Kajian Selektivitas Erosi pada Budidaya Tanaman Karet Usia 15 Tahun di Desa Lau Damak Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat

  TINJAUAN PUSTAKA Erosi

  Erosi merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan/perbuatan manusia (Kartasapoetra dkk, 1995). Secara umum erosi merupakan fungsi dari iklim, topografi, vegetasi, tanah dan aktivitas manusia.(Tim Peneliti BP2TPDAS IBB, 2002).

  Menurut Arsyad. (1989), erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain.

  Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu antara lain air atau angin. Erosi oleh angin disebabkan oleh kekuatan angin, sedangkan erosi oleh air ditimbulkan oleh kekuatan air.

  Erosi merupakan suatu proses atau peristiwa yang menyebabkan terlepasnya partikel-partikel tanah sebagai akibat dari tenaga air, angin, ataupun salju dan mengalir menuju daerah yang lebih rendah. Erosi mengakibatkan merosotnya produktivitas tanah, menurunnya daya dukung tanah untuk memproduksi hasil pertanian dan terganggunya nilai keseimbangan lingkungan hidup (Jumin, 2002).

   Proses Terjadinya Erosi Proses erosi diawali dengan terjadinya penghancuran agregat-agregat tanah sebagai akibat dari pukulan air hujanyang mempunyai energi lebih besar daripada daya tahan tanah. Hasil hancuran tanah ini (terutama yang halus)akan menyumbat pori-pori tanah sehingga menurunkan kapasitas infiltrasi tanah dan mengakibatkan air mengalir dipermukaan yang disebut seabgai limpasan. Limpasan permukaan mempunyai energi untuk mengikis dan mengangkut partikel-partikel tanah yang dilewatinya. Selanjutnya jika tenaga limpasan permukaan sudah tidak mampu lagi mengangkut bahan bahan hancuran tersebut, maka bahan-bahan ini akan diendapkan. Tahapan ini disebut sebagai deposisi (Rahim, 2000). Dengan demikian ada tiga proses yang bekerja secara berurutan dalam proses terjadinya erosi yaitu diawali dengan penghancuran agregat-agregat tanah, pengangkutan, dan diakhiri dengan pengendapan (deposisi) (Utomo, 1989).

  Erosi tanah dapat terjadi sebagai akibat dari faktor radiasi, angin atau air, dan seringkali karena kombinasi ketiganya.Tanah sangat peka terhadap faktor radiasi, khususnya di daerah yang beriklim kering. Ketika suhu tanah terlalu tinggi atau tanah terlalu kering, misalnya pada saat setelah terjadinya penggundulan vegetasi makakehidupan tanah menjadi terancam, pertumbuhan dan berfungsinya akar tanaman menjadi tidak optimal, dan humus pada lapisan atas tanah akanterurai (Reijntjes dkk, 1999).

  Di negara tropis seperti Indonesia,hujan merupakan penyebab utamaterjadinya erosi.Tingkat kerusakan tanah akibat erosi tergantung padaintensitas dan jumlah curah hujan, persentase penutupan tanah oleh vegetasi dan sifat fisik tanah.Periode paling rawan terhadap erosi adalah pada saat pengolahan tanah dan pada awal pertumbuhan tanaman.Pada periode ini sebagian besar permukaan tanah terbuka menyebabkan butir-butir hujan dapat memecah bongkah-bongkah tanah menjadi hancur dan mudah terbawa aliran permukaan(Rachmandkk,1990).

  Pada saat musim penghujan, permukaan tanah yang liat akan tertutup dikarenakan terpaan air hujan, sedangkan tanah pasir akan kehilangan ikatannya.

  Keadaan seperti ini akan mengakibatkan meningkatnya erosi oleh air dan angin (Reijntjes dkk, 1999).

  Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia maka air merupakan penyebab utama terjadinya erosi, sedangkan untuk daerah-daerah panas yang kering maka angin merupakan faktor penyebab utamanya. Erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi 3 tahap (Suripin, 2002), yaitu: a. Tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah.

  b. Tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin. c.Tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak cukup lagi untuk mengangkut partikel.

  Terjadinya erosi tanah sangat tergantung pada sifat-sifat hujan, kemiringan lereng jaringan aliran air, vegetasi serta kemampuan tanah untuk menahan penyebaran (dispersi) air dan selanjutnya menghisapnya dan menginfiltrasikan ke lapisan-lapisan tanah bagian dalam (Kartasapoetra dkk, 1995).

