tafsir ayat dan hadis ekonomi investasi

INVESTASI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tafsir Ayat dan Hadits Ekonomi
Dosen Pengampu: Dede Rodin, M.Ag

Disusun Oleh:
Ashfiyail Fuadah

(1605036080)

Jazaul Rahma

(1605036081)

Rizal Aditya Anjas M.(1605036082)

S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG

2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian merupakan tulang punggung kehidupan masyarakat. Dan
islam sangat melarang segala sesuatu yang dapat merusak kehidupan
perekonomian bangsa, seperti riba, gharar dan maysir. Islam juga melarang
umatnya menumpuk uang atau menumpuk kekayaan, karena islam tidak
membenarkan penganutnya memperkaya dan mementingkan diri sendiri demi
keuntungan pribadi, memperbudak, dan memeras si miskin karena perbuatan
tersebut akan membuat orang kikir. Islam mendorong pemerataan pendapatan
dan kemakmuran ekonomi dalam masyarakat. Dan diantara solusi islam
dalam upaya pemerataan pendapatan dan kemakmuran ekonomi masyarakat
adalah dengan pemberdayaan ekonomi syariah.
Semakin pesatnya perkembangan bisnis syariah di Indonesia, maka
peluang

yang


dihadapi

oleh

para

pelaku

bisnis

syariah

dalam

mengembangkan sumber daya masyarakat. Perkembangan tersebut ditandai
dengan tumbuh suburnya bisnis syariah di Indonesia. Secara umum dapat
dikatakan bahwa syariah menghendaki kegiatan ekonomi yang halal, baik
produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya.
Oleh karena itu kami membahas kajian ayat dan hadits tentang Investasi agar
kita mengetahui cara-cara berinvestasi menurut Al-Qur’an dan hadits yang

benar.
B. Rumusan Masalah
1.

Apa pengertian investasi ?

2.

Apa saja hadits tentang investasi ?

3.

Apa saja investasi yang dilarang ?

C. Tujuan Masalah
1.

Untuk memahami pengertian investasi.

2.


Untuk mengetahui hadits tentang investasi.

3.

Untuk mengetahui investasi yang dilarang.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Investasi
Investasi yaitu menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini,
atau berarti menyimpan, mengelola dan mengembangkannya untuk masa
yang akan datang merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Qur’an.
Secara harfiah mengelola harta itu bisa dilakukan dalam beberapa bentuk,
seperti menyimpan di rumah, menabung atau mendepositokan di bank,
mengembangkannya melalui bisnis, membelikan property ataupun cara-cara
lain yang halal dan berpotensi besar dapat menghasilkan keuntungan.
Sebagi muslim yang baik, melaksanakan dan menindak lanjuti perintah
Allah swt sebaiknya tidak sekedar dilakukan untuk menggugurkan kewajiban,
tetapi benar-benar kita lakukan dengan sebaik mungkin, termasuk dalam

mengelola kekayaan yang telah diamanahkan oleh Allah swt kepada kita
semua.
B. Hadits Tentang Investasi

‫قتتو أ أ‬
‫ي‬
‫ضاَل ي ي‬
‫صاَرتيوي ير ت‬
‫ن ع أب يي و د‬
‫ن في ي‬
‫ي اللتته ع ين وتت أ‬
‫داول ين و ي‬
‫ أت تتت ي‬: ‫ل‬
‫ه يي أ و‬
‫ضتت ي‬
‫ة بو ي‬
‫عي و‬
‫ستتوو أ‬
‫ت‬
‫م ويهأتتوي ب ت ي‬

‫قيلد ي د‬
‫خي وب يتتير ب ت ت‬
‫صتتللىَّ اللتته ع يل ييتتهت وي ي‬
‫ير أ‬
‫ستتل ل ي‬
‫ل اللتته ي‬
‫ي‬
‫ستتوو أ‬
‫ل اللتته‬
‫مغيتتاَن تم ت ت أب يتتاَ أ‬
‫فتي ويهاَ ي‬
‫ي ت‬
‫خيرزز ويذ يهي ز‬
‫مأرير أ‬
‫ُ فيأ ي‬،‫ع‬
‫ن ال و ي‬
‫متت ي‬
‫ٌ ويه ت ي‬,‫ب‬
‫قيلد يةت فين أتتزتع ي‬
‫ذي فتتتي ال و ت‬

