Pengaruh Aging pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida

PENGARUH AGING PADA FILM LATEKS KARET
ALAM BERPENGISI NANOKRISTALIN SELULOSA
DAN PENYERASI ALKANOLAMIDA

SKRIPSI

Oleh

MARFUAH LUBIS
120405103

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUNI 2016

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH AGING PADA FILM LATEKS KARET
ALAM BERPENGISI NANOKRISTALIN SELULOSA
DAN PENYERASI ALKANOLAMIDA


SKRIPSI

Oleh

MARFUAH LUBIS
120405103

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN
PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUNI 2016

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tulisan ini merupakan Skripsi
dengan judul “Pengaruh Aging pada Film Lateks Karet Alam Berpengisi Nanokristalin
Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida”, berdasarkan hasil penelitian yang penulis
lakukan di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada dunia industri tentang
pemanfaatan limbah ampas tebu yang dapat diolah lebih lanjut sehingga didapat
nanokristalin selulosa yang memiliki potensi untuk dijadikan pengisi dalam
pembuatan film lateks karet alam. Beberapa data dari Skripsi ini telah diterima untuk
dipresentasikan pada: 3rd International Conference of Global Network for Innovative
Technology (IGNITE) di Penang, Malaysia pada tanggal 27-29 Januari 2016 dengan
judul

“PREPARATION

AND


APPLICATION

OF

NANOCRYSTALLINE

CELLULOSE DERIVED FROM SUGARCANE WASTE AS FILLER MODIFIED
ALKANOLAMIDE ON CROSSLINK OF NATURAL RUBBER LATEX FILM”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan,

Juni 2016

Penulis

Marfuah Lubis


iii
Universitas Sumatera Utara

DEDIKASI
Selama melakukan penelitian sampai penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Ayahanda Ahmad Nasrun Lubis, Ibunda Fatimah Batubara, Abangda Chairul
Amin Lubis, A,Md., dan Kakanda Siti Hasanah Lubis S.Pd., yang telah banyak
memberikan dukungan moril dan materiil selama pelaksanaan studi di Universitas
Sumatera Utara.

2.

Ibu Dr. Ir. Hamidah Harahap, M.Sc selaku Dosen Pembimbing atas kesabarannya
dalam membimbing penulis pada penyusunan dan penulisan skripsi ini.


3.

Ibu Ir. Renita Manurung, M.T selaku Koordinator Penelitian Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4.

Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5.

Bapak M. Hendra S. Ginting, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan saran dan masukan yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

6.

Ibu Dr. Maulida, S.T, M.Sc. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik
dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini.


7.

Nuim Hayat, selaku partner penelitian penulis.

8.

Bapak Prof. Hanafi Ismail, yang telah banyak memberikan bantuan dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian ini.

9.

Bapak Saharman Gea, Ph.D, yang telah memberikan bantuan dan arahan dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian ini.

10. Abangda Adrian Hartanto, S.T, Kelvin Hadinatan, S.T., dan Elmer Surya S.T.
yang banyak membantu dalam penyelesaian kegiatan penelitian ini.
11. Rekan-rekan Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara terkhusus kepada sahabat Insinyur Bahagia yang telah memberikan
dukungan moril dan semangat kepada penulis.
12. Abang dan kakak senior, teman-teman stambuk 2012, dan adik-adik stambuk

2013 hingga 2015 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iv
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Marfuah Lubis
NIM : 120405103
Tempat/Tgl. Lahir : Dumai, 24 Oktober 1994
Nama orang tua : Ahmad Nasrun Lubis
Alamat orang tua :
Jalan Cendana, Dumai, Riau
Asal Sekolah


SD Negeri 003 Pangkalan Sesai Dumai, tahun 2000-2006




SMP Negeri 2 Dumai, tahun 2006-2009



SMA Negeri Binaan Khusus Dumai, tahun 2009-2012

Beasiswa yang pernah diperoleh:
1. Darmasiswa Chevron Riau 2012-2016
Pengalaman Organisasi/Kerja :
1. Asisten Laboratorium Kimia Organik Tahun 2014-2016
2. Anggota Covalen Study Group Teknik Kimia USU
3. Anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia USU
Prestasi akademik/non akademik yang pernah dicapai:
1. Terpilih untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat propinsi
bidang Fisika pada tahun 2010.
2. Terpilih untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat propinsi
bidang Fisika pada tahun 2011.

