BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SDN Jombor - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Berbasis Kearifan Religi untuk Meningkatkan Jumlah Peserta Didik SD Negeri Jombor Tuntang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil SDN Jombor
SD Negeri Jombor awalnya adalah sekolah Inpres yang dibangun oleh pemerintah pada tahun 1978 lalu pada tahun 1987 memperoleh Surat Ijin operasioanal dari Gubernur Jateng dan berganti nama menjadi SD Negeri Jombor. Berdasarkan dokumen sekolah jumlah peserta didik dari tahun 1978- 2000 rata-rata setiap kelasnya lebih dari 20, namun seiring perkembangan zaman dari tahun 2008 sampai sekarang jumlah peserta didik baru rata –rata 16 anak.
SD Negeri Jombor terletak di Desa Jombor di bagian selatan Kecamatan Tuntang berbatasan dengan wilayah Kota Salatiga dengan luas wilayah
2
2175 m . Berdasarkan data pemerintah desa Jombor tahun 2017 jumlah penduduk tahun 2017 adalah 3.288, sedangkan yang beragama Islam 3.099 (94,3%) dengan mayoritas mata pencaharian buruh. Letak SDN Jombor tergolong strategis. Karena lokasi dekat dengan pemerintahan desa, dekat dengan jalan raya Kabupaten, selain itu keadaan sekolah tergolong aman meskipun sekolah belum mempunyai pagar yang dapat menutup sekolah.
Pada Tahun 2017/2018 ini SDN Jombor termasuk sekolah yang ditunjuk pemerintah untuk melaksa- nakan Kurikulum 2013 bagi kelas 1 dan 4. Untuk itu sekolah berupaya meningkatkan kompetensi guru dalam rangka mengikuti perubahan. Adapun arah dan tujuan sekolah dapat dilihat pada Visi dan Misi sekolah yang tertuang dalam kurikulum sekolah.
Visi SD Negeri Jombor adalah Unggul dalam prestasi yang berakhlaqulkarimah, terampil, ulet berdasarkan iman dan taqwa. Dalam rangka untuk mencapai visi SDN Jombor mempunyai Misi antara lain: a) Mengembangkan prestasi akademik dengan menerapkan pembelajaran PAIKEM yang terprogram, b) Mengembangkan kemampuan dasar kepada siswa dalam membaca, menulis, berhitung serta berkomunikasi sederhana dengan menggunakan kemampuan Bahasa Indonesia, c)Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah, d) Menanamkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur melalui pembiasaan dan keteladanan, e) Mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang terencana, f) Menguasai teknologi sesuai dengan taraf perkembangan siswa, g) Menanamkan pribadi yang tidak mudah putus asa, h) Menumbuhkan penghayatan ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadikan sumber kearifan dalam bertindak.
4.1.1. Data Peserta Didik Berdasarkan dokumen sekolah, jumlah siswa
1
19
1 V
20
1
12
1
16
1 VI
19
20
16
1
12
1 TOTAL 101
6
93
6
84
6 Rata-rata Jumlah per Kelas:
17
16
1
1
SDN Jombor yang masuk dari tahun ke tahun terutama tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Adapun data jumlah siswa adalah sebagai berikut :
19
Tabel 4.1.Jumlah Siswa SDN Jombor 3 tahun terakhir
Sumber: Dokumen sekolah
4.1.2. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan dokumen sekolah diketahui bahwa jumlah guru yang berstatus PNS di SDN
Jombor ada 6 orang dan 4 guru berstatus GTT/wiyata bakti. Tingkat pendidikan semua guru
Kelas Th. 2015/2016 Th. 2016/2017 Th. 2017/2018 Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Siswa Jumlah Rombel
I
13
1
13 1 10+2
1 II
1
13
13
1
12
1 III
17
1
19
1
13
1 IV
15 baik PNS maupun GTT 100% S1, sedangkan tenaga kependidikan hanya ada 1 orang masih berstatus PTT dengan pendidikan terakhir D1.
4.1.3. Sarana Prasarana Berdasarkan dokumen sekolah serta pengamatan peneliti diketahui bahwa sekolah memiliki sejumlah computer yang dapat digunakan untuk KBM dengan perbandingan 1:1, alat olahraga yang lengkap ada raket untuk bulu tangkis, sutle cock, bola sepak , bola volley, bola kasti, ada 2 set alat senam. Selain itu ada 2 LCD, lap top dan alat peraga yang cukup memadahi. Serta jumlah buku paket untuk siswa 1:1.
Prasarana SDN Jombor terdiri dari 6 ruang kelas, perpustakaan, mushola, 4 toilet, ruang guru yang masih menjadi satu dengan ruang kepala sekolah dan ruang tamu, ruang alat peraga, serta halaman sekolah yang cukup luas untuk olahraga dan upacara.
4.2. Hasil Penelitian
Tahapan penelitian ini menggunakan langkah- langkah penelitian menurut Sugiyono (2014) yang dijelaskan berikut ini :
4.2.1. Potensi dan Masalah
4.2.1.1.Analisis Lingkungan terhadap Peserta
Didik SD Negeri JomborPenerimaan peserta didik baru SD Negeri Jombor dari tahun ke tahun mengalami penurunan dikarenakan berbagai masalah Menurut pendapat salah satu guru SDN Jombor, masyarakat sekitar lebih berpihak pada MI karena tokoh masyarakat maupun tokoh agama yang ada selalu memberi pengaruh dalam berbagai kegiatan keagamaan, sehingga masyarakat lebih mantab menyekolahkan anaknya ke MI meskipun setiap bulannya harus membayar. Orang tua merasa was-was jika anaknya sekolah di SD Negeri, mereka khawatir kalau tidak memperoleh ilmu agama yang cukup, kelak tidak dapat mendoakan orangtuanya. Isu semacam ini sangat familier, karena di SD Negeri jam pembelajran agama dalam satu minggu hanya 4 jam pelajaran.