   Faktor - faktor yang Mempengaruhi Erosi

1. Faktor Iklim

  Faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah curah hujan, suhu, angin, kelembaban dan radiasi matahari (Scahwab, 1971).Pengaruh iklim terhadap erosi dapat bersifat langsung atau tidak langsung.Pengaruh langsung adalah melalui tenaga kinetik air hujan, terutama intensitas dan diameter butiran air hujan.Pada hujan yang intensif dan berlangsung dalam waktu pendek, erosi yang terjadi biasanya lebih besar dari pada hujan dengan intensitas lebih kecil dengan waktu berlangsungnya hujan lebih lama.Pengaruh iklim tidak langsung ditentukan melalui pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetasi.Dengan kondisi iklim yang sesuai, vegetasi dapat tumbuh secara optimal.Sebaliknya, pada daerah dengan perubahan iklim besar, misalnya di daerah kering, pertumbuhan vegetasi terhambat oleh tidak memadainya intensitas hujan.Tetapi, sekali hujan turun, intensitas hujan tersebut umumnya sangat tinggi (Asdak, 2002).

  Adapun besarnya curah hujan serta intensitas dan distribusi butir hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan, dan erosi. Air yang jatuh menimpa tanah-tanah terbuka akanmenyebabkan tanah terdispersi, selanjutnya sebagian dari air hujan yang jatuh tersebut akan mengalir di atas permukaan tanah. Banyaknya air yang mengalir di atas permukaan tanah tergantung pada kemampuan tanah untuk menyerap air (kapasitas infiltrasi)(Arsyad, 1989). Curah hujan yang jatuh secaralangsung atau tidak langsung dapatmengikis permukaan tanah secaraperlahan dengan pertambahan waktudan akumulasi intensitas hujan tersebutakan mendatangkan erosi(Kiranoto dan Yulistyanto, 2000).

  Curah hujan tinggi dalam suatu waktu mungkin tidak menyebabkan erosi jika intensitasnya rendah.Demikian pula bila hujan dengan intensitas tinggi tetapi terjadi dalam waktu singkat. Hujan akan menimbulkan erosi jika intensitasnya cukup tinggi dan jatuhnya dalam waktu yang relatif lama. Ukuran butir hujan juga sangat berperan dalam menentukan erosi. Hal tersebut disebabkan karena dalam proses erosi energi kinetik merupakan penyebab utama dalam menghancurkan agregat-agregat tanah. Besarnya energi kinetik hujan tergantung pada jumlah hujan, intensitas dan kecepatan jatuhnya hujan.Kecepatan jatuhnya butir-butir hujan itu sendiri ditentukan ukuran butir-butir hujan dan angin (Utomo, 1989).

  Intensitas, besaran dan distribusi curah hujan dapat membantu menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran limpasan serta kerugian yang diakibatkan oleh erosi.Jumlah curah hujan rata-rata yang tinggi tidak menyebabkan erosi jika intensitasnya rendah, demikian pula intensitas hujan yang tinggi tidak akan menyebabkan erosi bila terjadi dalam waktu yang singkat karena tidak tersedianya air dalam jumlah besar untuk menghanyutkan tanah. Sebaliknya jika kapasitas dan intensitasnya tinggi akandapat mengakibatkan erosi yang serius (Baver, 1956).

  Distribusi curah hujan sangat penting dalam hal limpasan dan masalah erosi.Distribusi dalam hal jumlah air yang terdapat di dalam tanah serta jenis dan jumlah tutupan vegetasi yang sangat signifikan. Intensitashujan yang jatuh di tanah yang basah akan memiliki limpasan dan pola erosi yang berbeda dari jenis intensitas hujan yang sama yang jatuh di tanah yang kering (Baver, 1956).

2. Faktor Tanah

  Menurut Arsyad (2010), beberapa sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanah, sedangkan kepekaan tanah terhadap erosi yang menunjukkan mudah atau tidaknya tanah mengalami erosi ditentukan oleh berbagai sifat fisika tanah.

  Adapun sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanah.Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda - beda.Kepekaan erosi tanah atau mudah tidaknya tanah tererosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah yang mempengaruhi erosi adalah (1) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi infiltrasi, permeabilitas, dan kapasitas menahan air, dan (2) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur, terhadap dispersi, dan penghancuran agregat tanah oleh tumpukan butir-butir hujan dan aliran permukaan (Arsyad, 2010).

  Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisika tanah seperti kehilangan unsur hara danbahan organik, dan meningkatnya kepadatan serta ketahanan penetrasi tanah,menurunnya kapasitas infiltrasi tanah serta kemampuan tanah menahan air.

  Akibat dari peristiwa ini adalah menurunnya produktivitas tanah, dan berkurangnya pengisian air dalam tanah (Asdak, 2002).

3. Faktor Topografi

  Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk di dalamnya adalah perbedaan kemiringan lereng, panjang lereng, bentuk lereng, dan posisi lereng (Hardjowigeno,1993). Topografi ikutberperan dalam menentukan kecepatan dan volume limpasan permukaan. Dua unsur topografi yang berpengaruh adalah panjang lereng dan kemiringan lereng (Arsyad, 1989).

  Topografi merupakan salah satu faktor Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik yang berjarak horizontal 100 m yang mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10 %. Kecuraman lereng 100 % sama dengan kecuraman 45 . Selain dari memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curamnya lereng juga memperbesar energi angkut air.Dengan makin curamnya lereng, jumlah butir-butir tanah yang terpercik ke atas oleh tumbukan butir hujan semakin banyak. Jika lereng permukaan dua kali lebih curam, banyaknya erosi 2 sampai 2,5 kali lebih besar (Sinukaban, 1986).

  Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan karakteristik topografi suatu daerah aliran sungai.Kedua faktor tersebut penting untuk terjadinya erosi karena faktor-faktor tersebut menentukan besarnya kecepatan dan volume air larian.Kecepatan air larian yang besar umumnya ditentukan oleh kemiringan lereng yang tidak terputus dan panjang serta terkonsentrasi pada saluran-saluran sempit yang mempunyai potensi besar untuk terjadinya erosi alur dan erosi parit.Kedudukan lereng juga menentukan besarkecilnya erosi.Lereng bagian bawah lebih mudah tererosi dari pada lereng bagian atas karena momentum air larian lebih besar dan kecepatan air larian lebih terkonsentrasi ketika mencapai lereng bagian bawah.Daerah tropis dengan topografi bergelombang dan curah hujan tinggi sangat potensial untuk terjadinya erosi dan tanah longsor (Asdak, 2002).

  Supangat, dkk (2003) menyatakan dari beberapa faktor yang mempengharuhi erosi, kelerengan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi erosi dan walaupun faktor lainnya secara bersama-sama mempengaruhi terjadinya erosi, namun tidak begitu kuat secara sendiri-sendiri.

  Kelerengan dalam hal ini terdiri dari panjang lereng dan kemiringan lereng.

  Karakteristik lereng merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan besaran aliran permukaan dan erosi.Erosi umumnya bukan merupakan masalah pada tanah yang datar.Namun ketika topografi menjadi miring, erosi menjadi hal yang serius.Derajat dan panjang lereng merupakan dua hal penting dalam topografi yang berkaitan dengan aliran permukaan dan erosi.Keseragaman lereng adalah hal yang penting dalam menentukan mudah atau sulitnya menentukan praktek pengendalian erosi yang cocok (Baver, 1956).

4. Faktor Vegetasi

  Vegetasi mempengaruhi erosi karena vegetasi melindungi tanah terhadap kerusakan tanah oleh butir-butir hujan. Pada dasarnya tanaman mampu mempengaruhi erosi karena adanya:

  1. Intersepsi air hujan oleh tajuk dan adsorpsi melalui energi air hujan, sehingga memperkecil erosi. Daun tanaman contohnya daun jagung adalah daun sempurna.Karena bentuknya yang memanjang.Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

  2. Pengaruh terhadap struktur tanah melalui penyebaran akar-akarnya.

  3. Pengaruh terhadap limpasan permukaan yang dihalangi oleh jenis vegetasi yang tumbuh kokoh dan kuat. Jarak tanam tertentu dapat mengakibatkan laju airlimpasan tertahan.

  4. Peningkatan aktivitas biologi dalam tanah dengan adanya hewan-hewan mikro di dalam tanah membantu menambah kadar bahan organik dalam tanah yang mampu membentuk pori-pori tanah untuk peresapan air hujan yang turun.