v
Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Ampas tebu merupakan limbah lignoselulosa yang sangat potensial dan
mengandung selulosa. Selulosa dalam ampas tebu dapat dijadikan nanokristalin
selulosa melalui proses hidrolisis dengan asam. Penelitian ini membahas tentang
ketahanan film lateks karet alam berpengisi nanokristalin selulosa dan penyerasi
alkanolamida terhadap perlakuan aging. Telah dilakukan sintesis pengisi nanokristalin
selulosa dan penyerasi alkanolamida serta pengujian sifat mekanik film lateks karet
alam setelah perlakuan aging meliputi kekuatan tarik, pemanjangan saat putus,
modulus tarik. Pembuatan film lateks karet alam melalui proses pencelupan
berkoagulan. Penelitian ini dimulai dengan proses pra-vulkanisasi lateks karet alam
pada suhu 70 oC dan diikuti dengan proses vulkanisasi pada suhu 100 oC selama 20
menit. Selajutnya dilakukan perlakuan aging pada suhu 70 oC selama 24 jam. Hasil
karakteristik TEM dan XRD pengisi nanokristalin selulosa menunjukkan nanokristalin
selulosa memiliki diameter 40-160 nm dengan kristalinitas 92,33%. Hasil pengujian
sifat-sifat mekanik menunjukkan bahwa film lateks karet alam berpengisi
nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida memiliki ketahanan yang sangat
baik terhadap perlakuan aging. Hasil uji mekanik didukung oleh analisa scanning
electron microscopy (SEM) yang menujukkan film lateks karet alam berpengisi

nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida setelah perlakuan aging memiliki
permukaan patahan dengan crack yang lebih sedikit dibandingkan film lateks karet
alam tanpa pengisi nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida.

Kata kunci : lateks karet alam, nanokristalin selulosa, ampas tebu, alkanolamida, aging

vi
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Sugarcane bagasse is potential lignosellulosic waste and contains cellulose.
Cellulose from sugarcane bagasse can be derived into nanocrystalline cellulose by acid
hydrolysis process. This research studied about the ressistance of natural rubber latex
film filled with nanocrystalline cellulose and alkanolamide compatibilizer toward
aging treatment. Synthesis of nanocrystalline cellulose and alkanolamide had been
done, also mechanical testing after aging treatment such as tensile strength, elongation
at break and tensile modulus. Natural rubber latex film was produced by using
coagulant dipping method. This research was started from natural rubber latex prevulcanization at 70 oC and followed with vulcanization process at 100 oC for 20
minutes. Then, aging treatment was done at temperature 70 oC for 24 hour. The result
of TEM and XRD characteristic of nanocrystalline cellulose show diameter of

nanocrystalline celllulose was 40-160 nm with crystallinity 92,33%. The result of
mechanical properties show natural rubber latex film filled with nanocrystalline
cellulose and alkanolamide have a good ressistance of aging. The result of mechanical
properties were supported by Scanning Electron Microscopy (SEM) which showed
natural rubber latex film filled with nanocrystalline cellulose and alkanolamide
compatibilizer after aging treatment have less crack on fracture surface compared to
natural rubber latex film without nanocrystalline cellulose filler and alkanolamide
compatibilizer.
Key words : natural rubber latex, nanocrystalline cellulose, sugarcane bagasse,
alkanolamide, aging.

