Antara Kehidupan dunia dan akhirat

‫ورﲪﺔ ﺒﷲ و ﺮ ﺎ‬
‫ﺒ م‬
‫ وﺒ ﺴةُ وﺒ ﺴم ﺴﻰ أﺴ ﺸ ﺮ ﺶ‬، ‫ وﺶﺶ ﺴ ﺶﲔ ﺴﻰ أُ ﻮﺶر ﺒ ﺪ ﺸـ ﺎ وﺒ ﱢﺪ ﺶ‬،‫ب ﺒﺸ ﺎﺴ ﺶ ﲔ‬
‫ف‬
‫ﺸ‬
‫ﺴ ُ ﺴ‬
‫ﺒﳊﺴ ﺸ ُﺪ ﷲ ﺴر ﱢ ﺴ ﺸ ﺴ ﺴ ﺸ ﺴ ﺸ ُ ﺴ ُ ﺸ‬
‫ﺴ ﺴ ﺸ ﺴ‬
‫ﺴ‬
‫ﺶ‬
‫و و ﺴﻰ آﺶﺶ وأﺴ ﺎﺶﺶ وﺒ ﺎﺶ ﺶﲔ و ﺴﺶ ﻬ ﺶﺶﺈ ﺳ‬
‫ﺎن‬
‫ ﺴﺶﱢـﺴﺎ ُﳏﺴ ﺳﺪ ﻰ ﺒﷲ‬،‫ﲔ‬
‫ﺴﺴ‬
‫ﺒﺸ ُ ﺸﺮ ﺴ ﺸ ﺴ‬
‫ﺴ ﺸ ﺴ ﺴ ﺸﺴ ﺴﺴ ﺸ ﺴُ ﺸ ﺸ ﺴ‬
‫ﺶ‬
. ‫ﱃ ﺴـ ﺸﻮﺶم ﺒ ﱢﺪ ﺸ ﺶ‬
‫ﺐﺴ‬
‫ﺶ‬
‫ﺎﷲ ﺶ ﺒ ﺴ ﺶ‬

: ‫ﺎن ﺒ ﺮﺶﺟﺸ ﺶ‬
‫ﺴ ﺴﺎل ﺒﷲُ ﺴـ ﺴ ﺴﺎﱃ أﺴ ُ ﺸﻮذُ ﺶ ﺴ ﺸ‬
‫وﺒ ـ ﺶ ﺶ‬
.‫ﺪﺒر ﺒ ﺸ ﺴ ﺶﺧﺴﺮﺴة ﺴوﺴ ﺴـﺸ ﺴ ﺴ ﺶ ﺴ ﺴ ﺶ ﺴ ﺒ ﺪ ﺸـﺴﺎ‬
‫ﺒ‬
‫ﺒﷲ‬
‫ﺎك‬
‫آ‬
‫ﺎ‬
‫ﺴ‬
‫ﺴ‬
‫ﺴ‬
ُ
‫ﺴ‬
‫ﺴ ﺸﺴ ﺴ‬
:‫أﺴ ﺎ ﺴـ ﺸ ُﺪ‬
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt, atas limpahan nikmat, rahmat serta
karunia-Nya kepada kita, berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga kita bisa bersama-sama
berkumpul di Masjid Taqwa ini untuk thalabul ilmi, dan menunaikan kewajiban kita sholat
Shubuh secara berjamaah. Mudah-mudaham setiap langkah kita di bulan Ramadhan ini, bisa

membuahkan pahala, menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat ketaqwaan kita di hadapan
Allah Swt. Amien.
Tak lupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw., keluarganya, dan sahabatnya, para tabi'in, kepada kita semua, serta kepada
seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri tauladan
yang baik.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Mas-mas, Mbak-mbak, dan Adik-adik jamaah Sholat Shubuh, yang
dimulyakan Allah…!
Dalam Kesempatan saya akan menyampaikan tentang Antara kehidupan dunia dan akhirat.
Sebagaimana telah saya sebutkan diatas tadi :

‫ﺪﺒر ﺒ ﺸ ﺴ ﺶﺧﺴﺮﺴة ﺴوﺴ ﺴـﺸ ﺴ ﺴ ﺶ ﺴ ﺴ ﺶ ﺴ ﺒ ﺪ ﺸـﺴﺎ‬
‫ﺴوﺒ ﺸـﺴ ﺶ ﺶ ﺴ ﺎ آﺴﺴ ﺴ‬
‫ﺎك ﺒﷲُ ﺒ ﺴ‬

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al
Qashshash: 77).