  5. Peningkatan kecepatan kehilangan air karena transpirasi. Pengaruh vegetasi tersebut berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman, perakaran, tinggi tanaman, tajuk, dan tingkat pertumbuhan serta musim.

  Peninjauan terhadap pengaruh vegetasi terhadap mudah tidaknya tanah tererosi, harus dilihat apakah vegetasi penutup tanah tersebut mempunyai struktur tajuk yang berlapis sehingga dapat menurunkan kecepatan terminal air hujan dan memperkecil diameter tetesan air hujan (Soewardjo, 1981).

  Intersepsi hujan oleh vegetasi mempengaruhi erosi melalui dua cara yaitu: 1). Mempengaruhi jumlah air yang sampai ke tanah sehingga dapat mengurangi aliran permukaan dan 2). Mempengaruhi kekuatan perusak butir-butir hujan yang menimpa tanah (Arsyad, 1989).

  Adanya vegetasi penutup tanamanyang baik, seperti rumput yang tebal dan hutan yang lebat dapat menghilangkanpengaruh topografi terhadap erosi.Tanaman yang menutup permukaan tanah secara rapat tidak saja memperlambat limpasan, tetapi juga menghambat pengangkutan partikel tanah (Arsyad, 1989).

5. Faktor Manusia

  Pada akhirnya manusialah yang menentukan apakah tanah yang diusahakannya akan rusak dan menjadi tidak produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari (Arsyad, 2010). Perbuatan manusia yang mengelola tanahnya dengan cara yang salah telah menyebabkan intensitas erosi semakin meningkat. Misalnya pembukaan hutan, pembukaan areal lainnya untuk tanaman perladangan, dan lain sebagainya.Maka dengan praktek konservasi tanaman diharapkan dapat mengurangi laju erosi yang terjadi. Faktor penting yang harus dilakukan dalam usaha konservasi tanah,yaitu teknik inventarisasi dan klasifikasi bahaya erosi dengan tekanan daerah hulu. Untuk menentukan tingkat bahaya erosi suatu bentang lahan diperlukan kajian terhadap empat faktor, yaitu jumlah, macam dan waktu berlangsungnya hujan serta faktor-faktor yang berkaitan dengan iklim, jumlah dan macam tumbuhan, penutup tanah, tingkat erodibilitas di daerah kajian, dan keadaan kemiringan lereng (Asdak, 2002).

  Menurut Kohnke dan Bertrand (1995) erosi yang disebabkan oleh tindakan manusia disebut dengan erosi dipercepat.Jenis erosi ini yang dapat merusak keseimbangan antara proses pembentukan dan pengikisan tanah. Tindakan- tindakan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya erosi dipercepat antara lain:

  1. Pengolahan tanah yang berlebihan, sehingga tanah mudah terdispersi,

  2. Sistem penanaman yang mengakibatkan tanah terbuka sebelum penutupan dapat dicapai oleh pertumbuhan tajuk,

  3. Penyiangan yang berulang-ulang sehingga menyebabkan tanah mudah lepas dan terdispersi oleh pukulan-pukulan air hujan.

   Dampak Terjadinya Erosi Menurut Utomo (1989) erosi menyebabkan rejadinya penurunan produktivitas tanah yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain: 1. penurunan kandungan bahan organik, 2. penurunan kandungan dan ketersediannya, 3. adanya kekurangan air.

  Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan diendapkan di tempat lain. Dengan demikian maka kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa erosi terjadi di dua tempat yaitu, pada tanah tempat erosi yang terjadi dan pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut tersebut diendapkan (Arsyad, 1989).

  Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah, misalnya kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya sifat-sifat fisik, sifat fisik yang buruk tersebut tercermin pada menurunnya kapasitasinfiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah dan berkurangnya pemantapan struktur tanah, yang pada akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktikitas (Arsyad, 1989).

  Hal ini disebabkan oleh karena lapisan atas tanah setebal 15 sampai 30 cm mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik lebih baik dari lapisan lebih bawah.peristiwa banjir dan kekeringan merupakan fenomena ikutan yang tidak terpisahkan dari peristiwa erosi (Arsyad, 1989).