vii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

i

PENGESAHAN

ii

PRAKATA

iii

DEDIKASI

iv

RIWAYAT HIDUP PENULIS

v

ABSTRAK

vi

ABSTRACT

vii

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR TABEL

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

xviii

DAFTAR SINGKATAN

xx

DAFTAR ISTILAH / SIMBOL

xxi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 LATAR BELAKANG

1

1.2 PERUMUSAN MASALAH

2

1.3 TUJUAN PENELITIAN

3

1.4 MANFAAT PENELITIAN

3

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6

2.1 LATEKS KARET ALAM

6

2.2 PEMBUATAN KOMPON LATEKS

7

2.2.1 Bahan Pemvulkanisai (Vulcanizing Agent)

7

2.2.2 Bahan Pencepat Vulkanisasi (Accelerator)

8

2.2.3 Bahan Penggiat Vulkanisasi (Activator Accelerator)

9

2.2.4 Bahan Penangkal Oksidasi (Antioxidant)

9

2.2.5 Bahan Pemantap (Stabilizer)

10

2.2.6 Bahan Pengisi (Filler)

10

viii
Universitas Sumatera Utara

2.2.7 Bahan Penyerasi (Compatibilizer)

11

2.3 AMPAS TEBU

12

2.4 SELULOSA

12

2.5 NANOKRISTALIN SELULOSA

14

2.6 ALKANOLAMIDA

16

2.7 METODE PENCELUPAN BERKOAGULAN

17

2.8 AGING

18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

20

3.1 LOKASI PENELITIAN

20

3.2 BAHAN DAN PERALATAN

20

3.2.1 Bahan

20

3.2.1.1 Bahan yang Digunakan untuk Pembuatan Bahan

20

Penyerasi Alkanolamida
3.2.1.2 Bahan yang Digunakan untuk Pembuatan

20

Nanokristalin Selulosa
3.2.1.3 Bahan yang Digunakan untuk Pembuatan Senyawa

21

Lateks Karet Alam
3.2.2 Peralatan

21

3.2.2.1 Peralatan yang Digunakan untuk Pembuatan Bahan

21

Penyerasi Alkanolamida
3.2.2.2 Peralatan yang Digunakan untuk Pembuatan

22

Nanokristalin Selulosa
3.2.2.3 Peralatan yang Digunakan untuk Pembuatan

23

Senyawa Lateks Karet Alam
3.3 FORMULASI BAHAN

23

3.3.1 Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif
3.3.2 Formulasi Dispersi Nanokristalin Selulosa dari dan

23
23

Alkanolamida
3.4 PROSEDUR PENELITIAN

24

3.4.1 Prosedur Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida

24

3.4.2 Prosedur Pembuatan Nanokristalin Selulosa

24

3.4.2.1 Prosedur Preparasi Ampas Tebu

25

ix
Universitas Sumatera Utara

3.4.2.2 Prosedur Ekstraksi α-Selulosa dari Ampas Tebu

25

3.4.2.3 Prosedur Isolasi Nanokristalin Selulosa dari α-

25

Selulosa
3.4.3 Prosedur Pendispersian Nanokristalin Selulosa dan

26

Alkanolamida
3.4.4 Prosedur Analisa Hasil Dispersi Nanokristalin Selulosa dan

26

Alkanolamida
3.4.5 Prosedur Analisa Kandungan Padatan Total (TSC) Dari

26

Lateks Karet Alam
3.4.6 Prosedur Pembuatan Senyawa Lateks Karet Alam

26

3.4.6.1 Prosedur Pra-Vulkanisasi Lateks Karet Alam

26

3.4.6.2 Prosedur Uji Kloroform pada Lateks Karet Alam Pra-

27

Vulkanisasi
3.4.6.3 Prosedur Vulkanisasi dan Pembuatan Film Lateks

27

Karet Alam
3.4.7 Prosedur Aging pada Film Lateks Karet Alam

28

3.5 FLOWCHART PERCOBAAN

29

3.5.1 Flowchart Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida

29

3.5.2 Flowchart Pembuatan Nanokristalin Selulosa

31

3.5.2.1 Flowchart Preparasi Ampas Tebu

31

3.5.2.2 Flowchart Ekstraksi α-Selulosa dari Ampas Tebu

31

3.5.2.3 Flowchart Isolasi Nanokristalin Selulosa dari α-

33

Selulosa
3.5.3 Flowchart Pendispersian Nanokristalin Selulosa dan

34

Alkanolamida
3.5.4 Flowchart Analisa Hasil Dispersi Nanokristalin Selulosa dan

35

Alkanolamida
3.5.5 Flowchart Analisa Kandungan Padatan Total (TSC) Dari

36

Lateks Karet Alam
3.5.6 Flowchart Pra-Vulkanisasi Senyawa Lateks Karet Alam

37

3.5.7 Flowchart Uji Kloroform Pada Lateks Karet Alam Pra-

38

Vulkanisasi

x
Universitas Sumatera Utara

3.5.8 Flowchart Vulkanisasi dan Pembuatan Film Lateks Karet

39

Alam
3.5.9 Flowchart Aging pada Film Lateks Karet Alam
3.6 PENGUJIAN PRODUK LATEKS KARET ALAM