Dalam hal penerimaan peserta didik baru tahun
pelajaran 2017/2018 sekolah hanya melaksanakan kebijakan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Semarang No.422.1/1074 tanggal 5 Juni 2017 yang mewajibkan menerima peserta didik baru berdasarkan umur dan lingkungan tempat tinggal, bukan berdasarkan seleksi akademik, namun hanya seleksi administrasi.
Meskipun demikian sesuai keadaan, sekolah tidak pernah melakukan seleksi apapun, karena jumlah pendaftar di bawah kouta.
Hasil wawancara dengan salah satu guru SDN Jombor mengatakan bahwa panitia penerimaan siswa baru sekolah kurang efektif Karena belum ada program pemasaran ke TK/RA. Untuk melaksankan semua kegiatan tersebut tentunya sekolah membutuhkan tenaga yang professional karena tidak semua kegiatan dapat dilaksanakan oleh guru sendiri, Semuanya itu menjadikan permasalahan tersendiri karena semua membutuhkan biaya operasioanal.
Sedangkan sumber dana sekolah satu-satunya hanya dana BOS. Jumlah siswa SD Negeri Jombor tahun 2017 hanya 84 sehingga dana BOS yang diperolehpun hanya bisa digunakan untuk biaya operasional pendidikan saja, apalagi (GTT/PTT) berjumlah 40% dari jumlah tenaga pendidik dan kependidikan.
Sekolah dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler juga kurang maksimal, karena untuk mengembangkan berbagai kegiatan sekolah terkendala biaya. Selain itu untuk melaksankan kegiatan ekstrakurikuler di sore hari sekolah mengalami kesulitan , karena kebanyakan anak mengaji di sore hari. Akhirnya sekolah harus pandai- pandai mencari celah waktu untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
Meskipun Berbagai kegiatan ekstrakurikuler telah dilaksanakan, tetapi tidak mengubah minat masyarakat terhadap sekolah. Ketika penerimaan peserta didik baru sekolah hanya memperoleh siswa dari TK terdekat yaitu TK ABA Jombor, hanya 1 anak yang berasal dari RA Jombor, inilah yang menjadi masalah.
Berdasarkan dokumen sekolah diketahui Jumlah siswa SDN Jombor tahun pelajaran 2017/2018 kurang dari 100, namun sekolah selalu mengikutkan siswa dalam berbagai lomba baik akademik maupun non akademik, baik lomba yang diadakan oleh dinas pendidikan maupun lembaga lain yang linier. Nilai US Tahun pelajaran 2016/2017 menduduki ranking 13 Sedangkan MI mendapat ranking 31. Selain unggul di bidang hasil US , SDN Jombor juga memiliki banyak prestasi di berbagai bidang. Prestasi itu meningkat sejak tahun 2013. namun dalam penelitian ini peneliti hanya menuliskan prestasi sekolah dalam 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2014-2017
Prestasi yang diraih dalam berbagai lomba baik akademik maupun non akademik, baru pada tingkat kecamatan. Adapun presatasi non akademik yang berhasil diraih anatara lain: badminton, tenes meja, seni baca Al-Quran, pantomim, baca puisi, pidato, membatik, kriya anyam, gambar bercerita. Ada kejuaraan yang diraih Tingkat Kabupaten Semarang adalah lomba melukis pada ajang pameran kebudayaan sebagai juara I pada tahun 2015. Prestasi di bidang akademik yang berhasil diraih adalah OSN Matematika, Calistung, Telaah karya sastra, LKIR, PAI, LCC Siaga . Ada satu kejuaraan yang meraih juara di tingkat kabupaten adalah PAI cabang Gebsha.
Berdasarkan data di atas cukup banyak prestasi yang sudah diraih SD Negeri Jombor namun ternyata keunggulan prestasi ini belum menarik minat masyarakat pengguna, terbukti Tahun pembelajaran 2017/2018 ini SD Jombor hanya memperoleh peserta didik baru sejumlah 10 orang. Selain prestasi, sarana prasarana SDN Jombor memiliki potensi yang bagus di bidang olahraga. Lapangan bola voly yang memenuhi standar, peralatan tenesmeja yang memadahi, land badminton yang memenuhi standar, semuanya itu merupakan potensi yang bisa dikembangkan untuk meraih prestasi yang bagus
4.2.1.2. Program Peningkatan Jumlah Peserta
DidikMenurut peraturan Gubernur Jawa Tengah tahun 2017 tentang PPDB ada beberapa ketentuan yang perlu dilaksanan ketika sekolah mau menerima peserta didik baru, terutama anak yang berumur kurang dai 6 tahun harus mendapat rekomendasi dari psikhiater/ahli counselor. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru senior Wardiatul Kholidiyah, S.Pd.SD yang diadakan pada hari Kamis, 28 September 2017 diperoleh hasil bahwa salah satu strategi sekolah yang selama ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat desa Jombor adalah dengan memberikan seragam gratis kepada peserta didik baru bahkan sekolah sudah berusaha mengadakan lomba antar TK/RA dalam rangka mempromosikan sekolah, dan saat ini sekolah mulai berusaha mengadakan pembiasaan kegiatan yang bernuansa agama Islam, seperti salat Dhuha berjamaah, membaca asmaul husna sebelum pembelajaran dimulai dan membaca surat-surat pendek, selain itu sekolah akan berusaha untuk melakukan efent-efent keagamaan dengan mengundang orangtua siswa untuk menyaksikannya.
