Hubungan Pencahayaan Dan Jarak Pandang Ke Layar Monitor Komputer Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 Di Fakultas Kedokteran, Usu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MONITOR
2.1.1 PENGERTIAN MONITOR
Komputer berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti menghitung dalam Bahasa
Inggris (to compute) dengan arti yang sama. Komputer adalah alat elektronik atau mesin yang
dapat diprogram untuk menerima data dan mengolahnya menjadi informasi yang berguna.
Monitor atau dengan istilah lain disebut VDU (Video Display Unit), merupakansalah satu
bagian terpenting dari suatu unit komputer. Bagian monitor inilah yang paling sering kita
pandang bila kita memakai komputer.

Dengan adanya layar atau monitor maka kita bisa melihat berbagai hal yang ada dalam
komputer maupun laptop seperti tampilan desktop, melihat tampilan web, melihat tulisan yang
kita input, menonton video, dan masih banyak lagi. Fungsi monitor adalah memperagakan data
atau proses yang terjadi dalam CPU secara visual. Proses yang terjadi dalam CPU (Central
Processing Unit) dikonversikan oleh suatu “ Adapter Video / Video board “ dari data yang
digital menjadi sinyal yang akan disalurkan melalui kabel penghubung ke monitor.

2.1.2 JENIS JENIS MONITOR
Monitor komputer memilik beragam ukuran dan kualitas. Kualitas yang dimaksudkan di
sini mengarah pada tingkat resolusi yang dimiliki. Setiap merek monitor cenderung memiliki

tingkat resolusi yang berbeda, tingkat resolusi ini berpengaruh pada tingkat ketajaman gambar
yang ditampilkan pada monitor. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat resolusi, maka
semakin tinggi pula tingkat ketajaman gambar pada monitor. Jenis monitor yang beredar di
pasarn terdiri dari berbagai macam. Berdasarkan warnanya, monitor komputer dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
i)Monitor Monochrome
ii)Monitor Grey-Scale
UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

iii)Monitor Color
Sementara berdasarkan bentuknya , secara garis besar monitor dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu:
i)Monitor CRT (Cathode Ray Tube)
ii)Monitor LCD (Liquid Crystal Display)
iii)Monitor Plasma
2.1.3 BATAS WAKTU PENGGUNAAN MONITOR
Lamanya penggunaan komputer merupakan faktor yang menentukan. Terutama
penggunaan komputer yang lebih dari dua jam dan penggunanya jarang mengedipkan mata

(kedipan mata normal terjadi sekitar 12 kali permenit). Jika penggunaan dalam waktu lebih dari
empat jam tidak bisa dihindari, frekuensi istirahatnya pun harus sering.
2.1.4 RADIASI DARI MONITOR
Kenyataannya bahwa kehidupan manusia memang tidak pernah luput dari sumbersumber radiasi. Radiasi yang berarti pemancaran atau penyinaran merupakan penyebaran
partikel-partikel elementer dan energi radiasi dari suatu sumber radiasi. Energi radiasi dapat
mengeluarkan elektron dari inti atom dan sisa atom akan dapat menjadi muatan positif dan
disebut ion positif. Sementara itu elektron yang dikeluarkan itu dapat tinggal bebas atau
mengikat atom netral lainnya dan membentuk ion negatif. Ionisasi, yaitu peristiwa pembentukan
ion positif dan ion negatif ini sangat penting sekali diketahui karena melalui proses ionisasi ini
jaringan

tubuh

akan

mengalami

kelainan

atau


merasakan

pada

sel-sel

tubuh.

