BAB III Laporan Kerja Praktek Teknik Lin (1)
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. PERTAMINA RU II DUMAI
3.1
Gambaran Umum
3.1.1
Identitas Perusahaan
PT/ Pertamina
Pertamina
Refinery Unit II Dumai merupakan bagian dari PT.
yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik
Indonesia. Identitas perusahaan dijelaskan sebagai berikut :
Nama Perusahaan
: PT. Pertamina RU II Dumai
Alamat Perusahaan
: Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Barat,
Kotamadya Dumai
(0765) 31262
(0765) 36849
BUMN
Industri Pengilangan Minyak Bumi
Tahun 1971
Nomor Telepon
Nomor Fax
Status Pemodalan
Bidang Usaha
Mulai Beroperasi
:
:
:
:
:
SK AMDAL
: 82676/As.I/KLH/II/84, tanggal 12 November
1984
Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup
Penanggung Jawab
: Otto Gerentaka (General Manager)
Produk yang dihasilkan
: Produk BBM (Premium, Minyak Tanah, Minyak
Solar, Minyak Diesel, Minyak Bakar, Avtur) dan
Produk Non BBM (Green Coke, pelarut, LPG)
Tabel 3.1 Izin Lingkungan PT. Pertamina
No.
Jenis
RU II Dumai
Tanggal
Lembaga
1.
Studi Evaluasi lingkungan No.
826767/AS.I/KLH/II/84.
12 November
1984
Kantor Menteri
Negara
Kependudukan dan
Lingkungan Hidup
2.
Studi RKL-RPL Proyek
Perluasan Kilang Dumai
Pertamina UP – II Dumai, No.
02 oktober 1995
SK Komisi Pusat
AMDAL DPE
Rangga Mahardika-1407112758
31
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3919/0115/Sj.T/1995
3.
Revisi RKL dan RPL Pertamina
UP – II Dumai, No.
469A/E12000/2002-S0
Juli 2002
Pertamina RU – II
Dumai
4.
RKL & RPL Tambahan
Kegiatan Pengembangan Lube
Base Oil Group III di Kilang
Minyak UP – II Dumai, No. 556
Tahun 2006
27 November
2006
Kementerian
lingkungan Hidup
5.
Izin Pembuangan Air Limbah
Ke Laut kepada PT. Pertamina
Refinery Unit II Dumai No. 269
tahun 2009
12 Juni 2009
Kementerian Negara
Lingkungan Hidup
6.
Izin Penyimpanan Limbah B3
kepada PT. Pertamina Refinery
Unit II Dumai No. 26 tahun
2012
16 Juli 2012
Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota
Dumai
7.
KA – ANDAL Rencana
Kegiatan Pembangunan Open
Access di Refinery Unit II
Dumai, Provinsi Riau, oleh PT
Pertamina RU II Dumai – No.
03 tahun 2013
28 Januari 2014
Kep. Deputi
Lingkungan Hidup
Bidang tata
Lingkungan selaku
Ketua Komisi Penilai
AMDAL Pusat
8.
Izin Lingkungan Kegiatan
Pembangunan Open Access di
Refinery Unit II Dumai di
Keluharan Tj. Palas dan Kel.
Jaya Mukti, Kec Dumai Timur,
Kota Dumai, Prov. Riau oleh
Pertamina RU II Dumai,
KepMenLH No. 397 tahun
2013
6 November 2013
Kementerian
Lingkungan Hidup
Sumber : Pertamina, 2016
3.1.2 Lokasi PT. Pertamina RU II Dumai
Area operasional PT.Pertamina RUII Dumai terletak di Dumai, Kepulauan
Riau, tepatnya di Jalan Raya Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Barat, Kotamadya
Rangga Mahardika-1407112758
32
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Dumai.Gambar 3.1berikut merupakan posisi administrasi dari PT. Pertamina RU
II Dumai.
1
Gambar 3.1 Layout PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber: Pertamina, 2016
Batas-batas administrasi RUII Dumai adalah sebagai berikut (Laporan
Pelaksanaan RKL-RPL PT. Pertamina RU II Dumai, 2012).
Sebelah Utara
: Selat Rupat dan Area Konsensi PT. Chevron Pacific
Indonesia (CPI)
Sebelah Timur
: Pemukiman, Kelurahan Tanjung Palas
Sebelah Selatan : Pemukiman, Kelurahan Jaya Mukti
Sebelah Barat
: Pemukiman, Kelurahan Buluh Kasap.
3.1.3 Visi dan Misi PT. Pertamina RU II Dumai
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi, PT. Pertamina RU II Dumai memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia
Rangga Mahardika-1407112758
33
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Misi : Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati
secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang
kuat.
3.1.4 Tata Nilai Perusahaan
Dalam mencapai visi dan misinya, PT. Pertamina berkompeten untuk
menerapkan tata nilai, sebagai berikut:
1.
Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan,
tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan
integritas, berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang
baik.
2.
Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya
sadar biaya dan menghargai kinerja.
3.
Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4.
Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
5.
Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6.
Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan
memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam
membangun kemampuan riset dari pengembangan.
Rangga Mahardika-1407112758
34
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3.1.5 Logo Perusahaan
Logo PT. Pertamina
terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu bagian
gambar tiga buah jajar genjang dan bagian tulisan Pertamina, seperti pada Gambar
3.3berikut:
2
Gambar 3.2 Logo PT. Pertamina
Sumber: Pertamina, 2016
Bagian tiga buah jajar genjang membentuk huruf P yang secara
keseluruhan merupakan representasi dari bentuk panah yang artinya bahwa PT.
Pertamina bergerak maju dan progresif. Penggunaan warna-warna berani pada
jajar genjang tersebut menunjukkan langkah besar yang diambil oleh PT.
Pertamina dan inspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
dinamis. Berikut ini adalah arti dari masing-masing warna pada jajar genjang
tersebut.
Warna Biru
: Melambangkan sifat andal, dapat dipercaya, dan bertanggung
jawab.
Warna Hijau : Melambangkan
sumber daya energi
yang berwawasan
lingkungan.
Warna Merah : Melambangkan keuletan dan ketegasan, serta keberanian
dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
3.1.6
Struktur Organisasi PT. Pertamina RU II Dumai
RU II Dumai dipimpin oleh seorang General Manager (GM) yang saat ini
dipegang oleh Otto
Gerentaka.General
Managermembawahi
beberapa
Departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang Manajer. Saat ini,
jabatan General Manager (GM) dipegang olehOtto Gerentaka. Gambar 3.4
berikut merupakan struktur organisasi RU II Dumai secara umum.
Rangga Mahardika-1407112758
35
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber : Pertamina, 2016
3.2
Kegiatan PT. Pertamina RU II Dumai
PT. Pertamina RU II Dumai merupakan salah satu unit pengolahan milik
PT. Pertamina yang menghasilkan produk-produk BBM dan NBBM. Kapasitas
total RU II Dumai adalah 170.000 barel/hari, yang merupakan kapasitas ketiga
terbesar setelah RU IV Cilacap dan RU V Balikpapan.
