Sejarah Dan Perkembangan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara (1982-2005) Chapter III VI

BAB III
STRUKTURAL MUSEUM NEGERI PROPINSI SUMATERA UTARA
1982-2005

Penamaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sering disebut
sebagai Gedung Arca. Penamaan ini bermula ketika awal mula koleksi di
museum ini merupakan dua buah Arca Makara (halaman 90) yang dibawa
oleh arkeolog nasional dari Padang Lawas, tepatnya di depan Candi Bahal.
Penelitian memprediksi bahwa Makara ini adalah peninggalan zaman HinduBuddha yang usianya lebih dari 3.000 tahun. Makara ini juga menjadi bukti
penyebaran Hindu Buddha di Sumatera Utara pada zaman dahulu. Karena
koleksi yang pertama tersebut adalah berupa Arca, maka masyarakat Sumatera
Utara lebih mengenal museum ini dengan nama Gedung Arca. 29 Barulah
kemudian pada tanggal 19 April 1982 berubah menjadi Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Daoed Joesoef.

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu
institusi yang ada di Indonesia khususnya di Sumatera Utara tidak hanya
berfungsi sebagai tempat mengumpulkan, merawat, dan melestarikan bendabenda budaya, namun lebih dari itu Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
                                                            
29


Wawancara dengan Martina Silaban S.H tanggal 09 Mei 2016 di Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara.

25

Universitas Sumatera Utara

menjadi tempat tujuan wisata dan tempat pembelajaran yang menarik
perhatian pengunjung. Oleh karena itu museum dalam menyajikan koleksi
harus mampu memadukakan antara unsur edukatif kedalam suasana yang
rekreatif atau sebaliknya.

Setelah peresmian Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara mampu
merubah citra masyarakat terhadap museum yang selama ini mempunyai
kesan sebagai gudang-gudang barang antik, gelap, menjadi museum dengan
tampilan yang menarik bagi pengunjung. Sebagai institusi pelayanan
masyarakat yang bersifat edukatif, Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
berguna bagi kepentingan pendidikan, sedangkan bersifat rekreatif museum
menjadi bagian dari industri pariwisata. Dalam hal ini pemahaman tentang

keberadaan museum secara umum perlu diketahui, sebab tata cara
pengelolaan mendasar yang dilakukan oleh pihak museum haruslah seseuai
dengan kebutuhan pemerintah maupun masyarakat.30

3.1 Lokasi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini terletak sekitar 4
kilometer disebelah barat pusat kota Medan atau tepatnya berada
dipersimpangan jalan Gedung Arca, bersebelahan dengan kampus Institiut
Teknologi Medan (ITM) di jalan H.M Joni no. 51. Jarak dari Bandara Polonia
                                                            
30

Wawancara dengan K. Sebayang di Taman Budaya pada tanggal 02 Mei 2016

26

Universitas Sumatera Utara

sekitar 3 kilometer dan dari perabuhan laut Belawan sekitar 25 kilometer.
Sedangkan dari kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 kilometer. Lokasi

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sangat strategis dan tidak jauh dari
pusat kota Medan, sehingga memudahkan orang untuk mengunjunginya.
Areal Museum ini cukup luas sehingga memungkinkan untuk
memenuhi keinginan rencana dimasa yang akan datang, seperti pembangunan
ruangan perpustakaan yang terpisah dari ruangan kerja administrasi, dan
lapangan parkir yang lebih memadai. Luas tanah merupakan hal yang pokok
bagi sebuah Museum, dimana perlu adanya halaman, taman yang ditanami
dengan tumbuh-tumbuhan seperti pohon dan bunga yang mampu memberikan
keindahan dan kenyamanan dan kemegahan gedung tersebut. (Lampiran 2)

3.2 Visi dan Misi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Dalam menjalankan roda organisasi dan tata kerja, sebuah lembaga
seyogianya memiliki pedoman yang bersifat tetap untuk menjadikan acuan
terhadap

setiap

perkembangan

yang


dijalankan.

Pedoman

tersebut

dikonversikan menjadi suatu tatanan lembaga berupa visi dan misi. Visi
merupakan tujuan bersama, cita–cita atau harapan yang diemban untuk
mewujudkan di masa yang akan datang. Sedangkan misi merupakan upaya,
usaha, atau cara-cara yang dipergunakan di dalam mewujudkan impian
bersama (visi) dengan tidak melupakan peraturan–peraturan atau prinsip–

27

Universitas Sumatera Utara

prinsip yang berlaku. Misi merupakan berupa cara yang dilakukan gambaran
masa depan (misi). Misi berkaitan penuh dengan langkah-langkah dan strategi
untuk mencapai visi. Penyusunan Visi dan Misi ini dilakukan oleh kebijakan

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara atas dasar kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara.
Sejak awal diresmikannya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara tahun
1982 sampai proses perjalanan museum ini mempunyai visi dan misi sebagai
berikut:


Visi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara:
Terwujudnya museum sebagai pusat studi dan pengembangan
kebudayaan yang dinamis kreatif serta andalan pariwisata daerah.



Misi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
1. Mengoptimalkan tugas dan fungsi museum.
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional.
3. Membina kerja sama antar berbagai kelompok/kalangan guna
meningkatkan performasi budaya bangsa.31

3.3 Struktur Organisasi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Beberapa kesimpulan menurut para ahli tentang kepemimpinan di
Museum adalah perlu dikemukakan bahwa peranan seorang pemimpin sangat
                                                            
31

Buku Petunjuk Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan,
hlm. 6.

28

Universitas Sumatera Utara

menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi. Peranan itu
yang terpenting antara lain :
1. Menciptakan suatu iklim kerja dan lingkungan yang menyenangkan bagi
seumua anggota organisasi untuk bekerja.
2. Memlihara hubungan kerja yang serasi kedalam maupun keluar.
3. Pendayagunaan sumber-sumber daya dan dana yang biasanya selalu dalam
keadaan terbatas bahkan kadang0kadang jauh dari kata mencukupi.

4. Penemuan cara-cara pemberian rangsangan (motivasi) moril dan materil
selayaknya sesuai kemampuan yang ada.
5. Pemantapan pelaksanaan fungsi-fungsi menejemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan tersebut.32
Struktur organisasi di Museum Negeri Propisnsi Sumatera Utara
terlaksana berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia nomor 001/1/1981 tanggal 09 Januari 1991 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Museum Propinsi. Jabatan stuktural dipegang oleh kepala museum
dan kepala subbagian tata usaha, ditambah dengan jabatan fungsional.
Susunan organisasi terdiri dari kepada museum dibantu oleh kepala
subbagian tata usaha, kepala seksi koleksi, kepala seksi bimbingan dan
edukasi, kepala seksi konservasi dan preparasi serta tenaga fungsional.