Monitor komputer menghasilkan beberapa jenis radiasi, yang semuanya tidak dapat
dirasakan oleh panca indera kita. Adapun gelombang – gelombang dan radiasi yang dihasilkan
oleh sebuah monitor diantaranya :
•Sinar – X
• Sinar ultraviolet
•Gelombangmikro ( microwave )
• Radiasi elektromagnetik frekwensi sangat rendah ( Very Low Frequency / VLF )
UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara


• Radiasi elektromagnetik frekwensi amat sangat rendah ( Extremely Low Freqierncy / Elf ).
Diantara radiasi yang tersebut diatas, sinar – X merupakan sinar ataupun radiasi yang berbahaya
karena sinar ini mengion, sehingga akan merusak jaringan tubuh.
2.2 PENCAHAYAAN MONITOR
Mencahayakan yang buruk seperti kurangnya pencahayaan atau cahaya terlalu terik bias
menimbulkan efek silau, sakit kepala, nyeri pada mata dan pusing.
Umumnya masalah cahaya muncul pada:
i)intensitas cahaya monitor
ii) cahaya indoor, mencakup:
- kurang pencahayaan
- sebaran cahaya tidak merata
iii) cahaya outdoor : cahaya outdoor yang masuk dan mempengaruhi pencahayaan monitor.
Beberapa tingkat pencahayaan yang tepat untuk aktivitas tertentu, antara lain:
-

300-500 lux = pencahayaan pada umumnya

-

500-750 lux = bekerja dengan menggunakan komput er


-

500-1000 lux = cahaya pada meja kerja yang dianggap nyaman

-

1000–2000 lux = membaca dan menggambar dan pekerjaan yang membut uhkan det ail

Atur pencahayaan dan kontras monitor. Tingkat pencahayaan dan kontras yang diatur terlalu
tinggi akan menghabiskan banyak energi serta dapat menjadi tingkat yang lebih membahayakan
kesehatan mata. Oleh karena itu, atur pencahayaan dan kontras pada tingkat yang lebih rendah.
Tombol pengatur pencahayaan biasanya terletak di bagian bawah monitor komputer, sedangkan
pada laptop biasanya terintegrasi di bagian keyboard. Sebaiknya gunakan wallpaper monitor
berwarna gelap. Wallpaper monitor yang terang akan meningkatkan penggunaan energi.

UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara


2.3 JARAK PANDANG KE LAYAR MONITOR
Ketika menggunakan komputer, posisi duduk dan jarak pandang dengan layar monitor
juga harus diperhatikan. Hal ini untuk mencegah timbulnya sakit/ kelelahan yang disebabkan
oleh penggunaan komputer dengan posisi yang tidak ergonomis.
Posisi duduk yang benar sangat penting diperhatikan oleh pengguna komputer. Apalagi
jika pengguna memakai komputer hingga berjam-jam lamanya. Posisi duduk yang salah, selain
lebih cepat menimbulkan rasa lelah, juga dapat membentuk postur tubuh anda menjadi tidak
baik.
Usahakan jarak meja dan kursi tidak terlalu jauh sehingga tangan tidak terlalu jauh
dengan keyboard dan mouse. Jarak yang terlalu jauh akan menyebabkan posisi duduk yang
cenderung mebungkuk. Tinggi meja kerja, tempat meletakkan keyboard dan mouse juga harus
diperhatikan. Jangan gunakan meja yang terlalu tinggi, karena memaksa penggung menjadi sakit
terangkat sehingga mengakibatkan pegal/ kelelahan. Jika memungkinkan gunakan kerja
komputer dengan posisis mouse dan keyboard yang lebih rendah dari posisi layar monitor.
Selanjutnya, atur jarak mta dengan layar monitor agar berada pada jarak 46-70cm. Ini
adalah jarak pandang yang cukup nyaman dan aman untuk mata anda. Atur posisi monitor agar
bagian tertinggi dari layar berada pada posisi yang sejajar dengan mata. Posisi ini akan membuat
anda duduk tegak sehingga leher selalu pada posisi yang benar. Untuk pandangan ke monitor,
usahakan tidak menetap komputer secara terus menerus saat bekerja karena melelahkan mata
bahkan merusakkan mata. Alihkan pandangan dengan menatap hal lain setiap 15 menit sekali

