B1J009083 5.

III. METODE PENELITIAN
A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Materi Penelitian
a. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang
memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu lapuk, dan tanah yang
diperoleh dari kebun karet PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero)
Kebun Krumput Banyumas Jawa Tengah.
Bahan yang digunakan untuk melakukan isolasi dan seleksi adalah
aquades steril, medium Potato Dextrose Agar (PDA), alkohol 70%,
kloramfenikol, dan medium Bavendamm (PDA + asam galat).
b. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah masker, alat tulis,
kamera digital, autoklaf, Laminar Air Flow (LAF), oven, kantong plastik,
kertas label, timbangan analitik, cawan petri, gelas ukur, jarum ose, pipet
seukuran (5 ml dan 10 ml), pipet tetes, skalpel, wrapper, pembakar
spirtus, beaker glass (200 ml, 500 ml, dan 1000 ml), kapas, magnetik
stirrer, labu Erlenmeyer 250 ml, batang pengaduk, bor gabus (diameter 4
mm), kompor gas, aluminium foil, kaca preparat, kaca objek, mikrometer
okuler, kertas tissue, kapas, tabung reaksi, mikroskop, alat pemantik, dan
pinset.


2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tahapan pengambilan sampel jamur dilakukan di kebun karet PT.

bio.unsoed.ac.id

Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Banyumas, pada bulan
Januari 2014. Inventarisasi terdiri atas tahapan isolasi, seleksi, dan
identifikasi jamur pelapuk putih akan dilakukan di Laboratorium Mikologi
dan Fitopatologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.

B. Metode Penelitian dan Cara Kerja
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survai dengan teknik pengambilan sampel secara acak terpilih (Purposive
Random Sampling) di kebun karet PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero)
Kebun Krumput Banyumas Jawa Tengah. Identifikasi sampel jamur pelapuk
putih yang didapat berdasarkan ciri morfologinya.

2. Parameter

Parameter utama yang diamati adalah hasil isolasi dan seleksi jamur
pelapuk putih. Parameter pendukung yang diamati yaitu warna koloni,
warna sebalik koloni, diameter miselium, tipe pertumbuhan, tekstur
permukaan koloni, pigmentasi media berdasarkan uji Bavendam, serta
diameter hifa.
3. Cara Kerja
3.1 Pembuatan medium PDA terdapat pada Lampiran 1 (Atlas, 1995).
3.2 Pembuatan

medium

seleksi

jamur

pelapuk

putih

(medium


Bavendam) terdapat pada Lampiran 2 (Nishida et al., 1988).
3.3 Pengambilan Sampel
Sampel jamur diambil secara acak

di kawasan kebun karet PT.

Perkebunan Karet Nusantara IX (Persero) Kebun Krumput Banyumas
(Lampiran. 3) menggunakan metode jelajah, dengan mencari dan
mengumpulkan jamur yang mempunyai tubuh buah, tanah yang
mengandung serasah atau bahan organik, ranting, dan kayu yang sudah
lapuk (Arif et al., 2008). Sampel jamur diamati secara visual dan

bio.unsoed.ac.id

didokumentasikan. Sampel kemudian disimpan ke dalam kantong plastik
dan diberi label untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium dan dilakukan
tahapan selanjutnya.
3.4 Isolasi jamur pelapuk putih, seleksi isolat jamur pelapuk putih,
identifikasi dan koleksi jamur pelapuk putih.

a. Isolasi

jenis-jenis

jamur

yang

diperoleh

dilaksanakan di laboratorium, dengan tahapan:
11

dari

lapangan

1). Isolasi jamur dengan menggunakan metode tanam langsung
(Arif et al., 2008)
Metode ini digunakan pada sampel jamur yang ditemukan

pada kayu yang sudah lapuk, ranting maupun pada serasah daun
serta jamur makroskopis. Sampel jamur yang sudah dipotong
kecil sebelum dibiakkan dilakukan sterilisasi permukaan dengan
memasukkannya ke dalam larutan alkohol 70% selama 1 menit,
kemudian dibilas dengan akuades steril ± 5 detik dengan tiga kali
ulangan, setelah itu dikeringkan dengan tissue steril ± 1 menit,
selanjutnya ditanam ke medium PDA. Inkubasi dilakukan pada
suhu ruang selama ± 3-4 hari sampai terlihat adanya pertumbuhan
miselium jamur. Biakan yang tumbuh selanjutnya dimurnikan
pada medium PDA yang baru, dengan cara memindahkannya
menggunakan bor gabus yang berdiameter 4 mm. Inkubasi
dilakukan pada suhu ruang selama ± 3-4 hari sampai terlihat
adanya pertumbuhan jamur tunggal.
2). Isolasi dengan menggunakan metode pengenceran (Arif et al.,
2008)
Metode ini digunakan pada sampel yang berasal dari tanah.
Prosedur isolasi diawali dengan pengambilan sampel tanah
sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan ke dalam 9 ml akuades
steril dihomogenkan dengan mengocoknya sampai tercampur.
Pengenceran dilakukan dengan cara mensuspensikan 1 ml ke