  Erosi mempunyai dampak yang sangat luas.Kerusakan dan kerugian tidak hanya dialami didaerah dimana erosi itu terjadi (daerah hulu), tetapi juga oleh daerah yang dilewati aliran endapan (daerah tengah), dan dibagian hilir.Secara spesifik kerugian akibat erosi didaerah hulu antara lain mengakibatkan menurunnya kualitas lahan pertanian, perkebunan, dan ladang penggembalaan. Keadaan ini menyebabkan berkurangnya produktivitas lahan-lahan tersebut yang berarti juga akan terjadi peningkatan biaya untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, yang mana apabila tidak segera dipulihkan maka dampaknya dapat meluas seperti terjadinya banjir dan kekeringan (Rahim, 2000).

  Perpindahan tanah dari satu tempat menuju ke tempatlain yang disebabkan oleh erosi dapat menimbulkanbeberapa dampak yang tidak diinginkan karena di tempat asal tanah tersebut, perpindahan/pengikisannya akan membuat tanah lebih terbuka dan unsurhara yang dibutuhkan oleh tanaman hilang karena sebagian besar zat/nutrisi telah terkikis. Sedangkan pada tempat di mana tanah hasil pengikisan berhentidan mengendap sebagai sedimen, menimbulkan beberapa akibat yang salah satunya adalah terganggunya saluran-saluran air dan jika terjadi di sungaisungai ataupun di waduk-waduk maka hal itu akan mengganggu penyediaan air bersih yang bersumber dari air permukaan (Hardjowigeno dan Rukmana, 1995).

  Erosi tanah dapat menyebabkan tanah yang tadinya sangat subur berubah menjadi tidak subur dikarenakan mineral-mineral yang dikandung tanah tersebut telah tererosi, dimana unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman telah hilang. Hal ini juga berarti bahwa, aliran permukaan dan limpasan permukaan pada bidang permukaan tanah sebagai bentuk dari erosi permukaan sangat berpengaruh terhadap salah satu bentuk hilangnya kandungan unsur hara pada tanah, oleh karena aliran permukaan dan limpasan permukaan sangat berperan terhadap proses timbulnya erosi permukaan (Noor, 2006).

   Metode Perhitungan Erosi Tanah

   Pengukuran besarnya tingkat erosi dapat dilakukan dengan beberapa

  metoda yaitu mengukur perubahan permukaan tanah, dan mengukur banhyaknya tanah yang terbawa oleh air dari suatu areal yang tererosi. Pengukuran erosi dengan mengukur banyaknya tanah yang terbawa oleh aliran permukaan dapat dilakukan dengan kotak penampungan tanah erosi, petak percobaan lapangan, pengukuran kandungan suatu DAS. Pengukuran erosi dengan mengukur perubahan permukaan tanah dapat dilakukan dengan tongkat pengukur, survei tanah dan teknologi penginderaan jarak jauh (Arsyad, 2010).

  Beberapa peneliti telah mendapatkan beberapa metode untuk menghitung besarnya nilai erosi tanah, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif (berdasarkan sidfat fisik tanah seperti tekstur, permeabilitas, stabilitas agregat serta kandungan bahan organic yang terdapat di dalam tanah) (Banuwa, 2013).

  1. Metode Kualitatif

  Pengukuran erosi secara kualitatif untuk mengetahui ada atau tidak adanya tanah yang hilang terbawa erosi. Salah satu erosi kualitatif yaitu selektivitas erosi.

  Menurut Arsyad (2010) menyatakan dimana terjadi pengankutan fraksi liat dahulu daripada fraksi pasir sehingga di kandungan sedimen fraksi liat lebih banyak.

  Metode perhitungan secara kualitatif bergantung kepada 5 parameter yaitu: arah lereng (aspek), kemiringan lereng (slope gradient), kerapatan sungai (drainage density), jenis tanah (soil type) dan penutupan atau penggunaan lahan (landcover/landuse)(Harjadi, B. 2010).

  2. Metode kuantitatif

  Dalam penggunaan metode kuantitatif diperlukan peta variasi dari beberapa faktor tanaman, tanah dan iklim. Beberapa parameter tanaman yang dikumpulkan dari lapangan atau dengan menggunakan tabel antara lain: nilai faktor pengelolaan tanaman (C), persentase konstribusi hujan permanen dalam bentuk intersepsi dan aliran batang (A),evapotranspirasi aktual dan potensial (ETEo) (Harjadi, B. 2010).