3.2.1 Unit-Unit Pengolahan
Kilang RU II Dumai mengolah Sumatera Light Crude (SLC) dan Duri
Crude yang diperoleh dari penimbunan minyak mentah PT. Chevron Pacific
Indonesia di Bukit Batrem dengan perbandingan SLC dan Duri Crude sebesar
80% : 20%. Pada kilang RU II Dumai, terdapat tiga proses utama pengolahan
minyak bumi, sebagai berikut:
1. Proses I
: Hydro Skimming Complex (HSC)
2. Proses II
: Hydro Cracking Complex (HCC)
3. Proses III
: Heavy Oil Complex (HOC)
Gambar 3.5 berikut merupakan konfigurasi unit pengolahan crude oil
yang ada di PT.Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
36
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
4
Gambar 3.4 Unit Pengolahan di PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber: Pertamina, 2016
3.2.2
Proses Pengolahan
Secara umum, proses pengolahan crude oil menjadi produk BBM dan
NBBM di PT. Pertamina RU II Dumai dibagi ke dalam tiga proses utama.
1. Proses I:
Hydro Skimming Complex (HSC)
Tujuan utama dari Proses I ini adalah untuk memisahkan fraksi crude oil
berdasarkan fraksi panasnya. Dalam Hydro Skimming Complex (HSC), proses
pengolahan terjadi dalam unit-unit pengolahan berikut :
a.
Topping Unit/Crude Distilating Unit – 100
Topping Unit merupakan unit pengolahan yang berfungsi untuk
memisahkan crude oil berdasarkan fraksi beratnya. Input yang
dimasukkan dalam unit ini adalah crude oil, yang akan terpisah
berdasarkan fraksi beratnya menjadi Gas &Naphtha yang akan diproses
lebih lanjut di Naphtha Rerun Unit, kemudianLGO (Light Gas Oil) yang
digunakan sebagai bahan ADO, lalu HGO (Heavy Gas Oil) sebagai
bahan campuran ADO, dan Long Residu yang selanjutanya akan diproses
lebih lanjut di Vacuum Unit.Gambar 3.6 menunjukkan CDU di
PT.Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
37
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
5
b.
Gambar 3.5 Crude Distillation Unit
Sumber : Pertamina, 2016
Naphtha Return Unit – 102
Unit ini berfungsi untuk memisahkan Naphtha yang dihasilkan dari
topping Unit menjadi fraksi berat dan ringan.Kapasitas unit ini adalah
9200 BPSD (60m3/jam). Pada unit ini, Naphtha diolah menjadi Gas yang
akan dibakar di flare yaitu Light Naphtha, dan Heavy Naphtha.Gambar
3.7 menunjukkan NRU di PT. Pertamina RU II Dumai.
6
Gambar 3.6 Naphtha Return Unit
Sumber : Pertamina, 2016
c.
Naphtha Hydrotreating Unit (NHDT) – 200
NHDT berfungsi untuk menurunkan kandungan Nitrogen dan
Sulfur yang merupakan inhibitor katalis, hingga konsentrasinya di dalam
Naphtha menjadi maksimum 0.5 ppm.Kapasitas unit ini adalah 10100
BPSD (70 m3/jam).Pada unit ini, Naphtha diubah menjadi Gas, Light
Rangga Mahardika-1407112758
38
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Naohtha, dan Bottom NHDT (sisa Heavy Naphtha).Gambar 3.8
menunjukkan NHDT di PT. Pertamina RU II Dumai.
7
Gambar 3.7 Naphtha Hydrotreating Unit
Sumber : Pertamina, 2016
d.
Platforming Unit – 300
Platforming Unit terdiri dari 2 (dua) seksi unit, yaitu Seksi terdiri
dari 2 (dua) seksi unit, yaitu Seksi Reactor dan Seksi Stabilizer. Pada
Seksi Reactor terjadi reaksi spesifik sesuai dengan umpan yang
dimasukkan.Umpan yang dimasukkan di Seksi ini adalah Campuran
Parafin, Naphthen, Aromatic, dan Olefin.Pada Seksi Stabilizer, Heavy
Naphtha diproses menjadi Platformat yang merupakan komponen
menjadi premium.
e.
CCR Platforming
Pada Seksi ini, Naphtha diproses menjadi Treated Naphtha
(99.53%) dan Refinery Gas.Pada Seksi Stabilizer, Treated Naphtha
diproses menjadi Reformat (62.8% volume), LPG (26% volume), dan
Refinery Gas.
2. Proses II : Hydro Cracking Complex (HCC)
Rangga Mahardika-1407112758
39
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Proses utama yang terjadi pada Proses II ini adalah perengkahan
(pemecahan) rantai hidrokarbon panjang menjadi rantai yang lebih pendek dan
ringan menggunakan gas hidrogen. Prosesnya terjadi pada unit-unit berikut:
a.
HC Unibon – 211, 212
Proses di unit ini bertujuan untuk merengkahkan rantai
hidrokarbon panjang menjadi rantai-rantai pendek dengan berat molekul
kecil. Kapasitas HC Unibon adalah 56.000 BPSD.HC Unibon terdiri dari
reaktor dan fraksinator. Proses yang terjadi di reaktor adalah proses
pemutusan hidrokarbon panjang menjadi rantai pendek. Gambar 3.9
menunjukkan HC Unibon khusus reactor section.
8
Gambar 3.8 HC Unibon Reactor Section
Sumber : Pertamina, 2016
Sementara itu di fraksinator, hidrokarbon rantai pendek yang
dihasilkan dari reaktor akan dibawa ke unit ini untuk dilakukan
pemisahan hdrokarbon menjadi berbagai macam produk. Pada unit ini,
Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) dan Heavy Cracking Gas Oil (HCGO)
diproses menjadi Light Naphtha, Light Kerosene, Heavy Kerosene, Avtur,
dan Diesel Oil.Gambar 3.10 menunjukkan HC Unibon khusus
fractinator section di PT. Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
40
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
9
Gambar 3.9 HC Unibon Fractinator Section
Sumber : Pertamina, 2016
b.
Hydrogen Plant – 701, 702
Unit ini berfungsi untuk memproduksi H2 (Hidrogen) untuk
kebutuhan
HC
Unibon.Kapasitas
unit
ini
adalah
2.000.000
Nm3/hari.Hidrogen diproduksi dengan memproses Refinery Gas dan
Amine.Gambar 3.11 menunjukkan Hydrogen Plant di PT. Pertamina RU
II Dumai
10 Gambar 3.10 Hydrogen Plant
Sumber : Pertamina, 2016
c.
Amine and LPG Recovery – 410
Rangga Mahardika-1407112758
41
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Proses yang terjadi di unit ini bertujuan untuk menghilangkan
senyawa sulfur dari gas dan LPG yang dihasilkan di unit lain untuk
mencegah teracuninya katalis di H2Plant, mencegah terjadinya korosi di
tangki LPG, dan mendapatkan produk LPG dengan kadar C3 dan C4
yang diinginkan. Kapasitas unit ini adalah 18.08 MMSCFD (gas), 2271
BPSD (cairan).
d.
Sour Water Stripper – 840
Unit ini berfungsi dalam menghilangkan polutan air buangan yang
berasal dari unit-unit lain (H2S dan Ammonia).Kapasitas unit ini adalah
10.300 BPSD, di mana air dengan kandungan polutan H2S dan Ammonia
diproses menjadi air yang mengandung lebih sedikit polutan tersebut.
e.
Nitrogen Plant – 300
Nitrogen cair dari udara ambien diproduksi di unit ini.Nitrogen cair
yang dibutuhkan untuk start up, shut down, regenerasi katalis, dan
media blanketing tangki.Kapasitas unit ini adalah 12.000 Nm3/hari.Saat
ini, unit ini sudah tidak beroperasi lagi di RU II, kebutuhan nitrogen cair
diperoleh dari kerjasama dengan pihak ketiga.