                                                            
32

Moh. Amir Sutaraga, Seminar Pengolahan dan Pendayagunaan Museum di
Indonesia, Proyek Pembinaan Permuseuman, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Museum, Jakarta, 1976/1977, hlm. 124.


29

Universitas Sumatera Utara

Struktur organisasi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dibagi menjadi
dua kelompok besar yang dipimpin oleh seorang kepala museum.
Kedua kelompok besar tersebut adalah :
1. Bidang Fungsional, memiliki tiga kelompok kegiatan :
 Koordinator Bidang Koleksi
 Koordinator Bidang Konstruksi dan Preparasi
 Koordinator

Bidang

Bimbingan,

pendidikan

dan


kebudayaan.
2. Bidang Tata Usaha, Memiliki lima kelompok kegiatan :
 Bidang rumah tangga dan urusan dalam, meliputi satpam,
ruang koleksi dan tata usaha
 Bidang personalia / kepegawaian
 Bidang keuangan
 Bidang dokumentasi koleksi
 Bidang perpustakaan.33 (Lampiran 1)
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang
Kepala Museum yang berperan dan bertanggungjawab kepada Unit Pelaksana
Tugas Dinas Kebudayaan dan pariwisata Propinsi Sumatera Utara atas
keberlangsungan perkembangan museum. Sejak peresmian bangunan pada
tahun 1982, Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kabid
                                                            
33

Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumtera
Utara tanggal 29 Maret 2016.

30


Universitas Sumatera Utara

Muskala Kanwil Depdikbud yaitu E.K. Siahaan. Periode beliau berlangsung
pada tahun 1982 sampai tahun 1987 diganti oleh Maruhitna Marpaung pada
tahun 1987 sampai tahun 1990 lalu diangkat dan ditetapkan oleh Kakanwil
Depdikbud Propinsi Sumatera Utara. Pada tahun 1990-1999 tongkat etafet
kepala Museum berikutnya dipegang oleh Suruhun Purba setelah dimana
masa jabatannya telah berakhir. Selanjutnya dipimpin oleh Sri Hartini 1999
sampai sekarang. 34 Batas waktu kepempimpinan Museum Negeri Propinsi
Negeri Propinsi Sumatera Utara berdasarkan kebijakan Dinas Pemerintahan
Propinsi Sumatera Utara.
Sedari Awal berdirinya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
tahun 1982 semula hanya 10 orang dimana bagian tersebut hanya pengurus
inti. Hingga pada tahun 2005 jumlah ketenagaan dalam pengelolaan Museum
Negeri Propinsi Sumatera Utara tercatat sebanyak 64 orang terdiri dari :
Golongan IV :

1 orang


Golongan III :

37 orang

Golongan II

:

24 orang

Golongan I

:

2 orang.35

                                                            
34
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 11 April 2016.
35
Wawancara dengan Suryadi di Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara pada
tanggal 25 april 2016.

31

Universitas Sumatera Utara

3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dikelola oleh pemerintah
Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara
No. 06-01-442/Tahun 2002, Tugas Pokok Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara:
Pembinaan dan Pengembangan serta peningkatan kapasitas Museum
Negeri. Untuk Penyelenggaraan tugas pokok tersebut, Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara Mempunyai fungsi:
a. Melakukan penyusunan dan penyempurnaan standart pelaksanaan
pembinaan, pengelolaan dan kerja sama pengembangan kapasitas
Museum Negeri.
b. Perencanaan

dan

pelaksanaan

pembinaan,

pengelolaan

dan

pengembangan kapasitas museum negeri sesuai ketentuan dan
standart yang ditetapkan.
c. Penyelenggaraan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak
dalam pengembangan kapasitas museum negeri sesuai dengan
standart yang ditetapkan.36

                                                            
36

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan, hlm. 6-7.

32

Universitas Sumatera Utara

3.5 Sarana dan Prasarana Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Berbicara mengenai sarana dan prasarana museum, tidak mungkin
terlepas dari masalah sistem permuseuman maupun pengelolaannya, karena
sarana dan prasarana museum merupakan faktor penunjang untuk tercapainya
tujuan

penyelenggaraan

museum.

Untuk

mendapatkan

suatu

sistem

mengelolaan dan pendayagunaan museum secara tepat, perlu terlebih dahulu
kiranya ditinjau tentang tujuan penyelenggaraan museum dan kondisi
permuseum di Indonesia dewasa ini.
Sarana dan prasarana museum adalah unsur-unsur yang merupakan
persyaratan untuk berdiri dan terselenggaranya museum secara sempurna.
Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah tahun 2000, sesuai dengan
Undang-Undang No. 22 tahun 1999. Status Museum Negeri Propinsi
diserahkan menjadi kewenangan daerah (Propinsi). Pengelolaan Sumber
pendanaan dan Sumber Daya Manusia (SDA) Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksana Tugas Dinas Kebudayaan dan
pariwisata Propisnsi Sumatera Utara sebagai berikut :
3.5.1 Sumber Daya Manusia
Sesuai dengan tugas dan fungsi museum, maka museum sangat
memerlukan tenaga kerja yang terdiri dari tenaga ahli, berbagai tingkat
pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai jenis jabatan dan

33

Universitas Sumatera Utara

pekerjaan di museum. Tidaklah benar jika dikatakan bahwa museum hanyalah
bidangnya orang-orang yang mempunyai dasar pendidikan ilmu sosial saja,
sebab museum memerlukakan tenaga dari berbagai ilmu pengetahuan.
Sumber Daya Manusia Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
semula berdasarkan jumlah kebutuhan yang dilakukan oleh pengelola
Museum Negeri Popinsi Sumatera Utara untuk menempati posisi/jabatan
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Perolehan sumber daya manusia Museum
Negeri Propinsi Sumatera Utara berasal dari kebutuhan ketenagakerjaan
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara.

