Teori dan Riset Akuntansi docx

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

RISET DAN TEORI AKUNTANSI

OLEH:
Kelompok 11:

Ni Luh Nyoman Sherina Devi

(1391662026)

Ida Ayu Ratih Manuari

(1391662028)

Ni Nyoman Kristiana Dewi

(1391662029)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014

RISET DAN TEORI AKUNTANSI

A. METODE SAINTIFIK DAN RISET AKUNTANSI
Keberadaan teori sangat bermanfaat dalam kehidupan, sebab teori dapat menjelaskan
hubungan ataupun memprediksi fenomena. Teori mengandung sekumpulan dasar pikiran
yang biasa disebut asumsi atau dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau dibangun sehingga
dapat diuji dengan kesimpulan statistik dimana dalam kasus biasa disebut hipotesis. Pada
akhirnya, sebuah teori akan mengandung sekelompok konklusi atau kesimpulan yang berasal
dari premis. Kesimpulan dapat ditentukan baik secara deduksi maupun induksi.
Dua Tipe Penalaran Logis
Penalaran Deduktif
Penalaran Induktif
Bergerak dari hal umum ke khusus
Bergerak dari hal khusus ke umum
Aksioma-aksioma yang formalisasikan Memeriksa data sampel untuk menarik
mungkin digunakan untuk menurunkan simpulan tentang populasi

berbagai autran akuntansi
Limited used to-date

More frequently used to-date

Riset Akuntansi Positif
Pada awalnya, penelitian induktif mengabaikan mengapa akuntansi alternatif tertentu dipilih.
Riset akuntansi positif memfokuskan pada pemahaman mengapa akuntansi alternatif dipilih,
mendeskripsikan ”what is”, tidak berkata apa ”yang seharusnya”
Teori Normatif dan Deskriptif
Selain diklasifikasikan menjadi deduktif dan induktif, teori dapat diklassifikasikan normatif
dan deskriptif. Teori Normatif (preskriptif) menjelaskan bagaimana suatu hal seharusnya
(how they are should be), dan bukan bagaimana mereka sebenarnya (how they are), sistem
Deduktif pada umumnya normatif. Teori Deskriptif menceritakan bagaimana suatu hal (tell us
how things are), dan bukan bagaimana seharusnya mereka (not how they should be), sistem
Induktif pada umumnya deskriptif.
Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu menerangkan
hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada lingkungan bisnis. Riset ini pada
gilirannya bermanfaat dalam proses pengambilan kebijakan dimana metode deduktif
1


membantu memutuskan aturan yang telah ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa
metode induktif dan deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang saling
eksklusif meskipun tidak mungkin menjaga riset induktif agar menjadi bebas nilai (valuefree).
B. AKUNTANSI: SENI ATAU SAINS?
Selama ini, literatur-literatur akuntansi mengembangkan suatu debat berkepanjangan
menyangkut pertanyaan mengenai apakah akuntansi merupakan sebuah ilmu (sains). Mereka
yang berpendapat bahwa akuntansi adalah seni atau keahlian menyarankan agar keahlian
akuntansi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pedagang yang baik harus diajarkan dan
memerlukan adanya pendekatan “legalistik” terhadap akuntansi. Para pendukung akuntansi
adalah ilmu yang sebaliknya menyarankan agar mengajarkan model pengukuran akuntansi
untuk dapat memberikan pandangan yang lebih konseptual kepada para mahasiswa akuntansi
mengenai apa yang hendak dilakukan oleh akuntansi akrual konvensional dalam memenuhi
sasaran umum guna melayani kebutuhan para penggunanya dan untuk menumbuhkan
pemikiran-pemikiran kritis di bidang akunatansi dan perubahan-perubahan dinamis yang
terjadi di dalamnya. Bagaimana akuntansi itu diajarkan, apakah sebagai keahlian ataupun
sebagai ilmu, akan mempengaruhi cara pandang terhadap bidang studi ini dan kesiapan dari
para siswa yang memilih untuk mengambil akuntansi sebagai jurusan utamanya hingga nanti
pada akhirnya ia akan turut bergabung dalam profesi akuntansi.
Teori baik dalam segi normatif maupun positif dan ilmu akuntansi yang ditempatkan

di awal dan tidak hanya di belakang kurikulum akan dapat membantu para siswa dalam
memahami akuntansi secara lebih baik untuk lebih siap terhadap perubahan-perubahan dalam
praktik, hingga sampai kepada pengambilan kebijakan yang llebih baik. Argument yang
disebutkan terakhir tadi sangat sesuai dengan pandangan yang dikenal luas saat ini bahwa
akuntansi adalah suatu ilmu sosial yang lengkap. Argumentasi ini dijabarkan dengan sangat
tepat oleh Mautz sebagai berikut:
Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok sosial;
akuntansi berkepentingan dalam transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya
yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial; akuntansi
menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas-aktivitas yang memiliki implikasi sosial; akuntansi pada hakikatnya bersifat mental.
Menurut dasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.
2