3. Proses III:Heavy Oil Complex (HOC)
Proses ketiga ini memiliki tujuan utama untuk memproses fraksi berat
hasil pengolahan di unit-unit sebelumnya yang memiliki produk khas dengan
namagreen coke yang memiliki nilai kalor tinggi. Prosesnya terjadi di unit-unit
berikut:
a.
High Vacuum Unit (HVU)– 110
Unit HVU ini berfungsi untuk memisahkan umpan yang berupa
70% long residu dari Topping Unit dan 30% residu dari CDU Sungaii
Pakning menjadi 3 fraksi berdasarkan rentang titik didihnya. Hasil
pengolahan di unit ini adalah berupa :
1. LVGO (Light Vacum Gas Oil) sebagai komponen ADO (Automotive
Diesesl Oil).
2. HCGO (High Vacum Gas Oil) sebagai umpan hydrocracker.
3. Short Residu, sebagai umpan DCU.
Rangga Mahardika-1407112758
42
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Gambar 3.12 menunjukkan High Vacuum Unit yang dimiliki oleh PT.
Pertamina RU II Dumai.
11 Gambar 3.11 High Vacuum Unit
Sumber : Pertamina, 2016
b.
Delayed Coker Unit (DCU)– 140
Unit pengolahan ini berfungsi untuk mengolah kembali Short
Residu dari HVU. Pada DCU, Short Residu diproses menjadi LPG, Gas
yang akan dibakar di flare, Naphtha, LCGO, HCGO, dan Green
Coke.Gambar 3.13 menunjukkan Delayed Coker Unit yang dimiliki oleh
PT. Pertamina RU II Dumai.
12 Gambar 3.12 Delayed Coker Unit
Sumber : Pertamina, 2016
c.
Destillate Hydro-Treating (DHDT) Unit – 220
Rangga Mahardika-1407112758
43
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Unit ini mengolah LCGO menjadi Gas, LPG, Naphtha, Light
Kerosene, dan Heavy Kerosene secara Hydrotreating Catalytic untuk
menjenuhkan material hasil cracking yang tidak stabil dan membuang
impurities seperti sulfur dan nitrogen.Gambar 3.14 menunjukkan
Destillate Hydro-Treating yang dimiliki oleh PT. Pertamina
RU II
Dumai.
13 Gambar 3.13 Destillate Hydro-Treating
Sumber : Pertamina, 2016
3.2.3 Unit-Unit Pendukung di PT.Pertamina RU II Dumai
Selain dari unit-unit proses, dalam pelaksanaan pekerjaan di PT. Pertamina
RU II Dumai juga terdapat unit-unit pendukung, yaitu :
1. Utilities
Bagian Utilities terdiri dari :
a. Eksisting
Unit ini terdiri dari PLTD dengan menggunakan 4 mesin diesel yang
berkapasitas masing-masing 3,5 MW, PLTG dengan menggunakan 2
turbin generator yang masing-masing berkapasitas 17,5 MW dan Boiler
Mitshubishi.
b. New Plant
Unit ini terdiri dari boiler yang terdiri dari 6 unit, PLTU yang
menggunakan 4 unit turbin generator yang berkapasitas 14 MW, Water
Treatment Plant (WTP) Bukit Datuk untuk menghasilkan air yang
Rangga Mahardika-1407112758
44
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
memenuhi persyaratan dengan menggunakan Boiler Feed Water (BFW),
air minum dan air proses.
2. Unit Penjernihan Air
Pengolahan air ini terutama ditujukan untuk memperoleh air umpan
boiler yang perlu pengolahan lebih lanjut di Demineralizer.Air Sungai
Rokan diolah untuk menghilangkan turbiditas, suspended solid dan
warna dari air. Untuk kebutuhan air minum dilakukan proses sterilisasi
dengan menginjeksikan desinfektan berupa Ca(OCl)2.
3. Demineralizer
Proses pelunakan adalah proses mengurangi konsentrasi – konsentrasi
ion Ca+ dan Mg+ yang menyatakan hardness dalam air. Ion-ion tersebut
bila masuk dalam boiler akan membentuk scale deposite.
4. Unit Air Pendingin
Unit ini berfungsi untuk menampung air yang akan digunakan untuk air
pendingin pada pompa dan kompresor. Disini air yang digunakan adalah
air tawar yang berasal dari WTP Bukit Datuk.Cooling Tower di new
plant berpusat di utilities circulation.Air baku dari WTP Bukit Datuk
setelah diolah lebih lanjut di WTP new refinery, maka ditampung dalam
filtered water tank 925-T-1/T-2.
5. Unit Penyedia Steam
Steam digunakan antara lain untuk membantu pemanasan fraksinasi
tower stripper dalam proses distilasi minyak bumi, sebagai penggerak
turbin, kompresor dan pompa turbin, untuk steam trace dan steam oil
juga alat pemadam kebakaran
6. Unit Penyedia Angin
Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara bertekanan untuk
kepentingan unit instrumen dan unit kilang.
7. Unit Pengadaan Listrik
Unit ini bertujuan untuk menyuplai listrik yang digunakan dalam
pengoperasian kilang (eksisting dan new plant), perumahan dan kantor.
8. Unit Penyedia Fuel Oil
Rangga Mahardika-1407112758
45
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Fuel oil yang digunakan dalam kilang adalah Low Sulfur Wax Residue
(LSWR) yang dihasilkan dari Topping Unit.Fuel oil disuplai ke heaterheater maupun boiler.
9. Unit Pengolahan Limbah
a. Oil Separator
Oil separator digunakan untuk memisahkan minyak yang ikut terbawa
oleh air buangan dari pabrik sebelum dialirkan ke laut, sehingga
menghindari pencemaran laut.Air buangan yang masih tercampur minyak
ditampung dalam suatu bak, kemudian dipompakan ke dalam tangki
crued oil untuk diolah kembali, sehingga dengan adanya separator
kehilangan minyak dapat dikurangi.
b. Silencer
Alat ini digunakan untuk peredam suara terutama dipasang pada unit
utilities yang menimbulkan kebisingan.
c. Dispersant
Dispersant merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengikat
ceceran atau tumpahan minyak yang terjadi di perairan agar ceceran atau
tumpahan minyak tersebut melebar.
d. Cerobong asap (Stack)
Cerobong asap ini dipasang pada dapur-dapur pemanas minyak untuk
mencegah pencemaran udara.
e. Flare
Flare digunakan untuk pembakaran gas-gas sisa sebelum dibuang ke
atmosfer.
f. Drainage
Drainager yang ada di PT. Pertamina RU II Dumai, jaringannya berasal
dari unit-unit kilang dan oil separator.
g. Oil boom dan oil skimmer
Kedua alat ini digunakan untuk mengisolasi dan mengumpulkan ceceran
atau
tumpahan
minyak
di
perairan.Gambar
3.15
menunjukkan
penggunaan oil boom di PT. Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
46
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
14 Gambar 3.14 Oil boom
Sumber : Pertamina, 2016
10.Laboratorium
Laboratorium yang ada di PT. Pertamina RU II Dumai telah mendapat
sertifikat spesifikasi SNI 19- 17025 yang berfungsi sebagai pengontrol
spesifikasi dan kualitas dari bahan baku produk serta produk akhir yang
dihasilkan
3.3
Analisa dan Pengelolaan Limbah PT. Pertamina RU II Dumai
Selain Produk BBM dan Non BBM, terdapat hasil lain yang juga
dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai, yaitu limbah.Hal ini merupakan hasil
yang negatif dan dampak berdampak buruk bagi lingkungan. Jenis limbah yang
dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai adalah :
1. Limbah cair atau air buangan, air limbah di PT. Pertamina RU II Dumai
mayoritas berasal dari hasil limbah proses dari berbagai unit secondary
process.Untuk mengelola limbah cair tersebut PT. Pertamina
RU II
memiliki beberapa unit pengelolaan, antara lain Oil pit, New 930 ME-57
(Process Water Lift Station Pump yang dilengkapi dengan oil skimmer, bak
ekualisasi, DAF (Dissolved Air Flotation), Separator-II TPI, Surface
Aerator, bak sedimentasi, belt press, unit ultra filtration.