3.5.2 Sumber Pendanaan :
Sumber pendanaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
dibebankan terhadap APBN dan APBD Tingkat I Propinsi Sumatera Utara.
Disamping itu, dana pemeliaharaan juga diperoleh dari tiket masuk museum
yang dikenakan bagi pengunjung. Tarif masuk museum sampai tahun 2005
diperincikan sebagai berikut:
Pada tahun 1982 sampai tahun 1999 yakni :
a. Tarif umum perseorangan, antara lain :


Dewasa Rp. 250,- /Orang



Anak sekolah Rp. 100,- /Orang

b. Tarif umum rombongan, antara lain :

34

Universitas Sumatera Utara



Dewasa Rp. 150,- /orang



Anak Sekolah Rp. 50, /orang

Pada tahun 1999 sampai tahun 2005 yakni :
a. Tarif umum perseorangan, antara lain :


Dewasa Rp. 750,- /orang



Anak sekolah Rp. 250,- /orang.

b. Tarif Umum Rombongan, antara lain :


Dewasa Rp. 250,- /orang



Anak sekolah 100,- /orang.37
Perubahan tarif masuk pengunjung tersebut dilakukan atas inisiatif

pihak pengelola Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara atas dasar
meningkatnya kuantitas pengunjung mancanegara ke Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara. Didasari perihal tersebut, ditentapkanlah tarif biaya
masuk baru guna memaksimalkan kebutuhan perawatan museum dari sisi
kebersiahan maupun kelestarian areal museum.

                                                            
37

Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 11 Meret 2016.

35

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PERKEMBANGAN MUSEUM NEGERI PROPINSI SUMATERA
UTARA (1982–2005)
Perkembangan Museum Negeri Sumatera Utara terlihat dari
antusiasme masyarakat umum, wisatawan mancanegera, wisatawan lokal dan
sekelompok anak berseragam sekolah yang tidak pernah absen di setiap
ruangan pameran Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara. Museum Negeri
Sumatera Utara dewasa ini mulai dipadati pengunjung. Terutama pada jumat,
dan sabtu. Di ruang lobby, patung pengantin beserta ornamen-ornamenya dari
suku-suku utama di Sumatera Utara seperti Melayu, Batak Toba, Karo,
Simalungun, Angkola, Mandailing, Pak-Pak, dan Nias memancing minat
pengunjung untuk semakin melangkahkan kaki menelusuri setiap ruang
koleksi. Hanya beberapa puluh langkah dari ruang lobby, hasil budaya masa
pra sejarah seperti kulit kerang dan alat batu yang terkenal dengan nama
"Sumatralith" yang ditemukan di Kabupaten Langkat.
Sejak diresmikan Bangnunan Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara pada 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu, Daoed
Yosoef,

hingga

tahun

2005

Museum

Sumatera

Utara

mengalami

perkembangan Museum meliputi perkembangan bangunan/fisik, pengelolaan,
pengunjung, fasilitas museum, koleksi yang tercatat memiliki kemajuan
koleksi benda-benda bersejarah yang terbagi menjadi 10 jenis, yakni koleksi
geologika, berupa koleksi jenis batuan, benda-benda bentukan alam serta

36

Universitas Sumatera Utara

aneka mineral batuan. Kemudian ada pula koleksi biologika, koleksi
etnografika yang menggambarkan identitas etnis di Sumatera Utara.
Koleksi lainnya yang menarik perhatian pengunjung adalah koleksi
arkeologika, benda-benda hasil peninggalan budaya masa pra sejarah sampai
masuknya pengaruh budaya barat. Koleksi arkeologika yang terkenal di
museum ini di antaranya, Piringsapa serta Pustaha Lak-lak peninggalan
budaya Batak Toba. Selebihnya ada koleksi historika, numismatika,
filologika, keramologika, seni rupa dan yang berteknologika.38
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini juga pernah menerima
hibah koleksi benda-benda bernilai seni sebanyak 16 koleksi pada tahun 1999.
Temuan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Desa Lobu Tua,
Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah berupa 7 keramik Cina
buatan abad 10 Masehi yang dihibahkan menambah banyak koleksi museum.
Perkembangan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini juga erat
kaitannya dengan tindak/upaya museum dalam mengeksplorasi museum
untuk meningkatkan daya tarik masyarakat untuk mengunjungi museum.

4.1 Bangunan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara 1982 – 2005
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara mengadakan pembangunan
berdasarkan fungsi suatu bangunan. Bangunan museum berdiri di atas lahan
                                                            
38

Wawancara dengan Marseria Sebayang S.Pd di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara tanggal 04 April 2016.

37

Universitas Sumatera Utara

10.468 m2 yang terdiri dari bangunan induk dua lantai dan bangunan non
induk yang berada dikawasan bangunan inti yang dipergunakan untuk
menunjang kebutuhan bangunan utama yaitu, bangunan mess, bangunan
darma wanita, bangunan pos satpam, banugnan tiket agen pos, bangunan
mushola, bangunan toilet. 39 Selain bangunan gedung museum ada juga
bangunan pendukung lainnya. (tabel 2)
Bangunan utama Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara yang
berlantai dua ini (lihat gambar hal. 75) terbagi atas ruangan-ruangan yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda–benda yang sesuai dengan
nama ruangan tersebut, antara lain :
1.

Ruang Tata Pemeran Tetap dibangun pada tahun 1982 sampai tahun 2005
belum ada perubahaan. Ruangan untuk menyampaikan informasi sejarah
budaya Sumatera Utara dilakukan melalui tata pameran tetap. Dari
sejumlah koleksi yang dimiliki Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
tidak seluruhnya dapat disajikan dalam pameran tetap. Sesuai dengan
kapasitas tempat dan ruang yang tersedia, koleksi yang ditampilkan
berkisar 30 persen, selebihnya tersimpan dalam ruang storage (gudang
kecil). Koleksi ditata berdasarkan alur cerita yang bekesinambungan.

                                                            
39

Buku Petunjuk Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan,
hlm. 5.

38

Universitas Sumatera Utara

2.

Lobby dibangun pada tahun 1982 sampai tahun 2005 belum ada
perubahan. Diruangan ini dipamerkan lukisan pengantin suku Melayu,
Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola / Mandailing, Pak Pak dan Nias
beserta ornamen-ornamennya kemudian ditampilkan juga gamber evolusi
manusia dan hasil budaya masa prasejarah berupa kulit kerang dan alat
batu yang terkenal dengan nama “sumatralith” ditemukan didaerah
Kabupaten Langkat, duplikat fosil Pitecantropus Erectus yang ditemukan
di situs Sangira, Jawa Timur. Situs Sangiran ini terkenal di dunia bahkan
sudah menjadi warisan dunia. Selain itu lukisan bangunan rumah
tradisional di Sumatera Utara dan berbagai jenis batuan.

3.

Ruang Lantai I Barat dibangun 1982, direnovasi pada tahun 2005.
Ditampilkan koleksi jenis biologika berupa jenis kayu, beberapa binatang,
tulang gajah, koleksi lainnya berupa patung Hindu-Budha yang terbuat
dari perunggu dan batu. Diantaranya yang ditemukan di situs Kota Cina
(Labuhan, Medan) dan percandian padang lawas, Tapanuli Selatan.
Koleksi lainnya berupa keramik berasal dari abad sebelas yang berasal
dari situs Kota Cina, Labuhan, Medan. Mata Uang (Numismatik), Naskah
Kuno (Pustaka Lak-lak dan naskah Melayu), perhiasan, penginapan,
pakaian pengantin dan miniatur rumah adat.