40
41

3.6.1 Uji Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Dengan ASTM D412

41

3.6.2 Karakterisasi Transmission Electron Microscope (TEM)

41

3.6.3 Karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM)

42

3.6.4 Karakterisasi Fourier-Transform Infra-Red (FT-IR)

42

3.6.5 Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD)

43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

44

4.1 KARAKTERISTIK FOURIER TRANSFORM INFRA RED (FT-IR)
BAHAN PENYERASI ALKANOLAMIDA
4.2 KARAKTERISTIK NANOKRISTALIN SELULOSA
4.2.1 Karakteristik Fourier Transform Infra Red (FT-IR)
Nanokristalin Selulosa (NCC)
4.2.2 Karakteristik Transmission Electron Microscope (TEM)
Nanokristalin Selulosa
4.2.3 Uji

Kristalinitas dengan X-Ray Diffraction (XRD)

Nanokristalin Selulosa
4.3 PENGARUH PERLAKUAN AGING PADA FILM LATEKS
KARET ALAM
4.3.1 Karakteristik Fourier Transform Infra Red (FT-IR) Film
Lateks Karet Alam

44
45
45

46

49

50

50

4.3.2 Pengaruh Perlakuan Aging Terhadap Kekuatan Tarik
(Tensile Strength) Film Lateks Karet Alam Berpengisi

52

Nanokristalin Selulosa
4.3.3 Pengaruh Pembebanan Pengisi dan Penambahan Penyerasi
Alkanolamida Terhadap Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Film Lateks Karet Alam Berpengisi Nanokristalin Selulosa

55

Setelah Perlakuan Aging

xi
Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Pengaruh Aging Terhadap Pemanjangan Saat Putus
(Elongation at Break) Film Lateks Karet Alam Berpengisi

57

Nanokristalin Selulosa
4.3.5 Pengaruh Pembebanan Pengisi dan Penambahan Penyerasi
Alkanolamida

terhadap

Pemanjangan

Saat

Putus

(Elongation at Break) Film Lateks Karet Alam Berpengisi

58

Nanokristalin Selulosa Setelah Perlakuan Aging
4.3.6 Pengaruh Pembebanan Pengisi dan Penambahan Penyerasi
Alkanolamida Terhadap M100 dan M300 Film Lateks Karet
Alam Berpengisi Nanokristalin Selulosa Setelah Perlakuan

60

Aging
4.3.7 Morfologi Film Lateks Karet Alam Dengan Dan Tanpa
Penambahan Pengisi Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi

62

Alkanolamida Setelah Perlakuan Aging
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

65

5.1 KESIMPULAN

65

5.2 SARAN

66

DAFTAR PUSTAKA

67

xii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Struktur Molekul 1,4 Cis Poliisoprena

6

Gambar 2.2

Proses Crosslinking pada Molekul Karet

8

Gambar 2.3

Struktur Selulosa

12

Gambar 2.4

Penentuan

Variabel

dalam

Persamaan

dalam

16

Perhitungan Kristalinitas Suatu Bahan
Gambar 3.1

Flowchart Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida

30

Gambar 3.2

Flowchart Preparasi Ampas Tebu

31

Gambar 3.3

Flowchart Ekstraksi α-Selulosa dari Ampas Tebu

32

Gambar 3.4

Flowchart Isolasi Nanokristalin Selulosa dari α-Selulosa

33

Gambar 3.5

Flowchart Pendispersian Nanokristalin Selulosa dan

34

Alkanolamida
Gambar 3.6

Flowchart Analisa Hasil Dispersi Nanokristalin Selulosa

35

dan Alkanolamida
Gambar 3.7

Flowchart Analisa Kandungan Padatan Total (TSC) dari

36

Lateks Karet Alam
Gambar 3.8

Flowchart Pra-vulkanisasi Lateks Karet Alam

37

Gambar 3.9

Flowchart Uji Kloroform Pada Lateks Karet Alam Pra-

38

Vulkanisasi
Gambar 3.10

Flowchart Vulkanisasi dan Pembuatan Film Lateks

39

Karet Alam
Gambar 3.11

Flowchart Aging pada Film Lateks Karet Alam

40

Gambar 3.12

Sketsa Spesimen Uji Tarik ASTM D 412

41

Gambar 4.1

Karakteristik FT-IR Bahan Penyerasi Alkanolamida

44

Gambar 4.2

Karakteristik

FT-IR

Ampas

Tebu

dan

Pengisi

Nanokristalin Selulosa
Gambar 4.3

Karakteristik Transmission Electron Microscope (TEM)
dari Nanokristalin Selulosa (NCC)

