Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial Facebook Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

(1)

Oleh :

EDRIC CHANDRA

100100095

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN PADA MAHASISWA/I

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

EDRIC CHANDRA

NIM : 100100095

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN PADA MAHASISWA/I

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2010

Nama : Edric Chandra

NIM : 100100095

Pembimbing Penguji I

(dr. Aryani Atiyatul Amra, Sp.M) (dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK. Sp.GK) NIP. 19640502 199203 2 003 NIP. 19530719 198003 2 001

Penguji II

(dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes)

NIP. 19731015 200112 2 002

Medan, 02 Januari 2014

Dekan Fakultas Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)


(4)

ABSTRAK

Latar belakang : Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan manusia dapat memperoleh informasi dan berkomunikasi jarak jauh dalam waktu singkat. Kemampuan ini didukung dengan berbagai jenis media sosial elektronik yang ada di dunia sekarang ini sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas dengan berbagai cara. Salah satu media sosial yang banyak digunakan yaitu Facebook. Banyak kemudahan yang dirasakan oleh pengguna sehingga menyebabkan ketergantungan. Oleh sebab itu, pengguna dapat menghabiskan waktu yang lama di depan layar komputer yang kemudian berdampak pada penurunan tajam penglihatan.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari apakah ada hubungan lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling yang merupakan jenis non-probabilitas. Informasi yang diperlukan dari sampel didapatkan melalui wawancara dan untuk tajam penglihatan dilakukan pengukuran secara langsung dengan kartu Snellen. Semua data yang telah diperoleh kemudian dihubungkan dengan menggunakan uji regresi logistik.

Hasil : Jumlah seluruh sampel yang didapatkan yaitu 80 subjek. Data kemudian diuji dengan regresi logistik.

Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara lamanya penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan.


(5)

ABSTRACT

Background : Rapid development of technology nowadays have made people to obtain information and communicate easily in a short time. These capabilities are supported by various types of latest electronic social media which can perform multiple activities in many ways. As an example, Facebook, one of several widely used social media. Many users find themselves addicted to the social media and spent most of their time in front of monitor which caused bad impact to their visual acuity.

Objective : The aim of this study is to acknowledge whether there is a relationship between length of usage of Facebook and decreased of visual acuity.

Methods : This study was an analytic study with cross-sectional design which enrolled in August 2013 with participants from 2010 batch, Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. Samples were obtained through consecutive sampling. Information needed from sample acquired through interviews and Snellen chart was used to measure visual acuity directly.

Result : There were 80 samples obtained in this study. The data are analyzed with logistic regression.

Conclusion : There was no correlation between length of usage of Facebook and decreased of visual acuity.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis memgucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. dr. Aryani Atiyatul Amra, Sp.M selaku dosen pembimbing penulis yang memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan sehingga karya tulis ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK, Sp.GK selaku dosen penguji I dan dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan saran sehingga karya tulis ilmiah dapat menjadi karya tulis ilmiah yang lebih baik dari sebelumnya

3. Para staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas partisipasi dan bantuan dalam proses pengumpulan data penelitian.

5. Orang tua dan saudara yang sangat penulis sayangi yang telah memberikan dukungan dan nasehat untuk menambah semangat mengerjakan karya tulis ilmiah.

6. Seluruh rekan mahasiswa/i yang telah membantu memberikan saran dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Untuk bantuan baik secara moril maupun materil yang diberikan selama ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa


(7)

dapat memberikan pahala sebesar-besarnya kepada seluruh orang yang telah menjadi bagian dari proses dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Selama penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan tanggapan dari berbagai pihak guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi kita semua dan dimasa yang akan datang sekiranya dapat menjadi rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Medan, November 2013

Penulis

Edric Chandra


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Anatomi dan Fisiologi Mata ... 6

2.2. Proses Penglihatan ... 8


(9)

2.3.2. Pemeriksaan Tajam Penglihatan ... 11

2.3.3. Tajam Penglihatan dan Kekuatan Lensa Mata ... 13

2.4. Kerusakan Penglihatan ... 14

2.4.1. Epidemiologi ... 14

2.4.2. Derajat Penglihatan Kurang (Low Vision) ... 15

2.5. Media Sosial ... 16

2.5.1. Fungsi Media Sosial... 16

2.5.2. Kelebihan dan Kekurangan Media Sosial ... 19

2.6. Media Sosial dan Tajam Penglihatan ... 19

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 21

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 21

3.2. Definisi Operasional ... 22

3.3. Hipotesis ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1. Jenis Penelitian ... 24

4.2. Tempat Penelitian ... 24

4.3. Waktu Penelitian ... 24

4.4. Populasi ... 24

4.5. Sampel ... 24

4.6. Teknik Pengumpulan Data ... 25

4.7. Pengolahan dan Analisis Data ... 26


(10)

5.1. Hasil Penelitian ... 27

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 27

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ... 28

5.1.3. Hasil Analisis Data ... 31

5.2. Pembahasan ... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1. Kesimpulan ... 33

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1. Tajam Penglihatan dan Penglihatan Kurang 15

5.1. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

28

5.2. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia 28 5.3. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Lama

Penggunaan

29

5.4. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Tajam Penglihatan

30

5.5. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Penurunan Tajam Penglihatan

30

5.6. Distribusi Silang Lama Penggunaan Facebook dengan


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. Anatomi Bola Mata 6

2.2. Lapisan pada Retina 8


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup 39

Lampiran II Izin Survei Awal Penelitian 40

Lampiran III Lembar Penjelasam 41

Lampiran IV Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 43

Lampiran V Izin Penelitian 44

Lampiran VI Lampiran 45

Lampiran VII Ethical Clearance 46

Lampiran VIII Tabel Data Induk Penelitian 47


(14)

ABSTRAK

Latar belakang : Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan manusia dapat memperoleh informasi dan berkomunikasi jarak jauh dalam waktu singkat. Kemampuan ini didukung dengan berbagai jenis media sosial elektronik yang ada di dunia sekarang ini sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas dengan berbagai cara. Salah satu media sosial yang banyak digunakan yaitu Facebook. Banyak kemudahan yang dirasakan oleh pengguna sehingga menyebabkan ketergantungan. Oleh sebab itu, pengguna dapat menghabiskan waktu yang lama di depan layar komputer yang kemudian berdampak pada penurunan tajam penglihatan.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari apakah ada hubungan lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus 2013 dengan sampelnya yaitu mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling yang merupakan jenis non-probabilitas. Informasi yang diperlukan dari sampel didapatkan melalui wawancara dan untuk tajam penglihatan dilakukan pengukuran secara langsung dengan kartu Snellen. Semua data yang telah diperoleh kemudian dihubungkan dengan menggunakan uji regresi logistik.

Hasil : Jumlah seluruh sampel yang didapatkan yaitu 80 subjek. Data kemudian diuji dengan regresi logistik.

Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara lamanya penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan.


(15)

ABSTRACT

Background : Rapid development of technology nowadays have made people to obtain information and communicate easily in a short time. These capabilities are supported by various types of latest electronic social media which can perform multiple activities in many ways. As an example, Facebook, one of several widely used social media. Many users find themselves addicted to the social media and spent most of their time in front of monitor which caused bad impact to their visual acuity.

Objective : The aim of this study is to acknowledge whether there is a relationship between length of usage of Facebook and decreased of visual acuity.

Methods : This study was an analytic study with cross-sectional design which enrolled in August 2013 with participants from 2010 batch, Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. Samples were obtained through consecutive sampling. Information needed from sample acquired through interviews and Snellen chart was used to measure visual acuity directly.

Result : There were 80 samples obtained in this study. The data are analyzed with logistic regression.

Conclusion : There was no correlation between length of usage of Facebook and decreased of visual acuity.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan media sosial tidak terasa sudah sedemikian pesatnya mengikuti perkembangan zaman. Berdasarkan definisi, media sosial merupakan bentuk dari komunikasi elektronik yang menghubungkan komunitas di dalam dunia maya melalui suatu sistem khususnya sistem telekomunikasi ataupun komputer. Selain itu, media sosial juga berguna untuk berbagi informasi, pesan, ide, lagu, dan lain-lain. (Merriam-Webster, 2013)

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antar sesama manusia (Gripaldo, 2008). Kebutuhan akan media sosial yang menghubungkan antar manusia menyebabkan perkembangan di berbagai media sosial. Awalnya, kata media sosial bahkan tidak dikenal. Yang dikenal hanyalah jaringan sosial dimana merupakan suatu jaringan untuk berkomunikasi antar teman, kerabat dan keluarga (Dictionary.com, 2013). Kata dari jaringan sosial tersebut diperkenalkan di dunia maya pada tahun 1995. (Goble, 2012)

Pada saat itu, jaringan sosial hanya terdapat pada 1 komunitas di suatu daerah saja yang merupakan jaringan antar komputer. Tetapi perkembangan yang tidak hentinya terjadi dan pada akhirnya sampailah ke tahap jaringan sosial yang dapat menghubungkan komunitas dari seluruh dunia. Ide yang membawa jaringan sosial ini ke dalam dunia maya sekaligus dimulainya era media sosial datang dari Jonatan Abrams yang merupakan pendiri dari Friendster pada tahun 2002. (Chafkin, 2007)