4.

Ruang Lantai I Timur dibangun pada tahun 1982, dilakukan renovasi
pada tahun 2005. Ditampilkan koleksi sejarah perkebunan Sumatera
Timur, foto-foto dan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah

39

Universitas Sumatera Utara

perjuangan melawan penjajah Belanda, benda-benda pers dan film serta
lukisan gubernur Sumatera Utara mulai awal hingga sekarang.
5.

Taman Purbakala dibangun pada tahun 1982 dan telah direnovasi pada
tahun 2003. Taman purbakala ini letaknya didalam gedung museum. Di
taman ini terdapat beberapa koleksi berupa artefak candi antara lain
Makara (merupakan koleksi pertama di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara), beberapa buah prasasti terbuat dari batu yang ditemukan
di daerah percandian Padang Lawas, Tapanuli Selatan, lapik arca, bagian
kemuncak, beberapa buah arca singa arca kepala buaya. Selain itu
terdapat beberapa koleksi batu dari nias berupa osa osa yang terbuat dari
batu, patung manusia laki-laki dan perempuan yang juga terbuat dari batu.
Koleksi lainnya, beberapa nisan batu yang berasal dari makam kuno di
Barus.

6.

Ruang Lantai II Barat dibangun pada tahun 1982 belum ada perubahan
sampai tahun 2005. Ditampilkan benda-benda etnografi berupa peralatan
rumah tangga tradisional, alat perdagangan masa lalu, transportasi, pandai
besi serta perlengkapan daur hidup mulai dari melahirkan sampai
kematian. Dilantai ini terdapat ruangan khusus untuk yang menyajikan
koleksi dari Thailand.

7.

Ruang Lantai II Timur dibangun pada tahun 1982, belum ada perubahan
sampai tahun 2005. ditampilkan berbagai koleksi hasil kerajinan seperti
tembikar, anyaman, tenun. Terdapat juga alat musik tradisional, seni

40

Universitas Sumatera Utara

pertunjukan berupa topeng (di Karo disebut Gundala-gundala, di
Simalungun

disebut

Hoda-hoda),

patung

sigale-gale,

permainan

tradisional, religi dan agama.
Bangunan dan ruangan yang berada dalam kawasan Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara merupakan sarana yang perlu dikembangkan sesuai
dengan fungsi dan tugas sebuah museum, maka diadakan tata bangunan yang
artinya mampu menunjang kemudahan–kemudahan bagi pengelolanya dan
melaksanakan tugas-tugas serta kepentingan bagi pengunjung.
4.2 Pengelolaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Pengelolaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara meliputi
kegiatan internal museum baik perawatan koleksi dan hubungan kerja sama
dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Melakukan urusan perpustakaan
dan dokumentasi ilmiah. Publikasi penelitian koleksi, melakukan bimbingan
edukatif kultural, serta melakukan urusan tata usaha.40
Makna koleksi bagi pengelola museum akan berbeda dengan makna
koleksi bagi pengunjung. Bagi pengelola museum koleksi adalah unsur dari
suatu gagasan atau kisah yang dikomunikasikan terhadap pengunjung. Selain
itu, koleksi juga mempunyai suatu nilai, oleh karena itu, bagi pengelola
museum, selain pemahaman fungsi museum, sangat perlu pula pemahaman
                                                            
40
Buku Petunjuk Museum Sumatera Utara, Departemen Pendidikan dan Kebudayan
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Sumatera Utara, 1984,
Medan, hlm. 14.

41

Universitas Sumatera Utara

terhadap koleksi. 41 Jika ditarik kesimpulan terlihat jelas bahwa makna dari
suatu koleksi yang ada dalam museum tidak akan tampil dengan sendirinya
dan medapat pemahaman dari pengunjung, tetapi diperlukan petugas
pengelola museum yang mengerti berbagai pemahaman koleksi museum dan
menjelaskan kepada pengunjung. Membangun museum bukan hanya sebatas
pada bangunan gedung, peralatan, dan koleksinya saja, tetapi pelestarian
koleksi museum menjadi suatu bagian kompleks kegiatannya yang
memerlukan keahlian, keterampilan dan ketekunan sesuai dengan ilmu dan
prinsip konservasi.
Sejak diresmikan tahun 1982 hingga tahun 1999, pengelolaan Museum
Negeri Propinsi Sumatera Utara merupakan Unit Pelaksanaan teknis yang
dikelola dibawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah dilakukannya otonomi daerah pada
tahun

2000,

pengelolaan

museum

diserahkan

Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara sebagai Unit

sepenuhnya

kepada

Pelaksanaan Teknis

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara.42

                                                            
41
Bambang Sumadio, Bunga Rampai Permuseuman, Jakasrta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Permuseuman,
1996/1997, hlm. 17.
42
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 5 April 2016.

42

Universitas Sumatera Utara

4.3 Pengunjung Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Pengunjung Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara terdiri dari
berbagai tingkat pendidikan, umur, tujuan dan kebangsaan. Sebagai objek
wisata dan objek pendidikan, Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
dikunjungi oleh masyarakat lokal dan masyarakat mancanegara.
Jumlah pengunjung museum yang terus bertambah, menurut Sri
Hartini43 merupakan cerminan masyarakat yang ingin mengetahui peradaban
masa lampau semakin banyak. Terhitung mulai dari peresmian museum tahun
1982 telah adanya pengunjung. Pada tahun 2003 jumlah pengunjung 73.032,
tahun 2004 naik menjadi 80.070, tahun 2005 pengunjung sebanyak 81.031
dan tahun ini hingga bulan Juli sebanyak 34.074 pengunjung. Diproyeksikan
tahun berikutnya pengunjung museum sebanyak 90 ribuan.
Untuk mencapai terget 90 ribuan pengunjung itu, pada tahun 2003
museum dilengkapi fasilitas animasi dan layar sentuh. Teknologi animasi
ternyata memancing minat anak-anak berkunjung ke museum. Selain itu 1
unit big screen disiapkan bagi pengunjung lanjut usia yang kesuliatan naik
turun tangga ke ruang koleksi dilantai I dan II, cukup melihat di layar lebar
dengan teknologi touch screen, seluruh ruangan museum sudah bisa
dikunjungi.44
                                                            
43

Sri Hartini adalah Kepala Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara 2000-

sekarang.
44

Tempo, tanggal 01 September 2006.