‫ب ال لتت ت‬
‫صتتللىَّ اللتته ع يل ييتتهت وي ي‬
‫ستتل ل ي‬
‫م تباَلتتذ لهي ت‬
‫ي‬
‫سو أ‬
‫م يقاَ ي‬
": ‫ستتللم‬
‫وي و‬
‫صتتللىَّ اللتته ع يل ييتتهت وي ي‬
‫م ير أ‬
‫ل ل يهأ و‬
‫ُ ث أ ل‬،‫ه‬
‫حد ي أ‬
‫ل اللتته ي‬
)‫ن"( رواه مسلم‬
‫الذ لهي أ‬
‫ب تباَلذ لهي ت‬
‫ُويوزيناَ ب تويوز ت‬،‫ب‬
fadhalah bin “ubaid al-Anshari r.a. mengatakan bahwa rosulullah

disodori sebuah kalung yang berisi merjan (permata) dan emas untuk dijual
ketika beliau ada di Khabair. Kalung tersebut berasal dari Ghanimah. Maka
Rosulullah memerintahkan untuk mengambil emas yang ada dikalung itu lalu
dipisahkan, kemudian beliau bersabda, “emas hendaknya dijual (ditukar)
dengan emas dengan berat yang sama”.1

1 Nashiruddin Al-Banawiٌ, Ringkasan Shahih Muslimٌ,(Jakarta: Gema
Insaniٌ,2005)ٌ,hlm.450-451

Hadits tersebut menjelaskan tentang berinvestasi dengan ketentuan
yang benar yang tidak menimbulkan kerugian dari pihak yang terlibat
didalamnya.

‫ن ان و ي‬
‫صتتد يقيةد‬
‫ن ث ييلث يتتةد ت‬
‫ه إ تلل ت‬
‫ساَ أ‬
‫ت اول تن و ي‬
‫مل أ أ‬

‫قط يعي ع ي ي‬
‫ماَ ي‬
‫إ تيذا ي‬
‫ن ي‬
‫متت و‬
‫متت و‬
)‫ه( رواه مسلم‬
‫عل وم د ي أن وت ي ي‬
‫ح ي يد و أ‬
‫جاَرتي يةد وي ت‬
‫ي‬
‫عو ل ي أ‬
‫فعأ ب تهت ويويل يد د ي‬
‫صاَل ت د‬
“Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga
perkara yaitu, Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak yang
saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Hadits tersebut menjelaskann tentang investasi akhirat, yakni
investasi Investasi yang mendatangkan keberuntungan bagi sipenanamnya,
yang akan dituai diakhirat nanti. Bersandar kepada hadist riwayat Muslim

tersebut, kiranya investasi akhirat ini perlu dilirik karena menguntungkan
bagi orang-orang yang mengerjakannya dengan ikhlas.2
Islam melarang konsumsi yang berlebihan dan penimbunan
kekayaan, karenanya dana perlu diorganisasi dengan cara yang baik agar
terus berkembang dan berkelanjutan. Aset tidak boleh habis dikonsumsi
tetapi harus ditabung atau diinvestasikan. Jika aset terjual tanpa
diinvestasikan maka tidak akan mendapat keberkahan, sebaliknya jika
diinvestasikan yang lebih baik maka akan diberikan keberkahan dalam
usahanya, sebagaimana hadis Ibnu Majah berikut3 :

‫سو و أ‬
‫ل يقاَ ي‬
‫ن يقاَ ي‬
‫حذ ي ي و ي‬
‫ف ي‬
‫ه ع يل يويتتهت‬
‫أ‬
‫ل ير أ‬
‫صللي االلتت أ‬
‫ن ال وي ي ي‬

‫ل اللهت ي‬
‫ماَ ت‬
‫ة بو ت‬
‫ن يبتاَع ي‬
‫م ت‬
‫وي ي‬
‫سل ل ي‬
‫م و‬
‫جتعي و‬
‫ل‬
‫م يي و‬
‫ي‬
‫دارراويل ي و‬
َ‫مث ول تيها‬
‫ي ت‬
‫ثي ي‬
‫من ييهاَفت و‬
‫م ي أب يتتاَير و‬
‫ه‬
‫ك ل يتت أ‬
‫ل يتت و‬
َ‫فتي ويها‬
2 http://abuazzammujahid.blogspot.com/2013/04/investasi-syariahdalam-tafsir-hadits_3956.html Diakses pada Seninٌ, 15 November 2017 pukul
08:42.
3 Diana Nur Ilfiٌ, Hadis-hadis Ekonomiٌ, (Malang:UIN-Malang Pressٌ, 2008)ٌ,
Cet.1ٌ, hlm.123.