Kejayaan Friendster dimulai dari penyediaan fasilitas berupa informasi pengguna hingga berita-berita dunia yang dapat diulas oleh seluruh pengguna. Tetapi kemudian Friendster digantikan Facebook pada tahun 2006, pendiri dari Facebook, Mark Zuckerberg, menanamkan ide berkomunikasi melalui tulisan secara waktu nyata dan hiburan berupa lagu, video dan permainan menarik yang


(17)

menjadikan Facebook sebagai primadona jaringan sosial sekaligus media sosial. (Goble, 2012)

Kemunculan media sosial ini juga menyebabkan perkembangan dalam mengolah pesan pendek. Pada tahun yang sama, Twitter juga diluncurkan oleh Jack Dorsey untuk menggantikan fungsi telepon seluler dalam mengolah pesan pendek. Tidak hanya itu, Twitter juga menambahkan fungsi menyebarkan berita dimana pesan pendek tersebut tidak hanya dapat dibaca oleh orang yang dituju tetapi juga dapat dibaca oleh seluruh pengguna Twitter. (Johnson, 2013)

Sebagai salah satu media sosial terbesar di dunia, Facebook memiliki lebih dari 1.056.000.000 akun pengguna yang aktif di seluruh dunia pada akhir tahun 2012 (FACEBOOK, INC., 2013) dan di Indonesia tercatat sekitar 48.000.000 akun pengguna pada April 2013 dan menduduki posisi keempat setelah Amerika, Brazil dan India secara berurutan. Akun sekitar 20.000.000 pengguna merupakan pengguna dengan usia berkisar antara 18-24 tahun dengan perbandingan jenis kelamin pria : wanita yaitu sekitar 6 : 4. (Checkfacebook.com, 2013)

Banyaknya pengguna juga tidak lepas dari keberagaman alat elektronik dan komunikasi yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh media sosial yang ada dan juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dari pengguna-pengguna media sosial tersebut. Adapun berdasarkan kesimpulan survei Nielsen (2012) dari sekitar 400.000.000 pengguna media sosial, sekitar 94% pengguna menggunakan komputer, 46% menggunakan telepon seluler, 16% menggunakan tablet dan 7% menggunakan pemutar lagu genggam untuk mengakses media sosial.

Media sosial yang semakin praktis dan ramai digunakan kemudian menyebabkan ketertarikan yang berlebihan. Menurut Priyatna (2013), media sosial memiliki peran penting dalam perkembangan pada masa remaja. Media sosial menjadi tempat bagi sebagian remaja untuk berbagi ide dan kreasi dalam bentuk gambar maupun video. Selain itu, media sosial juga merupakan tempat menyalurkan perasaan yang terdapat pada diri mereka dalam bentuk tulisan. Tidak hanya itu, penggunaan media sosial juga lumrah dijadikan sebagai tempat untuk


(18)

mendapatkan informasi, berbagi berita ataupun bertukar pikiran. Beberapa remaja bahkan mencari teman melalui media sosial dan berkomunikasi melalui dunia maya dengan tulisan, suara, ataupun keduanya. Oleh sebab itu, tidak sedikit remaja yang dapat menghabiskan waktunya didepan alat elektronik untuk mengakses media sosial tersebut dalam waktu lama (Bjerregaard, 2010).

Penggunaan berlebih dari alat elektronik memiliki dampak yang tidak baik untuk penglihatan pada mata. Menurut Gutherie et al. (2013), menatap layar dalam waktu lama dan tulisan yang kecil pada alat elektronik dapat menurunkan ketajaman penglihatan. Akan tetapi, dampak-dampak tersebut belum dapat dibuktikan sepenuhnya karena jarang terdapat penelitian mengenai hal tersebut. Atas alasan itulah, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara lama penggunaan media sosial yaitu Facebook dengan penurunan dari ketajaman penglihatan. Dipilihlah tempat penelitian yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memiliki komposisi mahasiswa/i yang memiliki umur sekitar 18-24 yang merupakan pengguna terbanyak media sosial Facebook.


(19)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditulis di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Apakah lama penggunaan media sosial Facebook berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui hubungan lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui penurunan tajam penglihatan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

2. Untuk mengetahui lama penggunaan Facebook mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.


(20)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat :

1. Menjadi masukan berupa dampak dari lama penggunaan Facebook terhadap penurunan tajam penglihatan bagi mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Menjadi dasar peneliti lain untuk menggali lebih dalam pada saat melakukan penelitian selanjutnya.

3. Menjadi pengalaman dan menambah wawasan peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Mata

Mata adalah suatu organ yang rumit dan sangat berkembang yang peka terhadap cahaya. Mata dapat melewatkan cahaya dengan bentuk dan intensitas cahaya serta warna dalam keadaan yang sempurna. Dengan kandungan yang kuat dan kenyal untuk mempertahankan bentuknya, mata juga dilindungi oleh struktur tulang yang bersifat protektif dan letaknya disebut dengan orbit. Selain itu, mata juga memiliki lensa yang merupakan suatu lapisan berisi sel peka cahaya yang dapat memfokuskan bayangan. Pada mata juga terdapat sel dan saraf yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak. Terdapat 3 lapisan yang melengkung pada mata yaitu lapisan terluar yang terdiri dari kornea dan sklera, lapisan tengah yang terdiri dari koroid, badan silier dan iris yang disebut juga lapisan vaskuler, dan lapisan dalam yang terdiri dari jaringan saraf, retina. (Junqueira, 2007)

Sumber : Tortora, 2009


(22)

Lensa pada mata yang disebut juga lensa kristalin merupakan suatu struktur bening yang ditahan pada tempatnya oleh suatu ligamen yang berbentuk sirkuler yang dinamakan lens suspensory ligament (Zonula). Zonula ini melekat pada bagian yang menebal pada badan koroid yang berisi serat otot sirkuler dan longitudinal untuk menebalkan dan memipihkan lensa. Didepan lensa juga memiliki suatu struktur yang berpigmen dan tidak tembus cahaya yang disebut iris. Iris ini memiliki serat otot sirkuler dan serat otot radial. (Barrett et al, 2010)

Diantara kornea dan lensa terdapat ruangan berisi cairan bening yang dihasilkan oleh badan silier disebut Aqueous humor. Cairan ini mengalir melalui pupil dan merupakan sumber nutrisi kornea dan lensa. Sirkulasi cairan ini melalui canal of Schlemm yang terdapat diantara iris dan kornea. Selain ruangan di diantara kornea dan lensa terdapat juga ruangan diantara lensa dan retina dimana ruangan tersebut diisi oleh cairan bersifat gelatin yang bening disebut vitreous humor. (Barrett et al., 2010)

Pada retina terdapat 2 lapisan yaitu pigmented layer dan neural layer. Pada pigmented layer terdapat sel epitel yang mengandung melanin yang terletak antara koroid dan bagian saraf dari retina dimana merupakan pemberi warna pada retina dan membantu untuk menyerap cahaya. Kemudian pada neural layer, terdapat beberapa sub lapisan sebelum suatu cahaya bisa berubah menjadi impuls yang kemudian akan dikirim ke akson saraf optik. Sub lapisan yang terdapat pada lapisan neural yaitu: photoreceptor layer, bipolar cell layer dan ganglion cell layer. Pada photoreceptor layer terdapat sel kerucut, sel batang, sel bipolar, sel ganglion dan amakrin. (Tortora, 2009)

Setiap sel pada photoreceptorlayer memiliki kerja yang berbeda. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya yang berguna untuk penglihatan saat malam hari. Sel kerucut memberikan penglihatan warna dimana stimulasi sel ini dapat menyebabkan persepsi dari berbagai warna. Sel bipolar berfungsi untuk menghubungkan sinaps dari sel batang dan sel kerucut. Sel amakrin berfungsi untuk menginhibisi hubungan antara sel batang dan sel kerucut dengan sel ganglion.


(23)

Selain itu, sel amakrin juga berguna untuk meningkatkan sensitivitas dari retina. (Martini et al., 2012)

Sumber : Tortora, 2009

Gambar 2.2. Lapisan pada Retina

2.2. Proses Penglihatan

Cahaya yang merupakan bentuk radiasi elektromagnet yang dibentuk oleh suatu partikel dengan energi yang disebut foton. Panjang gelombang cahaya yang dapat diterima oleh reseptor cahaya yaitu 400-700 nanometer. Cahaya bersifat memancarkan gelombang ke segala arah dan dapat dibiaskan oleh medium yang dilewatinya. Suatu proses penglihatan awalnya dimulai dari cahaya yang masuk ke dalam mata. (Sherwood, 2010)

Karena adanya iris, tidak seluruh cahaya yang merambat ke mata masuk ke dalam rongga mata. Selain itu, terdapat juga celah yang dibentuk oleh serat otot pada iris yang disebut pupil. Otot sirkuler menyebabkan konstriksi pada pupil sedangkan serat otot radial menyebabkan dilatasi pada pupil. Perubahan dari


(24)

diameter pupil sangat berpengaruh terhadap masuknya cahaya yang akan mencapai retina. (Sherwood, 2010)

Cahaya yang masuk juga mengalami refraksi sehingga cahaya tersebut dapat menjadi bayangan yang akurat pada retina. Datangnya cahaya dari suatu arah akan direfraksikan menuju suatu titik dibelakang lensa. Titik tersebut akan jelas jika jatuh tepat pada retina, dan seluruh titik yang jatuh pada retina akan membentuk bayangan yang terbalik. (Barrett et al., 2010)