43

Universitas Sumatera Utara

Secara umum jumlah pengunjung Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara berangsur meningkat dari tahun 1991 ke tahun 1997 dan terjadi
penurunan kembali pada tahun 1997. Sedangkan pada tahun 1998 sampai
tahun 2002 menurun disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat di Indonesia
belum stabil. Kondisi pemerintahan yang berlangsung membaik, peningkatan
pengunjung mulai terlihat kembali pada tahun 2003 sampai tahun 2005.
persentase paling besar adalah dari kalangan siswa, sedangkan wisman dan
wisnu persentasenya relatif kecil. Melihat data tersebut maka bisa diambil
pernyataan bahwa kunjungan ke Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
mengalami proses naik turun bisa dimaknai sebagai sebuah kondisi
masyarakat belum memberikan respon positif. Sama halnya pengunjungan
mancanegara mengalami naik turunnya kunjungan ke Meseum Negeri
Propinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun. (Tabel 4)
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara terbuka setiap hari untuk
umum termasuk hari minggu. Kecuali hari senin tidak menerima pengunjung
dan hari besar tutup. Hal disebabkan karena hari sabtu dan minggu museum
melakukan aktivitas seperti hari-hari biasa. Sedangkan hari senin tidak
menerima pengunjung karena digantikan hari sabtu dan minggu museum
menerima menerima pengunjung (Tabel 3). Jika ingin berkunjung,
pengunjung terlebih dahulu membeli tiket. Setelah membeli tiket, pengunjung
akan masuk ke ruang informasi yang didalamnya terdapat komputer pintar
berisikan data isi museum dan peta atau katalog benda-benda yang dipajang di

44

Universitas Sumatera Utara

museum. Jika pengunjung tidak berkeliling ke dalam museum, cukup melalui
komputer pintar ini saja sudah dapat diketahui secara rinci dan menyeluruh
bagian isi museum yang terdiri dari 6.780 koleksi yang meliputi kategori
replika, hewan sumatera, fosil, manusia purba, diorama kehidupan prasejarah
dan perkakas prasejarah.

4.4 Fasilitas Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Mirip fasilitas di bioskop, fasilitas layar lebar di Museum Sumatera
Utara itu pun ada dalam sebuah ruangan, dengan kursi yang disusun berjajar.
Pengunjung bisa memilih 10 menu pilihan dari jenis koleksi museum
dilengkapi dengan hikayat dari negeri asal koleksi. Tinggal minta operator
untuk memutar menu pilihan.Teknologi masuk museum, begitu pengunjung
menyebutnya.
Fasilitas ruangan penunjang yang ada di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara antara lain :
1. Ruang Perpustakaan (1982)
2. Ruang Audiovisual / ruang ceramah / ruang bimbingan (1982)
3. Ruang Pameran Temporer (1982)
4. Ruang Mikro film (2003)
5. Ruang Laboratorium (1982)
6. Konservasi Koleksi (1982)
7. Tempat Parkir (1982)

45

Universitas Sumatera Utara

8. Tempat Pejalan Disabilitas (2000)
9. Mess (1982)
10. Pos Satpam (1982)
11. Toilet (1982)
12. Tempat Penjualan Souvenir (1982)
13. Taman (1982)
14. Cafetaria (1982).45.
Dengan mengunjungi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
banyak pelajaran dan manfaat yang diperoleh antara lain menggali kultur
budaya Sumatera Utara yang multikultural seperti rumah adat dan pakaian
tradisional dari Melayu, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pak-Pak dan
Nias. Bukan itu saja, pengunjung dapat melihat-lihat keseluruhan isi museum
yang terdiri dari dua lantai. Selain ruang pameran terdapat pula perpustakaan
dan ruang kerja pegawai museum.
4.5 Koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Koleksi adalah inti kehidupan museum. Tanpa adanya koleksi akan
Koleksi adalah sekumpulan benda-benda bukti material manusia dan
lingkungannya yang berkaitan dengan satu atau berbagai bidang atau cabang
ilmu pengetahuan. Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara diresmikan pada
                                                            
45

Buku petunjuk Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan,
hlm. 18.

46

Universitas Sumatera Utara

tanggal 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan DR. Daoed
Toesoef, namun peletakan koleksi pertama dilakukan oleh Presiden Republik
Indonesia Pertama Ir. Soekarno tahun 1954, berupa Arca Makara. Makara
adalah patung batu yang bentuknya seperti perpaduan kepala binatang, air dan
gajah, ditengah mulutnya terdapat relief manusia berdiri. koleksi pertama di
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini adalah dua buah Arca Makara.
Arca Makara ini dibawa dari Padang Lawas, tepatnya di depan Candi Bahal.
Peneliti memprediksi bahwa Makara ini adalah peninggalan zaman Hindu
Buddha yang usianya lebih dari 3.000 tahun. Makara ini juga menjadi bukti
penyebaran Hindu Buddha di Sumatera Utara pada zaman dahulu. Pada posisi
sebenarnya, Makara terdapat dalam banguna suci (candi) diletakkan di kiri
dan kanan pintu masuk candi, yang menurut kepercayaan berfungsi sebagai
penolak bala.

Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi
Sumatera Utara dikategorikan sebagai museum umum karena museum
memiliki berbagai jenis koleksi. Sebagian besar koleksinya berasal dari
daerah Sumatera Utara berupa benda–benda peninggalan sejarah budaya
mulai dari masa prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga
sejarah perjuangan masa kini. Sebagian lainnya berasal dari beberapa daerah
lain di Indonesia dan dari negara lain seperti Thailand. Hingga tahun 2005
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menyimpan kurang lebih 6.780

47

Universitas Sumatera Utara

koleksi46. Berikut akan diuraikan jenis koleksi yang ada di Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara.
1. Geologika / Geografika :
Koleksi geologika, berupa jenis batuan, mineral, benda – benda bentukan
alam dan peta.
2. Biologika :
Koleksi jenis biologika, berupa tengkorak atau rangka manusia, tumbuh –
tumbuhan, binatang dan jenis kayu.
3. Etnografika :
Koleksi etografika, berupa hasil budaya atau yang menggambarkan
identitas suatu etnis. Diantaranya berupa pakaian adat, alat perlengkapan
hidup sehari – hari berupa peralatan rumah tangga seperti kepuk (tempat
penyimpanan pakaian), kitang (tempat air), ingan tambar (tempat obat),
kukuran kelapa dan sebagainya. Koleksi lainnya berupa alat–alat
perlengkapan, baik yang berhubungan dengan kehidupan, kematian dan
kepercayaan (religi). Museum ini terkenal memiliki keanekaragaman
koleksi benda budaya dari berbagai etnik di Sumatera Utara.
4. Arkeologika :
                                                            
46

Wawancara Dengan Murseria Sebayang
Sumatera Utara pada tanggal 13 April 2016.

