Akuntansi Keuangan II Kebijakan Akunta

AKUNTANSI KEUANGAN II
RESUME
“Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan”

Disusun Oleh :

Nama

:

NIM

:

Semester

: IV

S1 Akuntansi Reguler Pagi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS MATARAM
2016

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan

1. Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. Standar
akuntansi merupakan kumpulan dari kebijakan akuntansi untuk penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi merupakan prinsip dasar,
konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam
menyusun laporan keuangan. Kebijakan akuntansi ini diterapakan secara
konsisten sehingga laporan keuangan dapat mudah untuk dianalisis dan
dibadingkan dari satu periode ke periode berikutnya. Secara umum standar
menghendaki bahwa entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi dalam
menyusun laporan secara konsisten atau tidak boleh berubah.

Penerapan kebijakan akuntansi sering kali mengharuskan entitas

menggunakan estimasi akntansi. Pemilihan estimasi akuntansi didasarkan pada
informasi yang tersedia pada saat estimasi tersebut dipilih. Pemilihan estimasi
yang tidak tepat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan bisnis dan teknologi
yang berkembang. Untuk itu entitas dapat mengubah estimasi yangg telah
ditentukan. Perubahan estimasi ini kemudian akan menyebabkan dasar
pengukuran suatu beban atau pendapatan menjadi tidak konsisten antara satu
periode dengan periode berikutnya. Sehingga diperlukan adanya standar khusus
yang mengatur perubahan estimasi tersebut.

PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan, mengatur secara komprehensif pemilihan kebijakan
akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi dan koreksi
kesalahan. PSAK 25 (Revisi 2009) merupakan adopsi dari seluruh pengaturan
dalam IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Error.
Perbedaan dengan IAS 8 hanya terkait dengan tanggal efektif dan peraturan
regulator pasar modal dalam tambahan definisi standar akuntansi keuangan.

2. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (Revisi 2009) didefinisikan sebagai
prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas

dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi akan
menentukan saat pengakuan, cara pengukuran, penyajian, dan pengungkapaan
atas elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan bebean dalam
laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi yang signifikan digunakan dalam menyusunu laporan
keuangan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
harus mengungkapkan secara eksplisit kepatuhan dalam penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang digunakan.

Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu dan
mempertimbangkan keterterapan dari sumber-sumber berikut yang sesuai
dengan urutan menurut PSAK 25 (Revisi 2009), meliputi :
1. Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan dengan
masalah serupa dan terkait; dan
2. Definisi, kriteria pengungkapan, konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan.
Jika berdasarkan acuan tersebut manajemen belum dapat menentukan
kebijakan akuntansi yang tepat, maka manajemen juga perlu
mempertimbangkan standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun

standar lain yang mengaci apda KDPPLK yang sama, literatur akuntansi lain
dan praktik akuntansi industri yangberlaku, sepanjang tidak bertentangan pada
acuan utama.
Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP), ketentuan tentang
pernyataan kepatuhan atas standar akuntansi dan kebijakan akuntansi diatur
dalam bab konsep pervasif dalam SAK ETAP. Namun secara umum tidak
terdapat perbedaan pengaturan kebijakan akuntansi antara SAK dan SAK ETAP.

Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten
untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK
secara spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokkan pos-pos dengan
kebijakan akuntansi berbeda adalah hal tepat. Jika PSAK mengizinkan
pengelompokkan tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dilipih dan
diterapkan secara konsisten.

3. Perubahan Kebijkan Akuntansi
Perubahan kebijakan akuntansi dapat dilakukan entitas dengan memenuhi
ketentuan dalam standar PSAK 25 (Revisi 2009) menjelaskan entitas mengubah
suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut :
1. Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau

2. Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal
dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas
entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi terjadi jika entitas mengubah pilihan
kebijakan akuntansi baru untuk suatu transaksi atau peristiwa yang sama. Jika
entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk peristiwa dan transaksi yang
baru dan berbeda dari sebelumnya, maka hal itu tidak dianggap sebagai
perubahan kebijkan akuntansi.
Berikut ini contoh kejadian yang merupakan perubahan kebijakn akuntansi:
1. Perubahan metode persediaan dari metode Average menjadi metode
FIFO
2. Perubahan pengakuan pendapatan konstruksi dari metode biaya
terpulihkan (cost recovery) menjadi metode persentase penyelesaian
(percentage of completion)
3. Perubahan metode penilain aset tetap dan aset berwujud dari metode
biaya ke metode revaluasian.
Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) entitas mencata perubahan kebijakan
akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK sesuai dengan ketentuan
transisi dalam PSAK tersebut. Jika tidak ada kententuan transisi, entitas

menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif. Ketentuan secara

retrospektif juga dilakukan ketika entitas mengubah kebijakan akuntansi secara
sukarela.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka
entitass menyesuaikan :
1. Saldo awal setiap komponen yang terpengaruh untuk periode sajian
paling awal; dan
2. Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk periode sajian seolah-olah
kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkansebelumnya.
4. Perubahan Estimasi
Dampak perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam
laporan laba rugi pada :
1. Periode perubahan, jika dampak erubahan hanya pada periode itu; atau
2. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak
pada keduanya.
Perubahan estimasi yang mengakibatkan perubahanaset, liabilitas atau
terkait pos dalam ekuitas diakui dengan menyesuaikan jumlah item tersebut
pada periode perubahan.
Perubahan estimasi menyebabkan perubahan nilai, sehingga akan

mempengaruhi daya banding laporan keuangan. Untuk itu pengungkapan dalam
catatan ata laporan keuangan diperlukan sehingga pemakai dapat
mempertimbangkan perubahan tersebut dalam melakukan analisis laporan
keuangan. Dalam laporan keuangan, dampak perubahan estimasi biasanya tidak
material terhadap keseluruhan laporan keuangan.
5. Kesalahan
Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) kesalahan periode lalu adalah kelalaian
mencantumkan dan kesalahan mencatat dalam laporan keuangan entitas untuk
satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan atau kesalahan untuk
menggunakan informasi yang :
1. Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut;
dan
2. Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada
laporan keuangan lengkap yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan :
1. Menyajikan kembali jumlah komparatif periode lalu ketika dimana
kesalahan tersebut terjadi; atau
2. Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka

entitas menyajikan kemabli saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal.

Pada saat melakukan koreksi kesalahan, entitas harus mengungkapkan hal
berikut ini :
1. Sifat kesalahan periode lalu
2. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, untuk setiap item
terpengaruh dan LPS dasar atau LPS delusian
3. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal
4. Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis, keadaan yang membuat
keberadaaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan
kesalahan telah dikoreksi.
6. Analisis Laporan Keuangan
Bagi pemabaca laporan keuangan, informasi perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi dan koreksi kesalahan menjadi informasi penting karena
akan mempengaruhi daya banding laporan keuangan antar periode. Analisis
harus dilakukan dengan hati-hati karena informasi tersebut mempengaruhi
kinerja periode sebelumnya dan atau berdampak pada kinerja dimasa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Keuangan II, Dwi Martani

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas terhadap Kinerja Reksadana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

0 54 101

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124

Pengaruh Modal Kerja Dan Leverage Keuangan Tehadap Profitabilitas (Penelitian Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di BEI)

10 68 1

Sistem Informasi Rekapitulasi Absensi dan Penggajian pada Lembaga Keuangan Rakyat BMT Kariman Al Falah

13 105 54

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

SOP Akuntansi Keuangan

7 62 5