Ketika suatu cahaya jatuh pada pigmented layer dari retina, cahaya tersebut akan diserap dan dicegah agar tidak mengalami pemantulan cahaya melalui neural layer. Cahaya tersebut kemudian ditangkap oleh sel kerucut dan sel batang yang menduduki pigmented layer. Setelah itu, sel batang dan sel kerucut memberi gambaran terang dan warna dari bayangan. Bayangan tersebut akan diubah menjadi impuls dan dilanjutkan ke sel ganglion menuju saraf optik. (Martini et al., 2012)

Impuls pada saraf optik akan melewati optic chiasm yang merupakan persilangan yang berada pada circle of Willis pada otak. Sebagian impuls dari saraf optik masing-masing bola mata akan bersilangan pada optic chiasm. Kemudian impuls akan menuju lateral geniculate nuclei yang berada pada ujung optic tract. Setelah itu, impuls kemudian dilanjutkan geniculocalcarine tract. Geniculocalcarine tract ini juga disebut sebagai optic radiation karena fungsinya sebagai penyebar impuls ke bagian dari white matter pada otak. Terakhirnya, impuls tersebut akan sampai pada primary visual cortex (striate cortex) pada area 17 Brodmann. (Remington, 2012)


(25)

Sumber : Remington, 2012 Gambar 2.3. Jaras Penglihatan

2.3. Tajam Penglihatan

2.3.1. Definisi Tajam Penglihatan

Menurut Westheimer (2010), tajam penglihatan atau visual acuity merupakan batas kemampuan untuk membedakan objek visual secara detil. Kemampuan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Pupil, diameter pupil kurang dari 2 mm akan menyebabkan resolusi menjadi buruk dan diameter pupil lebih dari 6 mm maka akan menyebabkan perubahan gelombang yang berakibat pada jelasnya gambar yang akan diterima retina.


(26)

2. Defocus, kesalahan dari fokus akibat bayangan yang tidak jatuh tepat pada retina melainkan jatuh di belakang retina atau di depan retina.

3. Warna, campuran warna yang tidak sesuai.

4. Retinal Eccentricity, lengkungan pada retina perifer bayangan yang jatuh menjadi tidak jelas.

5. Luminance, pancaran cahaya yang kurang dari suatu sumber yang mengakibatkan kurangnya intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata.

6. Contrast, perbedaan terangnya latar dan objek.

7. Waktu, suatu bayangan tidak dapat diinterpretasi ketika penerimaan suatu cahaya kurang dari 20 ms.

8. Lelah, melebihi batas kemampuan dalam melakukan suatu penglihatan yang mempengaruhi pembentukan bayangan ataupun impuls jaras otak.

9. Usia, ketajaman penglihatan bertambah perlahan dari usia 0 bulan hingga usia 3 tahun.

Ketajaman yang menurun menyebabkan penglihatan menjadi kabur (Fachrian et al., 2009). Ukuran dari tajam penglihatan sangat dipengaruhi oleh persepsi seseorang sehingga menyebabkan tajam penglihatan bersifat subjektif (Riordan-Eva et al., 2007). Subjektivitas ini dipengaruhi oleh keadaan mata saat menerima stimulus, kemampuan untuk memproses stimulus, dan respon dari subjek. Oleh karena itu, dibutuhkan alat pemeriksaan yang tepat untuk mengurangi subjektivitas tersebut (Westheimer,2012).

2.3.2. Pemeriksaan Tajam Penglihatan

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan suatu pemeriksaan fungsi mata secara keseluruhan dan merupakan langkah awal untuk menentukan penyebab dari penurunan tajam penglihatan. Pemeriksaan dapat dilakukan secara masing-masing mata ataupun 2 mata secara sekaligus. (Ilyas et al., 2011)


(27)

2.3.2.1. Tajam Penglihatan Sentral

Untuk memeriksa tajam penglihatan digunakan suatu alat pemeriksaan standar yaitu kartu Snellen. Pada kartu Snellen terdapat huruf - huruf yang merupakan standar dari huruf yang dapat dibaca orang normal pada jarak 20 kaki atau 6 meter. Hasil dari kartu Snellen dinyatakan dalam bentuk pecahan yang dimana memiliki pembilang dan penyebut. Pembilang berarti jarak antara huruf dengan subjek yaitu 20 kaki atau 6 meter dan penyebut berarti jarak huruf yang dapat dibaca oleh subjek. (Ilyas et al., 2011)

Pemeriksaan dimulai dari menyebutkan huruf terbesar yang kemudian dilanjutkan dengan huruf yang lebih kecil pada baris selanjutnya dan pengucapan huruf oleh pemeriksa dilakukan secara jelas dan perlahan. Pemeriksaan diakhiri jika subjek tidak mengenali huruf yang terletak pada 1 baris tersebut. Subjek yang dapat membaca secara lengkap dan jelas huruf pada baris 6/6 atau 20/20 pada kartu Snellen dinyatakan memiliki penglihatan 6/6 atau 20/20. Jika subjek tidak dapat membaca dengan jelas 1 huruf yang terdapat dalam 1 baris maka hasil penglihatan yang diambil adalah penglihatan pada baris terakhir dimana subjek dapat membaca dengan jelas. Subjek yang tidak dapat melihat dengan jelas huruf terbesar maka dapat dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan buruk. (Ilyas et al., 2011)

2.3.2.2. Tajam Penglihatan Buruk

Jika pada pemeriksaan dengan menggunakan kartu Snellen subjek tidak dapat melihat huruf pertama yang merupakan huruf terbesar, maka pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat jumlah jari. Pemeriksaan jumlah jari dimulai dari jarak 3 meter antara subjek dengan pemeriksa dan kemudian pemeriksa menunjukkan angka yang akan dilihat dan disebutkan oleh subjek. Pada mata normal, jumlah jari dapat dilihat dari 60 meter dan jika subjek masih tidak dapat melihat dari jarak 3 meter maka pemeriksa melangkah 1 meter mendekati subjek hingga subjek dapat melihat jumlah jari. Hasilnya dinyatakan dalam pecahan yaitu 3/60, 2/60, atau 1/60 dalam satuan meter. (Ilyas et al., 2011)


(28)

Subjek yang masih tidak dapat melihat jumlah jari maka dapat dilakukan pemeriksaan dengan lambaian tangan dengan jarak 1 meter di depan subjek. Lambaian tangan pada mata normal dapat dilihat dari jarak 300 meter sehingga interpretasinya merupakan 1/300 dalam satuan meter. Pada subjek yang ternyata belum dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter di depan pemeriksa, maka dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan yang terakhir yaitu proyeksi sinar. Dengan jarak 1 meter di depan pemeriksa, subjek diberi proyeksi sinar. Jika subjek masih dapat melihat sinar maka dinyatakan memiliki penglihatan 1/~ dalam satuan meter. Kemudian, jika pasien tidak dapat melihat adanya proyeksi cahaya maka dikatakan penglihatannya ada 0 (nol). (Ilyas et al., 2011)

2.3.3. Tajam Penglihatan dan Kekuatan Lensa Mata

Pengaruh kekuatan lensa mata pada pemeriksaan tajam penglihatan sangat besar. Kesalahan kekuatan lensa pada mata akan menyebabkan suatu bayangan yang jatuh pada retina tidak tepat sehingga berakibat bayangan tersebut menjadi tidak jelas (blur). Terdapat rumus yang memperkirakan tajam penglihatan dengan menggunakan kekuatan lensa mata yaitu :

� =

,5�+ , 5

Dimana :

D = Ukuran tajam penglihatan (dalam penyebut dengan pembilang 20 kaki)

E = Kekuatan lensa mata (dalam dioptri)

Dengan mengetahui kekuatan lensa mata maka dapat diperkirakan tajam penglihatan pada seseorang. (Meister et al., 2010)


(29)

2.4. Kerusakan Penglihatan

2.4.1. Epidemiologi

Penelitian prevalensi dari gangguan penglihatan di Indonesia sangat jarang dilakukan. Salah satu penelitian mengenai prevalensi dan penyebab dari penglihatan kurang oleh Saw et al. (2003) yang dilakukan pada daerah pedesaan di beberapa provinsi di Pulau Sumatra. Terdapat angka prevalensi 5,8% untuk penglihatan kurang bilateral dan untuk kebutaan yang bilateral terdapat angka prevalensi 2,2%. Angka prevalensi untuk penglihatan kurang juga bertambah 1,2% untuk usia 21-30 hingga 19,8% untuk usia 50 tahun keatas. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa penghasilan juga berpengaruh dalam penglihatan kurang dimana dewasa yang berpenghasilan rendah yaitu dibawah Rp 500.000 memiliki rasio yang lebih tinggi yaitu 2,3% dibandingkan dewasa dengan penghasilan tinggi (Rp 500.000 – Rp 1.000.000 per bulan) yaitu 1,1%. Terdapat juga pengaruh pendidikan terhadap penglihatan kurang dan kebutaan dimana rasio penglihatan kurang dewasa dengan pendidikan kurang (hanya sampai sekolah dasar) memiliki rasio 6,6% dan yang berpendidikan lebih tinggi yaitu 1,6%. Penyebab dari penglihatan kurang hingga kebutaan umumnya katarak kemudian diikuti oleh kesalahan refraktif yang tidak dikoreksi.