S.Pd Di Museum Negeri Propinsi

48

Universitas Sumatera Utara

Koleksi Arkeologika, berupa hasil budaya masa lampau yang menjadi
objek penelitian Arkeologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil
peninggalan budaya sejak masa prasejarah sampai masuknya pengaruh
budaya barat, seperti peralatan hidup manusia berupa tulang, kapak batu,
cangkang kerang, patung Hindu-Budha , prasasti dengan tulisan kuno,
nisan – nisan kuno dan sebagainya.
5. Historika :
Koleksi yang mempunyai “nilai sejarah” dan menjadi objek penelitian
sejarah meliputi kurun waktu sejak masuknya budaya barat hingga
sekarang. Koleksi berupa benda-benda foto serta dokumen yang
berhubungan

dengan

sejarah

baik

sejarah

perkebunan,

sejarah

mempertahankan perjuangan dan perjuangan melawan penjajah, pers dan
film.
6. Numismatika :
Koleksi mumismatika berupa mata uang atau alat tukar lainnya yang
pernah beredar di indonesia sejak masa portugis, VOC, Inggris, Hindia,
Belanda, Jepang, masa perjuangan Republik Indonesia dan masa
pembangunan Republik Indonesia.
7. Filologika :

49

Universitas Sumatera Utara

Koleksi filologika berupa naskah kuno, terdiri dari naskah pustaka lak–lak
(naskah Batak) dan naskah Melayu yang ditulis dengan tangan.
8. Keramologika :
Koleksi keramik, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing yang
ditemukan di beberapa situs di Sumatera Utara seperti situs di Kota Cina,
situs candi Sipamutung (Tapanuli Selatan), dan keramik asing lainnya dari
China, Thailand, Belanda dan Jepang.
9. Seni Rupa :
Koleksi seni rupa diekspresikan melalui dua atau tiga dimensi berupa
lukisan.
10. Teknologi :
Koleksi teknologi yang menggambarkan perkembangan teknologi
tradisional sampai modern. (Tabel 5)
Dari berbagai macam jenis koleksi yang ada di Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara tersebut, berikut pengklasifikasian kajian mendalam
tentang koleksi peninggalan budaya tradisional mewakili daerah Sumatera
Utara dalam ragam suku etnis. Koleksi yang dimiliki Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara telah dapat mewakili benda budaya yang dimiliki Etnis yang
ada di Sumatera Utara antara lain :

50

Universitas Sumatera Utara

a) Ragam Hias, antara lain :
Pada umumnya motif hias yang dipakai semua etnik di Sumatera Utara
merupakan simbol dengan makna tertentu. Bentuk-bentuk yang umum
dipakai adalah sulur-sulur, pucuk rebung (tumpali), dengan hiasan
geometris. Motif hias tersebut dipahat atau dilukis pada bangunan rumah
tradisional maupun peralatan rumah tangga, religi dan hasil kerajinan.
b) Koleksi Peralatan Perkebunan, antara lain :
Perkebunan tradional telah dilaksanakan oleh masyarakat sebelum
kedatagan bangsa asing di Sumatera Utara. Jenis tanaman berupa pisang,
lada, kopi dll yang hasilnya digunakan untuk keperluan sendiri atau
sebagai alat tukar atau barter. Setelah orang Eropa masuk ke Sumatera
Timur

untuk

mengembangkan

perkebunan,

penduduk

mulai

mengusahakan perkebunan dengan cara yang lebih maju. Jenis tanaman
baru yang dikembangkan di perkebunan meliputi tembakau, kelapa sawit,
karet, kopi, teh kelapa dan lain sebagainya.
c) Koleksi Mata Uang Asing, antara lain:
Mata uang yang diedarkan sebagai alat tukar sebagai alat pembayaran
yang sah berlaku pada waktu tertentu. Mata uang Cina yang yang
ditemukan dipergunakan pada jaman perdagangan yang diberlakukan oleh
Cina ke Sumatera.
d) Koleksi Pecahan Keramik Asing, antara lain :

51

Universitas Sumatera Utara

Pecahan keramik asing di daerah kota Cina, Siam, Anam_Tonkin dan
Persia. Berdasarkan temuan tersebut maka Sumatera Utara meruakan kota
perdagangan yang ramai dikunjungi dari Bangsa Asia pada abad 11
masehi. Benda keramik yang disajikan disini adalah berupa piring dinasti
Sung, mangkok, guci kecil, vas bunga, dan piring.
e) Koleksi Pakaian Adat Daerah, antara lain :
Sumatera Utara merupakan daerah asal etnis Melayu, Batak (Toba,
Simalungun, Karo, Pakpak, Mandailing, Angkola) dan Nias. Mereka
memiliki mitologi, cerita asal usul nenek moyang pembawa adat. Salah
satu ciri yang menandai kelompok etnis ini adalah pakaian adat, seperti :
tutup kepala, baju, tutup dada, kain, selemdang, jenis perhiasan dan
senjata yang disisipkan dipinggang.
f) Koleksi Bahasa ( Huruf ), antara lain :
Etnis di Sumatera Utara ini memiliki dialek sendiri dan berbeda – beda
mereka menuliskannya pada ruang bambu atau lembaran kulit kayu yang
dapat dilipat, yang dalam bahasa Toba disebut buku “Lak–Lak”. Pada
buku Lak-Lak ini dituliskan hal – hal mengenai Wasi, yang di dalamnya
berhubungan dengan kepercayaan, Silsilah kerabat ( Tarombo ), mantra
dan Sebagainya.
g) Koleksi Perhiasan, antara lain :

52

Universitas Sumatera Utara

Awalnya manusia mengenal manik-manik yang berasal dari tumbuhan,
hewan dan bebatuan sebagai perhiasan. Perhiasan-perhiasan ini selain
dipergunakan sehari-hari, umunya digunakan untuk kelengkapan pakaian
pengantin.
h) Koleksi tempat Sirih, antara lain :
Sebelum mengungkapkan sesuatu dalam upacara atau menerima tamu
adat, kebiasaan makan sirih selalu merupakan syarat sopan santun. Telah
lazim pada waktu meminang seorang perempuang untuk dijadikan istri
atau permaisuri Raja. Makan sirih juga dapat berfungsi sebagai kebutuhan
sendiri ataupun dalam upacara adat.
i)