Rasulullah bersabda: “ Barang siapa menjual rumah dan tidak
menjadikan harganya yang serupa maka tidak akan mendapat berkah.”
Dalam ilmu ekonomi konvensional, salah satu faktor yang
memengaruhi investasi adalah suku bunga. Keputusan untuk investasi
tergantung dari perbandingan antara keuntungan yang diharapkan dengan
bunga. Dalam ekonomi islam, investasi tidak dipengarungi oleh tingkat
bunga, tetapi meningkatnya keuntungan yang diharapkan dan tingkat zakat
atas dana yang tidak produktif.
Menurut pandangan sejumlah tokoh agama, seorang muslim yang
menginvestasikan tabungannya tidak akan terkena zakat, mereka hanya
berkewajiban membayar zakat atas hasil yang diperoleh dari investasinya.
Sebaliknya jika memegang harta kekayaan dalam bentuk cash atau
memegang tabungan dalam bentuk aset tidak produktif semisal deposito,
pinjaman yang melebihi nisab maka akan dikenakan zakat. Oleh
karenanya penabung muslim akan terdorong mengerahkan tabungannya
untuk investasi.
C. Investasi Yang Dilarang
Bisnis Investasi syariah sudah banyak dilakukan oleh setiap orang
untuk menginvestasikan kekayaan yang dimiliki mereka untuk mencapai
suatu tujuan yang menguntungkan dengan cara bisnis Investasi syariah.
Investasi ayariah ini merupakan konsep yang sesuai dengan kaidah atau
aturan islam, dalam Investasi islam tidak memperbolehkan para investor
menggunakan unsur haram. Ada beberapa jenis dari Investasi islam,
diantaranya : Tabungan dan

deposito mudhorobah, asuransi Syariah,

tabungan pendidikan, reksadana syariah, sukuk obligasi, musyarokah.4
Sedangkan investasi yang tidak disyariatkan oleh Islam yaitu:
1. Maysir (perjudian)

4 http://www.usahainvestasi.com/bisnis-investasi-syariah-2.htmlٌ, 16
November 2017

Maysir adalah memperoleh sesuatu dengan mudah tanpa kerja
keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja, oleh itu disebut
berjudi.5

‫حبه تعاَ ي أ‬
‫مور ي‬
‫ن يقاَ ي‬
‫ك‬
‫ل أيقاَ ت‬
‫صاَ ت ت ت ي ي‬
‫ي‬
‫ل لت ي‬
‫م و‬
‫صد لقو ب ت ي‬
‫يدء‬
‫فيل وي يت ي ي‬
‫ش و‬

“Siapa yang berkata kapada temannya : “Kemarilah saya
berqimar denganmu”, maka hendaknya ia bershodaqoh.”
Qimar menurut sebagian ulama sama dengan maisir, dan
menurut sebagian ulama lain qimar hanya pada mu’amalat yang
berbentuk perlombaan atau pertaruhan. Dan hadits di atas menunjukan
haramnya maisir/qimar dan ajakan melakukannya dikenakan kaffarah
(denda) dengan bershodaqoh. Dan tidak ada perselisihan pendapat di
kalangan para ‘ulama tentang haramnya maisir.
2. Gharar
Dalam bahasa arab gharar berarti akibat, bencana, bahaya,
resiko. Dalam kontak bisnis berarti melakukan sesuatu secara
membabi

buta

atau

mengambil

resiko

sendiri

tanpa

memikirkannkonsekuensinya.6

‫سو أ‬
‫صاَةت‬
‫ن ب يي وتع ال و ي‬
‫ه ع يل يي وهت وي ي‬
‫ن ييهىَّ ير أ‬
‫سل ل ي‬
‫صللىَّ الل ل أ‬
‫ح ي‬
‫ل الل لهت ي‬
‫م عي و‬
‫ويع ي و‬
‫ن ب يي وتع ال وغييررت‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jualbeli al-hashah dan jual-beli al-gharar.” (Hr. Muslim).
3. Riba
Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah
pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase tertentu dari
jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam.
5 Afzalur Rahmanٌ, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti
Wakafٌ, 2003) hlm .141.
6 Afzalur Rahmanٌ, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti
Wakafٌ, 2003)ٌ, hlm. 161.

