi) selisih kurs

25.566.236 Administrasi bank

(7.962.613) Pendapatan bunga obligasi

44.292.083 Pendapatan sewa – bersih

5.400.000 Penghasilan (beban) lainnya

(64.440.524) Penghasilan (Beban) Lain­lain ­ Bersih

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

BEBAN (MANFAAT) PAJAK PENGHASILAN

Manfaat Pajak Tangguhan ­

Beban Pajak Kini ­

­ LABA (RUGI) BERSIH 9.686.876.722 (9.899.756.314)

PENDAPATAN KOMPREHENSIF

Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual ­

Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif

Periode Berjalan

Laba (Rugi) Yang Dapat Diatribusikan

Kepada:

Pemilik Entitas Induk 9.686.876.722 (9.899.756.314)

Kepentingan Non Pengendali ­

­ Jumlah 9.686.876.722 (9.899.756.314)

Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif

Yang Dapat Diatribusikan Kepada:

Pemilik Entitas Induk 9.686.876.722 (9.899.756.314)

­ JUMLAH Rp 9.686.876.722 Rp (9.899.756.314)

Kepentingan Non Pengendali ­

Jumlah Catatan

Modal Ditempatkan

Dan Disetor Penuh

Saldo Laba

Ekuitas

Saldo pada tanggal 31 Desember 2011

4.893.546.639 Rp 54.893.546.639 (audited) Laba bersih

Rp

50.000.000.000 Rp

9.686.876.722 Saldo pada tanggal

Jumlah Catatan

Modal Ditempatkan

Dan Disetor Penuh

Saldo Laba

Ekuitas

Saldo pada tanggal 31 Desember 2010

64.929.538.492 Rp 114.929.538.492 (audited) Rugi bersih

Rp

50.000.000.000 Rp

(9.899.756.314) Pembagian dividen

Saldo pada tanggal 30 September 2011

Rp

50.000.000.000 Rp

129.782.178 Rp 50.129.782.178

2012

2011

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan Komisi Perantara Pedagang Efek

4.893.616.241 Rp 91.113.634 Penerimaan dari Jasa Penjaminan

Rp

23.376.500 Penerimaan Efek Diperdagangkan

6.256.746.276

73.243.842.096 Penerimaan dari (Pembayaran kepada) Nasabah – Bersih

14.685.381.286

(2.610.000) Penerimaan dari (Pembayaran kepada) Lembaga Kliring dan Penjaminan ­ Bersih

20.794.367.602

585.000 Pembayaran kepada Pemasok dan Karyawan

(22.287.759.000)

(3.944.079.039) Penerimaan (Pembayaran) Lainnya ­ Bersih

(12.902.318.944)

(254.238.816) Penerimaan (Pembayaran) Bunga – Bersih

Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi

9.738.041.833

69.617.578.311

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Perolehan Aset Tetap

(2.670.483.222) Deposito pada Lembaga Kliring dan Penjaminan

(5.247.472.764)

(7.297.625) Penurunan (Kenaikan) Aset Lain­lain

(6.468.584)

(262.464.039) Penerimaan Wesel Tagih

1.310.894.300

519.230.250

Arus Kas Bersih Untuk Aktivitas Investasi

(3.943.047.048)

(2.421.014.636)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan Hutang Subordinasi

­ Penurunan Piutang Pihak Berelasi

14.382.000.000

­ Kenaikan Hutang Sewa Pembiayaan

2.963.211.294

­ Pembayaran Dividen

107.294.094

(54.900.000.000)

Arus Kas Bersih Dari (Untuk)Aktivitas Pendanaan 17.452.505.388

(54.900.000.000)

Kenaikan Kas dan Setara Kas

23.247.500.173

12.296.563.675

Kas dan Setara Kas Awal Periode

32.071.554.434

2.165.203.241

Kas dan Setara Kas Akhir Periode

Rp

55.319.054.607 Rp

14.461.766.916

PT Equator Securities (Perusahaan) didirikan di Jakarta semula dengan nama PT Utama Budiman Investama berdasarkan akta Notaris Raharti Sudjardjati, SH No. 2 tanggal 2 September 1997. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2­4125.HT.01.01.Th.1998 tanggal 23 April 1998. Perubahan nama menjadi PT Mahanusa Securities dilakukan berdasarkan akta Notaris Linda Herawati, SH No. 52 tanggal 23 Januari 2002 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C­03915 HT.01.04.Th.2002 tanggal 11 Maret 2002. Anggaran Dasar Perusahaan kemudian diubah dengan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., MSi. No. 126 tanggal 18 Oktober 2011 mengenai jual beli saham Perusahaan dan No. 135 tanggal 18 Oktober 2011 mengenai perubahan nama menjadi PT Equator Securities, perubahan tempat kedudukan Perusahaan menjadi di Jakarta Pusat dan perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU­51871.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 25 Oktober 2011. Pada tanggal 28 November 2011, Anggaran Dasar Perusahaan kembali diubah berdasarkan akta Notaris yang sama No. 229 mengenai jual beli saham Perusahaan dan perubahan susunan Komisaris.