Cinta Dunia, Disegala bidang, penyakit hubbud-dunya (gila dunia) berawal dari penyakit iman,

yang kemudian menjadi anggapan yang salah bahwa dunia ini adalah tujuan akhir kehidupan,
sehingga akhirat dilupakan. Akhirnya, jabatan dan harta dipandang sebagai tujuan, bukan sebagai
alat untuk meraih keridhaan Allah Swt. Islam tidak memerintahkan umatnya meninggalkan

dunia. Tapi, umat Islam diperintahkan untuk menaklukkan dunia, untuk meletakkan dunia dalam
genggamannya, bukan dalam hatinya.
Dunia dan seisinya adalah amanah Allah. Semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah
di akhirat. Semakin tinggi jabatan, kedudukan, dan semakin banyak nikmat yang diterima
seseorang di dunia, maka semakin berat pula tanggung jawabnya di akhirat. Karena itu, sangatlah
bodoh orang yang siang malam sibuk mengejar dunia demi tujuan-tujuan kepuasan dunia semata.
Menurut Imam Al-Ghazali, cinta dunia adalah pangkal segala dosa. Gemerlap dunia seringkali
membuat orang tersesat sehingga lupa pada tujuan hidupnya sebagai musafir menuju alam
akhirat. Cinta dunia adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Rasulullah saw bersabda, “Kalau
begitu, bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian. Demi
Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku
khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orangorang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya
kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (Hadits riwayat Muslim (2961) dan al-Bukhari
(6425), dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud hal. 73)
Mengabaikan Allah dan tidak mengacuhkan kehidupan akhirat, sepanjang hidup mengejar
keserakahan dunia, berarti hukuman abadi yang akan diterimanya adalah api neraka. Orangorang yang berada di jalan ini digambarkan Al-Qur`an :


‫أُوﺴﺌﺶ ﺒ ﺶ‬
‫ﺒﳊ ﺎ ﺴة ﺒ ﺪ ﺸـ ﺎ ﺶﺎ ﺶ‬
‫ﺶ‬
‫ﺒ‬
‫و‬
‫ﺮ‬
‫ـ‬
‫ﺒ‬
‫ﺬ‬
‫ﳜ‬
‫ة‬
‫ﺮ‬
‫ﺧ‬
‫ﺬ‬
‫ﺒ‬
‫ﻬ‬
‫ـ‬
.‫ﺒب ﺴو ُ ﺸ ـُﺸ ﺴ ُﺮو ﺴن‬
‫ﺸ‬

‫ﺸ‬
‫ﺴ‬
ُ
‫ﺴ‬
‫ﺸ‬
‫ﺸ‬
‫ﺴ‬
‫ﺴ‬
ُ
‫ﺴ‬
ُ ‫ُُ ﺴ‬
‫ﺴ‬
‫ﺴ ﺴ ﺴ ُ ﺴﺴ‬
‫ﺴ‬

Artinya : “Orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Bagi
mereka, Allah memutuskan, “Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan
ditolong.” (QS. Al-Baqarah: 86)
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan
diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. Begitu juga Firman Allah :


‫ﺶ‬
‫ﺶ‬
.‫ﺎﳊﺴﺴ ﺶﺎة ﺒ ﺪ ﺸـﺴﺎ ﺴوﺒ ﺸ ﺴ ﺄﺴ ﻮﺒ ﺶﺴﺎ ﺴوﺒ ﺶﺬ ﺴ ُ ﺸ ﺴ ﺸ آ ﺴﺎ ﺶﺴﺎ ﺴﺎ ﺶُﻮ ﺴن‬
‫ﺿﻮﺒ ﺶ ﺸ‬
ُ ‫ﺐﺶن ﺒ ﺬ ﺴ ﺴـ ﺸﺮ ُﺟﻮ ﺴن ﺴ ﺎءﺴﺴﺎ ﺴوﺴر‬
.‫أُوﺴﺌﺶ ﺴ ﺴ ﺄﺸ ﺴوﺒ ُ ُ ﺒ ُﺎر ﺶﲟﺴﺎ ﺴ ﺎ ُﻮﺒ ﺴ ﺸ ﺶ ُﻮ ﺴن‬