Usaha sekolah untuk meningkatkan jumlah peserta didik baru antara lain: 1)membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik baru, 2) memberikan sosialisasi kepada orangtua siswa pada akhir tahun pembelajaran, 3) sekolah membagikan pamflet kepada orangtua siswa TK/RA terdekat, 4)sekolah memasang MMT PPDB di tempat yang strategis, 5) sekolah memberikan layanan dan seragam gratis kepada peserta didik baru.
4.2.2. Hasil Tahap Pengumpulan Data
a. Wawancara
Pada tahapan ini peneliti mengadakan wawancara kepada kepala sekolah, guru, komite, dan siswa Hasil wawancara dengan kepala sekolah pada hari Sabtu, tanggal 26 Agustus 2017. Adapun hasil wawancara tersebut adalah yang menjadi permasalahan sekolah dalam penerimaan peserta didik baru antara lain:
Sekolah belum bisa berbuat banyak dalam penerimaan peserta didik baru karena kekurangan tenaga. Sekolah belum mempunyai hasil yang bisa dijual atau dipamerkan pada masyarakat sesuai keinginan mereka. Sekolah juga belum mempunyai Tim Pengembang yang solid. Sekolah ingin mengembangkan kegiatan tetapi terkendala biaya, karena jumlah peserta didik sedikit berarti menerima dana BOS juga sedikit. Hal senada disampaikan oleh guru senior SD Negeri jombor :
Selama ini untuk menarik minat masyarakat sekolah memberikan seragam dan ATK gratis kepada peserta didik baru, sekolah berusaha memenuhi keinginan siswa untuk memilki drumband . Karena isu anak-anak TK terdekat tidak mau sekolah ke SD karena tidak punya drumband.
Pendapat tersebut dipertegas oleh Komite Sekolah (H. Nasa’i) pada tanggal 14 September 2017 yang mengatakan:
Saat ini mutu sekolah meningkat baik akademik maupun non akademik. Nilai US kelas 6 selalu di atas MI, Jumlah piala terus bertambah banyak, karena sekolah sering mengikuti berbagai lomba. Sudah banyak perubahannya, tetapi masyarakat kelihatannya tidak berpengaruh, karena Desa Jombor selain wilayahnya sempit, sekolahnya menyebar ada yang ke MI Jombor, Candirejo dan ke Salatiga terutama yang berdomisili di perumahan Candipermai.
Sedangkan Wali murid berpendapat:
Orang tua suka menyekolahkan anaknya ke MI karena kalau di MI mata pelajaran agama Islamnya banyak, pembiasaan keagamaan dalam beribadah juga banyak, pribadi anak lebih baik, tapi kalau di SD pelajaran agamanya sedikit.
Pendapat lain disampaikan oleh salah satu Siswa
Anak-anak sekitar banyak yang tidak masuk ke SD karena orangtuanya menyuruh anaknya masuk ke MI, dengan kata lain anak ikut keinginan orangtua. Berdasarkan wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab SD Negeri Jombor kekurangan siswa adalah: 1) Sekolah tidak mempunyai Tim Pengembang Sekolah yang solid, 2) Sekolah tidak punya tenaga yang cukup, 3) Materi pelajaran agama di SD dianggap kurang, 4)Pilihan masuk sekolah adalah menurut kehendak orangtua.
Selain alasan penyebab kurangnya jumlah siswa, peneliti juga menanyakan tentang bagaimana strategi sekolah selama ini untuk meningkatkan jumlah peserta didik. Menurut pendapat kepala sekolah:
Dalam rangka meningkatkan jumlah peserta didik Selama ini sekolah menjalin kerjasama dengan komite untuk ikut mempromosikan lewat perkumpulan dusun, mengadakan pendekatan ke TK terdekat dengan kegiatan pentas seni bersama, sosialisasi kepada orang tua siswa ketika akhir tahun pembelajaran, selain itu sekolah mengadakan lomba mewarnai antar TK/RA, namun hasilnya belum terlihat, terbukti pada penerimaan peserta didik baru tahun 2017 hanya 10 anak. Hal ini benar-benar memprihatinkan.
Penjelasan tersebut didukung oleh salah guru SDN Jombor:
Selama ini setiap akan penerimaan peserta didik baru sekolah memasang MMT pada tempat- tempat yang strategis, Sekolah juga sudah mendekati TK dengan mengadakan pentas seni Bersama antara Paud, TK, dan SD, bahkan untuk memperkenalkan sekolah dan menarik minat anak, sekolah mengadakan lomba antar TK/RA segugus, sekolah memberikan sosialisasi kepada orangtua pada waktu rapat akhir tahun, bahkan sekolah juga membuat pamflet yang diberikan kepada orang tua TK/RA. Bahkan peserta didik baru diberi seragam dan alat tulis secara gratis, tetapi ketika penerimaan peserta didik baru yang mendaftar hanya anak-anak yang berasal dari TK ABA (TK terdekat dengan sekolah) itupun hanya orangtua yang tempat tinggalnya di sekitar SD yaitu Dusun Ngelosari dan Kerep.Hanya ada 1 anak yang berasal dari RA Jombor. namun hal ini tetap tidak mempengaruhi jumlah peserta didik.
Informasi itu juga didukung oleh komite yang mengatakan:
Komite sudah membantu menyosialisasikan penerimaan peserta didik baru lewat pertemuan warga, namun belum membuahkan hasil karena mereka takut kalau anaknya sekolah di SD tidak bisa membaca Al-Quran. Oleh sebab itu sekolah hendaknya bisa melaksankan kegiatan -kegiatan yang menarik perhatian masyarakat seperti membaca surat-surat pendek di depan kelas sebelum mulai pelajaran. Dilantunkan bacaan-
bacaan Al-Quran melalui pengeras suara.