45

47

xiii
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.4

Esterifikasi Gugus Hidroksil Oleh Ion Sulfat dari
Selulosa Hasil Perlakuan Asam Sulfat

Gambar 4.5

Karakteristik XRD dari Nanokristalin Selulosa (NCC)
dari Ampas Tebu

Gambar 4.6

48

49

Karakteristik FT-IR Film Lateks Karet Alam Dengan
dan Tanpa Penambahan Pengisi Nanokristalin Selulosa

50

dan Penyerasi Alkanolamida
Gambar 4.7

Reaksi Antara Lateks Karet Alam dengan Pengisi
Selulosa dan Bahan Kuratif

Gambar 4.8

Interaksi Antara Lateks Karet Alam dengan Pengisi
Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida

Gambar 4.9

52

52

Pengaruh Aging pada Film Lateks Karet Alam
Berpengisi Nanokristalin Selulosa (a) Tanpa Penyerasi

53

Alkanolamida dan (b) Dengan Penyerasi Alkanolamida
Gambar 4.10

Pengaruh Pembebanan

Pengisi

dan Penambahan

Penyerasi Alkanolamida Terhadap Kekuatan Tarik
(Tensile Strength) Film Lateks Karet Alam Berpengisi

55

Nanokristalin Selulosa
Gambar 4.11

Pengaruh Perlakuan Aging Terhadap Pemanjangan Saat
Putus (Elongation at Break) Film Lateks Karet Alam
Berpengisi

Nanokristalin

Selulosa

(a)

Tanpa

57

Penambahan Penyerasi Alkanolamida dan (b) Dengan
Penambahan Penyerasi Alkanolamida
Gambar 4.12

Pengaruh Pembebanan

Pengisi

dan Penambahan

Penyerasi Alkanolamid Terhadap Pemanjangan Saat
Putus (Elongation at Break) Film Lateks Karet Alam

59

Berpengisi Nanokristalin Selulosa Setelah Perlakuan
Aging
Gambar 4.13

Pengaruh Pembebanan

Pengisi

dan Penambahan

Penyerasi Alkanolamida Terhadap M100 dan M300 Film
Lateks Karet Alam Berpengisi Nanokristalin Selulosa

60

Setelah Perlakuan Aging

xiv
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.14

Morfologi Film Lateks Karet Alam Setelah Perlakuan
Aging dengan Scanning Electron Microscope (SEM)
pada Patahan Film (a) Tanpa Penambahan Pengisi
Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida, (b)
Dengan Penambahan Pengisi Nanokristalin Selulosa