  Arsyad (2010) menyatakan Pengukuran erosi dengan metode kuantitatif biasanya digunakan untuk megetahui besarnya tanah yang terangkut oleh erosi dalam satu areal. Dalam penggunaan metode kuantitatif diperlukan peta variasi dari beberapa faktor tanaman, tanah dan iklim. Beberapa parameter tanah yang dikumpulkan dari lapangan atau dengan menggunakan tabel antara lain: kelembaban tanah (MS), bobot jenis tanah (BD), indeks erodibilitas (K) (Harjadi, B. 2010).

  Selektivitas Erosi

  Erosi akan bersifat selektif pada partikel-partikel halus apabila erosi yang terjadi kecil, dan tidak bersifat selektif apabila erosi yang terjadi besar.

  Selektivitas erosi terjadi akibat adanya keterbatasan energi pada aliran permukaan.Adapun jarak tempuh partikel tanah yang tererosi tergantung pada ukuran berat, bentuk dan kecepatan alirannya.Sifat selektif pada kejadian erosi sangat berperan dalam menurunkan kualitas lahan (Banuwa, 2013).

  Dalam peristiwa erosi, terjadi peristiwa selektivitas antara fraksi halus tanah yang akan terangkut lebih dahulu dan lebih banyak dari fraksi kasar, sehingga kandungan liat sedimen lebih tinggi dari kandungan liat tanah semula. Proses iniberhubungan dengan daya angkut aliran permukaan terhadap butir-butir tanah yang berbeda dengan beratjenisnya. Kejadian ini disebut selektivitas erosi, dan tanah yang telah mengalami erosi teksturnya akan menjadi lebih kasar (Arsyad, 1989).

  Erosi lebih selektif pada partikel yang lebih halus (liat). Pada umumnya energi aliran permukaan akan menurun apabila terdapat hambatan seperti adanya tindakan konservasi tanah, permukaan yang kasar atau sisa-sisa tanaman di permukaan tanah. Oleh karena itu teknik pengelolaan tanah dan tanaman yang dapat menurunkan energi aliran permukaan dapat meningkatkan selektivitas erosi dan sekaligus akan menurunkan jumlah tanah tererosi (Henny dkk, 2011).

  Hasil penelitian Henny dkk (2011) bahwa tingginya kandungan liat yang ada di dalam sedimen pada pertanaman kentang dengan beberapa sistem guludan menunjukkan bahwa erosi lebih selektif pada partikel yang lebih halus (liat) yang diikuti oleh tingginya konsentrasi C-organik dan unsur hara (N,P,K). Hal ini disebabkan karena bahan organik dan unsur hara umumnya terjerap pada partikel halus seperti liat dan koloid.

  Sedimentasi

  Foster dan Meyer (1977) berpendapat bahwa erosi sebagai penyebab timbulnya sedimentasi yang disebabkan oleh air terutama meliputi proses pelepasan (detachment), penghanyutan (transportation), dan pengendapan

  (depotition) daripartikel-partikel tanah yang terjadi akibat tumbukan air hujan dan aliran air.

  Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi yang terbawa oleh suatu aliran akan diendapkan padapengendapan,adalah proses yang bertanggung jawab atas terbentuknya dataran-dataran aluvial yang luas di dunia inimerupakan pendukung perkembangan pertanian. Akan tetapi bagaimanapun juga, sedimen yang dihasilkan oleh tererosinya secara hebat tanah-tanah yang salah kelola lebih banyak menimbulkan malapetaka ekosistem atau pemukiman yang menjadi tempat sedimen terendapkan (Arsyad, 1989).

  Proses pengangkutan sedimen(sediment transport) dapat diuraikan meliputi tiga proses sebagai berikut:

  1.Pukulan air hujan (rainfall detachment) terhadap bahan sedimen yang terdapat diatastanah sebagai hasil dari erosi percikan(splash erosion) dapat menggerakkan partikel-partikel tanahtersebutdan akanterangkutbersama- samalimpasanpermukaan(overland flow).

  2.Limpasan permukaan (overland flow) juga mengangkat bahan sedimen yang terdapatdi permukaan tanah, selanjutnya dihanyutkan masuk kedalam alur- alur(rills), danseterusnya masuk kedalam selokan dan akhirnya ke sungai.