Dari informasi yang diterima dapat diketahui bahwa selama ini sekolah sudah melakukan beberpa kegiatan untuk memperoleh peserta didik baru namun tidak bisa meningkatkan minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SDN Jombor. Kemudian wawancara berkembang dengan menanyakan “Menurut pendapat saudara, bagaimanakah strategi yang tepat untuk meningkatkan jumlah peserta didik di SDN Jombor?”. Dalam hal ini kepala sekolah memberikan penjelasan :
Sangat diperlukan strategi dan langkah-langkah yang tepat agar masyarakat menaruh kepercayaan terhadap sekolah, sesuai dengan latar belakang social kebudayaan di lingkungan sekolah maka strategi yang paling cocok adalah dengan melaksanakan kegiatan yang berbasis keagamaan.
Hal senada disampaikan oleh salah satu guru yang mengatakan:
Desa Jombor penduduknya mayoritas beragama Islam, bahkan sekolah berada di dekat masjid dan pondok pesantren, sehingga untuk memperoleh simpati dari masyarakat sekolah hendanya melaksanakan kegiatan-kegiatan berbasis keagamaan.
Berdasarkan hasil wawancara itu peneliti menanyakan “Apakah perlu adanya buku pedoman untuk melaksanakan kegiatan berbasis keagamaan tersebut?”. Lalu kepala sekolah menjawab:
Agar pelaksanaan dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang direncanakan maka buku pedoman sangat diperlukan, selama ini sekolah tidak mempunyai buku pedoman pelaksanaan kegiatan sehingga sekolah hanya melaksanakan kegiatan bila dianggap perlu.
Pendapat tersebut dipertegas oleh komite sekolah:
Dalam rangka melaksanakan kegiatan agar terjadi kesamaan persepsi antara kepala sekolah, guru, dan komite perlu dibuatkan buku petunjuk pelaksanaan sehingga komite tahu apa yang harus dilaksanakan untuk membantu program sekolah. Berangkat dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa selama ini sekolah sudah berupaya untuk meningkatkan jumlah peserta didik namun belum efektif, karena sekolah hanya melaksanakan kegiatan yang sifatnya sementara dengan kata lain kegiatan hanya dilaksanakan saat dianggap butuh. Misalnya, kegiatan ekstrakuliker MTQ hanya dilaksanakan ketika akan mengadapi lomba, hafalan surat-surat pendek yang dilaksanakan sebelum pembelajaran belum terprogram. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti mengembangkan penelitian dengan membuat buku pedoman pelaksanaan kegiatan berbasis kearifan religi.
Selain wawancara peneliti juga mengumpulkan data dokumentasi seperti prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik, sarana prasarana yang dimiliki sekolah, dan data jumlah siswa. Dari dokumentasi tersebut diketahui penerimaan peserta didik dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
b. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada hari Sabtu ,
7 Oktober dan Selasa, tanggal 10 Oktober 2017 di SD Negeri Jombor. Dalam observasi peneliti mengamati kegiatan pembiasaan sebelum pembelajaran dimulai, dan akhir pembelajaran, selain itu juga mengamati kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan SD Negeri Jombor. Pembiasaaan yang telah dilaksankan sebelum pembelajaran adalah membaca Asmaul
- – Husna dari kelas 1 s.d. kelas 6 setiap hari Selasa Kamis, sedangkan hari Jumat setelah siswa beserta Guru melakukan Senam Pada hari Sabtu diadakan Kerjabakti membersihkan lingkungan sekolah.
c. Focus Group Discussion (FGD)
FGD dilaksankan pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 di SD Negeri Jombor pada pukul 11.00-14.00 WIB. FGD membahas tentang analisis SWOT untuk menetapkan strategi sekolah. Pada kegiatan ini terjadi curah pendapat antara kepala sekolah, guru, tokoh masyarakat termasuk perangkat pemerintah desa dan komite sekolah. Dalam FGD dibahas tentang hasil angket yang disebarkan kepada orang tua siswa untuk kemudian dianalisis melalui SWOT. Forum mengambil keputusan bahwa berdasarkan kekuatan dan peluang yang ada sekolah menentukan langkah atau strategi dengan melaksanakan kegiatan yang bermuatan Agama Islam dan dalam rangka mendapat simpati masyarakat sekolah dianjurkan ikut mengisi kegiatan keagamaan di Desa Jombor. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan adalah TPQ atau kegiatan keunggulan berbasis religi yang dilaksanakan 3 hari dalam satu minggu dan setiap pertemuan 2 jam pembelajaran yang dimulai pukul 06.30-07.30 pada hari Selasa, Rabu dan Kamis. Kegiatan ekstrakurikuler yang bermuatan agama seperti MTQ dan rebana, pembiasaan-pembiasaan yang bisa mendidik siswa untuk menjadi anak yang shaleh dan shalehah, sopan santun dan mengembangkan tata krama dengan melaksanakan shalat dhuha berjamaah, melafalkan surat-surat pendek sebelum pelajarn dimulai, guru diharapkan menggunakan metode yang bervariasi dan media yang menyenankan anak. Kalau perlu guru melakukan study banding ke sekolah-sekolah yang maju.