Koleksi Arsitektur, antara lain:
Pada perkampungan didaerah Sumatera Utara pada umumnya tidak sama,
demikian juga dengan denah rumah. Didaerah Toba, Angkola,
Mandailing, Pakpak, Nias letak rumah berbanjar mengahadap UtaraSelatan, sedangkan Simalungun rumah menghadap Timur-Barat dengan
melingkar, Karo membuat rumah harus mengikuti aliran sungai atau
pantai, rumah raja agak maju kedepan dan rumah rakyat harus mundur
sedikit dari rumah Raja, artinya tidak sejajar letaknya.

j) Koleksi Peralatan Rumah Tangga, antara lain :

53

Universitas Sumatera Utara

Peralatan rumah tangga merupakan perangkat penting bagi kehhidupan
manusia, baik yang digunakan sehari-hari maupun untuk perlengkapan
upacara. Pada masyarakat tradional umumnya benda perlengkapan rumah
tangga terbuat dari kayu, rotan, tanah liat (tembikar), daun pandan dan
logam. Peralatan rumah tangga diantaranya peralatan dapur, wadah tempat
air, tempat makanan, tempat penyimpanan pakaian, dan tempat perhiasan.
k) Koleksi Persenjataan, antara lain:
Senjata merupakan salah satu perlengkapan hidup manusia kain ataupun
binatang buas. Jenis senjata yang dipergunakan olah masyarakat
tradisional diantaranya adalah senjata tusuk (keris, tombak), senjata
potong (pisau, kapak), senjata lempar (panah, lembing, sumpitan) dan lain
sebagainya. Selain itu mereka juga mengenal perlengkapan untuk
menahan lawan, seperti perisai dan topi perang.
l) Koleksi Peralatan Perlagangan dan Persawahan, antara lain:
Mata pencaharian pokok pedesaan Sumatera Utara umumnya adalah
pertanian sehingga alat yang dipergunakan adalah cangkul dan arit dan
juga sejenisnya yang menunjang kelangsungan pertanian.
m) Alat Transportasi Air, antara lain:
Koleksi di museum terdapat sampan (solu) yang digunakan masyarakat
disekitar danau toba sebagai alat transportasi danau. Ada juga biduk yang

54

Universitas Sumatera Utara

digunakan masyarakat pesisir pantai sebagai alat transportasi dan juga
sebagai alat keperluan nelayan, yang diberi layar cadik. Cadik ini
berfungsi sebagai alat keimbangan perahu jika datang ombak.
n) Koleksi Alat Pertukangan Kayu, antara lain:
Peralatanyang digunakan secara umum adalah : Kapak, Beliung, pahat,
parang, martil, dan alat lainya untuk meratakan kayu (hortak jenis bangsi,
didaerah toba.
o) Koleksi Peralatan Pandai Besi, antara lain:
Hasil tempahan yang diperoleh antara lain: sabit, parang, golok, tajak,
rebas, dan sebagainya. Peralatan yang diperlukan oleh seorang pandai besi
adalah jepitan lempengan besi dan pahat bergagang pemotong besi.
p) Koleksi Peralatan Seni Musik, antara lain:
Alat musik setiap etnis di Sumatera Utara ada koleksinya di museum ini.
Alat musik biasanya dibunyikan pada waktu pesta, menyambut tamu dan
upacara kematian. Irama musik dalam menyambut tamu dan acara pesta
dibunyikan dalam riang dan gembira, sedangkan dalam upacara kematian
bernada sedih dan duka. Alat musik yang terdapat dalam museum ini
merupakan alat musik tiup, pukul, petik, dan alat musik gesek.
q) Koleksi Seni Pertunjukan, antara lain:

55

Universitas Sumatera Utara

Seni pertunjukan yang terdapat di Sumatera Utara antara lain: tari topeng,
huda-huda (Simalungun), lompat batu Nias di pulau Nias.
r) Permainan / Kegemaran, antara lain:
Pada umumnya tradisional ini dipergunakan oleh anak-anak sebab masa
kecil biasa diisi dengan kegiatan bermain dengan mainan yang terbuat dari
bahan-bahan sederhana, misalnya kayu dan bambu, yang dirancang
dengan bersahaja. Berbeda dengan masa kini, mainan anak-anak yang
lazim ditemukan terbuat dari plastik, besi, tembaga, dan lainnya yang
dirancang lebih modern.
s) Koleksi Kain Tenunan, antara lain:
Fungsi kain tenun bermacam-macam diantaranya untuk menghindarkan
orang dari penyakit, penutup badan, penggendong anak, ikat kepala,
pembungkus barang, ungkapan rasa seni yang sangat artistik. Melalui kain
tenun terungkaplah adat istiadat, religi (kepercayaan).
t) Koleksi Ilmu Pengetahuan, antara lain:
Ilmu perbintangan (parhalaan) atau kalender batak itu dituliskan pada
bambu, tulang dan pustaha (terbuat dari kulit kayu) yang ditulis dalam
aksara Batak, resep obat dan mantranya.
u) Koleksi Perlengkapan Agama, antara lain:

56

Universitas Sumatera Utara

Alat-alat perlengkapan agama mulai dari Al-Quran, kitab suci Bibel,
perjanjian baru, Vitaka, Weda, dan lain – lainnya yang berhubungan
dengan keagamaan.
v) Koleksi Benda-benda Kepercayaan (Megi), antara lain:
Di Toba mampunyai patung Mulajadi Nabolon, yaitu patung batu simbol
kepercayaan animisme atau dewa nenel moyang suku Batak. Bahan dari
kayu dan ijuk yangd dianyam dan bagian bawah diruncingkan supaya
dapat ditancapkan ketanah.
w) Koleksi Religi, antara lain:
Benda yang dipercayai masyarakat Batak pada zaman dahulu memiliki
kekuatan gaib misalnya sigale-gale. Pada awalnya digale–gale ditarikan
kepada orang yang belum mempunyai keturunan, karena pada
pembentukan sigale-gale adalah untuk mengenang anak raja yang
meninggal. Tapi sekarang ini sigale-gale dimainkan telah beralih fungsi
sebagai hiburan saja. Tunggal panalungan sejenis tongkat wasiat dengan
paling atas laki – laki berlilitkan benang tiga warna: yaitu merah, putih
dan hitam (Bonang Manalu), rambut, ukuran wanita, sibaso (dukun
beranak), ular, anjing, lipan dan jenis binatang lainnya yang ada ditanah
Batak.
x) Peralatan Peternakan, Antara Lain :