(30)

2.4.2. Derajat Penglihatan Kurang (Low Vision)

Terdapat kategori untuk menentukan keparahan suatu penglihatan melalui pemeriksaan tajam penglihatan menurut Ilyas et al. (2011) yaitu sesuai dengan Tabel 2.1. berikut ini:

Tabel 2.1. Tajam Penglihatan dan Penglihatan Kurang

Kategori Jarak Snellen

Jarak 6 meter Jarak 20 kaki

Penglihatan Normal 6/3 6/5 6/6 6/7.5 20/10 20/15 20/20 20/25 Penglihatan Hampir Normal 6/9 6/12 6/15 6/18 6/21 20/30 20/40 20/50 20/60 20/70

Low Vision Sedang

6/24 6/30 6/38 20/80 20/100 20/125

Low Vision Berat

6/60 6/90 6/120 20/200 20/300 20/400

Low Vision Nyata 6/240 20/800

Hampir Buta Penglihatan kurang dari 4 kaki ( sekitar 1

meter) untuk hitungan jari

Buta Total Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali


(31)

Berdasarkan dari kategori dari Tabel 2.1 maka penglihatan kurang atau low vision diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Low Vision Ringan : Tajam penglihatan kurang dari 6/18 hingga 6/48 atau kurang dari 20/70 hingga 20/160

2. Low Vision Berat : Tajam penglihatan kurang dari 6/48 atau 20/160

2.5. Media Sosial

2.5.1. Fungsi Media Sosial

Kietzmann et al. (2011) menyatakan bahwa penggunaan media sosial tidak lepas dari fungsinya yang memiliki peran penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Masing-masing media sosial memiliki fungsi yang dominan yang menjadi ciri khas pengguna dunia maya untuk mengakses media sosial tersebut. Terdapat 7 fungsi yang merupakan dasar dari media sosial yaitu :

1. Identitas

Pengguna berusaha untuk memperkenalkan dirinya pada media sosial dengan cara meletakkan informasi seperti nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi, dan informasi yang khusus mengenai dirinya.

Pengenalan diri pada dunia maya ini terjadi secara sadar dan tidak sadar dari informasi yang subjektif seperti pemikiran, perasaan, kegemaran dan ketidaksenangan.

Beberapa media sosial bahkan membutuhkan profil dari pengguna untuk mencari komunitas yang cocok untuk pengguna. Beberapa pengguna juga dapat menuliskan hal yang dapat membuat orang lain tertarik dan mengikuti perkembangan pengguna tersebut.


(32)

2. Pembicaraan

Salah satu ketertarikan pengguna dalam media sosial adalah fasilitas komunikasi. Komunikasi ini ditujukan secara individual maupun grup dan terjadi pada segala kondisi.

Pada beberapa perusahaan yang mencoba untuk melakukan iklan pada dunia maya juga menyediakan suatu forum untuk berbagi tentang produk yang mereka gunakan dalam keseharian dengan tujuan menambah konsumen melalui komentar yang baik dari konsumen lain yang menggunakan media sosial.

3. Berbagi

Dalam kegiatan berbagi, pengguna dapat mendistribusi, bertukar dan menerima suatu hal. Dengan efek dari berbagi, pengguna media sosial juga menyatu di dunia maya melalui kesamaan yang mereka miliki bersama.

Pengguna yang berbagi suatu objek yang menjadi ketertarikan dari pengguna lain akan menciptakan komunitas untuk mengajak lebih banyak pengguna lagi agar masuk dan meramaikan komunitas tersebut. Tanpa suatu hal yang dapat dibagi, tidak ada alasan dari satu pengguna untuk berhubungan dengan pengguna lain.

4. Kehadiran

Dibutuhkannya kehadiran untuk mengetahui apa suatu pengguna dapat diterima dalam suatu komunitas. Suatu kehadiran dapat ditentukan dengan mengetahui dimana pengguna tinggal di dunia asli atau keaktifan di suatu halaman pada dunia maya.

Melalui hubungan-hubungan tersebut, antar pengguna dapat mengetahui kehadiran seseorang tidak hanya di dalam dunia maya, tetapi juga di dalam dunia asli.


(33)

5. Relasi

Relasi menjelaskan bagaimana antar pengguna dapat menjalin hubungan yang baik sehingga dapat menciptakan kebersamaan. Pengguna-pengguna media sosial kemudian dapat bersama-sama melakukan suatu hal yang sejalan baik dalam kesenangan ataupun keinginan mereka.

Melalui relasi ini juga, pengguna dapat dideskripsikan dalam berbagai jenis. Beberapa pengguna memilih sebagai penggemar dari pengguna lain akibat dari suatu hal khusus yang ada pada pengguna tersebut. Selain itu, pengguna juga memilih untuk hanya berteman dengan pengguna lain walaupun ada yang memilih untuk lanjut ke tahap yang lebih serius.

6. Reputasi

Keinginan pengguna media sosial tidak hanya terbatas pada identitas ataupun kehadiran tetapi beberapa pengguna juga mencari reputasi. Pengguna yang memiliki kesenangan dalam sesuatu akan menjadi penggemar pengguna lain yang sudah ahli dibidangnya. Reputasi akan pengguna tersebut akan meningkat dan semakin dikenali didalam dunia maya.

Melalui reputasi yang didapatkan, suatu pengguna akan menjadi lebih termotivasi untuk berbagi hal yang dapat menguntungkan bagi pengguna lain dan dapat menciptakan suatu komunitas baru yang digemari oleh banyak pengguna.

7. Grup

Pengguna media sosial dapat menciptakan grup yang sesuai untuk dirinya. Terrdapat 2 grup yang terdapat pada media sosial yaitu dimana grup yang pertama, individu yang dapat memilih teman-teman nyata, dekat ataupun orang-orang yang dikenal yang masuk kedalam grup tersebut, sedangkan yang kedua, grup yang dapat diikuti oleh semua orang, tertutup ataupun melalui suatu undangan untuk masuk kedalam grup tersebut.


(34)

2.5.2. Kelebihan dan Kekurangan Media Sosial

Penggunaan media sosial sebagai kegiatan sehari-hari juga memiliki dampak yang positif dan negatif untuk pengguna. Menurut Ali (2013), pengunaan media sosial banyak dimanfaatkan dalam bidang bisnis. Penggunaan iklan untuk menambah konsumen juga dilakukan tidak hanya pada televisi dan radio tetapi juga melalui media sosial. Dengan media sosial, konsumen dapat dengan mudah mengakses berita yang ada pada iklan dan bahkan dapat melakukan pemesanan secara langsung. Kegunaan media sosial ini juga menghilangkan batas jarak antar pengguna di dunia nyata dan dengan media sosial, berbagi pemikiran, memberitakan suatu kejadian, memperlihatkan hasil karya atau ide pengguna sendiri menjadi sangat praktis dan cepat.

Dibalik dari semua kelebihan yang terdapat pada media sosial, maka media sosial juga tidak lepas dari efek negatif. Salah satu yang menjadi permasalahan pengguna media sosial adalah ketergantungan. Ketergantungan media sosial mengakibatkan pengguna tidak dapat lepas dari mengakses media sosial sehingga menyebabkan kehilangan fokus dan konsentrasi pada dunia asli. Hal tersebut kemudian mengurangi kemampuan bersosialisasi pada dunia nyata. Selain dari ketergantungan, keamanan dari pengguna juga menjadi masalah yang luas bagi pengguna dari media sosial. Akibat dari terlalu banyaknya informasi yang disampaikan oleh seseorang ke media sosial akan menyebabkan seseorang menjadi rentan menjadi korban dalam suatu kejahatan.

2.6. Media Sosial dan Tajam Penglihatan

Menurut Duggan et al. (2013), pada seluruh penggunaan dunia maya terdapat sekitar 67% yang mengakses media sosial, peningkatan yang signifikan juga tidak lepas dari penggunaan perangkat elektronik untuk mengakses dunia maya. Penggunaan dari perangkat elektronik juga dilakukan dalam jarak dekat dalam waktu yang tidak singkat.


(35)

Ketika mata melihat sesuatu objek yang dekat, maka mata melakukan mekanisme akomodasi untuk mengatur fokus lensa mata agar cahaya dapat tepat jatuh di retina. Menurut Rempel et al. (2007), akomodasi yang berlama-lama akan menyebabkan pengurangan kelenturan dan kapasitas otot mata untuk mencembungkan lensa mata dan menyebabkan kelelahan pada mata. Tetapi pada penelitian tersebut tidak terdapat lamanya waktu akomodasi hingga menyebabkan pengurangan fungsi mata tersebut.

Pada penelitian Shieh (2000), jarak rata-rata mata pengguna dengan layar komputer yang memiliki ukuran yang berbeda adalah 42,3 cm sedangkan menurut penelitian Jaschinski (2002), jarak mata pengguna dengan layar komputer secara rata-rata yaitu 63 cm agar mata tidak mengalami gangguan dalam proses akomodasi dan gejala-gejala lain yang dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan.

Penelitian yang dilakukan Abdelaziz et al. (2009), dari 40 pengguna komputer, menunjukkan adanya gangguan penglihatan pada 29 pengguna yang telah menggunakan komputer selama 2 hingga 5 tahun dengan penggunaan lebih dari 10 jam per hari. Gangguan penglihatan juga terjadi pada pengguna yang telah menggunakan komputer selama 2 hingga 15 tahun.