2. Gas Buangan, pencemaran udara pada PT. Pertamina RU II Dumai berasal
dari stack atau cerobong.Polutan yang dihasilkan dari proses pembakaran
dikeluarkan melalui stack dari unit furnance diantaranya adakah gas CO,
Rangga Mahardika-1407112758
47
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
SOx, NOX, HC dan PM.Upaya yang dikakukan PT. Pertamina RU II Dumai
adalah dengan menyediakan flare,Nash Gas Compressor, dan alat CEMS
3. Limbah B3, limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai
antara lain adalah spent catalyst, oil sludge, aki bekas, tanah terkontaminasi,
filter bekas, toner bekas, bola lampu bekas, karat besi terkontaminasi, chemical
bekas, pelumas bekas, kemasan bekas chemical dan karbon aktif bekas.
Untuk limbah B3, PT. Pertamina RU II Dumai berkerjasama dengan PPLI
(Persada Pemunahan Limbah Industri) dan pihak ketiga untuk mengolah
limbah tersebut.
3.4
Departemen HSE PT. Pertamina RU II Dumai
Departemen HSE berada di dalam kawasan ring I dimana kawasan
tersebut berada di dalam area kilang dan merupakan kawasan wajib APD.
Departemen ini bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja
serta pemeliharaan lingkungan.Gambar 3.16 menunjukkan foto kantor departemen
HSE PT.Pertamina RU II Dumai.
Gambar 3.15 Departemen HSE PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber : Pertamina, 2016
3.4.1 Struktur Organisasi Departemen HSE
Fungsi HSE (Health Safety Environment) secara lebih spesifik terdiri dari
empat Section Head.Gambar 3.17berikut merupakan struktur organisasi HSE RU
II Dumai
Gambar 3.17 berikut merupakan struktur organisasi RU II Dumai secara umum.
Rangga Mahardika-1407112758
48
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
15 Gambar 3.17 Struktur Organisasi Fungsi HSE
Sumber : Pertamina, 2016
Fungsi HSE PT.Pertamina RU II Dumai dikepalai oleh seorang manager
yang membawahi empat bagian yaitu Safety Induction, Enviromental Section,
Fire and Insurance Section dan Occupational Health Section.Berikut adalah
tugas dari setiap bagian :
1. Safety Section
Bagian safety section mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :
a. Menerapkan
MKP
(Management
Keselamatan
Proses)
yang
berhubungan dengan operasi, pemeliharaan maupun konstruksi dan
perencanaan proyek baru.
b. Mengembangkan dan menyebarkan peraturan safety agar dapat
diterapkan setiap pekerja dan kontraktor melalui safety meeting, safety
talk, toolbox meeting, safety campaign, dan brosur.
c. Inspeksi terhadap lingkungan kerja, peralatan,keselamatan kerja,
prosedur kerja dan alat kerja di lapangan secara rutin.
d. Melakukan review dan memberikan saran terhadap izin kerja yang
berkaitan dengan risiko bahaya.
e. Penanganan Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (BKLJ) perusahaan
dan pemasangan peraturan /rambu-rambu jalan.
f. Memeriksa dan membuat izin masuk kilang bagi kendaraan dan alat
berat bagi pihak ketiga
Rangga Mahardika-1407112758
49
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
g. Mengelola penyediaan alat keselamatan kerja dan pelindung diri bagi
pekerja dan mitra kerja
h. Melakukan penyelidikan kecelakaan yang bersifat minor dan membuat
rekomendasi tindak lanjutnya untuk mencegah kejadian serupa
terulang kembali
i. Mengkoordinir penerapan CSMS (Contractor Safety Manegement
System)
j. Mengkoordinir pelaksanaan kampanye nasional K3 (bulan K3) setiap
tahun, melibatkan seluruh pekerja dan kontraktor
k. Bersama section lain, melakukan Analisa Bahaya Proses (ABP) dan
penakaran
risiko bahaya menggunakan Risk Assessment Matrix
(RAM)
l. Mengkoordinir pelaksanaan Pre Start up Safety Review (PSSR)
m. Merencanakan
kurikulum
dan
silabus
serta
mengkoordinir
pelaksanaan pelatihan aspek safety untuk pekerja dan mitra kerja
n. Melakukan internal audit terhadap implementasi MKP serta membuat
laporan kejadian kecelakaan.
2. Enviromental Section
Bagian enviromental section mempunyai tugas antara lain sebagai
berikut :
a. Menerapkan system ISO SML 14001 dan program PROPER
b. Inventarisasi bahan kimia berbahaya dan beracun (B3)
c. Penanggulangan tumpahan minyak dan pencemaran B3
d. Pengawasan kebersihan
lingkungan tempat kerja dan pelestarian
lingkungan dengan menggalakkan penghijauan
e. Mengawasi pembuangan/ pemusnahan Oil Sludge dan limbah B3
f. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan, udara dan
darat
g. Pembuatan/penyusunan laporan untuk studi AMDAL
h. Peningkatan Awareness Enviromental
Rangga Mahardika-1407112758
50
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3. Occupational Health Section
Bagian Occupational health section
mempunyai tugas antara lain
sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengevaluasi, dari potensial hazard meliputi faktorfaktor fisik, kimiawi, biologi, ergonomi dan ventilasi
b. Penyuluhan sanitasi hygiene lingkungan kerja
c. Menyediakan dan mengawasi pemanfaatan fasilitas PPPK diseluruh
unit-unit kerja yang berisiko kecelakaan.
d. Inspeksi, instalasi alat penanggulangan, dan alat proteksi gangguan dan
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan kerja asset
OH
e. Inspeksi Aspek Occupational Health
f. Melaksanakan koordinasi, evaluasi analisa penggunaan/ data paparan
zat/ sinar radioaktif.
g. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
4. Fire & Insurance Section
Bagian Fire and insurance mempunyai tugas antara lain sebagai
berikut :
a. Mempersiapkan personil yang siap pakai dan menyediakan perlatam
pemadam dalam jumlah yang cukup
b. Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala untuk menjamin peralatan
pemadam yang siap pakai
c. Mengembangkan, memperbaharui prosedur pengoperasian, pengujian
dan pemeliharaan sarana pemadam kebakaran
d. Melakukan pengawasan/standby pada pekerjaan panas/las
e. Perencanaan dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
f. Melakukan pemeriksaan rutin (Fire Patrol), sarana pemadaman
kebakaran Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
g. Fire drill bagi pekerja dan mitra kerja
h. Melakukan penyelidikan secara seksama unyuk mencari sebab-sebab
terjadinya kecelekaan dan kebakaran
Rangga Mahardika-1407112758
51
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
i. Bekerja sama dengan operasi dalam menjamin pelaksanaan operasi
yang aman
j. Membuat prosedur tetap (PROTAP) penganggulangan keadaan darurat
k. Pelaksanaan emergency drill.