Pandangan terhadap akuntansi sebagai suatu ilmu sosial telah meresap ke dalam atmosfer
lingkungan akademik dan riset mengenai akuntansi, menimbulkan terjadinya perpecahan
dalam bidang profesi ini. Terdapat cukup banyak bukti yang menunjukkan telah terjadi
perpecahan di antara komunitas praktisi dan akademisi akuntansi, yang khususnya
dikarakteristikkan oleh kurangnya minat dan perhatian yang sama. Hal ini dibuktikan oleh
respons yang diberikan terhadap survey AICPA atas para anggota institusi di bidang

pendidikan berikut ini:
1. Masalah terpenting yang dihadapi oleh CPA dalam bidang pendidikan adalah adanya
kenyataan bahwa bidang akademi telah terpisah terlalu jauh dari profesi akuntansi.
2. Riset akuntansi yang saat ini kebanyakan dijalankan tidak relevan sama sekali dengan
akuntansi di dunia nyata.
3. Para pengajar seringkali kurang berinteraksi dengan para praktisi.
Sterling (1975 and 1979) menegaskan bahwa istilah “seni” sangat tergantung pada
interpretasi personal praktisi. Sedangkan “sains” tergantung pada prosedur-prosedur
pengukuran khusus yang ketat. Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat
kepada seni daripada ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefinisikan masalah.
Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang gerak yang luas tersedia
dalam pengukuran kita dalam menyeleksi metode penyusutan dan memutuskan jumlah tahun
masa manfaat dan nilai sisa. Hasilnya, objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah
berjuang keras untuk mengadakan prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang bermakna
secara ekonomi. Sebagaimana replacement cost atau NRV dari aset atau elemen lain yang
diukur.
Namun demikian, akuntansi sebagian besar berkaitan dengan unsur manusia, yang
kurang terkendali daripada fenomena fisik yang diukur dalam ilmu alam (sains). Karenanya,
kita bisa memperkirakan akuntansi, bersama dengan ekonomi dan ilmu-ilmu sosial lainnya,
adalah kurang akurat dalam pengukuran dan prediksi dibandingkan dengan ilmu alam.


C. ARAH RISET AKUNTANSI

3

Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau arahan
riset akuntansi. Pendekatan-pendekatan ini mewakili perubahan yang signifikan melampaui
riset normatif murni pada generasi yang lalu.
Pendekatan Model-Keputusan (The Decision-Model Approach)
Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Dari
sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry value, exit value dan discounted
cash flows yang memenuhi syarat berkemungkinan bermanfaat. Pendekatan ini tidak
menyatakan informasi yang diinginkan pengguna melainkan lebih berkonsentrasi pada
informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Orientasinya adalah
normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat keputusan yang perlu
diingatkan bagaimana menggunakan informasi jika mereka tidak familiar dengan informasi
tersebut.
Riset Pasar Modal (Capital Market Research)
Sebuah jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif memperlihatkan harga saham
perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam keadaan tidak bias terhadap informasi

baru. Karenanya harga pasar diasumsikan dapat merefleksikan secara utuh semua informasi
yang tersedia untuk publik. Proposisi ini secara prinsip dari disiplin keuangan diketahui
sebagai efficient market hypothesis atau hipotesis pasar efisien. Ketika informasi secara cepat
direfleksikan dalam harga sekuritas, maka ada permintaan untuk meningkatkan
pengungkapan akuntansi.
Riset Keperilakuan (Behavioral Research)
Perhatian utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna informasi akuntansi membuat
keputusan dan informasi apa yang mereka perlukan. Pendekatannya adalah deskriptif,
sedangkan pendekatan decision model adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini
menggunakan subyek situasi percobaan yang terkendalikan dengan seksama. Banyak studi
telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model keputusan normatif dengan proses
keputusan aktual dari pengguna (users). Riset lain menemukan adanya tendensi untuk
menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan untuk tujuan pengambilan keputusan
manajerial.
Teori Agensi (Agency Theory sering disebut Contracting Theory)
4

Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah topik penting dalam riset akuntansi saat ini.
Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan merupakan contoh yang istimewa
dari riset perilaku walaupun akar teori keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih dari

psikologi dan sosiologi. Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi
konflik antara kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang penting
dari teori adalah titik persimpangan antara banyak tipe kontrak di antara manajemen, pemilik,
kreditur dan pemerintah. Hasilnya teori keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan
pemantauan dan pelaksanaan di antara kelompok yang beragam.
Pada teori ini, individu bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik bagi mereka, perusahaan
merupakan titik pertemuan (intersection) berbagai tipe hubungan kontraktual antara
manajemen, pemilik, kreditur, dan pemerintah. Berkaitan dengan biaya pengawasan dan
penguatan hubungan antara berbagai kelompok riset informasi ekonomi, memfokuskan pada
biaya untuk menghasilkan informasi akuntansi.
Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan benefit dalam menghasilkan
informasi akuntansi. Riset informasi ekonomi biasanya dasarnya adalah analitis/deduktif.
Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan analisa situasi dalam
analisanya. Hal ini karena pembagian resiko antara prinsip dan agen adalah koneksi dekat
dengan isu apakah keduanya memiliki informasi yang penuh atau apakah akan terjadi
informasi yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi
yang lebih banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teori informasi adalah menentukan
bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan pembagian
resiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja

manajemen relatif penting untuk menentukan insentif dan reward manajemen).
Riset Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi memiliki
peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan konstituen sosial
seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum. Hal ini secara langsung diperhatikan secara
aktif dalam peran sosial akuntan. Critical Accounting merupakan perpaduan gabungan dua
area dari akuntansi yang dikembangkan sejak 1960-an yaitu: akuntansi kepentingan publik
dan akuntansi sosial. Akuntansi kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas dari pajak
5

dan nasehat keuangan pada individu, kelompok dan usaha kecil yang tidak mampu membayar
jasa tersebut. Akuntansi sosial menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untuk
mengambil dari perusahaan beban eksternal, seperti polusi yang menimbulkan kerusakan
pada masyarakat. Riset Critical Accounting meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan
untuk mencoba menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
6

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba

Empat.
Saeni,

Asrini

Ali.

2013.

Teori

dan

Penelitian

http://www.slideshare.net/asrini0607/teori-akuntansi-dan-penelitian-akuntansi.

Akuntansi.
Akses


Tanggal: 21 Februari 2014.
Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001. Accounting Theory : A
Conceptual and Institutional Approach, Fifth Edition. South Western Collage Publishing,
Cincinnati, Ohio.

7