Penggunaan media sosial melalui telepon genggam menjadi pilihan kedua dalam survei yang dilakukan oleh Nielsen (2012). Adapun penelitian oleh Bababekova et al. (2011) yang meneliti jarak rata-rata mata pengguna dengan perangkat elektronik berupa telepon genggam. Pada penggunaan akses internet, jarak rata-rata mata dengan layar telepon genggam adalah 36,2 cm sedangkan jarak yang direkomendasi agar tidak menyebabkan gangguan pada mata adalah 40 cm. Selain itu, Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa untuk membaca tulisan secara nyaman pada halaman dunia maya diperlukan jarak 3 kali lipat lebih dekat dari kemampuan tajam mata yang seharusnya. Tulisan yang terdapat pada dunia maya umumnya memiliki ukuran yang sama dengan huruf ukuran 6/15 pada kartu Snellen sehingga menyebabkan pengguna melakukan akomodasi hingga tulisan setara dengan 6/5 untuk mendapatkan perasaan nyaman.


(36)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

FACEBOOK

LAMA PENGGUNAAN RATA-RATA KOMPUTER

CAHAYA DAN UKURAN MONITOR

KEMAMPUAN KONTRAKSI OTOT

SILIARIS MATA BERKURANG

PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN JARAK MONITOR


(37)

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Media sosial elektronik merupakan bentuk komunikasi yang diperantai oleh jaringan dunia maya dimana memungkinkan seseorang berinteraksi dengan suatu komunitas dalam waktu yang sama pada tempat yang berbeda. Media sosial pada dunia maya yang banyak digunakan yaitu Facebook. Lama penggunaan dari media sosial bergantung pada berapa lamanya akses pada situs media sosial tersebut dengan menggunakan komputer.

a. Cara Ukur : Tanya Jawab

b. Alat Ukur : Wawancara

c. Hasil Ukur : Pertanyaan yaitu “Lama Penggunaan Rata-Rata Media Sosial dalam Seminggu”

d. Skala Ukur : Rasio

3.2.2. Tajam penglihatan adalah kemampuan mata untuk membedakan objek dengan tepat dan jelas yang dipengaruhi beberapa faktor oleh komponen pada mata.

a. Cara Ukur : Pengukuran Langsung b. Alat Ukur :

1. Kartu Snellen

2. Hitung Jari c. Hasil Ukur :

1. Tajam Penglihatan Normal : 6/7,5 atau diatasnya

2. Tajam Penglihatan Menurun : dibawah 6/7,5 d. Skala Ukur : Nominal


(38)

3.3. Hipotesis

Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki hipotesis :

Semakin lama penggunaan media sosial Facebook, maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi penurunan tajam penglihatan.


(39)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian jenis analitik dengan desain Cross Sectional yang menggunakan data yang diperoleh melalui pengukuran secara langsung terhadap subjek.

4.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

4.3. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan bulan Agustus hingga September 2013.

4.4. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 yang berjumlah 393 orang.

4.5. Sampel

Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan pengambilan sampel secara non-probabilitas jenis consecutive sampling. Pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. (Wahyuni, 2007)

Adapun kriteria-kriteria yang telah ditetapkan yaitu :

1. Kriteria inklusi

- Seluruh mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

- Yang menggunakan media sosial dengan komputer - Yang mengetahui ukuran dioptri lensa bola mata


(40)

- Yang setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini setelah diberikan penjelasan

2. Kriteria eksklusi

- Yang tidak menjawab pertanyaan dengan lengkap

Perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus :

� =

� − � + �

� . �

−�

. � . − �

−�

. � . − �

Dimana :

n = Jumlah sampel

d = Tingkat kepercayaan

N = Populasi

p = Proporsi di populasi

2 = Nilai distribusi normal baku tabel Z pada α tertentu

Melalui survei awal pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, didapatkan bahwa jumlah mahasiswa angkatan 2010 yang masih aktif dalam perkuliahan yang menjadi populasi penelitian ini adalah sebanyak 393 orang. Proporsi yang ditentukan oleh peneliti yaitu 0,5. Dengan rentang kepercayaan 95% dan kesalahan yg dapat ditoleransi adalah 10%, maka didapatkan perkiraan jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu sekitar 78 subjek.

� =

. ,, + , . , . − , . , . − ,

=

,

4.6. Teknik Pengumpulan Data


(41)

pemeriksaan langsung untuk menentukan tajam penglihatan dengan menggunakan kartu Snellen. Selanjutnya, melalui wawancara juga diketahui ukuran dioptri lensa mata sampel. Maka dapat dibandingkan ukuran kacamata dan tajam penglihatan saat ini. Untuk data sekunder, diperoleh dari Subbag Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai data mahasiswa angkatan 2010 yang masih aktif dalam menjalankan perkuliahan.

4.7. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data mengenai rata-rata lama penggunaan media sosial Facebook terhadap tajam penglihatan dilakukan dengan menggunakan software statistik. Data diolah secara manual dengan memasukkan tajam penglihatan saat ini dan lama waktu penggunaan media sosial Facebook. Tajam penglihatan sebelumnya ditentukan dari ukuran dioptri lensa bola mata yang dikonversi menjadi tajam penglihatan. Dengan membandingkan tajam penglihatan saat ini dan sebelumnya, maka diketahui apakah terjadi penurunan tajam penglihatan.


(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada pengambilan data penelitian, sebanyak 80 orang mahasiswa dan mahasiswi yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian dilakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan pemeriksaan dengan menggunakan kartu Snellen serta menandatangani lembar informed consent sebagai tanda bahwa subjek bersedia untuk menjadi sampel penelitian.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang beralamat Jalan Dokter Mansyur Nomor 5, Medan, Kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah :

a. Batas Utara : Jalan Dokter Mansyur, Padang Bulan

b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

c. Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan

d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memiliki luas sekitar 122 Ha dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya.


(43)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 39 48,8

Wanita 41 51,3

Total 80 100

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, sampel yang lebih banyak adalah sampel yang berjenis kelamin wanita. Terdapat 41 subjek berjenis kelamin wanita dengan persentase 51,3% dari jumlah seluruh sampel dan 39 subjek berjenis kelamin pria dengan persentase 48,8% dari jumlah seluruh sampel. Jumlah seluruh sampel pada penelitian ini yaitu 80 subjek.

Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

19 tahun 3 3,8

20 tahun 14 17,5

21 tahun 54 67,5

22 tahun 7 8,8

23 tahun 1 1,3

24 tahun 1 1,3

Total 80 100

Berdasarkan karakteristik usia, sampel yang paling banyak pada penelitian ini adalah yang berusia 21 tahun dengan jumlah 54 subjek. Median usia sampel adalah 21 tahun dan rata-rata usia sampel adalah 20,9 tahun dengan usia minimum 19 tahun dan usia maksimum 24 tahun.


(44)

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Lama Penggunaan

Lama Penggunaan Frekuensi Persentase

0,5 Jam 2 2,5

1 Jam 10 12,5

2 Jam 16 20,0

3 Jam 2 2,5

4 Jam 5 6,3

5 Jam 9 11,3

6 Jam 3 3,8

7 Jam 6 7,5

8 Jam 1 1,3

10 Jam 8 10,0

12 Jam 3 3,8

14 Jam 4 5,0

15 Jam 1 1,3

19 Jam 1 1,3

20 Jam 2 2,5

21 Jam 1 1,3

24 Jam 4 5,0

35 Jam 2 2,5

Total 80 100

Berdasarkan karakteristik lama penggunaan, penggunaan 2 jam per minggu adalah yang terbanyak dengan jumlah 16 subjek. Rata-rata penggunaan adalah 7,688 jam per minggu dengan minimum penggunaan adalah 0,5 jam per minggu dan maksimum penggunaan adalah 35 jam per minggu.


(45)

Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Tajam Penglihatan

Tajam Penglihatan Frekuensi Persentase

Normal 14 17,5

Kurang 66 82,5

Total 80 100

Berdasarkan karakteristik tajam penglihatan yang diperoleh berdasarkan pemeriksaan tajam penglihatan menggunakan kartu Snellen, dari 80 subjek yang memenuhi kriteria sampel penelitian, terdapat 14 subjek dengan persentase 17,5% yang memiliki tajam penglihatan normal dan 66 subjek dengan persentase 82,5% yang memiliki tajam penglihatan kurang dari 6/7,5.

Tabel 5.5. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Penurunan Tajam Penglihatan

Penurunan Tajam Penglihatan Frekuensi Persentase

Tidak 34 42,5

Ada 46 57,5

Total 80 100

Berdasarkan karakteristik penurunan tajam penglihatan yang diperoleh dengan menghitung perkiraan tajam penglihatan menggunakan kekuatan lensa mata, didapatkan 34 subjek yang tidak mengalami penurunan tajam penglihatan dengan persentase 42,5% dari seluruh jumlah sampel dan 46 subjek yang mengalami penurunan tajam penglihatan dengan persentase 57,5% dari seluruh jumlah sampel.