Rangga Mahardika-1407112758
52
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. PERTAMINA RU II DUMAI
3.1
Gambaran Umum
3.1.1
Identitas Perusahaan
PT/ Pertamina
Pertamina
Refinery Unit II Dumai merupakan bagian dari PT.
yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik
Indonesia. Identitas perusahaan dijelaskan sebagai berikut :
Nama Perusahaan
: PT. Pertamina RU II Dumai
Alamat Perusahaan
: Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Barat,
Kotamadya Dumai
(0765) 31262
(0765) 36849
BUMN
Industri Pengilangan Minyak Bumi
Tahun 1971
Nomor Telepon
Nomor Fax
Status Pemodalan
Bidang Usaha
Mulai Beroperasi
:
:
:
:
:
SK AMDAL
: 82676/As.I/KLH/II/84, tanggal 12 November
1984
Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup
Penanggung Jawab
: Otto Gerentaka (General Manager)
Produk yang dihasilkan
: Produk BBM (Premium, Minyak Tanah, Minyak
Solar, Minyak Diesel, Minyak Bakar, Avtur) dan
Produk Non BBM (Green Coke, pelarut, LPG)
Tabel 3.1 Izin Lingkungan PT. Pertamina
No.
Jenis
RU II Dumai
Tanggal
Lembaga
1.
Studi Evaluasi lingkungan No.
826767/AS.I/KLH/II/84.
12 November
1984
Kantor Menteri
Negara
Kependudukan dan
Lingkungan Hidup
2.
Studi RKL-RPL Proyek
Perluasan Kilang Dumai
Pertamina UP – II Dumai, No.
02 oktober 1995
SK Komisi Pusat
AMDAL DPE
Rangga Mahardika-1407112758
31
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3919/0115/Sj.T/1995
3.
Revisi RKL dan RPL Pertamina
UP – II Dumai, No.
469A/E12000/2002-S0
Juli 2002
Pertamina RU – II
Dumai
4.
RKL & RPL Tambahan
Kegiatan Pengembangan Lube
Base Oil Group III di Kilang
Minyak UP – II Dumai, No. 556
Tahun 2006
27 November
2006
Kementerian
lingkungan Hidup
5.
Izin Pembuangan Air Limbah
Ke Laut kepada PT. Pertamina
Refinery Unit II Dumai No. 269
tahun 2009
12 Juni 2009
Kementerian Negara
Lingkungan Hidup
6.
Izin Penyimpanan Limbah B3
kepada PT. Pertamina Refinery
Unit II Dumai No. 26 tahun
2012
16 Juli 2012
Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota
Dumai
7.
KA – ANDAL Rencana
Kegiatan Pembangunan Open
Access di Refinery Unit II
Dumai, Provinsi Riau, oleh PT
Pertamina RU II Dumai – No.
03 tahun 2013
28 Januari 2014
Kep. Deputi
Lingkungan Hidup
Bidang tata
Lingkungan selaku
Ketua Komisi Penilai
AMDAL Pusat
8.
Izin Lingkungan Kegiatan
Pembangunan Open Access di
Refinery Unit II Dumai di
Keluharan Tj. Palas dan Kel.
Jaya Mukti, Kec Dumai Timur,
Kota Dumai, Prov. Riau oleh
Pertamina RU II Dumai,
KepMenLH No. 397 tahun
2013
6 November 2013
Kementerian
Lingkungan Hidup
Sumber : Pertamina, 2016
3.1.2 Lokasi PT. Pertamina RU II Dumai
Area operasional PT.Pertamina RUII Dumai terletak di Dumai, Kepulauan
Riau, tepatnya di Jalan Raya Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Barat, Kotamadya
Rangga Mahardika-1407112758
32
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Dumai.Gambar 3.1berikut merupakan posisi administrasi dari PT. Pertamina RU
II Dumai.
1
Gambar 3.1 Layout PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber: Pertamina, 2016
Batas-batas administrasi RUII Dumai adalah sebagai berikut (Laporan
Pelaksanaan RKL-RPL PT. Pertamina RU II Dumai, 2012).
Sebelah Utara
: Selat Rupat dan Area Konsensi PT. Chevron Pacific
Indonesia (CPI)
Sebelah Timur
: Pemukiman, Kelurahan Tanjung Palas
Sebelah Selatan : Pemukiman, Kelurahan Jaya Mukti
Sebelah Barat
: Pemukiman, Kelurahan Buluh Kasap.
3.1.3 Visi dan Misi PT. Pertamina RU II Dumai
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi, PT. Pertamina RU II Dumai memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia
Rangga Mahardika-1407112758
33
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Misi : Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati
secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang
kuat.
3.1.4 Tata Nilai Perusahaan
Dalam mencapai visi dan misinya, PT. Pertamina berkompeten untuk
menerapkan tata nilai, sebagai berikut:
1.
Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan,
tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan
integritas, berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang
baik.
2.
Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya
sadar biaya dan menghargai kinerja.
3.
Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor
dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4.
Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
5.
Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6.
Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan
memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam
membangun kemampuan riset dari pengembangan.
Rangga Mahardika-1407112758
34
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3.1.5 Logo Perusahaan
Logo PT. Pertamina
terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu bagian
gambar tiga buah jajar genjang dan bagian tulisan Pertamina, seperti pada Gambar
3.3berikut:
2
Gambar 3.2 Logo PT. Pertamina
Sumber: Pertamina, 2016
Bagian tiga buah jajar genjang membentuk huruf P yang secara
keseluruhan merupakan representasi dari bentuk panah yang artinya bahwa PT.
Pertamina bergerak maju dan progresif. Penggunaan warna-warna berani pada
jajar genjang tersebut menunjukkan langkah besar yang diambil oleh PT.
Pertamina dan inspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
dinamis. Berikut ini adalah arti dari masing-masing warna pada jajar genjang
tersebut.
Warna Biru
: Melambangkan sifat andal, dapat dipercaya, dan bertanggung
jawab.
Warna Hijau : Melambangkan
sumber daya energi
yang berwawasan
lingkungan.
Warna Merah : Melambangkan keuletan dan ketegasan, serta keberanian
dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
3.1.6
Struktur Organisasi PT. Pertamina RU II Dumai
RU II Dumai dipimpin oleh seorang General Manager (GM) yang saat ini
dipegang oleh Otto
Gerentaka.General
Managermembawahi
beberapa
Departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang Manajer. Saat ini,
jabatan General Manager (GM) dipegang olehOtto Gerentaka. Gambar 3.4
berikut merupakan struktur organisasi RU II Dumai secara umum.
Rangga Mahardika-1407112758
35
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber : Pertamina, 2016
3.2
Kegiatan PT. Pertamina RU II Dumai
PT. Pertamina RU II Dumai merupakan salah satu unit pengolahan milik
PT. Pertamina yang menghasilkan produk-produk BBM dan NBBM. Kapasitas
total RU II Dumai adalah 170.000 barel/hari, yang merupakan kapasitas ketiga
terbesar setelah RU IV Cilacap dan RU V Balikpapan.
3.2.1 Unit-Unit Pengolahan
Kilang RU II Dumai mengolah Sumatera Light Crude (SLC) dan Duri
Crude yang diperoleh dari penimbunan minyak mentah PT. Chevron Pacific
Indonesia di Bukit Batrem dengan perbandingan SLC dan Duri Crude sebesar
80% : 20%. Pada kilang RU II Dumai, terdapat tiga proses utama pengolahan
minyak bumi, sebagai berikut:
1. Proses I
: Hydro Skimming Complex (HSC)
2. Proses II
: Hydro Cracking Complex (HCC)
3. Proses III
: Heavy Oil Complex (HOC)
Gambar 3.5 berikut merupakan konfigurasi unit pengolahan crude oil
yang ada di PT.Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
36
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
4
Gambar 3.4 Unit Pengolahan di PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber: Pertamina, 2016
3.2.2
Proses Pengolahan
Secara umum, proses pengolahan crude oil menjadi produk BBM dan
NBBM di PT. Pertamina RU II Dumai dibagi ke dalam tiga proses utama.