d. Analisis SWOT Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan oleh SD
Negeri Jombor didapat tiga aspek yaitu aspek input, proses, dan out put. Dalam hal ini data dikelompokkan menjadi tiga matriks yaitu IFAS ,EFAS dan matrik SWOT yaitu dengan mengidentifikasi 95actor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi kelangsungan SDN Jombor. Adapun hasil FGD analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Matrik EFAS2
0.10
2
0.2 2. Sekolah lain memiliki out put sesuai dengan keinginan masyarakat setempat
0.10
1
0.1
3. Guru sekolah pesaing sebagian besar menguasai IT
0.05
0.1 4. Pengelola Sekolah lain ada-lah tokoh masyarakat setempat
0.60
0.05
1
0.05 5. Orang tua suka menyekolah-kan anaknya di lembaga sekolah lain (MI atau ke Kota Salatiga
0.10
1
0.1 Sub Total
0.40
0.55 Total 1.0 1,2
1.75 ANCAMAN 1. Adanya perbedaan regulasi penerimaan peserta didik baru antara SD Negeri dengan swasta
0.2 Total
Faktor- Faktor Eksternal B R BX R PELUANG
3
1. Mengikuti lomba yang diada-kan Dinas Pendidikan
0.15
4
0.6 2. Mengikuti kegiataan keagamaan di desa
0.1
2
0.2 3. mengikuti lomba yang diada-kan oleh lembaga yang lain yang terkait
0.05
0.15 4. Mengadakan pentas seni dengan mengundang orang tua siswa dan komite
4
0.10
3
0.3 5. Mengadakan lomba antar TK-RA sekitar
0.05
2
0.1 6. Mengadakan sosialisasi ke TK/RA sekitar 0.10
2
0.2 7. Mengembangkan kurikulum sekolah
0.05
Sumber : Hasil FGD pada tanggal 25 Oktober 2017 Ket: B=Bobot R= Rating, B x R = Bobor x Rating
Dari SWOT dapat diketahui bahwa kekuatan yang paling besar adalah Sekolah menyelenggarakan Sekolah Gratis di mana bobot komponen 0,1 dengan score 4. Dengan sekolah menyelenggarakan sekolah gratis akan dapat menjadi motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SD Negeri Jombor terutama anak-anak dari keluarga tidak mampu. Demikian juga untuk Nilai UN/US dengan bobot 0,05 hal ini jelas akan menambah kepercayaan masyarakat setempat untuk menyekolahkan anaknya ke SD Jombor, karena untuk menjadi siswa tidak perlu membayar beaya yang begitu banyak namun nilai Ujian Sekolah anak memuaskan. Demikian juga hubungan kerja yang harmonis antar warga sekolah dengan bobot 0,1 dan skore 3 menjadi kekuatan sekolah untuk melaksanakan program dalam meningkatkan mutu, hal ini perlu ditingkatkan. Komite sekolah yang selalu mendukung sekolah dan sarana prasarana yang memadahi dengan bobot 0,1 dan score 2 hal ini menjadi kekuatan sekolah untuk dapat melakasanakan program sekolah. Skore akhir dari kekuatan adalah 1,55.
Meskipun memiliki kekuatan, sekolah juga memiliki kelemahan yang perlu diatasi antara lain sekolah tidak memiliki Tim Pengembang yang solid juga tidak memiliki Tim Pemasaran Sekolah , kedua kelemahan ini memilki bobot 0,05 dengan score 1 hal ini perlu mendapat perhatian khusus supaya Tim dapat bekerja dengan baik, Selain itu kurangnya dukungan dari orang tua dengan bobot 0,05 dan score 2 perlu segera diadakan pendekatan, karena program sekolah tanpa adanya dukungan dari orang tua sulit untuk meraih keberhasilan. Kelemahan yang juga perlu mendapat perhatian adalah kurangnya kedisiplinan warga sekolah dengan bobot 0,05 dan score 3 perlu mendapat perhatian agar program yang direncanakan dapat berjalan efektif dan dapat mencapai tujuan. Kelemahan yang juga sangat perlu mendapat perhatian adalah siswa tidak lancar membaca Al Quran dengan bobot 0,1 dan total score
01.Total Bobot dikalikan score untuk kelemahan adalah 0,9.
Total skore akhir kekuatan dikurangi kelemahan adalah 0,65 , berarti faktor kekuatan masih unggul dibandingkan kelemahan , maka sekolah dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemhan-kelemahan yang ada.
Selain faktor internal, sekolah juga perlu mengetahui faktor eksternal, hasil analisis factor eksternal yaitu peluang dan ancaman dapat dilihat pada tabel IFAS berikut:
Tabel 4.3 Matrik IFAS0.05 5.
0.1 2.
Guru kurang menguasai IT
0.05
3
0.15 3.
Sekolah tidak memiliki tenaga administrasi
0.05
2
0.1 4.
Sekolah tidak memiliki Tim Pengembang sekolah yang solid
0.05
1
Sekolah tidak memiliki Tim Pemasaran
0.05
0.05
1
0.05 6.
Kurangnya kedisiplinan dari warga sekolah
0.05
3
0.15 7.
Siswa kurang lancar membaca Al Quran 0,1 1 0,1 8.
Kurangnya rasa percaya diri
0.05
4
0.2 Sub Total
0.45
2
Kurangnya dukungan dari orang tua siswa
Faktor-Faktor Strategi Internal B R BXR
KEKUATAN 1. SDN Jombor menyelenggarakan sekolah gratis2
0.10
4
0.4 2.
Siswa dari keluarga tidak mampu diusahakan untuk memperoleh BSM
0.05
3
0.15 3.
Hasil UN/US lebih tinggi dibanding pesaing
0.05
4
0.2 4.
Komite sekolah mendukung program sekolah
0.10
0.2 5.
1.55 KELEMAHAN 1.
Sarana prasarana sekolah memadahi
0.10
2
0.2 6.
Hubungan yang baik antara sekolah dengan lembaga pemerintah
0.05
2
0.1 7.