Menurut Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek serta menjalankan usaha­usaha lainnya yang tidak bertentangan atau menyimpang dari kegiatan usaha pasar modal.

Perusahaan mendapatkan ijin usaha sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek dan manajer investasi dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan – Bapepam dan LK) melalui Surat Keputusan No. KEP­01/PM/PEE/1999 tanggal 4 Juni 1999 dan No. KEP­02/PM/MI/1999 tanggal 22 Juni 1999. Perusahaan telah mengembalikan Surat Izin Usaha Perusahaan Efek sebagai manajer investasi dan disetujui oleh Bapepam dan LK melalui Surat Keputusan No. KEP­17/PM/2001 tanggal 24 September 2001.

Berdasarkan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., MSi. No.15 tanggal 3 April 2012, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama

: Paulus Ridwan Purawinata

Komisaris

: Toto Setyoadi Murdiono

Direktur Utama

: David Agus

Direktur

: Syafriandi Armand Saleh

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan Perusahaan disusun berdasarkan konsep biaya historis dan dasar akrual, kecuali efek untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual yang dinilai dengan harga pasar dan laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode langsung.

Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

Transaksi dengan Pihak­pihak Berelasi

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak­pihak berelasi, sebagaimana yang didefinisikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 tentang Pengungkapan Pihak­pihak berelasi. Sifat dan luasnya transaksi tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Penyisihan Piutang Ragu­ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu­ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing­masing nasabah pada akhir periode yang bersangkutan.

Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan diklasifikasi dalam kategori aset keuangan yang diukur "pada nilai wajar melalui laporan laba rugi" (FVTPL), "investasi hingga jatuh tempo" (HTM), aset keuangan "tersedia untuk dijual" (AFS) dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengklasifikasian ini tergantung pada sifat dan tujuan aset keuangan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal.

Aset Keuangan Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika :

• Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau • Merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan

terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau • Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Aset keuangan selain aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada pengakuan awal, jika:

• Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

Aset Keuangan Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL) (Lanjutan)

• Aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Entitas, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau

• Merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK

55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.

Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (AFS)

Efek utang, saham dan reksadana milik Perusahaan yang diperdagangkan pada pasar aktif dan diklasifikasi sebagai AFS dinyatakan pada nilai wajar.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.

Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada saat hak Entitas untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Pinjaman Yang Diberikan dan Piutang

Deposito berjangka, piutang nasabah, piutang lembaga kliring dan penjamin, piutang pihak berelasi dan piutang lain­lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai "pinjaman yang diberikan dan piutang", yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Metode Suku Bunga Efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keungan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

• Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau • Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau

bunga; atau • Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata­rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif dalam periode yang bersangkutan.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.

Reklasifikasi Aset Keuangan

Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen utang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.

Penghentian Pengakuan Aset Keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada Perusahaan lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Klasifikasi Sebagai Liabilitas atau Ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen Ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih

Instrumen Ekuitas (Lanjutan)

Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan diukur pada FVTPL atau liabilitas keuangan lainnya.

Liabilitas keuangan diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan jika :

• Diterbitkan terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau • Merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama­sama

oleh Perusahaan dan atas bagian tersebut terdapat bukti adanya pola ambil untung jangka pendek terkini; atau

• Merupakan derivative liabilitas yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Liabilitas keuangan selain dari liabilitas keuangan kelompok diperdagangkan dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal jika:

• Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau • Liabilitas keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan atau liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau

• Merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK

55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL.

Liabilitas keuangan sebagai FVTPL dinyatakan sebesar nilai wajar, dengan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif mencakup setiap bunga yang dibayar atas liabilitas keuangan.

Liabilitas Keuangan Lainnya

Utang pada lembaga kliring dan penjaminan, utang nasabah, utang sewa pembiayaan, biaya yang masih harus dibayar, dan utang lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur dalam biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif, kecuali utang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.

Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

Biaya Dibayar Di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

Penyertaan pada PT Bursa Efek Indonesia

Penyertaan pada saham PT Bursa Efek Indonesia dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat keanggotaan di bursa dievaluasi dan diturunkan langsung ke jumlah terpulihkan.

Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan taksiran umur ekonomis sebagai berikut:

Renovasi kantor

8 tahun Kendaraan

4 tahun Peralatan dan perabot kantor

3­4 tahun Sistem komputer

3­4 tahun

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang diperoleh atau diderita dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif periode yang bersangkutan.

Sewa Pembiayaan

Sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan komisi yang berkaitan dengan transaksi perantara pedagang efek diakui pada saat transaksi terjadi. Imbalan jasa penjaminan emisi dan penjualan efek diakui pada saat aktivitas penjaminan selesai, yaitu pada saat penjatahan selesai dilakukan. Pendapatan jasa penasehat keuangan diakui pada saat jasa diserahkan. Beban diakui pada saat terjadinya.

Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aktiva dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha periode berjalan.

Pajak Penghasilan

Perusahaan menggunakan metode penangguhan pajak, sebagaimana yang diatur oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan, dalam perlakuan akuntansi pajak penghasilannya. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang material antara nilai buku atau nilai tercatat menurut akuntansi dan nilai buku menurut fiskal dari aktiva dan kewajiban.

Imbalan Kerja

Perusahaan mengakui liabilitas imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undang­Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Biaya jasa lalu atas penerapan pertama kali kebijakan ini diamortisasi selama rata­rata sisa masa kerja karyawan. Koreksi dan dampak perubahan asumsi aktuaria berikutnya, diamortisasi selama rata­rata masa kerja karyawan. Perhitungan imbalan kerja dihitung dengan menggunakan metode Projected Unit Credit yang mencerminkan jasa karyawan pada saat penilaian.

Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah­jumlah yang dilaporkan di dalamnya. Hasil yang sebenarnya mungkin dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.

3. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini terdiri dari :

Rp 5.000.000 Bank:

Rp

Rupiah PT Bank Permata Tbk

5.180.625.015 7.033.031.016 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

1.269.394.668 5.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk

124.676.688 1.380.968.407 PT Bank Central Asia Tbk

45.758.991 ­ PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Dolar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk

1.470.913.777 432.013.394 PT Bank UOB

1.046.506.038 ­ PT Bank BNI (Persero) Tbk, Singapura

308.484.312 ­ PT Bank CIMB Niaga Tbk

55.368.303 10.979.444 PT Bank Internasional Indonesia Tbk

9.311.194 ­ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

9.704.494 PT Bank Mega Tbk

40.920.257 Deutsche Bank

14.330.160 9.562.529.389 8.917.242.678 Deposito berjangka:

PT Bank CIMB Niaga Tbk 43.319.000.000 18.665.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

2.425.000.000 ­ PT Bank Jabar Banten Tbk

4.000.000.000 PT Bank Mega Tbk

4. PORTOFOLIO EFEK

Akun ini terdiri dari:

2.975.067.441 Unit penyertaan reksadana

Efek ekuitas

Rp

2.975.067.441 Rp

9.205.954.315 Penyisihan kenaikan (penurunan) nilai

( 225.067.441) efek

Jumlah

Rp

11.744.484.150 Rp

5. PAJAK DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari:

Pajak penghasilan pasal 4 ayat 2

322.079.536 Pajak penghasilan pasal 23

Rp

2.494.725.142 Rp

62.489.686 Pajak Pertambahan Nilai

6. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari :

132.994.583 Sistem dan teknologi

7. ASET TETAP

Saldo Awal

Penambahan

Pengurangan

Saldo Akhir

Biaya Perolehan :

Peralatan dan perabot kantor

Rp 6.549.959.978 Renovasi kantor

1.794.850.404 Sistem komputer

30.506.636 Kendaraan sewa pembiayaan

Akumulasi Penyusutan :

Peralatan dan perabot

Renovasi kantor

675.242.637 Sistem komputer

20.093.340 Kendaraan sewa pembiayaan

Nilai Buku

Rp 3.911.382.216

Rp 7.410.923.893

7. ASET TETAP (Lanjutan)

Saldo Awal

Penambahan

Pengurangan

Saldo Akhir

Biaya Perolehan :