(46)

5.1.3. Hasil Analisis Data

Tabel 5.6. Distribusi Silang Lama Penggunaan Facebook dengan Penurunan Tajam Penglihatan

Penurunan Tajam Penglihatan

Tidak Ada Total

Lama Penggunaan 0,5 Jam 1 1 2

1 Jam 2 8 10

2 Jam 8 8 16

3 Jam 2 0 2

4 Jam 2 3 5

5 Jam 3 6 9

6 Jam 1 2 3

7 Jam 1 5 6

8 Jam 1 0 1

10 Jam 4 4 8

12 Jam 1 2 3

14 Jam 3 1 4

15 Jam 0 1 1

19 Jam 0 1 1

20 Jam 1 1 2

21 Jam 0 1 1

24 Jam 3 1 4

35 Jam 1 1 2


(47)

Data pada tabel 5.2. diuji dengan uji regresi logistik yang kemudian didapatkan p value sebesar 0,412 dengan tingkat signifikansi 5%. Dari hasil tersebut, dengan p value lebih besar dari α = 5% yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan.

5.2. Pembahasan

Tajam penglihatan merupakan kemampuan mata untuk membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan kemampuan melihat benda terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu. Dengan menggunakan kartu Snellen sebagai alat ukur, pemeriksaan tajam penglihatan dapat dijadikan sebagai awal pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut. (Ilyas et al., 2011)

Pada pernyataan hasil tajam penglihatan, terdapat 2 cara yaitu dengan menggunakan sistem pecahan dan sistem desimal. Tajam penglihatan disebut kurang apabila seseorang memiliki tajam penglihatan kurang dari 6/7,5 atau 20/25 atau 0,8. (Ilyas et al., 2011)

Dari hasil penelitian ini, tidak terbukti adanya hubungan antara lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan penelitian ini tidak sesuai dengan teori dan juga menjadi kelemahan didalam penelitian ini, yakni :

1. Pengukuran tajam penglihatan dengan kartu Snellen dilakukan secara langsung tanpa mengistirahatkan mata setelah lama menggunakan kacamata menyebabkan pengukuran langsung saat mata lelah dan tidak dapat berakomodasi dengan optimal.

2. Bentuk penelitian yang bersifat cross sectional yang bersifat mengumpulkan data satu kali dalam satu waktu yang dapat berakibat terjadinya bias.

3. Tidak dilakukan penelitian sejak kapan penggunaan dan sudah berapa lama penggunaan media sosial Facebook.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Tidak terdapat hubungan antara lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan pada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010.

6.2. Saran

Dalam melakukan pengukuran diharapkan peneliti berikutnya dapat memperhatikan dengan cakupan yang lebih luas sehingga didapatkan hasil yang lebih banyak yang mendukung penelitian.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abdelaziz, M.M., Fahim, S.A., Mousa, D.B., Gaya, B.I., 2009. Effects of Computer use on Visual Acuity and Colour Vision Among Computer Workers in Zaria. European Journal of Scientific Research. EuroJournals Publishing, Inc., 35 (1) : 99-105. From :

http://www.researchgate.net/publication/237150365_EFFECTS_OF_COMP UTER_USE_ON_VISUAL_ACUITY_AND_COLOUR_VISION_AMON G_COMPUTER_WORKERS_IN_ZARIA/file/60b7d51b9b6aea2f70.pdf [Accessed 19 December 2013]

Ali, I., 2013. Positive and Negative Effects of Social Media on Society. Available From: http://www.techbead.com/positive-and-negative-effects-of-social-media-on-society/ [Accessed 22 April 2013]

Bababekova, Y., Rosenfield, M., Hue, J.E., Huang, R.R., 2011. Font Size and Viewing Distance of Handheld Smart Phones. Optometry and Vision Science, 88 (7) : 795-797.

Barrett, K., Brooks, H., Boitano, S., Barman, S., 2010. Ganong's Review of Medical Physiology. 23rd Edition. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc., 181-182.

Bjerregaard, M., 2010. FACEBOOK'S EFFECTS ON SUBTLE EMOTION

DECODING ACADEMIC PERFORMANCE, AND IDENTITY

PROTECTION. Available from:

http://www.suu.edu/hss/comm/masters/Capstone/Thesis/Bjerregaard_M.pdf [Accessed 13 April 2013]

Chafkin, M., 2007. How to Kill a Great Idea!. Inc. Mag. Available from:


(50)

Checkfacebook.com, 2013. Facebook. Available from:

http://www.checkfacebook.com/ [Accessed 11 April 2013]

Curtis, A., 2013. The Brief History of Social Media. University of North Carolina. Accessed from:

http://www.uncp.edu/home/acurtis/NewMedia/SocialMedia/SocialMediaHis tory.html [Accessed 11 April 2013]

Duggan, M., Brenner, J., 2013. The Demographics of Social Media Users — 2012.

PewResearchCenter. Available from:

http://pewinternet.org/~/media//Files/Reports/2013/PIP_SocialMediaUsers.p df [Accessed 19 April 2013]

Dictionary.com, 2013. Social network. Available from: http://dictionary.reference.com/browse/social+network [Accessed 11 April 2013]

FACEBOOK, INC. 2013. Facebook Annual Reports 2012. Available from : http://investor.fb.com/common/download/download.cfm?companyid=AMD

A-NJ5DZ&fileid=658233&filekey=46826077-D2FD-4E84-9BBE-C3F844B547A0&filename=FB_2012_10K.pdf [Accessed 22 May 2013]

Fachrian, D., Rahayu, A.B., Naseh., A.J., Rerung, N.E.T., Pramesti, M., Sari, E.A., Rutelica, Suarthana,E., 2009. Prevalensi Kelainan tajam Penglihatan pada Pelajar SD "X" Jatinegara Jakarta Timur. Maj Kedokt Indon, 59 (6) : 260-264.

Goble, G., 2012. THE HISTORY OF SOCIAL NETWORKING. Available from: http://www.digitaltrends.com/features/the-history-of-social-networking/ [Accessed 11 April 2013]

Grayson, 2013. A Brief History of YouTube. Available from: http://dailyinfographic.com/a-brief-history-of-youtube-infographic

[Accessed 11 April 2013]


(51)

Available from: http://books.google.co.id/books?isbn=1565182588 [Accessed 11 April 2013]

Gutherie, A.H., Uslan, M., Schuchard, R.A., Smith, J., 2013. Standards for Small Visual Displays. American Foundation for the Blind. Available from: http://www.afb.org/section.aspx?FolderID=3&SectionID=53&TopicID=386 &DocumentID=4438 [Accessed 13 April 2013]

Ilyas, H.S., Yulianti, S.R., 2011. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 64-69.

Jaschinski, W., 2002. The Proximity-Fixation-Disparity Curve and the Preferred Viewing Distance at a Visual Display as an Indicator of Near Vision Fatigue. Optometry and Vision Science, 79 (3) : 158-169.

Johnson, M., 2013. The History of Twitter. Available from: http://www.socialnomics.net/2013/01/23/the-history-of-twitter/ [Accessed 11 April 2013]

Junqueira, L.C., 2007. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 451.

Kietzmann, J.H., Hermkens, K., McCarthy, I.P., Silvestre, B.S., 2011. Social media? Get serious! Understanding the functional building blocks of social media. Business Horizons, 54 : 241-251.

Lenhart, A., Purcell, K., Smith, A., Zickuhr, K., 2010. Social Media and Young Adults. Pew Internet & American Life Project : 4. Available from :

http://www.pewinternet.org/Reports/2010/Social-Media-and-Young-Adults.aspx [Accessed 29 May 2013]

Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F., 2012. Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th Edition. San Fransisco: Pearson Education, Inc., 565.

Meister, D., Sheedy, J.E., 2010. Introduction to Ophthalmic Optics. San Diego :


(52)

www.opticampus.com/files/introduction_to_ophthalmic_optics.pdf [Accessed 29 May 2013]

Merriam-Webster, 2013. Social Media. Available from: http://www.merriam-webster.com/dictionary/social%20media [Accessed 11 April 2013]

Merriam-Webster, 2013. Online. Available from: http://www.merriam-webster.com/dictionary/online [Accessed 11 April 2013]

Mukhtar, Z., Haryuna, T.S.H., Effendy, E., Rambe, A.Y.M., Betty, Zahara, D., 2010. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran. Medan : USU Press, 125.

NIELSEN, 2012. State of the Media: The Social Media Report 2012. Nielsen

Holding N.V. Available from :

http://www.nielsen.com/us/en/reports/2012/state-of-the-media-the-social-media-report-2012.html [Accessed 13 April 2013]

Priyatna, A.H., 2013. Peranan Media Sosial Untuk Remaja. Available from: http://www.didno76.com/2013/03/peranan-media-sosial-dalam-remaja.html [Accessed 18 April 2013]

Remington, L.A., 2012. Clinical Anatomy and Physiology of the Visual System. 3rd Edition. Missouri: Butterworth-Heinemann, 233-240.

Rempel, D., Willms, K., Anshel, J., Jaschinski, W., Sheedy, J., 2007. The Effects of Visual Display Distance on Eye Accommodation, Head Posture, and Vision and Neck Symptoms. Human Factors, 49 (5): 830-838.

Riordan-Eva, P., Whitcher, J.P., 2007. Chapter 2. Ophthalmologic Examination. Vaughan & Asbury's General Ophthalmology. 17th Edition. McGraw-Hill Companies.

Saw, S-M., Husain,R., Gazzard, G.M., Koh, D., Widjaja, D., Tan, D.T.H., 2003. Causes of low vision and blindness in rural Indonesia. Br J Ophthalmol 87 : 1075-1078.