57

Universitas Sumatera Utara

Beternak adalah mata pencaharian hidup yang dilakukan sebagian
masyarakat tradisional di Sumatera Utara. Binatang yang diternakan
adalah ayam, kambing, babi, lembu, dan kerbau. Pada umumnya
memelihara ternak dilakukan disekitar tempat tinggal atau diladang. Hasil
ternak digunakan untuk konsumsi sehari-hari maupun keperluan upacara
adat. Selain itu, hewan ternak juga membantu mengerjakan lahan
pertanian menjadi alat transportasi.
Pengadaan koleksi yang terdapat di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya dari hasil penelitian, hibah,
titipan, pembelian dan hasil tangkapan dan sitaan :
1. Hasil Penelitian yaitu benda yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut
diperoleh melalui adanya observasi ke suatu daerah yang dilakukan atas
kerja sama dengan daerah setampat yang akan diteliti sesuai dengan
permintaan museum untuk melengkapi koleksi yang belum ada.
2. Hibah yaitu pemilik benda warisan budaya menyelarahkan miliknya
kepada pihak museum dengan ikhlas tanpa menuntut ganti rugi apapun
kemudian hari.
3. Ganti Rugi yaitu benda warisan budaya yang menjadi milik masyarakat
maupun milik kolektor-kolektor lokal diganti dengan sejumlah uang
sesuai dengan harga yang telah disepakati.

58

Universitas Sumatera Utara

4. Titipan yaitu dengan cara penitipan benda warisan budaya milik pribadi
maupun golongan kepada museum untuk dapat diteliti atau disimpan
sementara oleh pihak museum dengan catatan suatu waktu nanti dapat
diambil kembali oleh pemilik benda koleksi tersebut.47

4.6 Usaha yang Dilakukan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
Dalam mendekatkan museum pada masyarakat luas, Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara melakukan usaha–usaha dalam memasyaraktkan
warisan benda-benda bersejarah, antara lain :
4.6.1

Pameran
Pameran merupakan penyusunan suatu benda yang diatur rapi disuatu

ruangan beserta teks dengan maksud mengkomunikasikan informasi kepada
pengunjung melalui gagasan atau ide, peralatan dan keindahan. Tujuan utama
dalam suatu pameran adalah bahwa pameran harus dapat berkomunikasi
dengan baik kepada publik pengunjungnya. Penyelenggaraan pameran harus
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, intelektual.
Emosional daripada publiknya. Banyak museum menunjukkan kekurangan
dalam hal melaksanakan yang relative singkat dengan mengambil tema
khusus sebagai suatu unsur tema sejarah utau suatu kegiatan yang
                                                            
47

Wawancara dengan Marseria Sebayang S.pd Di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara pada tanggal 13 April 2016.

59

Universitas Sumatera Utara

berhubungan dengan kebudayaan dan lingkungannya serta dilakukan diluar
lokasi museum. Tujuannya untuk meningkatkan apresiasi dan pengetahuan
masyarakat terhadap aspek sejarah dan budaya yang dipamerkan supaya lebih
menarik

pengunjung.

48

Berbagai

kegiatan

pameran

museum

yang

dilaksanakan sejak museum ini diresmikan tahun 1982 yaitu dengan
melaksanakan pameran tamporer dilaksanakan sebagai usaha penyajian
koleksi dalam jangka waktu tertentu yang relatif singkat dengan mengambil
tema khusus mengenai suatu unsur budaya. Pameran khusus ini dilakukan di
museum itu sendiri atau ditempat lain (pameran keliling).
Berikut beberapa tema pameran khusus yang pernah dilakukan
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sejak tahun 1982 sampai tahun 2005
adalah :


Alat rumah tangga tradisional



Kain tenun tradisional



Alat musik tradisional



Alat pertanian dan perikanan



Alat pertanian dan perkebunan Sumatera Utara



Tembikar daerah Suamtera Utara



Anyaman daerah Sumatera Utara

                                                            
48

Proyek Pengembangan Permuseuman Propinsi Sumatera Utara, Departemen
pendidikan dan kebudayaan, Jakarta, hlm. 35.

60

Universitas Sumatera Utara



Pertanian sawah dan ladang



Medan tempoe doeloe (kerja sama dengan harian waspada)



Patung Nusantara (kerja sama dengan Museum Negeri Propinsi seNusantara)



Topeng



Photo istana Raja–raja se-Nusantara (kerja sama dengan kedubes
Belanda)



Suarat Emas (kerja sama dengan pos dan giro)



Sejarah Perjuangan R.I di Suamtera Utara (rutin setiap tahun), kerja
sama dengan DHD 45 Propinsi Sumatera Utara, Museum Juang
Jakarta, Museum Kebangkitan Jakarta.



Seratus tahun perempuan pithecantropus erectus (kerja sama dengan
Puslit Arkenas)



Perhiasan tradisional (kerja sama dengan Museum Negeri Propinsi seSumatera satu kali dalam setahun, tempat bergantian di tiap ibukota
propinsi)



Peralatan makan sirih di daerah Sumatera Utara



Seni Islam se-Sumatera (kerja sama dengan Puslit Arkenas)



Senjata tradisional se-Nusantara



Photo Australia (kerja sama dengan Kedubes Australia)



Gerabah dari masa ke masa

61

Universitas Sumatera Utara



Manik-manik se-Nusantara



Tinggalan budaya prasejarah dan klasik Sumatera Utara (kerja sama
dengan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Sumatera)



Mata uang dan perangko



Ilmu pengetahuan dan teknologi/IPTEK, (kerja sama dengan
Kementrian Ristek dan Balitbang Propinsi Sumatera Utara)



Nada indah Suawarnadwipa, alat musik tradisional Sumatera
Sumatera (kerja sama dengan Museum Negeri Propinsi se Sumatera
dilaksanakan satu kali dalam setahun, tempat bergantian di tiap
Propinsi.



Pameran pada kegiatan-kegiatan khusus seperti Pekan Raya Sumatera
Utara, Jakarta Fair, Festival Budaya Islam,

Penang Fair dan

sebagainya.


4.6.2

Pameran kelilling di daerah tingkat II Kabupaten/Kota.

49

Lomba
Dalam upaya mendekatkan museum terhadap masyarakat, berbagai

cara dilakukan untuk menarik minat pengunjung untuk datang berkunjung ke
museum, salah satunya dengan mengadakan lomba. Lomba yang dimaksud
disini adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana peran museum
                                                            
49

Wawancara dengan Drs. Sri Hartini M.Si di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara Pada Tanggal 16 Mei 2006.

62

Universitas Sumatera Utara

dalam merangsang dan mengembangkan pengetahuan di bidang kebudayaan.
Berbagai macam jenis perlombaan yang dilakukan haruslah melibatkan siswa
atau pelajar, umum, antara lain : lomba cepat tepat, lomba karya tulis, lomba
peragaan, busana tradisional. Untuk kalangan Taman Kanak-K