1. Proses I:
Hydro Skimming Complex (HSC)
Tujuan utama dari Proses I ini adalah untuk memisahkan fraksi crude oil
berdasarkan fraksi panasnya. Dalam Hydro Skimming Complex (HSC), proses
pengolahan terjadi dalam unit-unit pengolahan berikut :
a.
Topping Unit/Crude Distilating Unit – 100
Topping Unit merupakan unit pengolahan yang berfungsi untuk
memisahkan crude oil berdasarkan fraksi beratnya. Input yang
dimasukkan dalam unit ini adalah crude oil, yang akan terpisah
berdasarkan fraksi beratnya menjadi Gas &Naphtha yang akan diproses
lebih lanjut di Naphtha Rerun Unit, kemudianLGO (Light Gas Oil) yang
digunakan sebagai bahan ADO, lalu HGO (Heavy Gas Oil) sebagai
bahan campuran ADO, dan Long Residu yang selanjutanya akan diproses
lebih lanjut di Vacuum Unit.Gambar 3.6 menunjukkan CDU di
PT.Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
37
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
5
b.
Gambar 3.5 Crude Distillation Unit
Sumber : Pertamina, 2016
Naphtha Return Unit – 102
Unit ini berfungsi untuk memisahkan Naphtha yang dihasilkan dari
topping Unit menjadi fraksi berat dan ringan.Kapasitas unit ini adalah
9200 BPSD (60m3/jam). Pada unit ini, Naphtha diolah menjadi Gas yang
akan dibakar di flare yaitu Light Naphtha, dan Heavy Naphtha.Gambar
3.7 menunjukkan NRU di PT. Pertamina RU II Dumai.
6
Gambar 3.6 Naphtha Return Unit
Sumber : Pertamina, 2016
c.
Naphtha Hydrotreating Unit (NHDT) – 200
NHDT berfungsi untuk menurunkan kandungan Nitrogen dan
Sulfur yang merupakan inhibitor katalis, hingga konsentrasinya di dalam
Naphtha menjadi maksimum 0.5 ppm.Kapasitas unit ini adalah 10100
BPSD (70 m3/jam).Pada unit ini, Naphtha diubah menjadi Gas, Light
Rangga Mahardika-1407112758
38
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Naohtha, dan Bottom NHDT (sisa Heavy Naphtha).Gambar 3.8
menunjukkan NHDT di PT. Pertamina RU II Dumai.
7
Gambar 3.7 Naphtha Hydrotreating Unit
Sumber : Pertamina, 2016
d.
Platforming Unit – 300
Platforming Unit terdiri dari 2 (dua) seksi unit, yaitu Seksi terdiri
dari 2 (dua) seksi unit, yaitu Seksi Reactor dan Seksi Stabilizer. Pada
Seksi Reactor terjadi reaksi spesifik sesuai dengan umpan yang
dimasukkan.Umpan yang dimasukkan di Seksi ini adalah Campuran
Parafin, Naphthen, Aromatic, dan Olefin.Pada Seksi Stabilizer, Heavy
Naphtha diproses menjadi Platformat yang merupakan komponen
menjadi premium.
e.
CCR Platforming
Pada Seksi ini, Naphtha diproses menjadi Treated Naphtha
(99.53%) dan Refinery Gas.Pada Seksi Stabilizer, Treated Naphtha
diproses menjadi Reformat (62.8% volume), LPG (26% volume), dan
Refinery Gas.
2. Proses II : Hydro Cracking Complex (HCC)
Rangga Mahardika-1407112758
39
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Proses utama yang terjadi pada Proses II ini adalah perengkahan
(pemecahan) rantai hidrokarbon panjang menjadi rantai yang lebih pendek dan
ringan menggunakan gas hidrogen. Prosesnya terjadi pada unit-unit berikut:
a.
HC Unibon – 211, 212
Proses di unit ini bertujuan untuk merengkahkan rantai
hidrokarbon panjang menjadi rantai-rantai pendek dengan berat molekul
kecil. Kapasitas HC Unibon adalah 56.000 BPSD.HC Unibon terdiri dari
reaktor dan fraksinator. Proses yang terjadi di reaktor adalah proses
pemutusan hidrokarbon panjang menjadi rantai pendek. Gambar 3.9
menunjukkan HC Unibon khusus reactor section.
8
Gambar 3.8 HC Unibon Reactor Section
Sumber : Pertamina, 2016
Sementara itu di fraksinator, hidrokarbon rantai pendek yang
dihasilkan dari reaktor akan dibawa ke unit ini untuk dilakukan
pemisahan hdrokarbon menjadi berbagai macam produk. Pada unit ini,
Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) dan Heavy Cracking Gas Oil (HCGO)
diproses menjadi Light Naphtha, Light Kerosene, Heavy Kerosene, Avtur,
dan Diesel Oil.Gambar 3.10 menunjukkan HC Unibon khusus
fractinator section di PT. Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
40
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
9
Gambar 3.9 HC Unibon Fractinator Section
Sumber : Pertamina, 2016
b.
Hydrogen Plant – 701, 702
Unit ini berfungsi untuk memproduksi H2 (Hidrogen) untuk
kebutuhan
HC
Unibon.Kapasitas
unit
ini
adalah
2.000.000
Nm3/hari.Hidrogen diproduksi dengan memproses Refinery Gas dan
Amine.Gambar 3.11 menunjukkan Hydrogen Plant di PT. Pertamina RU
II Dumai
10 Gambar 3.10 Hydrogen Plant
Sumber : Pertamina, 2016
c.
Amine and LPG Recovery – 410
Rangga Mahardika-1407112758
41
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Proses yang terjadi di unit ini bertujuan untuk menghilangkan
senyawa sulfur dari gas dan LPG yang dihasilkan di unit lain untuk
mencegah teracuninya katalis di H2Plant, mencegah terjadinya korosi di
tangki LPG, dan mendapatkan produk LPG dengan kadar C3 dan C4
yang diinginkan. Kapasitas unit ini adalah 18.08 MMSCFD (gas), 2271
BPSD (cairan).
d.
Sour Water Stripper – 840
Unit ini berfungsi dalam menghilangkan polutan air buangan yang
berasal dari unit-unit lain (H2S dan Ammonia).Kapasitas unit ini adalah
10.300 BPSD, di mana air dengan kandungan polutan H2S dan Ammonia
diproses menjadi air yang mengandung lebih sedikit polutan tersebut.
e.
Nitrogen Plant – 300
Nitrogen cair dari udara ambien diproduksi di unit ini.Nitrogen cair
yang dibutuhkan untuk start up, shut down, regenerasi katalis, dan
media blanketing tangki.Kapasitas unit ini adalah 12.000 Nm3/hari.Saat
ini, unit ini sudah tidak beroperasi lagi di RU II, kebutuhan nitrogen cair
diperoleh dari kerjasama dengan pihak ketiga.
3. Proses III:Heavy Oil Complex (HOC)
Proses ketiga ini memiliki tujuan utama untuk memproses fraksi berat
hasil pengolahan di unit-unit sebelumnya yang memiliki produk khas dengan
namagreen coke yang memiliki nilai kalor tinggi. Prosesnya terjadi di unit-unit
berikut:
a.