Hubungan kerja yang harmonis antara warga sekolah
0.10
3
0.3 Sub Total
0.55
0.9 Total 1.00 0,65 Sumber : Hasil Focus Group Discussion Ket: B = Bobot, R= Rating , BxR = Bobot dikalikan Rating
Hasil SWOT memperlihatkan SD Negeri Jombor memiliki beberapa peluang agar dapat diminati oleh masyarakat sekitar, antara lain mengikuti lomba yang dilaksanakan oleh Dinas dengan bobot 0,15 dan rating 4 dengan nilai akhir 0,6 hal ini merupakan peluang yang sangat bagus dan perlu ditingkatkan, Karena bila sekolah dapat memanfaatkan kegiatan lomba untuk meraih prestasi maka akan dapat merubah image masyarakat terhadap sekolah. Peluang yang bagus lagi adalah sekolah mengadakan pentas seni dengan mengundang orang tua siswa dan komite dengan bobot 0,1 dan rating 3 dengan total score 0,3 hal juga menjadi peluang yang baik untuk memasarkan serta mempublikasikan produk sekolah di hadapan pelanggan lewat kemampuan yang dimiliki pesert didik SD Negeri Jombor di hadapan orang tua dan komite sekolah, lalu peluang yang dapat dimanfaatkan lagi adalah dapat mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan terkait, selain itu sekolah memiliki peluang untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai situasi dan social budaya lingkungan denga nilai 0,2 yaitu sekolah bisa mengembangkan kurikulun yang mengangkat kearifan religi sesuai dengan kehidupan mayarakat desa Jombor. Total bobot dikalikan score untuk Peluang adalah 1,75
Selain peluang, sekolah memiliki ancaman yang sangat serius terutama kepercayaan publik pada sekolah pesaing dengan bobot 0,1 dan rating 1 hal ini perlu diwaspadahi , selain itu sekolah pesaing juga mendapat dukungan yang sangat kuat dari tokoh masyarakat, dengan bobot 0,05 dan rating 1 dengan total score 0,05 maka sekolah perlu mengadakan pendekatan agar para tokoh mayarakat juga mau memperhatikan SD Negeri Jombor. Hal lain menjadi kelemahan sekolah adalah para guru tidak menguasai
IT dengan bobot 0,05 dan rating 2, maka perlu mendapat perhatian agar guru dapat menyesuaikan dengan perkembangan IT dengan cara melaksanakan pelatihan IT. ancaman lain yang sangat berbahaya adalah orang tua siswa lebih suka menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan lain dengan bobot 0,1 dan rating 1, hal ini perlu diwaspadai oleh sekolah. Jumlah bobot akhir untuk factor ancaman adalah 0,4 dan total nilai 0,5. Dengan nilai akhir di bawah 0,1 berarti Sekolah memiliki ancaman yang cukup serius/cukup berat.
Total akhir faktor peluang dikurangi ancaman adalah 1,1 Berarti Sekolah memiliki ancaman yang serius terutama di bidang out put sekolah pesaing sesuai dengan keinginan masyarakat , maka sekolah harus menentukan langkah atau strategi agar dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, jelas bahwa ancaman terbesar adalah orangtua menyekolahkan anaknya di lembaga lain dikarenakan sekolah dianggap tidak bisa memenuhi pendidikan agama yang cukup, maka kegiatan yang perlu direncanakan adalah pengembangan kurikulum berbasis kearifan religi yaitu mengembangkan materi pembelajaran Agama Islam dengan mengadakan kegiatan Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) yang merupakan salah satu dari iplementasi kurikuluberbass kearifan religi untuk
Agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, maka perlu dibuat pedoman pelaksanaannya.
Adapun hasil akhir dari analisis SWOT dapat digambarkan dalam matrik berikut:
Tabel 4.4. Matrik Skor Akhir IFAS-EFASIFAS EFAS
Kategoti Total Skor Kategoti Total Skor
Kekuatan (S) 1,55 Peluang (O) 1,75
Kelemahan (W) 0,9 Ancaman (T) 0,55
Total (S-W) 0,65 Total ( O-T) 1,2Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal
- – dan eksternal diperoleh hasil akhir IFAS ( kekuatan kelemahan ) adalah 0,65; sedangkan hasil akhir dari EFAS ( peluang-ancaman) adalah 1,1. Hal ini menunjukkkan bahwa strategi berada di kuadran SO (Strength-Opportuity) yang mendukung Strategi Agresif yaitu menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah untuk memanfaatkan peluang yang ada pada lingkungna eksternal agar dapat menghasilkan out put sesuai dengan harapan masyarakat pengguna. Kalau kita lihat hasilnya ada peluang yang besar maka sekolah harus berusaha keras dan pandai
- –pandai memanfaatkan peluang dengan kekuatan yang dimilikinya agar dapat menepis ancaman. Adapun hasil analisis SWOT tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Mendukung startegi Agresif Menggunakan Kekuatan untuk 3 memanfaatkan peluang yang ada 2 (0,65;,1,2)
Kelemahan Kekuatan
1
- 3 -2 -1
1
2
3
- 1 <
- 3
Acaman
Gambar 4.1. Diagram SWOTHasil analisis berada di kuadran 1, berarti sekolah berada pada situasi yang menyenangkan yaitu memiliki Kekuatan dan peluang, sehingga sekolah dapat menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan melalui Matrik SWOT berikut.
Tebel 4.5. Matrik SWOT
Faktor Peluang ,
Eksternal g an
- e ik u yan k id g rang si rik eni o ait n e tah u s k a g sa am end k yan aa
Faktor er as rin gr P es mit
a an
t d o an siali ro as i k k ent mb as d ar p egiat eme soin p
it lo k pInternal in an D ng ang d lah an d ti ti an n an u o u u n k an k mb ak k k ak u u mengund lah. se ak p RA sek iajak
gama
o sisiwa k engi engi enge m iad ea K/ a engadM d mau M k T Keb mend se M lu engan d tu mengad
M 1.
2.
4.
5.
6.