  3.Pengendapan sedimen, terjadi pada saat kecepatan aliran yang dapat mengangkat (pick up velocity) dan mengangkut bahan sedimen mencapai kecepatan pengendapan(settling velocity) yang dipengaruhi oleh besarnya partikel-partikel sedimen dankecepatan aliran. Konsentrasi sedimen yang terkandung pada pengangkutan sedimen adalah darihasil erosi total(gross

  

erosion) merupakan jumlah dari erosi permukaan (interillerosion) dengan erosi

alur (rill erosion) (Foster, dkk. 1977).

  K ARAKTERISTIK T ANAH DI L AHAN M

  

IRING

  Kemiringan lahan atau land slope merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena lahan yang mamiliki kemiringan dapat lebih mudah terganggu atau rusak.Besarnya derajat kemiringan lahan dapat dikatakan sebanding dengan pertambahan tingkat bahaya erosi (Kartasapoetra, dkk. 1995).

  Kemiringan dari suatu lereng dapat mencirikan bentuk dan sifat dari sautu tanah, serta menunjukkan besaran jumlah aliran permukaan. Seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (1989) bahwa selain dari memperbesar jumlah aliran permukaan, semakin curamnya suatu lereng juga dapat memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curamnya lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan yang dengan demikian memperbesar energi angkut air.

  Pada tanah yang mempunyai kemiringan, erosi berlangsung terhadap lapisan tanah permukaan/atas yang berakibat terkikis dan terhanyutkannya bagian bagian tanah ini akan terhanyutkan pula sejumlah besar zat hara yang merupakan makanan bagi tanaman. Tanah tanah yang telah terkikis tersebut selanjutnya terangkut oleh aliran air permukaan pada dataran dataran tertentu dan akan diendapkan pada kaki kaki bukit. (Kartasapoetra, 1989).

  Menurut Kartasapoetra (1989) kemiringan lereng atau slope pengaruhnya terutama dapat berlangsung terhadap: 1. perbandingan infiltrasi dan aliran air permukaan. Pada tanah dengan keadaan yang tidak terlalu miring, (lerengnya tidak begitu curam) maka lajunya air dipermukaan akan berkurang (tidak terlalu cepat) terutama jika kondisi tanahnya bergelombang, maka kesempatan air dipermukaan untuk berinfiltrasi lebih besar sehingga runoff tidak terlalu membahayakan karena dayakikis dan daya angkutnya berkurang.

  2. kecepatan aliran permukaan. Pada tanah yang curam (berkemiringan besar) dan tidak bergelombang serta tidak bervegetasi rapat dan tidak adabatu bauan yang menonjol, lajunya aliran air dipermukaan tanah akan semakin cepa dengan daya kikis serta daya penghanyutan yang besar.

Dokumen yang terkait

BAB II PENGELOLAAN KASUS - Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene di RSUD Dr. Pirngadi Medan

0 1 44

BAB 2 PENGOLAHAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Nyeri - Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan 2.1.1. Pengertian perencanaan - Analisis Perencanaan Obat di Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 4 26

BAB II STUDI PUSTAKA - Redesain Prestress (Post-Tension) Beton Pracetak I Girder Antara Pier 4 dan Pier 5, Ramp 3 Junction Kualanamu “Studi Kasus pada Jembatan Fly-Over Jalan Toll Medan-Kualanamu”

0 1 35

REDESAIN PRESTRESS (POST-TENSION) BETON PRACETAK I GIRDER ANTARA PIER 4 DAN PIER 5, RAMP 3 JUNCTION KUALANAMU “Studi Kasus pada Jembatan Fly-Over Jalan Toll Medan-Kualanamu” TUGAS AKHIR Adriansyah Pami Rahman Siregar 110404057

0 1 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian 2.1.1 Tekanan Darah - Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre Hipertensi Pada Usia 18-40 Tahun di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 2 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre Hipertensi Pada Usia 18-40 Tahun di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 8

Pengalaman Remaja Putri Korban Kekerasan Seksual di Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan

0 0 23

Pengaruh Kombinasi Pasir Vulkan,Zeolit dan Air Laut Terhadap Sifat Kimia Tanah dan Produksi Padi Varietas Lokal di Lahan Gambut Dataran Tinggi Toba

0 0 12

Pengaruh Kombinasi Pasir Vulkan,Zeolit dan Air Laut Terhadap Sifat Kimia Tanah dan Produksi Padi Varietas Lokal di Lahan Gambut Dataran Tinggi Toba

0 0 6