Artinya : “Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan
dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan
kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah
neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS Yunus : 7-8)

Jika seseorang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati. Seperti sombong,
dengki, serakah dan cenderung melelahkan diri sendiri memikirkan yang tidak ada. Semakin
cinta pada dunia, akan semakin serakah. Bahkan, tega berbuat keji hanya untuk mendapatkan
dunia yang diinginkannya.
Dunia dengan segala pesonanya memang sangat menggoda dan mempesona, dan kadang
kesuksesan seseorang memang diukur dari status sosialnya di masyarakat, namun hal tersebut
jangan sampai membuat kita terjebak dan terperangkap cinta dunia. Ingatlah kita hanya hidup


sementara di dunia ini, semua harta dunia yang kita banggakan, tidak akan kita bawa mati, hanya
amal ibadah, dan amal kebaikanlah yang akan menemani kita hingga sampai hari kita
dibangkitkan nanti. Jadikanlah dunia hanya sebagai ladang akhirat kita, tempat kita
mempersiapkan bekal untuk akhirat nanti. Ingatlah selalu, bahwa kelak kita akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang sudah kita lakukan selama kita hidup didunia ini.
Hadirin yang dimulyakan Allah…!
Seperti yang dikatakan dalam salah satu ungkapan dari seorang sahabat Nabi yang bernama
Abdullah bin Amr bin al-Ash R.a.:

.‫ﲤﻮت ﺪﺒ‬

‫ﺄ‬

‫ﺧﺮ‬

‫ﺒ ﺪﺒ و ﺒ‬

‫ﺪ ﺎك ﺄ‬


‫ﺒ‬

“Bekerjalah engkau untuk kepentingan duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan
bekerjalah pula engkau untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok”.
Lalu, apa makna ungkapan Abdullah bin Amr bin al-Ash tersebut diatas? Ada beragam anggapan
tentang ungkapan diatas. Pertama, anggapan bahwa kita harus hidup seimbang fifty-fifty, antara
dunia dan akhirat. Bisa jadi setengah hari untuk urusan dunia dan setengahnya untuk urusan
akhirat. Dan bahwa anggapan seperti ini adalah salah besar.
Kemudian yang kedua, ungkapan tersebut maknanya justru kebalikan dari anggapan pertama.
Artinya, ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa akhirat lebih utama dibanding dunia. Sebagai
buktinya bahwa untuk urusan akhirat harus disegerakan (karena waktunya sempit, yaitu besok),
dan urusan dunia boleh ditunda (karena waktunya masih panjang yaitu hidup selamalamanya). Jadi, ungkapan tersebut hanya masalah perbandingan antara dunia dan akhirat.
Perlu juga kita pahami bahwa masalah keduniaan tidak selalu berkaitan dengan persoalan dunia
saja, dan masalah keakhiratan tidak selalu berkaitan soal akhirat. Bisa jadi, suatu perbuatan
kelihatannya dunia, namun sebenarnya ia bernilai akhirat. Contoh: seorang pebisnis yang
berbisnis untuk menafkahi keluarganya. Lalu ia tidak lupa bersedekah, berzakat, dan membantu
orang lain. Bisa jadi, suatu perbuatan kelihatannya akhirat, namun sebenarnya hanya bernilai
dunia. Contoh: mengeluarkan shodaqoh atau infaq sambil menonjolkan dirinya/golongan/
partainya. Di sini perbuatannya bernilai dunia, yaitu karena adanya pamrih ingin dipuji sebagai
orang yang peduli atau dipuji sebagai partai yang pro rakyat. Oleh karenanya nilai akhirat tidak

ada sama sekali.
Jadi, perbuatan apapun yang bernilai akhirat, maka itu perlu diprioritaskan. Tentu saja dengan
niat yang benar. Jika niatnya akhirat, maka dunia akan ikut terbawa. Jika niatnya dunia, maka
akhirat tidak akan ikut terbawa. Maka selayaknyalah hal-hal atau perbuatan yang berkaitan
dengan dunia, selaras dengan aturan-aturan agama sehingga, akan terjadi kesinambungan antara
dunia dan akhirat, dan benar-benar menjadikan dunia adalah ladang untuk kehidupan di akhirat
nanti.
Hadirin yang dimulyakan Allah…!