3. Kekuatan 1.
Bersama komite , sekolah berusaha untuk mngembangkan kurikulum agar output Menyelenggarakan sesuai dengan keinginan masyarakat sekolah gratis setempat Siswa dari keluarga 2. tidak mampu Pemerintah desa menjebatani sekolah untuk melakukan pendekatan dengan diusahakan untuk tokoh masyarakat agar mendukung memperoleh BSM sekolah Hasil UN/US lebih 3.
tinggi dibanding Komite dan pemerintah desa ikut memberi
sosialisasi agar orang tua mau pesaing menyekolahkan anaknya ke SDN Jombor Komite sekolah 4. mendukung Membentuk tim pemasaran untuk Menjalin kerjasama dengan TK dan RA program sekolah setempat Sarana prasarana 5.Menjalin kerjasama dengan dunia usaha sekolah memadahi dan tokoh masyarakat Hubungan yang
6. Menjalin kerjasama dengan alumnus baik antara sekolah
7. Memberikan tambahan pembelajaran dengan lembaga bidang Agama Islam melalui kegiatan TPQ pemerintah
dan pembiasaan Berbekal dari hasil data yang diperloleh dan analisis kebutuhan perlu dibuat pedoman pelaksanaan Strategi Bersaing Berbasis Kearifan Religi dalam Peningkatan Jumlah Peserta Didik SD Negeri Jombor. Dengan adanya buku petunjuk guru akan lebih mudah dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dilaksanakan, hal ini sesuai dengan pendapat Effendy (2014) mengatakan bahwa buku pedoman adalah, “Buku yang berisi informasi, petunjuk, dan lain-lain yang menjadi petunjuk tuntunan bagi pembaca untuk mengetahui sesuatu secara lengkap”. Buku petunjuk tentang strategi bersaing yang dimaksud mencakup menetapkan program strategi berbasis kearifan religi dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Program yang dikembangkan untuk mendinamiskan pelaksanaan kurikulum 2013 dengan mengembangkan 3 konsep dasar agama Islam yaitu Ta’dib, Tarbiyah, dan Ta’lim. Konsep dasar ini diimplementasikan melalui kegiatan TPQ dan pembiasaan baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kerjasama antara semua pihak baik kepala sekolah, guru, dan komite terus ditingkatkan dengan menerapkan saling asih, asuh, dan asah.
4.2.3. Pengembangan Model
Pengembangan model pada penelitiam ini
menggunakan model pengembangan ADDIE ( Analysis,
Desaign, Development, Implementation, dan
Evaluation)4.2.3.1 Tahap Analysis
Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan sekolah dalam melaksanakan strategi untuk meningkatkan jumlah peserta didik baru.
SDN Jombor merupakan salah satu lembaga pendidikan formal sebagai pelaksana Wajib belajar 9 tahun bertanggungjawab menerima semua peserta didik yaitu penduduk usia 7-12 tahun di wilayah yang bersangkutan, sehingga wajib menerima siswa usia sekolah tanpa adanya diskriminasi. Namun mutu antar sekolah berimplikasi terhadap perbedaan daya tarik masyarakat, sehingga menyebabkan adanya perbedaan jumlah peserta didik di setiap lembaga pendidikan.
Berdasarkan hasil angket dari orang tua tanggal
3 Oktober 2017 diperoleh hasil bahwa orang tua lebih tertarik menyekolahkan anaknya di MI karena MI dipandang mata Pelajaran Agama Islam lebih banyak dibandingkan SD Negeri Jombor, meskipun pada sore hari anak sudah ikut pendidikan madrasah atau mengaji di masjid. Maka kepala sekolah bersama guru didukung komite berupaya meyakinkan masyarakat tentang keberadaan dan kemajuan sekolah dalam meningkatkan jumlah peserta didik.
Jumlah dan mutu guru, sarana prasarana, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti drumband, rebana, MTQ, seni tari, dan kegiatan lainnya menjadi kriteria dan indikator pemilihan sekolah. Dalam perkembangan terakhir kegiatan religi dalam PBM dan kegiatan ekstrakurikuler menjadi tolok ukur tambahan pemilihan sekolah. Fenomena ini menjadi permasalahan SD Negeri Jombor dalam peningkatan jumlah peserta didik dari tahun ke tahun.
Keterbatasan sumber daya manusia terutama guru yang berkompeten dalam bidang religi dan spiritual pada Agama Islam menjadi kelemahan dalam menjawab harapan masyarakat. Kerjasama dengan para Kyai dan pondok pesantren pun ditingkatkan untuk mengembangkan program kegiatan kreatif dalam implementasi kurikulum 2013.
Dalam periode lima tahun terakhir (2012-2107) ada kecenderungan jumlah peserta didik menurun. Tahun 2012 peserta didik baru berjumlah 12, tahun 2013 berjumlah 13, tahun 2014 berjumlah 21, tahun 2015 berjumlah 13, tahun 2016 berjumlah 13 tahun 2017 berjumlah 10.
4.2.3.2. Tahap Design
Pada tahapan ini ditentukan Tujuan, Maksud, dan Sasaran.
a. Tujuan
1.Meningkatkan kompetensi manajerial sekolah dalam pengelolaan kurikulum yang mengamalkan konsep dasar pendidikan Islam yaitu Ta’dib, Tarbiyah, dan Ta’lim
2.Menjadi panduan bagi guru untuk menyusun perencanaan, proses pembelajaran , dan evaluasi sesuai prinsip dalam melaksanakan kegiatan berbasis kearifan religi Islami.
b. Maksud
1. Sebagai pedoman bagi sekolah dalam melaksanakan kurikulum 2013 dengan mendasarkan pada nilai-nilai relegius Islami.
2. Sebagai pedoman bagi sekolah dalam mengelola kegiatan berbasis kearifan religi.
c. Sasaran
Panduan kegiatan ini disusun untuk digunakan oleh pengelola dan para guru/pembimbing dalam melaksanakan kegiatan berbasis kearifan religi di SDN Jombor.
4.2.3.3. Development
Tahap ini dikembangkan Konsep dan Prinsip Model a.