‫ض أ‬
‫ض ي‬
‫ىَّ ال ل‬
‫ل ال ي‬
‫ن ت‬
‫حد د‬
‫شور د‬
‫ط ٍل ي ي‬
‫شورتع هأوي في و‬
‫يالرريباَف ت‬
‫ل عي و‬
‫خاَ د‬
‫عو ي ت‬
‫ن‬
‫اليعاَقتد يي و ت‬
“Kelebihan/tambahan pembayaran tanpa ada ganti/imbalan
yang disyaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang membuat
akad (transaksi).”
Diantara akad jual beli yang dilarang dengan pelarangan
yang keras antara lain adalah riba. Riba secara bahasa berarti
penambahan, pertumbuhan, kenaikan, dan ketinggian. Sedangkan
menurut terminologi syara’, riba berarti : “akad untuk satu ganti
khusus tanpa diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat
ketika berakad atau bersama dengan mengakhirkan kedua ganti atau
salah satunya.”7
Dengan demikian riba menurut istilah ahli fiqh adalah
penambahan pada salah satu dari dua ganti yang sejenis tanpa ada
ganti dari tambahan ini. Tidak semua tambahan dianggap riba,
karena tambahan terkadang dihasilkan dalam sebuah perdagangan
dan tidak ada riba didalamnya hanya saja tambahan yang diistilahkan
dengan

nama

“riba”

dan

al-qir’an

datang

menerangkan

pengharamannya adalah tambahan yang diambil sebagai ganti rugi
dari tempo, qatadah berkata: “sesungguhnya riba orang jahiliyah
adalah seseorang menjual satu jualan sampai tempo tertentu dan
ketika jatuh tempo dan orang yang berhutang tidak bisa
membayarnya dia menambah hutangnya dan melambatkan tempo.”8

‫ه وي ي‬
‫ل اللهت آك ت ي‬
‫سو و أ‬
‫ه‬
‫ن ي‬
‫ن ير أ‬
‫كاَت تب ي أ‬
‫مويك رل ي أ‬
‫ل الرريباَ وي أ‬
‫جاَب ترد ل يعي ي‬
‫عي و‬
‫وي ي‬
(‫ه )رواه المسلم‬
‫شاَه تد يي و ت‬
“Dari jabir, Rasulullah melaknat riba, yang mewakilkannya,
penulisnya dan yang menyaksikannya (H.R. Muslim).”

‫سو و أ‬
‫عبدة يقاَ ي‬
‫ن ب يي وتع‬
‫س ت‬
‫ت ير أ‬
‫ ي‬:‫ل‬
‫معو أ‬
‫ ي ين ويهىَّ ع ي و‬.‫ل اللهت ص م‬
‫ضةت تباَل و ت‬
‫ب ويوال ت‬
‫ف ل‬
‫ف ي‬
‫ضةت يوالب تلر تباَلب ترر يوال ل‬
‫ب تباَلذ لهي ت‬
‫يالذ لهي ت‬
‫سعتي ورت‬

7 Abdul Aziz Muhammad Azzamٌ, 2010ٌ, Fiqh Muamalat System Transaksi
dalam Islamٌ, Jakarta: AMZAHٌ, hlm.215.
8 Ibid.

‫مل وح تباَل ت و‬
‫وادء‬
‫واءر ب ت ي‬
‫ح ا يل ي ي‬
‫تباَل ل‬
‫مرت تباَلت ل ي‬
‫سعتي ورت يوالت ل ي‬
‫س ي‬
‫س ي‬
‫مل ت‬
‫مرت يوال ت ت‬
َّ‫دا اووا توزيدايدقعد ازلى‬
‫ن ا يوز ي‬
‫ن في ي‬
‫م و‬
‫ع يي ورناَ ب تعيي و د‬
“Ubadah

berkata;

saya

mendengar

rasulullah

SAW.