agar kelenturan mata tetap terjaga.
2.4 PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN
2.4.1 PENGERTIAN
Ketajaman penglihatan didefinisikan sebagai kemampuan mata untuk dapat melihat objek
secara jelas dan sangat tergantung pada kemampuan akomodasi mata. Ketajaman penglihatan
dipengaruhi oleh perubahan kecepatan sudut target, vibrasi, luminance, kontras, trackling
gerakan kepala dan mata, waktu reaksi, faktor belajar, dan kelelahan (Wijaya dan Sakundarini,
2000).
UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 ANATOMI MATA
Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata adalah sistem optic
yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi
impuls saraf. Mata dilindungi oleh area orbit tengkorak yang disusun oleh berbagai tulang seperti
tulang frontal, sphenoid, maxilla, zygomatic, greater wing of sphenoid, lacrimal, dan ethmoid
(Rizzo, 2001).
Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori yang terdiri dari alis
mata, kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, aparatus lakrimal, dan otot-otot mata ekstrinsik.

Alis mata dapat mengurangi masuknya cahaya dan mencegah masuknya keringat, yang dapat
menimbulkan iritasi, ke dalam mata. Kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya benda
asing ke dalam mata. Konjungtiva merupakan suatu membran mukosa yang tipis dan transparan.
Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam kelopak mata dan konjuntiva bulbar melapisi
bagian anterior permukaan mata yang berwarna putih. Titik pertemuan antara konjungtiva
palpebra dan bulbar disebut sebagai conjunctival fornices.

Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata melainkan juga mampu melawan infeksi
bakterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma globulin. Kebanyakan air mata yang
diproduksi akan menguap dari permukaan mata dan kelebihan air mata akan dikumpulkan di
bagian medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari bagian tersebut, air mata akan mengalir ke
saccus lakrimalis yang kemudian menuju duktus nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir
pada meatus inferior kavum nasalis dibawah konka nasalis inferior (Rizzo, 2001). Struktur
aksesoris mata dapat dilihat pada gambar 2.1.

Untuk menggerakkan bola mata, mata dilengkapi dengan enam otot ekstrinsik. Otot-otot
tersebut yaitu superior rectus muscle, inferior rectus muscle, medial rectus muscle, lateral rectus
muscle, superior oblique muscle, dan inferior oblique muscle. Superior oblique muscle diinervasi
oleh nervus troklearis. Lateral rectus muscle diinervasi oleh nervus abdusen. Keempat otot mata
lainnya diinervasi oleh nervus okulomotorius (Seeley, 2006). Otot-otot ekstrinsik bola mata

dapat dilihat pada gambar 2.2.
UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 : Stuktur Akseosori Mata

Gambar 2.2 : Otot-Otot Ekstrinsik Mata

UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

OTOT OTOT BOLA EXTRINSIK MATA
Mata mempunyai diameter sekitar 24 mm dan tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu
outer fibrous layer, middle vascular layer dan inner layer. Outer fibrous layer (tunica fibrosa)
dibagi menjadi dua bagian yakni sclera dan cornea. Sclera (bagian putih dari mata) menutupi
sebagian besar permukaan mata dan terdiri dari jaringan ikat kolagen padat yang ditembus oleh
pembuluh darah dan saraf. Kornea merupakan bagian transparan dari sclera yang telah
dimodifikasi sehingga dapat ditembus cahaya (Saladin, 2006).

Iris memiliki dua lapisan berpigmen yaitu posterior pigment epithelium yang berfungsi
menahan cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border layer yang mengandung
sel-sel berpigmen yang disebut sebagai chromatophores. Konsentrasi melanin yang tinggi pada
chromatophores inilah yang memberi warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan
coklat(Saladin, 2006). Struktur anatomi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada
gambar 2.3.

Gambar 2.3 : Anatomi Bola mata

UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

2.4.3 FISIOLOGI PENGLIHATAN

Gambar 2.4 : Fisiologi Penglihatan
Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan
sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya
sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter
pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri

dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epithelial kontraktil yang telah
termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006).

