T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Problematika Hukum Pemberian Imbalan bagi Pengurus dan Pengawas Koperasi T2 BAB IV

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1.

a. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan
bahwa pemberian imbalan dilakukan oleh koperasi yang diteliti,
tetapi dengan bentuk imbalan yang berbeda-beda. Penerapan
pemberian imbalan terhadap pengurus dan pengawasnya diberikan
pada setiap rapat pengurus bahkan juga ada yang diberikan pada
setiap bulannya. Imbalan ini disesuaikan dengan kemampuan
koperasi yang didasarkan dari anggaran koperasi. Perincian
pembiayaan bagi pengurus dan pengawas koperasi dihitung dari
honor uang transport, uang makan, tunjangan pulsa dan tunjangan
hari raya.
Masing-masing koperasi memiliki cara yang berbeda untuk
memberikan imbalan kepada pengurus dan pengawasnya. Tetapi
dalam

pemberian


imbalannya

koperasi

menerapkan

pembayarannya diupayakan agar cukup sederhana sehingga lebih
mudah dimengerti dan dihitung serta berdasarkan kemampuan
koperasi untuk memberikan gaji dan imbalan disesuaikan dengan
dana yang tersedia pada setiap koperasi.

95

b. Alasan pemberian imbalan didasarkan pada kegiatan
pengelolaan koperasi yang membutuhkan curahan waktu
yang penuh, meningkatkan pelayanan secara profesional
kepada anggota koperasi serta memiliki tanggung jawab
yang besar dalam menjalankan tugasnya. Pengurus dan
pegawas koperasi kedudukan hukumnya sebagai seseorang

wakil yang bertindak atas nama principal badan hukum.
Peran pengurus dan pengawas yang dilihat dalam Level of
Strategi dalam functional sangat dibutuhkan. Pengelolaan

yang profesional memerlukan adanya sistem pertanggung
jawaban yang baik dan informasi yang relevan serta dapat
diandalkan untuk pengambilan keputusan perencanaan dan
pengendalian koperasi. Dalam perkembangannya koperasi
membutuhkan

tenaga-tenaga

yang

profesional

untuk

memajukan koperasi tetap harus mendapatkan imbalan.
Suatu koperasi yang tercapai peran dari pengelola ini sangat

penting,

karena

semua

aktifitas

dalalam

organisasi

tergantung pada orang yang mengelola dan bekerja
didalamnya. Sehingga pemberian imbalan pada pengurus
dan pengawas koperasi merupakan salah satu alat untuk
meningkatkan motivasi dalam melaksanakan tanggung
jawabnya untuk mengelola koperasi secara profesional.

96


2.

Dalam pengaturan Koperasi pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
mengenai imbalan pengurus dan pengawas koperasi tidak diatur secara
eksplisit. Ini

dapat diartikan dibolehkannya atau tidak mengenai

pemberian gaji pengurus dan imbalan pengawas koperasi, ini terdapat
kekosongan hukum dalam pemberian imbalan. Sehingga organisasi
koperasi mempunyai hak untuk mengaturnya dalam RAT. Berdasarkan
hasil penelitian koperasi yang memberikan gaji dan imbalan kepada
pengurus dan pengawasnya disadarkan pada aturan koperasi itu sendiri
(RAT). Tetapi seharusnya Undang-Undang Perkoperasian mengatur
secara rinci mengenai pemberian imbalan pengurus dan pengawas,
mengingat koperasi saat ini berkembang menjadi koperasi modern.
Koperasi saat ini membutuhkan pengaturan hukum yang lebih
memadahi mengikuti perkembangan dan kebutuhan dari masyarakat.
Pada hukum responsif, menyebutkan bahwa sifat responsif diartikan
sebagai


melayani

kebutuhan

masyarakat.

Hukum

responsif

menempatkan hukum dalam sarana respons dalam ketentuan-ketentuan
masyarakat. Dalam Undang-Undang Perkoperasian memang sebetulnya
sudah tidak relevan jika digunakan untuk mengatur koperasi saat ini.
Perkembangan koperasi sekarang semakin maju dan dapat dikatakan
menjadi koperasi modern. Seperti yang dikatakan Satjipto Rahardjo
bahwa melihat hukum sebagai objek ilmu dari pada profesi, dengan
selalu berusaha untuk memahami atau melihat hal-hal dibelakang
hukum, keinginan untuk melihat logika sosial dari hukum lebih besar
dari pada logika hukum atau perundang-undangan. Dapat dikatakan


97

bahwa hukum harus melihat realita yang ada pada saat ini bahwa
koperasi dalam dewasa ini sudah mengalami perkembangan. Bahwa
hukum haruslah dapat merespons atau hendaknya mampu mengikutui
perkembangan yang ada pada amasyarakat. koperasi membutuhkan
orang yang profesional dan mampu bersaing dalam ekonomi dengan
pelaku ekonomi lainnya. sehingga dalam pengaturan hukumnya harus
mengikuti perkembangan jaman. Sifat pergerakan hukum merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihilangkan tetapi sebagai sesuatu yang eksis
dan prinsipall. Hukum merupakan ilmu yang sebenarnya yang harus
selalu memaknai

sehingga selalu up to date. Undang-Undang

Perkoperasian harus dapat melihat kebutuhan dan perkembangan
koperasi yang ada saat ini. Pengaturan koperasi tentang pemberian
imbalan harus up to date untuk terwujudnya keadilan dan keserasian
pada koperasi di Indonesia.


B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang diperoleh, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Pemberian imbalan bagi pengurus dan pengawas koperasi
seharusnya diberikan berdasarkan pengaturan koperasi dan
pemberiannya diberikan pada setiap bulannya. Karena pemberian
dari gaji dan imbalan tersebut untuk memotivasi dan memberikan
keadilan kepada pengurus dan pengawas yang sudah diberikan
tanggung jawab untuk mengelola koperasi secara profesional.

98

Pemberian gaji dan imbalan dalam suatu organisasi harus diatur
menjadi sistem yang baik.
2. Alasan pemberian imbalan koperasi bahwa untuk menghargai
prestasi kerja pengurus dan pengawas yang sudah secara
profesional mengelola koperasi sehinga termotivasi, menjamin
keadilan bagi pengurus dan pengawas (pemberian gaji dan imbalan
sebanding dengan apa yang sudah diberikan pengurus dan

pengawas terhadap koperasi)

serta untuk mempertahankan

koperasi yang mampu bersaing didunia ekonomi modern saat ini.
3. Pengaturan hukum dalam hal koperasi saat ini seharusnya melihat
perkembangan koperasi dijaman modern seperti sekarang. Melihat
berdasarkan realita yang ada bahwa koperasi yang mampu bersaing
dibidang ekonomi serta meraih manfaat bagi anggota dan
masyarakat sekitar sehingga membutuhkan orang yang profesional
harus memperoleh gaji dan imbalan. Hukum harus eksis dan up to
date dalam pengaturan mengenai koperasi. Sehingga sudah
selayaknya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian menerapkan Pasal mengenai pemberian gaji dan
imbalan bagi pengurus dan pengawas koperasi. agar terwujudnya
keadilan dan keserasian untuk koperasi di Indonesia.

99