Melarang jual beli emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, kurma dengan kurma dan garam dengan garam,
kecuali dengan sama (dalam timbangan/takaran) dan kontan.
Barang siapa melebihkan salah satunya, ia termasuk dalam praktek
riba.” (Ubadah bin Al-Shamit).
4. Penipuan (Al-Ghabn)
Dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa ada seseorang laki-laki
mengatakan kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa dia
telah menipu dalam jual-beli, maka beliau bersabda:

‫ ث أ ي‬.‫ة‬
‫ي‬
‫ت تفىَّ ك أ ر‬
‫ق و‬
‫ت في أ‬
‫خل يب ي ي‬
‫ل لي ت‬
‫سل وعيةد‬
‫ل ت‬
‫م أن و ي‬
‫ل‬
‫ت يباَي يعو ي‬
‫إ تيذا أن و ي‬
‫خيياَرت ث ي ي‬
‫ن‬
‫اب وت يعوت ييهاَ تباَل و ت‬
‫ل فيإ ت و‬
‫لثَا ل ييياَ د‬
‫ي‬
‫س و‬
‫ت‬
‫س ت‬
‫م ت‬
‫ير ت‬
‫ك ويإ ت و‬
‫ن ي‬
‫خط و ي‬
‫ت فيأ و‬
‫ضي و ي‬
‫حتبه‬
‫صاَ ت‬
‫يفاَورد أد و ي‬
‫هاَ ع ييلىَّ ي‬
“Jika engkau berjual-beli maka katakanlah, “Tidak ada

penipuan.” Kemudian dalam setiap barang yang engkau beli,
engkau

memiliki

khiyar

tiga

malam.

Jika

engkau

ridha,

pertahankan; jika engkau tidak suka maka kembalikanlah kepada
pemiliknya (HR Ibn Majah, al-Baihaqi dan ad-Daraquthni).”
Sesuai hadis di atas, opsi yang diberikan kepada pihak yang
tertipu itu adalah satu di antara dua hal: Opsi pertama, jika ia ridha ia
boleh melanjutkan transaksi itu, artinya ia pertahankan barang atau
harga yang dia dapat. Opsi kedua, jika ia tidak ridha dengan
transaksi itu, ia boleh membatalkannya. Jika ia penjual, maka ia
meminta kembali barangnya dan ia kembalikan harganya, sementara
jika ia pembeli ia kembalikan barangnya dan ia meminta kembali
harga yang sudah dia bayarkan. Pihak yang ditipu (al-maghbûn)
tidak memiliki opsi ketiga selain dua opsi itu. Jadi ia tidak boleh
meminta selisih harga transaksi itu dengan harga normal atau

meminta kompensasi. Sebab, Rasul saw. hanya memberikan dua opsi
itu dan tidak memberikan opsi lainnya.9

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Investasi yaitu menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini,
atau berarti menyimpan, mengelola dan mengembangkannya untuk masa yang
akan datang merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Qur’an.
Dalam ilmu ekonomi konvensional, salah satu faktor yang memengaruhi
investasi adalah suku bunga. Keputusan untuk investasi tergantung dari
perbandingan antara keuntungan yang diharapkan dengan bunga. Dalam
ekonomi islam, investasi tidak dipengarungi oleh tingkat bunga, tetapi
meningkatnya keuntungan yang diharapkan dan tingkat zakat atas dana yang
tidak produktif.
Ada beberapa jenis dari Investasi islam, diantaranya : Tabungan dan
deposito mudhorobah, asuransi Syariah, tabungan pendidikan, reksadana
syariah, sukuk obligasi, musyarokah. Sedangkan investasi yang tidak
disyariatkan oleh Islam yaitu: Maysir (perjudian), Gharar, Riba, Penipuan (alghabn).

9 https://nafsiyah.com/2017/03/11/al-ghabn-al-fahisy/ di akses pada 17
November 2017 pukul 12:40.

DAFTAR PUSTAKA
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015.
Al-Banawi, Nashiruddin, Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta: Gema
Insani,2005.
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti
Wakaf, 2003.
Diana, Ilfi Nur, Hadis-hadis Ekonomi, (Malang:UIN-Malang Press, 2008),
Cet.1
Aziz, Abdul, Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat System Transaksi dalam
Islam, Jakarta: AMZAH, 2010.
http://abuazzammujahid.blogspot.com/2013/04/investasi-syariah-dalamtafsir-hadits_3956.html Diakses pada Senin, 15 November 2017 pukul 08:42.
http://www.usahainvestasi.com/bisnis-investasi-syariah-2.html,diakses pada
16 November 2017.
https://nafsiyah.com/2017/03/11/al-ghabn-al-fahisy/,
November 2017 pukul 12:40.

diakses

pada

17