High Vacuum Unit (HVU)– 110
Unit HVU ini berfungsi untuk memisahkan umpan yang berupa
70% long residu dari Topping Unit dan 30% residu dari CDU Sungaii
Pakning menjadi 3 fraksi berdasarkan rentang titik didihnya. Hasil
pengolahan di unit ini adalah berupa :
1. LVGO (Light Vacum Gas Oil) sebagai komponen ADO (Automotive
Diesesl Oil).
2. HCGO (High Vacum Gas Oil) sebagai umpan hydrocracker.
3. Short Residu, sebagai umpan DCU.
Rangga Mahardika-1407112758
42
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Gambar 3.12 menunjukkan High Vacuum Unit yang dimiliki oleh PT.
Pertamina RU II Dumai.
11 Gambar 3.11 High Vacuum Unit
Sumber : Pertamina, 2016
b.
Delayed Coker Unit (DCU)– 140
Unit pengolahan ini berfungsi untuk mengolah kembali Short
Residu dari HVU. Pada DCU, Short Residu diproses menjadi LPG, Gas
yang akan dibakar di flare, Naphtha, LCGO, HCGO, dan Green
Coke.Gambar 3.13 menunjukkan Delayed Coker Unit yang dimiliki oleh
PT. Pertamina RU II Dumai.
12 Gambar 3.12 Delayed Coker Unit
Sumber : Pertamina, 2016
c.
Destillate Hydro-Treating (DHDT) Unit – 220
Rangga Mahardika-1407112758
43
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Unit ini mengolah LCGO menjadi Gas, LPG, Naphtha, Light
Kerosene, dan Heavy Kerosene secara Hydrotreating Catalytic untuk
menjenuhkan material hasil cracking yang tidak stabil dan membuang
impurities seperti sulfur dan nitrogen.Gambar 3.14 menunjukkan
Destillate Hydro-Treating yang dimiliki oleh PT. Pertamina
RU II
Dumai.
13 Gambar 3.13 Destillate Hydro-Treating
Sumber : Pertamina, 2016
3.2.3 Unit-Unit Pendukung di PT.Pertamina RU II Dumai
Selain dari unit-unit proses, dalam pelaksanaan pekerjaan di PT. Pertamina
RU II Dumai juga terdapat unit-unit pendukung, yaitu :
1. Utilities
Bagian Utilities terdiri dari :
a. Eksisting
Unit ini terdiri dari PLTD dengan menggunakan 4 mesin diesel yang
berkapasitas masing-masing 3,5 MW, PLTG dengan menggunakan 2
turbin generator yang masing-masing berkapasitas 17,5 MW dan Boiler
Mitshubishi.
b. New Plant
Unit ini terdiri dari boiler yang terdiri dari 6 unit, PLTU yang
menggunakan 4 unit turbin generator yang berkapasitas 14 MW, Water
Treatment Plant (WTP) Bukit Datuk untuk menghasilkan air yang
Rangga Mahardika-1407112758
44
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
memenuhi persyaratan dengan menggunakan Boiler Feed Water (BFW),
air minum dan air proses.
2. Unit Penjernihan Air
Pengolahan air ini terutama ditujukan untuk memperoleh air umpan
boiler yang perlu pengolahan lebih lanjut di Demineralizer.Air Sungai
Rokan diolah untuk menghilangkan turbiditas, suspended solid dan
warna dari air. Untuk kebutuhan air minum dilakukan proses sterilisasi
dengan menginjeksikan desinfektan berupa Ca(OCl)2.
3. Demineralizer
Proses pelunakan adalah proses mengurangi konsentrasi – konsentrasi
ion Ca+ dan Mg+ yang menyatakan hardness dalam air. Ion-ion tersebut
bila masuk dalam boiler akan membentuk scale deposite.
4. Unit Air Pendingin
Unit ini berfungsi untuk menampung air yang akan digunakan untuk air
pendingin pada pompa dan kompresor. Disini air yang digunakan adalah
air tawar yang berasal dari WTP Bukit Datuk.Cooling Tower di new
plant berpusat di utilities circulation.Air baku dari WTP Bukit Datuk
setelah diolah lebih lanjut di WTP new refinery, maka ditampung dalam
filtered water tank 925-T-1/T-2.
5. Unit Penyedia Steam
Steam digunakan antara lain untuk membantu pemanasan fraksinasi
tower stripper dalam proses distilasi minyak bumi, sebagai penggerak
turbin, kompresor dan pompa turbin, untuk steam trace dan steam oil
juga alat pemadam kebakaran
6. Unit Penyedia Angin
Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara bertekanan untuk
kepentingan unit instrumen dan unit kilang.
7. Unit Pengadaan Listrik
Unit ini bertujuan untuk menyuplai listrik yang digunakan dalam
pengoperasian kilang (eksisting dan new plant), perumahan dan kantor.
8. Unit Penyedia Fuel Oil
Rangga Mahardika-1407112758
45
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
Fuel oil yang digunakan dalam kilang adalah Low Sulfur Wax Residue
(LSWR) yang dihasilkan dari Topping Unit.Fuel oil disuplai ke heaterheater maupun boiler.
9. Unit Pengolahan Limbah
a. Oil Separator
Oil separator digunakan untuk memisahkan minyak yang ikut terbawa
oleh air buangan dari pabrik sebelum dialirkan ke laut, sehingga
menghindari pencemaran laut.Air buangan yang masih tercampur minyak
ditampung dalam suatu bak, kemudian dipompakan ke dalam tangki
crued oil untuk diolah kembali, sehingga dengan adanya separator
kehilangan minyak dapat dikurangi.
b. Silencer
Alat ini digunakan untuk peredam suara terutama dipasang pada unit
utilities yang menimbulkan kebisingan.
c. Dispersant
Dispersant merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengikat
ceceran atau tumpahan minyak yang terjadi di perairan agar ceceran atau
tumpahan minyak tersebut melebar.
d. Cerobong asap (Stack)
Cerobong asap ini dipasang pada dapur-dapur pemanas minyak untuk
mencegah pencemaran udara.
e. Flare
Flare digunakan untuk pembakaran gas-gas sisa sebelum dibuang ke
atmosfer.
f. Drainage
Drainager yang ada di PT. Pertamina RU II Dumai, jaringannya berasal
dari unit-unit kilang dan oil separator.
g. Oil boom dan oil skimmer
Kedua alat ini digunakan untuk mengisolasi dan mengumpulkan ceceran
atau
tumpahan
minyak
di
perairan.Gambar
3.15
menunjukkan
penggunaan oil boom di PT. Pertamina RU II Dumai.
Rangga Mahardika-1407112758
46
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
14 Gambar 3.14 Oil boom
Sumber : Pertamina, 2016
10.Laboratorium
Laboratorium yang ada di PT. Pertamina RU II Dumai telah mendapat
sertifikat spesifikasi SNI 19- 17025 yang berfungsi sebagai pengontrol
spesifikasi dan kualitas dari bahan baku produk serta produk akhir yang
dihasilkan
3.3
Analisa dan Pengelolaan Limbah PT. Pertamina RU II Dumai
Selain Produk BBM dan Non BBM, terdapat hasil lain yang juga
dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai, yaitu limbah.Hal ini merupakan hasil
yang negatif dan dampak berdampak buruk bagi lingkungan. Jenis limbah yang
dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai adalah :
1. Limbah cair atau air buangan, air limbah di PT. Pertamina RU II Dumai
mayoritas berasal dari hasil limbah proses dari berbagai unit secondary
process.Untuk mengelola limbah cair tersebut PT. Pertamina
RU II
memiliki beberapa unit pengelolaan, antara lain Oil pit, New 930 ME-57
(Process Water Lift Station Pump yang dilengkapi dengan oil skimmer, bak
ekualisasi, DAF (Dissolved Air Flotation), Separator-II TPI, Surface
Aerator, bak sedimentasi, belt press, unit ultra filtration.
