Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM Sent

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh Ciruas , Serang,
Banten
“The Origin Product of Banten Province”

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah UKM dan Koperasi
Dosen Pengampu: Bapak Zaid Nasser, S.IP,. ME

Disusun Oleh:
EDWIN RONALDO

(NIM. 5553121723)

MUHAMMAD IRHAM FADEL

(NIM.5553121884)

Kelas 3 F / III F

2013


JURUSAN ILMU EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jalan Raya Jakarta Km. 4, Serang, Banten.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena,
atas berkat dan kehendak-Nyalah laporan hasil survei ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Dalam penulisan laporan ini penulis menemukan banyak kesulitan, terutama
keterbatasan mengenai penguasaan Ilmu Ekonomi Koperasi dan UMKM. Tetapi
berkat bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak akhirnya penulis pun dapat
menyelesaikan laporan penelitian sosial ini. Karena itu penulis turut mengucapkan
terima kasih kepada :




Dosen Ekonomi Koperasi dan UMKM, Bapak Zaid Nasser, S.IP., ME., yang
telah memberika izin untuk melakukan action research.
Ayah dan Ibu penulis tersayang yang telah memberikan dukungan atau
motivasi secara moral, spiritual, dan materil.
Penulis menyadarai bahwa laporan ini masih ditemukan banyak kekurangan.

Maka, kritik dan saran dirasakan sangat dibutuhkan untuk kemajuan penulis di
masa yang akan datang.
Penulis berharap, agar dengan adanya laporan penelitian, dapat berguna bagi
semua Mahasiswa yang mengikut Mata Kuliah Ilmu Ekonomi Koperasi dan UMKM.
Jakarta, 11 Juni 2013

PENULIS

II

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... II
DAFTAR ISI ................................................................................................................... III

1.

Abstract. ................................................................................................................ 1

2.

The Origin Product. ............................................................................................ 3

3.

Weakness and Strength. ...................................................................................... 5

4.

Distribution. ......................................................................................................... 7

5.

Raw Material or Added Value. .......................................................................... 8


6.

In Line or Out Line The Product. ...................................................................... 8

7.

Competitor............................................................................................................. 8

8.

Competitive Value................................................................................................ 9

9.

Picture and More Information ......................................................................... 10

10.

More UMKM in Banten Province ............................................................... 17


III

1.

Abstract.
Di Indonesia akhir-akhir ini, banyak orang berminat untuk mengoleksi

benda-benda keramik asing maupun lokal, jika yang mengumpulkan
keramik tersebut adalah orang Indonesia kemunginan kecil untuk
diperdagangkan kembali, akan tetapi jika yang membeli adalah orang asing
terutama para kolektor keramik maka akan banyak bersenyalir barangbarang keramik di seluruh negara terutama negara yang lebih menghargai
benda-benda keramik yang dianggap langka.
Sejarah mencatat perkembangan keramik di Banten sudah cukup maju
dan berkembang pesat. Tercatat hingga akhir tahun 1642, cukup bayak
keramik berbagai jenis yang dikirim dari Banten menuju Eropa. Di pelabuhan
karangantu yang dulu dikenal sebagai bandar Banten pada abad ke 17
pernah menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai. Perdagangan
rempah-rempah

dan


keramik

ini

termasuk

perdagangan

terbesar

dikepulauan Nusantara pada masa kesultanan, waktu itu hampir seluruh
kebutuhan keramik untuk daratan Eropa dipasok oleh Banten, karena
keramik kebanyakan yang ada berupa alat kebutuhan rumah tangga dan
keramik lain (Cina) berupa hisan yang berasal dinasti Cing dan Ming dengan
berwarna biru putih, keramik Cina pun dikirim melalui pelabuhan Banten.
Sisa kebudayaan masa lampau yang berupa keramik sampai kini masih bisa
disaksikan di rumah-rumah penduduk desa. Tetapi keramik asing yang
sekarang lebih dikenal sebagai “barang antik” semakin langka, akibat
banyaknya pemburu barang antik mencari dan membeli dengan harga yang

cukup tinggi.
Sekarang ini, keramik Banten masih berkembang di Kampung Dukuh,
Kecamatan Ciruas, Serang. Warga masarakat di kampung tersebut masih