dalam 9 ml akuades steril dan seterusnya sampai pada
pengenceran 10-7. Sebanyak 0,1 ml, dituang pada cawan petri
yang berisi media, selanjutnya diratakan. Inkubasi dilakukan pada
suhu ruang selama 3-4 hari sampai terlihat adanya pertumbuhan

bio.unsoed.ac.id

miselium jamur. Biakan campuran yang tumbuh selanjutnya
dimurnikan pada medium PDA yang baru, dengan cara
memindahkannya menggunakan bor gabus yang berdiameter 4
mm. Inkubasi dilakukan pada suhu ruang selama 3-4 hari sampai
terlihat adanya pertumbuhan jamur tunggal.

12

b. Seleksi jamur pelapuk putih (Nishida et al., 1988)
Jamur tunggal (murni) yang diperoleh dari hasil isolasi kemudian
diinokulasikan ke cawan yang sudah berisi medium Bavendam.
Jamur ditumbuhkan di tempat gelap (kotak tertutup) selama ± 3-4
hari, apabila pada medium tidak terbentuk warna cokelat berarti uji

Bavendam

negatif (-), artinya

jamur

tersebut

tidak dapat

mengoksidasi asam galat sehingga jamur ini dapat dikelompokkan
ke dalam jamur pelapuk cokelat. Apabila terbentuk warna cokelat
pada medium, berarti uji Bavendam positif (+), artinya jamur
tersebut dapat mengoksidasi asam galat sehingga jamur ini dapat
dikelompokkan ke dalam jamur pelapuk putih. Warna cokelat yang
terbentuk karena adanya reaksi fenol oksidase (Rayner dan Boddy,
1988).
c. Identifikasi jamur pelapuk putih.

Identifikasi dilakukan dengan mengamati ciri makroskopis dan

mikroskopis. Jamur yang diidentifikasi adalah jamur hasil seleksi dari
jamur pelapuk putih. Parameter utama jamur makroskopik yang diamati
yaitu bentuk tudung, warna tudung, tepi tudung, bentuk tangkai, dan
perlekatan tangkai pada tudung. Parameter utama jamur mikroskopik yang
diamati yaitu warna koloni, warna sebalik koloni, diameter miselium,
pigmentasi medium berdasarkan uji Bavendam, diameter hifa, ukuran
spora dan warna spora. Parameter pendukung yang diamati yaitu suhu dan
kelembapan. (Arif et al., 2008). Pengukuran diameter hifa dilakukan

dengan cara meletakkan 1 ose hifa jamur yang tumbuh pada medium
Bavendam diatas kaca obyek yang telah ditetesi media yang sudah
memadat kemudian ditutup dengan kaca objek. Preparat tersebut
diletakkan di dalam cawan petri dan diberi pelembap berupa kertas

bio.unsoed.ac.id

tissue steril yang dibasahi dengan akuades steril. Diinkubasi selama
± 1 hari, setelah itu, diukur diameter hifanya dengan menggunakan
mikrometer okuler (Musa et al., 2011). Identifikasi dilakukan dengan
mencocokkan ciri-ciri dengan mengacu pada buku identifikasi

jamur, yaitu Largent dan Johnshon (1977), Domsch dan Gams
(1980), Burnett dan Hunter (1972), dan Streets (1980) sampai tingkat
genus. Identifikasi hanya dilakukan pada isolat jamur yang
13

memberikan hasil positif pada uji Bavendam. Sampel jamur yang
didapat didokumentasikan menggunakan kamera.
d. Koleksi jamur pelapuk putih
Koleksi dilakukan dengan memberikan nomor, nama spesies,
lokasi tempat pengambilan, tanggal pada saat isolasi, tempat tumbuh,
dan ciri khas atau spesifik dari identifikasi jamur pelapuk putih
secara makroskopis maupun mikroskopis

C. Metode Analisis
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk memperjelas
hasil

pengamatan

visual,


dibuat

dokumentasi

makromorfologi dan mikromorfologi.

bio.unsoed.ac.id

14

dalam

bentuk

foto