2. Gas Buangan, pencemaran udara pada PT. Pertamina RU II Dumai berasal
dari stack atau cerobong.Polutan yang dihasilkan dari proses pembakaran
dikeluarkan melalui stack dari unit furnance diantaranya adakah gas CO,
Rangga Mahardika-1407112758
47
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
SOx, NOX, HC dan PM.Upaya yang dikakukan PT. Pertamina RU II Dumai
adalah dengan menyediakan flare,Nash Gas Compressor, dan alat CEMS
3. Limbah B3, limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. Pertamina RU II Dumai
antara lain adalah spent catalyst, oil sludge, aki bekas, tanah terkontaminasi,
filter bekas, toner bekas, bola lampu bekas, karat besi terkontaminasi, chemical
bekas, pelumas bekas, kemasan bekas chemical dan karbon aktif bekas.
Untuk limbah B3, PT. Pertamina RU II Dumai berkerjasama dengan PPLI
(Persada Pemunahan Limbah Industri) dan pihak ketiga untuk mengolah
limbah tersebut.
3.4
Departemen HSE PT. Pertamina RU II Dumai
Departemen HSE berada di dalam kawasan ring I dimana kawasan
tersebut berada di dalam area kilang dan merupakan kawasan wajib APD.
Departemen ini bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja
serta pemeliharaan lingkungan.Gambar 3.16 menunjukkan foto kantor departemen
HSE PT.Pertamina RU II Dumai.
Gambar 3.15 Departemen HSE PT. Pertamina RU II Dumai
Sumber : Pertamina, 2016
3.4.1 Struktur Organisasi Departemen HSE
Fungsi HSE (Health Safety Environment) secara lebih spesifik terdiri dari
empat Section Head.Gambar 3.17berikut merupakan struktur organisasi HSE RU
II Dumai
Gambar 3.17 berikut merupakan struktur organisasi RU II Dumai secara umum.
Rangga Mahardika-1407112758
48
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
15 Gambar 3.17 Struktur Organisasi Fungsi HSE
Sumber : Pertamina, 2016
Fungsi HSE PT.Pertamina RU II Dumai dikepalai oleh seorang manager
yang membawahi empat bagian yaitu Safety Induction, Enviromental Section,
Fire and Insurance Section dan Occupational Health Section.Berikut adalah
tugas dari setiap bagian :
1. Safety Section
Bagian safety section mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :
a. Menerapkan
MKP
(Management
Keselamatan
Proses)
yang
berhubungan dengan operasi, pemeliharaan maupun konstruksi dan
perencanaan proyek baru.
b. Mengembangkan dan menyebarkan peraturan safety agar dapat
diterapkan setiap pekerja dan kontraktor melalui safety meeting, safety
talk, toolbox meeting, safety campaign, dan brosur.
c. Inspeksi terhadap lingkungan kerja, peralatan,keselamatan kerja,
prosedur kerja dan alat kerja di lapangan secara rutin.
d. Melakukan review dan memberikan saran terhadap izin kerja yang
berkaitan dengan risiko bahaya.
e. Penanganan Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (BKLJ) perusahaan
dan pemasangan peraturan /rambu-rambu jalan.
f. Memeriksa dan membuat izin masuk kilang bagi kendaraan dan alat
berat bagi pihak ketiga
Rangga Mahardika-1407112758
49
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
g. Mengelola penyediaan alat keselamatan kerja dan pelindung diri bagi
pekerja dan mitra kerja
h. Melakukan penyelidikan kecelakaan yang bersifat minor dan membuat
rekomendasi tindak lanjutnya untuk mencegah kejadian serupa
terulang kembali
i. Mengkoordinir penerapan CSMS (Contractor Safety Manegement
System)
j. Mengkoordinir pelaksanaan kampanye nasional K3 (bulan K3) setiap
tahun, melibatkan seluruh pekerja dan kontraktor
k. Bersama section lain, melakukan Analisa Bahaya Proses (ABP) dan
penakaran
risiko bahaya menggunakan Risk Assessment Matrix
(RAM)
l. Mengkoordinir pelaksanaan Pre Start up Safety Review (PSSR)
m. Merencanakan
kurikulum
dan
silabus
serta
mengkoordinir
pelaksanaan pelatihan aspek safety untuk pekerja dan mitra kerja
n. Melakukan internal audit terhadap implementasi MKP serta membuat
laporan kejadian kecelakaan.
2. Enviromental Section
Bagian enviromental section mempunyai tugas antara lain sebagai
berikut :
a. Menerapkan system ISO SML 14001 dan program PROPER
b. Inventarisasi bahan kimia berbahaya dan beracun (B3)
c. Penanggulangan tumpahan minyak dan pencemaran B3
d. Pengawasan kebersihan
lingkungan tempat kerja dan pelestarian
lingkungan dengan menggalakkan penghijauan
e. Mengawasi pembuangan/ pemusnahan Oil Sludge dan limbah B3
f. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan, udara dan
darat
g. Pembuatan/penyusunan laporan untuk studi AMDAL
h. Peningkatan Awareness Enviromental
Rangga Mahardika-1407112758
50
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
3. Occupational Health Section
Bagian Occupational health section
mempunyai tugas antara lain
sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengevaluasi, dari potensial hazard meliputi faktorfaktor fisik, kimiawi, biologi, ergonomi dan ventilasi
b. Penyuluhan sanitasi hygiene lingkungan kerja
c. Menyediakan dan mengawasi pemanfaatan fasilitas PPPK diseluruh
unit-unit kerja yang berisiko kecelakaan.
d. Inspeksi, instalasi alat penanggulangan, dan alat proteksi gangguan dan
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan kerja asset
OH
e. Inspeksi Aspek Occupational Health
f. Melaksanakan koordinasi, evaluasi analisa penggunaan/ data paparan
zat/ sinar radioaktif.
g. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
4. Fire & Insurance Section
Bagian Fire and insurance mempunyai tugas antara lain sebagai
berikut :
a. Mempersiapkan personil yang siap pakai dan menyediakan perlatam
pemadam dalam jumlah yang cukup
b. Melakukan pemeliharaan rutin dan berkala untuk menjamin peralatan
pemadam yang siap pakai
c. Mengembangkan, memperbaharui prosedur pengoperasian, pengujian
dan pemeliharaan sarana pemadam kebakaran
d. Melakukan pengawasan/standby pada pekerjaan panas/las
e. Perencanaan dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
f. Melakukan pemeriksaan rutin (Fire Patrol), sarana pemadaman
kebakaran Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
g. Fire drill bagi pekerja dan mitra kerja
h. Melakukan penyelidikan secara seksama unyuk mencari sebab-sebab
terjadinya kecelekaan dan kebakaran
Rangga Mahardika-1407112758
51
Laporan Kerja Praktek
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
i. Bekerja sama dengan operasi dalam menjamin pelaksanaan operasi
yang aman
j. Membuat prosedur tetap (PROTAP) penganggulangan keadaan darurat
k. Pelaksanaan emergency drill.
Rangga Mahardika-1407112758
52