(53)

Shieh, K-K., 2000. Effects of reflection and polarity on LCD viewing distance. International Journal of Industrial Ergonomics, 25: 275-282.

Smith,C., 2013. How Many People Use the Top Social Media, Apps & Services?. Available from: http://expandedramblings.com/index.php/category/social-media/twitter/ [Accessed 15 April 2013]

Youtube.com, 2013. Statistics. Available from:

http://www.youtube.com/yt/press/statistics.html [Accessed 11 April 2013]

Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc., 609-611.

Wahyuni, Arlinda Sari, 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication, 110-116.

Westheimer, G., 2010. Visual Acuity and Hyperacuity. California: Mc-Graw Hill Companies. Available from: http://cgvr.informatik.uni-bremen.de/teaching/cg_literatur/visual_acuity.pdf [Accessed 17 April 2013]


(54)

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Edric Chandra

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 30 April 1992

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Laboratorium II No. 6A, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Sutomo 1 Medan 1997

2. SD Sutomo 1 Medan 1998

3. SMP Sutomo 1 Medan 2004

4. SMA Sutomo 1 Medan 2007

5. Fakultas Kedokteran USU 2010

Riwayat Pelatihan : - Riwayat Organisasi : -


(55)

(56)

LAMPIRAN III

LEMBAR PENJELASAN

Dengan Hormat,

Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan :

Nama : Edric Chandra

Angkatan : 2010

Akan melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial Facebook dengan Penurunan Tajam Penglihatan pada Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan ketajaman penglihatan. Pada penelitian ini, diperlukan beberapa data yang akan dikumpulkan seperti nama lengkap, usia, jenis kelamin, gangguan penglihatan, penggunaan alat bantu penglihatan, lama penggunaan media sosial per minggu, dan nilai ketajaman penglihatan.

Data nilai ketajaman penglihatan diukur melalui kartu Snellen yang merupakan alat standar yang umum digunakan untuk menentukan ketajaman penglihatan secara kuantitatif. Caranya adalah dengan meminta subjek untuk membaca huruf yang terdapat pada kartu Snellen yang telah disediakan oleh peneliti. Terdapat wawancara yang akan digunakan untuk menambah informasi yang dibutuhkan di dalam penelitian. Lama wawancara dan pengukuran mata untuk setiap subjek akan memakan waktu sekitar 5 menit.


(57)

hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Untuk penelitian ini, Saudara/i tidak akan dikenakan biaya apapun.

Apabila masih terdapat ketidakjelasan dalam hal pelaksanaan penelitian, segala pertanyaan yang ada dapat secara langsung ditanyakan kepada peneliti yang dapat dihubungi pada nomor telepon 081362333369. Demikian informasi ini saya sampaikan, atas bantuan dan kesediaan Saudara/i menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya menyampaikan terima kasih.

Medan, 2013

Peneliti,


(58)

LAMPIRAN IV

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan dari peneliti tentang “Hubungan Lama Penggunaan Media Sosial Facebook dengan Penurunan Tajam Penglihatan pada Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010”, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013


(59)

(60)

(61)

(62)

LAMPIRAN VIII

TABEL DATA INDUK PENELITIAN

No um jk Lgun Ukiri Ukan Vkiri Vkan HUKiri HUKan HVKiri HVKan HPem HPeng 1 20 Pria 20 -0.25 0.00 1.00 1.00 0.84 1.12 Normal Normal Normal Normal 2 21 Wanita 5 0.00 0.00 0.67 0.50 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 3 21 Wanita 7 0.00 0.00 0.80 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Normal Menurun 4 21 Pria 2 -0.50 0.00 0.17 0.50 0.63 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 5 20 Wanita 10 -2.50 -2.00 0.05 0.03 0.06 0.11 Menurun Menurun Kurang Menurun 6 20 Pria 1 0.00 0.00 0.80 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Normal Menurun 7 21 Wanita 21 0.00 0.00 0.80 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Normal Menurun 8 21 Wanita 6 -1.50 -1.50 0.17 0.13 0.20 0.20 Menurun Menurun Kurang Menurun 9 21 Wanita 2 0.00 0.00 0.80 1.00 1.12 1.12 Menurun Normal Normal Menurun 10 20 Pria 20 0.00 0.00 0.67 0.67 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 11 21 Wanita 14 0.00 0.00 1.00 1.00 1.12 1.12 Normal Normal Normal Normal 12 22 Wanita 14 -1.25 -1.25 0.33 0.25 0.27 0.27 Normal Menurun Kurang Menurun 13 21 Pria 5 -0.50 -1.00 0.50 0.40 0.63 0.36 Menurun Normal Kurang Menurun 14 21 Wanita 2 -4.25 -4.25 0.03 0.03 0.01 0.01 Normal Normal Kurang Normal 15 19 Pria 2 0.00 0.00 0.67 0.67 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 16 21 Wanita 5 0.00 0.00 0.67 1.00 1.12 1.12 Menurun Normal Kurang Menurun 17 21 Pria 2 -4.75 -4.75 0.17 0.17 0.00 0.00 Normal Normal Kurang Normal 18 21 Wanita 4 0.00 -2.00 0.80 0.40 1.12 0.11 Menurun Normal Kurang Menurun 19 21 Pria 10 0.00 0.00 1.00 1.00 1.12 1.12 Normal Normal Normal Normal 20 21 Pria 2 -2.50 -2.50 0.17 0.17 0.06 0.06 Normal Normal Kurang Normal 21 19 Pria 24 -1.50 -1.50 0.33 0.80 0.20 0.20 Normal Normal Kurang Normal 22 21 Pria 1 -1.50 -1.75 0.17 0.25 0.20 0.15 Menurun Normal Kurang Menurun 23 21 Wanita 7 -2.75 -2.75 0.03 0.05 0.05 0.05 Menurun Normal Kurang Menurun 24 20 Wanita 14 -3.00 -2.50 0.17 0.13 0.04 0.06 Normal Normal Kurang Normal 25 20 Wanita 1 -0.50 -0.50 0.40 0.50 0.63 0.63 Menurun Menurun Kurang Menurun 26 20 Pria 5 0.00 0.00 0.50 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 27 21 Wanita 10 0.00 0.00 0.67 0.67 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 28 24 Wanita 1 -2.50 -2.50 0.50 0.40 0.06 0.06 Normal Normal Kurang Normal 29 21 Pria 35 0.00 0.00 0.67 0.67 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 30 21 Pria 19 0.00 0.00 0.67 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 31 22 Pria 5 -2.25 -1.25 0.13 0.13 0.08 0.27 Normal Menurun Kurang Menurun 32 21 Wanita 1 -0.50 -0.50 0.25 0.33 0.63 0.63 Menurun Menurun Kurang Menurun 33 21 Pria 10 -1.25 -1.50 0.17 0.17 0.27 0.20 Menurun Menurun Kurang Menurun


(63)

35 21 Pria 15 -1.50 -2.50 0.17 0.17 0.20 0.06 Menurun Normal Kurang Menurun 36 21 Pria 1 -5.00 -5.00 0.05 0.05 0.00 0.00 Normal Normal Kurang Normal 37 21 Pria 1 0.00 0.00 0.17 0.25 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 38 20 Wanita 2 -0.25 0.00 0.80 0.80 0.84 1.12 Menurun Menurun Normal Menurun 39 21 Wanita 4 -5.75 -5.50 0.03 0.03 0.00 0.00 Normal Normal Kurang Normal 40 21 Wanita 10 -4.00 -4.50 0.05 0.05 0.01 0.01 Normal Normal Kurang Normal 41 21 Pria 2 -6.00 -6.00 0.03 0.03 0.00 0.00 Normal Normal Kurang Normal 42 21 Wanita 5 0.00 0.00 1.00 1.00 1.12 1.12 Normal Normal Normal Normal 43 21 Pria 24 -1.00 -1.00 0.67 0.67 0.36 0.36 Normal Normal Kurang Normal 44 22 Wanita 10 -3.50 -3.50 0.13 0.13 0.02 0.02 Normal Normal Kurang Normal 45 21 Pria 24 -0.50 -0.50 0.17 0.17 0.63 0.63 Menurun Menurun Kurang Menurun 46 20 Wanita 1 -0.75 -0.75 0.17 0.17 0.47 0.47 Menurun Menurun Kurang Menurun 47 20 Wanita 1 -4.00 -6.00 0.03 0.03 0.01 0.00 Normal Normal Kurang Normal 48 21 Wanita 2 -0.50 -1.00 0.17 0.17 0.63 0.36 Menurun Menurun Kurang Menurun 49 22 Pria 7 0.00 0.00 1.00 1.00 1.12 1.12 Normal Normal Normal Normal 50 19 Wanita 35 0.00 0.00 1.00 1.00 1.12 1.12 Normal Normal Normal Normal 51 21 Pria 7 -0.50 -1.00 0.10 0.10 0.63 0.36 Menurun Menurun Kurang Menurun 52 21 Pria 1 -3.00 -3.00 0.03 0.02 0.04 0.04 Menurun Menurun Kurang Menurun 53 21 Pria 24 -5.00 -3.50 0.02 0.05 0.00 0.02 Normal Normal Kurang Normal 54 22 Wanita 2 -0.50 -1.50 0.50 0.17 0.63 0.20 Menurun Menurun Kurang Menurun 55 21 Pria 4 -2.00 -2.00 0.13 0.13 0.11 0.11 Normal Normal Kurang Normal 56 23 Pria 4 0.00 0.00 1.00 0.67 1.12 1.12 Normal Menurun Kurang Menurun 57 21 Wanita 10 -1.50 -1.25 0.17 0.17 0.20 0.27 Menurun Menurun Kurang Menurun 58 21 Wanita 2 -1.00 -0.75 0.50 0.80 0.36 0.47 Normal Normal Kurang Normal 59 21 Pria 2 -3.75 -4.00 0.05 0.03 0.01 0.01 Normal Normal Kurang Normal 60 21 Pria 2 -4.00 0.00 0.03 1.00 0.01 1.12 Normal Normal Kurang Normal 61 21 Pria 5 -3.00 -3.00 0.05 0.05 0.04 0.04 Normal Normal Kurang Normal 62 21 Pria 3 -3.00 -3.00 0.05 0.05 0.04 0.04 Normal Normal Kurang Normal 63 20 Pria 6 0.00 0.00 1.00 1.00 1.12 1.12 Normal Normal Normal Normal 64 21 Wanita 1 0.00 0.00 0.50 0.50 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 65 21 Wanita 2 -1.25 -1.50 0.25 0.25 0.27 0.20 Menurun Normal Kurang Menurun 66 20 Wanita 12 -3.00 -3.25 0.05 0.05 0.04 0.03 Normal Normal Kurang Normal 67 21 Wanita 6 0.00 0.00 0.80 0.40 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 68 22 Wanita 14 -3.00 -3.00 0.05 0.05 0.04 0.04 Normal Normal Kurang Normal 69 20 Pria 7 0.00 0.00 0.50 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 70 21 Wanita 5 -1.50 -1.75 0.13 0.13 0.20 0.15 Menurun Menurun Kurang Menurun 71 22 Wanita 7 -1.00 -4.75 0.33 0.03 0.36 0.00 Menurun Normal Kurang Menurun 72 21 Wanita 2 -7.50 -7.50 0.02 0.02 0.00 0.00 Normal Normal Kurang Normal 73 21 Pria 12 0.00 0.00 0.80 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Normal Menurun 74 20 Pria 1 0.00 0.00 0.40 0.40 1.12 1.12 Menurun Menurun Kurang Menurun 75 21 Pria 2 0.00 0.00 0.80 0.80 1.12 1.12 Menurun Menurun Normal Menurun