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil
sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada
kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke
benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata,
pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006).
Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humor (n=1.33), dan lensa
(n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi
untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh.
Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam
UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke
korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006).
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada
pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama dengan
pigmen pada choroidmembentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan
mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada. Pada
sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic.
Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai
lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic
sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic
(Seeley, 2006). Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk
akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus,
superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006). Gambaran jaras penglihatan yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.5 : Jaras Penglihatan

UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Perkembangan Ketajaman Penglihatan
Perkembangan kemampuan melihat sangat bergantung pada perkembangan tumbuh anak
pada keseluruhan, mulai dari daya membedakan sampai pada kemampuan menilai pengertian
melihat. Tajam penglihatan bayi sangat kurang dibanding penglihatan anak. Perkembangan
penglihatan berkembang cepat sampai usia dua tahun dan secara kuantitatif pada usia lima tahun
(Ilyas, 2009).

Tajam penglihatan bayi berkembang sebagai berikut:
- Baru lahir : Menggerakkan kepala ke sumber cahaya besar
- 6 minggu : Mulai melakukan fiksasi; Gerakan mata tidak teratur
- 3 bulan : Dapat menggerakkan mata ke arah benda bergerak
- 4-6 bulan : Koordinasi penglihatan dengan gerakan mata;

Dapat melihat dan mengambil objek
- 9 bulan : Tajam penglihatan 20/200
- 1 tahun : Tajam penglihatan 20/100
- 2 tahun : Tajam penglihatan 20/40
- 3 tahun : Tajam penglihatan 20/30
- 5 tahun : Tajam penglihatan 20/20 (Ilyas, 2009).

2.4.5 FAKTOR FAKTOR PENURUNAN VISUS
Penurunan ketajaman penglihatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia,
kesehatan mata dan tubuh dan latar belakang pasien. Ketajaman penglihatan cenderung menurun
sesuai dengan meningkatnya usia seseorang. Jenis kelamin bukan merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi ketajaman penglihatan seseorang (Xu, 2005). Dari penelitian yang dilakukan di
Sumatra, Indonesia, didapat bahwa penyebab tertinggi terjadinya low vision atau visual
impairment adalah katarak, kelainan refraksi yang tidak dikoreksi, amblyopia, Age-related
Macular Degeneration, Macular Hole, Optic Atrophy, dan trauma (Saw, 2003). Kelainan
refraksi merupakan suatu kelainan mata yang herediter (Riordan-Eva, 2007).

UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

2.4.6 PENGARUH KOMPUTER TERHADAP KESEHATAN MATA
Menurut Jeffrey Anshell, Optometris di California, karakteristik layar/ monitor komputer
(VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan komputer, dapat memicu timbulnya
masalah mata dan penglihatan. Apabila kedua mata focus pada satu titik dalam jangka waktu
lama, lensa mata akan mengalami stuck at that focal point, yang akan menyebakan timbulnya
keluhan kelelahan mata. (Goldsborough, 2007).
Miller (2004) mengatakan bahwa keluhan mata akibat bekerja dengan menggunakan
komputer dalam jangka waktu lama, yang dikenal dengan Computer Vision Syndrome (CVS)
memiliki gejala- gejala meliputi:
a) M at a lelah
b) Sakit kepala
c)

Pandangan kabur

d) M at a kering
e) M et a t erasa gat al
f)

M at a t erasa t erbakar

g)

M at a menjadi sensit ive t erhadap cahaya

h) Pandangan ganda
i)