63

Tanpa Alkanolamida dan (c) Dengan Penambahan
Pengisi

Nanokristalin

Selulosa

dan

Penyerasi

Alkanolamida dengan Perbesaran 5000x
Gambar L3.1

Proses Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida

77

Gambar L3.2

Proses Ekstraksi Bahan Penyerasi Alkanolamida

77

Gambar L3.3

Bahan Penyerasi Alkanolamida

78

Gambar L3.4

Alfa Selulosa dari Ampas Tebu

78

Gambar L3.5

Nanokristalin Selulosa dari Ampas Tebu

79

Gambar L3.6

Proses Pendispersian Nanokristalin Selulosa dan
Alkanolamida

79

Gambar L3.7

Bahan Kuratif Produk Lateks Karet Alam

80

Gambar L3.8

Proses Pra-Vulkanisasi Lateks Karet Alam

80

Gambar L3.9

Larutan Pembersih Plat Pencelupan Produk Lateks

81

Karet Alam
Gambar L3.10

Proses Pencelupan Lateks Karet Alam

81

Gambar L3.11

Proses Vulkanisasi Lateks Karet Alam

82

Gambar L3.12

Proses Pembedakan Film Lateks Karet Alam

82

Gambar L3.13

Film Lateks Karet Alam

83

Gambar L4.1

Hasil FT-IR Alkanolamida

84

Gambar L4.2

Hasil FTIR Ampas Tebu

84

Gambar L4.3

Hasil FTIR Nanokristalin Selulosa

85

Gambar L4.4

Hasil FTIR Film Lateks Karet Alam Setelah Perlakuan

85

Aging
Gambar L4.5

Hasil FTIR Film Lateks Karet Alam dengan Pengisi

86

Nanokristalin Selulosa Setelah Perlakuan Aging

xv
Universitas Sumatera Utara

Gambar L4.6

Hasil FTIR Film Lateks Karet Alam dengan Pengisi

86

Nanokristalin Selulosa dan Penyerasi Alkanolamida
Setelah Perlakuan Aging

xvi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1

Variabel Tetap Yang Dilakukan Dalam Penelitian

4

Tabel 1.2

Variabel Berubah Yang Dilakukan Dalam Penelitian

4

Tabel 1.3

Formulasi Larutan Dispersi Nanokristalin Selulosa dan

4

Alkanolamida
Tabel 1.4

Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif

4

Tabel 3.1

Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif

23

Tabel 3.2

Formulasi

Dispersi

Nanokristalin

Selulosa

dan

24

Tingkat Pematangan Lateks Karet Alam Pra-Vulkanisasi

27

Alkanolamida
Tabel 3.3

Melalui Tes Koagulasi-Kloroform
Tabel L1.1

Data Hasil Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

73

Tabel L1.2

Data Hasil Modulus Tarik Saat Pemanjangan 100%

73

(M100)
Tabel L1.3

Data Hasil Modulus Tarik Saat Pemanjangan 300%

74

(M300)
Tabel L1.4

Data Hasil Pemanjangan Saat Putus (Elongation at Break)

74

xvii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1

DATA PENELITIAN

73

L1.1 Data Hasil Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

73

L1.2 Data Hasil Modulus Tarik Saat Pemanjangan 100%

73

(M100)
L1.3 Data Hasil Modulus Tarik Saat Pemanjangan 300%

74

(M300)
L1.4 Data Hasil Pemanjangan Saat Putus (Elongation at

74

Break)
LAMPIRAN 2

CONTOH PERHITUNGAN

75

L2.1 Perhitungan Indeks Kristalinitas Dari Hasil XRD

75

L2.2 Perhitungan Diameter Kristal atau Ukuran Kristal

75

dari Hasil XRD
LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI PENELITIAN

77

L3.1 Proses Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida

77

L3.2 Proses Ekstraksi Bahan Penyerasi Alkanolamida

77

L3.3 Bahan Penyerasi Alkanolamida

78

L3.4 Alfa Selulosa dari Ampas Tebu

78

L3.5 Nanokristalin Selulosa dari Ampas Tebu

79

L3.6 Proses Pendispersian Nanokristalin Selulosa dan

79

Alkanolamida
L3.7 Bahan Kuratif Lateks Karet Alam

80

L3.8 Proses Pra-Vulkanisasi Produk Lateks Karet Alam

80

L3.9 Larutan Pembersih Plat Pencelupan Produk Lateks

81

Karet Alam
L3.10 Proses Pencelupan Lateks Karet Alam

81

L3.11 Proses Vulkanisasi Lateks Karet Alam

82

L3.12 Proses Pembedakan Film Lateks Karet Alam

82

L3.13 Film Lateks Karet Alam

83

xviii
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 4

HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM ANALISIS

84

DAN INSTRUMEN
L4.1 Hasil FTIR Alkanolamida

84

L4.2 Hasil FTIR Ampas Tebu

84

L4.3 Hasil FTIR Nanokristalin Selulosa

85

L4.4 Hasil FTIR Film Lateks Karet Alam Setelah

85

Aging
L4.5 Hasil FTIR Film Lateks Karet Alam

86

L4.6 Hasil FTIR Film Lateks Karet Alam

86

xix
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR SINGKATAN
ASTM

American Standard Testing Method

BSK

Bagian Per Seratus Karet

FTIR

Fourier Transform Infra-Red

ISO

International Standard Organization

NCC

Nanokristalin Selulosa

RBDPS

Refined Bleached Deodorized Palm Stearin

SEM

Scanning Electron Microscope

TEM

Transmission Electron Microscope

XRD

X-Ray Diffraction

xx
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISTILAH/SIMBOL

Simbol

Keterangan

Dimensi

Ao

luas penampang awal

mm2

B

full width at half maximum

-

F maks

beban maksimum

kgf

K

Konstanta Schrerrer

-

L

diameter kristal atau ukuran kristal

nm

σ

kekuatan tarik

kgf/mm2

λ

panjang gelombang

1/cm

xxi
Universitas Sumatera Utara