Konsep
Konsep dasar pendidikan Islam, yaitu; Ta’dib, Tarbiyah, dan Ta’lim. Ta’dib berarti mendidik.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata adab diartikan sebagai sopan santun, budi pekerti dan tata krama. Jadi pada konsep pendidikan Ta’dib difokuskan pada pembinaan akhlak, budi pekerti, sikap yang sesuai dengan ajaran Islam sebagai proses untuk membentuk sebuah peradaban.
Tarbiyyah diartikan sebagai mencipta, memelihara, memenuhi kebutuhan dan menyempurnakan. Cakupan materi Tarbiyah adalah pembinaan bakat minat yang merupakan potensi siswa. Dikembangkan lewat kegiatan ekstrakurikuler. Adapun kegiatan pembinaan bakat dan minat siswa bidang keagamaan antara lain: Seni Rebana dan MTQ.
Ta’lim berasal dari kata ‘allama artinya proses pengajaran dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki manusia yang selanjutnya direkam oleh akal (nalar). Dengan demikian ta’lim memiliki cakupan yang lebih spesifik yang hanya menitik tekankan terhadap proses penalaran saja. Jadi merupakan pengajaran di bidang pengetahuan dan ketrampilan. Kegiatan ini dilaksankan melalui TPQ.
Adapun konsep dasar pembelajaran berbasis kearifan religi dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:
Gambar: 4.2. Konsep Pengajaran Pendidikan Berbasis Kearifan Religi
b.
Prinsip Pendidikan Berbasis Kearifan Religi
Prinsip pengembangan kegiatan berbasis kearifan religi dikembangkan berdasarkan prinsip pengembangan kurikulum 2006 yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Berpijak pada prinsip tersebut maka tujuan diadakan Pendidikan berbasis kearifan religi ini adalah : a. pedoman dasar bagi
Memberikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang bisa diterima di tempat umum.
b. penjelasan dasar teknis Memberikan membaca Al-
Qur’an sebagai penunjang mata pelajaran Agama Islam pada Lembaga pendidikan formal.
c.
Memberi kontribusi kepada siswa untuk menimba ilmu agar bisa mengembangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan agama.
d. sarana pelatihan dan Memberikan pendalaman agama bagi siswa agar dapat mendialogkan materi pelajaran Agama Islam yang diperoleh, sehingga dapat mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, dan diharapkan siswa mampu menentukan sikap dan arah yang harus diambilnya dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Membina siswa untuk gemar membaca Al Qur’an dan mampu menuliskannya f. Membekali Siswa dalam berinteraksi dengan
Al Qur’an secara lebih intensif di kemudian hari.
g.
Memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa, percaya diri dan berakhlaq mulia
Agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan efektif maka sekolah menerapkan prinsip-prinsip:
1 Optimalisasi Program Program Pendidikan berbasis kearifan religi dimaksudkan untuk memperkuat lembaga pendidikan SDN Jombor dengan pendidikan Al-Quran melalui kegiatan TPQ.
2 Optimalisasi Ketenagaan Program Kegiatan berbasis kearifan religi melalui kegiatan TPQ dapat mengoptimalkan ketenagaan (Guru TPQ) yang ada untuk melaksanakan dua program secara terpadu, yaitu program kegiatan SDN Jombor baik pembiasaan maupun ekstrakurikuler dan Pendidikan Al-Quran untuk meningkatkan mutu Pendidikan.
3 Optimalisasi Sarana dan Prasarana
Program Pendidikan berbasis Kearifan religi (TPQ) dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia seperti musholla dan prasarana lain yang dimiliki sekolah.
A.
Sasaran Sasarana dalah semua siswa SD Negeri Jombor dari kelas 1 sampai dengan kelas 6
B.
Jenis kegiatan Kegiatan berbasis kearifan religi dilaksankan melalui 3 jenis kegiatan yaitu TPQ, Pembiasaan dan Ekstrskurikuler yang mendukung kegiatan keagamaan
4.2.3.4. Implementation
Tahap ini merupakan tahap implementasi Produk sebagai panduan yang berisi langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan berbasis kearifan religi yang merupakan model pengembangan materi pembelajaran agama Islam yang tidak hanya dilaksankan dalam kegiatan intrakurikuler melalui kegiatan TPQ, namun dilaksankan secara berkesinambungan pada kegiatan pembiasaan dan kegiatan ekstrakurikuler. Adapun materi kegiatan dilaksanakan melalui Kegiatan Intrakurikuler lewat TPQ dengan materi pembelajaran yang terdiri dari : 1)
Pendidikan Al Qur’an meliputi Membaca Al Quran
dengan menggunakan modul (Jilid). Metode yang digunakan adalah
metode Iqro’. dan Tarsana. Materi
Kelas 1 adalah Materi Iqro’ I karangan KH. As’ad
Humam Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM” Yogyakarta dari pengenalan huruf sampai dengan jilid II. (lebih ditekankan pada penguasaan huruf, dan sudah mulai pada bacaan panjang pendek). Materi kelas I dimulai dari Iqro Jilid 1 - Jilid
3. Materi Kelas 2 d apat menyelesaikan Iqro’ jilid III dan menginjak jilid IV (penekanan dan penguasaan panjang I’ u’, Dhomah dibalik, panjang, fathah tegak, kasroh tegak).Materi Kelas 3 dapat menyelesaikan Iqro’jilid IV dan jilid V (penguasaan pada panjang pendek, bacaan AN, IN, UN, tanwin, membaca sengau AU, AI dan qolqolah, perbedaan huruf mati pada hamzah, Ain, Kaf, Kof. Materi Kelas 4 adalah Dapat menyelesaikan Jilid V dan VI, (khatam Iqra’).
Sehingga siswa sudah memahami pada panjang pendek, bacaan tajwid, (non teori), membaca sengau, qolqolah, huruf mati, waqof, ghorib). Materi Kelas 5 adalah