Peralatan dan perabot

Rp 4.097.842.076 kantor Renovasi gedung

Rp 1.273.161.084 Rp 2.824.680.992 Rp ­

1.677.876.404 Sistem komputer

30.506.636 Kendaraan sewa

Akumulasi Penyusutan :

Peralatan dan perabot kantor

1.573.852.216 Renovasi gedung

554.648.207 Sistem komputer

17.627.034 Kendaraan sewa

Nilai Buku

Rp 27.322.054

Rp 3.911.382.216

8. ASET PAJAK TANGGUHAN

Rincian aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut :

35.335.000 Penyusutan aset tetap

Penyisihan imbalan kerja

16.766.971 Penyusutan aset sewa pembiayaan

1.290.104 Pembayaran sewa pembiayaan

(13.967.250) Rugi fiskal

1.431.488.256 Aset Pajak Tangguhan

Rp

Rp

9. ASET LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

Uang jaminan

Rp

250.000.928 Rp 249.260.929

Uang muka pembelian aset

10. UTANG PAJAK

Akun ini terdiri dari:

Pajak Penghasilan: Pasal 4 ayat (2)

657.435.183 Rp 771.936.543 Pasal 21

12.308.809 Pajak Penghasilan Atas Penjualan Saham

117.962.244 Pajak Pertambahan Nilai­Keluaran

11. PIUTANG PIHAK BERELASI

Akun ini merupakan piutang kepada PT Equator Capital Partners, pemegang saham, yang tidak ditentukan jangka waktu pembayarannya.

12. UTANG SUBORDINASI

Perusahaan memperoleh utang subordinasi sebesar USD 1.500.000 dari pemegang saham untuk menambah modal kerja. Utang ini dikenakan bunga tahunan sebesar 5% dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Februari 2013.

13. UTANG SEWA PEMBIAYAAN

Perusahaan memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari PT BII Finance Center sebesar Rp 191.831.000 pada bulan Desember 2011 dan Rp 190.282.000 pada bulan Januari 2012 untuk jangka waktu 3 tahun dan dikenakan bunga sebesar 4,99% per tahun. Utang sewa pembiayaan ini dijamin dengan kendaraan sewa yang diperoleh melalui fasilitas sewa pembiayaan ini.

14. LIABILITAS IMBALAN KERJA

Perusahaan membukukan imbalan kerja untuk karyawan dalam rangka memenuhi ketentuan Undang­Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Liabilitas estimasian yang diakui tersebut berhubungan dengan jasa yang diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan dan diakui dengan metode akrual.

Liabilitas imbalan kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut :

141.340.000 Biaya bunga

Biaya jasa kini

Rp

141.340.000 Rp

Beban imbalan kerja

141.340.000 Nilai kini liabilitas imbalan kerja

(622.005.947) Saldo Liabilitas Imbalan Kerja

MODAL SAHAM

Rincian kepemilikan saham masing­masing pemegang saham pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham

Modal ditempatkan

Persentase

Jumlah

dan Disetor Penuh

Kepemilikan

Rp 49.999.999.000 Isenta

PT Equator Capital Partners 49.999.999 saham

1.000 Jumlah

50.000.000 saham

Rp 50.000.000.000

15. MODAL SAHAM (Lanjutan)

2011

Modal Ditempatkan

Persentase

Pemegang Saham Jumlah

dan Disetor Penuh

Kepemilikan

Isenta

Rp 18.500.000.000 Paulus Ridwan Purawinata

11.000.000.000 Stephanus Turangan

11.000.000

22,00

11.000.000.000 Jonathan Chang

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dengan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., Msi No. 15 tanggal 3 April 2012, yang telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU­0033017.AH.01.09 Tahun 2012 tanggal

18 April 2012, para pemegang saham menyetujui hal­hal berikut :

a. Penjualan seluruh saham milik Paulus Ridwan Purawinata, Stephanus Turangan dan Jonathan Chang masing­masing 11.000.000 saham, 11.000.000 saham dan 9.500.000 saham kepada PT Equator Capital Partners, dan penjualan 18.499.999 saham milik Isenta juga kepada PT Equator Capital Partners.

b. Pengangkatan Toto Setyoadi Murdiono sebagai Komisaris.

Perubahan pemegang saham tersebut di atas telah disetujui oleh Bapepam­LK dalam Surat No. S­ 10912/BL/2012 tanggal 10 September 2012.

16. DIVIDEN TUNAI

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta Notaris Yulia, S.H. No. 4 tanggal 1 April 2011, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai dari saldo laba tahun 2010.