1

mempertahankan budaya membuat keramik khas Banten. Untuk itu, perlu
adanya usaha ekstra keras untuk membangkitkan kembali industri keramik
sebagai ciri khas Banten, dengan memulai membuat replika-replika keramik
masa lalu, yang diselaraskan dengan selera kebutuhan konsumen masa kini.
Sejauh ini, keramik Banten dapat di temukan di beberapa tempat, antara lain
di pasar Anyer, Ciruas, Bali dan Mancanegara. Karena harganya relatif
terjangkau oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Keramik khas Banten terbagi dalam dua klasifikasi, yaitu: yang
berbentuk wadah dan yang bukan wadah. Keramik berbentuk wadah sendiri
mempunyai subklasifikasi, yaitu pasu, piring persegi, piring bulat,
jambangan bulat, jambangan silinder, pot bunga, kendi, periuk, wajan dan
kuali. Sedangkan yang bukan wadah, biasanya berbentuk periuk. Hiasan
khas keramik Baten yang paling populer adalah motip tumpal bergerigi dan
ceplok dari teknik cap serta motip yang dihasilkan dengan teknik cubit.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh sejarahwan Banten, Drs. H. Halwany
Michrob M.Sc. (alm) di Situs Banten lama membuktikan, hanya ada dua
teknik menghias yang kerap dilakukan pengrajin keramik Banten, yaitu
teknik gores dan teknik tekan.
Di kampung Dukuh setiap orang mampu menghasilkan 10 - 20 gentong
sehari, bahan setengah jadi. Seperti yang dikerjakan oleh para wanita yang
sedang mengerjakan pembuatan gentong dirumahnya, produksi keramik
yang dihasilkan hampir di setiap rumah didesa Bumi Jaya bermacam macam
jenisnya antara lain; kendi, gentong, celengan, padasan (tempayan untuk air
sembahyang), pot bunga, dupa, pendaringan, keren (tempat masak), kuali,
buyung, coet, momolo, dan lain sebagainya.

2

Menelusuri lorong-lorong Perkampungan Desa Bumi Jaya, tidak jauh
dengan suasana kehidupan desa pesisir utara pulau jawa pada pada
umumnya para peduduknya, terkesan apa adanya, penuh keramahan.

2.


The Origin Product.
Tembikar adalah alat keramik yang dibuat oleh pengrajin. Tembikar

dibuat dengan membentuk tanah liat menjadi suatu obyek. Alat tembikar
yang paling dasar adalah tangan.
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk
kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna
membantu kehidupan manusia. Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa
pra sejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan mulai bercocok
tanam. Situs-situs arkeologi di indonesia, telah ditemukan banyak tembikar
yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius
seperti upacara dan penguburan. tembikar yang paling sederhana dibentuk
dengan hanya menggunkan tangan, yang berciri adonan kasar dan bagian
pecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari), selain itu bentuknya
kadang tidak simetris. selain dibuat dengan teknik tangan, tembikar yang
lebih modern dibuat dengan menggunakan tatap-batu dan roda putar.
Macam–macam gerabah, yaitu: Piring, Kendi, Guci, Tempayan, Anglo, Kuali,
Celengan, Pot, Gerabah hiasan, Kowi (Tempat Penggodogan Emas), Tungku
Batu Bara, Vas Bunga, Gentong antik, dsb.
Cara pembuatan:

a)

Pengambilan tanah liat.
Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke dalam
tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang

3

baik berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah
digali kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses
selanjutnya.

b)

Persiapan tanah liat.
Tanah liat yang telah terkumpul disiram air hingga basah merata
kemudian didiamkan selama satu hingga dua hari. Setelah itu,
kemudian tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat. Ada dua cara
penggilingan yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual
dilakukan dnegan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet

dan halus. Sedangkan secar mekanis dengan menggunakan mesin
giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses
giling manual.

c)

Proses pembentukan.
Setelah melewati proses penggilingan, maka tanah liat siap dibentuk
sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan disain depat dihasilkan
dari tanah liat. Seberapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang
diperlukan tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan
dihasilkan, bentuk dan disainnya. Perajin gerabah akan menggunakan
kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan kedua kaki untuk
memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan konsentrasi sangat
diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu
alat pemutar (perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga
sangat diperlukan untuk membentuk gerabah dengan baik.

d)

Penjemuran.