(64)

76 21 Pria 10 -3.00 -3.00 0.05 0.05 0.04 0.04 Normal Normal Kurang Normal 77 21 Pria 5 -1.00 -1.00 0.50 0.50 0.36 0.36 Normal Normal Kurang Normal 78 21 Wanita 8 -3.00 -3.00 0.05 0.05 0.04 0.04 Normal Normal Kurang Normal 79 21 Wanita 12 -1.50 -1.50 0.13 0.13 0.20 0.20 Menurun Menurun Kurang Menurun 80 21 Wanita 3 -4.00 -4.00 0.03 0.03 0.01 0.01 Normal Normal Kurang Normal


(65)

LAMPIRAN IX

Statistics

umur jeniskelamin lamaguna HasilPemeriksa

an

HasilPenglihata n N

Valid 80 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0 0

Mean 20.90 .51 7.688 .83 .58

Std. Error of Mean .085 .056 .8654 .043 .056

Median 21.00 1.00 5.000 1.00 1.00

Mode 21 1 2.0 1 1

Std. Deviation .756 .503 7.7400 .382 .497

Variance .572 .253 59.907 .146 .247

Range 5 1 34.5 1 1

Minimum 19 0 .5 0 0

Maximum 24 1 35.0 1 1

Sum 1672 41 615.0 66 46

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

19 3 3.8 3.8 3.8

20 14 17.5 17.5 21.3

21 54 67.5 67.5 88.8

22 7 8.8 8.8 97.5

23 1 1.3 1.3 98.8

24 1 1.3 1.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pria 39 48.8 48.8 48.8

Wanita 41 51.3 51.3 100.0


(66)

lamaguna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

.5 2 2.5 2.5 2.5

1.0 10 12.5 12.5 15.0

2.0 16 20.0 20.0 35.0

3.0 2 2.5 2.5 37.5

4.0 5 6.3 6.3 43.8

5.0 9 11.3 11.3 55.0

6.0 3 3.8 3.8 58.8

7.0 6 7.5 7.5 66.3

8.0 1 1.3 1.3 67.5

10.0 8 10.0 10.0 77.5

12.0 3 3.8 3.8 81.3

14.0 4 5.0 5.0 86.3

15.0 1 1.3 1.3 87.5

19.0 1 1.3 1.3 88.8

20.0 2 2.5 2.5 91.3

21.0 1 1.3 1.3 92.5

24.0 4 5.0 5.0 97.5

35.0 2 2.5 2.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

HasilPemeriksaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Normal 14 17.5 17.5 17.5

Kurang 66 82.5 82.5 100.0


(67)

HasilPenglihatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Normal 34 42.5 42.5 42.5

Menurun 46 57.5 57.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 80 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 80 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 80 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Normal 0

Menurun 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

HasilPenglihatan Percentage

Correct

Normal Menurun

Step 0 HasilPenglihatan

Normal 0 34 .0

Menurun 0 46 100.0

Overall Percentage 57.5

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500


(68)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .302 .226 1.786 1 .181 1.353

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0

Variables lamaguna .684 1 .408

Overall Statistics .684 1 .408

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step .679 1 .410

Block .679 1 .410

Model .679 1 .410

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R Square

1 108.418a .008 .011

a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

HasilPenglihatan Percentage

Correct

Normal Menurun

Step 1 HasilPenglihatan

Normal 4 30 11.8

Menurun 3 43 93.5


(69)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a lamaguna -.024 .029 .673 1 .412 .976

Constant .490 .323 2.301 1 .129 1.632


(1)

76

21

Pria

10

-3.00

-3.00

0.05

0.05

0.04

0.04

Normal

Normal

Kurang

Normal

77

21

Pria

5

-1.00

-1.00

0.50

0.50

0.36

0.36

Normal

Normal

Kurang

Normal

78

21

Wanita

8

-3.00

-3.00

0.05

0.05

0.04

0.04

Normal

Normal

Kurang

Normal

79

21

Wanita

12

-1.50

-1.50

0.13

0.13

0.20

0.20

Menurun

Menurun

Kurang

Menurun

80

21

Wanita

3

-4.00

-4.00

0.03

0.03

0.01

0.01

Normal

Normal

Kurang

Normal


(2)

LAMPIRAN IX

Statistics

umur jeniskelamin lamaguna HasilPemeriksa an

HasilPenglihata n N

Valid 80 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0 0

Mean 20.90 .51 7.688 .83 .58

Std. Error of Mean .085 .056 .8654 .043 .056

Median 21.00 1.00 5.000 1.00 1.00

Mode 21 1 2.0 1 1

Std. Deviation .756 .503 7.7400 .382 .497

Variance .572 .253 59.907 .146 .247

Range 5 1 34.5 1 1

Minimum 19 0 .5 0 0

Maximum 24 1 35.0 1 1

Sum 1672 41 615.0 66 46

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

19 3 3.8 3.8 3.8

20 14 17.5 17.5 21.3

21 54 67.5 67.5 88.8

22 7 8.8 8.8 97.5

23 1 1.3 1.3 98.8

24 1 1.3 1.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Pria 39 48.8 48.8 48.8

Wanita 41 51.3 51.3 100.0


(3)

lamaguna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

.5 2 2.5 2.5 2.5

1.0 10 12.5 12.5 15.0

2.0 16 20.0 20.0 35.0

3.0 2 2.5 2.5 37.5

4.0 5 6.3 6.3 43.8

5.0 9 11.3 11.3 55.0

6.0 3 3.8 3.8 58.8

7.0 6 7.5 7.5 66.3

8.0 1 1.3 1.3 67.5

10.0 8 10.0 10.0 77.5

12.0 3 3.8 3.8 81.3

14.0 4 5.0 5.0 86.3

15.0 1 1.3 1.3 87.5

19.0 1 1.3 1.3 88.8

20.0 2 2.5 2.5 91.3

21.0 1 1.3 1.3 92.5

24.0 4 5.0 5.0 97.5

35.0 2 2.5 2.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

HasilPemeriksaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Normal 14 17.5 17.5 17.5

Kurang 66 82.5 82.5 100.0


(4)

HasilPenglihatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Normal 34 42.5 42.5 42.5

Menurun 46 57.5 57.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 80 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 80 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 80 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value

Normal 0

Menurun 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

HasilPenglihatan Percentage Correct Normal Menurun

Step 0 HasilPenglihatan

Normal 0 34 .0

Menurun 0 46 100.0

Overall Percentage 57.5

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500


(5)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .302 .226 1.786 1 .181 1.353

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0

Variables lamaguna .684 1 .408

Overall Statistics .684 1 .408

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step .679 1 .410

Block .679 1 .410

Model .679 1 .410

Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R Square

1 108.418a .008 .011

a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

HasilPenglihatan Percentage Correct Normal Menurun

Step 1 HasilPenglihatan

Normal 4 30 11.8

Menurun 3 43 93.5

Overall Percentage 58.8


(6)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a lamaguna -.024 .029 .673 1 .412 .976

Constant .490 .323 2.301 1 .129 1.632