Sakit pada leher dan panggung

Gejala- gejala di atas terkadang juga disertai dengan keluhan pusing, mual dan muntah.
2.4.7 PEMERIKSAAN VISUS MATA
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan
penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang
mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata
yang memberikan keluhan mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan
dengan kartu Snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam penglihatan diukur dengan
menentukan kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), ataupun proyeksi sinar. Untuk
besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan
kemampuan melihat benda terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu (Ilyas, 2009).
Biasanya pemeriksaan tajam penglihatan ditentukan dengan melihat kemampuan
membaca huruf-huruf berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu. Pasiennya dinyatakan
dengan angka pecahan seperti 20/20 untuk penglihatan normal. Pada keadaan ini, mata dapat
UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut. Tajam
penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 6/4 hingga 6/6 (atau 20/15 atau 20/20 kaki). Tajam
penglihatan maksimum berada di daerah fovea, sedangkan beberapa faktor seperti penerangan
umum, kontras, berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah
tajam penglihatan mata (Ilyas, 2009).
Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak lima atau enam meter.
Pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pada
pemeriksaan tajam penglihatan dipakai kartu baku atau standar, misalnya kartu baca Snellen
yang setiap hurufnya membentuk sudut lima menit pada jarak tertentu sehingga huruf pada baris
tanda 60, berarti huruf tersebut membentuk sudut lima menit pada jarak 60 meter; dan pada baris
tanda 30, berarti huruf tersebut membentuk sudut lima menit pada jarak 30 meter. Huruf pada
baris tanda 6 adalah huruf yang membentuk sudut lima menit pada jarak enam meter, sehingga
huruf ini pada orang normal akan dapat dilihat dengan jelas (Ilyas, 2009).
Untuk mengetahui sama tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata dapat dilakukan
dengan uji menutup salah satu mata. Bila satu mata ditutup akan menimbulkan reaksi yang
berbeda pada sikap anak, yang berarti ia sedang memakai mata yang tidak disenangi atau kurang
baik dibanding dengan mata lainnya (Ilyas, 2009).

Bila seseorang diragukan apakah penglihatannya berkurang akibat kelainan refraksi,
maka dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada
kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila penglihatan berkurang
dengan diletakkannya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik ataukekeruhan media
penglihatan yang mengakibatkan penglihatan menurun (Ilyas, 2009).

UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 2.1. dibawah ini terlihat tajam penglihatan yang dinyatakan dalam sistem desimal,
Snellen dalam meter dan kaki (Ilyas, 2009).
SNELLEN
(6METER)
6/6
5/6
6/9
5/9
6/12
5/12
6/18
6/60

20 KAKI

SISTEM DESIMAL

20/20
20/25
20/30
15/25
20/40
20/50
20/70
20/200

1.0
0,8
0,7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.1

2.4.8 PENCEGAHAN
Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk mengurangi resiko gangguan penglihatan akibat
bekerja dengan komputer terlalu lama setiap hari:
a) Posisikan monitor komputer sedeemikian rupa sedemikian rupa sehingga layar monitor
berada di bawah mata. Jarak antara monitor dan mata sebaiknya 45cm. sudut penglihatan
diusahakan tegak lurus terhadap monitor. Monitor dapat diatur kemiringnya sesuai
kebutuhan, jangan terlalu atas atau terlalu bawah karena akan mempengaruhi otot
leher.leher akan mudah kaku dan pegal-pegal.
b) Letakkan bahan-bahan ketikan sedekat mungkin ke layar monitor. Tujuannya mengurangi
gerakan kepala dan mata, serta peruabahn akomodasi mata.
c) Atur pencahayaan sehingga pantulan layar sesedikit mungkin
d) Bersihkan layar monitor untuk mengurangi muatan elektrostatik.
e) Beristirahatlah secara berkala.
f) Sering mengedipkan mata untuk menghindari mata kering.
g) Jagalah jarak focus yang nyaman ke layar monitor.

UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

2 32 69

Hubungan Pencahayaan Dan Jarak Pandang Ke Layar Monitor Komputer Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 Di Fakultas Kedokteran, Usu

5 39 49

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 13

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 2

Hubungan Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 5

Hubungan Pencahayaan Dan Jarak Pandang Ke Layar Monitor Komputer Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 Di Fakultas Kedokteran, Usu

0 0 13

Hubungan Pencahayaan Dan Jarak Pandang Ke Layar Monitor Komputer Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 Di Fakultas Kedokteran, Usu

0 0 2

Hubungan Pencahayaan Dan Jarak Pandang Ke Layar Monitor Komputer Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 Di Fakultas Kedokteran, Usu

0 0 3

Hubungan Pencahayaan Dan Jarak Pandang Ke Layar Monitor Komputer Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 Di Fakultas Kedokteran, Usu

0 2 2

Hubungan Pencahayaan Dan Jarak Pandang Ke Layar Monitor Komputer Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 Di Fakultas Kedokteran, Usu

0 0 4