4

Setelah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan
penjemuran. Sebelum dijemur di bawah terik matahari, gerabah yang
sudah agak mengeras dihaluskan dengan air dan kain kecil lalu dibatik
dengan batu api. Setalah itu baru dijemur hingga benar-benar kering.
Lamanya waktu penjemuran disesuaikan dengan cuaca dan panas
matahari.
e)

Pembakaran.
Setalah gerabah menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian
banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku
pembakaran. Gerabah-gerabah tersebut kemudian dibakar selama
beberapa jam hingga benar-benar keras. Proses ini dilakukan agar
gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Bahan bakar yang
digunakan untuk proses pembakaran adalah jerami kering, daun kelapa
kering ataupun kayu bakar.

f)

Penyempurnaan.
Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat dicat dengan cat
khusus atau diglasir sehingga terlihat indah dan menarik sehingga
bernilai jual tinggi.

3.

Weakness and Strength.

A.

Weakness
1)

Dibandingan dengan pengrajin keramik Plered, Purwakarta dan
Asongan Jogyakarta, daerah ini jauh tertinggal. Para pengrajin
disini belum mengenal glasir dan corak warna serta pembakaran
masih

dilakukan

secara

tradisional.

Bentuk

barang

yang

diproduksi tidak mengalami perubahan yang segnifikan dari

5

tahun ke tahun dari segi estetika tidak diperhatikan hingga
mutu/kulitas rendah, tidak menarik konsumen sebagai barang
hiasan. Padahal dalam peta bumi kebudayaan, daerah ini dikenal
sebagai penghasil keramik sejak jaman kesultanaan Banten. Tetapi
para pengrajin disini tidak terpengaruh terhadap membanjirnya
keramik asing yang datang dari Cina yang bermotif indah dan
menawan.
2)

Sistem pemasaran produk yang kurang baik, karena keterbatasan
sumber daya modal.

3)

Sistem pelatihan kerja dan keamanan kerja kurang memadai
dalam hal produksi.

4)

Kurangnya intervensi pemerintah daerah untuk pengembangan
usaha gerabah ini.

5)

Produksi masih bersifat musiman, dimana ada dana maka akan
berproduksi, namun sebaliknya jika tidak ada dana makan tidak
produksi. Hal ini disebabkan ketidakstabilan dana yang dimiliki,
untuk itu dibutuhkan koperasi sebagai pengelola dana.

6)

Masih lemahnya wawasan masyarakat akan pentingnya koperasi.

7)

Tidak sedikit para pengrajin didesa Bumi Jaya terjerat “Pengijon”

8)

Bantuan Permodalan dari pemerintah tak kunjung terealisasi.

9)

Diragukannya

kemampuan

pengrajin

dalam

memenuhi

permintaan pasar mancanegara yang begitu besar.

B.

Strength

6

1)

Di Desa Bumi Jaya, di kenal dari jaman dulu hingga sekarang
dengan sebutan sebagai ‘desa gerabah’ karena karya seninya yang
telah melalangbuana hampir ke seluruh pelosok Nusantara dan
negara Eropa. Tapi sedikit saja orang yang tahu, keramik yang
sering dijadikan interior maupun eksterior hotel-hotel kawasan
Anyer, Bali, dan beberapa perumahan elite di Jakarta, ternyata
keramik yang digunakan adalah hasil karya tangan-tangan
terampil Banten. Secara tidak sadar pula, ibu-ibu rumah tangga
yang selama ini akrab dengan gerabah dari tanah liat, yang selalu
di pakai untuk menyimpan beras atau mendinginkan air, ternyata
tidak jauh di buat dari lokasi mereka tinggal.

2)

Merupakan satu satunya desa yang memiliki bahan produksi
terbaik dan hasil produksi yang amat baik.

3)

Dalam jangka panjang produk ini merupakan sebuah Maha Karya
dengan ciri khas budaya daerah yang memiliki nilai seni yang
tinggi. Sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang tidak
terduga ketika produk itu dibutuhkan kolektor dimancanegara.