Coba kita bayangkan, kita hidup di dunia yang modern ini, dimana informasi hampir tidak ada
batas, sebagai contoh mungkin masing-masing kita mempunyai handphone atau yang lain,
bahkan tidak hanya satu, kadang 2 atau lebih, dan tiba-tiba salah satu mendapat sms yang isinya
“Selamat anda mendapat kan hadiah Rp. 15 jt dari telkomsel point. Untuk keterangan lebih lanjut
silahkan hubungi no. sekian-sekian”. Misalnya. Spontan kita gembira riang, seneng, dan berbagai
perasaan bahagia yang lain, Sehingga kita bergegas untuk mengurus dan mendapatkan hadiah
tersebut. Entah dengan berbagai cara apapun. Ilustrasi diatas adalah sbuah contoh gambaran yang
jelas bahwa betapa besar cinta kita kepada dunia.
Lain halnya ketika kita mendapatkan sms yang isinya : “Selamat, anda 2 hari kedepan akan
mendapatkan penyakit kronis, dan 4 hari kemudian meninggal dunia. Silahkan mempersiapkan
diri sebelum menemui kematian”. Bila hal ini benar-bernar terjadi, bagaimana perasaan kita?

pasti kita akan kebingungan atau bahkan depresi, dan selanjutnya kita akan selalu berbuat baik,
sholat tiap saat, sedekah terus menerus, dan selalu berbuat baik sampai ajal itu benar-benar
datang. Hal itu menandakan bahwa benar-benar kita belum siap menghadapi kematian. Karena
sadar atas perbuatan-perbuatan yang telah kita lakukan semala ini.
Hadirin yang dimulyakan Allah..!
Janganlah kita menjadikan agama hanya sekedar sebagai mainan! Janganlah kita tertipu oleh
kemerlapnya kehidupan dunia! Janganlah pula tipuan-tipuan itu membuat kita tertipu dan
kemudian berpaling dari Allah. Sebagaimana yang difirmankan Allah :

ً‫ﺒﻷر ﺴ ﺶﺎم ﺴوﺴ ﺎ ﺴ ﺸﺪ ﺶري ﺴـ ﺸ ﺲ ﺷ ﺎذﺴﺒ ﺴ ﺸ ﺶ ُ ﺴﺪﺒ‬
‫ﺐﺶ ﺷن ﺒﷲﺴ ﺶ ﺴﺪ ُ ﺶ ﺸ ُ ﺒ ﺷ ﺎ ﺴ ﺶﺔ ﺴوـُﺴـﺷﺰُل ﺒﺸ ﺴﺸ ﺴ‬
‫ﺚ ﺴوﺴـ ﺸ ﺴ ُ ﺴ ﺎ ﺶﰲ ﺸ‬
‫ﺶ‬
‫ﺴي أ ﺸﺴر ﺳ‬
.‫ﻮت ﺐﺶ ﺷن ﺒﷲﺴ ﺴ ﺴ ﺲ ﺴﺧﺶﲑﺲ‬
ُ ُ‫ض ﺴﲤ‬
‫ﺴوﺴ ﺎ ﺴ ﺸﺪ ﺶري ﺴـ ﺸ ﺲ ﺄ ﺷ‬

”Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan besok. Dan tiada seorangpun yang

dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mendalam Pengetahuan-Nya” [QS. Luqman : 34].

Demikianlah apa yang saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga kita benar-benar mampu
menyelaraskan hidup antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat nanti. Amien. Dari saya
kurang lebihnya mohon maaf .

.

‫ﺮ ﺒﷲ ﱃ و‬

‫ﺒ ﻮل ﻮﱃ ﺬﺒ و ﺒ‬

‫ورﲪﺔ ﺒﷲ و ﺮ ﺎ‬

‫م‬

‫وﺒ‬