4)

Hasil produksi gerabah bumi jaya ini digunakan oleh para
seniman bali, lalu para seniman tersebut memberikan sedikit
sentuhan dalam motif dan corak warna sehingga gerabah tersebut
memiliki daya beli yang tinggi dan harga yang fantastis.

5)

Gerabah Desa Bumi Jaya Banten tembus pasar Eropa hingga
mengantongi omset Rp.600 juta per tahun.

4.

Distribution.
Masih terdapat kendala dalam jalur distribusi, dimana kondisi

infrastruktur yang masih buruk. Sehingga sebagian barang hasil produksi
7

yang diangkut pecah karena berbenturan saat diperjalanan. Jalur distribusi
yang

buruk

adalah

jalur

Ciruas-

Tirtayasa

dimana

kondisi

jalur

bergelombang dan berlubang sehingga barang hasil produksi sampai dalam
keadaan yang tidak utuh. Untuk itu diperlukan prinsip kehati-hatian dalam
proses pendistribusian.

Pendistribusian gerabah ini dipasarkan di wilayah Banten, Jakarta,
Yogyakarta, Kalimantan, Sumatra, dan Bali. Untuk dimancanegara gerabah
ini dipasarkan di Eropa, yaitu di Perancis dan Belanda. Menurut kami lokasi
gerabah Desa Bumi Jaya ini sangatlah strategis dimana letaknya di Ibu Kota
Provinsi Banten yaitu Serang, serta cukup dekat dengan DKI Jakarta, Bandara
Internasional Soekarno Hatta, dan Pelabuhan Merak. Hal tersebut sebetulnya
mempermudah dalam pendistribusian antar kota maupun antar Negara,
namu diperlukan perbaikan di jalur Ciruas-Tirtayasa provinsi Banten.

5.

Raw Material or Added Value.
Gerabah termasuk Added Value (barang jadi) karena barang yang sudah

melalui proses produksi dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan.

6.

In Line or Out Line The Product.
Gerabah termasuk Out Line The Product, karena termasuk barang

tradisional yang memiliki pontensi yang sudah lama, namun belum
mengalami kemajuan.

7.

Competitor.

8

Kompetitor dari Gerabah Desa Bumi Jaya Kampung Dukuh, Ciruas,
Serang, Banten yaitu: Plered, Purwakarta, Pundong (Bantul), dan Kasongan
Jogyakarta

8.

Competitive Value.
Nilai Kompetisi (Best Product) ,yaitu: Kuali/ Kowi (Penggodogan Emas),

dan Tungku Batu Bara.


Kowi merupakan kuali yang digunakan untuk peleburan emas,
alumunium, kuningan, timah dll. Gambar dibawah ini adalah kowi
dengan diameter 7cm dan 14cm.



Tungku Batu Bara digunakan untuk mengolah batu bara jenis non
karbonisasi (biasa), karena jenis yang tidak mengalamai karbonisasi
sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena
zat terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada
penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor)
sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana
seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh
lidah api dipermukaan tungku. Tungku ini umumnya digunakan untuk
industri kecil. Positifnya tungku ini jauh lebih aman terhadap alat
pernapasan.

9



Dua produk tersebut merupakan barang unggulan yang harganya amat
terjangkau namun amat berguna yang merupakan penerapan teknologi
sederhana dalam pengolahan emas dan batubara. Dua produk tersebut
merupakan produk asli, dan Provinsi Banten sendiri merupakan
produsen tunggal kedua produk tersebut.

9.

Picture and More Information

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

10

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

11

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

12

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

13

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

14

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

15

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

16

Sentra Gerabah Bumi Jaya Kampung Dukuh, Jalan Ciptayasa Km.6 Pasar Dukuh Desa
Bumi Jaya Kec. Ciruas Kab. Serang Banten.

10. More UMKM in Banten Province
Hasil UMKM Provinsi Banten

17

Hasil UMKM Provinsi Banten

18

Hasil UMKM Provinsi Banten

19

Hasil UMKM Provinsi Banten

20

Hasil UMKM Provinsi Banten

21

Hasil UMKM Provinsi Banten

22